Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Edward Jenner sedang menyuntikkan vaksin Dunia sudah selayaknya mengucapkan terima kasih untuk pionir-pionir seperti Jenner ...
VAKSINFull description
SOP VaksinasiDeskripsi lengkap
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Edward Jenner sedang menyuntikkan vaksin Dunia sudah selayaknya mengucapkan terima kasih untuk pionir-pionir seperti …Deskripsi lengkap
menceritakan tentang bermacam vaksin, cara menyimpan dan syarat kondisi menyimpan serta menggunakan vaksin secara aman.
imunisasi DTFull description
tFull description
INDEKS PEMAKAIN VAKSINDeskripsi lengkap
VAKSIN • Vaksin adalah suspensi mikroba (atau fragmen mikroba atau produk mikroba) yang merangsang imunitas (kekebalan) pada hospes. • Mikroba untuk vaksin: inaktif dan atenuasi. • Mikroba inaktif: mikroba yang telah dimatikan. • Mikroba atenuasi: mikroba hidup tetapi telah dilemahkan atau telah berubah sifatnya sehingga tidak vilulen lagi, tetapi masih dapat merangsang terjadinya respons imun. • Toksoid: toksin bakteri yang telah diinaktifkan, sehingga tidak mampu menimbulkan penyakit, tetapi masih dapat merangsang terjadinya respons imun, yaitu terbentuknya antitoksin. STF 2006
VAKSIN
1
• Metoda inaktifasi mikroba harus tidak merusak substansi antigenik pada permukaan sel mikroba. •
Metoda inaktifasi virus: penambahan formalin atau substansi kimia lain.
• Pemanasan tidak digunakan dalam inaktifasi virus karena mengubah komponen permukaan virus.
• Vaksin hidup – Vaksin yang mengandung mikroba atenuasi (tidak virulen). – Vaksin yang mengandung mikroba virulen untuk spesies lain, tetapi tidak virulen untuk manusia (contoh: vaksin cacar). STF 2006
VAKSIN
2
• Vaksin inaktif – Toksoid. – Vaksin yang mengandung sel bakteri mati atau virus mati. – Vaksin subunit. – Vaksin aseluler. – Vaksin konjugasi. – Vaksin anti-idiotipik.
• Vaksin Subunit – Vaksin yang mengandung fragmen antigenik yang dibuat dengan cara rekayasa genetik. – Contoh: vaksin hepatitis B. – Efek samping vaksin lebih sedikit.
STF 2006
VAKSIN
3
• Vaksin aseluler – Vaksin yang mengandung fragmen antigenik dari sel mikroba. – Contoh: vaksin pertussis.
• Vaksin konjugasi – Vaksin yang mengandung fragmen antigen yang digabungkan dengan protein. – Contoh: vaksin Haemophilus influenzae b. – Polisakarida kapsul H. influenzae dicampur dengan protein meningkatkan efektifitas vaksin.
• Vaksin anti-idiotipik – Vaksin yang menggunakan antibodi anti-idiotipik sebagai antigen. – Vaksin masa depan masih diteliti. STF 2006
VAKSIN
4
• Masalah dalam penggunaan vaksin – Vaksin hidup (atenuasi) kadang-kadang dapat menjadi virulen kembali. – Terjadinya interferensi (rubella mencegah replikasi virus polio). – Vaksinasi dengan vaksin hidup pada orang “immunocompromised” dapat mengancam jiwanya. (Juga pada orang yang dalam pengobatan dengan steroid; wanita hamil). – Efek samping vaksin, seperti terjadinya reaksi alergi (akibat antigen, material nonmikroba, kontaminan). – Pengembangan pembuatan vaksin dan asuransi kecelakaan sangat mahal. – Mikroba dengan banyak serotipe sukar dikontrol secara vaksinasi. STF 2006
VAKSIN
5
Vaksin hidup (atenuasi) dan vaksin mati (inaktif) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------