LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2017/2018 2017/2018
JUDUL
AUDIO RECEIVER
GRUP
04
5A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
PEMBUAT LAPORAN
: Kelompok 5
NAMA PRAKTIKAN
: 1. Ade Zazkiatun Nabila
(1315020001)
2. Fuanisa Bonita HS
(1315020045)
3. Fidelia Primafacia
(1315030041)
4. Rifqi Wahyu P
(1315030015)
5. Sandy Salomo S
(1315030114)
TGL. SELESAI PRAKTIKUM
:
13 Desember 2017
TGL. PENYERAHAN LAPORAN
:
20 Desember 2017
N
I
L
A
I
KETERANGAN
:..........
: . . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .................................................. ..................................................
AUDIO RECEIVER
1. TUJUAN
a. Menentukan fungsi dua transistor pada sebuah rangkaian Audio Reclifier. b. Mengerti bentuk filter HF dan mengeluarkan fungsinya. c. Membuka ketergantungan titik kerja dari transistor audio terhadap besarnya sinyal input. d. Menjelaskan pengaruhnya pada audio saat transistor over drive. e.
Menjelaskan alas an mengapa demodulator tidak bekerja saat titik kerja transistor tidak tepat.
2.
DIAGRAM RANGKAIAN
3.
ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
1 Universal Power supply, + 15 V, DC 1 AM Function Generator 3 Universal Patch Panel 1 Dual Trace Oscilloscope 1 Digital Multimeter 1 Resistor 300 Ohm 1 Resistor 1 KOhm 1 Resistor 4,7 KOhm
1 Resistor 100 KOhm 1 Resistor 220 KOhm 1 Potensiometer 100 KOhm, lin 1 Variable Capasistor 5…500 pF 1 Capasistor 10 pF 1 Capasistor 470 pF 1 Capasistor 1 nF 1 Capasistor 2,2 nF 1 Capasistor 10 nF 1 Capasistor 0,1 µF 1 Ferrita Antena 1 Loud Speaker 1 AF amplifier 2 Transistor DC 107, base left
Resistor R1 = 100 KOhm R2 = 1 KOhm R3 = 100 KOhm R4 = 330 Ohm R5 = 4,7 KOhm R6 = 220 KOhm Capacitor C1 = 5. . . 50 pF, variable C2 = 10 pF C3 = 10 nF C4 = 470 pF C5 = 2,2 nF C6 = 1 nF C7 = 100 nF C8 = 100 nF Transistor V1 = V2 = BC 107 Ferrita Antena L1 = SO 5123-6W Potensiometer P1 = 100 KOhm, linier AF amplifier SO 5124-3A Loudspeaker SO 5124-2M
4. PENDAHULUAN
Audio receiver adalah sebuah rangkaian demodulator yang dipakai untuk penyearahan pada titik base-emiter dari transistor. Pada saat transistor tersebut bekerja ( lihat gambar 1a ). Transistor tersebut beroperasi sebagai sebuah penguat linier. Pada masing-masing setengah siklus akan dikuatkan. Pada saat setengah siklus positif, ( gambar 1b ) terdapat perubahan arus pada collector. Tegangan yang terdapat pada hambata merupakan nilai rata-rata dari anvelope sesudah frekuesin tinggi tersebut difilter. Keburukan dari rangkaian ini adalah adanya over driving pada transistor, sehingga IC max = Uo/Rc. Penyearahan juga terjadi pada titik base-emiter. Pada gambar 1a jika transistor over drive, capasitor copling akan berubah selama setengah siklus positif. 5.
LANGKAH KERJA
Hubungkan rangkaian seperti pada gambar. Dapatkan sedikitnya satu pemancar radio pada penerima ini, untuk menunjukkan bahwa rangkaian ini benar. 5.1 Fungsi tiap-tiap tingkat Generator : gelombang sinus, F = 1 MHz, tanpa modulasi hubungkan ke input antenna, lepas C5 5.1.1 Hubungkan oscilloscope ke MP1. Atur C1 hingga dicapai resonansi. Atur tegangan output generator hingga tegangan pada MP1 adalah 3 Vpp. 5.1.2 Modulasikan carrier dengan frekuensi 800 Hz. Modulasi maksimum = 30 %. Tunjukkan sinyal pada test point MP1. Berikan keterangan bentuk sinyal yang terdapat pada masing-masing test point jika MP3 sukar dilhat. Atur P1 dan hubungkan C5. 5.1.3 Jelaskan fungsi masing-masing transistor V1 dan V₁ 5.2 Prinsip Audio Sinyal input seperti sebelumnya. 5.2.1 Hubungkan oscilloscope ke MP1. Hubungkan multimeter digital (20 V DC) ke MP2. Lepas C4, atur P1 hingga tegangan base-emiter 0,6 V (V2)
5.2.2 Pasang C4 dan berikan tegangan input seperti pada table. Ukur semua tegangan base-emitor pada V2. Berikan secara singkat tentang hasilnya. 5.2.3 Selain dari tegangan bias base, hasil setting P1 disini masih terdapat tegangan DC lain. Mengapa hal ini terjadi? Apa fungsi C4! 5.2.4 Pasang tegangan HF : 1 Vpp, atur modulasi 30 %. Tunjukkan sinyal pada MP3 dan Mp4 ! a. Atur P1 hingga AF tanpa distorsi ! b. Naikkan P1 hingga AF tak terlihat. Untuk masing-masing keadaan, ukur tegangan B-E pada V2. Mengapa sinyal AF tidak timbul pada keadaan b ! 5.2.5 Bagaimana titik kerja pada transistor harus diset agar rangkaian dapat bekerja sebagai rangkaian audio ! 6.
DATA HASIL PERCOBAAN
Lembar kerja 1 Untuk 5.1.2 Gambar pada titik pengukuran : MP1 : Gelombang output pada MP1 menggambarkan bentuk resonansi dari suara yang keluar pada speaker. MP2 : Gelombang output pada MP2 menggambarkan bentuk resonansi dari suara yang keluar pada speaker, namun distribusi tegangan yang dihasilkan menurun. Suara yang dihasilkan pada MP2 lebih besar dibanding MP1. MP3 : Suara yang dihasilkan MP3 menghilang dikarenakan frekuensi terlalu besar dan gelombang berbentuk sinus. MP4 : Tegangan yang dihasilkan MP4 lebih kecil dibandingkan MP1, MP2, MP3, namun suara MP4 lebih besar. Untuk 5.1.3 Fungsi V1 : Penguat RF Fungsi V2 : Penyearah Lembar Kerja 2 Untuk 5.2.2 Keterangan titik kerja pada tegangan input Vipp/V 0 1 2 Vbe/V 0,618 0,59 0,55
3 0,514
4 0,491
5 0,47
Hasilnya : Nilai tegangan yang dihasilkan cenderung konstan, namun pada kondisi medium menghasilkan nilai yang paling tinggi Untuk 5.2.3 Bagaimana pengaruh tegangan drive : Pada P1 masih terdapat tegangan DC karena pengaruh C4 sebagai filter tegangan dan masuk ke kaki base transistor yang terhubung ke ground, pengaruh tegangan drive adalah mengamplitudokan sinyal analog pada rangkaian ADC Untuk 5.2.4 a) AF – tanpa distorsi b) AF – tak tampak
Vbe = 0,06 V Vbe = 0,005 V
Sebab : Dikarenakan nilai tahanan berubah dan V1 berfungsi sebagai resonansi. Lembar kerja 3 Untuk 5.2.5 Pemilihan titik kerja saat operasi audio : Emitor di set agar terhubung ke AF Amplifier agar rangkaian d apat bekerja sebagai audio receiver menggunakan rangkaian kopling khususnya rangkaian direct kopling dikarenakan pada penggunaan direct kopling memberikan respon frekuensi yang bagus yang sangat dibutuhkan pada sinyal audio.
LAMPIRAN
MP1 800 Hz
MP2 800Hz
MP3 800Hz
MP4 800Hz