Validasi Metode Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap para pa rame mete terr
tert te rten entu tu,,
berd be rdas asar arka kan n
perc pe rcob obaa aan n
labo la bora rato tori rium um,,
untu un tuk k
membuktika membu ktikan n bahw bahwa a param parameter eter terse tersebut but meme memenuhi nuhi persy persyarata aratan n untuk penggunaannya. Validasi biasanya dimaksudkan untuk menguji metode analis analisa a yang yang baru baru dibuat dibuat dan atau atau dikemb dikemban angka gkan. n. Parame Parameter ter analis analisis is yang harus diuji dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut : 1. Presisi Presis Presisii adalah adalah ukuran ukuran yang yang menun menunjuk jukka kan n deraj derajat at kesesu kesesuaia aian n antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang yang diam diambi bill dari dari camp campur uran an yang yang homo homoge gen. n. Pres Presis isii diuk diukur ur seba sebaga gaii simp simpan anga gan n
baku baku (Sta (Stand ndar ar Devi Devias asi) i) atau atau simp simpan anga gan n
baku baku rela relati tif. f.
Simpangan baku yaitu Akar kuadrat dari varians dan menunjukan standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya. Presisi dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau reproductility (ketertiruan). Repeatability adalah keseksamaan metode jika
dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam alam
inte interv rva al
waktu aktu
yang ang
pen pendek dek.
dinilai Repeatability dinilai
melalu melaluii
pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik yang yang
terp terpis isah ah
dari dari
batch
yang ang
sama sama,,
jad jadi
memb emberik erikan an
ukura kuran n
keseksamaan pada kondisi yang normal. 2. Akurasi Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis analisis dengan dengan kadar kadar analit analit sebenarn sebenarnya. ya. Akurasi Akurasi dinyatakan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery ) analit yang ditambahkan. 3. Line inearit arita as Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan resp re spon on ya yang ng se seca cara ra la lang ngsu sung ng at atau au de deng ngan an ba bant ntua uan n tr tran ansf sfor orma masi si matema mat ematem temati atik k yan yang g bai baik, k, ter terhad hadap ap ko konse nsentr ntras asii ana analit lit dal dalam am sam sampel pel..
Perlakuan
matematik
dalam
pengujian
linearitas
adalah
persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara
melalui hasil
analisis terhadap konsentrasi analit.
Gambar 1. Contoh grafik linearitas 4.
Ketangguhan metode (ruggedness) Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang
diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll. Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi operasi normal antara lab dan antar analis. 5. Ketahanan metode (robustness) Robustness adalah ketahanan suatu metode analisis mengenai kapasitasnya untuk tetap tidak terpengaruh oleh adanya variasi metode yang kecil. Ketahanan dievaluasi oleh adanya variasi parameterparameter metode seperti persentase pelarut organik, pH, kekuatan ionik, atau suhu
Validasi Metode Titrasi Asiditas Tujuan
: untuk mengetahui apakah metode yang digunakan sesuai dengan spesifikasi metode yang disepakati
Hasil Belajar
:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian validasi metode dan parameter-parameter pemeriksaan validasi 2. Mahasiswa dapat melakukan validasi metode titrasi
Cara Penilaian
:
mahasiswa
mendemonstrasikan
kemampuan
dalam melakukan validasi secara individu.
Kondisi Penilaian
: dalam melakukan praktikum dan laporan praktikum
Alat
:
1. Neraca Analitik 4 Desimal 2.
Buret
3. Erlenmeyer 250 ml 4.
Pipet Volume 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml
5. Mikropipet 1000ul
Bahan
:
1. Larutan Asam Oksalat dihidrat 0,1000 N 2. Larutan Na Tetraborat 0,1000 N 3. Larutan NaOH 0,1 N 4. Larutan HCl 0,1 N 5. Akuades
Cara Kerja I.
:
Penetapan Parameter Presisi, Akurasi dan linearitas 1. Pipet 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml asam oksalat dihidrat 0,1000 N masing-masing masukkan ke dalam Erlenmeyer. 2. Tambah 2 tetes indikator phenolphthalein 3. Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah orange 4. Lakukan pengulangan titrasi sebanyak 5 kali untuk masing-masing volume asam oksalat dihidrat 0,1000N. 5. Data Hasil titrasi dimasukkan ke dalam Tabel 1 dan dibuat grafik rata-rata volume titran (mL) vs Volume Sampel (mL)
Tabel 1. hasil pengamatan titrasi Volume sampel (x) 5,0 ml
10,0 ml
15,0 ml
20,0 ml
25,0 ml
Pengulangan ke1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
mL titran (y)
17.50 17.70 17.60
Gambar 1. Grafik rata-rata volume titran (ml) vs volume sampel (ml)
5. Pengolahan data : 5.1.
Standar Deviasi (SD) :
Keterangan :
σ
= Standar Deviasi
X = nilai data pengamatan µ = nilai rata-rata hitung N = banyak data ∑ = Jumlah
5.2 Presisi :
Keterangan : SD = Standar Deviasi x
= nilai rata-rata hitung
KV = Koreksi volum
5.3 Akurasi :
Keterangan
: X = Nilai yang diperoleh x = Nilai yang sebenarnya
5.4Persamaan garis regresi (y = a + bx) dan linearitas berdasarkan data hasil titrasi Tabel 2. Data hasil titrasi Volume sampel 5,0 ml
Responden (Pengulangan) 1 2 3 4 5
10,0 ml
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
15,0 ml
20,0 ml
25,0 ml
x
y
x.y
X²
y²
Persamaan garis regresi : y = a + bx
r= 5.5Parameter robustness : 1. variabel pH larutan a. Pipet 15,0 ml NaOH 0,1 N, masukkan ke dalam 5 Erlenmeyer berbeda b. Ditambahkan 3 tetes, 5 tetes, 7 tetes, 9 tetes, 11 tetes indikator Phenolftalein ke masing-masing ke dalam Erlenmeyer berbeda. c. Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah orange. Keterangan :
Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di laboratorium
Tabel 2. Hasil Pengamatan parameter robustness Penambahan Indikator (x) 3 tetes
5 tetes
7 tetes
9 tetes
11 tetes
Pengulangan ke-
mL titran (y)
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2. Perlakuan pengocokan a. Pipet 5,0 ml 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml masingmasing masukkan ke dalam Erlenmeyer b. Ditambahkan 2 tetes indikator phenolphthalein c. Perlakuan pertama : Titrasi kasar dengan NaOH 0,1 N, dilakukan manual Perlakuan kedua : Titrasi halus dengan NaOH 0,1 N, dengan menggunakan stirrer Keterangan :
Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di laboratorium
5.6Parameter ruggedness : a. Pipet 5,0 ml, 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml Asam oksalat dihidrat 0,1 N masing-masing masukkan ke dalam Erlenmeyer
b. Ditambahkan 2 tetes indikator phenolphthalein c. Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali oleh orang yang berbeda dengan buret yang sama
Validasi Metode Titrasi Alkalinitas Tujuan
: untuk mengetahui apakah metode yang digunakan sesuai dengan spesifikasi metode yang disepakati
Hasil Belajar
:
1. Mahasiswa dapat
menjelaskan
pengertian validasi metode
dan
parameter-parameter pemeriksaan validasi 2. Mahasiswa dapat melakukan validasi metode titrasi
Cara Penilaian
:
mahasiswa
mendemonstrasikan
kemampuan
dalam melakukan validasi secara individu.
Kondisi Penilaian
: dalam melakukan praktikum dan laporan praktikum
Alat
: 1. Neraca Analitik 4 Desimal 2. Buret 3. Erlenmeyer 250 ml 4. Pipet Volume 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml 5. Mikropipet 1000ul
Bahan
:
1. Larutan Asam Oksalat dihidrat 0,1000 N 2. Larutan Na Tetraborat 0,1000 N 3. Larutan NaOH 0,1 N 4. Larutan HCl 0,1 N 5. Akuades
Cara Kerja
:
II. Penetapan Parameter Presisi, Akurasi dan linearitas 1. Pipet 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml Natrium Tetraborat
0,1000
N
masing-masing
masukkan
ke
dalam
Erlenmeyer. 2. Tambah 2 tetes indikator Methyl orange 3. Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai timbul warna merah muda 4. Lakukan pengulangan titrasi sebanyak 5 kali untuk masing-masing volume Natrium tetraborat 0,1000N. 5. Data Hasil titrasi dimasukkan ke dalam Tabel 1 dan dibuat grafik rata-rata volume titran (mL) vs Volume Sampel (mL)
Tabel 1. hasil pengamatan titrasi Volume sampel (x) 5,0 ml
10,0 ml
15,0 ml
20,0 ml
25,0 ml
Pengulangan ke1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
mL titran (y)
12,70 mL 12,60 mL 12,85 mL
19,10 mL 19,02 mL 19,05 mL
25,42mL 25,50mL 25,51mL
31,90 ml 31,90 ml 31,70 ml
4 5
Gambar 1. Grafik rata-rata volume titran (ml) vs volume sampel (ml)
6. Pengolahan data : 6.1.
Standar Deviasi (SD) :
Keterangan :
σ
= Standar Deviasi
X = nilai data pengamatan µ = nilai rata-rata hitung
N = banyak data ∑ = Jumlah
6.2.
Presisi :
Keterangan : SD = Standar Deviasi x
= nilai rata-rata hitung
KV = Koreksi volum
6.3.
Akurasi :
Keterangan
: X = Nilai yang diperoleh x = Nilai yang sebenarnya
6.4.
Persamaan garis regresi (y = a + bx) dan linearitas berdasarkan
data hasil titrasi Tabel 2. Data hasil titrasi Volume sampel 5,0 ml
Responden (Pengulangan) 1 2 3 4 5
10,0 ml
1 2 3 4 5 1 2
15,0 ml
x
y
x.y
X²
y²
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
20,0 ml
25,0 ml
Persamaan garis regresi : y = a + bx
r= 6.5.
Parameter robustness :
variabel pH larutan
1. Pipet 15,0 ml NaOH 0,1 N, masukkan ke dalam 5 Erlenmeyer berbeda 2. Ditambahkan 3 tetes, 5 tetes, 7 tetes, 9 tetes, 11 tetes indikator Methyl orange ke masing-masing berbeda.
ke dalam
Erlenmeyer
3. Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai timbul warna merah orange. Keterangan :
Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di laboratorium
Tabel 2. Hasil Pengamatan parameter robustness Penambahan Indikator (x) 3 tetes
5 tetes
7 tetes
9 tetes
11 tetes
Pengulangan ke-
mL titran (y)
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Perlakuan pengocokan
1. Pipet 5,0 ml 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml masing-masing masukkan ke dalam Erlenmeyer
2. Ditambahkan 2 tetes indikator Methyl orange 3. Perlakuan pertama : Titrasi kasar dengan HCl 0,1 N, dilakukan manual Perlakuan kedua : Titrasi halus dengan HCl 0,1 N, dengan menggunakan stirrer Keterangan :
Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di laboratorium
6.6.
Parameter ruggedness :
1. Pipet 5,0 ml, 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml Natrium tetraborat 0,1 N masing-masing masukkan ke dalam Erlenmeyer 2. Ditambahkan 2 tetes indikator Methyl orange 3. Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali oleh orang yang berbeda dengan buret yang sama