UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS UTANG dan MODAL PT CLS (Industri Manufaktur)
KARYA AKHIR
ANDHIKA SUHUD 1206281921
‘
PROGRAM VOKASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS UTANG dan MODAL PT CLS (Industri Manufaktur)
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
ANDHIKA SUHUD 1206281921
PROGRAM VOKASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA AKHIR
Karya akhir ini diajukan oleh : Nama
: Andhika Suhud
NPM
: 1206281921
Program Studi
: Vokasi Akuntansi
Kekhususan
: Akuntansi Keuangan
Judul Karya Akhir
: Audit atas Utang dan Modal PT CLS
Karya akhir ini diajukan sebagai salah satu prasyarat wajib untuk mengikuti ujian sidang karya akhir, serta telah disetujui dan ditandatangani dosen pembimbing yang bersangkutan.
Depok, 01 Juni 2015 Dosen Pembimbing
Birawani Dwi Anggraeni, SE., Ak., M.SM.
ii
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Andhika Suhud
NPM
: 1206281921
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 01 Juni 2015
iii
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Karya akhir ini diajukan oleh : Nama
: Andhika Suhud
NPM
: 1206281921
Program Studi
: Vokasi Akuntansi Keuangan
Judul Karya Akhir
: Audit atas Utang dan Modal PT CLS
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
NAMA
TANDA TANGAN
Pembimbing : Birawani Dwi Anggraeni, SE., Ak., M.SM. (………………..)
Penguji
:
(………………..)
Ditetapkan di : Program Vokasi Universitas Indonesia
Tanggal
: Juni 2015
iv
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya akhir yang berjudul “Audit atas Utang dan Modal PT CLS”. Maksud dan tujuan dibuatnya laporan magang ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Akuntansi pada Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini tanpa bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ibu Sandra Aulia S.E., M.S.Ak., CA selaku Ketua Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia, serta selaku pembimbing akademis selama masa kuliah di Program Vokasi Akuntansi Keuangan; 2. Ibu Birawani Dwi Anggraeni, SE., Ak., M.SM. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan karya akhir ini; 3. Bapa, Mama, dan Adik, P. Situmorang, Riasari G. Sianturi, Kaem, serta keluarga tercinta yang senantiasa selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan dukungan moril serta material kepada penulis; 4. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia yang sudah berkontribusi memberikan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan. 5. KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, dan Rekan tempat penulis melakukan prosesi magang, yang telah memberikan kesempatan yang berharga dan pengalaman langsung menjadi auditor. Selaku Manager in charge, Pak Wisnu Adi Nugroho; Supervisor, Bang Vidi; Senior, Kak Kristin; Teman selama di klien Ekin dan Tiara yang telah memberikan arahan dengan sabar kepada penulis. Serta kepada Mba Lily selaku bagian hrd dan Pak Ngadiman selaku penjaga kantor yg selalu memberikan sapaan dan senyum semangat pagi kepada penulis. 6. Teman-teman selama magang di KAP KNTR dari vokasi maupun dari diluar vokasi yang membuat proses magang menjadi tidak terasa berat v
Universitas Indonesia
yaitu Devi, Okky, Talitha, Aji, Icha Naomi, Voni, Ihsan, Adri, Dhenok, Dewi, dan lainnya. 7. Sahabat-sahabat penulis selama di Vokasi Akuntansi terutama Rafi Gocer, Zae, Wildan, Gusti, Irvan, Ghani. Sahabat yang menemani saat membuat karya akhir Dyla, Resita, Qisty, Nisa, Dela. Sahabat Divisi Pendidikan Bimil, Fatakhi, Manda, Dhiyana, Hanan, Rafi Noer, Jefry, Tiqoh, Sarah Diba, Hana, Puspa dan lainnya. Teman-teman di AK B Dhia, Vania, Hesti, Icha Hayyu, Retno, Pance, Reza, Erni, Putri, Rindi, Angga, Rezki, dan lainnya atas segala doa serta dukungan, kasih sayang, serta canda tawa yang diberikan selama perkuliahan. 8. Seluruh Teman-teman Vokasi Akuntansi angkatan 2012 yang telah menjadi bagian dari keluarga dan memberikan motivasi dalam penyelesaian karya akhir serta memberikan bantuan dalam bidang akademis dan non-akademis selama masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis menghargai serta mengharapkan saran-saran perbaikan dan kritik yang membangun guna memperbaiki tugas akhir ini. Penulis berharap laporan karya akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, Juni 2015
Andhika Suhud
vi
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya bertandatangan di bawah ini: Nama
:
Andhika Suhud
NPM
:
1206281921
Program Studi
:
Vokasi Akuntansi Keuangan
Jenis Karya
:
Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: AUDIT ATAS UTANG DAN MODAL PT CLS Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), medistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggungjawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Program Vokasi, Depok
Tanggal
: 01 Juni 2015
Yang menyatakan
(Andhika Suhud) vii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Andhika Suhud : Vokasi Akuntansi Keuangan : Audit atas Utang dan Modal PT CLS
Karya akhir ini berisi mengenai audit atas utang dan modal PT CLS yang bergerak dalam bidang manufaktur office equipment & supplies. PT CLS memiliki Going Concern yang masih diragukan untuk tahun kedepan, karena dalam perhitungan Debt to Equity Ratio dari hasil perhitungan utang yang dimiliki PT CLS tidak sebanding dengan struktur modal PT CLS. PT CLS memiliki saldo total utang setelah dilakukan audit sebesar Rp87.877.001.238 dan memiliki total struktur modal sebesar Rp(6.822.726.645). PT CLS telah melakukan pencatatan akuntansi dengan baik, karena semua bukti transaksi tersimpan dengan baik dan teratur. Pengendalian internal yang dimiliki oleh PT CLS sudah baik, tetapi PT CLS belum memiliki flowchart untuk setiap transaksi perusahaan. Prosedur audit yang dilakukan seperti, membuat lead schedule, melakukan analytical review, mengirimkan konfirmasi, dan melakukan tes kontrol bertujuan untuk memastikan perusahaan telah menyajikan akun utang dan modal secara benar dan wajar. Hasil dari laporan karya akhir ini menunjukkan bahwa PT CLS dinilai telah menyajikan dan melaporkan nilai utang dan modal dengan wajar pada laporan keuangan PT CLS periode 31 Desember 2014. Kata kunci : Utang dan modal, Going Concern, Debt to Equity Ratio, Pengendalian internal, PT CLS
viii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name Study Program Title
: Andhika Suhud : Vocational Financial of Accounting : Audit of Debt and Capital PT CLS
This final report contains the audit of debt and capital of PT CLS which engaged in the manufacture of office equipment and supplies. Going Concern of PT CLS is still doubtful for the next years ahead, because in the calculation of Debt to Equity Ratio from the calculation of debt is not comparable to the capital structure of PT CLS. From audited, PT CLS has a total debt balance of Rp. 87.877.001.238 and total capital structure of Rp. (6,822,726,645). PT CLS has implemented a good accounting records, because all the transaction evidences stored properly. Internal control of PT CLS is already good, but PT CLS didn’t have flowchart yet for each company transaction. Procedure of audit performed were making lead schedule, doing analytical review, sending confirmation and doing test of controls that aimed to ensure PT CLS had presented the debt and capital accounts with true and fair. The results of this final report indicated that PT CLS have presented and reported the value of debt and capital with reasonable (fair) in the Financial Report of December 31, 2014.
Key words :
Debt and capital, Going Concern, Debt to Equity Ratio, Internal control, PT CLS
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KARYA AKHIR .............................. ii HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS ................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iv KATA PENGANTAR............................................................................................v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix DAFTAR ISI...........................................................................................................x DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 1.1 Latar Belakang.........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................3 1.4 Ruang Lingkup Penulisan........................................................................3 1.5 Metodologi Penulisan Karya Akhir.........................................................4 1.6 Sistematika Penulisan Karya Akhir.........................................................5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..............................................6 2.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................................6 2.2 Profil Perusahaan.....................................................................................7 2.2.1 Struktur Grup Perusahaan ..............................................................7 2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan .....................................................7 2.2.3 Produk Usaha PT CLS ...................................................................9 2.2.4 Jumlah Karyawan PT CLS.............................................................9 2.2.5 Pangsa Pasar PT CLS.....................................................................9 2.3 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................9 2.4 Ikhtisar Laporan Keuangan ...................................................................10 2.4.1 Analisis Keuangan .......................................................................10 2.4.1.1 Analisis Vertikal...............................................................10 2.4.1.2 Analisis Horizontal...........................................................12 2.4.1.3 Rasio Keuangan Terkait Utang dan Modal ......................15 BAB III LANDASAN TEORI ...........................................................................17 3.1 Utang .....................................................................................................17 3.1.1 Pengertian Utang..........................................................................17 3.1.2 Pengertian Utang Bank ................................................................17 3.1.3 Pengertian Utang Bunga ..............................................................18 3.1.4 Pengertian Pinjaman dari Pemegang Saham................................18 3.2 Pengakuan Utang...................................................................................18 3.3 Pengklasifikasian Utang ........................................................................19 3.4 Modal.....................................................................................................22 3.4.1 Pengertian Modal .........................................................................22 3.4.2 Pengklasifikasian Modal ..............................................................23 3.5 Kerangka Konseptual (Conceptual Framework)...................................25 x
Universitas Indonesia
3.6
Pengendalian Internal ............................................................................29 3.6.1 Tujuan Pengendalian Internal ......................................................29 3.6.2 Komponen Internal Pengendalian ................................................29 3.7 Teori Audit Secara Umum.....................................................................31 3.7.1 Definisi Audit...............................................................................31 3.7.2 Jenis Audit....................................................................................31 3.7.3 Tujuan Audit ................................................................................32 3.7.4 Fase dalam Proses Audit ..............................................................35 3.8 Materialitas ............................................................................................37 3.9 Tahapan Audit dalam Pengujian Utang dan Modal...............................37 BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................39 4.1 Klasifikasi Utang dan Struktur Modal di PT CLS.................................39 4.2 Pencatatan Akuntansi Utang dan Modal di PT CLS .............................43 4.3 Penyajian Utang dan Modal pada Laporan Keuangan PT CLS ...........46 4.4 Pengendalian Internal terhadap Utang dan Modal PT CLS ..................46 4.5 Proses Audit untuk Akun Utang dan Modal PT CLS...........................53 4.5.1 Fase Perencanaan .........................................................................53 4.5.2 Audit Objective KAP ACV&R ....................................................58 4.6 Prosedur Audit KAP ACV&R...............................................................59 4.7 Hasil Audit atas Utang dan Modal PT CLS ..........................................71 4.7.1 Analisis Temuan Audit ................................................................71 4.7.2 Penyajian Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014.......................74 4.8 Analisis Penulis .....................................................................................75 BAB V PENUTUP ............................................................................................77 5.1 Kesimpulan............................................................................................77 5.2 Saran ......................................................................................................78 5.2.1 Saran kepada Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia...............78 5.2.2 Saran kepada KAP ACV&R ........................................................79 5.2.3 Saran kepada PT CLS ..................................................................80 DAFTAR REFRENSI..........................................................................................81 LAMPIRAN
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5
Struktur LIEM Group.......................................................................7 Persentase Kepemilikan Saham........................................................7 Struktur Organisasi PT CLS .............................................................8 Conceptual Framework ..................................................................26 Fase dalam Proses Audit ................................................................35 Flowchart Perolehan Pinjaman dari Pemegang Saham..................48 Flowchart Pembayaran Pinjaman dari Pemegang Saham..............50 Flowchart Perolehan Kredit dari PT BANK MB...........................52 Perhitungan Debt to Equity Ratio...................................................63 Perhitungan Bunga Pinjaman Bank PT CLS..................................65
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 4.1 4.2 4.3 4.4
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22
Tabel 4.23
Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan .....................................11 Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi ...............................................12 Analisis Horizontal Laporan Posisi Keuangan .................................13 Analisis Horizontal Laporan Laba Rugi ...........................................14 Rasio Keuangan PT CLS Tahun 2013 dan 2014 ..............................15 Pinjaman dari Pemegang Saham Tahun 2013-2014 .........................41 Rincian Pinjaman dari Pemegang Saham Tahun 2014 .....................41 Perhitungan Laba/Defisit tahun 2014 ...............................................43 Penyajian Utang dan Modal PT CLS 31 Desember 2014 (Unaudited)........................................................46 Pemilihan Basis Materialitas ............................................................55 Perbandingan Jumlah Utang dan Modal PT CLS .............................57 Klasifikasi Working Paper................................................................59 Lead Schedule Utang PT CLS ..........................................................60 Other Payables Circularisation PT CLS..........................................61 Borrowings PT CLS..........................................................................62 Loan Summary PT CLS ....................................................................63 Perhitungan Beban Bunga Bank Auditor..........................................64 Perhitungan Beban Bunga Bank PT CLS .........................................65 Lead Schedule Share Capital PT CLS..............................................66 Presentation of Share Capital PT CLS.............................................67 Statement of Changes in Equity (Unaudited) PT CLS .....................67 Share Capital Circularisation PT CLS ............................................68 Laba ditahan (R/E) PT CLS ..............................................................69 Perhitungan R/E Tahun 2014 (Unaudited) PT CLS .........................70 Perhitungan Laba/Rugi PT Tahun 2014 PT CLS .............................70 Perhitungan R/E Tahun 2014 (Audited) PT CLS..............................71 Perhitungan Pendapatan Sewa dan PPh Ps. 4 ayat 2 Periode 31 Desember 2014 PT CLS .................................................72 Laporan Keuangan (Parsial) PT CLS Tahun 2014 (Audited) ...........75
xiii
Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pengelolaan Perseroan Terbatas pada dasarnya bertujuan untuk membuat
perusahaan memiliki nilai perusahaan yang tinggi dalam bidang bisnis perusahaan tersebut. Untuk mengembangkan perusahaan tentunya memerlukan modal dari para investor saham dalam sumber pendanaan perusahaan tersebut. Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber pendanaan perusahaan agar bertahan hidup. Going concern adalah kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak hanya menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan menjaga going concern perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh sumber modal atau pendanaan yang diterima untuk membuat perusahaan terus beroperasi secara maksimal. Sumber pendanaan perusahaan sebagai modal dapat berasal dari pihak berelasi ataupun pihak ketiga. Sumber pendanaan dari pihak berelasi diterima dalam bentuk penanaman modal saham atau pemberian dana kepada entitas perusahaan. Sumber dana dari pihak ketiga dapat dilakukan dengan melakukan peminjaman uang ke bank dengan sebuah jaminan atau tanpa jaminan. Utang dalam akuntansi adalah sebuah kewajiban yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa mendatang. Utang dibagi dalam dua golongan, yaitu : (a). Utang lancar, merupakan kewajiban yang dapat dilunasi dalam waktu jangka pendek; (b). Utang tidak lancar, merupakan kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, Utang obligasi, dll. 1
Universitas Indonesia
2
Utang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), karena DER menunjukkan struktur permodalan suatu perusahaan, semakin besar DER menunjukan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang terhadap ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi. PT CLS adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha kawasan industri manufaktur. PT CLS sedang dalam proses tahap pengembangan dan pengolahan kawasan secara besar-besaran. Kawasan industri yang ingin dikembangkan oleh PT CLS menggunakan dana yang dipinjamkan oleh perusahaan induk, PT BCF pemegang saham terbesar, dan melakukan peminjaman dana ke pihak ketiga melalui Bank. Pengembangan kawasan industri yang dilakukan secara besar dikarenakan PT CLS menghindarai pencabutan atas hak guna usaha dan hak pakai atas tanah oleh Pemerintah. PT CLS melakukan peminjaman dana dari pihak ketiga dengan sebuah jaminan deposito pemegang saham, karena PT CLS bertujuan untuk membayar hutang dan hutang bunga terhadap pemegang saham yang dimiliki sejak tahun 1999. Salah satu kegiatan bisnis PT CLS untuk memperoleh pendapatan adalah memberikan fasilitas sewa gedung yang dimiliki kepada PT BCF selaku induk perusahaan. PT CLS memiliki aset tetap seperti tanah, gedung, dan instalasi listrik yang diklasifikasikan sebagai properti investasi, karena aset tetap tersebut menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Dari uraian-uraian di atas, maka dapat dilihat pentingnya audit atas pencatatan hutang dan modal. Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan prosedur audit lebih lanjut mengenai masalah tersebut dengan mengambil judul “Audit atas Utang dan Modal PT CLS” yang bergerak di bidang manufaktur.
1.2
Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.
Apakah going concern PT CLS diragukan agar perusahaan dapat terus beroperasi? Universitas Indonesia
3
2.
Apakah dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi PT CLS dapat menarik para investor untuk berinvestasi?
3.
Apakah tindakan manajemen
perusahaan
yang dilakukan
membayar utang pemegang saham? 4.
Apakah tindakan dan tanggunga jawab auditor dalam melakukan audit kepada PT CLS?
1.3
Tujuan Penulisan Tujuan dalam melakukan penulisan Laporan Akhir ini adalah : 1.
Memberikan informasi mengenai going concern PT CLS untuk tahun berikutnya.
2.
Untuk memberikan informasi tentang Debt to Equity Ratio yang memungkin para investor mau berinvestasi terhadap sebuah perusahaan.
3.
Untuk memeriksa pengedalian internal atas utang dan modal yang dimiliki oleh PT CLS.
4.
Untuk memeriksa apakah prosedur audit atas utang dan modal yang dilakukan auditor telah sesuai dengan standar audit.
5.
Untuk memeriksa pengakuan dan pencatatan akuntansi terhadap utang dan modal yang dilakukan oleh PT CLS.
1.4
Ruang Lingkup Penulisan Penulis mengawali kegiatan magang dengan mengikuti training singkat
yang dilaksanakan selama 1 hari di kantor KAP KNTR untuk memberikan gambaran secara nyata standard yang diberlakukan oleh KAP tersebut. Selanjutnya, selama proses magang berlangsung penulis diberikan tugas untuk mengaudit 3 Perusahaan yang berbeda, yaitu PT BCF, PT BCV, dan PT CLS.
PT BCF berlokasi di daerah Cakung, Jakarta Timur. PT BCF adalah
perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan – bahan pembuat steel door, office equipment, lemari besi. Penulis melaksanakan tugas audit di PT BCF mulai tanggal 6 Januari 2014 sampai dengan 16 Maret 2014. Proses audit dilakukan langsung di kantor perusahaan cabang Jakarta yaitu di PT BCF selama 3 bulan. Universitas Indonesia
4
Prosedur audit yang dilakukan adalah membuat surat konfirmasi atas Account Receivable, Capital Stock, Bank and Loans, vouching, rekap pajak, test of control & cut off pada penjualan dan pembelian, menyusun working paper, membuat lead schedule, menyiapkan draft laporan audit dan juga footing.
PT BCV berlokasi di daerah Cakung, Jakarta Timur. PT BCV adalah
perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan – bahan pembuat teralis besi, pagar besi, dan kawat besi. Prosedur audit yang dilakukan adalah membuat surat konfirmasi atas Account Receivable, Capital Stock, Bank and Loans, vouching, rekap pajak.
PT CLS berlokasi di daerah Purwakarta, Jawa Barat. PT CLS berkantor
pusat di Cakung, Jakarta Timur. Proses audit dilakukan langsung di kantor pusat Jakarta yaitu di PT BCF selama 3 bulan. Prosedur audit yang dilakukan adalah membuat surat konfirmasi atas Account Receivable, Capital Stock, Bank and Loans, vouching, rekap pajak, menyusun working paper, membuat lead schedule, menyiapkan draft laporan audit dan juga footing.
1.5
Metodologi Penulisan Karya Akhir Dalam memperoleh data yang dijadikan sebagai bahan penulisan karya
akhir, Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a)
Wawancara (Interview)
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait di PT CLS dengan masalah yang dihadapi. b)
Pengamatan (Observation)
Pengamatan ini merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung kegiatan yang sedang dilakukan. Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap ada atau tidaknya dokumen yang mendukung tentang hutang dan modal PT CLS c)
Tinjauan Pustaka (Library Research)
Tinjauan pustaka merupakan metode yang dilakukan dengan cara membaca, mencatat, dan mengutip sehingga mendukung pengumpulan data yang berhubungan dengan penulisan dari buku-buku akuntansi, internet dan sumber bacaan lainnya. Universitas Indonesia
5
1.6
Sistematika Penulisan Karya Akhir Dalam penulisan karya akhir, Penulis membagi materi menjadi lima bab,
dimana setiap bab dibagi menjadi beberapa sub-bab untuk mempermudah Penulis dalam menyelesaikan karya akhir serta pembacanya. Sistematika penulisan karya akhir sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Di dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah topik karya akhir, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, maksud dan tujuan penulisan laporan, ruang lingkup penulisan laporan dan juga sistematika penulisan laporan karya akhir. Bab 2 Gambaran Umum Perusahaan Bab ini penulis menguraikan mengenai profil perusahaan klien yang penulis angkat dalam laporan ini, yaitu PT CLS, lalu mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, persentase pemiliki saham perusahaan, produk usaha perusahaan, jumlah karyawan perusahaan, ikhtisar laporan keuangan PT CLS, serta rasio keuangan mengenai hutang dan modal yang dimiliki PT CLS. Bab 3 Landasan Teori Bab ini menguraikan pengertian hutang dan modal, jenis-jenis utang, pengakuan utang dan modal, pengakuan penyajian utang dan modal, cara pencatatan utang, pengendalian internal, fase pelaksanaan audit, materialitas, dan
tujuan audit
terkait saldo pada akun utang dan modal. Bab 4 Pembahasan Bab ini berisi tentang klasifikasi utang dan modal oleh PT CLS, pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT CLS, pengendalian internal yang dilakukan oleh PT CLS, prosedur audit atas utang dan modal, serta hal-hal yang dijalankan penulis selama melakukan pemeriksaan akuntansi (audit) di PT CLS. Bab 5 Kesimpulan dan saran Bab ini berisi kesimpulan dari keseluran isi yang meliputi analisa gambaran umum perusahaan dan kegiatan yang dilakukan pada saat magang serta saransaran membangun yang diberikan oleh penulis kepada PT CLS, Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia dan KAP ACV&R berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat oleh penulis selama magang. Universitas Indonesia
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Sejarah Perusahaan PT CLS (“Perseroan”) didirikan di Indonesia berdasarkan akta Notaris
Vathiah Selmi, S.H. No. 3 tanggal 16 November 1996. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-11.263.HT.01.01.Th.96 tanggal 23 Desember 1996. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dengan akta notaris Alang, S.H., No. 13 tanggal 28 September 2009 mengenai peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor penuh. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU52223.AH.01.02 tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, lingkup kegiatan Perseroan
meliputi
perdagangan
umum,
pemborong,
pengangkutan,
perwakilan/peragenan, jasa pelayanan, agrobisnis, pemukiman (real estate), pertambangan dan pengelolaan kawasan industri. Perseroan berkedudukan di Jalan Raya Bekasi, Km. 24,5, Cakung, Jakarta Timur. Pada April 2014, Perseroan memulai kegiatan komersial berupa penyewaan bangunan pabrik dan melanjutkan proses pengolahan tanah dan pembangunan infrastruktur. Pada tanggal 7 Desember 2011 dalam surat persetujuan prinsip yang dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, nomor 530/06223-BPMPTSP/IUKI/XII/2011, Pemerintah kabupaten Purwakarta, Perseroan mendapat perpanjangan ijin usaha kawasan industri dan ijin perluasan kawasan
industri,
dan
berlaku
selama
Perseroan
masih
melaksanakan
pengusahaan kawasan industri.
6
Universitas Indonesia
7
2.2
Profil Perusahaan Klien (PT CLS)
2.2.1 Struktur Grup Perusahaan PT CLS merupakan salah satu perusahaan yang tergabung di dalam LIEM Group dan merupakan entitas anak dari PT BCF. Adapun struktur LIEM Group dijelaskan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 : Struktur LIEM Group Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan Pemegang saham mayoritas dan minoritas PT CLS berturut-turut dimiliki oleh PT. BCF (99,5%) dan Ny. ND (0,5%). Persentase kepemilikan saham PT CLS digambarkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 : Persentase Kepemilikan Saham Sumber : Data klien yang telah diolah kembali Universitas Indonesia
8
PT CLS memiliki struktur organisasi yang terdiri dari komisaris, presiden direktur, dan direktur. Berikut rincian susunan komisaris dan direksi per 31 Desember 2014 :
Komisaris
: ND
Presiden Direktur
: LS
Direktur
: KS
Struktur organisasi PT. CLS digambarkan pada gambar 2.3
Komisaris ND
Presiden Direktur LS
Direktur KS
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT CLS Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
PT CLS diawasi oleh seorang komisaris, ND, yang merupakan pemegang saham perusahaan. Komisaris adalah orang yang ditunjuk oleh anggota (pemegang saham dsb) untuk melakukan suatu tugas, terutama menjadi anggota perusahaan perusahaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). PT CLS dipimpin oleh seorang presiden direktur yang mempunyai tugas memberikan arahan dan bimbingan agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Presiden direktur membawahi direktur yang berfungsi mengawasi kegiatan operasional dan Universitas Indonesia
9
keuangan PT CLS. Dalam menjalankan fungsinya, direktur dibantu oleh seorang manajer operasional dan manajer keuangan perusahaan. 2.2.3 Produk Usaha PT CLS PT CLS menawarkan 10 jenis produk usaha office equipment and supplies yaitu Cable Support Systems, Cupboard Steel, Filing Cabinet, Horizontal Plan File Cabinet, Office Chair, Office Desk, Office Mobile Filing System, Office Panel, Racking System, dan Steel Locker. Tetapi PT CLS baru memulai kegiatan komersial perusahaan dengan menawarkan penyewaan bangunan pabrik. PT CLS masih melanjutkan proses pengolahan tanah dan pembangunan infrastruktur untuk dapat melakukan produksi sesuai dengan kegiatan pembuatan produk pemegang saham utama, PT BCF. 2.2.4 Jumlah Karyawan PT CLS PT CLS dalam kegiatan operasinya di kantor pusat, Cakung, belum mempunyai karyawan tetap yang berkerja dalam perusahaan, selain komisaris dan direksi yang terdapat di struktur organisasi perusahaan. PT CLS hanya mempunyai 4 staff yang menjaga di Purwakarta per 31 Desember 2014. 2.2.5 Pangsa Pasar PT CLS Dalam industri penjualan peralatan kantor dan pelat baja, PT CLS, belum memiliki persentase pangsa pasar yang berpengaruh di dalam negeri maupun internasional, karena PT CLS masih dalam tahap pengembangan. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar signifikan dalam industri peralatan kantor dan pelat baja PT KST (46,31%), PT CTT (33,83%), dan PT BCF (3,75%) yang merupakan pemegang saham utama PT CLS. 2.3
Visi dan Misi Perusahaan Visi Kami ingin menjadi produsen terkemuka dari hasil produk pelat baja dan
sejenisnya di Indonesia untuk lokal serta pasar global, serta menjadi kawasan industri yang besar di Indonesia, demi kepuasan kualitas hidup. Universitas Indonesia
10
Misi Kami bertekad menjadi perusahaan terkemuka dalam menghasilkan produk-produk dari pelat baja dan sejenisnya melalui perencanaan yang baik, meningkatkan kualitas dan disain/model produk secara terus menerus, harga bersaing dan pelayanan yang cepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.4
Ikhtisar Laporan Keuangan
2.4.1 Analisis Keuangan Analisis keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kinerja perusahaan selama tahun berjalan. Berikut adalah perhitungan analisis keuangan PT CLS yang terbagi menjadi analisis vertikal, horizontal, dan rasio keuangan. 2.4.1.1 Analisis Vertikal a.
Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap satu periode
laporan keuangan saja. Analisis vertikal laporan posisi keuangan PT
CLS,
bertujuan untuk melihat masing-masing akun aset dinyatakan sebagai persen dari total aset. Akun kewajiban dan ekuitas dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas. Perhitungan analisis vertikal dapat dilihat pada tabel 2.1 di halaman 11 mengenai analisis vertikal laporan posisi keuangan. Dari hasil analisis vertikal untuk laporan posisi keuangan PT CLS pada akun aset menunjukan bahwa yang mengalami peningkatan di tahun 2014 adalah aset tidak lancar yang terdiri dari properti investasi dan aset tetap (dari 99,25% di tahun 2013 naik menjadi 99,29% di tahun 2014) sedangkan aset lancar yang dimiliki PT CLS mengalami penurunan di tahun 2014. Selama tahun 2014, PT CLS cenderung menambah nilai properti investasi dengan cara melakukan pembangunan secara besar-besaran.
Universitas Indonesia
11
Tabel 2.1. Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan PT CLS PT CLS Laporan Posisi Keuangan 31-Des-14 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET
Catatan
ASET LANCAR Kas dan bank
2014
2013
Diff.
Analisa Vertikal 2014 2013
572.572.617
324.775.251
247.797.366
0,71%
0,75%
ASET TIDAK LANCAR Properti investasi - neto Aset tetap - neto
80.340.817.601 140.884.376
42.692.191.794 48.523.401
37.648.625.807 92.360.975
99,120% 0,17%
99% 0,11%
Total Aset Tidak Lancar
80.481.701.976
42.740.715.195
37.740.986.781
99,29%
99,25%
TOTAL ASET
81.054.274.593
43.065.490.446
37.988.784.147
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Utang bunga
52.500.000.000 52.500.000 589.337.085 2.778.576.809
45.000.000 490.452.135 2.778.576.809
52.500.000.000 7.500.000 98.884.950 -
64,77% 0,06% 0,73% 3,43%
0,00% 0,10% 1,14% 6,45%
Total Liabilitas Jangka Pendek
55.920.413.894
3.314.028.944
52.606.384.950
68,99%
7,70%
LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman dari pemegang saham Jaminan sewa
31.881.587.345 75.000.000
46.944.587.345 -
(15.063.000.000) 75.000.000
Total Liabilitas Jangka Panjang
31.956.587.345
46.944.587.345
(14.988.000.000)
Total Liabilitas
87.877.001.238
50.258.616.288
37.618.384.950
108,42% 116,70%
DEFISIENSI MODAL Modal saham Defisit
300.000.000 (7.122.726.645)
300.000.000 (7.493.125.842)
370.399.197
0,37% 0,70% -8,79% -17,40%
100,00% 100,00%
LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL
Defisiensi modal - Neto
(6.822.726.645)
(7.193.125.842)
TOTAL LIABILITAS NETO SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL
81.054.274.593
43.065.490.446
39,33% 109,01% 0,09% 0,00% 39,43% 109,01%
370.399.197
-8,42% -16,70%
37.988.784.147
100,00% 100,00%
Sumber : Laporan Keuangan Klien yang telah diolah kembali
Utang milik PT CLS mengalami kenaikan yang signifikan, baik itu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Persentase terbesar kenaikan utang terjadi pada utang bank, yaitu sebesar 0% pada tahun 2013 menjadi 64,77% di tahun 2014. Selama tahun 2014 PT CLS memperoleh defisit sebesar Rp 7.122.726.645 hal ini menyebabkan ekuitas PT CLS mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,29% di tahun 2014 (di tahun 2013 sebesar -16,70%). b.
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi PT CLS,masing-masing
pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan. Analisis vertikal bertujuan untuk melihat beban paling signifikan yang dimiliki oleh PT CLS. Berikut ini tabel analisis vertikal dapat dilihat pada tabel 2.2 di halaman 12 mengenai analisis vertikal laporan laba rugi PT CLS :
Universitas Indonesia
12
Tabel 2.2 Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi PT CLS PT CLS Laporan Laba Rugi 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Keterangan
Catatan
2014
Analisis Vertikal 2014 2014 2013
2013
Pendapatan Sewa
2.970.000.000
-
100,00%
N/A
Beban Usaha Beban Penyusutan Aset Tetap Beban Penyusutan Properti Investasi Beban Gaji Beban Pajak bumi dan bangunan Beban Honorarium tenaga ahli Beban Sumbangan dan perjamuan Beban Administrasi dan perijinan Beban Pajak karyawan Beban Perjalanan Denda pajak Beban Lain-lain – Neto
336.778.076 1.258.012.355 268.492.563 158.154.810 59.334.750 52.350.000 21.459.000 1.191.324 255.000 42.264.902
319.833.471 14.985.225 149.163.000 161.317.950 231.862.500 16.500.000 9.735.000 229.575 4.172.018 14.968.050 127.275.735
11,34% 42,36% 9,04% 5,33% 2,00% 1,76% 0,72% 0,04% 0,01% 0,00% 1,42%
N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Total Beban
2.198.292.779
1.050.042.524
74,02%
N/A
(1.050.042.524)
25,98%
N/A
Laba (Rugi) Usaha Penghasilan (Beban) Lain-lain Laba (Rugi) Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Neto Pendapatan Komprehensif Lain Laba (Rugi) Neto Komprehensif
771.707.222 (104.308.025)
3.665.408
667.399.197
(1.046.377.116)
297.000.000 370.399.197
(1.046.377.116)
370.399.197
(1.046.377.116)
-3,51%
N/A
22,47%
N/A
10,00% 12,47%
N/A N/A
0,00%
N/A
12,47%
N/A
Sumber : Laporan keuangan klien yang telah diolah kembali
Analisis vertikal laporan laba rugi PT CLS menunjukan bahwa secara keseluruhan (pendapatan usaha, beban usaha, hingga laba bersih) mengalami kenaikan di tahun 2014. Pada tahun 2014 PT CLS memperoleh laba bersih sebesar Rp 370.399.197 dibandingkan dengan tahun 2013 PT CLS memperoleh rugi sebesar Rp 1.046.377.116. 2.4.1.2 Analisis Horizontal Analisa horizontal dilakukan untuk melihat selisih tiap akun laporan keuangan dan laba rugi pada tahun berjalan dengan akun yang sama di periode sebelumnya untuk menentukan apakah ada kenaikan atau penurunan. Kenaikan atau penurunan tersebut dibagi dengan akun periode sebelumnya untuk mendapatkan persentase kenaikan atau penurunan. Berikut ini tabel analisis horizontal dapat dilihat pada tabel 2.3 di halaman 12 mengenai analisis horizontal laporan posisi keuangan PT CLS :
Universitas Indonesia
13
a.
Analisis horizontal laporan posisi keuangan Tabel 2.3 Analisis Horizontal Laporan Posisi Keuangan PT CLS PT CLS Laporan Posisi Keuangan 31-Des-14 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
Catatan
ASET LANCAR Kas dan bank
2014
2013
Diff.
Analisa Horizontal 2014 2013
Diff. %
572.572.617
324.775.251
247.797.366
176,30%
100,00%
76,30%
ASET TIDAK LANCAR Properti investasi - neto Aset tetap - neto Total Aset Tidak Lancar
80.340.817.601 140.884.376 80.481.701.976
42.692.191.794 48.523.401 42.740.715.195
37.648.625.807 92.360.975 37.740.986.781
188,19% 290,34% 188,30%
100,00% 100,00% 100,00%
88,19% 190,34% 88,30%
TOTAL ASET
81.054.274.593
43.065.490.446
37.988.784.147
188,21%
100,00%
88,21%
LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Utang bunga
52.500.000.000 52.500.000 589.337.085 2.778.576.809
45.000.000 490.452.135 2.778.576.809
52.500.000.000 7.500.000 98.884.950 -
100,00% 116,67% 120,16% 100,00%
0,00% 100,00% 100,00% 100,00%
100,00% 16,67% 20,16% 0,00%
Total Liabilitas Jangka Pendek
55.920.413.894
3.314.028.944
52.606.384.950
1687,38%
LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman dari pemegang saham Jaminan sewa
31.881.587.345 75.000.000
46.944.587.345 -
(15.063.000.000) 75.000.000
67,91% 100,00%
100,00% 0,00%
-32,09% 100,00%
Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas
31.956.587.345 87.877.001.238
46.944.587.345 50.258.616.288
(14.988.000.000) 37.618.384.950
68,07% 174,85%
100,00% 100,00%
-31,93% 74,85%
DEFISIENSI MODAL Modal saham Defisit Defisiensi modal - Neto
300.000.000 300.000.000 (7.122.726.645) (7.493.125.842) (6.822.726.645) (7.193.125.842)
100,00% 95,06% 94,85%
100,00% 100,00% 100,00%
0,00% -4,94% -5,15%
188,21%
100,00%
88,21%
TOTAL LIABILITAS NETO SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL
81.054.274.593
43.065.490.446
370.399.197 370.399.197 37.988.784.147
100,00% 1587,38%
Sumber : Laporan Keuangan klien yang telah diolah kembali
Dari hasil analisis horizontal untuk laporan posisi keuangan PT CLS pada akun aset menunjukan bahwa seluruh total aset mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 88,21% atau sebesar Rp 37.988.784.147 di tahun 2014. Utang milik PT CLS mengalami peningkatan selama tahun 2014, terutama utang jangka pendek, yaitu sebesar 1587,38% atau sebesar Rp 52.606.384.950. Selama tahun 2014 PT CLS cenderung menambah utang dengan cara melakukan peminjaman ke bank. Utang bank yang dilakukan oleh PT CLS bertujuan untuk membayar utang pemegang saham yang dimiliki perusahaan. PT CLS memperoleh laba bersih sebesar Rp 370.399.197 di tahun 2014. Hal ini menyebabkan defisit pada ekuitas PT CLS mengalami penurunan sebesar 4,94%; persentase ini menunjukan bahwa PT CLS telah menghasilkan laba dari tahun sebelumnya. Universitas Indonesia
14
b. Analisis horizontal laporan laba rugi Tabel 2.4 Analisis Horizontal Laporan Laba Rugi PT CLS PT CLS Laporan Laba Rugi 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Analisis Vertikal 2014 Keterangan
Catatan
Pendapatan Sewa
2014
2013
Diff.
2.970.000.000
-
Beban Penyusutan Aset Tetap Beban Penyusutan Properti Investasi Beban Gaji Beban Pajak bumi dan bangunan Beban Honorarium tenaga ahli Beban Sumbangan dan perjamuan Beban Administrasi dan perijinan Beban Pajak karyawan Beban Perjalanan Denda pajak Beban Lain-lain – Neto
336.778.076 1.258.012.355 268.492.563 158.154.810 59.334.750 52.350.000 21.459.000 1.191.324 255.000 42.264.902
319.833.471 14.985.225 149.163.000 161.317.950 231.862.500 16.500.000 9.735.000 229.575 4.172.018 14.968.050 127.275.735
Total Beban
2.198.292.779
2014
2013 0,00%
Diff %
2.970.000.000
100,00%
100,00%
16.944.605 1.243.027.130 119.329.563 (3.163.140) (172.527.750) 35.850.000 11.724.000 961.749 (3.917.018) (14.968.050) (85.010.834)
105,30% 8395,02% 180,00% 98,04% 25,59% 317,27% 220,43% 518,93% 6,11% 0,00% 33,21%
1.050.042.524
1.148.250.255
209,35%
100,00%
109,35%
(1.050.042.524)
1.821.749.745
73,49%
-100,00%
173,49%
Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
771.707.222
Penghasilan (Beban) Lain-lain Laba (Rugi) Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Neto
(104.308.025)
3.665.408
(107.973.432)
-2845,74%
100,00% 5,30% 100,00% 8295,02% 100,00% 80,00% 100,00% -1,96% 100,00% -74,41% 100,00% 217,27% 100,00% 120,43% 100,00% 418,93% 100,00% -93,89% 100,00% -100,00% 100,00% -66,79%
100,00% -2945,74%
667.399.197
(1.046.377.116)
1.713.776.313
63,78%
-100,00%
163,78%
297.000.000 370.399.197
(1.046.377.116)
297.000.000 1.416.776.313
100,00% 35,40%
0,00% -100,00%
100,00% 135,40%
-
0,00%
0,00%
1.416.776.313
35,40%
-100,00%
Pendapatan Komprehensif Lain
-
Laba (Rugi) Neto Komprehensif
370.399.197
(1.046.377.116)
0,00% 135,40%
Sumber : Laporan keuangan klien yang telah diolah kembali
Dari hasil analisis horizontal untuk laporan laba rugi PT CLS menunjukan peningkatan yang signifikan pada pendapatan yaitu sebesar 100% di tahun 2014, karena perusahaan baru beroperasi dan memberikan jasa sewa gudang terhadap pemegang saham dimulai tahun 2014. Beban usaha yang ditanggung PT CLS juga mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp 1.148.250.255 atau sebesar 109,35% dari tahun 2013, meskipun PT CLS mengalami penurunan pada beban honorarium tenaga ahli sebesar 74,41% dari tahun 2013. Laba bersih yang diperoleh PT CLS pada tahun 2014 sebesar Rp 370.399.197; hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasinya dibandingkan dari tahun 2013 yang mengalami kerugian.
Universitas Indonesia
15
2.4.1.3 Rasio keuangan terkait Utang dan Modal Perhitungan rasio keuangan ditujukan untuk mengetahui kondisi keuangan klien serta melihat laporan dari pengguna laporan keuangan. Berikut disajikan gambaran kondisi keuangan PT CLS tahun 2014 terkait dengan utang dan modal sesuai dengan topik pada laporan magang ini yaitu Debt Ratio, Times Interest Earned, dan Debt to Equity Ratio. Tabel 2.5 Rasio Keuangan PT CLS Tahun 2013 dan 2014 Ratio Debt Ratio
Formulas =
Times Interest Earned =
Total Liabilities Total Assets
2014 =
87.877.001.238 81.054.274.593
=
108,417%
EBIT + Interest Expenses = Interest Expenses =
Debt/Equity Ratio
=
Total Liabities Total Equity
2013
= =
50.258.616.288 43.065.490.446 116,70%
4.123.686.389 3.351.979.167
(1.050.042.524) -
1,2302
-
87.877.001.238 (6.822.726.645)
50.258.616.288 (7.193.125.842)
-1288,0%
-698,703%
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk melihat apakah perusahaan dapat menyelesaikan utang yang dimiliki dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Dari hasil perhitungan rasio dapat dilihat bahwa PT CLS mengalami penurunan Debt Ratio dari tahun 2013 (116,7%)
ke tahun 2014 (108,41%).
Dengan perhitungan rasio diatas PT CLS dapat membayar semua kewajibannya dengan total aset yang dimiliki apabila kontrak kewajiban telah jatuh tempo. Times Interest Earned adalah rasio yang digunakan untuk melihat kesanggupan sebuah entitas membayar kewajiban jangka panjang perusahaan dari segi laporan laba rugi usaha. Dari hasil analisa rasio Times Interest Earned diatas bahwa PT CLS masih mampu melunaskan semua kewajiban yang dimiliki sesuai dengan jatuh tempo. PT CLS mempunyai beban bunga pada tahun 2014 yang telah dikapitalisasi menjadi properti investasi sebesar Rp 3.315.979.167. Universitas Indonesia
16
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk melunaskan kewajiban jangka panjang dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dari hasil analisa diatas PT CLS sangat diragukan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya dikarenakan dari hasil perhitungan laba rugi perusahaan, PT CLS masih mengalami kerugian walaupun pada tahun 2014 PT CLS sudah menghasilkan laba.
Universitas Indonesia
BAB III LANDASAN TEORI 3.1
Utang
3.1.1 Pengertian Utang Utang merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat. Utang bisa disebut juga suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.
(Akuntansi
keuangan berdasarkan
SAK berbasis
IFRS, Hans
Kartikahadi, Rosita Uli sinaga, dkk, Salemba empat: 2012) Menurut
Firdaus
(2013)
dalam
bukunya
Pengantar
Akuntansi
mendefinisikan utang sebagai berikut. “Liabilitas adalah hak atau klaim dari para kreditor atas kekayaan perusahaan.” (hlm. 9) Menurut
Kieso
(2011)
dalam
bukunya
Intermediate
Accounting
mengemukakan definisi utang sebagai berikut, “Claims against assets—that is, existing debts and obligations”. 3.1.2 Pengertian Utang Bank Utang bank dalam istilah secara luas biasa diartikan sebagai kredit atau kredit bank. Dalam UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.” Dengan kata lain kredit bank bertujuan untuk menambah modal kerja sebuah entitas tetapi menimbulkan biaya pinjaman seperti bunga bank yang diatur didalam PSAK 26. Dalam PSAK 26 (Revisi 2011) mendefinisikan biaya pinjaman sebagai bunga atau biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan peminjaman dana.
17
Universitas Indonesia
18
3.1.3 Pengertian Utang Bunga Utang bunga adalah beban bunga yang telah dikeluarkan (sudah terjadi), tetapi belum dibayar pada tanggal neraca. (Jumlah bunga yang harus dibayarkan tidak termasuk bunga untuk periode waktu yang mengikuti tanggal neraca). Dalam
Peraturan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
249/PMK.05/2012 Pasal 1 Angka 6 menjelaskan utang bunga sebagai berikut, Utang bunga adalah biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar yang harus diakui dan dicatat pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan. 3.1.4 Pengertian Pinjaman dari Pemegang Saham Utang kepada pemegang saham pada umumnya berasal dari pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham diluar setoran modal. Utang kepada perusahaan afiliasi dapat berasal dari pinjaman atau dari transaksi-transksi lain, misalnya pembelian barang atau jasa.
3.2
Pengakuan Utang Utang diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Lazimnya pengakuan utang berkaitan dengan pengakuan suatu aset atau beban. Dalam suatu transaksi pembelian kredit atau impor barang, perlu diperhatikan syarat perikatan jual beli untuk dapat menentukan kapan pengakuan atas hak milik barang telah pindah, dan kapan utang usaha yang terkait harus diakui sebagai liabilitas. Pengetahuan dasar hukum perdata dan hukum dagang khususnya tentang perikatan dan berbagai jenis transaksi jual beli atas barang atau benda dan jasa perlu dipahami dengan baik. Pengakuan timbulnya suatu aset dan liabilitas dari sudut akuntansi tentunya harus berdasarkan pada hukum dan peraturan perundangan yang berlaku, dan tidak mungkin terlepas berdiri sendiri. Berdasarkan pengertian pengakuan yang dijabarkan diatas, bahwa pengakuan utang berkaitan dengan pengakuan aset atau beban, maka jurnal yang di catat perusahaan saat pertama kali adalah :
Universitas Indonesia
19
Jurnal saat utang diakui sebagai pengakuan suatu aset : Dr.
Kas
Cr. Dr.
xxx xxx
Utang Bank
xxx
Jurnal saat utang diakui sebagai pengakuan suatu beban : Dr.
Beban Bunga Bank
Cr. Dr.
xxx
Utang Bunga Bank Beban Pajak Kini
Cr.
3.3
Pinjaman dari Pemegang Saham Kas
Cr.
xxx
xxx xxx
Utang Pajak
xxx
Pengklasifikasian Utang Menurut PSAK 1 Revisi 2009 sebuah entitas diwajibkan untuk
menyajikan utang dalam utang jangka pendek dan utang jangka panjang. A.
Kriteria Liabilitas Jangka Pendek menurut PSAK 1 Suatu liabilitas atau kewajiban yang diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka pendek apabila mempunyai kriteria sebagai berikut : a) Entitas mengharapkan akan menyelesaikan utang tersebut dalam siklus operasi normalnya. Beberapa utang diharapkan oleh manajemen akan diselesaikan dalam siklus operasi normal entitas, yang merupakan bagian dari modal kerja, seperti
Utang usaha,
Beban akrual untuk biaya karyawan
Biaya operasional lainnya.
Termasuk dalam kelompok liabilitas jangka pendek, walaupun jatuh tempo liabilitas tersebut lebih dari dua belas bulan. b) Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan. Sama seperti aset lancar, manajemen mungkin saja memiliki utang dengan tujuan diperdagangkan, misalnya liabilitas keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. c) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Bisa saja terdapat liabilitas yang
Universitas Indonesia
20
tidak dapat diselesaikan dalam siklus operasi normal entitas, namun jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan, misalnya
Utang bank yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan,
Bunga bank,
Pajak penghasilan terutang
Utang deviden.
d) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Yang perlu ditekankan dari kriteria ini adalah hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas. Manajemen perlu menganalisis, apakah pada tanggal laporan, entitas memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Yang menjadi contoh liabilitas ini adalah:
Deposito yang dapat dikembalikan (refundable deposito)
Liabilitas keuangan yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah periode pelaporan
Ketika entitas melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang yang menyebabkan liabilitas tersebut harus segera dibayar ( Payable on demand).
B.
Klasifikasi Liabilitas Jangka Pendek Sesuai IFRS Suatu liabilitas, menurut IAS 1, masuk klasifikasi “Jangka Pendek” (atau
Lancar) apabila: a) Diharapkan bisa dilunasi dalam kurun waktu operasional normal perusahaan; atau b) Jatuh tempo dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan; atau c) Dimiliki untuk maksud diperdagangkan; atau
Universitas Indonesia
21
d) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Jika tak satupun diantara keempat kriteria di atas terpenuhi, maka suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai “liabilitas jangka panjang”. Liabilitas yang masuk dalam klasifikasi liabilitas jangka pendek, antara lain: a) Kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam operasional normal perusahaan, diantaranya
Utang Dagang
Utang Tertulis Jangka Pendek
Utang Upah dan Gaji Pegawai
Utang Pajak
Utang Lain-lain
b) Pembayaran diterima dimuka yang mengakibatkan timbulnya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang, misalnya:
Pendapatan Diterima Dimuka
Deposit Dari Pelanggan
Sewa Diterima Dimuka
c) Kewajiban lain yang akan jatuh tempo di periode berjalan, misalnya: wesel yang akan segera jatuh tempo. Lebih jauh lagi, liabilitas lainnya yang masuk klasifikasi jangka pendek adalah liabilitas tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal tetapi jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya:
Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan;
Pinjaman bank;
Bagian jangka pendek dari laibilitas keuangan jangka panjang;
Dividen terutang;
Pajak penghasilan terutang
Universitas Indonesia
22
Khusus “Liabilitas Keuangan”. IAS 1 mengijinkan perusahaan mengakui suatu liabilitas keuangan jangka pendek apabila liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun:
Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan
Perjanjian untuk pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.
C.
Klasifikasi Liabilitas Jangka Panjang Sesuai IFRS Kewajiban-kewajiban yang akan terselesaikan melebihi siklus operasional
normal perusahaan masuk klasifikasi “Liabilitas Jangka Panjang”, antara lain:
Kewajiban yang timbul sebagai bagian dari strukturisasi modal perusahaan berjangka panjang, misalnya:
o
Pinjaman bank jangka panjang,
o
Obligasi,
o
Kewajiban sewa jangka panjang.
o
Pinjaman dari pemegang saham
o
Utang Bunga
Kewajiban yang timbul tidak dari opersional normal perusahaan, misalnya: o
Kewajiban premi pensiun,
o
Liabiltas pajak tangguhan yang penyelesaiannya belum diketahui.
Universitas Indonesia
23
3.4
Modal
3.4.1 Pengertian Modal Menurut PSAK 50 Revisi 2010 Ekuitas atau modal adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Kieso (2011) dalam bukunya Intermediate Accounting menyatakan bahwa modal sebagai berikut, “Equity is Residual Interest and therefore its value is derived from the amount of the corporations”. Meskipun ekuitas didefinisikan sebagai residual (PSAK 50 Revisi 2010), ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam Laporan Posisi Keuangan. Misalnya, dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham, saldo labo (retained earning), penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal masing-masing disajikan secara terpisah. Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk kebutuhan untuk pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum
atau
pembatasan lainnya terhadap
kemampuan entitas untuk membagikan atau menggunakan ekuitas.
3.4.2 Pengklasifikasian Modal Klasifikasi modal saham dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas. Penyajian modal saham dengan neraca harus mengungkapkan berapa jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang ada dalam portofolio. Selisih antar jumlah yang disetor pemegang saham dengan nominal saham dicatat sebagai Premium Modal Saham. Nama lain dari akun ini adalah Agio Modal Saham. Modal ditempatkan (modal statutair) atau disebut sebagai investasi pemegang saham (shareholder investment) adalah jumlah modal yang disebut dalam akte pendirian perseroan dan merupakan jumlah maksimum, atau modal ditempatkan itu merupakan jumlah total dari dua sumber utama modal para pemegang saham. Sumber utama modal ditempatkan (modal statutair) adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
24
1. Modal yang disetorkan oleh pemegang saham dan pihak-pihak lain yang disebut dengan modal disetor (paid in capital). Sumber utama modal disetor ini dari penerbitan saham-saham atau sertifikat saham yang dapat dimiliki oleh masyarakat. Ada 2 jenis kelas saham yaitu saham biasa dan saham preferen. Modal yang disetorkan oleh pemegang saham ini dicatat dalam akun yang terpisah bagi masing-masing jenis/kelas saham, apabila hanya terdapat satu jenis saham atau satu kelas saham maka akun tersebut diberi nama saham biasa (common stock) atau modal saham (capital stock). 2.
Laba bersih yang ditahan dalam perusahaan, yang dinamakan dengan laba
ditahan (retained earnings). Laba ditahan berasal dari operasi perusahaan. Laba bersih meningkatkan laba ditahan sementara dividen mengurangi laba ditahan, jadi laba ditahan mencerminkan laba bersih kumulatif perseroan yang belum didistribusikan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Saldo Laba ditahan ini tidak boleh diintreprestasikan sebagai kas yang tersisa setelah dividen dibagikan karena laba yang ditahan dalam bisnis dan bagian kas dari laba tersebut biasanya digunakan oleh pihak manajemen apabila perusahaan membutuhkan modal yang lebih banyak untuk memperbaiki atau memperluas operasi perusahaan. Namun untuk membedakan laba ditahan yang bebas digunakan dan yang dibatasi penggunaannya dibuat akun khusus yang diberi nama sesuai dengan maksud diadakan penyisihan tersebut. Apabila perusahaan menyisihkan laba ditahan untuk ekspansi perusahaan, maka akun tersebut diberi nama “penyisihan ekspansi perusahaan”. Apabila dalam perseroan terdapat akun penyisihan maka laporan laba yang ditahan dibagi menjadi dua bagian, yaitu : (1)
Menjelaskan bagian laba yang ditahan disisihkan, dan
(2)
Menjelaskan bagian laba yang penggunaannya tidak dibatasi dan jumlah dari kedua bagian ini kemudian disajikan dalam neraca.
Berdasarkan pengertian pengklasifikasian modal yang dijabarkan diatas, bahwa pencatatan jurnal pada pada akun ekuitas terkait dengan penyetoran modal dan pencatatan laba bersih ditahan (retained earning) oleh perusahaan. Jurnal yang dicatat perusahaan adalah :
Universitas Indonesia
25
Jurnal penyetoran modal pertama kali oleh investor Kas/Bank
xxx
Modal Saham
xxx
Jurnal Penutup apabila laba ditahan perusahaan memperoleh laba Pendapatan Usaha
xxx
Beban Usaha
xxx
Ikhtisar Laba Rugi
xxx
Ikhtisar Laba Rugi
xxx
Laba ditahan (R/E)
xxx
Jurnal Penutup apabila laba ditahan perusahaan memperoleh rugi Pendapatan Usaha
xxx
Ikhtisar Laba Rugi
xxx
Beban Usaha
Laba ditahan (R/E) Ikhtisar Laba Rugi
3.5
xxx
xxx xxx
Kerangka Konseptual (Conceptual Framework) Menurut Kieso (2013), Kerangka konseptual menetapkan konsep-konsep
yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka konseptual adalah sistem yang koheren konsep-konsep yang mengalir dari tujuan. Tujuan mengidentifikasi adalah untuk tujuan pelaporan keuangan. Konsep-konsep lain dari kerangka konseptual, (1) identifikasi batas-batas pelaporan keuangan; (2) memilih transaksi dan keadaan untuk diwakili; (3) bagaimana laporan keuangan harus diakui dan diukur; dan (4) bagaimana laporan keuangan harus diringkas dan dilaporkan. IASB dan FASB sama-sama memiliki kerangka kerja konseptual. IASB’s conceptual framework dijelaskan dalam dokumen. “Framework for Preparation and Presentation of Financial Statements.” FASB kerangka konseptual dikembangkan dalam serangkaian konsep pernyataan, yang umumnya disebut sebagai konseptual kerangka kerja. IASB dan FASB sedang bekerja sama pada proyek untuk mengembangkan peningkatan kerangka konsep umum yang
Universitas Indonesia
26
menyediakan dasar untuk mengembangkan masa depan standar akuntansi. Pada gambar 3.1 menjelaskan kerangka konseptual, juga disebut sebagai kerangka.
Gambar 3.1 Conceptual Framework Sumber : Kieso, 2013-diolah kembali
Pada kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa terdapat tiga tingkatan dalam konsep pelaporan keuangan, yaitu : 1. First Level - Objective of financial reporting merupakan tujuan dari pelaporan keuangan. 2. Second Level - Qualitative characteristics merupakan tujuan untuk membuat informasi akuntansi berguna dan unsur-unsur laporan keuangan (aset,kewajiban, dan seterusnya). 3. Third Level - Recognition, Measurement, and Disclosure merupakan konsep yang digunakan dalam membangun dan menerapkan standar akuntansi dan spesifik konsep untuk melaksanakan tujuannya. Tingkat pertama dari kerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan keuangan adalah dasar dari kerangka. Aspek-aspek lain dari kerangka, karakteristik
kualitatif,
unsur-unsur
dari
laporan
keuangan,
pengakuan,
Universitas Indonesia
27
pengukuran, dan pengungkapan. Aspek-aspek dari kerangka membantu untuk memastikan bahwa pelaporan keuangan mencapai tujuannya. Tujuan dari pelaporan keuangan yang umum adalah untuk memberikan informasi tentang entitas pelaporan yang berguna untuk investor terhadap ekuitas, keuangan. Tingkat kedua dari kerangka konseptual bahwa IASB mengidentifikasi Qualitative Characteristics of Accounting Information yang membedakan informasi yang lebih baik dari informasi kurang berguna untuk pengambilan keputusan tujuan. Selain itu, IASB mengidentifikasi kendala tertentu (biaya dan materialitas) sebagai bagian dari kerangka kerja konseptual. Tingkat ketiga kerangka terdiri dari konsep-konsep yang menerapkan tujuan dasar dari tingkat satu. Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana perusahaan harus mengenali, mengukur, dan laporan keuangan elemen dan peristiwa. Di sini, kami mengidentifikasi konsep asumsi dasar, prinsip-prinsip dan kendala. Tidak semua orang menggunakan sistem klasifikasi ini, jadi memfokuskan perhatian Anda lebih pada pemahaman konsep-konsep daripada tentang bagaimana kita mengklasifikasikan dan mengatur mereka. Konsep-konsep ini berfungsi sebagai pedoman dalam merespon isu-isu kontroversial pelaporan keuangan. Terdapat lima asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi keuangan pada tingkat ketiga, yaitu : 1. Economic entity, 2. Going concern, 3. Monetary unit, 4. Periodicity 5. Accrual basis. Economic Entity Assumption menjelaskan bahwa berarti kegiatan ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit tertentu akuntabilitas. Dengan kata lain, sebuah perusahaan membuat aktivitas terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan unit bisnis lainnya. Going Concern Assumption kebanyakan metode akuntansi mengandalkan asumsi “that the company will have a long life”. Meskipun banyak kegagalan bisnis, sebagian besar perusahaan memiliki tingkat kesinambungan cukup tinggi.
Universitas Indonesia
28
Sebagai harapan bahwa perusahaan dapat terus beroperasi dan memiliki kelangsungan hidup perusahaan cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka. Asumsi ini mempunyai implikasi yang signifikan. Prinsip biaya akan kegunaan terbatas jika kita menganggap akhirnya likuidasi. Di bawah pendekatan likuidasi, sebagai contoh, sebuah perusahaan akan lebih baik menyatakan nilai aset di nilai wajar dari biaya akuisisi. Jika sebuah perusahaan mengadopsi pendekatan “Depreciation and amortization policies are justifiable and appropriate only if we assume some permanence to the company”. Pelabelan sesuatu aset lancar atau aset jangka panjang akan sulit untuk diklasfikasi. Monetary Unit Assumption berarti bahwa uang adalah hal umum dalam kegiatan ekonomi dan menyediakan basis yang tepat untuk akuntansi pengukuran dan analisis. Unit moneter adalah yang paling efektif untuk mengekspresikan perubahan pihak yang berkepentingan dalam modal dan pertukaran barang dan Jasa.
“The
monetary
unit
is
relevant,
simple,
universally
available,
understandable, and useful” penerapan asumsi ini tergantung pada asumsi lebih dasar bahwa data kuantitatif berguna dalam berkomunikasi informasi ekonomi dan dalam pengambilan keputusan rasional ekonomi. Periodicity Assumption menyiratkan bahwa sebuah perusahaan dapat membagi kegiatan ekonomi menjadi periode waktu buatan. Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum bulanan, triwulanan dan tahunan. Semakin pendek periode waktu, semakin sulit adalah untuk menentukan laba yang tepat untuk periode. Hasil bulanan biasanya membuktikan kurang dapat diandalkan dibandingkan hasil Triwulan, dan satu perempat hasilnya cenderung kurang dapat diandalkan dibandingkan hasil tahun. Investor keinginan dan permintaan bahwa sebuah perusahaan cepat proses dan menyebarluaskan informasi. Namun semakin cepat perusahaan rilis informasi, semakin besar kemungkinan informasi ini akan mencakup kesalahan. Accrual basis accounting berarti perusahaan mempersiapkan laporan keuangan menggunakan dasar akrual akuntansi. Asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang mengubah laporan keuangan Perseroan tercatat dalam periode di mana peristiwa-peristiwa terjadi.
Universitas Indonesia
29
3.6
Pengendalian Internal
3.6.1 Tujuan Pengendalian Internal Pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang manajemen agar entitas mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur tersebut disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif membentuk suatu pengendalian internal. Tiga tujuan umum yang dimiliki manajemen saat merancang pengendalian internal adalah : a.
Keandalan laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan bagi para investor, kreditor, dan para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab hukum maupun professional untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Tujuan pengendalian internal yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.
b.
Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaaan akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan. Tujuan pengendalian internal adalah akurasi informasi keuangan dan nonkeuangan mengenai kegiatan operasi perusahaan yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan.
c.
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Perusahaan publik, perusahaan non-publik, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk mematuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak sipil. Sedangkan yang terkait dengan akuntansi misalnya peraturan pajak penghasilan.
3.6.2 Komponen Internal Pengendalian COSO Kerangka pengendalian internal COSO adalah kerangka pengendalian internal yang paling terkenal di Amerika Serikat. Kerangka ini menjelaskan lima komponen pengendalian internal yang dirancang dan diterapkan manajemen untuk
Universitas Indonesia
30
memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian dapat terpenuhi. Komponen pengendalian internal COSO terdiri dari hal-hal berikut ini : 1) Lingkungan pengendalian. Sub komponen pengendalian internal meliputi: a.
Integritas dan nilai-nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi c.
Partisipasi dewan direksi dan komite audit
d. Filosofi manajemen dan gaya operasi e.
Struktur organisasi
f.
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2) Pengendalian risiko. Proses penilaian risiko adalah: a.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi risiko
b. Menilai pentingnya risiko dan kemungkinan terjadinya c.
Menentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk menangani risiko
3) Aktivitas pengendalian. Jenis aktivitas pengendalian meliputi: a.
Pemisahan tugas yang memadai
b. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat c.
Dokumen dan catatan yang memadai
4) Pengecekan terhadap pekerjaan secara independen 5) Informasi dan komunikasi. Tujuan audit terkait transaksi yang harus dipenuhi : a.
Kecocokan perincian (Detail tie-in)
b.
Keberadaan (Existences)
c.
Kelengkapan (Completeness)
d.
Akurasi (Accuracy)
e.
Klasifikasi (Classification)
f.
Pisah batas (Cut off)
g.
Hak & Kewajiban (Right & Obligations)
6) Pengawasan.
Universitas Indonesia
31
3.7
Teori Audit Secara Umum
3.7.1 Definisi Audit Menurut Arens (2011), pengauditan adalah akumulasi dan evaluasi buktibukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi-informasi yang diperoleh dan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Pengauditan harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Dalam mengaudit suatu perusahaan, auditor harus memeriksa segala bukti yang ada untuk mendukung program audit tersebut. Bukti audit (audit evidence) dapat ditemukan dalam segala bentuk. Oleh karena itu, auditor harus dapat menentukan strategi audit yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan audit. Salah satu hal yang paling penting dalam pengauditan adalah bahwa auditor tersebut haruslah independen untuk menjaga tingkat kepercayaan dan keyakinan para user dari laporan keuangan.
3.7.2 Jenis Audit Arens (2011) membagi audit menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Audit operasional (operational auditing) Audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari prosedur operasi di setiap divisi dalam perusahaan. Hasil dari sebuah operasional audit adalah rekomendasi untuk peningkatan kegiatan operasional. Cakupan audit operasional tidak hanya terbatas pada divisi akuntansi, tetapi juga divisi produksi, pemasaran, teknologi informasi, dll. Secara praktik, auditor operasional lebih mirip konsultan manajemen daripada auditor itu sendiri. Hal ini disebabkan karena kriteria atau standar audit yang dijunjung adalah standar dari perusahaan sendiri bukan standar audit laporan keuangan sehingga akan menjadi subjektif. 2. Audit kepatuhan (compliance auditing) Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah suatu perusahaan telah mengikuti, prosedur, peraturan, atau regulasi yang diatur oleh pihak yang berwenang. Tidak seperti audit laporan keuangan yang akan melaporkan hasil audit ke user atau BAPEPAM dalam bentuk laporan audit, audit kepatuhan hanya akan melaporkan hasil auditnya ke manajemen karena manajemen adalah pihak
Universitas Indonesia
32
yang berkepentingan melihat kepatuhan perusahaan atas prosedur dan regulasi yang ditetapkan. 3. Audit laporan keuangan (financial statement auditing) Jenis audit yang terakhir adalah audit laporan keuangan, audit ini
yang
paling umum dilakukan oleh semua auditor dan yang akan dibahas dalam laporan magang ini. Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan dan informasi di dalamnya telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kriteria yang dimaksud adalah GAAP untuk negara Amerika, IFRS untuk negara-negara Uni Eropa, PSAK untuk Indonesia, dll. Jenis audit yang telah dilakukan penulis adalah audit atas laporan keuangan untuk menentukan apakah laporan keuangan klien telah disajikan sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, yaitu SAK (Standar Akuntansi Keuangan).
3.7.3 Tujuan Audit Auditor menjalankan proses audit atas laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan siklus dalam melakukan pengujian audit atas transaksitransaksi yang memengaruhi saldo akhir suatu akun serta melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait. Tujuan audit terbagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu tujuan audit terkait transaksi, tujuan audit terkait saldo, dan tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Ketiga kategori tujuan audit ini, akan dibahas dalam subbab berikut: a) Tujuan audit terkait transaksi Tujuan audit terkait transaksi dimaksudkan untuk memberikan kerangka kepada auditor dalam mengumpulkan bahan bukti yang memadai yang diharuskan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan bukti yang tepat untuk dikumpulkan dalam setiap kelompok transaksi sesuai dengan kondisi lapangan. Tujuan tersebut tetap sama dari setiap prosedur audit hanya bahan buktinya yang bervariasi tergantung pada kondisi lapangan saat itu. Tujuan audit terkait transaksi menekankan pada keterjadian, kelengkapan, akurasi, pemindahbukuan dan pengikhtisaran, klasifikasi, dan pisah batas, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam poin berikut :
Universitas Indonesia
33
Keterjadian (occurrence). Tujuan ini menekankan apakah transaksi yang telah tercatat dan telah dilaporkan dalam laporan keuangan benar-benar telah terjadi.
Kelengkapan (completeness). Tujuan ini menekankan apakah semua transaksi yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dicatat dengan lengkap.
Akurasi (accuracy). Tujuan ini membahas apakah transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar.
Pemindahbukuan dan pengikhtisaran. Tujuan ini menekankan pada transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar.
Klasifikasi (classification). Tujuan ini menekankan apakah transaksi telah dicatat dan diklasifikan dalam jurnal klien dengan nama akun yang tepat.
Pisah batas (cutoff). Tujuan ini membahas apakah transaksi telah dicatat pada periode pembukuan yang tepat. Kesalahan waktu terjadi jika sebuah transaksi tidak dicatat pada saat terjadinya.
b) Tujuan audit terkait saldo Tujuan audit terkait saldo hampir selalu diterapkan pada saldo akhir di akun neraca, seperti piutang dagang, persediaan, hutang usaha, meskipun terkadang tujuan audit terkait saldo diterapkan untuk sejumlah akun laporan laba rugi. Pada kasus ini, biasanya melibatkan transaksi-transaksi yang tidak rutin dan biaya-biaya tak terduga. Tujuan audit terkait saldo menekankan pada keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, keterikatan perincian, nilai terealisasi, serta hak dan kewajiban, yang selanjutnya akan dijabarkan pada poin berikut :
Keberadaan (existence). Tujuan ini terkait dengan apakah jumlah yang dimasukkan dalam laporan keuangan memang semestinya dimasukkan dalam laporan keuangan.
Kelengkapan (completeness). Tujuan ini terkait dengan apakah semua jumlah yang semestinya dimasukkan, sudah benar-benar dimasukkan.
Universitas Indonesia
34
Akurasi. Tujuan akurasi mengacu pada jumlah yang dimasukkan pada perhitungan matematis yang benar. Suatu persediaan klien bisa menjadi salah karena jumlah unit persediaan yang ada salah saji atau harga per unitnya salah. Hal ini tentunya melanggar tujuan akurasi.
Pisah batas (cut off). Tujuan auditor menguji pisah batas waktu adalah untuk menentukan apakah transaksi dicatat dan dimasukkan ke dalam saldo akun pada periode yang benar. Tujuan penetapan waktu untuk transaksi terkait dengan waktu yang tepat dalam pencatatan transaksi di sepanjang tahun, sedangkan tujuan pisah batas untuk tujuan audit terkait saldo hanya berhubungan dengan transaksi-transaksi yang mendekati akhir tahun.
Keterikatan perincian. Tujuan audit ini menekankan bahwa rincian dalam daftar telah disusun secara akurat, dijumlahkan dengan benar, dan sama dengan buku besar. Hal ini menyangkut dalam saldo akun laporan keuangan sangat didukung oleh rincian pada arsip utama dan daftar yang disiapkan klien. Untuk itu auditor patut menguji kecocokan perincian tiap akun dengan tujuan meminimalisir adanya kesalahan pencatatan pos akun.
Nilai terelisasi. Tujuan ini menekankan pada nilai saldo akun yang sudah dikurangi dengan penurunan dari biaya historis ke nilai terealisasi bersih.
Hak dan kewajiban. Tujuan audit ini mengacu pada keyakinan auditor memastikan bahwa aset, kewajiban ataupun ekuitas harus dimiliki utuh oleh klien sebelum dimasukkan dalam laporan keuangan.
c) Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan memiliki konsep yang sama dengan tujuan audit terkait saldo. Auditor harus menentukan tujuan audit yang tepat dan bahan bukti yang dikumpulkan guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Untuk melakukan hal ini, auditor menjalankan sebuah proses audit. Proses audit merupakan sebuah metodologi yang sangat jelas untuk mengorganisir sebuah audit dan meyakini bahwa bukti yang dikumpulkan memadai dan tepat serta semua tujuan audit yang diperlukan telah dinyatakan dengan jelas dan terpenuhi.
Universitas Indonesia
35
3.7.4 Fase dalam Proses Audit Arens (2011) menjelaskan empat tahap dalam proses audit seperti terlihat dalam gambar 3.1
Gambar 3.2 Fase dalam proses audit Sumber : Arens, 2011-diolah kembali
Keempat fase tersebut dijelaskan secara rinci pada penjabaran berikut ini: 1.
Merencanakan dan merancang program audit yang mencakup pengetahuan
atas bidang usaha klien dan memahami struktur pengendalian
internal dan
menetapkan risiko pengendalian. Auditor dapat melakukan banyak cara untuk mengumpulkan bahan bukti untuk mencapai tujuan audit keseluruhan dalam rangka pemberian opini atas laporan keuangan. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan auditor terkait pengumpulan bukti, yaitu: a. Bukti memadai dalam jumlah yang cukup harus dikumpulkan untuk memenuhi tanggung jawab professional dari auditor. b. Biaya pengumpulan bahan bukti sebaiknya dapat diminimalisi. Perencanaan dan desain sebuah pendekatan audit dijabarkan dalam 3 (tiga) aspek yang akan dibahas berikut : Mendapatkan pemahaman atas entitas klien dan lingkungan bisnis yang bertujuan untuk menilai risiko salah saji dalam laporan keuangan secara memadai dan menginterpretasikan informasi yang didapat selama
Universitas Indonesia
36
melaksanakan audit. Dalam hal ini, auditor akan mempelajari bisnis klien, melakukan prosedur analitis awal dan membuat perbandingan dengan pesaing. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian. Auditor mengevaluasi pengendalian internal dan efektivitasna, jika pengendalian
internal
dinilai
efektif,
risiko
pengendalian
yang
direncanakan dan jumlah bukti audit yang dikumpulkan dapat dikurangi, begitupun sebaliknya. Menilai risiko salah saji material. Dengan menggunakan pemahaman atas industri klien serta efektivitas atas pengendalian internal, auditor dapat menguji risiko salah saji dalam laporan keuangan. 2.
Pengujian pengendalian dan transaksi. Prosedur pengujian pengendalian mengacu pada pengujian efektivitas pengendalian yang telah dilakukan oleh auditor sebelumnya dengan cara menguji sampel dari bukti klien. Sedangkan auditor melakukan pengujian atas transaksi dengan memeriksa dokumentasi transaksi klien untuk mencapai salah satu atau kedua tujuan audit. Auditor sering kali melakukan pengujian pengendalian dan transaksi pada waktu yang bersamaan demi tercapai tujuan efisiensi.
3.
Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain disajikan secara wajar dan mendapatkan keyakinan terkait tujuan akurasi. Selain itu, melakukan pengujian terinci atas saldo akhir merupakan hal yang penting dilakukan dalam pengauditan karena hampir semua bahan bukti didapatkan dari narasumber klien yang independen sehingga bahan bukti dianggap memiliki kualitas yang tinggi.
4.
Menyelesaikan
audit
dan
menerbitkan
laporan
keuangan.
Auditor
menggabungkan seluruh informasi yang didapat setelah menyelesaikan serangkaian prosedur audit untuk mencapai kesimpulan menyeluruh mengenai laporan keuangan yang disajikan. Proses penarikan kesimpulan merupakan hal yang sangat subjektif karena sangat bergantung pada penilaian professional auditor dalam menerbitkan opininya.
Universitas Indonesia
37
3.8
Materialitas Laporan keuangan dianggap mengandung salah saji material apabila
laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya secara individual ataupun secara keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Materialitas adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau terpengaruh oleh salah saji tersebut. Akuntan bertanggung jawab menetapkan apakah laporan keuangan salah saji dalam jumlah yang material. Apabila akuntan berpendapat bahwa adanya salah saji yang material, hal ini dapat dikomunikasikan dengan klien untuk dilakukan koreksi. Jika klien menolak melakukan koreksi, maka pendapat dengan pengecualian atau pernyataan tidak wajar harus diberikan.
3.9
Tahapan Audit dalam Pengujian Utang dan Modal Menurut Arens (2011), untuk membuat sebuah tahapan audit, auditor
harus membuat test of details atas saldo akun yang diaudit. Test of details adalah pengujian terhadap saldo akun yang diaudit dimana harus memenuhi delapan tujuan audit yang terkait saldo. Auditor harus mengakumulasi bukti-bukti terkait yang dibutuhkan agar delapan tujuan audit terkait saldo terpenuhi. Selain itu, terdapat pula metodologi yang digunakan dalam menyusun test of details terhadap saldo utang dan modal . Berikut akan dibahas tahapan dalam metodologi tersebut. a.
Identifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang dan Modal Auditor harus memahami industri klien dan juga lingkungan eksternal yang
mempengaruhi bisnis klien, serta melakukan evaluasi terhadap tujuan manajemen dan proses bisnis untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang secara signifikan akan mempengaruhi laporan keuangan. Pemahaman tersebut diperoleh auditor dengan terlebih dahulu melakukan preliminary analytical procedures untuk menentukan risiko bisnis yang dimiliki oleh klien. Risiko tersebut akan
Universitas Indonesia
38
mempengaruhi evaluasi auditor terhadap risiko utang dan modal sebelum mempertimbangkan pengendalian internal yang dimiliki klien (inherent risk), serta bukti yang harus diakumulasi dalam melakukan audit. b.
Menetapkan Batas Toleransi Salah Catat dan Penilaian atas Inherent Risk Auditor menetapkan penialain terkait besaran materialitas pada laporan
keuangan secara keseluruhan, lalu dialokasikan ke saldo akun yang signifikan, termasuk utang lain-lain dan modal perusahaan. c.
Penilaian Risiko pengendalian (Control Risk) untuk Siklus pembayaran
kembali dan ekuitas pemilik. Auditor biasanya memfokuskan perhatian pada tiga aspek kontrol internal: 1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan utang lain-lain dan modal saham 2. Pengendalian dan Pemisahan Tugas yang memadai 3. Dokumen dan pencatatan yang memadai a.
Membuat dan Melakukan Pengujian atas Pengendalian dan Substantive Test pada Transaksi. Tes kontrol dan substantif tes transaksi dirancang dengan harapan bahwa
hasil tertentu akan diperoleh. Hasil ini diprediksi mempengaruhi desain
tes
rincian saldo. Sebagai contoh, auditor biasanya berencana untuk melakukan tes kontrol ekstensif ketika risiko pengendalian dinilai rendah. b.
Merencanakan dan Melakukan Prosedur Analitis Prosedur analitis biasanya dilakukan pada tiga fase, yaitu saat tahap
perencanaan, tahap saat melakukan test of details, dan saat tahap melengkapi proses audit. c.
Membuat dan Melakukan Pengujian atas Test of Details dari Saldo Utang Bank, Utang Bunga, dan Modal.
Universitas Indonesia
BAB IV PEMBAHASAN Penulis ikut serta dalam program magang selama kurang lebih 4 (empat) bulan di KAP ACV&R. Selama jangka waktu tersebut, penulis memiliki kesempatan untuk melakukan audit atas laporan keuangan PT CLS untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2014. Pada saat penulis melakukan magang di KAP ACV&R, penulis berperan sebagai Junior Auditor yang melakukan audit atas beberapa area yang dimiliki oleh PT CLS bersama dengan junior auditor, senior auditor, supervisor, dan manager in-charge. Proses audit atas keseluruhan area PT CLS dilalukan selama 3 bulan, dimulai sejak tanggal 6 Januari 2015 – 16 Maret 2015. Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan aktivitas dan temuan audit yang selama proses audit, terutama untuk audit atas dan modal yang menjadi pembahasan dalam penulisan laporan karya akhir ini
4.1
Klasifikasi Utang dan Struktur Modal di PT CLS PT CLS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan
office equipment & supplies yang mempunyai kantor pusat di Cakung, Jakarta Timur. PT CLS telah berdiri dan diaudit oleh KAP sejak tahun 2012 saat perusahaan memulai pembangunan kawasan industri di Purwakarta, Jawa Barat. PT CLS mulai beroperasi dan memperoleh pendapatan pada tahun 2014. Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang industri manufaktur dan dalam tahap pengembangan pembangunan pabrik, PT CLS membutuhkan dana dari pihak internal (pemegang saham) maupun dana dari pihak ketiga atau dana dari bank dalam proses pembangunan kawasan industri yang telah direncanakan oleh manajemen PT CLS maupun manajemen pemegang saham. Sehingga PT CLS mempunyai kewajiban yang diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, serta memiliki modal yang diklasifikasikan sebagai modal saham dan laba ditahan perusahaan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi mengenai kewajiban dan modal tersebut : 39
Universitas Indonesia
40
1. Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban jangka pendek PT CLS merupakan utang yang sebagian timbul dari transaksi dengan pihak ketiga maupun PT BCF. Kewajiban jangka pendek PT CLS dibagi menjadi :
Utang Bank Utang bank PT CLS merupakan utang yang dimiliki sejak Januari 2014. PT CLS mengajukan kredit kepada PT Bank MB dengan jangka waktu 1 (satu) tahun untuk biaya pembangunan infrastruktur pabrik di Purwakarta. PT CLS mengajukan kredit dengan menjaminkan deposito perusahaan pemegang saham mayoritas, PT BCF.
Biaya yang masih harus dibayar Biaya yang masih harus dibayar PT CLS merupakan kewajiban yang timbul atas pembayaran jasa profesional dalam melakukan audit terhadap PT CLS.
Utang Pajak Utang pajak merupakan kewajiban PT CLS atas PPh Pasal 23 sejak tahun 2013 yang diperoleh dari adjustment auditor independen.
Utang bunga Utang bunga PT CLS merupakan kewajiban yang diperoleh perusahaan sejak tahun 1998 dari PT BCF atas pinjaman yang diberikan kepada PT CLS. Utang bunga telah ditentukan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan oleh PT BCF.
2. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban jangka panjang berasal dari transaksi antara PT CLS dengan PT BCF mengenai pembiayaan pembangun yang sedang berlangsung di Purwakarta. Kewajiban jangka panjang PT CLS dibagi menjadi :
Pinjaman dari Pemegang saham Pinjaman dari pemegang saham merupakan kewajiban yang diperoleh dari PT BCF untuk melakukan proses pembelian tanah dan pembangunan bangunan dan infrastruktur perseroan. Pinjaman terhadap pemegang saham ini tidak mempunyai jaminan dan tanpa jadual pengembalian yang tetap. Pinjaman dari pemegang saham sudah terjadi sejak tahun 2012 silam. Universitas Indonesia
41
Kewajiban jangka panjang ini timbul karena PT BCF hanya memberikan modal setoran awal, dijelaskan, tetapi dalam proses pengembangan pembangunan PT BCF memberikan pinjaman kepada PT CLS. Berikut ini rincian penjelasan mengenai pinjaman dari pemegang saham pada tahun 2012-2014.
Tabel 4.1. Pinjaman dari Pemegang Saham tahun 2012-2014
Pinjaman dari Pemegang Saham Jumlah Tahun (Rp) 2012 23.562.967.245 2013 46.944.587.345 2014 31.881.587.345 Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel pinjaman dari pemegang saham menunjukan pada tahun 2012 ke tahun 2013 pinjaman PT CLS mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2013 ke tahun 2014 pinjaman dari pemegang saham telah menurun karena PT CLS telah membayar pinjaman dari pemegang saham. Berikut ini rincian pinjaman yang dilakukan PT CLS pada tahun 2014 kepada pemegang saham.
Tabel 4.2. Rincian Pinjaman dari Pemegang Saham tahun 2014 Rincian Pinjaman dari PT BCF Tahun 2014 Jumlah Bulan (Rp) Januari 202.500.000 May 4.650.000.000 Juni 5.250.000.000 Agustus 4.500.000.000 September 4.950.000.000 Oktober 5.284.500.000 November 4.950.000.000 Desember 150.000.000
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Universitas Indonesia
42
PT CLS melakukan pinjaman kepada pemegang saham pada bulan-bulan tertentu saja pada saat invoices dari kontraktor pembangunan ditagihkan kepada PT CLS. Tetapi pada tahun 2014 telah membayar pinjaman kepada PT BCF sebesar Rp45.000.000.000 pada bulan Januari 2014.
Jaminan sewa Jaminan sewa merupakan kewajiban yang timbul dari transaksi dengan PT BCF. Jaminan sewa merupakan dana yang diberikan dari PT BCF terhadap PT CLS dikarenakan PT BCF melakukan sewa gudang dengan jangka waktu 5 tahun di Purwakarta, Jawa Barat.
3. Modal Perusahaan Struktur modal perusahaan yang dimiliki PT CLS terdiri dari modal saham serta laba ditahan yang diperoleh sejak tahun 2012 silam. Penjelasan struktur modal PT CLS sebagai berikut :
Modal Saham Modal Saham merupakan setoran modal pertama yang diperoleh dari pemegang saham pada saat perusahaan berdiri. Modal saham PT CLS pada tanggal 31 Desember 2014 senilai Rp 300.000.000. Pemegang modal saham mayoritas PT CLS adalah PT BCF senilai Rp 298.500.000 dan Ny. ND sebagai pemegang saham minoritas senilai Rp 1.500.000, seperti halaman 8 pada gambar 2.2 .
Laba ditahan Laba ditahan merupakan akumulasi laba/defisit yang diperoleh PT CLS semenjak
melakukan
kegiatan
operasional
maupun
pembangunan
infrastruktur perusahaan. Pada tahun 2014 PT CLS mendapatkan laba sebesar Rp370.399.197 (Audited), tetapi laba ditahan perusahaan masih defisit karena pada tahun 2013 PT CLS masih mendapatkan kerugian sebesar Rp4.995.417.228 (Audited) dari kegiatan usaha yang dilakukan. Berikut perhitungan laba/defisit pada tahun 2014 (Unaudited) pada tabel 4.3 di halaman 43 :
Universitas Indonesia
43
Tabel 4.3. Perhitungan Laba/Defisit tahun 2014 Pendapatan
Perhitungan Laba/Defisit Tahun 2014 (Unaudited) Pendapatan Beban + = Lain-lain
-
Rp 2.772.000.000 -
Rp 4.451.812.946 +
Laba / Defisit
Rp 26.941.976 = Rp
(1.652.870.970)
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Pada tabel 4.3 di atas dari hasil perhitungan awal sebelum diaudit oleh auditor, PT CLS mengalami kerugian sebesar Rp1.652.870.970 karena beban yang dimiliki PT CLS sebesar Rp4.451.812.946 sedangkan pendapatan yang diperoleh dari sewa gudang Purwakarta hanya sebesar Rp2.772.000.000. 4.2
Pencatatan Akuntansi Utang dan Modal di PT CLS PT CLS melakukan pencatatan jurnal terkait penambahan dan pembayaran
terkait utang, serta melakukan pencatatan jurnal atas pendapatan dan beban yang berpengaruh terhadap utang dan modal. 1. Pencatatan jurnal terkait utang serta beban yang timbul akibat utang.
Mencatat perolehan kredit dari PT Bank BM pada tanggal 9 Januari 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank
52.500.000.000
Utang Bank
52.500.000.000
Mencatat pembayaran provisi pinjaman dari PT Bank BM terkait utang bank PT CLS yang dilakukan pada tanggal 16 Januari 2014. Dr. Cr.
Beban Provisi Pinjaman
131.250.000
Kas/Bank
131.250.000
Mencatat biaya yang masih harus dibayar PT CLS kepada KAP ACV&R pada tanggal 31 Desember 2014. Dr. Cr.
Beban Izin dan Jasa
52.500.000
Biaya yang masih harus dibayar
52.500.000
Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada bulan Januari 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank
202.500.000
Pinjaman Pemegang Saham
202.500.000 Universitas Indonesia
44
Mencatat pembayaran pinjaman terhadap pemegang saham mayoritas pada Januari 2014. Dr.
Pinjaman Pemegang Saham
Cr.
Kas/Bank
45.000.000.000 45.000.000.000
Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal 8 Mei 2014. Dr.
Kas/Bank
Cr.
Pinjaman Pemegang Saham
4.650.000.000 4.650.000.000
Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal Juni 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank Pinjaman Pemegang Saham
5.250.000.000 5.250.000.000
Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal Agustus 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank Pinjaman Pemegang Saham
4.500.000.000 4.500.000.000
Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal September 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank Pinjaman Pemegang Saham
4.950.000.000 4.950.000.000
Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal Oktober 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank Pinjaman Pemegang Saham
5.284.500.000 5.284.500.000
Mencatat
penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal November 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank Pinjaman Pemegang Saham
4.950.000.000 4.950.000.000
Mencatat penerimaan pinjaman yang diterima dari PT BCF pada tanggal Desember 2014. Universitas Indonesia
45
Dr. Cr.
Kas/Bank Pinjaman Pemegang Saham
150.000.000 150.000.000
Mencatat penerimaan pembayaran jaminan sewa dari PT BCF pada tanggal 29 April 2014. Dr. Cr.
Kas/Bank Jaminan Sewa
75.000.000 75.000.000
2. Mencatat jurnal penutup terkait dengan pendapatan dan beban yang dilakukan PT CLS untuk membukukan laba ditahan pada tanggal 31 Desember 2014 (unaudited).
Mencatat jurnal penutup terkait dengan pendapatan dan beban pada tanggal 31 Desember 2014 (unaudited). Dr.
Pendapatan
2.772.000.000
Dr.
Pendapatan Bunga
26.941.976
Dr.
Ikhtisar Laba/Rugi
1.652.870.970
Cr.
Beban Usaha
4.451.812.946
Membukukan ikhtisar laba/rugi terhadap laba ditahan pada tanggal 31 Desember 2014 (unaudited). Dr. Cr.
Laba ditahan (R/E) Ikhtisar Laba/Rugi
1.652.870.970 1.652.870.970
Universitas Indonesia
46
4.3
Penyajian Utang dan Modal pada Laporan Keuangan PT CLS PT CLS menyajikan nilai saldo dari utang dan modal yang diperoleh pada
tanggal 31 Desember 2014 dijelaskan pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4. Penyajian Utang dan Modal PT CLS 31 Desember 2014 (Unaudited) PT CLS Laporan Posisi Keuangan (Parsial) 31/12/2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Utang bunga Total Liabilitas Jangka Pendek
52.500.000.000 52.500.000 490.337.085 2.778.576.809 55.821.413.894
45.000.000 490.452.135 2.778.576.809 3.314.028.944
LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman dari pemegang saham Jaminan sewa Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas
31.881.587.345 75.000.000 31.956.587.345 87.778.001.238
46.944.587.345 46.944.587.345 50.258.616.288
300.000.000 (7.493.125.842) (1.652.870.970) (8.845.996.812)
300.000.000 (6.446.748.726) (1.046.377.116) (7.193.125.842)
79.031.004.426
43.065.490.446
DEFISIENSI MODAL Modal saham Defisit Retained Earning - 31 Des 2014 Defisiensi modal - Neto TOTAL LIABILITAS NETO SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL
2014
2013
Sumber : Laporan Keuangan PT CLS yang telah diolah kembali (Unaudited)
4.4
Pengendalian Internal terhadap Utang dan Modal PT CLS Pengujian pengendalian internal berfungsi untuk menentukan internal
control yang dilakukan perusahaan. Pengendalian internal penting dilakukan agar auditor dapat memberikan kesimpulan terkait pemahaman pengendalian internal yang diterapkan perusahaan. PT CLS tidak memiliki diagram arus (flowchart) pada siklus bisnis. PT CLS adalah perusahaan menengah, sesuai dengan kriteria usaha menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 mengenai UMKM, karena PT CLS menerapkan sistem akuntansi dengan teratur dan PT CLS mempunyai hasil pendapatan yang lebih dari Rp2.500.000.000. Apabila PT CLS sewaktu-waktu terjadi keadaan tidak menguntungkan, tanggung jawab diserahkan sepenuhnya kepada pemegang saham mayoritas, PT BCF. Pengujian pengendalian internal hanya dilakukan pada saat proses perolehan dan pembayaran pinjaman dari pemegang saham, serta proses Universitas Indonesia
47
perolehan kredit bank pada tahun 2014. Penulis mendapatkan prosedur perolehan dan pembayaran pinjaman dari pemegang saham, serta prosedur perolehan utang kredit bank setelah melakukan tanya jawab kepada manager akuntansi PT CLS. Berdasarkan hasil tanya jawab penulis dengan manajer akuntansi PT CLS berikut ini pengendalian internal yang dilakukan pada saat perolehan dan pembayaran pinjaman dari pemegang saham, serta perolehan utang bank pada tahun 2014. 1.
Perolehan dan pembayaran pinjaman dari pemegang saham a. Berikut ini bentuk pengendalian internal yang dilakukan PT CLS atas perolehan dan pembayaran pinjaman dari pemegang saham, PT BCF :
Adanya catatan yang memadai atas pinjaman dari pemegang saham kepada PT CLS. PT CLS memiliki daily cheques deposit control yang dicetak setiap bulannya untuk mengetahui besar pinjaman yang diperoleh dari PT BCF.
Pencatatan akuntansi PT CLS pada buku bank yang memudahkan auditor dalam melakukan proses test of control terkait dengan transaksi dengan PT BCF.
Adanya surat komunikasi berbentuk memo mengenai pengajuan pinjaman dana terhadap pemegang saham terkait dengan invoices yang diperoleh PT CLS dari kontraktor pembangunan pabrik.
Setiap surat komunikasi dengan pemegang saham membutuhkan tanda tangan/otorisasi dari presiden direktur dan langsung diserahkan oleh presiden direktur kepada PT BCF.
Adanya pemisahan tugas antara yang melakukan pencatatan dengan yang melakukan pengajuan pinjaman kepada pemegang saham.
Pengendalian internal perolehan pinjaman dari pemegang saham dapat dilihat dari flowchart pada gambar 4.1 di halaman 45.
Universitas Indonesia
48
Gambar 4.1. Flowchart Perolehan Pinjaman dari Pemegang Saham Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
Berikut adalah narasi dari flowchart pada gambar 4.1 mengenai perolehan pinjaman dana dari pemegang saham : -
Proses peminjaman dari pemegang saham diawali pada bagian keuangan (finances) yang memperoleh invoices dari kontraktor pembangunan
-
Bagian keuangan membuat surat komunikasi (memo) terkait pinjaman dana kepada pemegang saham dan melakukan fotokopi invoices. Setelah itu surat memo dan invoices copy diberikan kepada Presiden Direktur, serta invoices asli disimpan ke dalam file bindex.
-
Presiden direktur memberikan otorisasi atas surat (memo) komunikasi dan memberikan paraf pada invoices copy, serta mengirimkannya kepada PT BCF.
-
PT BCF melakukan proses keuangan dan mentransfer dana yang dibutuhkan sesuai dengan invoices copy. Surat (memo) komunikasi
Universitas Indonesia
49
pinjaman dana disimpan ke dalam file bindex. Bukti transfer di-copy dan dikirimkan kepada bagian keuangan PT CLS. -
Bagian keuangan memberikan otorisasi paraf pada bukti transfer yang dikirimkan oleh PT BCF, setelah itu bukti transfer yang telah diparaf diberikan kepada bagian akuntansi.
-
Bagian akuntansi menjurnal pinjaman dari pemegang saham pada ledger, lalu mencetak daily cheques deposit control, dan menyimpan bukti transfer serta daily cheques deposit control pada file bindex. Contoh dari Daily Cheques Deposit Control dapat dilihat pada lampiran 5.
b. Berikut ini bentuk pengendalian internal yang dilakukan PT CLS atas pembayaran pinjaman dari pemegang saham :
Adanya penyimpanan dokumen terkait yang memadai atas pinjaman dari pemegang saham kepada PT CLS.
Adanya surat (memo) komunikasi mengenai permohonan pembayaran atas pinjaman dari pemegang saham yang telah jatuh tempo.
Pencatatan akuntansi PT CLS pada buku bank mengenai aktivitas pengeluaran kas yang memudahkan auditor untuk menemukan bukti atas pembayaran yang dilakukan.
Adanya otorisasi presiden direktur atas check yang dikeluarkan bagian finances dan otorisasi payment voucher oleh bagian akuntansi untuk bukti pembayaran kepada PT BCF.
Pengendalian internal pembayaran pinjaman dari pemegang saham dapat dilihat dari flowchart pada gambar 4.2 di halaman 47.
Universitas Indonesia
50
Gambar 4.2. Flowchart Pembayaran Pinjaman dari Pemegang Saham Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
Berikut adalah narasi dari flowchart pada gambar 4.2 mengenai pembayaran pinjaman dana dari pemegang saham : -
PT BCF mengirimkan surat (memo) komunikasi permohonan pembayaran pinjaman kepada bagian finances PT CLS.
-
Bagian finances membuka file dokumen pinjaman dari pemegang saham yang telah jatuh tempo dan memberikan daily cheques deposit control serta bukti transfer PT BCF kepada bagian akuntansi untuk diberikan payment voucher supaya dilakukan proses pembayaran kepada pemegang saham.
-
Bagian akuntansi memberikan payment voucher senilai pembayaran yang dilakukan, payment voucher diberikan nomor voucher dan tanggal transaksi lalu memberikan kembali dokumen kepada bagian finances. Nilai pembayaran pinjaman dari pemegang saham dapat dilihat contoh Payment Voucher pada lampiran 4 .
-
Bagian
finances
mengeluarkan
check
pembayaran
lalu
memberikannya kepada presiden direktur untuk dilakukan otorisasi Universitas Indonesia
51
terhadap check tersebut, setelah itu check signed diberikan kembali ke bagian finances. -
Bagian
finances
melakukan
fotokopi
check
signed,
lalu
memberikannya ke bagian akuntansi agar dilakukan dokumentasi. Bagian finances memberikan check kepada PT BCF. -
Bagian akuntansi melakukan pencatatan pada ledger pinjaman dari pemegang saham serta pencatatan pada buku bank terkait pembayaran pinjaman. Bagian akuntansi menyimpan dokumen terkait pada file bindex.
2.
Perolehan Kredit Agunan Deposito PT Bank MB PT CLS melakukan pengajuan kredit ke PT Bank MB pada Januari 2014
silam, karena PT CLS memerlukan dana tambahan dalam rangka operasional perusahaan dan pembangunan pabrik Puwakarta. Berikut ini bentuk pengendalian internal yang dilakukan PT CLS dalam proses pengajuan kredit bank pada Januari 2014 silam :
Adanya dokumentasi yang baik dalam penyimpanan dokumen terkait utang bank dan surat perjanjian dari PT Bank MB.
Adanya pencatatan akuntansi pada ledger dan buku bank dalam transaksi perolehan kredit bank dan pembayaran beban akibat kredit bank.
Adanya surat (memo) komunikasi kepada pemegang saham perihal pengajuan kredit bank dan permintaan deposito PT BCF sebagai agunan kredit bank.
Adanya otorisasi presiden direktur dan pemegang saham, PT BCF, atas pengajuan kredit ke PT bank MB.
Pengendalian internal pembayaran pinjaman dari pemegang saham dapat dilihat dari flowchart pada halaman 48 gambar 4.3. Berikut adalah narasi dari flowchart mengenai proses perolehan kredit agunan deposito bank MB : -
Proses perolehan kredit bank yang dilakukan PT CLS berawal dari bagian finances membuat surat terkait pengajuan kredit bank kepada presiden direktur. Universitas Indonesia
52
Gambar 4.3. Flowchart Perolehan Kredit dari PT BANK MB Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
-
Presiden direktur memberikan otorisasi approval untuk pengajuan kredit kepada bank MB. Surat yang telah disetujui dikembalikan lagi kepada bagian finances.
-
Bagian finances mempersiapkan semua dokumen yang menjadi persyaratan pengajuan kredit bank MB. Dokumen yang diperlukan adalah formulir pengajuan kredit, akta pendirian PT CLS, dokumen legalisasi PT CLS, serta deposito yang dijaminkan. Bagian finances memberikan dokumen persyaratan kepada presiden direktur.
-
Lalu
presiden
direktur
memberikan
otorosasi
atas
dokumen
persyaratan dan membuat surat pengajuan agunan deposito kepada PT BCF, dan mengirimkannya kepada manager PT BCF. -
PT BCF menyimpan surat pada file, lalu memberikan deposito terkait pinjaman yang diajukan PT CLS kepada bagian finances PT CLS.
-
Bagian finances memberikan semua persyaratan kepada PT Bank MB, dan menunggu persetujuan atas kredit yang dilakukan.
Universitas Indonesia
53
-
Setelah mendapatkan persetujuan dari PT Bank MB, semua dokumen serta surat perjanjian kredit dikirimkan kepada bagian akuntansi PT CLS.
-
Bagian akuntansi membuat jurnal pada ledger utang bank serta melakukan pencatatan atas masuknya kredit yang diperoleh dari PT Bank MB. Bagian akuntansi mencetak daily cheques deposit control dan menyimpan semua dokumen terkait kredit bank dalam file bindex.
Berdasarkan penjelasan yang telah ditulis penulis, pengendalian internal PT CLS atas perolehan dan pembayaran pinjaman dari pemegang saham, serta utang bank sudah baik karena sudah ada sistem manajemen dan pemisahan tugas yang jelas, namun untuk memberikan keyakinan penuh atas nilai pinjaman dari pemegang saham maupun utang bank yang disajikan PT CLS pada laporan keuangan harus dilaksanakan prosedur audit atas utang dan modal.
4.5
Proses Audit untuk Akun Utang dan Modal PT CLS
4.5.1 Fase Perencanaan Perencanaan audit sangat penting dilakukan oleh seorang auditor dalam penugasan auditnya. Perencanaan audit berfungsi agar auditor mampu mendapatkan bukti yang cukup memadai sesuai dengan kondisinya, menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau, dan mencegah kesalahpahaman dengan klien. Pada fase ini, PT CLS merupakan klien lama dari KAP ACV&R sehingga antara PT CLS dan KAP sudah mendapatkan kesepahaman bersama. Setelah mendapat surat penugasan dan pernyataan dari manajemen (PT CLS), auditor diperbolehkan untuk melakukan audit di PT CLS. Hal pertama yang perlu dipahami seorang auditor saat melakukan audit adalah memahami bisnis dan industri klien. Dengan memiliki pemahaman yang baik terkait bisnis klien, auditor dapat menilai pengendalian internal hingga menilai risiko salah saji yang mungkin timbul dalam penyajian laporan keuangan. PT CLS sudah menjadi klien dari KAP ACV&R selama 3 (lima) tahun berturut-turut sejak tahun 2012. Untuk itu, auditor sudah cukup mempunyai backup data-data yang memadai seperti working paper, worksheet, financial statement, lalu auditor telah memahami dengan baik industri bisnis dan cukup Universitas Indonesia
54
meminta laporan manajemen dari PT CLS untuk menilai kinerja dan laporanlaporan penting lainnya seperti akta pendirian perusahaan, notulensi rapat, dan kode etik serta undang-undang terkait industri bisnis. Pada fase perencanaan ini, auditor juga menilai risiko yang mungkin ditimbulkan PT CLS. Untuk itu, pada bagian ini, penulis sebagai tim auditor menggunakan penilaian atas risiko bisnis klien dengan menghitung nilai salah saji yang dapat ditolerir (materialitas) dan melakukan prosedur analitis awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya risiko salah saji.
a.
Penentuan Materialitas yang dapat ditolerir Materialitas merupakan besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dimana kesalahan tersebut dapat mengakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut. KAP ACV&R memiliki ketentuan tersendiri mengenai materialitas sehingga auditor pada KAP tersebut menentukan bahwa keseluruhan aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang dimiliki klien harus diuji terlebih dahulu. KAP
ACV&R
mempunyai
form
tersendiri
untuk
penghitungan
materialitas yang dimana sebelumnya berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dan dipertimbangkan oleh signing partner. Auditor menggunakan perhitungan materialitas audit risk (high) sebagai acuan untuk menetapkan planning materiality PT CLS, karena PT CLS merupakan perusahaan kecil yang sedang dalam tahap pengembangan. Selanjutnya seperti pada form materiality yang digunakan KAP ACV&R berdasarkan ketentuan afiliasinya yaitu CHI, perhitungan menggunakan total nilai yang terbesar antara total aset, total pendapatan, atau total beban. Dalam PT CLS, total aset yang digunakan dalam perhitungan. Dapat dilihat dengan ilustrasi berikut pada tabel 4.5 di halaman 55 mengenai pemilihan basis materialitas PT CLS.
Universitas Indonesia
55
Tabel 4.5. Pemilihan Basis Materialitas Keterangan Saldo (Rp) Total Aset 81.054.274.593 Total Pendapatan 2.970.000.000 Total Beban 2.198.292.779 Basis yang digunakan 81.054.274.593 Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dapat dilihat dari tabel 4.5, basis yang digunakan untuk perhitungan materialitas adalah total aset karena memiliki saldo yang terbesar. Berikut perhitungan atas materialitas secara singkat berdasarkan audit risk (high): Total Aset
=
81.054.274.593
Perhitungan Materiality
=
2,5% x 81.054.274.593
=
2.026.356.865
Angka materialitas PT CLS sebesar Rp2.026.356.865 digunakan jika terdapat saldo akun sebesar atau melebihi angka tersebut, maka akun tersebut sudah dianggap material dan harus diperhatikan dalam proses audit. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti audit yang dibutuhkan. Jika terdapat salah saji diatas dari angka materialitas tersebut, maka auditor harus melakukan tanya jawab dengan klien sehingga klien melakukan koreksi atas salah saji tersebut. Perhitungan selanjutnya adalah menghitung performace materiality dengan angka materialitas sebelumnya. Performance materiality adalah nilai materialitas yang digunakan auditor sebagai acuan untuk melakukan prosedur audit secara mendalam jika saldo akun diatas nilai materialitas tersebut. Perhitungan performance materiality (PM) secara singkat adalah:
Performance Materiality (PM)
=
80% x Materiality
=
80% x 2.026.356.865
=
1.621.085.000
Setelah mengetahui PM, auditor akan melakukan prosedur audit lebih mendalam dengan acuan ini terhadap akun-akun yang diatas PM seperti akun utang dan modal yang nilainya di atas PM, sehingga auditor melakukan prosedur Universitas Indonesia
56
audit secara mendalam. Seperti Performance Materiality PT CLS sebesar Rp1.621.085.000, auditor harus menganalisa akun yang saldo nya sebesar angka tersebut atau melebihi angka tersebut sehingga harus diadakan prosedur audit lebih lanjut. Sehingga klien dapat memutuskan batas minimum total pengambilan sampel yang harus diambil oleh auditor untuk melakukan test of control dan substantive test of transaction dari klien. Di samping PM, ada juga acuan nilai untuk selisih yang harus diadjust pada nilai di atas DMT (De Minimis Threshold). Perhitungan DMT dapat dilihat sebagai berikut: DMT
=
M x 33,3% x 10%
=
2.026.356.865 x 33,3% x 10%
=
67.545.200
Dengan angka DMT, maka selisih yang memiliki nilai di atas DMT auditor harus melakukan adjustment atas selisih tersebut. Jadi untuk DMT PT CLS sebesar Rp67.545.200 jika terdapat misstatement yang ditemukan nilainya dibawah angka tersebut maka penyesuaian tidak wajib dilakukan oleh PT CLS. Namun apabila total misstatement dari transaksi suatu akun melebihi batas acceptable project materiality maka penyesuaian harus dilakukan oleh perusahaan walaupun misstatement dari masing – masing transaksi berada dibawah DMT. Contoh dari Form Materiality yang telah dijelaskan penulis diatas dapat dilihat pada lampiran 1.
b.
Melakukan Prosedur Analytical Review Setelah menghitung nilai materialitas, langkah selanjutnya yang dilakukan
oleh penulis dalam proses perencanaan audit adalah melakukan prosedur analitis awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang berisiko adanya salah saji yang material. Pengujian berupa prosedur analitis dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan klien antara tahun lalu dan tahun berjalan. Dengan melakukan prosedur analitis, auditor dapat memahami dengan baik industri bisnis klien dan risiko yang kemungkinan dihadapi oleh klien, seperti adanya penurunan kinerja di tahun berjalan, memperkirakan transaksi yang Universitas Indonesia
57
bertambah dan atau berkurang, bahkan kemungkinan kesalahan dalam penghitungan yang dilakukan oleh klien (bersifat material atau tidak). Prosedur audit yang dilakukan penulis untuk melakukan prosedur analitis awal adalah meminta laporan keuangan tahun 2013 (audited) dan laporan keuangan tahun 2014 (unaudited). Pada prosedur analitis terkait akun utang dan modal, langkah pertama yang dilakukan penulis adalah membandingkan rasio utang dan modal tahun 2014 dengan tahun sebelumnya, 2013. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah nilai utang dan modal di tahun 2014 mengalami kenaikan atau penurunan. Tabel 4.6. Perbandingan Jumlah Utang dan Modal PT CLS No.
Nama Akun
1 2 3 4
Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Modal Saham Retained Earning (Loss)
2014 (Unaudited) 55.821.413.894 31.956.587.345 300.000.000 (8.845.996.812)
2013 (Audited) 3.314.028.944 46.944.587.345 300.000.000 (7.193.125.842)
Kenaikan Persentase (Penurunan) (%) 52.507.384.950 1584,40% (14.988.000.000) -31,93% 0% (1.652.870.970) 22,98%
Sumber : Kertas kerja yang telah diolah kembali
Dari hasil perhitungan rasio untuk utang dan modal diatas pada tahun 2014 utang dan modal, PT CLS mengalami kenaikan paling signifikan dari total utang jangka pendek Rp 52.606.384.950 atau sebesar 1587,38% dari tahun sebelumnya. Pada akun total utang jangka panjang mengalami penurunan pada tahun 2014 Rp 14.988.000.000 atau sebesar 31,93%. Perhitungan laba ditahan juga menunjukkan pada tahun 2014 PT CLS mengalami penambahan defisit Rp 1.652.870.970 atau sebesar 22,98% dari tahun 2013. Jumlah yang sangat signifikan ini menimbulkan asumsi awal dari penulis bahwa adanya perolehan utang jangka pendek, pelunasan utang jangka panjang, dan penambahan beban yang besar pada tahun 2014. Namun, asumsi awal yang diberikan penulis belum dapat diyakini keberadaannya karena belum dikumpulkan bukti lain yang memadai. Penulis sementara dapat meyakini bahwa tidak ditemukan adanya salah saji dalam penyajian utang dan modal di laporan keuangan. Prosedur analitis awal mengacu pada Audit Objective terkait utang dan modal yang dimiliki oleh KAP.
Universitas Indonesia
58
4.5.2 Audit Objective KAP ACV&R Tujuan dari pemeriksaan audit atas utang dan modal pada PT CLS berdasarkan audit program dari KAP ACV&R yang berafiliasi dengan CHI dapat dijabarkan sebagai berikut : 1.
Kelengkapan (Completeness) Tujuan audit ini berkaitan dengan apakah semua jumlah utang, modal dan
laba ditahan yang dimiliki telah dimasukkan pada laporan keuangan. Tujuan audit ini juga untuk memastikan bahwa PT CLS memiliki dokumen terkait penambahan atau pembayaran utang dan modal. Jumlah tersebut telah ditelusuri melalui footing atas saldo utang dan modal per 31 Desember 2014 di neraca dan buku besar. 2.
Akurasi (Accuracy) Tujuan audit ini berkaitan dengan Utang dan Modal PT CLS benar-benar
dicatat dengan jumlah yang benar dan akurat sehingga meyakinkan auditor bahwa jumlah utang dan modal yang disajikan di laporan keuangan sesuai dengan saldo utang dan modal sesungguhnya. 3.
Penilaian (Valuation) Utang dan Modal PT CLS dinilai sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (SAK), yaitu sejumlah nilai bersihnya. Valuasi menegaskan dengan nilai apakah aset, kewajiban, dan ekuitas kepentingan telah dimasukkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang tepat. 4.
Keberadaan (Existence) Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa utang dan modal yang
tercantum di neraca benar-benar ada keberadaannya dan dimiliki oleh perusahaan. Memastikan bahwa total saldo utang dan modal PT CLS benar-benar berasal dari pemegang saham, PT BCF, maupun PT Bank MB yang memberikan kredit bank. Hal ini ditelusuri melalui bukti audit berupa surat konfirmasi kepada PT BCF dan surat perjanjian dengan PT Bank MB yang dimiliki PT CLS, sesuai dengan jumlah yang diakui perusahaan pada laporan keuangan. 5.
Hak dan Kewajiban (Right and Obligations) Penegasan tujuan audit ini membahas apakah aset adalah hak entitas dan
apakah kewajiban merupakan kewajiban entitas pada tanggal tertentu. Misalnya, Universitas Indonesia
59
manajemen menegaskan bahwa utang yang dimiliki oleh perusahaan sejak periode tertentu atau bahwa jumlah beban bunga yang dikapitalisasi untuk utang bank di neraca merupakan biaya hak entitas untuk properti investasi, sesuai dengan tujuan pengajuan kredit, atau penambahan kewajiban utang bank sesuai kewajiban entitas. 6.
Penyajian (Presentation) Utang dan Modal PT CLS telah disajikan secara memadai dalam laporan
keuangan, termasuk dalam catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku.
4.6
Prosedur Audit KAP ACV&R Prosedur audit yang dijalankan oleh auditor dalam menguji akun utang dan
modal dimulai dengan prosedur awal membuat lead schedule dan melakukan analytical review terhadap akun
yang akan diaudit. Penulis telah membahas
mengenai analytical review terhadap akun yang diaudit pada fase perencanaan yang terdapat di halaman 50. Auditor membuat klasifikasi working paper yang digunakan dalam melakukan audit, seperti tabel dibawah ini.
Tabel 4.7. Klasifikasi Working Paper No 1 2 3
Classification of Working Paper Account Working Paper Utang Other Payables Utang Bank Borrowings Modal Share Capital Sumber : Kertas kerja KAP ACV&R
Pada akun utang dan modal yang akan diaudit, auditor mengklasifikasikan utang perusahaan dalam kertas kerja (working paper) utang lain-lain (other payables), kecuali utang bank dilakukan pengujian pada kertas kerja pinjaman (borrowing). Pada akun modal dilakukan pengujian pada kertas kerja tersendiri yaitu kertas kerja share capital. Berikut penjelasan mengenai prosedur audit yang dilakukan auditor pada setiap working paper KAP ACV&R
Universitas Indonesia
60
1.
Prosedur Audit Pada Utang (Other Payables) Prosedur audit yang pertama kali dilakukan auditor dalam mengaudit
utang dan modal adalah melakukan prosedur audit pada utang. Akun utang diklasifikasikan sebagai utang lain-lain. Berikut prosedur audit yang dilakukan :
A.
Membuat lead schedule Prosedur audit yang dilakukan ini bertujuan untuk melihat nilai utang
perusahaan yang belum diaudit, adjustment, nilai setelah diaudit, dan nilai tahun lalu yang sudah diaudit. Lead Schedule juga bertujuan melihat adanya adjustment pada akun utang perusahaan. Tujuan audit dari prosedur yang dilakukan adalah completness, existence, dan presentation. Berikut ini merupakan tabel lead schedule dari utang lain-lain. Tabel 4.8. Lead Schedule Utang PT CLS As per mgt accts Rp Liabilitas Jangka Pendek Biaya masih harus dibayar Utang bunga pinjaman Utang pajak Total Liabilitas Jangka Panjang Pinjaman dari Pemegang Saham Jaminan Sewa Total Total Liabilitas
Ref To
Adjustments Dr Cr Rp Rp
52.500.000 GL 2.778.576.809 GL 490.337.085 GL 3.321.413.894
Audited 2014 Rp
2013 Rp
52.500.000 2.778.576.809 589.337.085 3.420.413.894
45.000.000 2.778.576.809 490.452.135 3.314.028.944
31.881.587.345 GL 75.000.000 GL 31.956.587.345
31.881.587.345 75.000.000 31.956.587.345
46.944.587.345 46.944.587.345
35.278.001.238 GL
35.377.001.238
50.258.616.288
99.000.000
Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
Adjustment yang dilakukan auditor ataupun PT CLS berjumlah 1 adjustment, yaitu adjustment untuk utang pajak perusahaan. Selanjutnya dibahas pada hasil audit utang dan modal PT CLS pada halaman .
B.
Membuat Other Payables Circularisation Auditor hanya mengirimkan konfirmasi terhadap utang bunga pinjaman
dan pinjaman dari pemegang saham, karena sample 80% yang dibutuhkan auditor sesuai dengan standar KAP ACV&R sudah dicukupi dari total utang bunga (Rp2.778.576.809) dan pinjaman dari pemegang saham (Rp31.881.587.345). Sampel yang dikirimkan auditor mencapai 98% dari total semua utang. Tujuan Universitas Indonesia
61
audit atas prosedur ini adalah Completeness, Valuation, Existence dan Rights. Tahapan yang dilakukan penulis dalam mengirimkan konfirmasi utang lain-lain adalah sebagai berikut:
Membuat format surat konfirmasi utang dengan format standar yang digunakan KAP ACV&R (lihat lampiran 3). Jenis konfirmasi yang digunakan adalah konfirmasi positif dengan informasi yang akan dikonfirmasikan tertera dalam formulir.
Meminta persetujuan dan tanda tangan PT CLS atas konfirmasi utang bunga pinjaman dan pinjaman darip pemegang saham yang telah dibuat oleh penulis. Setelah itu surat konfirmasi tersebut di tandatangani oleh Finances Accounting Manager.
Sebelum mengirimkan konfirmasi yang telah disetujui dan ditandatangani tersebut kepada PT BCF, penulis mengikuti standar dari KAP ACV&R untuk memfotokopi konfirmasi. Lalu mengirimkan kepada pemegang saham, PT BCF, dengan tujuan untuk meminta konfirmasi mengenai saldo utang yang dimiliki PT CLS per tanggal 31 Desember 2014. Pada saat melakukan konfirmasi utang bunga pinjaman dan pinjaman dari
pemegang saham, penulis tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan konfirmasi dari PT BCF, dikarenakan kantor pusat PT BCF dan PT CLS berada dalam satu gedung. Berikut ini merupakan tabel other payables circularisation dari utang PT CLS.
Tabel 4.9. Other Payables Circularisation PT CLS Payables
Balance at period end Rp
Circularisation Follow up Date Sent for 1st request
Date Received
Amount confirmed
Difference
Remarks
No. Conf.
Rp
Rp
ref to
Analysed to Timing differences
Error
Dispute
recon.
AP Liabilitas Jangka Pendek Utang bunga pinjaman
2.778.576.809 OTP/CLS/15/XII/01
18 Februari 2015
19 Februari 2015
2.778.576.809
-
Pinjaman dari Pihak Berelasi
31.881.587.345 OTP/CLS/15/XII/02
18 Februari 2015
19 Februari 2015
31.881.587.345
-
Total Total Utang Percentage
34.660.164.153 35.278.001.238 98%
Liabilitas Jangka Panjang
34.660.164.153
Sumber : Working Paper KAP ACV&R Universitas Indonesia
62
Pada tabel 4.9 di halaman 61 menjelaskan bahwa surat konfirmasi yang dikirimkan auditor pada tanggal 18 Februari 2015 langsung diberikan kembali kepada auditor yang melakukan audit pada tanggal 19 Februari 2015. Dari hasil konfirmasi tidak terdapat selisih atau dapat dikatakan PT BCF menyetujui saldo utang yang dimiliki oleh PT CLS kepada PT BCF. Contoh dari format konfirmasi utang yang dilakukan dapat dilihat pada lampiran 2. Prosedur yang dilakukan oleh auditor pada akun utang hanya membuat lead schedule dan melakukan konfirmasi terkait utang kepada pemegang saham.
2.
Prosedur Audit Pada Utang Bank (Borrowing)
A.
Membuat Lead Schedule dan Melakukan Analytical Review Prosedur audit yang dilakukan ini bertujuan untuk melihat nilai utang bank
yang disajikan oleh perusahaan dan nilai utang bank setelah diaudit. Tujuan audit dari prosedur yang dilakukan adalah completness, existence, dan presentation. Berikut ini merupakan tabel lead schedule dari utang bank yang dimiliki oleh PT CLS sejak Januari 2014. Tabel 4.10. Borrowing PT CLS AS PER MGT A/C Rp
Ref To
Utang Bank PT Bank MB
52.500.000.000
GL
Total
52.500.000.000
Explanation
Adjustments DR CR Rp Rp
Audited 2014 Rp
Audited 2013 Rp
52.500.000.000
-
52.500.000.000
-
Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
Dari tabel 4.10 diatas menjelaskan utang bank yang dicatat oleh perusahaan selama tahun 2014. Setelah membuat lead schedule auditor melaksanakan analytical review terkait dengan utang bank perusahaan. Auditor menganalisa utang bank dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Hasil dari analytical review atas utang bank adalah terjadi kenaikan 100% terhadap akun utang bank dikarenakan perusaahan baru melakukan kredit pada bulan Januari 2014. Berikut ini merupakan perhitungan rasio dari Debt to Equity Ratio pada gambar 4.1 di halaman 60.
Universitas Indonesia
63
Total Liabilities Total Equity
Debt to Equity Ratio =
=
87.778.001.238 (8.845.996.812)
=
-992,29%
Gambar 4.4. Perhitungan Debt to Equity Ratio PT CLS (Unaudited) Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
Jumlah liabilitas dan ekuitas sesuai dengan laporan keuangan parsial yang terdapat seperti pada tabel 4.4 di halaman 46. Dari hasil analisa DER perusahaan auditor menyatakan bahwa perusahaan masih belum bisa membayar semua utang yang dimiliki dengan menggunakan modal perusahaan saat ini, karena perusahaan juga masih mengalami defisit akumulasi dari tahun sebelumnya.
B.
Membuat Summary Utang Bank Prosedur selanjutnya dilaksanakan oleh auditor adalah meminta surat
perjanjian terkait kredit yang diajukan PT CLS dan membuat summary dari surat perjanjian yang ada. Summary yang dibuat adalah terkait besarnya pinjaman yang dilakukan, besarnya bunga pinjaman, penjelasan terkait agunan deposito yang diberikan ke pada bank MB, tujuan dari melakukan kredit bank, syarat yang harus dipenuhi oleh PT CLS terkait dengan utang bank, dan tanggal perjanjian yang telah dibuat oleh kedua pihak mengenai utang bank. Berikut ini adalah tabel summary yang dibuat oleh penulis sesuai dengan prosedur audit KAP ACV&R.
Tabel 4.11. Loan Summary PT CLS Type of Bank
1) PT Bank MB (Persero) Tbk
facilities
Term Loan
Amount
Amount
Interest
Limit
Utilised
Unutilised
Rate
Rp
Rp
Rp
52.500.000.000
52.500.000.000
-
Repayment Terms
On the 23rd of
6,75% each month
Security
Secured by Time Deposit PT Bion Cetal Forks Tbk. : 1) Time Deposit No. Bilyet AD 393xxx Acc Number 1250205121xxx IDR 15.000.000.000,00 2) Time Deposit No. Bilyet AD 393xxx Acc Number 1250205121xxx IDR 15.000.000.000,00 3) Time Deposit No. Bilyet AD 393xxx Acc Number 1250205121xxx IDR 13.500.000.000,00 4) Time Deposit No. Bilyet AD 393xxx Acc Number 1250205121xxx IDR 15.000.000.000,00
Loan covenants
Cross-ref Purposes
1) Collateral -As working Coverage Ratio capital (nilai deposito/nilai
to PAF
Facility agreement date
09 Januari 2014
2) Debitur lalai untuk membayar kepada Bank setiap atau seluruh jumlah terhutang (termasuk
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali.
Dari tabel 4.11 mengenai loan summary PT CLS dapat dijelaskan pokok pinjaman kredit yang diajukan PT CLS sebesar Rp52.500.000.000 dengan bunga Universitas Indonesia
64
6,75% p.a. dan jangka waktu 1 (satu) tahun. PT CLS wajib membayar bunga pinjaman bank setiap bulannya pada tanggal 23. PT CLS memberikan agunan 4 deposito PT BCF kepada PT Bank MB sebagai jaminan utang kredit bank. PT CLS harus membayarkan provisi pinjaman kepada PT Bank MB sebesar 0,25% dari pokok pinjaman. Tujuan PT CLS dalam melakukan kredit bank adalah untuk biaya working capital. Perjanjian kredit antara PT Bank MB dengan PT CLS terjadi sejak 9 Januari 2014.
C.
Melakukan Perhitungan Bunga Pinjaman Bank PT CLS Prosedur audit selanjutnya yang dilaksanakan oleh penulis pada akun
utang bank adalah melakukan perhitungan beban bunga yang timbul dari utang bank. PT CLS telah melakukan perhitungan pembayaran bunga selama satu tahun, dan telah direkap oleh auditor sebagai bukti audit. Ketentuan kredit bank yang dilakukan PT CLS adalah sebagai berikut : 1. Pokok Kredit
=
Rp 52.500.000.000
2. Lama Pinjaman
=
1 Tahun
3. Annual Interest Rate
=
6,75 %
4. Number of Payment
=
12 Times
Setelah mengumpulkan data terkait utang bank PT CLS, auditor menghitung beban bunga pinjaman bank dengan menggunakan perhitungan bunga sederhana dalam matematika keuangan. Berikut ini merupakan tabel perhitungan beban bunga terhadap utang bank PT CLS yang dilakukan oleh auditor.
Tabel 4.12. Perhitungan Beban Bunga Bank Auditor Month Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total
Payment Rp 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 3.543.750.000
Interest Rp
Principal Rp
295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 295.312.500 3.543.750.000
-
Balance Rp 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000 52.500.000.000
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali Universitas Indonesia
65
Pada tabel 4.12 di halaman 64 beban bunga utang bank yang dimiliki oleh PT CLS perhitungan bunga yang dilakukan oleh auditor dengan cara sebagai berikut : Interest Expenses
=
Principal
x
Interest Rate 12
Interest Expenses
=
78.750.000.000
x
6,75% 12
Interest Expenses
=
295.312.500
Interest Expenses (1 Year)
=
3.543.750.000
Gambar 4.5. Perhitungan Bunga Pinjaman Bank PT CLS Sumber : Laporan Keuangan PT CLS
Dari hasil perhitungan auditor diatas, beban bunga pinjaman yang harus dibayarkan oleh PT CLS setiap bulannya Rp 295.312.500. Tetapi PT CLS mempunyai rekap pembayaran bunga yang dimiliki seperti tabel berikut ini
Tabel 4.13. Perhitungan Beban Bunga Bank PT CLS M onth Januari Fe bruari M are t April Mei Juni Juli Agustus Se pte mbe r Oktobe r Nope mbe r De se mbe r Total Inte re st Diff
Interest Expenses Rp 78.750.000 248.645.832 317.552.082 305.156.250 295.312.500 305.156.250 295.312.500 305.156.250 305.156.250 295.312.500 305.156.250 295.312.500 3.351.979.164 3.543.750.000 (191.770.836)
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari hasil rekap bunga yang dilakukan oleh auditor terdapat selisih dengan perhitungan beban bunga pinjaman bank PT CLS oleh auditor. Dari hasil dapat dilihat bahwa pada bulan Januari PT CLS kurang melakukan pembayaran beban bunga kepada bank, kekurangan pembayaran tersebut dilakukan pada bulan Februari oleh PT CLS. Pada bulan Maret PT CLS melakukan pembayaran lebih Universitas Indonesia
66
kepada PT Bank MB untuk menutupi kekurangan pembayaran pada bulan Februari. Jumlah selisih dari beban bunga PT CLS dengan auditor bukan karena kekurangan catat pembayaran bunga. Pada akhir periode 31 Desember 2014 PT CLS tidak melakukan adjustment terhadap beban bunga pinjaman bank, karena jumlah beban bunga hasil perhitungan auditor bukan jumlah beban bunga yang telah dibayar melalui rekening PT CLS kepada PT Bank MB sesuai dengan surat tagihan yang dikirimkan setiap bulannya. Contoh surat tagihan beban bunga dapat dilihat pada lampiran 6 apabila PT CLS tepat waktu membayar bunga dan lampiran 7 apabila PT CLS telat membayar beban bunga bank. Tetapi adjustment mengenai beban bunga pinjaman bank dilakukan adalah kapitalisasi beban bunga ke bangunan – properti investasi, adjustment akan dibahas pada hasil audit utang dan modal.
3.
Prosedur Audit Pada Modal (Share Capital)
A.
Membuat Lead Schedule Share Capital Prosedur audit pertama yang dilakukan pada akun modal adalah membuat
lead schedule terkait modal yang dimiliki oleh PT CLS untuk mengetahui perubahan modal yang terjadi selama tahun 2014. Berikut ini tabel yang menjelaskan nilai saldo dari modal PT CLS pada tahun 2013 dan 2014.
Tabel 4.14. Lead Schedule Share Capital PT CLS Explanation
Ordinary share capital
As per mgt accts Rp 300.000.000
Ref To
Adjustments Dr Rp
Cr Rp
GL
Retained earnings Profit/Loss Current period Retained earnings - net
(7.493.125.842) GL (1.652.870.970) (9.145.996.812)
Total
(8.845.996.812) Ø
1.526.709.000 1.526.709.000
3.549.979.167 3.549.979.167
Audited 2014 Rp
Audited 2013 Rp
300.000.000
300.000.000
(7.493.125.842) 370.399.197 (7.122.726.645)
(6.446.748.726) (1.046.377.116) (7.493.125.842)
(6.822.726.645) Ø
(7.193.125.842) Ø
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel 4.14 menjelaskan modal yang dimiliki PT CLS tidak mengalami penambahan dari pemegang saham, karena segala pendanaan yang diperoleh oleh PT CLS berasal penuh dari PT BCF. Adjustment yang terdapat pada tabel 4.14 dilakukan auditor ataupun PT CLS berjumlah 4 adjustment. Adjustment terdapat Universitas Indonesia
67
pada pendapatan dan beban yang mempengaruhi laba ditahan perusahaan tahun 2014. Selanjutnya adjustment dibahas pada hasil audit utang dan modal PT CLS.
B.
Membuat Presentation & Disclosure Share Capital Prosedur audit selanjutnya yang dijalankan auditor adalah membuat
penyajian terkait dengan persentase kepemilikan modal masing-masing pemegang saham dan membuat perubahan terhadap ekuitas (statement of changes in equity) yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut ini tabel penyajian mengenai persentase kepimilikan modal dari para pemegang saham pada tabel 4.15 : Tabel 4.15 Presentation of Share Capital PT CLS Number of share issued and fully
Shareholder PT BCF
Percentage of ownership %
298.500,00
Ny. ND
Amount
99,50%
1.500,0
298.500.000
0,50%
300.000
1.500.000 100%
300.000.000
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari penjelasan tabel diatas dapat dilihat persentase kepemilikan saham para pemegang saham atas modal PT CLS, seperti terdapat pada halaman 8 gambar 2.2. Harga per lembar saham milik PT CLS adalah sebesar Rp1000. Setelah membuat tabel persentase kepemilikan saham, auditor membuat tabel perubahan ekuitas dari tahun 2013 sampai tahun 2014. Berikut pada tabel 4.16 merupakan penjelasan tentang perubahan modal/ekuitas PT CLS :
Tabel 4.16 Statement of Changes in Equity (Unaudited) PT CLS Moda l sa ha m dite mpa tka n
Sa ldo pe r 1 Ja nua ri 2013 Dividen kas Penerapan PSAK 38 (Revisi 2013) Pembentukan cadangan umum Jumlah laba komprehensi tahun 2013 Sa ldo pe r 31 De se mbe r 2013 Dividen kas Penerapan PSAK 38 (Revisi 2014) Pembentukan cadangan umum Jumlah laba komprehensi tahun 2014 Sa ldo pe r 31 De se mbe r 2014
300.000.000
Ta mba ha n moda l dise tor -
-
Se lisih nila i tra nsa ksi
Sa ldo La ba
-
-
Jumla h Ekuita s
-
300.000.000 -
-
300.000.000
-
-
(7.493.125.842)
(7.493.125.842)
(7.493.125.842) -
(7.193.125.842) -
-
300.000.000
-
-
(1.652.870.970)
(1.652.870.970)
(9.145.996.812)
(8.845.996.812)
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali Universitas Indonesia
68
Pada tabel 4.16 pada halaman 67 diatas menjelaskan mengenai perubahan yang terjadi pada modal yang dimiliki oleh PT CLS dan klasifikasi modal perusahaan. Dari penjelasan diatas tidak terdapat tambahan modal yang disetor oleh pemegang saham pada tahun 2013 dan tahun 2014. Perubahan hanya terdapat pada laba ditahan perusahaan. Pada tabel statement of changes in equity (unaudited)
diatas
perusahaan
masih
mengalami
kerugian
sebesar
Rp1.652.870.970, tetapi auditor melakukan adjustment terkait beban dan pendapatan yang mempengaruhi laba ditahan pada hasil audit.
C.
Membuat Share Capital Circularisation Pada saat melakukan prosedur audit ini auditor mengirimkan konfirmasi
kepada para pemegang saham, yaitu PT BCF dan Ny. ND. Sesuai dengan standar yang dimiliki oleh KAP ACV&R auditor melakukan konfirmasi kepada kedua pemegang saham karena ingin mencapai tujuan audit atas prosedur yang dilakukan, yaitu Completeness, Valuation, Existence dan Rights. Berikut pada tabel 4.17 menjelaskan Share Capital Circularisation :
Tabel 4.17 Share Capital Circularisation PT CLS Circularisation Holders No. Conf.
Balance as at 31.12.2014 Rp
Amount per DPS Rp
Date sent
Date received
Amount confirmed Rp
Recon. Difference Ref Rp
Confirm Result
PT BCF
CC/CLS/15/XII/01
298.500.000
17 Februari 2015
20 Februari 2015
298.500.000
-
CB
Ny. ND
CC/CLS/15/XII/02
1.500.000
17 Februari 2015
20 Februari 2015
1.500.000
-
CB
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Pada tabel 4.17 menjelaskan bahwa surat konfirmasi yang dikirimkan auditor pada tanggal 17 Februari 2015 dan diberikan kembali pada tanggal 20 Februari 2015 tidak terdapat selisih atau dapat dikatakan pemegang saham, PT BCF dan Ny. ND, menyetujui atas kepemilikan modal terhadap PT CLS.
Universitas Indonesia
69
D.
Menghitung Laba ditahan (Retained Earnings) PT CLS Prosedur ini merupakan akhir dari prosedur audit atas modal sesuai dengan
kertas kerja (working paper) KAP ACV&R. Tujuan audit dalam melakukan perhitungan laba ditahan adalah completeness, valuation, existence, dan presentation. Perhitungan laba ditahan berasal dari penambahan pendapatan serta pendapatan lain-lain (pendapatan bunga giro) dan pengurangan beban serta beban lain-lain (beban pajak kini dan beban pajak tangguhan). Tetapi sebelum melakukan perhitungan laba ditahan 2014, auditor melakukan pengecekan atas jumlah laba ditahan pada tahun sebelumnya. Berikut ini tabel yang menjelaskan laba ditahan sejak 2012-2013 (Audited) dan 2014 (Unaudited) :
Tabel 4.18 Laba ditahan (R/E) PT CLS Laba ditahan (R/E) Nominal Tahun Rp (6.446.748.726) 2012 (7.493.125.842) 2013 (1.652.870.970) 2014 Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Pada tabel 4.18 menjelaskan laba ditahan pada tahun 2012 dan 2013 yang telah diaudit, serta laba ditahan 2014 sebelum diaudit. Dari jumlah laba ditahan pada tabel 4.18 dapat dilihat PT CLS mendapatkan kerugian yang signifikan, pada tahun 2012 dan 2013, dibandingkan dengan tahun 2014. Pada tahun 2012 dan 2013 yang menyebabkan PT CLS mendapatkan kerugian dikarenakan PT CLS belum mendapatkan pendapatan dari sewa gudang Purwakarta seperti pada tahun 2014. Setelah melakukan pengecekan jumlah laba ditahan pada tahun sebelumnya, auditor menghitung laba ditahan sesuai pada tabel 4.19 perhitungan R/E Tahun 2014 (Unaudited) di halaman 70 :
Universitas Indonesia
70
Tabel 4.19. Perhitungan R/E Tahun 2014 (Unaudited) PT CLS Re taine d e arnings
Rp
Opening balance Prior year adjustments As re state d
(7.493.125.842) (7.493.125.842)
Revenue for the period Expenses for the period Other Income for the period Profit/Loss for the pe riod Dividends paid Realisation of revaluation reserve upon disposal ESOS cancelled
2.772.000.000 (4.451.812.946) 26.941.976 (1.652.870.970) -
Closing balance
(9.145.996.812) Ø, GL
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Pada tabel 4.19 diatas dapat dijelaskan perhitungan laba ditahan 2014 (Unaudited) yang dimiliki oleh PT CLS. Tetapi perhitungan pendapatan dan beban PT CLS yang belum diaudit maupun sudah diaudit dapat dilihat pada tabel 4.20. Tabel 4.20. Perhitungan Laba Rugi Tahun 2014 PT CLS
Pendapatan
2014 Audited Rp 2.970.000.000
2014 Unaudited Rp 2.772.000.000
Beban Penyusutan aset tetap Penyusutan properti investasi Gaji Pajak bumi dan bangunan Honorarium tenaga ahli Sumbangan dan perjamuan Administrasi dan perijinan Pajak karyawan Perjalanan Denda pajak Beban Provisi Pinjaman Beban Bunga Bank Lain-lain - neto Total Beban
336.778.076 1.258.012.355 268.492.563 158.154.810 59.334.750 52.350.000 21.459.000 1.191.324 255.000 42.264.902 2.198.292.779
336.778.076 43.012.355 268.492.563 158.154.810 59.334.750 52.350.000 6.750.000 1.191.324 255.000 131.250.000 3.351.979.167 42.264.902 4.451.812.946
1.215.000.000 14.709.000 (131.250.000) (3.351.979.167) (2.253.520.167)
26.941.976 26.941.976 -
(131.250.000) (131.250.000) 297.000.000
Account
Pendapatan/ Beban Lain-lain Pendapatan Jasa Giro Beban Provisi Pinjaman Penghasilan Beban Lain-Lain Beban Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Neto
26.941.976 (131.250.000) (104.308.025) 297.000.000 370.399.197
(1.652.870.971)
Diff. Rp 198.000.000
2.023.270.167
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel 4.20 diatas dapat dijelaskan bahwa beban PT CLS yang paling besar sebelum dilakukan audit adalah beban bunga bank Rp3.351.979.167 yang membuat perusahaan mengalami defisit. Tetapi setelah dilakukan audit beban yang paling signifikan adalah beban penyusutan – properti investasi yang dimiliki PT
CLS
sebesar
Rp1.258.012.355.
Rp198.000.000 diperoleh
Penambahan
pendapatan
sebesar
karena auditor melakukan adjusment dengan
membukukan beban pajak tangguhan terhadap pendapatan, serta penambahan beban yang signifikan diperoleh dari adjustment auditor membukukan beban Universitas Indonesia
71
penyusutan bangunan – properti investasi sebesar Rp1.215.000.000. Pengurangan beban juga dilakukan oleh auditor dengan melakukan kapitalisasi beban bunga bank ke akun bangunan – properti investasi sebesar Rp3.351.979.167. Jurnal adjustment yang dilakukan oleh auditor akan dibahas pada subbab hasil audit di halaman 73.
Berikut pada tabel 4.21 merupakan tabel yang menjelaskan
perhitungan laba ditahan PT CLS setelah dilakukan audit.
Tabel 4.21 Perhitungan R/E Tahun 2014 (Audited) PT CLS Re taine d e arnings Opening balance Prior year adjustments As re state d Revenue for the period Expenses for the period Other Income for the period Profit/Loss for the pe riod Dividends paid Tax Expenses Realisation of revaluation reserve upon disposal ESOS cancelled Closing balance
Rp (7.493.125.842) (7.493.125.842) 2.970.000.000 2.198.292.779 (104.308.025) 667.399.197 297.000.000 370.399.197 Ø, GL
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel 4.21 diatas menjelaskan perhitungan laba dtahan 2014 setelah diaudit. Pendapatan perusahaan bertambah, beban perusahaan berkurang, pendapatan lain-lain perusahaan berkurang, serta ada penambahan beban pajak tangguhan pada perhitungan laba ditahan 2014 PT CLS.
4.7
Hasil Audit atas Utang dan Modal PT CLS Penulis telah melakukan semua prosedur audit terkait utang dan modal
yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur KAP ACV&R. Dari hasil audit, tidak ada perbedaan yang mencolok secara audit dan akuntansi untuk akun utang dan modal PT CLS. Penulis mendapatkan 5 (lima) temuan terkait pencatatan akuntansi utang dan modal yang akan dibahas pada subbab 4.7.1. 4.7.1 Analisis Temuan Audit Setelah prosedur audit dilakukan untuk utang dan modal, penulis sekaligus auditor menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan penghitungan dan penyajian utang dan modal di laporan keuangan, berikut ini penjelasan mengenai temuan audit atas utang dan temuan audit atas modal : Universitas Indonesia
72
1.
Hasil Temuan Audit atas Utang PT CLS Auditor menemukan temuan audit atas kurang catatnya pajak final
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dilakukan oleh PT CLS. Hal ini dibuktikan dengan melakukan perhitungan ulang atas pendapatan sewa gudang Purwakarta yang dimiliki PT CLS. Hasil kurang catat pajak final ini dilakukan adjustment terhadap utang pajak yang dimiliki oleh PT CLS. Berikut perhitungan hasil kurang catat pajak final PPh Pasal ayat 2 PT CLS pada tabel 4.22 : Tabel 4.22 Perhitungan Pendapatan sewa dan PPh Ps. 4 Ayat 2 Periode 31 Desember 2014 PT CLS Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total Diff
Pendapatan Sewa Pendapat Sewa PPh Ps 4 ayat 2 yang PPh Ps 4 ayat 2 Bruto as PT CLS dicatat PT CLS seharusnya Rp Rp Rp Rp 330.000.000 330.000.000 33.000.000 330.000.000 330.000.000 33.000.000 330.000.000 231.000.000 33.000.000 33.000.000 330.000.000 429.000.000 33.000.000 330.000.000 264.000.000 33.000.000 33.000.000 330.000.000 297.000.000 33.000.000 33.000.000 330.000.000 297.000.000 33.000.000 33.000.000 330.000.000 297.000.000 33.000.000 33.000.000 330.000.000 297.000.000 33.000.000 33.000.000 2.970.000.000 2.772.000.000 198.000.000 297.000.000 (198.000.000) (99.000.000)
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
Dari tabel 4.22 diatas menjelaskan bahwa PT CLS kurang membukukan pajak atas pendapatan sewa, akan dibahas pada hasil temuan audit atas modal (laba ditahan), dan kurang catat atas pajak final PPh Ps. 4 ayat 2 pada bulan April, Mei, dan Juli. Pembayaran pajak final PPh Ps. 4 ayat 2 dilakukan oleh PT BCF, karena pembayaran PPh Ps. 4 ayat 2 dilakukan oleh pelaku sewa. PT CLS hanya melakukan pencatatan atas PPh Ps. 4 ayat 2 yang dibayarkan oleh PT BCF. Jurnal adjustment yang dibuat oleh auditor adalah sebagai berikut ini : Client Adjusment Journal Entry (CAJE) : Dr. Cr.
Beban Pajak Kini Utang Pajak
99.000.000 99.000.000
Sehingga utang yang telah diaudit PT CLS akan disajikan pada subbab penyajian laporan keuangan audited di halaman 72. Universitas Indonesia
73
2.
Hasil Temuan Audit atas Modal (Laba ditahan (R/E)) Dari hasil prosedur audit atas modal, auditor menemukan temuan yang
mempengaruhi laba ditahan PT CLS pada tahun 2014, adjustment yang ditemukan pada pendapatan sewa PT CLS, beban depresiasi bangunan – properti investasi, beban izin atas tanah PT CLS, dan beban bunga PT CLS.
1. Temuan atas Pendapatan Sewa Seperti pada tabel 4.22 di halaman 72 dapat dilihat bahwa PT CLS mencatat pendapatan sewa secara neto. Seharusnya pendapatan sewa yang disajikan bernilai bruto, karena nilai pendapatan dihitung sebelum terpotong oleh pajak final PPh Ps.4 ayat 2. Jadi selisih nilai pendapatan sewa yang seharusnya dan dicatat oleh PT CLS, akan dibuat adjustment yang membukukan pajak atas pendapatan sewa seperti berikut ini : Client Adjusment Journal Entry (CAJE) : Dr. Cr.
Beban Pajak Kini
198.000.000
Pendapatan Sewa
198.000.000
2. Temuan atas Beban Depresiasi – Properti Investasi Pada temuan audit ini auditor membukukan beban depresiasi pada bangunan properti investasi selama 9 bulan. Berikut jurnal adjustment yang dibuat oleh auditor terkait beban depresiasi bangunan – properti investasi : Client Adjusment Journal Entry (CAJE) : Dr. Cr.
Beban Depresiasi – Bangunan PI Akumulasi Penyusutan – Bangunan PI
1.215.000.000 1.215.000.000*
* (32.400.000.000 x 5%) x 9/12 = 1.215.000.000 Saldo nilai sebelum diaudit dapat dilihat pada tabel 4.20 di halaman 70
3. Temuan atas Beban Izin atas Tanah – Properti Investasi Pada temuan audit ini auditor membukukan selisih nilai awal dari akun Tanah – Properti Investasi yang telah dicatat oleh PT CLS. Hal ini ditemukan oleh auditor dari nilai Tanah – Properti Investasi yang disajikan pada laporan keuangan Universitas Indonesia
74
tidak sesuai dengan general ledger Tanah – Properti Investasi. Berikut jurnal adjustment yang dibuat oleh auditor terkait beban izin tanah – properti investasi : Client Adjusment Journal Entry (CAJE) : Dr.
Beban Izin Tanah – PI
Cr.
14.709.000
Tanah – PI
14.709.000
Saldo nilai sebelum diaudit dapat dilihat pada tabel 4.20 di halaman 70
4. Temuan atas Beban Bunga Pinjaman Bank Pada temuan audit ini auditor melakukan kapitalisasi biaya bunga pinjaman bank ke akun bangunan – properti investasi. Auditor melakukan adjustment kapitalisai sesuai dengan PSAK 26 Revisi 2011 tentang biaya pinjaman menyatakan bahwa biaya pinjaman yang timbul karena sebuah entitas melakukan pinjaman dengan tujuan spesifik, maka biaya pinjaman dapat dikapitalisasi terhadap aset atau liabilitas tertentu.
Jurnal yang dibuat oleh
auditor adalah sebagai berikut ini : Client Adjusment Journal Entry (CAJE) : Dr.
Bangunan – Properti Investasi
Cr.
Beban Bunga Pinjaman Bank
3.351.979.167 3.351.979.167*
*beban bunga yang dicatat oleh PT CLS di halaman 62
Dari hasil temuan audit di atas yang mempengaruhi akun laba ditahan jumlah yang telah diaudit akan disajikan pada subbab penyajian laporan keuangan PT CLS tahun 2014.
4.7.2 Penyajian Utang dan Modal PT CLS Tahun 2014 Setelah auditor dan PT CLS melakukan 4 adjustment yang mempengaruhi utang dan modal (laba ditahan), sehingga nilai utang PT CLS sebesar Rp 35.377.001.238 sama seperti pada tabel 4.8 di halaman 60 (audited) ditambah dengan utang bank sebesar Rp52.500.000.000 seperti tabel 4.10 sehingga total utang PT CLS sebesar Rp87.877.001.238. Pada hasil audit atas modal laba ditahan PT CLS berubah menjadi Rp370.399.197 yang disebabkan atas hasil temuan audit atas modal seperti di halaman 68. Berikut penyajian nilai utang dan Universitas Indonesia
75
modal dalam laporan keuangan tahunan tanggal 31 Desember 2014 audited untuk PT CLS diilustrasikan dalam tabel 4.23.
Tabel 4.23 Laporan Keuangan (Parsial) PT CLS Tahun 2014 (Audited) PT CLS Laporan Posisi Keuangan (Parsial) 31/12/2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Utang bunga Total Liabilitas Jangka Pendek
52.500.000.000 52.500.000 589.337.085 2.778.576.809 55.920.413.894
45.000.000 490.452.135 2.778.576.809 3.314.028.944
LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman dari pemegang saham Jaminan sewa Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas
31.881.587.345 75.000.000 31.956.587.345 87.877.001.238
46.944.587.345 46.944.587.345 50.258.616.288
300.000.000 (7.493.125.842) 370.399.197 (6.822.726.645)
300.000.000 (6.446.748.726) (1.046.377.116) (7.193.125.842)
81.054.274.593
43.065.490.446
DEFISIENSI MODAL Modal saham Defisit Retained Earning - 31 Des 2014 Defisiensi modal - Neto TOTAL LIABILITAS NETO SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL
2014
2013
Sumber : Data klien yang telah diolah kembali
4.8
Analisis Penulis Setelah penulis melakukan proses audit atas utang dan modal. Penulis
sebagai auditor yang mempersiapkan kelengkapan data dan melakukan audit terhadap PT CLS, menganalisis bahwa going concern atau kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan yang dimiliki oleh PT CLS tidak diragukan karena PT CLS ditanggung penuh oleh pemegang saham, PT BCF, atas segala pembiayaan atau kerugian yang mungkin dialami oleh PT CLS. Rencana strategis (Renstra) PT CLS pada tahun kedepannya dapat dikatakan tidak ada, karena manajemen PT CLS bergantung penuh kepada PT BCF. Universitas Indonesia
76
Dari hasil analisa Debt to Equity Ratio PT CLS, menunjukan bahwa PT CLS belum mampu melunasi utang yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi PT CLS harus segera melunasi utang bank yang dimiliki sejak tahun 2014 dengan cara melakukan penjualan sebagian tanah – properti investasi yang di Purwakarta sesuai dengan perencanaan manajemen PT CLS agar beban perusahaan yang dimiliki oleh PT CLS tidak terlalu banyak. Analisis penulis dari pencatatan akuntansi atau teori akuntansi yang dilakukan oleh PT CLS sudah dilakukan dengan baik, karena perusahaan telah melakukan pencatatan dan pembukuan dengan teratur. PT CLS juga perlu menambah sumber tenaga kerja untuk membantu manager akuntansi dalam melakukan pencatatan, menghindari terjadinya fraud dan mempersiapkan laporan keuangan PT CLS. Analisis penulis mengenai pengendalian internal yang dimiliki oleh PT CLS, menilai bahwa pengendalian internal PT CLS sudah baik, karena adanya pemisahan tugas yang jelas dan manajemen yang baik, tetapi PT CLS harus segera membuat flowchart dalam semua proses transaksi perusahaan agar apabila perusahaan telah beroperasi secara penuh, dalam hal melakukan penjualan dan pembelian, PT CLS mempunyai prosedur yang jelas dan teratur.
Universitas Indonesia
BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan kesimpulan yang diperoleh selama penyusunan laporan karya akhir. Dalam bab ini juga memaparkan saran yang diharapkan dapat berguna untuk pengembangan seputar topik laporan karya akhir ini. 5.1
Kesimpulan Penulis berperan sebagai junior auditor dalam program magang yang
diselenggarakan program studi Akuntansi Vokasi Universitas Indonesia selama kurang lebih 4 (empat) bulan di KAP ACV&R. Penulis telah mengikuti keseluruhan rangkaian audit, membuat kertas kerja (working paper), penyusunan draft, hingga tahap pelaporan (reporting). Dalam laporan magang ini, penulis mengambil tema audit atas utang dan modal pada PT CLS. Penulis tertarik mengangkat tema utang dan modal karena kategori utang yang dimiliki PT CLS jumlahnya banyak dan penambahan utang selama tahun 2014 jumlahnya sangat material, serta modal PT CLS yang mengalami defisit pada laba ditahan PT CLS. Penulis tertarik untuk mengamati dan melakukan prosedur audit untuk memastikan tujuan audit terpenuhi terkait keberadaaan, kelengkapan, akurasi, dan klasifikasi atas utang dan modal. Pengakuan dan pencatatan utang dan modal (laba ditahan) PT CLS telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, dan penyajian utang dan modal pada laporan keuangan sesuai dengan pencatatan pada general ledger maupun bukti-bukti transaksi terkait utang dan modal tersimpan dengan teratur pada file bindex yang dimiliki PT CLS. Going Concern PT CLS pada tahun berikutnya masih diragukan, karena defisit yang dimiliki PT CLS sejak 3 (tiga) tahun silam cukup banyak. Walaupun masih diragukan kemampuan PT CLS untuk terus beroperasi, tetapi PT BCF selaku pemegang saham mayoritas, akan menanggung apabila terjadi kerugian terhadap PT CLS. PT CLS tidak mempunyai rencana strategis (renstra) secara khusus terkait pembangunan dan pengembangan perusahaan kedepannya. Rasio Debt to Equity yang dimiliki PT CLS sangat tinggi pada tahun 2014, untuk menarik para investor agar berinvestasi kepada PT CLS mungkin akan sulit 77
Universitas Indonesia
78
para investor menanamkan modalnya kepada PT CLS. Pada saat ini PT CLS masih merupakan perusahaan tertutup dan dipegang penuh oleh PT BCF. Tindakan manajemen apabila ingin menarik investor adalah melunasi utang bank yang dimiliki pada tahun 2014 dengan cara menjual sebagian tanah yang diklasifikasikan sebagai properti investasi kepada pihak ketiga. Tanggung jawab auditor dalam melakukan audit terhadap PT CLS adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit KAP ACV&R. Auditor melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material. PT CLS sudah memiliki sistem manajemen dan pengendalian internal yang baik, karena setiap transaksi membutuhkan persetujuaan presiden direktur dan dilakukan pencatatan atas setiap transaksi yang dilakukan bagian akuntansi perusahaan. Prosedur audit yang dilakukan auditor terhadap utang dan modal PT CLS telah sesuai dengan prosedur audit KAP ACV&R dan sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Auditor telah memastikan akun utang dan modal telah tersaji secara wajar, karena nilai yang tersaji sesuai dengan yang dimiliki oleh PT CLS.
5.2
Saran Berikut ini penulis memberikan saran berdasarkan pengalaman yang
dialami oleh penulis selama melakukan program magang. Penulis berharap dengan adanya perbaikan proses magang yang akan di ikuti tahun depan dapat lebih baik dari tahun ini. Saran – saran tersebut adalah sebagai berikut : 5.2.1 Saran kepada Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia 1. Memperbanyak kerjasama dengan kantor-kantor Akuntan Publik dan perusahaan-perusahaan tempat dilaksanakannya program magang karena program magang ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa terutama
Universitas Indonesia
79
sebagai gambaran secara langsung dunia kerja yang sebenernya dan memberikan mental untuk menghadapi dunia kerja nantinya. 2. Memberikan briefing magang dengan lebih efektif dan jelas agar mahasiswa memiliki gambaran dan mental yang siap saat proses magang berlangsung. 3. Melakukan training atau pelatihan tentang prosedur audit yang berlaku di KAP atau perusahaan-perusahaan secara langsung, karena mahasiswa menganggap materikulasi yang diterima didalam perkuliahan belum cukup untuk bekal dalam melakukan proses magang. 4. Melakukan koordinasi dengan KAP dan mahasiswa untuk setiap tanggal dan kegiatan yang akan dilakukan KAP, supaya apabila ada kegiatan pelatihan
ataupun
kegiatan
audit
lapangan,
mahasiswa
dapat
mempersiapkan diri dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan KAP.
5.2.2 Saran kepada KAP ACV&R 1. Sebaiknya proses pelatihan atau tranning diwajibkan untuk semua para peserta magang dan junior auditor, difungsikan sebagai gambaran secara nyata standar audit yang digunakan oleh KAP ACV&R terutama dalam menyusun working paper. 2. Sebaiknya supervisor atau senior auditor memberikan pengarahan jika terjadi kesulitan atau temuan – temuan audit sehinggan peserta magang tidak mengalami kebingungan saat menemukan fraud atau kecurangan. 3. Sebaiknya untuk membuat lingkungan kerja yang lebih nyaman dan lebih mumpuni, KAP ACV&R dapat menambah atau meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang pekerjaan seperti ruang kerja yg lebih tertata rapih, lebih bersih dan lebih luas. Sehingga dapat menampung lebih banyak staff yang ada. 4. Dapat terus menjaga hubungan yang baik juga kepada Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia dikemudian hari.
Universitas Indonesia
80
5.2.3 Saran kepada PT CLS Keadaan keuangan PT CLS dapat dikatakan masih sangat tergantung pendanaan dari perolehan utang dari pihak ketiga maupun pihak internal. Walaupun PT CLS selalu diberikan pendanaan dari pinjaman pemegang saham sebaiknya PT CLS segera melunasi utang bank yang dimiliki karena utang bank PT CLS telah jatuh tempo sejak bulan Januari. Dari sistem pengendalian internal yang dimiliki PT CLS dengan tidak adanya flowchart, sebaiknya PTC CLS segera membuat prosedur pengendalian internal dan flowchart yang jelas dan terperinci untuk semua proses transaksi PT CLS, supaya tidak terjadi fraud atas pencatatan transaksi dan segala transaksi diotorisasi secara baik. Hendaknya PT CLS ada penambahan tenaga kerja yg berkompeten untuk membantu manager akuntansi dalam melakukan pencatatan dan pembukuan setiap transaksi yang dilakukan, sehingga jika tidak terjadi kesalahan dalam proses pencatatan, pembukuan dan penyimpanan data akuntansi perusahaan.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFRENSI
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. IFRS Edition. United States of America: John Willey & Sons Inc., 2011. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, & Jusuf, Amir A. 2011. Audit and Assurance Services: Indonesia Adaptation. United States of America: Prentice Hall.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Paul D. Kimmel. Financial Accounting. IFRS Edition. United States of America: John Willey & Sons Inc., 2011.
Dunia, Firdaus Ahmad. 2013. Seri Departemen Akuntansi FEUI : Pengantar Akuntansi (Edisi 4). Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI.
Hall, James A. Accounting Information Systems, Sixth Edition. United States of America : Cengage Learning., 2008.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Fifteenth Edition. United States of America: John Willey & Sons Inc., 2013.
81
Universitas Indonesia
Lampiran 1 Penentuan Materialitas
Universitas Indonesia
Lampiran 1 Penentuan Materialitas (lanjutan)
Universitas Indonesia
Lampiran 2 Format Konfirmasi Utang 18 Februari 2015 PT BCF Alamat : ...........
Attn: Accounting Department Dear Sir/Madam: Our auditor, KAP ACV&R, are auditing our financial statements and wish to obtain direct confirmation of amounts owed to us as of December 31, 2014. Compare the information below with your records on that date and confirm that this information agrees with your records on that date or note the details of any discrepancies in the space provided below. Then please sign this request and return it directly to KAP ACV&R Registered Public Accountant Member CHI Up: KD Making Cyber 2 Tower Unit F Jl. H.R. Rasuna Said blok kav X-5 No. 13 Jakarta 12950 – Indonesia
Our records on December 31, 2014 showed Rp31.881.587.345 as others receivable to you. This is not a request for payment and remittances should not be sent to KAP ACV&R. Your prompt attention to this request before February 23, 2015 will be appreciated. Sincerely, PT CLS
XYZ President Director
CONFIRMATION The information as stipulated above is correct except as noted below. __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ Signed:________________________________ Date: ________________________ Title:
________________________________
CLS-OP-14/001
Universitas Indonesia
Lampiran 3 Format Konfirmasi Modal
18 Februari 2015 PT BCF Jl. Raya Bekasi Km. 24,5 Jakarta 13910 - Indonesia
Att :Accounting Department Dear Sir or Madam, In connection with the examination of our financial statements as of December 31, 2014 kindly advice directly our auditors, ACV&R, the correctness of your investment in PT CLS as of December 31, 2014 as follow : Number of Shares 298.500
Amount Rp1000
Total Amount Rp298.500.000
Percentage 99,5%
This information will remain confidental in the files of auditor. If above information is in aggrement with your record, please sign in the space provided below and if not correct please explain difference. Please send your reply via mail and fax to : KAP ACV&R Registered Public Accountant Attn: Mr. KD Making Cyber Tower 2 Unit F Jl. H.R. Rasuna Said Blok. X - 5 Jakarta 12950 – Indonesia Due to the tight reporting deadline, it would be appreciated if you will send the reply not later than February 20,2015 Thank you for your coorperation. Sincerely, PT CLS
XYZ
Director
The information above is correct / not correct Name
:
________________________________
Position
:
________________________________
Date
:
________________________________
CC/CLS/XII/01
Universitas Indonesia
Lampiran 4 Payment Voucher Pinjaman dari PT BCF
Universitas Indonesia
Lampiran 5 Daily Cheques Deposit Control Penerimaan Pinjaman PT BCF
Universitas Indonesia
Lampiran 6 Surat Tagihan Pembayaran Bunga Tepat Waktu
Universitas Indonesia
Lampiran 7 Surat Tagihan Pembayaran Bunga Kena Denda
Universitas Indonesia