LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN PADA KASUS LIMFOMA
1. Kons Konsep ep Peny Penyak akit it a. Pengertian Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe diikuti splenomegali, hepatomegali, dan kelainan sumsum tulang. Tumor ini dapat juga dijumpai ekstra nodal yaitu di luar sistem limfatik dan imunitas antara lain pada traktus digestivus, paru, kulit, dan organ lain. Dalam garis besar, limfoma dibagi dalam bagian, diantaranya limfoma !odgkin "L!#, limfoma non$hodgkin "L%!#, histiositosis &, 'ycosis (ungoides. Dalam praktek, yang dimaksud limfoma adalah L! dan L%!, sedangkan histiositosis & dan mycosis fungoides sangat jarang ditemukan. L%! adalah suatu kelompok penyakit heterogen yang dapat didefinisikan sebagai keganasan jaringan limfoid selain sela in penyakit hodgkin. Penyebabnya tidak diketahui) kemungkinan virus. Terdapat Terdapat hubungan dengan keadaan imunosupresi " mis, *+D dan terapi imunosupresi untuk tranplatasi organ#. Pada penderita *+D - semakin lama hidup semakin besar resikonya menderita limpoma. Penyakit lymfoma non hodgkin adalah salah satu s atu penyakit yang tergolong dalam kasus intern. Kasus penyakit dalam pada pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah bening. L%! belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh karena itu penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan kasus ini "runner / uddart) 00#. Limfoma maligna "kanker kelenjar getah bening# merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel$sel limforetikular seperti sel , sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma maligna "maligna 2 ganas#. +ronisnya, pada orang sehat sistem limfatik tersebut justru justr u merupakan komponen sistem kekebalan tubuh. *da dua jenis limfoma maligna yaitu Limfoma !odgkin "!D# dan Limfoma non$!odgkin "L%!# "'ansjoer, *. 01#.
b. 3tiologi 1# *bno *bnorm rmali alita tass gen geneti eticc 0# 4enetik
5# (aktor lingkungan # +nfeksi 6irus 6irus 3ipstein arr yang berhubungan dengan limfoma urkitt, "sebuah • •
penyakit yang bisa ditemukan di *frika#. +nfeksi !TL6 7 1 "!uman T Lymphotropic 6irus tipe 1#
Faktor Predisposisi
1. 4aya hidup yang tidak sehat) 8isiko Limfoma 'aligna meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak he9ani, merokok, dan yang te rkena paparan :6 0. Pekerjaan) eberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi terkena limfoma maligna adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. !al ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik. "'ansjoer, *. 01#. c. Klasifikasi Klasifikasi patologi limfoma telah mengalami perubahan selama bertahun$ tahun. Pada tahun 1;<= klasifikasi 8appaport mulai diperkenalkan. 8appaport membagi limfoma menjadi tipe nodular dan difus kemudian subtipe berdasarkan pemeriksaan sitologi. 'odifikasi klasifikasi ini terus berlanjut hingga pada tahun 1;>0 muncul klasifikasi ?orking (ormulation yang membagi limfoma menjadi keganasan rendah, menengah dan tinggi berdasarkan klinis dan patologis. eiring dengan kemajuan imunologi dan genetika maka muncul klasifikasi terbaru pada tahun 1;>0 yang dikenal dengan 8evised 3uropean$*merican clas sification of Lymphoid %eoplasms "83*L classification#. 'eskipun demikian, klasifikasi ?orking (ormulation masih menjadi pedoman dasar untuk menentukan diagnosis, pengobatan, dan prognosis. *da dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit !odgkin "P!# dan limfoma non !odgkin "L%!#. Keduanya memiliki gej ala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada P! ditemukan sel 8eed ternberg, dan sifat L%! lebih agresif. 1. Li!oa No"#Hod$ki" Dapat bersifat indolen"lo9 grade#, hingga progresif"high grade#. Pada L%! indolen, gejalanya dapat berupa) pembesaran K4 "Kelemjar 4etah ening#, tidak nyeri, dapat terlokalisir atau meluas, dan bisa melibatkan sum$sum tulang. Pada L%! progresif, terdapat pembesaran K4 baik intra maupun e@tranodal, menimbulkan gejala AkonstitusionalA berupa ) penurunan berat badan, febris, dan
keringat malam, serta pada limfoma burkitt, dapat menyebabkan rasa penuh di perut. Stadi% Li!oa Ma&i$"a Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam stadium. tadium + dan ++ sering dikelompokkan bersama sebagai stadium a9al penyakit, sementara stadium +++ dan +6 dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut . a. tadium + ) Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah bening. '. tadium ++ ) Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut. (. tadium +++ ) Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut. d. tadium +6 ) Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru$paru, atau otak. tadium ini dapat di bagi * atau berdasarkan ada tidaknya gejala konstitusionalerupa penurunan berat badan, febris, dan keringat malam. * 2 tanpa gejala konstitusional 2 dengan gejala konstitsional taging ini penting untuk penatalaksanaan, dimana untuk stadium +a, +b, maupun ++a, diberikan radioterapi, sementara untuk stadium ++b hingga stadium +6, diberikan kemoterapi. :ntuk kemoterapi, regimen yg biasa digunakan adalah) 1. :ntuk Lo9 grade %!L a) regimen B6P "cyclophospamide, vincristin, dan prednison# ') (ludarabin () 8itu@imab *. :ntuk !igh grade %!L a) 8egimen B!CP "cyclophospamide, Do@orubicyn, vincristin, dan prednison# ') 8egimen B!CP 8itu@imab () transplantasi sum$sum tulang. *. Li!oa Hod$ki" Terbagi atas jenis, yaitu) a) %odular clerosing limfosit ') mi@ed cellularity () rich lymphocyte d) limphocyte depletio +e"is Li!osit
Ga'ara" Mikroskopik
el 8eed$tenberg sangat sedikit tapi ada
Ke,adia"
Per,a&a"a"
5E dari
Pe"-akit Lambat
Predoi"a" Sk&erosis
banyak limfosit ejumlah kecil sel 8eed$tenberg /
kasus =FE dari
Nod%&er
campuran sel darah putih lainnya-
kasus
Se&%&aritas
daerah jaringan ikat fibrosa el 8eed$tenberg dalam jumlah yang
0
ap%ra"
sedang / campuran sel darah putih
kasus
lainnya Dep&esi Li!osit anyak sel 8eed$tenberg / sedikit limfosit
edang
*gak cepat
Bepat
kasus
jaringan ikat fibrosa yang berlebihan L! lebih bersifat lokal, berekspansi dekat, cenderung intra nodal, hanya di mediastinum, dan jarang metastasis ke sumsum tulang. ia juga dapat terjadi metastasis melalui darah. Gika dibandingkan dengan %!L, %!L lebih bersifat tidak lokal, e@pansi jauh, cenderung e@tranodal, berada di abdomen, dan sering metastasis ke sum$sum tulang. ecara staging, dan pengobatan, sama saja dengan %!L d. 'anifestasi klinik 4ejala klinis dari penyakit limfoma maligna adalah sebagai berikut ) 1. Limfodenopati superficial. ebagian besar pasien datang dengan pembesaran kelenjar getah bening asimetris yang tidak nyeri dan mudah digerakkan "pada 0. 5. . <. =. F.
leher, ketiak atau pangkal paha# Demam ering keringat malam Penurunan nafsu makan Kehilangan berat badan lebih dari 1 E selama = bulan "anore@ia# Kelemahan, keletihan *nemia, infeksi, dan pendarahan dapat dijumpai pada kasus yang mengenai sumsum tulang secara difus
e. Patofisiologi Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening "nodal# atau diluar kelenjar getah bening "ekstra nodal#. 4ejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan "pada leher, ketiak atau pangkal paha#. Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. !al ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. %amun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem
limfatik merupakan Limfoma. isa saja benjolan tersebut hasil perla9anan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa. iasanya bera9al sebagai ) pembesaran nodus limfe tanpa ada nyeri pada salah satu sisi leher yang menjadi • •
sangat besar. %odus limfe mediastinal dan retroperitonial kadang membesar menyebabkan gejala penekanan berat pada tekanan terhadap trakea menyebabkan sulit bernafas, penekanan terhadap esofagus menyebabkan sulit menelan, pada syaraf menyebabkan paralisis faringeal dan nuralgia brakeal lumbal atau sakral, pada vena mengakibatkan oedem pada salah salah satu atau kedua ekstremitas dan efusi
•
pleura, pada kandung empedu menyebabkan ikterik obstruktif. *khirnya limpa menjadi teraba dan hati membesar. Terkadang penyakit bermula di nodus mediastinum atau peritonial dan tetep terbatas disana. Pada pasien lain
•
pembesaran limpa merupakan satu$satunya lesi Kemudian terjadi anemia progresif. Gumlah leukosit biasanya tinggi dengan jumlah
•
polimorfomoklear " P'% # meningkat secra abnormal dan peningkatan eosinofil. ekitar separuh pasien mengalami demam ringan, dengan suhu melebih 5>,5 B
•
" 11( #. %amun pasien yang mengalami keterlibatan mediastinal dan abdominal dapat mengalami demam tinggi intermiten. uhunya dapat naik sampai B " 1( # selama periode 9aktu 5$1 hari, kemudian kembali normal dalam beberapa
•
minggu. *pabila penyakit ini tidak ditangani pasien akan kehilangan berat badan dan menjadi kakeksia " kelemahan secara fisik #, terjadi infeksi, anemia, timbul edema anasarka " oedem umum yang berat #, tekanan darah turun dan kematian pasti terjadi dalam 1$5 tahun tanpa keganasan. %amun biasanya penyakit ini sudah menyebar keseluruh sistem limfatik
sebelum pertama kali terdianogsa. *pabila penyakit masih terlokalisasi, radiasi merupakan penanganan pilihan. Gika terdapat keterlibatan umum, dipakai kombinasi kemoterapi. Pemberian dosis rendah pada penderita !+6 positif dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi berat yang potensial mematikan. eperti pada penyakit !ogkin, infeksi merupakan masalah utama. Keterlibatan sistem saraf pusat juga sering terjadi. eberapa penderita mengalami demam Pel$3bstein, dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di ba9ah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu. 4ejala lainnya timbul berdasarkan
lokasi pertumbuhan sel$sel limfoma. Terdapat 5 gejala spesifik pada Limfoma antar lain) 1. Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 5>oB 0. ering keringat malam 5. Kehilangan berat badan lebih dari 1E dalam = bulan
f.
Path9ay
*bnormalitas genetic, factor lingkungan, infeksi virus
%yeri
Pembesaran kelenjar
4angguan termoregulasi
getah bening
!ipertermi 8esiko terjadinya infeksi
'endesak jaringan sekitar
istem pernapasan
'endesak pembuluh darah
istem saraf
istem pencernaan
'endesak sel saraf
istem
8espons psikososial
muskuluskletal Pa C0 menurun
Paralisis faringeal
3fek hiperventilasi Penurunan suplai
PBC0 meningkat esak napas
Kesulitan menelan
Penurunan imunitas
Pola napas tidak
H
efektif
Produksi asam
Penurunan nafsu makan
meningkat Peristaltik menurun
Tindakan invasif
oksigen kejaringan
lambung
Peningkatan produksi sekret
esak napas
Koping tidak Peningkatan
efektif
metabolisme anaerob
'ual, nyeri
Peningkatan
lambung konstipasi
produksi asam laktat
Galan nafas tidak efektif Kelemahan fisik umum,odem
Kecemasan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh +ntoleransi aktivitas
umber ) "'ansjoer, *. 01# Kapita Selecta Kedokteran. 3disi 5, Gilid 1.
g. Pemeriksaan Penunjang :ntuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena dan juga untuk menemukan adanya sel 8eed$ternberg. :ntuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar$&, BT scan, P3T scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. iopsi atau penentuan stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma. *da beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna yaitu ) 1. iopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang membesar. 0. iopsi aspirasi jarum$halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan jarum suntik. +ni kadang$kadang dilakukan untuk memantau respon terhadap pengobatan. 5. iopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk melihat apakah Limfoma telah melibatkan sumsum tulang. h. Penatalaksanaan / Therapy Bara pengobatan bervariasi dengan jenis penyakit. eberapa pasien dengan tumor keganasan tingkat rendah, khususnya golongan limfositik, tidak membutuhkan pengobatan a9al jika mereka tidak mempunyai gejala dan ukuran lokasi limfadenopati yang bukan merupakan ancaman. 1. 8adioterapi ?alaupun beberapa pasien dengan stadium + yang benar$benar terlokalisasi dapat disembuhkan dengan radioterapi, terdapat angka yang relapse dini yang tinggi pada pasien yang dklasifikasikan sebagai stadium ++ dan +++. 8adiasi local untuk tempat utama yang besar harus dipertimbangkan pada pasien yang menerima khemoterapi dan ini dapat bermanfaat khusus jika penyakit mengakibatkan sumbatanI obstruksi
anatomis. Pada pasien dengan limfoma keganasan tingkat rendah stadium +++ dan +6, penyinaran seluruh tubuh dosis rendah dapat membuat hasil yang sebanding dengan khemoterapi. 0. Khemoterapi a. Terapi obat tunggal Khlorambusil atau siklofosfamid kontinu atau intermiten yang dapat memberikan hasil baik pada pasien dengan limfoma maligna keganasan tingkat rendah yang membutuhkan terapi karena penyakit tingkat lanjut.Terapi kombinasi. "misalnya BCP "cyclophosphamide, oncovin, dan prednisolon## juga dapat digunakan pada pasien dengan tingkat rendah atau sedang berdasakan stadiumnya. Paling baik selalu diberikan kemoterapi
i.
kombinasi 'CPP) ' 2 'ustard nitrogen =mg I sJm iv hari ke 1 dan >. C 2 Cncovin 2 vincristine 1, 7 1,mg I sJm iv hari ke 1 dan >. P 2 Procarbaine 1mg I sJm per os tiap hari ke 1$1. P 2 Prednison mg I sJm per os tiap hari ke 1$1. atu seri adalah 1 hari kemudian istirahat 1 hari. Komplikasi Komplikasi yang dialami pasien dengan limfoma maligna dihubungkan dengan penanganan dan berulangnya penyakit. 3fek$efek umum yang merugikan berkaitan dengan kemoterapi meliputi ) alopesia, mual, muntah, supresi sumsum tulang, stomatitis dan gangguan gastrointestinal. +nfeksi adalah komplikasi potensial yang paling serius yang mungkin dapat menyebabkan syok sepsis. 3fek jangka panjang dari kemoterapi meliputi kemandulan, kardiotoksik, dan fibrosis pulmonal. 3fek samping terapi radiasi dihubungkan dengan area yang diobati. ila pengobatan pada nodus limfa servikal atau tenggorok maka akan terjadi hal$hal sebagai berikut ) mulut kering, disfagia, mual, muntah, rambut rontok, dan penurunan produksi saliva. ila dilakukan pengobatan pada nodus limfa abdomen, efek yang mungkin terjadi adalah muntah, diare, keletihan, dan anoreksia.
0. Konsep *skep a. Pengkajian 1# +dentitas klien 'eliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, bahan yang dipakai sehari$hari, status perka9inan, kebangsaan, pekerjaan, alamat, pendidikan, tanggal atau jam '8, dan diagnosa medis. 0# Keluhan :tama Pada umumnya pasien mengeluh tindak nyamanan kerena adanya benjolan.
5# 8i9ayat Penyakit ekarang Pada umumnya pasien dengan limfoma didapat keluhan benjolan terasa nyeri bila ditelan kadang$kadang disertai dengan kesulitan bernafas, gangguan penelanan, berkeringat di malam hari. Pasien biasanya megnalami dendam dan disertai dengan penurunan . # 8i9ayat Penyakit Dahulu Pada pasien dengan limfoma biasanya diperoleh ri9ayat penyakit seperti pembesaran pada area seperti ) leher, ketiak, dll. Pasien dengan transplantasi ginjal atau jantung. <# 8i9ayat kesehatan keluarga 'eliputi susunan anggota keluarga yang mempunyaio penyakit yang sama dengan pasien, ada atau tidaknya ri9ayat penyakit menular, penyakit turunan seperti D', !ipertensi, dan lain$lain. b. Data dasar pengkajian pasien 1# Pemeriksaan (isik a. Keadaan umum Pasien lemah, cemas, nyeri pada benjolan, demam, berkeringat pada malam hari, dan menurunnya . b. Kulit, rambut, kuku " tidak ada perubahan # c. Kepala dan leher Terdapat benjolan pada leher, yang terasa nyeri bila ditekan. d. e.
'ata dan mulut Tidak ada masalahIperubahan. Thorak dan abdomen Pada pemeriksa yang dilakukan tidak didapatkan perubahan pada thorak
f.
maupun abdomen. istem respirasi iasanya pasien mengeluh dirinya mengeluh sulit untuk bernafas karena ada
g.
benjolan. istem gastrointestinal iasanya pasien mengalami anore@ia karena rasa sakit yang dirasakan saat
h. i. j.
menelan makanan, sehingga pasien sering mengalami penurunan . istem muskuluskeletal Pada pasien ini tidak ada masalah. istem endokrin Terjadi pembesaran kelenjar limfe. istem persyarafan
Pasien ini sering merasa cemas akan kondisinya, penyakit yang sedang dideritanya. c. Pemeriksaan Penunjang 1. :4 anyak digunakan untuk melihat pembesaran kelenjar getah bening. 0. (oto thorak Digunakan untuk menentukan keterlibatan kelenjar getah bening mediastina. 5. BT$ can Digunakan untuk diagnosa dan evaluasi pertumbuhan limpoma . Pemeriksaan laboratorium "pemeriksaan !b, DL, pemeriksaan uji fungsi hati I ginjal secara rutin#. <. Laparatomi Laparatomi rongga abdomen sering dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar getah bening pada illiaka, para aortal dan mesentrium dengan tujuan menentukan stadiumnya. d. Diagnosa Kepera9atan 1. %utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat " mual, muntah# 0. 8esiko terjadinya infeksi berhubungan dengan proses inflamasi. 5. Bemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya. . !ipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasi <. +ntoleransi aktivitas yang berhubungan dengan tidak seimbangnya persediaan dan kebutuhan oksigen kelemahan umum serta kelelahan karena gangguan pola tidur =. %yeri berhubungan dengan interupsi sel saraf
e. Perencanaan F.
>.
%
Kepera9atan
o 10. 15. 1.
Diagnosa
;.
Tujuan I Kriteria
1.
+ntervensi
11.
8asional
!asil
%utrisi
1. etelah
kurang dari
dilakukan
kebutuhan tubuh
tindakan
berhubungan
kepera9a
dengan intake yang
tan
tidak adekuat
selama 5
" mual, muntah#
@0 jam Kebutuha n nutrisi klien dapat
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya. 0. Gelaskan pada pasien dan keluarga penyebabnya dari rasa sakit dan cara mengurangi rasa sakit. 5. Gelaskan pada pasien tentang penyakitnya dan akibatnya jika ia tidak makan. . *njurkan pada kelurga untuk memberikan makanan tambahan yang ringan untuk dicerna <. Cbervasi TT6 =. Kolaborasi dengan tim kesehatan dan ahli gii 1=.
terpenuhi
•
0. pasien mendapat informasi yang tepat. 1>. 1;. 0. 5. pasien mendapat informasi yang tepat. 01. 00. . untuk memudahkan pasien menelan. 05.
<. untuk mengetahui perkembangan pasien
Kriteria
0<.
!asil ) •
1F.
0.
dengan 1<.
1. pasien dan keluarga lebih kooperatif.
=. untuk menetukan diet yang diperoleh oleh p@
meningakat %afsu makan pasien meningkat
•
4angguan penelanan berkurang
•
8asa sakit pada 9aktu menelan
0=. 0F. 0.
berkurang 0>. etelah
8esiko
terjadinya infeksi
dilakukan
berhubungan
tindakan
dengan proses
kepera9a
inflamasi.
tan selama 0@0 Tidak terjadi infeksi, dengan Kriteria !asil ) •
•
uhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda
1. beri penjelasan tentang terjadinya infeksi 0. beritahu pasien tentang tanda$tanda inflamasi 5. beri kompres basah . *njurkan pasien untuk memakai baju yang menyerap keringat. <. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat 0;.
1. pasien mengetahui proses terjadinya infeksi 0. pasien mengetahui tanda$tanda inflamasi dan pencegahannya 5. menurunkan suhu tubuh pasien . agar keringat mudah diserap dan suhu tubuh tidak meningkat <. diharapkan dapat mempercepat proses kesembuahn pasien 5.
•
4angguan penelanan berkurang
•
8asa sakit pada 9aktu menelan
0=. 0F. 0.
berkurang 0>. etelah
8esiko
terjadinya infeksi
dilakukan
berhubungan
tindakan
dengan proses
kepera9a
inflamasi.
tan selama 0@0 Tidak
1. beri penjelasan tentang terjadinya infeksi 0. beritahu pasien tentang tanda$tanda inflamasi 5. beri kompres basah . *njurkan pasien untuk memakai baju yang menyerap keringat. <. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat 0;.
1. pasien mengetahui proses terjadinya infeksi 0. pasien mengetahui tanda$tanda inflamasi dan pencegahannya 5. menurunkan suhu tubuh pasien . agar keringat mudah diserap dan suhu tubuh tidak meningkat <. diharapkan dapat mempercepat proses kesembuahn pasien 5.
1. Cbservasi nafsu makan klien
1. Porsi makan yang tidak habis
terjadi infeksi, dengan Kriteria !asil ) •
•
•
51. 50. 5
Bemas
batas normal Tidak ada tanda
inflamasi Keringat
berkurang 5. etelah
berhubungan
dilakukan tindakan
5<.
dengan kurangnya
kepera9atan selama
5=.
pengetahuan
0@0 jam tidak terjadi
tentang
nutrisi kurang dari
penyakitnya.
kebutuhan tubuh
55.
dengan kriteria hasil ) %afsu makan • • •
5>. 5;.
uhu tubuh dalam
!ipertermi
membaik 0. 'eningkatkan masukan secara perlahan 0. eri makan klien sedikit tapi sering 5. Klien dapat memahami dan mau 5. eritahu klien pentingnya nutrisi meningkatkan masukan nutrisi 5F. . Peningkatan energi dan protein pada . Pemberian diet TKTP tubuh sebagai pembangun
meningkat, porsi habis, tidak turun drastis 1. etelah
berhubungan
dilakukan
dengan tak
tindakan
efektifnya
kepera9a
termoregulasi
tan
sekunder terhadap
selama
inflamasi
1@0 jam .
menunjukkan nafsu makan belum
diharapka
1. Cbservasi suhu tubuh pasien 5. . 0. *njurkan dan berikan banyak minum "sesuai kebutuhan cairan anak menurut umur# 5. erikan kompres hangat pada dahi, aksila, perut dan lipatan paha. . *njurkan untuk memakaikan pasien pakaian tipis, longgar dan mudah menyerap keringat.
1. Dengan memantau suhu diharapkan diketahui keadaan sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. 0. Dengan banyak minum diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh 5. Kompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien secara konduksi . Dengan pakaian tersebut diharapkan dapat mencegah evaporasi sehingga cairan tubuh menjadi seimbang.
51. 50. 5
Bemas
•
inflamasi Keringat
5.
berkurang etelah
berhubungan
dilakukan tindakan
5<.
dengan kurangnya
kepera9atan selama
5=.
pengetahuan
0@0 jam tidak terjadi
tentang
nutrisi kurang dari
penyakitnya.
kebutuhan tubuh
55.
dengan kriteria hasil ) %afsu makan • • •
5>. 5;.
1. Cbservasi nafsu makan klien
menunjukkan nafsu makan belum
membaik 0. 'eningkatkan masukan secara perlahan 0. eri makan klien sedikit tapi sering 5. Klien dapat memahami dan mau 5. eritahu klien pentingnya nutrisi meningkatkan masukan nutrisi 5F. . Peningkatan energi dan protein pada . Pemberian diet TKTP tubuh sebagai pembangun
meningkat, porsi habis, tidak turun drastis 1. etelah
!ipertermi
1. Porsi makan yang tidak habis
berhubungan
dilakukan
dengan tak
tindakan
efektifnya
kepera9a
termoregulasi
tan
sekunder terhadap
selama
inflamasi
1@0 jam .
diharapka
n suhu tubuh klien menurun
1. Cbservasi suhu tubuh pasien 5. . 0. *njurkan dan berikan banyak minum "sesuai kebutuhan cairan anak menurut umur# 5. erikan kompres hangat pada dahi, aksila, perut dan lipatan paha. . *njurkan untuk memakaikan pasien pakaian tipis, longgar dan mudah menyerap keringat.
1. Dengan memantau suhu diharapkan diketahui keadaan sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. 0. Dengan banyak minum diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh 5. Kompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien secara konduksi . Dengan pakaian tersebut diharapkan dapat mencegah evaporasi sehingga cairan tubuh menjadi seimbang.
<. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik. <. =. F. >.
<. antipiretik akan menghambat pelepasan panas oleh hipotalamus.
dengan Kriteria !asil ) •
TT6 dalam batas normal
0. ;. <. <
+ntoleransi
<1. etelah
1. 'engevaluasi
respon
aktivitas yang
dilakukan
terhadap aktivitas,
berhubungan
tindakan
melaporkan
adanya
dengan tidak
kepera9a
peningkatan
kelelahan,
seimbangnya
tan
perubahan
persediaan dan
selama
kebutuhan oksigen
0@0 jam
kelemahan umum
*ktivitas
serta kelelahan
dapat
karena gangguan pola tidur
terpenuhi selama pera9ata
dalam
pasien 1. 'emberikan
mencatat dan
atau
kebutuhan pasien dan memfasilitasi
dispnea,
tanda
kemampuan
dalam pemilihan intervensi
serta
<5.
vital
<. selama dan setelah aktivitas. 0. 'emberikan lingkungan yang 0. 'engurangi stress dan stimulasi yang nyaman dan membatasi berlebihan, serta meningkatkan pengunjung selama fese akut atas indikasi.
'enganjurkan
istirahat.
untuk
<<.
menggunakan memejen stress dan aktivitas yang beragam.
<=.
n suhu tubuh klien menurun
<. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik. <. =. F. >.
<. antipiretik akan menghambat pelepasan panas oleh hipotalamus.
dengan Kriteria !asil ) •
TT6 dalam batas normal
0. ;. <. <
+ntoleransi
<1. etelah
respon
aktivitas yang
dilakukan
terhadap aktivitas,
berhubungan
tindakan
melaporkan
adanya
dengan tidak
kepera9a
peningkatan
kelelahan,
seimbangnya
tan
perubahan
persediaan dan
selama
kebutuhan oksigen
0@0 jam
kelemahan umum
*ktivitas
serta kelelahan
dapat
karena gangguan
terpenuhi
pola tidur
selama pera9ata
n dengan
•
• •
•
<>. <;. =
1. 'engevaluasi
%yeri
dalam
pasien 1. 'emberikan
mencatat dan
atau
kebutuhan pasien dan memfasilitasi
dispnea,
dalam pemilihan intervensi
serta
tanda
kemampuan
<5.
vital
<. selama dan setelah aktivitas. 0. 'emberikan lingkungan yang 0. 'engurangi stress dan stimulasi yang nyaman dan membatasi berlebihan, serta meningkatkan pengunjung selama fese akut atas indikasi.
'enganjurkan
istirahat.
untuk
<<.
menggunakan memejen stress dan <=.
aktivitas yang beragam.
5. 'enjelaskan
pentingnya 5. edrest akan memelihara tubuh selama
kriteria
beristirahat pada rencana tindakan
fase akut untuk menurunkan kebutuhan
hasil )
dan perlunya keseimbangan antara
metabolisme dan memelihara energy
aktivitas dengan istirahat. untuk penyembuhan Laporan secara . 'embantu pasien untuk berada verbal, kekuatan . Pasien mungkin merasa nyaman dengan otot meningkat pada posisi yang nyaman untuk dan tidak ada kepala dalam keadaan elevasi, tidur di beristirahat dan atau tidur. perasaan kursi atau istirahat pada meja dengan <0. kelelahan. <. 'embantu pasien untuk memenuhi Tidak ada sesak bantuan bantal Denyut nadi dalam kebutuhan self$care. 'emberikan <. 'eminimalkan kelelahan dan menolong batas normal aktivitas yang meningkat selama Tidak mu ncul menyeimbangkan suplai oksigen dan fase penyembuhan. sianosis kebutuhan.
=. etelah
berhubungan
dilakukan
dengan interupsi sel
tindakan
saraf
kepera9a tan selama
1. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan non verbal setiap = jam 0. Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap = jam 5. Terapkan tehnik distraksi
0@0 jam
"berbincang$bincang# . *jarkan tehnik relaksasi "nafas
diharapka
dalam# dan sarankan untuk
otot sehingga mengurangi penekanan
n
mengulangi bila merasa nyeri
dan nyeri.
. relaksasi mengurangi ketegangan otot$
n dengan
•
• •
•
<>. <;. =
%yeri
beristirahat pada rencana tindakan
fase akut untuk menurunkan kebutuhan
hasil )
dan perlunya keseimbangan antara
metabolisme dan memelihara energy
aktivitas dengan istirahat. untuk penyembuhan Laporan secara verbal, kekuatan . 'embantu pasien untuk berada . Pasien mungkin merasa nyaman dengan otot meningkat pada posisi yang nyaman untuk dan tidak ada kepala dalam keadaan elevasi, tidur di beristirahat dan atau tidur. perasaan kursi atau istirahat pada meja dengan <0. kelelahan. <. 'embantu pasien untuk memenuhi Tidak ada sesak bantuan bantal Denyut nadi dalam kebutuhan self$care. 'emberikan <. 'eminimalkan kelelahan dan menolong batas normal aktivitas yang meningkat selama Tidak mu ncul menyeimbangkan suplai oksigen dan fase penyembuhan. sianosis kebutuhan.
berhubungan
dilakukan
dengan interupsi sel
tindakan
saraf
kepera9a tan selama
nyeri, perhatikan isyarat verbal dan non verbal setiap = jam 0. Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap = jam 5. Terapkan tehnik distraksi
=0. 0. nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah meningkat, nadi, pernafasan meningkat 5. mengalihkan perhatian dari rasa nyeri
0@0 jam diharapka
dalam# dan sarankan untuk
otot sehingga mengurangi penekanan
n
mengulangi bila merasa nyeri
dan nyeri.
. relaksasi mengurangi ketegangan otot$
intensitas
<. eri dan biarkan pasien memilih
<. mengurangi keteganagan area nyeri.
nyeri
posisi yang nyaman =. Kolaborasi dalam pemberian
=. analgetika akan mencapai pusat rasa
dengan kriteria •
hasil ) Klien merasa
•
nyaman kala nyeri menurun 4B 36<'= Tanda$tanda vital normal"nadi ) =$ 1 kali permenit, suhu) 5=$5=,F B, pernafasan 1=$0 kali permenit# =1.
1. Tentukan karakteristik dan lokasi
"berbincang$bincang# . *jarkan tehnik relaksasi "nafas
berkurang
•
pentingnya 5. edrest akan memelihara tubuh selama
kriteria
=. etelah
•
5. 'enjelaskan
analgetika.
nyeri dan menimbulkan penghilangan nyeri.
intensitas
<. eri dan biarkan pasien memilih
<. mengurangi keteganagan area nyeri.
nyeri
posisi yang nyaman =. Kolaborasi dalam pemberian
=. analgetika akan mencapai pusat rasa
berkurang dengan
analgetika.
nyeri dan menimbulkan penghilangan nyeri.
kriteria •
hasil ) Klien merasa
•
nyaman kala nyeri
• •
menurun 4B 36<'= Tanda$tanda vital normal"nadi ) =$ 1 kali permenit, suhu) 5=$5=,F B, pernafasan 1=$0 kali permenit# =1.
/0. DAFTAR PUSTAKA
=. =<. runner / uddarth. 00. Keperawatan Medikal Bedah. Gakarta)34B ==. =F. lack, Goyce ' / Gohn !okanson !a9ks. 0<. Medical Surgical Nursing Clinical =>. Barpenito, Lynda Guall. Diagnosa Keperawatan. Gakarta) 34B. =;. F. Le9is, haron L. 0F. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical Prolems !olume ". eventh 3dition. t.Louis ) 'osby. F1. F0. 'ansjoer, *. 01. Kapita Selecta Kedokteran. 3disi 5, Gilid 1. Gakarta) *esculapius F5. 'ehta, *tul. / !offbrand, 6ictor. 0=. At a #lance $ematologi. 3disi 2. kedua. Gakartaa) 3rlangga F<. F=. 'elia. Penatalaksanaan Pen%akit Kanker &imfoma Non $odgin. http)IIterapimelia.blogspot.com diakses 1 desember 015 pukul ;. Management for Positi'e (utcome. Fth edition. t. Louis ) 3lsevier aunders. FF. F>. Price, ylvia * dan Lorraine '. ?ilson. *lih bahasa ) rahm :. Pendit. 0<. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses)proses Pen%akit !olume *.3disi =. Gakarta ) 34B.
/0. DAFTAR PUSTAKA
=. =<. runner / uddarth. 00. Keperawatan Medikal Bedah. Gakarta)34B ==. =F. lack, Goyce ' / Gohn !okanson !a9ks. 0<. Medical Surgical Nursing Clinical =>. Barpenito, Lynda Guall. Diagnosa Keperawatan. Gakarta) 34B. =;. F. Le9is, haron L. 0F. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical Prolems !olume ". eventh 3dition. t.Louis ) 'osby. F1. F0. 'ansjoer, *. 01. Kapita Selecta Kedokteran. 3disi 5, Gilid 1. Gakarta) *esculapius F5. 'ehta, *tul. / !offbrand, 6ictor. 0=. At a #lance $ematologi. 3disi 2. kedua. Gakartaa) 3rlangga F<. F=. 'elia. Penatalaksanaan Pen%akit Kanker &imfoma Non $odgin. http)IIterapimelia.blogspot.com diakses 1 desember 015 pukul ;. Management for Positi'e (utcome. Fth edition. t. Louis ) 3lsevier aunders. FF. F>. Price, ylvia * dan Lorraine '. ?ilson. *lih bahasa ) rahm :. Pendit. 0<. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses)proses Pen%akit !olume *.3disi =. Gakarta ) 34B. F;. >. ar9ono. 1;;=. Buku A+ar ,lmu Pen%akit Dalam. Gilid Pertama, 3disi Ketiga. Gakrta) 34B >1. >0. iregar, 8. . 1;;=. Atlas Berwarna Saripati Pen%akit Kulit . Gakarta) 34B >5. >. her9ood, Lauralee. *lih bahasa ) rahm :. Pendit. 01. -isiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. 3disi 0. Gakarta ) 34B. ><. >=. Tiener, La9rence ', teohen G, 'cPhee dan 'a@ine *. Papadakis. *lih bahasa ) *bdul 4ofir. 05. Diagnosis /erapi Kedokteran Pen%akit Dalam Buku ". Gakarta ) alemba 'edika. 01. >>. >;. ;. ;1. ;0. ;5. ;. ;<.
;=. ;F. ;>. ;;. 1. 11. 10. 15. 1. 1<. 1=. 1F. 1>. 1;. 11. 111. 110.