Penilaian dan Skrining Psikososial dalam Bidang Onkologi serta Pengelolaan Perawatan Paliatif
I.
Pendahuluan
Gang Ganggu guan an psik psikos osos osia iall dan dan psik psikia iatr trii yang yang terja terjadi di pada pada pasie pasienn-pa pasie sien n kank kanker er tela telah h dilaporkan sebagai suatu akibat dari penyakit dan terapi itu sendiri. Sutherland (1981), hal pertama yang menunjukkan suatu psikologi pasien kanker adalah ketika seseorang yang berada dalam bentuk stres yang berat dan khusus, berdasarkan keyakinan fundamental, sejarah dan pengalaman pengalaman hidup hidup (misalnya, pola hubungan hubungan dengan figur attachment ) mulai munul ke permukaan. !eliau juga mendiskripsikan enam tipe klinis reaksi psikologi yang umum umum terja terjadi di sete setela lah h diag diagno nosi siss kank kanker er dite ditetap tapka kan n dan dan terap terapii dibe diberi rika kan, n, yaitu yaitu beru berupa pa ketergantungan (dependency (dependency), ), ansietas, depresi, hipokondriasis, obsesif kompulsif, dan reaksi paranoid. 1 "ada penelitian berikut, dengan menggunakan menggunakan sarana dan #a#anara yang spesifik spesifik ( misalnya dengan $S%-&&&. $S% $S% &&&-', dan &), membenarkan membenarkan pentingnya penilaian respon psikososial bah#a gangguan penyesuaian, ansietas, maladaptif koping, dan depresi dapat ditemukan pada *-+* pasien kanker. eterlibatan dan dampak gangguan tersebut bagi pasien kanker dan keluarganya merupakan suatu kepentingan di bagian onkologi, dimana studi menunjukkan hubungan morbiditas psikososial dengan maldapatif, penurunan kualitas hidup hidup dan hubung hubungan an sosial sosial,, risiko risiko bunuh bunuh diri, diri, #aktu #aktu penye penyembu mbuhan han yang yang lebih lebih lama, lama, kurangnya kepatuhan pada pengobatan, keluarga yang tidak harmonis, dan mungkin saja kelangsungan hidup yang pendek. / %asalah dalam menerapkan pendekatan keji#aan yang 0murni, dalam menghasilkan #a#anara psikitari yang terstruktur pada penderita kanker dan dalam jumlah yang besar die2aluasi pada dimensi psikososial penderita berdasarkan pera#atan standar terbaru dimana telah ditetapkan sebagai suatu kebutuhan dalam penataan metode yang telah ditetapkan. ,+ Saat ini kesepakatan umum bah#a skrining terhadap tekanan dan gejala emosional adalah prosedur penting pertama yang dilaksanakan dalam pengaturan klinis, dilanjutkan dengan penilaian psikososial yang lebih spesifik, untuk menjamin pera#atan yang tepat pada pasien 1
kanker kanker dengan dengan masalah masalah psikososial psikososial..+ 3lasan ini mengkaji beberapa masalah yang paling signifikan yang berkaitan dengan dua langkah, yaitu skrining (penyaringan) dan penilaian morbiditas psikososial pada keganasan serta pera#atan paliatif yang diberikan.
II. II.
Skrrinin Sk ining g Pada Pada Tekana kanan n Emos mosiona ionall
"ada pera#atan paliatif dan onkologi, terdapat beberapa dimensi termasuk tekanan emos emosio iona nal, l, ansi ansieta etass dan dan depr depresi esi,, malad maladap aptif tif kopi koping ng,, serta serta gang ganggu guan an lain lainny nyaa dima dimana na pendekatan psikosomatis dapat diterapkan.+ II.1 Te Tekanan kanan emosional
"ada tahun 1994 tim multidisiplin multidisiplin yang terdiri dari profesional profesional pera#atan kesehatan kesehatan dari dari berbag berbagai ai bidang bidang yang yang bekerja bekerja pada pada uji standar standar prakte praktek k klinis klinis dan pedom pedoman an untuk untuk penilaian dan pengelolaan konsekuensi psikososial yang terjadi pada penderita kanker. 5im tersebut mengembangkan suatu instrumen spesifik, yaitu termometer distres ($5), sebagai suatu alat skrining sederhana yang dapat menaksirkan tekanan (distres) seara epat dan rutin dalam pera#atan kanker. ata 65ekanan 65ekanan77 $istres itu sendiri sendiri berarti 0suatu pengalam pengalaman an psikologis emosional yang tidak menyenangkan (kognitif, perilaku, emosi), sosial, dan 7 atau spiritual yang dapat mengganggu pengobatan kanker seara efektif, baik dari gejala fisik maupun terapi. 5ekanan yang terjadi seara berkepanjangan, bermula dari perasaan normal yang umum berupa kerentanan, kesedihan dan ketakutan terhadap masalah hingga menjadi suatu disabilitas ( ketidakmampuan ), seperti depresi, keemasan, panik, isolasi sosial dan eksistensial serta krisis spiritual.
2
Gambar 1. Distress Continuum
Gambar . arakteristik $istress "sikososial
3
:'&:; < :=>3=5&? =?$ 5':=5%:?5 "'@:SS
Clinical evidence of moderate to severe distress or score $ # on screenin
Clinical assessment by primary oncology team of oncologist, nurse, social worker for: High risk patients Periods of vulnerability isk factors for distress Practical problems !amily problems "piritual religious concerns Physical problems
(ental health services
•
%!%&
"ocial work services
Pastoral
• • •
•
+reef screening for distress: distress thermomet
)nrelieved physical symptoms,tr eat according to disease spesi*c
clinical evidences of mild distress or score of less than # on
-f necessar
Primary oncology team resources •
Gambar /. %anagemen distres A
#
$5 merupakan alat analog 2isual yang meminta subjek untuk menilai 7 menunjukkan tingkat distres pada skala *-1* (dari No Distress ke Extreme Distress) dan untuk memeriksa kemungkinan masalah di tempat yang berbeda, termasuk fisik, emosional, spiritual, keluarga, dan masalah praktis lainnya. 5im %anajemen $istres menerbitkan standar untuk pera#atan psikososial pasien kanker, membangun satu set ukuran kualitas sebagai skrining dan algoritme dalam mengatasi tekanan dan gangguan keji#aan (mis.,gangguan penyesuaian, depresi, bunuh diri 7 risiko terjadinya bunuh diri, gangguan kognitif) yang telah diperbarui seara tahunan.
Gambar . Distress Thermometer $5 dan kemungkinan masalah yang terkait (mis. fisik, hubungan interpersonal, spiritual, emosional) meningkatkan risiko kejadian distres, telah digunakan di seluruh dunia, #alaupun nilai ut-off berbeda-beda dari segi bahasa, negara, aturan medis hingga karasteristik sampel, pada sebagian besar studi, skor B menandakan spesifisitas dan sensitifitas yang mengarah kepada kriteria (mis. melalui #a#anara, kuesioner lainnya) morbiditas psikososial.4 ebijakan tentang penggunaan rutin alat skrining sederhana, seperti $5 atau analog 2isual lainnya (misalnya, :dmonton Symptom =ssessment Sale, :S=S), telah dilakukan di .
beberapa negara, sebagai ara epat
mengidentifikasi pasien dalam melaporkan tingkat
tekanan yang menunjukkan morbiditas psikososial serta merujuk dengan tepat kepada onkologi psikososial. II.2 Ansietas dan Depresi
Studi yang dilakukan %ithel dkk., menunjukkan data yang telah diakumulasi berdasarkan skrining depresi dan ansietas, bersama dengan $epression @aner @onsensus Group melaporkan studi 2aliditas diagnostik melibatkan paling sedikit 19 alat dalam membantu klinisi dalam mengidentifikasi depresi pada pasien kanker. + "ertanyaan-pertanyaan yang diberikan berasal dari Patient Health Questionnaire ("CD-), dan Beck Depression Inventory (!$&-&&). &nstrumen lainnya yang telah diaplikasikan oleh onkologi psikososial dan pera#atan paliatif menunjukkan bah#a beberapa alat dapat digunakan sebagai alat yang sensitif dan spesifik pada ra#atan klinis, yaitu Hospital Anxiety and Depression cale (C=$S). !agaimanapun pada ulasan terbaru menemukan bah#a C=$S merupakan alat yang sesuai untuk skrining a#al pada ansietas dan depresi, tetapi ini tidak dapat digunakan sebagai instrumen diagnostik./
III Penilaian dimensi Psikososial III.1 oping dan Attachment
"enilaian terhadap koping, sebagai suatu pola pikir, keperayaan, dan tingkah laku dari reaksi stres, adalah bagian pendekatan diagnostik pada pasien-pasien kanker, semenjak beragam maladaptif berhubungan dengan psikopatologi. + Skala %ental =djustment to @aner (%=@) dan 2ersi %ini-%=@ telah digunakan seara khusus pada pera#atan kanker dan paliatif pada data menunjukkan skala properti yang baik dalam mengidentifikasi gaya koping yang spesifik, termasuk penyangkalan 7 penegahan (yaitu, upaya yang disengaja untuk tidak berpikir tentang kanker sebagai ara mengatasi 7 koping), semangat juang (yaitu, keenderungan untuk melihat penyakit sebagai suatu tantangan), fatalisme (yaitu, hidup pada saat itu dan mengambil satu hari pada satu #aktu), tidak berdaya 7 putus asa (yaitu, putus asa dan ketidakberdayaan mengenai penyakit dan masa depan), serta sibuk dalam keemasan (yaitu, keenderungan untuk menjadi emas dan sangat sibuk tentang penyakit yang diderita).8 /
Attachment yang ditunjukkan juga signifikan untuk dieksplorasi dalam tahap penilaian, baik di bidang onkologi maupun pera#atan paliatif, karena ara di mana pasien telah menjalani hubungan pengasuhan di masa lalu berkaitan dengan ara pandang terhadap diri sendiri dengan harapan yang didapatkan dari penyedia layanan kesehatan. + "ada pera#atan paliatif, telah menggambarkan pentingnya proses kasih sayang sebagai penentu hubungan terapeutik, terutama saat dokter bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup
pasien dan mengatasi penderitaan yang meliputi fisik, psikososial, dan spiritual indi2idu dan keluarga terhadap penyakit terminal yang diderita. $alam penelitian terhadap pasien kanker stadium akhir, keemasan, dan penghindaran telah ditemukan terkait dengan kurangnya dukungan sosial dan banyaknya tekanan psikologis.
III.2 Demoralisasi! e"emasan! dan Dimensi Psikososial lainn#a
$iagnosti @riteria for "syhosomati 'esearh ($@"') terdiri dari dua belas kelompok klinis yang mengeksplorasi berbagai kemungkinan kondisi psikologis dan reaksi emosional untuk penyakit medis. :mpat diantaranya berhubungan dengan persepsi, pengalaman, e2aluasi dan reaksi pasien terhadap status kesehatan mereka (kebiasaan penyakit yang tidak laEimF fobia penyakit, thanatofobia, keemasan, dan penyangkalan terhadap 0
penyakit)F empat berikutnya berhubungan dengan konsep somatisasi (seperti gejala somatik fungsional sekunder untuk gangguan keji#aan, somatisasi persisten, gejala kon2ersi, dan reaksi anniversary), empat dimensi psikologis yang sering dan seara konsisten ditemukan pada keadaan medis pasien (seperti aleksitimia, suasana hati yang mudah tersinggung, tingkah laku tipe =, dan demoralisasi).9,1* "ada bidang onkologi, keemasan (/4,4), demoralisasi (8,8), dan aleksitimia (A) adalah kelompok $@"' yang sering terjadi yang dilaporkan pada beberapa penderita kanker dalam beberapa tahap penyakit yang berbeda. "asien dengan sindrom $@"' menunjukkan kesedihan besar, gejala fisik yang berlebihan, kesejahteraan yang lebih buruk, kegiatan rekreasi berkurang, serta dukungan yang lebih rendah dibandingkan pada #anita tanpa sindrom $@"', dengan skor yang lebih besar pada penilaian terhadap kekha#atiran dan kebingungan yang berkaitan dengan kanker (seperti penyakit itu sendiri, efek terapi, merasa berbeda dengan yang lain,dampak pada kehidupan seksual, dan masa depan). $imensi lain yang berkaitan konsep demoralisasi, sebagai suatu sindrom klinis yang terpisah dari depresi mayor, telah ditunjukkan sebagai bagian terpenting pada bidang onkologi. ehilangan makna dan harapan dapat menimbulkan rasa tidak berharga pada kehidupan sendiri dan di masa depan yang merupakan iri khas dari demoralisasi, sebagai suatu sindrom yang akan diukur dalam bidang onkologi. Sejumlah studi terbaru menunjukkan bah#a demoralisasi pada pasien kanker disebabkan oleh konfrontasi dengan stresor yang ada, disepanjang penyakit pada semua stadium, merusak keahlian dan kompetensi yang ada. Gambar +. riteria diagnostik pada beberapa dimensi $@"' +
"erilaku penyakit yang abnormal (misalnya, penghambatan afektif, keyakinan pada penyakit terlepas dari jaminan kesehatan, perselisihan dalam hubungan interpersonal) dan 1
somatisasi (yaitu, keenderungan untuk menge2aluasi hal somatik pada fungsi tubuh) telah dilaporkan pada kedua penelitian baik seara ross setional maupun prospektif pada pasien kanker. "entingnya menilai dimensi ini telah digarisba#ahi oleh beberapa penulis, yang menunjukkan bah#a gejala somatik dapat memperbesar keaatan akibat kanker, mengganggu kepatuhan pengobatan dan dalam mengambil keputusan, menyebabkan keterlambatan dalam pemulihan, memberikan hasil yang buruk dan kekambuhan, serta mengurangi kesejahteraan dan kualitas hidup seara keseluruhan, selain menyulitkan diagnosis depresi berat karena tumpang tindih terhadap gejala yang terjadi sebagai akibat dari penyakit yang mendasari, depresi, atau gangguan somatoform lainnya. +
III.
Pertim$angan %intas Buda#a
Sebuah topik tertentu yang didiskusikan ketika berbiara tentang skrining dan penilaian psikososial sebagai konsekuensi dari penyakit kanker memandang pentingnya mengangkat isu lintas budaya. "ada kenyataannya di tiga puluh tahun terakhir, perhatian terfokus pada keragaman budaya dalam pera#atan medis, terutama untuk ras dan etnik minoritas bagi kesenjangan kesehatan terkait dengan kelemahan sosial ekonomi atau kesulitan dalam mengintegrasikan dari model budaya mereka ke model yang dominan. Semenjak terapi kanker dan paliatif seara bertahap menjadi multietnik dan multikult ural, perlunya kebijakan yang jelas terhadap skrining dan penilaian yang memperhatikan keterlibatan budaya, dimana saat ini menjadi suatu keharusan.
+
!ahasa, etnis, ras dan agama, memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pesepsi pasien dan keluarga terhadap penyakit yang diderita, serta hubungan komunikasi dokter pasien (seperti pengungkapan informasi yang berhubungan dengan diagnosis dan prognosis, peran keluarga dan pasien dalm memberi keputusan). ebudayaan bisa saja mempengaruhi mekanisme koping pasien, termasuk reaksi psikologi terhadap penyakit kanker, disertai dengan ada 7 tidaknya gangguan psikopatologi ( seperti fenomena ansietas 7 depresi, tingkah laku penyakit yang tidak laEim, somatisasi), tingkat kesadaran dan pengetahuan terhadap opsi terapi, dan kesediaan inter2ensi psikososial. Semua fenomena ini menjadi pertimbangan saat pelatihan dokter dan tim multidisiplin onkologi dan paliatif. +,4,11
11
Gambar A. Cammonds Se2en ?ested >ayers of @ulture 11 3ntuk beberapa alasan, instrumen dan alat yang digunakan sebaiknya diterjemahkan dan diadaptasi sesuai dengan perbedaan bahasa dan budaya, ketepatan dan 2aliditas analisis serta ketahan uji dari alat tersebut sebaiknya dipertimbangkan bagi kegunaan kinis pada klinisi. 5ingkah laku sangatlah penting terhadap konsep penderitaan dan penyakit, keputusan pengobatan, dan semua tindakan onkologi disusun berdasarkan faktor budaya yang juga mempengaruhi struktur sosial pada hubungan dokter-pasien dimana baik skrining maupun penilaian psikososial adalah bagian keduanya. emampuan bahasa dan budaya merupakan satu kesatuan dari tingkah laku, sikap, dan kebijakan yang memungkinkan bekerja efektif pada keadaan lintas budaya, dan berkompetensi seara efektif pada suatu organisasi dan indi2idu. Sebagai ontoh lain, sebuah studi, penderita kanker payudara yang bertahan hidup dari latar belakang yang berbeda (yaitu, =frika =merika, =sia =merika, >atin, dan aukasia) yang menjadi sorotan psikososial adalah kekha#atiran terhadap anak-anak dan membebani keluarga, itra tubuh, dan masalah kesehatan seksual , keperayaan terhadap suatu penyakit, peran jender, ke#ajiban keluarga (misalnya, pengorbanan diri), serta kendala bahasa seara signifikan berbeda antar kelompok budaya yang berbeda pula. $ata-data tersebut menegaskan akan perlunya kepekaan dan keahlian terhadap budaya yang berbeda bagi para ahli kesehatan. $engan demikian, skrining dan penilaian harus menakup pertemuan khusus dengan pasien kanker dan keluarga, dengan demikian komunikasi yang kompeten seara budaya harus menjadi bagian dari kerangka kerja yang berpusat pada pasien menjadi lebih efektif, dengan kompetensi budaya sebagai komponen penting dalam membangun hubungan , mengumpulkan informasi, menilai, dan mengatasi masalah pasien, termasuk gangguan psikososial. 12
I&.
esimpulan
13
%engingat pentingnya gangguan psikologis sekunder pada diagnosis kanker dan pengobatan, maka diperlukan ketelitian pemeriksaan gejala dan psikososial yang merupakan keharusan dalam bidang onkologi dan pengelolaan pera#atan paliatif. "enilaian (assessment ) dianggap sebagai langkah pendekatan kedua bagi pasien yang terdeteksi menunjukkan gejala. !ahkan, penting untuk mengerti beberapa 2ariabel yang berbeda, seperti faktor-faktor yang rentan mempengaruhi satu indi2idu (sepertiF pengalaman hidup, stres kronis, beban allostasis, kesejahteraan dan tingkah laku) dan psikososial berkorelasi dengan penyakit medis (misalnya, gangguan keji#aan, gejala psikologis, perilaku sakit, dan kualitas hidup) yang mungkin terlibat tidak hanya dalam gangguan keji#aan klasik, tetapi lebih luas dalam penderitaan psikososial. 1 $engan demikian, peran skrining untuk distress (misalnya, $5, :S=S, dan kuesioner psikometri lainnya), terkait dengan penilaian spesifik terhadap dimensi psikososial lainnya yang berkaitan dengan diagnosis kanker dan pengobatan (misalnya, attachment , koping, $@"') perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari pera#atan rutin di bidang onkologi dan pengaturan pera#atan paliatif.
,+
1#
&.
Daftar Pustaka
!" Sutherland, =. %. "syhologial impat of aner a nd its therapy. #ed" Clin" North Am. 1981F *, 4*+-4. $" Singer et al. @omorbid mental health onditions in aner patients at #orking age H pre2alene, risk profiles, and are uptake. "syhoonology . *1/F , 91-94. %" %ithell, et al. $iagnosti 2alidity of the Cospital =nIiety and $epression Sale (C=$S) in aner and palliati2e settingJ a meta-analysis. *1*. 1A, //+-/8. &" Colland, K. @. $istress sreening and the intergration of psyhosoial are into routine onologi are. *1/. '" Natl" Compr" Cancer Net(. 11, A84-A89. )" Grassi et al. !eyond psyhiatri alssifiation in onologyJ psyhosoial dimensions in aner and impliationsfor are. *1/. Psycho *ncol . 4, /+-. +" ?ational @omorehensi2e @aner ?et#ork (?@@?). $istress management. @linial partie guidelines. **/. '" Natl" Compr" Cancer"Net(. 1, /-/4. ," $ono2an et al. alidation of the distress thermometer #orld#ideJ state of the siene. *1. Psychooncolo-y. /, 1-+*. ." ;atson et al. mental adjustment to aner saleF psyhometri properties in a large aner ohort. **8. Psychooncol-y. 14, 11A-11+1. /" Cunter et al. 5he influene of attahment and emotional support in end-stage aner. **A. Psychooncolo-y. 1+, /1-1. !0" Sirri et al. ?e# strategies in the assessment of psyhologial fators affeting medial onditions. **4. '" Pers" Assess. 89,1A-8. !!" aga#a et al. @aner ulture and health disparities time to hart a ne# ourse. *1*. @a @aner @lin. K. *1*. A*, 1-/9. !$" =merian "syhiatri =ssoiation" Practise 1uideline 2or the Psychiatric Evaluation o2 Adults3 nd :dn. ;ashington, $@F =merian "syhiatri "ress. **A %ampiran 1
1.
%ampiran 2
1/
%ampiran '
10
1