PROPOSAL MUKTAMAR ‘AISYIYAH KE-46
muktamar ‘aisyiyah ke-46 yogyakarta, 20-25 rajab 1431h/3-8 juli 2010m
PIMPINAN PUSAT ‘AISYIYAH
PROPOSAL MUKTAMAR ‘AISYIYAH KE-46 TAHUN 2010 M/1431 H DI YOGYAKARTA TEMA: Muktamar ‘Aisyiyah ke-46 mengambil tema: “ DINAMIKA GERAKAN PEREMPUAN INDONESIA UNTUK PENCERAHAN PERADABAN BANGSA”.
DASAR PEMIKIRAN: 1. Muktamar ‘Aisyiyah adalah permusyawaratan tertinggi dalam ‘Aisyiyah, organisasi perempuannya Muhammadiyah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Muktamar ‘Aisyiyah diadakan satu kali dalam lima tahun AD Bab VII Pasal 22 Ayat (4). Muktamarnya yang sebentar lagi akan berlangsung merupakan Muktamarnya yang ke-46 dan merupakan Muktamar menjelang usianya yang satu abad. Muktamarnya yang gerakannya ke-46 ini dilaksanakan bersamaan waktu dan tempatnya dengan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, yaitu pada tanggal 3 – 8 Juli 2010 dan berlangsung di kota kelahiran Muhammadiyah, yaitu Yogyakarta. Sebagai gerakan perempuan muslim Indonesia yang tertua, ‘Aisyiyah melaksanakan Muktamar jelang satu abad dengan memaknai gerakannya sebagai gerakan perempuan Indonesia yang telah hampir satu abad memberikan kontribusi terhadap upaya membangun pencerahan peradaban bangsa. 2. Perjuangan gerakan perempuan Indonesia telah melewati perjalanan panjang. Sejarah telah mencatat bahwa perjuangan perempuan telah dimulai sejak masa colonial, berpuluh-puluh tahun sebelum bangsa mendapatkan kemerdekaannya. Data yang ditunjukkan oleh gerakan perempuan Indonesia yang bernama ’Aisyiyah mampu memperlihatkan data bahwa sekurang-kurangnya telah 33 tahun sebelum adanya Negara Republik Indonesia, perempuan Indonesia telah menampilkan kegiatannya dalam peningkatan diri untuk berkiprah efektif menyejahterakan kehiduppan masyarakat baik secara moril, materiil, maupun spiritual. Kiprah gerakan perempuan Indonesia berlanjut pada masa-masa kehidupan bangsa, yaitu masa revolusi, masa awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan masa reformasi. Berbagai bentuk perjuangan gerakan perempuan Indonesia dilakukan, antara lain melalui perjuangan politik, sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Demikianlah, berbagai aspek kehidupan kemanusian telah mewarnai dinamika gerakan perempuan yang tersebar di tanah air. 3. Tonggak sejarah yang penting dalam perjuangan dan kebangkitan perempuan Indonesia adalah Kongres perempuan Indonesia pada tahun 1928 di Yogyakarta yang kemudian di era orde baru menjadi KOWANI, singkatan dari Kongres Wanita Indonesia. Dalam kongres yang monumental tersebut ‘Aisyiyah memainkan peran yang penting, yaitu sebagai salah satu pemrakarsa dan organisasi yang memimpin kongres. Pembicaraan tentang kehidupan
berkeluarga yang bahagia, semangat mengembangkan potensi diri perempuan, bahkan semangat menyadarkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan, politik, dan keterdidikan masyarakat menjadi diskusi utama. Dalam hal ini, tokoh-tokoh ‘Aisyiyah, seperti Ibu Moenjiyah, Ibu Hayyinah, Ibu Badilah, dan Ibu ‘Aisyah Hilal, mempunyai peran yang dalam mempidatokan dan melangkan programnya ke masyarakat luas. Ibu-ibu tokoh ’Aisyiyah tersebut kemudian menjadi menempati jabatan –jabatan yang fungsional dalam kepengurusan di Kowani, di antaranya menempati kedudukan sebagai wakil ketua dan anggota Pengurus Kowani. 4. Kiprah
’Aisyiyah
tersebut
menunjukkan
bahwa
di
satu
pihak
gerakan
perempuanMuhammadiyah ini terbilang sebagai bagian penting dari pelaku sejarah kebangkitan perempuan Indonesia, di lain pihak terlibat langsung dalam kancah pergerakan kebangkitan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan yang mengindikasikan bahwa ’Aisyiyah menyatu dengan denyut nadi kebangsaan. Apabila Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang krits, yang modern, yang tanggap pada kondisi dan tuntutan bangsa, maka demikian pula perempuannya. Dalam konteks pembangungan bangsa Indonesia, kehadiran ’Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini terbaca dari pertimbangan pemberian gelar pahlawan nasional kepada pendiri Muhammadiyah tersebut adalah bahwa Pendiri Muhammadiyah tersebut ”telah memelopori kebangunan wanita bangsa Indonesia untuk mencapai pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria” (Keputusan Presiden nomor 657 tanggal 27 Desember tahun 1961). 5. ’Aisyiyah sebagai satu gerakan perempuan Indonesia sejak puluhan tahun sebelum berdirinya negara RI. terus-menerus berkiprah dalam masyarakat tidak pernah putus dalam lajunya perkembangan. ‘Aisyiyah adalah organisasi perempuan Muhammadiyah yang embrionya telah ada sejak Muhammadiyah berdiri, yaitu pada tahun 1912, dan secara resmi dengan nama ’Aisyiyah didirikan pada tahun 1917 oleh Kyai dan Nyai Ahmad Dahlan. Berdirinya ’Aisyiyah dilandasai oleh spirit nilai-nilai Islam yang mengajarkan akan pentingnya peran perempuan bagi upaya memajukan bangsa melalui bidang-bidang kehidupan, seperti pendidikan, kepedulian sosial dan kemerdekaan bagi setiap insan. Hal itu dimaksudkan agar segenap warga bangsa mampu menjalani kehidupan di dunia dengan penuh rahmat dalam kebahagiaan dan kesejahteraan ummat, situasi yang diantarkan oleh Islam yang rahmatan lil ’alamin.
6. Pada ’Aisyiyah, sebagai gerakan perempuan Muhammadiyah melekat spirit gerakan dakwah amar makruf dan nahi munkar untuk membangun tatanan kehidupan yang diajarkan Islam sebagaimana Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104, yang mendorong lahirnya Muhammadiyah. Prinsip dan nilai-nilai ajaran Islam telah menjiwai pendiri Muhammadiyah bahwa setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan dan kewajiban yang sama dalam menjalankan amal shaleh dalam kehidupan dan berkiprah di masyarakat luas. Semangat beribadah demikian senatiasa dilandasi keimanan yang kuat untuk mendapatkan kehidupan yang baik sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surat An Nahl ayat 97. Untuk itu, pada awal berdirinya kepedulian ‘Aisyiyah ada pada usaha peningkatan pendidikan dan keagamaan bagi perempuan agar para perempuan tercerahkan, memiliki pemikiran yang maju, dan mampu menjalankan fungsi sosial kemasyarakatan. 7. Berbagai tantangan dan permasalahan yang cukup memprihatinkan melingkupi kehidup-an Bangsa Indonesia. Berbagai permasalahan tersebuat antara lain kemiskinan, pengang-guran,
korupsi, human trafficking, rendahnya kualitas kesehatan perempuan, anak dan kaum dhu’afa, kesenjangan spiritualitas, melemahnya kohesi dan solidaritas sosial, kekerasan terhadap perempuan dan anak, gaya hidup materialistik dan hedonistik, dan lebih khusus adalah melemahnya karakter bangsa. Berbagai masalah tersebut mengindikasikan suatu fenomena bahwa potensi dan pilar kebudayaan menuju peradaban bangsa yang lebih maju, unggul, dan bermartabat masih lemah. Dalam kaitan ini,’Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Indonesia dalam usianya yang telah menampilkan kiprahselama hampir satu abad, kini dituntut untuk memainkan peran yang lebih optimal untuk memecahkan masalahmasalah bangsa, dan lebih jauh lagi meningkatkan langkah strategis untuk pencerahan peradaban bangsa. Dalam membangun peradaban bangsa, setiap gerakan perempuan Indonesia memiliki kontribusi dan dinami-ka, yang muaranya untuk meningkatkan kemajuan bangsa di berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam meningkatkan harkat dan martabat perempuan sebagai bagian tidak terpisahkan dari bangsa secara keseluruhan. Bahwa pergerakan perempuan Indonesia, seperti yang ditampilkan oleh ’Aisyiyah, telah meletakkan dasar dan meng-ukir karya nyata untuk bangsa dalam berbagai bidang kegitan, seperti pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat, terutama pada warganya yang perempuan melalui kehidupan keagamaan Islam, yang dimaknai dan ditujukan
untuk
pencerahan peradaban
bangsa demi membangun
bangsa yang
berkemajuan. 8. Dengan pemikiran-pemikiran tersebut,’Aisyiyah menyelanggarakan Muktamarnya yang ke46 pada tahun 2010 M / 1432 H di Yogyakarta dengan mengambil tema “ DINAMIKA GERAKAN PEREMPUAN INDONESIA UNTUK PENCERAHAN PER-ADABAN BANGSA”, Dengan tema tersebut ’Aisyiyah bermaksud meningkatkan dan mengoptimalkan langkah strategis dalam memajukan kehidupan bangsa menuju per-adaban utama sebagai perwujudan dari ikhtiar dakwah dan tajdid dalam membangun Khaira Ummah di bumi Indonesia.
TUJUAN: 1. Terlaksanakannya dengan sukses permusyawaratan Muktamar ’Aisyiyah ke 46 dengan berbagai rangkaian kegiatan sesuai dengan ketentuan AD/ART Organisasi. 2. Dihasilkannya keputusan-keputusan Muktamar ’Aisyiyah ke-46
yang menjadi arah
Organisasi lima tahun mendatang dalam berkiprah untuk kepentingan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. 3. Dihasilkannya langkah strategis ’Aisyiyah dalam mengembangkan dinamika gerakan perempuan Indonesian untuk pencerahan peradaban bangsa.
WAKTU DAN TEMPAT PELAAKSANAAN: Waktu
: Tanggal 20-25 Rajab 1431 H/3-8 Juli 2010 M
Tempat
: di Yogyakarta. ( tempat Muktamar ’Aisyiyah dipusatkan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
PESERTA: Sesuai AD Bab VII pasal 22 ayat (3) dan Anggaran Rumah Tangga ’Aisyiyah Bab VII pasal 20 ayat (6) Muktamar ’Aisyiyah ke-46 dihadiri oleh ;
1. Anggota Muktamar yang terdiri atas: a. Anggota Pimpinan Pusat ’Aisyiyah b. Wakil Pimpinan Wilayah c. Wakil Pimpinan Daerah d. Wakil Daerah yang diambil dari Cabang, yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat, sebagai berikut. 1 –5 Cabang
: 1 orang
6 – 10 Cabang
: 2 orang
11 – 15 Cabang
: 3 orang
16 – 20 Cabang
: 4 orang
21 abang ke atas
: 5 orang
b. Undangan : a. Wakil Badan Pembantu Pimpinan Tingkat Pusat b. Anggota Putri Pimpinan Pusat Angkatan Muda Muhammadiyah c. Mereka yang dipandang perlu oleh Pimpinan Pusat ’Aisyiyah.
MATERI DAN ACARA: 1. Pidato Iftitah Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2005-2010 2. Laporan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2005-2010 3. Rancangan Program ‘Aisyiyah Periode 2010-2115 4. Pemilihan Anggota Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dan Penetapan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2010-2015 5. Masalah Pengembangan dan Dinamika Organisasi 6. Peran ‘Aisyiyah dalam Kehidupan Berbangsa Jelang Satu Abad ‘Aisyiyah. 7. Materi Umum: a.
Pidato Presiden Republik Indonesia pada Acara Pembukaan Muktamar bersama Muhammadiyah
b.
Materi “Tantangan dan Peran Strategis Gerakan Perempuan Muslim untuk Pencerahan Peradaban Bangsa”
c.
Materi “ Strategi Pendidikan dan Praksis Sosial untuk Membangun Karakter Bangsa sebagai Pilar Peradaban”
d.
Materi “Tantangan dan Peran Strategis Gerakan Perempuan Muslim untuk Pencerahan Peradaban Bangsa”
AGENDA KEGIATAN: Kegiatan Pokok: a. Tanwir sebelum Muktamar b. Pembukaan Muktamar c.
Persidangan Muktamar (pleno dan Komisi)
d. Penutupan Muktamar
Kegiatan Pendukung: a. Launching Muktamar ‘Aisyiyah bersama Muhammadiyah b. Sosialisasi dan Syiar menyongsong Muktamar (dibuat buku panduan khusus) c.
Seminar dan Round Table Discussion Persiapan Materi Muktamar
d. Penerbitan Buku “ Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia” yang disusun oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan para sejarawan. e. Seminar Internasional f.
Silaturahmi Muhammadiyah/’Aisyiyah Internasional bersama Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
g.
Pemberian Penghargaan/Award ‘Aisyiyah kepada Para Aktivis/Tokoh ‘Aisyiyah
h. Tabligh Akbar i.
Bazar dan Expo Berbagai Karya.
PENYELENGGARAAN 1. Penanggung jawab
: Pimpinan Pusat Aisyiyah Ketua Umum : Prof.Dr.Hj. Siti Chamamah Soeratno
2. Panitia pengarah (SC)
: SK Pimpinan Pusat Aisyiyah No 181/SK-PPA/A/VIII/2009 Ketua
: Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini,MM,M.Si
Anggota
: Dra. Hj. Siti Wardanah Muhadi,SH Dra. Hj.Dyah Siti Nuraini Dr.Hj. Masyithoh Chusnan dr.Hj Atikah M. Zakki,MARS Hj. Siti Hadiroh Ahmad,S.Pd Dra.Hj. Shoimah Kastolani Rohimi Zamzam,S.Psy,SH
3. Panitia Pusat Muktamar Muhammadiyah : SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 106/KEP/I.0/2008
Ketua
: Prof Dr. H. Zamroni
Wakil Ketua
: Dr.H.Muhajir Effendi,M.AP
Wakil Ketua
: Drs. H. Goodwil Zubir
Wakil Ketua
: Ir.H.M. Dasron Hamid,M.Sc
Wakil Ketua
: H. Soemaryono Raharjo,SE
Wakil Ketua
: H.AR. Iskandar
Sekretaris
: Drs.H. Dahlan Rais,M.Hum
Wakil Sekretaris : H. Budi Setiawan,S.T Wakil Sekretaris : Drs.M.Nurul Yamin,M.Si Wakil Sekretaris : Drs. H.M. Alfian Darmawan Bendahara : H.M. Rossil B Saleh Anggota
: Prof.Dr.H.Fasich,Apt H. Chaerul Umam Dr.H.M. Munichy B Edrees,M.Arch Prof.Dr.H. Bambang Setiaji Dr.H. Suyatno Drs. H. Kasiyarno,M.Hum
Dra.Hj. Dyah Siti Nuraini Hj. Siti Hadiroh Ahmad,S.Pd 4. Anggaran disusun oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dan disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah