WATTMETER (ALAT UKUR DAYA LISTRIK)
makalah disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat Ukur
oleh 1. Maria Ulfah
4201412028
2. Cintia Agtasia Putri
4201412030
3. Nurul Faizah
4201412040
4. Dyah Larasati
4201412042
5. Winda Yulia Sari
4201412094
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah serta kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Alat Ukur ini dengan baik. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Alat Ukur yang diberikan oleh Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si. Makalah ini membahas tentang “Wattmeter “Wattmeter ” yang nantinya akan dibahas akan dibahas pada makalah ini. Makalah ini dibuat berdasarkan literatur dari buku serta dari internet yang berhubungan dengan “Wattmeter (Alat Pengukur Daya Listrik) ”. Kami ”. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, besar harapan kami agar makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat untuk kami serta bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah di masa me mendatang ang.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 20 Mei 2014
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Proses pengukuran dalam system tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user. Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis mudah dapat diubah kedalam kuantitas elektrik, seperti tegangan, daya, arus, perputaran dan lain-lainnya. Misalnya : temperatur yang dulu diukur dengan sebuah termometer air raksa sekarang dapat diukur dengan thermocople. Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari kemajuan teknologi dibidang pengukuran. Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui, terkhusus untuk mahasiswa fisika. Salah satu pengukuran yaitu mengukur daya listrik. Pengetahuan mengenai pengukuran daya listrik ini akan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Karena tanpa pengetahuan daya listrik ini maka kita akan sangat sulit untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan daya listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu perencanaan, pemasangan atau pembuatan barang – barang elektronika dan listrik. Salah satu alat ukur daya listrik yaitu wattmeter. Mengingat begitu pentingnya pengukuran daya listrik, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai alat ukur wattmeter. B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu wattmeter?
2.
Apa saja jenis-jenis wattmeter?
3.
Bagimana prinsip kerja dari wattmeter?
4.
Bagaimana cara membaca wattmeter?
5.
Apa sajakah kesalahan atau error pada wattmeter?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Memahami tentang wattmeter
2.
Mengetahui dan memahami jenis-jenis wattmeter
3.
Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari wattmeter
4.
Mengetahui dan memahami cara pembacaan wattmeter
5.
Mengetahui kesalahan atau eror wattmeter
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Wattmeter
Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat pasokan energi listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diasumsi pada suatu sirkuit rangkaian. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase. B. Prinsip Kerja Wattmeter
Pada wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga besarnya medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya arus yang mengalir melalui kumparan arus tsb. Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama (tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin besar (sesuai dgn besarnya alat / peralatan listrik), maka medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya tolak yang menyebabkan kumparan tegangan / jarum berputar kekanan juga makin kuat, yg menye-babkan penyimpangan jarum kekanan makin lebar. Pada rangkaian arus bolak balik, simpangan jarum penunjuk sebanding dengan rata-rata arus dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC dac AC tersebut dapat mengalami kerusakan oleh adanya arus yang berlebihan. Pada Ammeter dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan menimbulkan panas dimana ini merupakan kondisi yang berbahaya (jar um penunjuk menjadi tidak dapat bergerak lagi karena melebihi batas skala). Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan tegangan dapat menjadi panas tetapi tidak menyebabkan penunjukan jarum melebihi batas skala.
Hal ini dkarenakan posisi jarum penunjuk tergantung pada faktor daya, tegangan dan arus. Sehingga rangkaian dengan faktor daya yang rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pula pada wattmeter meskipun melebihi batas keselamatan. Oleh karena itu di samping untuk mengukur besar daya listrik dalam Watt, juga dalam volt dan ampere.
C. Jenis-Jenis Wattmeter 1.
Berdasarkan Berdasarkan Jenisnya
a.
Wattmeter Elektrodinamometer
Alat ukur daya ini terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut sebagai kumparan arus dari sebuah kumparan putar (yang bergerak) yang disebut sebagai kumparan tegangan (potensial). Kumparan arus dihubungkan dengan rangkaian secara seri sedangkan kumparan tegangan dihubungkan paralel dengan rangkaian alat ukurnya. Pada wattmeter ini, kumparan tegangan menggerakkan jarum penunjuk yang menyimpang sepanjang skala yang menunjukkan pengukuran daya. Arus mengalir melalui kumparan arus (tetap) menghasilkan medan elektromagnetik di sekitar kumparan. Kuat medan ini sebanding dan sefase dengan arus. Sebuah hambatan yang besar nilainya disambungkan seri pada kumparan putar untuk mereduksi arus yang melalui kumparan tersebut. Pada rangkaian arus searah, simpangan jarum penunjuk sebanding dengan arus dan tegangan, dan memenuhi memenuhi persamaan P=VI. 1)
Wattmeter Satu fasa
Prinsip Kerja Elektrodinamometer
yang
digunakan
sebagai
voltmeter
atau
ampermeter terdiri dari kumparan-kumparan yang diam dan berputar dihubungkan secara seri, karena itu bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Bila
digunakan sebagai
alat ukur daya satu fasa, fasa , kumparan-kumparan
dihubungkan dalam cara yang berbeda (Gambar 1.1).
Kumparan- kumparan yang diam atau kumparan-kumparan medan ditunjukan disini sebagai dua elemen yang terpisah yang dihubungkan secara
seri dan membawa arus jala-jala total ( ). Kumparan yang berputar yang ditempatkan di dalam medan maknit kumparan-kumparan yang diam, dihubungkan seri dengan tahanan pembatas arus dan membawa arus kecil
( ). Arus sesaat di dalam kumparan yang berputar adalah
=e/R, dimana e
adalah tegangan sesaat pada jala-jala dan Rp adalah tahanan total kumparan berputar beserta besert a tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian ic dan ip dan untuk defleksi rata-rata selama satu periode dapat dituliskan :
∫ Di mana
Q =defleksi sudut rata-rata dari kumparan K= konstanta instrumen
= arus sesaat di dalam kumparan-kumparan medan
= arus sesaat di dalam kumparan potensial Dengan menganggap sementara i sama dengan arus beban i ( secara aktual
=+i) dan menggunakan nilai =e/. Kita lihat bahwa persamaan
(5-8) berubah menjadi i
∫ ∫ Menurut definisi, daya rata-rata di dalam suatu rangkaian adalah
∫
Yang menunjukkan bahwa elektrodinamometeryang dihubungkan dalam konfigurasi Gambar mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya rata-rata. Jika e dan i adalah besaran sinus dengan bentuk e=
i=
dan
, Persamaan (5-9) berubah menjadi
Dimana E dan I menyatakan nilai-nilai rms tegangan dan arus dan
menyatakan sudut fasa antara tegangan danarus. Persamaan (5-9) dan (5-10) menunjukkan bahwa elektrodinamometer mengukur daya rata-rat yang disalurkan ke beban. Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang ditandai dengan “+”. Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan ke jala-jala masuk dan terminal tegangan ke sisi jala- jala dalam mana kumparan arus dihubungkan, alat ukur selalu akan membaca naik bila daya dihubungkan ke beban. Jika untuk suatu alasan ( seperti dalam metoda
dua wattmeter untuk mengukur daya tiga fasa) jarum membaca mundur, sambungan arus (bukan sambungan tegangan) harus dipertukarkan. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah da ya untuk mempertahankan medan magnitnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan terhadap daya beban sehingga dapat diabaikan. Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat, kumparan arus harus persis membawa arus beban, dan kumparan kumparan potensial harus dihubungkan di antara terminal-terminal beban. Dengan menghubungkan kumparan potensial ke titik t itik A seperti dalam Gambar (5-18), tegangan beban terukur dengan tepat, tetapi arus melalui kumparan-kumparan medan lebih besar sebanyak Ip. Berarti wattmeter membaca lebih tinggi sebesar kehilangan daya tambahan di dalam rangkaian potensial. Tetapi, jika kumparan potensial dihubungkan ke titik B dalam Gambar (5-18), kumparan medan mencatat arus beban yang tepat, tetapi tegangan pada kumparan potensial akan lebih besar sebanyak penurunan tegangan pada kumparan-kumparan medan. Juga wattmeter akan mencatat lebih tinggi , tetapi dengan kehilangan sebesar IR di dalam kumparankumparan medan. Cara penyambungan yang tepat bergantung pada situasi. Umumnya, sambungan kumparan potensial pada titik A lebih diinginkan untuk beban-beban arus tinggi, tegangan rendah; sedang sambungan kumparan potensial pada titik B lebih diinginkan untuk beban-beban arus rendah, tegangan tinggi. Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam wattmeter yang terkompensasi
seperti ditunjukkan pada
Gambar (5-19). Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan potensial. Gulungan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan arah dengan arus di dalam gulungan besar, menyebabkan fluksi yang berlawanan
dengan dengan fluksi utama. Berarti efek
dihilangkan dan wattmeter
menunjukkan daya yang sesuai.
2)
Wattmeter fasa banyak
Prinsip Kerja Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak memerlukan pemakaian dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari sejumlah kawat-kawat dalam setiap sistem fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat “common”
terhadap
semua
rangkaian
potensial. Gambar potensial.
5-20
(a)
menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh sebuah beban tiga fasa yang setimbang yang dihubungkan secara delta. Kumparan arus wattmeter I dihubungkan dalam jaringan A dan kumparan tegangannya dihubungkan antara antaran (jala-jala, line) A dan C. Kumparan arus wattmeter 2 dihubungkan dalam antaran B, dan kumparan tegangannya antara antara antaran B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter.
Diagram fasor Gambar 5-20 (b) menunjukkan tegangan tiga fasa
, , dan dan arus tiga fasa , , dan . Beban yang dihubungkan secara delta dianggap induktif, dan arus fasa ketinggalan dari
tegangan fasa sebesar sudut .
Kumparan arus wattmeter I membawa arus antara
,
yang
dan . Kumparan potensial wattmeter I dihubungkan ke tegangan antaran . Dengan cara sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antaran yang merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa dan ; sedang tegangan pada kumparan potensialnya adalah tegangan antaran . Karena merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa
beban adalah setimbang, tegangan-tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan
Daya, dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah :
Dan
√ Persamaan (5-14) merupakan pernyataan daya total dalam sebuah rangkaian tiga fasa, dan karena itu kedua wattmeter pada Gambar 5-20 (a) secara tepat mengukur daya total tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter wattmet er akan memberikan member ikan nilai daya yang benar untuk setiap : kondisi yang tidak setimbang, faktor daya atau bentuk gelombang. Jika kawat netral dari sistem tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada beban yang tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat, sesuai dengan teorema Blondel,-diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan pengukuran daya nyata total. b.
Wattmeter Induksi
1)
Prinsip Kerja
Seperti alat ukur wattmeter elektrodinamometer, alat ukur tipe induksi mempunyai pula sepasang kumparan-kumparan yang bebas satu dan lainnya. Susunan ini menghasilkan momen yang berbanding lurus dengan hasil kali dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut, dengan demikian dapat pula dipergunakan sebagai alat pengukur watt. Untuk memungkinkan hal ini Φ1 dalam gambar 44 -7 didapat dari arus beban I dan Φ2 dari tegangan beban V. Perlu diperhatikan bahwa Φ2 akan mempunyai sudut fasa sebesar 90° terlambat terhadap V. Hubungan antara fasa-fasa diperlihatkan dalam gambar 4-8, dan menurut persamaan di dapat :
V
I
Gambar. Diagram vektor wattmeter jenis induksi Untuk mendapatkan Φ2 mempunyai sudut fasa yang terlambat 90° terhadap V, maka
jumlah lilitan kumparan kumparan dinaikkan sedemikian rupa,
sehingga kumparan tersebut dapat dianggap induktansi murni. Dengan keadaan ini maka Φ2 Φ2 sebanding dengan V/ω sehingga didapat :
ωφ1 φ2 sinα = KVI = KVI cosϕ cosϕ
Dengan cara ini pengukuran daya dapat dimungkinkan . Alat pengukur watt tipe induksi sering dipergunakan untuk alat ukur yang mempunyai sudut yang lebar, dan banyak dipakai dalam panil-panil listrik. 2)
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Skalanya cukup panjang ( lebih dari 3000 )
Tidak dipengaruhi oleh medan pengganggu dari luar
Tidak dipengaruhi oleh error frekuensi karena dampingnya yang besar
Kekurangan
Tingkat ketelitian rendah
Hanya untuk besaran AC
Kadang-kadang mengalami error suhu, yang diakibatkan oleh aliran eddy-current pada tahanan yang efeknya sangat besar terhadap suhu tahanan.
c.
Pemakaian dayanya sangat besar, relatif tinggi dan mahal
Wattmeter Thermokopel
Alat pengukur wattmeter tipe thermokopel merupakan contoh dari s uatu alat pengukur pengukur yang dilengkapi dengan sirkuit perkalian yang khusus. Bila arus-arus berbanding lurus terhadap tegangannya, dan arus beban dinyatakan sebagai maka akan didapatkan :
= v dan = i )² - ( )² = 4 = 4 v +
-
Harga rata – rata – rata rata dari hasil persamaan tersebut diatas, adalah sebanding dengan daya beban. Dalam gambar 4-9, i1 = k1v adalah arus sekunder dari transformator T1, dan 2i2 = 2k2i adalah arus sekunder dari transformator T2. Bila sepasang tabung thermokopel dipanaskan denganarus-arus ( i1 +i2) dan ( i1 - i2 ), ) , maka gaya listrik secara termis akan digerakkan berbanding lurus kwadrat dari arus-arus, dan akan didapat dari masing-masing thermokopel. Bila kedua thermokopel tersebut dihubungkan secara seri sedemikian rupa sehingga polaritasnya terbalik, maka perbedaan tegangan tersebut pada ujungujungnya akan dapat diukur melalui suatu alat pengukur milivolt. Dengan demikian maka penunjukan dari alat ukur milivolt tersebut akan berbanding dengan daya yang akan diukur. Alat pengukur watt jenis thermokopel ini dipakai untuk pengukuran daya-daya kecil pada frekuensi audio. Pada saat ini terdapat banyak bentuk dari alat pengukur watt, yang dilengkapi dengan sirkit-sirkit kalkulasi khusus, dan berbagai detail dapat ditemukan pada alatalat ukur tersebut.
D. Cara Menggunakan Wattmeter
Cara menggunakan wattmeter pertama-tama telitilah kedudukan jarum penunjuknya; jika kedudukannya sudah tepat pada angka 0 berarti wattmeter sudah siap untuk digunakan. Apabila kedudukan jarum penunjuk belum tepat pada angka 0, maka harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum. Dari gambar
diagram hubungan wattmeter diatas terlihat bahwa
terminal tegangan yaitu terminal 240 V dan terminal ± dihubungkan secara paralel, sedangkan terminal arus A dan terminal ± dihubungkan dihubungkan secara seri. Gambar
(a)
terlihat
bahwa
terminal-terminal
hubungan
disambung antara terminal atas dan terminal bawah, bawah, ini disebut hubungan seri. Sedangkan pada gambar (b) terminal samping kanan disambung dengan terminal samping kiri, ini disebut hubungan paralel. Hasil pengukuran wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka penunjukkan jarum penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis hubungannya .
E. Kesalahan (Eror) pada Wattmeter 1.
Kesalahan akibat perbedaan rangkaian.
Ada 2 kemungkinan untuk merangkai wattmeter pada rangkaian AC fase tunggal, seperti terlihat pada gambar 4-20, sekaligus dengan diagram vektornya.
(a)
(b)
Gambar 4- 20. Rangkaian wattmeter AC satu fasa Pada gambar 4-20(a) kumparan arus tidak dilalui arus, sedangkan pada rangkaian gambar 4-20(b) arus melalui kumparan arus. Sebuah wattmeter sebenarnya diharapkan dapat menunjukkan daya yang dipakai oleh beban, tetapi pembacaannya sebenarnya sedikit kelebihan yang disebabkan oleh rugi-rugi daya pada rangkaian instrument. Besarnya kesalahan tergantung dari
banyaknya rangkaian. Perhatikan gambar 4-20(a). 4- 20(a). Jika cos φ adalah power faktor beban, beban, maka daya pada beban adalah = V I cos φ. Sekarang, tegangan pada kumparan tegangan adalah V1 yang merupakan jumlah vektor dari tegangan beban V dan drop tegangan pada kumparan arus = V’ (= I r. di , dimana r adalah resistansi pada kumparan arus). Maka pembacaan daya oleh wattmeter = V1 I cos φ , dimana φ adalah beda fase antara V1 dan I seperti terlihat pada diagram vektor gambar 4-20(a).
= Daya beban + Daya pada rangkaian kumparan tegangan
V1 cos
. I = ( V cos + V’) I = V.I cos + V’ I = V I cos + I2 . r = Daya Beban + Daya pada rangkaian kumparan tegangan
b 2. Kesalahan akibat induktansi kumparan tegangan
Kesalahan pembacaan pada wattmeter disebabkan juga oleh induktansi pada kumparan tegangan.
Gambar 4-21. Rangkaian kumparan tegangan
a)
Jika induktansi kumparan tegangan diabaikan :
, terlihat pada gambar 4-21 a
Jadi pembacaan wattmeter
.......................................... ................................................................. ............................................. ...................... b)
(1)
Jika induktansi kumparan tegangan diperhitungkan :
Dimana I 2 ini tertinggal terhadap V dengan sudut α (gambar 4-21 b ) sehingga
Jadi pembacaan wattmeter :
Jadi pembacaan wattmeter
......................................... ................................................ ....... (2) Persamaan (1) untuk pembacaan wattmeter dimana induktansi kumparan tegangan diabaikan dan persamaan (2) untuk pembacaan wattmeter dimana induktansi kumparan tegangan ikut diperhitungkan. Faktor koreksi yang diberikan oleh perbandingan antara pembacaan sesungguhnya (Wt) dengan pembacaan yang ada pada wattmeter (Wa) adalah :
Pada prakteknya karena sangat kecil, maka cosα = 1 Maka :
Kesalahan pembacaan adalah : = Pembacaan yang ada – ada – pembacaan pembacaan sesungguhnya = pembacaan yang ada
( ) Jadi presentasi kesalahan:
3.
Kesalahan akibat medan STRAY (Pengganggu) (Pengganggu)
Karena medan yang bekerja pada instrument ini adalah kecil, maka mudah dipengaruhi oleh kesalahan akibat medan pengganggu dari luar. Oleh karena itu harus dijaga agar sejauh mungkin berada dari medan STRAY tadi. Tetapi , kesalahan akibat medan ini pada umumnya dapat diabaikan.
4. Kesalahan akibat kapasitansi dalam kumparan tegangan
Pada bagian rangkaian kumparan tegangan , terutama pada bagian tahanan serinya akan selalu muncul kapasitansi walaupun kecil. Akibatnya akan mengurangi besarnya sudut, dengan demikian mengurangi kesalahan yang diakibatkan induktansi pada rangkaian kumparan tegangan. Pada kenyataannya pada beberapa wattmeter, sebuah kapasitor dihubungkan paralel terhadap tahanan seri untuk mendapatkan rangkaian kumparan tegangan yang noninduktif. Jelas bahwa kompensasi yang berlebihan akan membuat resultante reaktansi kapasitif, dengan demikian akan menyebabkan sudut negatif.
5. Kesalahan akibat EDDYCurrent (Arus pusar)
Eddy-current adalah medan arus bolak-balik pada bagian-bagian logam yang padat dari instrument. Ini dihasilkan oleh medan bolakbalik pada kumparan arus akan mengubah besar dan kuat medan kerja, dengan demikian menimbulkan kesalahan bagi pembacaan wattmeter. Kesalahan ini tidak mudah dihitung meskipun dapat menjadi sangat besar jika tidak berhati-hati dalam memindahkan bagian padat dari dekat kumparan arus tadi
BAB III PENUTUP A. SIMPULAN
Berdasarkan tinjauan pustaka maupun pembahasan analisis terhadap masalah dapat disimpulkan bahwa: 1.
Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat pasokan energi listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diasumsi pada suatu sirkuit rangkaian.
2.
Wattmeter
berdasarkan
jenisnya
dibagi
menjadi
3,
yaitu
:
elektrodinamometer, induksi, dan thermokopel. Dan jika dilihat dari fasanya dibagi menjadi 2 yaitu, termometer 1 fasa dan fasa banyak. 3.
Prinsip kerja pada wattmeter yaitu pada wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga besarnya medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya
arus yang yang mengalir
melalui kumparan arus tersebut. Dan rangkaian dengan faktor daya yang rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pula pada wattmeter meskipun melebihi batas keselamatan. 4.
Cara membaca wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka penunjukkan jarum penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis hubungannya .
5.
Kesalahan atau eror pada wattmeter adalah sebagai berikut o
Kesalahan akibat EDDYCurrent (Arus pusar)
o
Kesalahan akibat kapasitansi dalam kumparan tegangan
o
Kesalahan akibat medan STRAY (Pengganggu)
o
Kesalahan akibat induktansi kumparan tegangan
o
Kesalahan akibat perbedaan rangkaian.
B. SARAN
Sejalan dengan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan saran yaitu bagi semua penulis yang akan mengangkat tema ini, cobalah lakukan tinjauan pustaka dari berbagai referensi seperti buku, koran maupun jurnal.
DAFTAR PUSTAKA
Fluke.
Principles testing methods and applications. applications. http://www.newarkinone.thinkhost.com/brands/promos/Earth_Ground_Re sistance.pdf Le Magicien. 2000. 3 PHASE - 3 Wires Sequence Indikator. Tersedia dalam http://www.geocities.com/lemagicien_2000/elecpage/3phase/3phase.html diakses tanggal 19 Juni 2008 Phase Squence Indoicator . tesco tesco dua k awat . http://www.tescoadvent.com/tesco phase-sequence.html