TUTORIAL GAMIT/GLOBK UNIT 1 : PENGOLAHAN DATA GNSS SECARA LOOSE CONSTRAINT DENGAN MODUL GAMIT
Disusun Oleh : Anindya Sricandra Prasidya, ST.
Dipersiapkan untuk : PRAKTIKUM MATAKULIAH SISTEM REFERENSI DAN PENENTUAN POSISI TAHUN AKADEMIK 2014/2015
1|Page
PERANGKAT LUNAK GAMIT/GLOBK
A. Perangkat Lunak GAMIT GAMIT adalah paket analisis data GPS yang komprehensif yang dikembangkan oleh MIT (Massachusetts Institute of Technology) untuk melakukan perhitungan posisi tiga dimensi dan satelit orbit. Perangkat lunak GAMIT dikembangkan mulai tahun 1970-an ketika MIT (Massachusetts Institute of Technology) mengembangkan alat penerima (receiver) GPS. Setelah pengembangannya, GAMIT bermigrasi dengan platform sistem operasi Unix pada tahun 1987. Dengan berdirinya IGS (International GPS Service) pada tahun 1992 semakin memungkinkan pengembangan skema pengolahan data GPS secara otomatis. Pada pertengahan tahun 1990,GAMIT menjadi perangkat lunak ilmiah fully automatic processing yang menyertakan data stasiun-stasiun kontinyu di seluruh dunia diantaranya IGS (Anonim, 2000). Dalam proses pengolahannya, GAMIT membutuhkan delapan macam input data, antara lain (Herring, 2009): a. Raw data dari data pengamatan GPS. b. L-file, yang berisi koordinat dari semua stasiun pengamatan atau titik ikat yang digunakan. Koordinat yang digunakan menggunakan koordinat geosentrik (spherical coordinates). c. File station.info, berisi informasi stasiun-stasiun yang digunakan, seperti tempat/lokasi stasiun, tinggi antena, model antena, model receiver, waktu pengamatan (tahun, DOY/day of year, start dan stop pengamatan), serta firmware yang digunakan oleh receiver. d. File session.info, yang berisi sesi dari data yang akan diolah. Informasi yang tercantum antara lain (tahun, DOY, sesi pengamatan, sampling rate, banyak epok, dan nomor-nomor satelit). File ini bisa juga dibuat dengan perintah makexpdari GAMIT. e. File navigasi , bisa berupa RINEX (Receiver INdependent Exchange Format), Navigation Messages maupun ephemeris yang disediakan IGS. f.
File sestbl memuat control table mengenai karakteristik proses yang dieksekusi oleh GAMIT.
g. File sittbl digunakan untuk memberikan konstrain pada setiap stasiun pengamatan yang digunakan. h. FileGPS ephemeris yang didapat dari IGS dalam format SP3.
Hasil akhir dari proses pengolaha data pengamatan GPS dengan perangkat lunak GAMIT sebagai berikut :
2|Page
a. Q-file, memuat semua informasi hasil pengolahan data pengamatan GPS dengan GAMIT, yang disajikan dalam dua versi Biasses-free Solution dan Biasss-fixed Solution. b. H-file, yang berisi hasil pengolahan dengan Lossly Constraint Solutions yang berupa parameter-parameter yang digunakan serta matriks varian kovarian pada pengolahan lanjutan dengan GLOBK (Global Kalman Filter VLBI and GPS Analysis Program), input yang digunakan adalah H-file yang berisi parameter-parameter hasil pengolahan dengan perataan Lossely Constraint serta matriks varian kovarian.
c. Autcln.summary-file, yang terdiri atas fileautcln.prefit.sum dan autcln.post.sum. Kedua file tersebut berisi data statistik hasil editing dengan autcln
B. Perangkat Lunak GLOBK GLOBK adalah satu paket program yang dapat mengkombinasikan hasil pemrosesan data survey terestris ataupun data survei ekstra terestris.Kunci dari data input pada GLOBK adalah matriks kovarian dari data koordinat stasiun, parameter rotasi bumi, parameter orbit, dan koordinat hasil pengamatan lapangan (Herring, dkk., 2006). Sebagai file input digunakan H-file hasil pengolahan dengan GAMIT. Namun selain hasil pengolahan GAMIT, GLOBK juga dapat menerima input file hasil pengolahan dari perangkat lunak ilmiah lain, misal : GIPSY dan Bernesse (Herring, 2009).Terdapat tiga moda aplikasi yang dapat dijalankan dengan menggunakan GLOBK, yaitu : a. Mengkombinasikan hasil pengolahan individual (misal: harian) untuk menghasilkan koordinat stasiun rata-rata dari pengamatan yang dilakukan lebih dari satu hari (multidays); b. Mengkombinasikan hasil pengamatan selama bertahun-tahun untuk menghasilkan koordinat stasiun; c. Melakukan estimasi koordinat stasiun dari pengamatan individual, yang digunakan untuk menggeneralisasikan data runut waktu (time series) dari pengamatan teliti harian atau tahunan.
Hal yang tidak dapat dijalankan oleh GLOBK antara lain (Herring, 2010) : a. Membuat sebuah model linier, karena terdapat banyak proses perataan yang dijalankan (adjustment) pada koordinat stasiun dan parameter orbit. b. GLOBK tidak dapat menghilangkan cycle slips, data yang buruk dan atmospheric delay modelling errors. c. GLOBK tidak dapat melakukan resolving ambiguitas fase. 3|Page
MODUL-MODUL PENGOLAH DATA PADA GAMIT/GLOBK
A. MODUL GAMIT UNTUK PERHITUNGAN SOLUSI LOOSE-CONSTRAINED (QUASI-OBSERVATION) Pertama, koordinat stasiun GPS di estimasi untuk data per harinya secara loosely constrained yang solusinya tersimpan pada H-FILES. Hal ini berarti bahwa koordinat stasiun dan orbit satelit GPS sama-sama tidak diikatkan pada kerangka referensi manapun. Solusi orbit satelit GPS dan koordinat stasiun hasil pengolahan GAMIT ini belum terdefinisi pada kerangka referensi yang baik. Sedangkan panjang baseline hasil pengolahan GAMIT ini ditentukan dengan sangat presisi pada solusi looseconstrained ini dan semua jaringan stasiun GPS dan konstelasi GPS dapat dirotasi maupun ditranslasi sebagaimana sebuah benda tegar (rigid body).
B. MODUL GLOBK UNTUK MENGKOMBINASIKAN ANTARA PENGAMATAN LOKAL (QUASIOBSERVATION) DENGAN PENGAMATAN GLOBAL Untuk memperoleh koordinat dari solusi keluaran GLOBK ini, perlu terlebih dahulu dilakukan transformasi semua solusi loose-constrained pada sebuah kerangka referensi yang konsisten sehingga dapat diturunkan laju deformasi dari time series koordinat stasiun yang ada. Kerangka acuan mendefinisikan origin, skala, dan orientasi bagi koordinat geodetik stasiun. Kerangka acuan direalisasikan melalui koordinat dank ovarian dari sejumlah stasiun acuan. Informasi mengenai stasiun acuan pada kerangka acuan yang dipakai (biasanya berupa realisasi ITRF terbaru) diikutkan pada perhitungan melalui pengkombinasian antara solusi loose-constrained lokal dengan H-Files IGS Global dari SOPAC.
C. MODUL GLORG UNTUK PENDEFINISIAN KERANGKA REFERENSI BAGI DEFORMASI KECEPATAN TITIK Setelah pendefinisian kerangka acuan telah dilakukan, maka kerangka acuan tersebut dipakai untuk estimasi kecepatan stasiun.
4|Page
UNIT 1 : PENGOLAHAN DATA GNSS SECARA LOOSE CONSTRAINT DENGAN GAMIT TAHAPAN PENGOLAHAN 1. PERSIAPAN DATA
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data melalui pengkopian maupun proses download. Data utama yang harus tersedia : a. data RINEX IGS dan Stasiun yang akan diolah format *.YYo, format nama file rinex harus mengikuti aturan :
ssssDDD0.YYo ssss = 4 karakter nama stasiun yang akan diolah DDD = 3 karakter doy stasiun YY = 2 karakter tahun Cara download rinex IGS dengan membuka terminal pada Linux (ctrl+alt+T), lalu run command berikut : sh_get_rinex –archive
–yr –doy –ndays -sites <4_characters_igs’s > _sites_to_be_downloaded
misal : sh_get_rinex –archive cddis sopac unavco –yr 2013 –doy 120 –ndays 3 – sites cnmr coco cusv
Daftar stasiun IGS ada pada : https://igscb.jpl.nasa.gov/network/complete.html b. broadcast ephemeris (file navigasi) *.YYn, cara download dengan command : sh_get_nav –archive cddis/sopac –yr -doy -ndays allnav
keterangan detail untuk command ini ketik command : sh_get_nav -help
c. precise ephemeris *.sp3 , cara download dengan command : sh_get_orbits –archive cddis/sopac –yr -doy -ndays makeg no
keterangan detail untuk command ini ketik command : sh_get_orbits –help
Data tambahan yang bisa diikutkan dalam pengolahan : 5|Page
a. file pemodelan meteorologi *.YYm, cara download dengan command : sh_get_met –archive cddis/sopac –yr -doy -ndays sites
keterangan detail untuk command ini ketik command : sh_get_met -help
b. pemodelan ionosfer *.YYi, cara download dengan command : sh_get_ion –archive cddis/sopac –yr -doy -ndays ions codg
keterangan detail untuk command ini ketik command : sh_get_ion -help
Data pendukung untuk pengolahan yang harus ada pada tables, kesemuanya didownload dari ftp://everest.mit.edu/pub/GRIDS : a. data pemodelan atmosfer (atmdisp_cm.YYYY) b. data pemodelan pasang-surut laut (otlFES2004.grid) c. data pemodelan cuaca (vmf1grid.YYYY)
2. PEMBUATAN DIREKTORI KERJA
Direktori kerja ditempatkan pada /home/user , baiknya bila akan ada banyak project dengan satu tema kerja, buat direktori kerja dibawah /home/user/proj . Dibawah direktori “ proj ” ini lah dibuat direktori kerja dengan nama memakai hanya 4 karakter, misal : 2010, 2011, 2012, kel1, kel2, kel3, dsb. Dibawah direktori kerja/project ini buatlah sub-direktori bagi data yang telah disiapkan sebelumnya yakni : /brdc : untuk data broadcast ephemeris /rinex : untuk semua data RINEX observasi IGS maupun stasiun yang diolah /igs : untuk data precise ephemeris
Bisa ditambahi dengan direktori : /met : untuk data pemodelan meteorology /ionex : untuk data pemodelan ionosfer
Setelah direktori disusun, kemudian salinlah/copy semua data yang akan diolah pada masing-masing direktori yang ada. Jika dengan command pada terminal, caranya : cp –f
misal : cp –f ~/datacors/* ~/proj/2012/rinex/ 6|Page
Struktur direktori kerja dan organisasi datanya sebagai berikut (Taftazani, 2013) ;
Gambar 1. Struktur direktori kerja dan organisasi data
3. COPY FILE-FILE GLOBAL TABLES GAMIT DARI ~/GG/TABLES
Penyalinan file-file pendukung untuk pengolahan dari ~/gg/tables bisa dilakukan dengan perintah otomoatis yang ada pada GAMIT, yakni run command berikut pada terminal di lokasi direktori kerja/project (bukan pada direktori data) misal, /home/user/proj/kel1 : sh_setup –yr -apr
contoh perintah : sh_setup –yr 2013 -apr itrf08.apr
Perhatikan pada tampilan layar, apa saja file yang disalin ke folder tables pada direktori project (project/tables) !
Diantara file-file yang disalin tersebut ada file-file control yang berguna dalam mengontrol pengolahan data, antara lain : sestbl., sittbl., sites.defaults, lfile., process.defaults, station.info. Selain penyalinan file-file control, perintah diatas juga membangun link global file GAMIT yaitu datum geodetik (geodetic.dat), lunar dan solar ephemeris ( luntab. dan soltab.), nutasi (nuttab.), rotasi bumi (ut1. dan pole.), leap second ( leap.sec), karakteristik receiver dan antena ( antmod.dat dan rcvant.dat).
7|Page
4. EDITING FILE KONTROL
Editing file kontrol dilakukan untuk menyesuaikan skema pengolahan dengan data yang tersedia. Lakukan editing pada file-file control berikut : 1. Lfile., : isikan koordinat apriori stasiun global, titik ikat, maupun stasiun pengamatan yang belum tersedia. Untuk data stasiun pengamatan bisa mengambil dari RINEX observasi. Edit sebagai berikut : BTL1_GPS -2196785.9571 0.00000 2013.263 0.0000 GK1__GPS -2222765.5547 0.00000 2013.263 0.0000 KPG1_GPS -2178577.4095 0.00000 2013.263 0.0000 SLM1_GPS -2197945.0326 0.00000 2013.263 0.0000 CUSV_GPS -1132914.85185 0.00000 2013.272 0.0000 PBR2_GPS -295647.74287 0.00000 2013.272 0.0000
5923948.1895 0.0000 0.0000 5913301.3307 0.0000 0.0000 5931439.4902 0.0000 0.0000 5926724.7661 0.0000 0.0000 6092528.58949 0.0000 0.0000 6240847.72658 0.0000 0.0000
-870342.6912
0.00000
0.00000
-877637.0139
0.00000
0.00000
-864971.7057
0.00000
0.00000
-849713.3259
0.00000
0.00000
1504633.22213
0.00000
0.00000
1278181.26630
0.00000
0.00000
2. Process.default : tentukan tempat pengolahan, letak folder data yang dipakai, waktu pengamatan, sampling rate, file itrf yang dipakai, dan set file brdc. Edit file sebagai berikut : ##GAMIT # Set sampling interval, number of epochs, and start time for processing set sint = '30' set nepc = '2880' set stime = '0 0' # Variables for updating tables set stinf_unique = "-u" set stinf_nosort = "-nosort" set stinf_slthgt = "2.00" # Set "Y" to use RINEX header coordinates not in lfile or apr file set use_rxc = "N" # Broadcast orbits set brdc = 'brdc' # Minimum x-file size to be processed (Def. 300 blocks; most OS use 1 Kb blocks) set minxf = '300' # Set search window for RINEX files which might contain data for day - default check the previous day set rx_DOY_plus = 0 set rx_DOY_minus = 1 # Default globk .apr file set aprf = itrf08.apr # Set compress (copts), delete (dopts) and archive (aopts) options. (Don't forget to set the archivepth.) # Possible d-, c-, and a- opts: D, H, ao, ac, as, b, c, d, e, g, h, i, j, k, l, m, o, p, q, t, x, ps, all" set dopts = ( c ) set copts = ( x k ao ) set aopts = '' # Set the rinex ftp archives (defined in ftp_info) you would like to look for data in. # (Default archives searched are: sopac, cddis and unavco). set rinex_ftpsites = (sopac cddis unavco)
8|Page
3. Sestbl. : atur scenario dan strategi pengolahan data pada GAMIT untuk data yang diolah, antara lain : -
choice of experiment = BASELINE karena pengolahan tidak memerlukan estimasi
parameter orbit, karena titik yang ada berjarak dekat -
cut of elevation = 10 o
-
use atml.grid =Y
-
use otl.grid = Y
4. sites.default : tambahkan nama stasiun yang akan diolah beserta opsi pengambilan data dan opsi pengolahannya pada file ini. Penulisan nama stasiun pada file ini adalah sebagai berikut :
ssss_gps = 4 karakter nama stasiun yang diolah expt = 4 karakter nama project opt_1, opt_2 = opsi pengambilan data, bisa : ftprnx, ftpraw, xstinfo, xsite, dan localrx . Edit seperti contoh berikut : # Replace 'expt' with your experiment name and edit the following to list sites needed from external archive all_sites prj4
xstinfo
btl1_gps prj4 localrx xstinfo gk1__gps prj4 localrx xstinfo kpg1_gps prj4 localrx xstinfo slm1_gps prj4 localrx xstinfo # templates for removing sites ttth_gps
expt xsite:1999_256-1999_278 glreps xsite:1999_300-1999_365
thht_gps
expt xsite glreps
Dalam hal ini dipakai opsi xstinfo dan localrx karena sistem akan menelusuri file rinex pada direktori lokal dan updating pada station.info untuk stasiun ini tidak diperlukan. 5. Sittbl. : berikan constraint/bobot stasiun IGS dan stasiun pengamat. Berikan constraint mendekati nol untuk IGS, sehingga bobotnya besar (asumsi stasiun stabil), dan berikan constraint besar (mendekati 100) untuk stasiun pengamat, sehingga bobotnya kecil (asumsi stasiun tidak stabil). Edit seperti contoh berikut :
9|Page
SITE ALL BTL1 GK1_ KPG1 SLM1 VILL MAS1 FORT BRAZ KOUR
FIX --COORD.CONSTR.-<< default for regional stations >> NNN 100. 100. 100. << IGS core stations >> BTL1_GPS NNN 99 99 99 GK1__GPS NNN 99 99 99 KPG1_GPS NNN 99 99 99 SLM1_GPS NNN 99 99 99 VILL_GPS NNN 0.050 0.050 0.05 MAS1_GPS NNN 0.050 0.050 0.05 FORT_GPS NNN 0.050 0.050 0.05 BRAZ_GPS NNN 0.050 0.050 0.05 KOUR_GPS NNN 0.050 0.050 0.05
6. Station.info : isikan informasi stasiun seperti session start (awal pengamatan), session stop (akhir pengamatan), Ant Ht (tinggi antena), Ht Cod (posisi pusat phase yang dilambangkan kode tertentu tergantung tipe dan merk instrument), receiver type (tipe receiver), dan antenna type (tipe antena). Informasi-informasi tersebut didapat dari data RINEX yang digunakan. Edit seperti contoh berikut : # stationextract.php written by user albertyw on 2013-12-18 15:40 * Reference file: database * IGS Log File : cshr.log * * *SITE Station Name Session Start Session Stop Ant Ht HtCod Ant N Receiver Type Vers SwVer Receiver SN Antenna Type Antenna SN BTL1 BTL1 2013 100 0 0 0 2013 244 23 59 30 0.0000 DHARP 0.0000 LEICA GRX1200+GNSS 8.20/4.004 0.00 496079 LEIAR25 -------------------GK1_ GK1 2013 100 0 0 0 2013 244 23 59 30 0.0000 DHARP 0.0000 LEICA GRX1200+GNSS 7.80/4.004 0.00 496061 LEIAR25 -------------------KPG1 KLPG1 2013 100 0 0 0 2013 244 23 59 30 0.0000 DHARP 0.0000 LEICA GRX1200+GNSS 7.80/4.004 0.00 496063 LEIAR25 -------------------SLM1 SLMN1 2013 100 8 0 0 2013 244 23 59 30 0.0000 DHARP 0.0000 LEICA GRX1200+GNSS 8.01/4.004 0.00 496108 LEIAR25 --------------------
Ant E Dome 0.0000 LEIT 0.0000 LEIT 0.0000 LEIT 0.0000 LEIT
5. PENGECEKAN SEBELUM RUNNING
Pengecekan sebelum running berguna untuk meminimalisasi munculnya FATAL ERROR saat pengolahan, sebelum running cek beberapa hal berikut : 1. Cek apakah doy antar satu file pada direktori yang berbeda telah sama dan sikron ataukah belum? Misal : pada rinex doy nya 100, maka pada brdc doy 100 juga harus tersedia. 2. Review semua isian pada process.default apakah strukturnya berupa lokasi-lokasi direktorinya telah benar? 10 | P a g e
3. Review semua isian pada sites.defaults : -
Apakah semua nama stasiun telah ditulis dengan benar dan sama dengan yang ada pada station.info dan pada file RINEX observasi di dalam folder / rinex?
-
Apakah ID expt telah sama dengan nama direktori project?
-
Apakah opsi pengambilan datanya telah benar?
4. Cek apakah semua isian pada station.info telah benar dan telah up-to-date ? 5. Apakah masukan koordinat awal pada lfile.untuk masing-masing stasiun telah update? 6. Apakah tabel EOP (pole., ut1., leap.sec, luntab., nutabl., soltab., svnav.dat, svs_exclude.dat) telah terupdate dan kompatibel dengan tahun pengamatan?
7. Apakah link beberapa file pendukung pada / project/tables broken ataukah tidak? CATATAN :
Khusus untuk file ocean-tide-loading (otl.grid), atmospheric loading (atml.grid), dan pemodelan cuaca (map.grid) harus di update link nya karena bawaan GAMIT/GLOBK.10.5 belum terupdate. Dari folder project masuk pada /project/tables, perintah : cd tables/
Hapus file link yang broken : rm –f atml.grid ; rm –f otl.grid ; rm –f map.grid
Lakukan link berikut (misal nama folder penyimpanan adalah “file_koreksi_atmosfer” di lokasi /home/user./) : ln -s ~/file_koreksi_atmosfer/atmdisp_cm_2013_333 ./atml.grid ln -s ~/file_koreksi_atmosfer/otl_FES2004.grid ./otl.grid ln -s ~/file_koreksi_atmosfer/vmf1grd.2013 ./map.grid
6. AUTOMATIC BATCH PROCESSING DENGAN GAMIT Automatic Batch Processing adalah salah satu program bagian dari GAMIT/GLOBK yang
memudahkan kita untuk melakukan beberapa perintah untuk pengolahan secara loose-constraint dengan hanya sekali perintah. Automatic Batch Processing diwujudkan dalam perintah sh_gamit. Sh_gamit akan melakukan beberapa hal berikut ini :
-
Mengatur struktur direktori untuk GAMIT
-
Mendapatkan tabel dan data dari beberapa arsip di seluruh dunia (jika diatur untuk online)
-
Mengkonversi raw menjadi rinex jika diperlukan
-
Menjalankan program GAMIT dan menghasilkan sky-plot data fase untuk mengecek kualitas data
11 | P a g e
Untuk menjalankan perintah ini run command berikut pada terminal di lokasi direktori project (misal : /home/user/proj/kel1) : sh_gamit –d -expt -pres ELEV –orbit IGSF –copt x k p –dopts c ao – met –ion
Dimana : yyyy
: 4 karakter tahun pengamatan
d1
: DOY 1
dn
: DOY akhir
expt
: nama eksperimen yang telah ditentukan pada file sites.default
ELEV
: plot skyplot dan phase elevation
met
: mengikutkan file meteorologi (*.YYm) dari folder /met
ion
: mengikutkan file ionosfer (*.YYi) dari folder /ionex
Contoh perintah sh_gamit : sh_gamit –d 2013 015 020 030 044 -expt kel1 -pres ELEV –orbit IGSF –copt x k p –dopts c ao – met –ion
Untuk opsi lain dalam pengolahan bisa run command :
sh_gamit –help Proses pengolahan data secara otomatis dengan menggunakan automatic batch processing berarti memerintahkan GAMIT menjalankan process batch , yaitu : a. ARC, digunakan untuk menciptakan T-File. Jika T-File sudah diciptakan oleh sh_sp3fit , maka proses oleh modul ini bisa dilewati. b. YAWTAB, perintah ini digunakan untuk membauat tabel nilai YAW untuk tiap satelit pada tiap epoch yang digunakan sebagai input pada T-File. c. MODEL, perintah ini digunakan untuk menghitung Prefit Residual dan Partial Derivatives pengamatan yang terdapat pada X-File. Selanjutnya X-File ini dikonversi menjadi C-File. X-File yang dimaksud adalah hasil dari makex. Perhitungan koordinat saat melakukan pengamatan merupakan fungsi non linier, sehingga perlu dilakukan Partial Derivatives. d. AUTCLN, perintah ini digunakan untuk membaca C-File yang dibentuk oleh modul MODEL, yang digunakan untuk mencari Cycle Slips, Double Difference Residual , kemudian membuat seri “a” dari 12 | P a g e
C-File yang telah diberikan koreksi Data Phase dan Prefit Residual. Format datanya c< project name>a..
e. CFMRG, perintah ini digunakan untuk membaca C-File kemudian memilih dan mendifinisikan parameter-parameter yang akan diberi perataan. f.
SOLVE, perintah ini memberikan hitungan perataan kuadrat terkecil pada koordinat stasiun
pengamatan dan parameter-parameter orbit, kemudian mengupdate M-File dengan parameter hasil perataan. Modul ini juga membuat L-F ile seri “a” dengan parameter setelah diberi perataan. Format datanya adalah l< project name>a.. M-File dan Q-File dari hasil program ini diberi seri “p”. Format data yag dihasilkan adalah m< project name>p. dan q< project name>p..
g. MODEL, perintah ini digunakan untuk menghitung ulang Prefit Residual dan partial pada X-File dengan menggunakan koordinat yang telah diupdate, lalu membuat C- File seri “b”. format datanya adalah c< project name>b.. h. AUTCLN, perintah ini digunakan untuk membersihkan data dengan menggunakan residual dari koordinat yang telah diupdate kemudian menulis ulang C- File seri “b”. i.
CFMRG, perintah ini membuat M-File baru seri “a” dari C-File seri “b”. Format datanya adalah
m< project name>a. dan c< project name >b.. j.
sh_sigelv, perintah ini membuat data noise dari file autcln.post.sum dan memasukkan hasil dari
solusi wide lane ambiguities ke dalam N-File. k. SOLVE, perintah ini menghitung ulang koordinat dan parameter orbit dengan hitung perataan kuadrat terkecil serta menghitung ulang ambiguitas fase. Hasil dari proses SOLVE ini adalah penulisan ulang M-File dengan parameter yang sudah diberi perataan. Selain M-File, juga akan ditulis ulang L-File seri “a” dan G_File seri “b”. format datanya l< project name>a. dan g< project name>b.. Q-File hasil dari proses SOLVE yang terakhir diberi nama Q-File seri “a” yang memuat semua solusi hasil pengolahan GAMIT. Format datanya adalah q< project name>a.. Header dari Q-File memuat versi modul SOLVE yang digunakan tanggal waktu
processing, nama institusi yang diberi lisensi GAMIT, serta nama operator. Dibawah header terdapat jumlah epoch serta solusi ambiguitas yang digunakan.
13 | P a g e
CATATAN : Pastikan proses sh_gamit berakhir dengan “Normal Finish”. Jika tidak berhasil, lakukan langkah
berikut : -
Baca dan cek pada file GAMIT.Fatal pada direktori /doy
-
Perbaiki error sehubungan dengan pesan errornya dengan berbagai macam kemungkinan perbaikan seperti pada langkah 5.
-
Sebelum re-running, lakukan pengahapusan folder-folder seperti archive, control, gfiles, gifs, glbf, gsoln, mkrinex, dan raw. Adapun isi dari folder /brdc /igs /rinex /met /ionex, kembalikan
seperti semula dimana pengisinya hanya file seperti pada langkah 1. 7. EVALUASI HASIL PENGOLAHAN SECARA AUTOMATIC BATCH PROCESSING
File keluaran hasil pengolahan GAMIT bisa dilihat pada Q-File, H-file, autocln.summary dan sh_gamit..summary. Buka Q-file seri “a” pada setiap folder /doy dan lakukan evaluasi
terhadap hasil Olahan, dengan kriteria sebagai berikut: a. Solusi yang bagus menghasilkan “normalized rms” antara 0,25 s.d 0,5. Jika lebih dari 0,5 maka mengindikasikan adanya masalah seperti cycle-slips yang tidak bisa dihilangkan, stasiun fixed dengan koordinat yang jelek, dll. (0,25 ≤ postfit nrms ≤ 0,5). Untuk mengetahui nilai postfit nrms pada solusi bias-fiexd bisa dilihat pada bagian bawah Q-file berikut : ---------------------------------------------------**** Summary of biases-fixed solution **** ---------------------------------------------------Total parameters: 1166 live parameters: 416 Prefit nrms: 0.18934E+01 Postfit nrms: 0.19410E+00 -- Uncertainties not scaled by nrms
b. Solusi bagian fract masing-masing titik pada masing-masing komponen harus kurang dari 10 (Fract < 10). Fract merupakan hasil perbandingan antara nilai adjust dan nilai formal .
Untuk mengetahui nilai fract bisa dilihat dalam Q-file bagian bawah seperti berikut : Label (units) 1*BTL1 GEOC LAT 2*BTL1 GEOC LONG 3*BTL1 RADIUS 4*CNMR GEOC LAT 5*CNMR GEOC LONG 6*CNMR RADIUS
14 | P a g e
dms dms km dms dms km
a priori Adjust (m) S07:50:35.84075 -0.0175 E110:20:46.90193 0.0496 6377.8152288474 0.0503 N15:07:56.76775 -0.0266 E145:44:35.12762 -0.0238 6376.7372106181 0.0231
Formal Fract Postfit 0.0176 -1.0 S07:50:35.84132 0.0203 2.4 E110:20:46.90355 0.0359 1.4 6377.81527913 0.0191 -1.4 N15:07:56.76689 0.0294 -0.8 E145:44:35.12682 0.0302 0.8 6376.73723373
Beberapa hasil lain yang didapat dari pengolahan GAMIT : 1. Panjang vector baseline dan ketidak-pastiannya pada Q-File Baseline vector (m ): BTL1 (Site 1) to CNMR (Site 2) X -2890971.78622 Y(E) -2458919.20425 Z 2534996.49191 L 4564012.35052 +- 0.01420 +- 0.01370 +- 0.00658 +- 0.00974 (meters) Correlations (X-Y,X-Z,Y-Z) = -0.65415 -0.62526 0.15086 N 2332344.10418 E 3565550.53941 U -1636224.02692 L 4564012.35052 +- 0.00753 +- 0.01081 +- 0.01610 +- 0.00974 (meters) Correlations (N-E,N-U,E-U) = 0.77964 0.51992 0.53522
2. Keterangan prosentase ambiguitas fase wide-lane (WL) maupun narrow-lane (NL) pada sh_gamit_ddd.summary Phase ambiguities (Total WL-fixed NL-fixed): 407 335 309 (Total Expected) 407 407 Phase ambiguities WL fixed 82.3% NL fixed 75.9%
AUTCLN
3. Postfit dan prefit nrms dari berbagai tahapan iterasi dan jumlah double difference yang diterapkan (di dalam file sh_gamit_ddd.summary) Double difference statistics Prefit nrms: 0.18982E+01 Postfit Prefit nrms: 0.18934E+01 Postfit Prefit nrms: 0.18982E+01 Postfit Prefit nrms: 0.18934E+01 Postfit Number of double differences: 62116
nrms: nrms: nrms: nrms:
0.19009E+00 0.19414E+00 0.19005E+00 0.19410E+00
4. Matriks kovarian pada H-file Covariance matrix: 1. 0.8129871038495289D-17 2. -0.1761731039952949D-18 0.1105384404025465D-16 3. 0.2769944184032636D-13 -0.4203922375169841D-14 0.1620504151115365D-08 4. 0.5236635619206834D-17 -0.1561183552338944D-17 -0.7462693114178093D-13 0.9940826556965674D-17 5. -0.4259707800682575D-17 0.8944733298917700D-17 -0.1765667085663838D-12 0.6461829861056105D-17 0.2766755115287246D-16 6. 0.3663203748714574D-13 0.2814467396366578D-13 0.1024996462701061D-08 -0.4025178234235856D-13 -0.9894125121446383D-13 0.1073828557724478D-08
5. Skyplot stasiun dan phase residual vs elevation angle stasiun setiap doy pada folder /gifs
15 | P a g e
Gambar 2. Skyplot stasiun BAKO pada doy 002
Gambar 3. phase residual vs elevation angle stasiun BAKO pada doy 002
8. TUGAS :
Buat laporan yang berisi tahapan pengolahan secara loose-constraint dengan GAMIT, jika terdapat FATAL ERROR, kemukakan pula bagaimana penyelesaiannya. Kemudian sertakan hasil berupa : 1. Tabelkan fract setiap stasiun dan berikan analisis fract setiap stasiun, apakah memenuhi kriteria pengolahan GAMIT? 2. Tabelkan nilai WL/NL berikan analisis mengenai hal ini dihubungkan dengan skyplot! 3. Tabelkan nilai panjang baseline antar stasiun pengamat CORS-BPN-DIY (bukan stasiun IGS) beserta ketelitiannya! Apakah ada perbedaan panjang baseline pada doy 100 dan 244? 4. Tabelkan nilai postfit nrms pada bias-free dan bias-fixed solution, apakah memenuhi kriteria pengolahan GAMIT? 5. Lampirakan gambar skyplot dan plot phase residual vs elevation angle untuk doy 244 pada setiap stasiun pengamatan CORS-BPN-DIY. 16 | P a g e