PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: SOP/PA/UKM/HAJI/01/2017 :0 : : 1 dari 4
PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA
1. Pengertian
drg. Nieke Indrawati NIP.19720609 200604 2 003
Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji adalah aktifitas pelayanan pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji
yang dilaksanakan oleh
petugas Puskesmas. 2. Tujuan
Sebagai pedoman petugas untuk memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji.
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakualaman Nomor 004 / V Tahun 2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di Puskesmas Pakualaman
4. Referensi
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. 2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia. 3. Balpekes Yogyakarta, Modul Pelatihan Petugas Pemeriksa Kesehatan Calon Jemaah Haji Tahun 2011, Departemen Kesehatan RI, 2011.
5. Prosedur
1. Calon jemaan haji datang mendaftar untuk pemeriksaan kesehatan haji (sehari dibatasi maksimal 5 Calon Haji). 2. Calon jemaah haji menyentuh layar
antrian sesuai poli tujuan dan
mengambil lembar antrian yang tercatat pada mesin antrian. 3. Calon jemaah haji menunggu panggilan. 4. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut antrian. 5. Petugas meregister dengan barcode dan membuat blangko resep sesuai keperluan. 6. Calon jemaah haji melakukan pembayaran di kasir. 7. Calon jemaah haji dipersilahkan menunggu di poli tujuan. 8. Petugas pendaftaran memberikan rekam medis calon jemaah haji sesuai usia calon jemaah haji: Usia < 60 tahun di poli Umum Usia ≥ 60 tahun di poli Lansia 9. Perawat di ruang poli umum dan poli lansia menerima rekam medis calon jemaah haji dari petugas pendaftaran. 10. Perawat memanggil calon jemaah haji ke ruang periksa sesuai nomor urut.
11. Perawat mencocokkan identitas pasien dengan identitas dalam rekam medis pasien. 12. Bila tidak sesuai, perawat konfirmasi ulang ke bagian pendaftaran sampai terjadi kesesuaian. 13. Bila identitas sudah sesuai dengan rekam medis, maka perawat meminta persyaratan yang diperlukan yaitu: fotokopi bukti pembayaran awal, fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), surat pengantar dari kemenag, foto 4 x 6 (4 lembar), 3x4 (2 lembar), materai 6000 untuk wanita usia subur (WUS). 14. Perawat melakukan anamnesa meliputi: nama, tempat tanggal lahir, alamat, nomor telpon, pendidikan terakhir, pekerjaan, satus perkawinan, keluarga di Indonesia (nama, alamat, nomor telpon), riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan riwayat penyakit sekarang dan kemungkinan alergi obat atau makanan. 15. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign yang ditentukan: tekanan darah, frekuensi nadi, respirasi dan suhu tubuh. 16. Perawat melakukan pengukuran: tinggi badan,berat badan, lingkar pinggang dan lingkar pinggul. 17. Perawat memasukkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign dan pengukuran antropometri di formulir bantu pemeriksaan haji. 18. Perawat melakukan pemeriksaan EKG dan memberikan blangko untuk pemeriksaan radiologis thoraks PA untuk calon jemaah haji usia ≥ 40 tahun. 19. Jika calon jemaah haji sudah mempunyai hasil pemeriksaan laboratorium kurang dari 2 minggu atau hasil pemeriksaan radologis thoraks kurang dari 6 bulan, calon jemaah haji tidak perlu melakukan pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan radologis thoraks lagi, petugas meminta calon jemaah haji untuk menyerahkan hasil pemeriksaan tersebut. 20. Jika calon jemaah haji belum mempunyai hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan radiologis thoraks, perawat memberikan blangko permintaan pemeriksaan laboratorium klinik, dengan jenis pemeriksaan yang telah ditentukan:
Darah: hemoglobin (Hb), golongan darah, rhesus, laju endap darah, hitung jenis lekosit, jumlah lekosit.
Urin: Makro: warna, kejernihan, bau dan lain-lain. Mikro: sedimen (lekosit,eritrosit,sel epitel, kristal, dan lain-lain)
Glukosa urin dan protein urin
Gula darah sewaktu (GDS)
Cholesterol total 2 dari 4
Cholesterol LDL
Wanita usia subur: test kehamilan
21. Setelah dari laboratorium calon jemaah haji dilakukan pemeriksaan psikologi untuk pemeriksaan kejiwaannya dan mengetahui Barthel Indeks untuk calon jemaah haji usia ≥ 60 tahun. 22. Perawat menjadwalkan calon jemaah haji untuk pemeriksaan dokter di lain hari (periksa dokter untuk calon jemaah haji dimulai jam 11.00 WIB). 23. Pada hari yang dijadwalkan calon jemaah haji datang di Puskesmas untuk diperiksa dokter. calon jemaah haji usia ≥ 40 tahun membawa hasil pemeriksaan radiologis thoraks PA. 24. Perawat memberikan formulir bantu pemeriksaan haji, hasil pemeriksaan laboratoriuam, hasil EKG dan rekam medis, ke ruang periksa dokter. 25. Dokter memanggil pasien ke ruang periksa. 26. Jika calon jemaah haji termasuk wanita usia subur (WUS), dokter meminta calon jemaah haji untuk menandatangani di atas meterai, meminta keluarga untuk menandatangani dan dokter menandatangani surat pernyataan tentang kesediaan menunda/membatalkan keberangkatannya utnuk musim haji yang akan datang, bila di kemudian hari pada saat menjelang keberangkatannya ternyata hamil dengan usia kehamilan di luar ketentuan yang diperkenankan menurut SKB Menteri Agama dan Menteri Kesehatan. 27. Dokter melakukan pemeriksaan fisik meliputi: kulit, kepala, leher, kelenjar getah bening, paru-paru, jantung, abdomen, ekstremitas,rektum dan urogenital. 28. Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan laboratorium, (pemeriksaan EKG dan radiologis thoraks PA untuk usia ≥ 40 tahun) dan pemeriksaan fisik. 29. Bila ada indikasi dokter dapat merujuk untuk pemeriksaan penunjang lainnya atau konsultasi ke unit lain. 30. Bila ada indikasi dokter dapat memberikan tindakan kepada calon jemaah haji. 31. Bila calon jemaah haji termasuk RISTI, dokter memberikan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi yang ditunjuk untuk dilakukan pemeriksaan tahap kedua. 32. Bila diperlukan dokter dapat mengkaji ulang anamnesa, vital sign dan pemeriksaan fisik pasien untuk mendiagnosa ulang penyakit pasien berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang / hasil konsultasi unit lain / hasil tindakan yang telah diberikan. 33. Jika diperlukan dokter memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang 3 dari 4
ditegakkan. 34. Jika diperlukan dokter memberikan resep kepada calon jemaah haji untuk diserahkan ke bagian farmasi. 35. Dokter memberikan formulir pemeriksaan pertama kepada calon jemaah haji. 36. Petugas memdokumentasikan semua hasil pemeriksaan, diagnosa, tindakan dan terapi / rujukan yang telah dilakukan ke dalam rekam medis pasien dan atau dalam formulir bantu pemeriksaan kesehatan haji. 37. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus. 38. Petugas memasukkan data ke Siskohatkes dan atau E-BKJH. 39. Jika BKJH (Buku Kesehatan Jamaah
Haji) sudah tersedia dokter dan
perawat mengisi 6. Diagram Alir
-
7. Unit Terkait
Poli Umum
8. Dokumen Terkait
-
9. Rekaman Historis
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai diberlakukan
Perubahan
4 dari 4