PENDAHULUAN Perkembangan teknologi farmasi saat ini sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang dis…Full description
ppt tablet
ABSES BUKALDeskripsi lengkap
.
.
lp tumor otakDeskripsi lengkap
imunologiDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
bedahDeskripsi lengkap
Full description
tumor parotisFull description
aaaaaaaaaDeskripsi lengkap
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP KONS EP DASAR DAS AR ASUHAN ASU HAN KEPERA KEPER AWATAN PADA PASIEN PASIEN DENGAN TUMOR BUCAL
OLEH: DEVI DWI YANTHI 1302105057
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR BUKAL
a. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. P!"#$%&! Tumor bukal adalah salah satu tipe tumor yang terjadi di rongga mulut. Tipe karsinoma di rongga mulut dibahagikan berdasarkan anatomi lokasi terjadinya karsinoma. Karsinoma bukal adalah keganasan yang terjadi pada mukosa bukal atau pipi. Penyebab utama karsinoma bukal adalah skuamous cell karsinoma (SCC). Daerah bukal termasuk semua lapisan membran permukaan dalam pipi dan bibir dari garis kontak dari bibir yang berlawanan dan
dengan garis lampiran mukosa pada bubungan aleolar (atas dan bawah)
pterygomandibular
raphe.
!ongga
mulut memainkan
peran
penting dalam
bernapas" berbicara" dan menelan. Daerah bukal sangat penting dalam pembentukan bolus makanan" mencegah makanan tumpah ke selokan oral lateral atau ekstraoral selama #ase persiapan menelan. Terjadinya karsinoma pada daerah bukal menyebabkan terjadi gangguan. Secara klinis tumor rongga mulut dibagi menjadi benigna dan maligna. $enigna sendiri dibagi menjadi iesi di mukosa dan submukosa.!ongga mulut mencakup mukosa" adneksa submukosa (kelenjar ludah minor" kelenjar sublingual" duktus" sara#%sara# regional" otot intrinsik) tulang dan gigi dari mandibula dan maksila" lidah" dasar dari mulut" permukaan buccal" palatum" trigonum retromolar" serta mukosa bibir bagian dalam 2. E'%()%*+*"%
&nsidens terjadinya karsinoma sel skuamosa mukosa bukal adalah '%* dari semua kanker rongga mulut di +merika ,tara dan -ropa $arat. al ini terjadi lebih sering pada pria" dengan laki%laki/perempuan rasio 0%1/" dan paling sering dalam lingkungan usia 2%3 tahun. &nsiden karsinoma bukal jauh lebih tinggi di +sia. Di +sia Tenggara" penyakit
ini
adalah
bentuk
paling
umum
kanker
rongga
mulut.
Di
&ndia" bukal karsinoma adalah kanker paling umum pada pria dan kanker paling umum ketiga pada wanita. Tembakau danalkohol adalah penyebab utama yang terkait dengan perkembangan karsinoma bukal. al lain yang dicurigai namun tidak dikon#irmasi
sebagai penyebab yaitu termasuk human papilloma irus" kebersihan mulut yang buruk" dan iritasi kronis. 3. E$%*+*"% Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multi#aktorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi" promosi dan perkembangan tumor Secara garis besar" etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas / a. 4aktor lokal" meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek" iritasi kronis dari restorasi" gigi%gigi karies5akar gigi" gigi palsu. b. 4aktor luar" antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya" tembakau" agen #isik" radiasu ionisasi" irus" sinar matahari" trauma yang kronik. c. 4aktor host" meliputi usia" jenis kelamin" nutrisi imunologi dan genetic. Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan itamin C" kurangnya hygiene pada mulut sehingga mulut menjadi kotor. ,. P&$*-%%*+*"% Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi%mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh
6at%6at karsinogenm tadi. 6at karsinogen dari asap rokok tersebut memicu terjadinya Karsinogenesis (trans#ormasi sel normal menjadi sel kanker). Karsinogenesisnya terbagi menjadi 0 tahap / 7 Tahap pertama merupakan &nisiaasi yatu kontak pertama sel normal dengan 6at Karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi ganas. 7 Tahap kedua yaitu Promosi" sel yang terpancing tersebut membentuk klon melalui pembelahan(poli#erasi). 7 Tahap terakhir yaitu Progresi" sel yang telah mengalami poli#erasi mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas. 5. M&!%-$&% K+%!% 8ejala%gejala yang sering timbul seperti massa" yang tidak nyeri" ulkus mukosa biasanya
dengan massa" nyeri terlokalisasi" trismus" 9hot potato speech9" odino#agi atau dis#agi. Keluhan pasien yang paling sering adalah luka yang tidak nyeri atau massa yang tidak sembuh.:uka terjadi pada gusi atau sariawan dalam jangka waktu yang panjang yakni lebih dari satu minggu sampai satu bulan"luka yang awalnya seperti sariawan biasa. Dan akibatnya membuat mulut dan rongga mulut menjadi kebal dan tidak mampu merasakan apapun. :esi khas pada kanker oral adalah ulkus keras dan tepi menonjol. +danya ulkus pada rongga mulut yang tidak sembuh dalam ; minggu harus diperiksa dengan $iopsi. $ila kanker berlanjut" pasien dapat mengeluh nyeri tekan sulit mengunyah" menelan" atau
bicara" batuk disertai sputum mengandung darah atau pembesaran nodus lim#e serikal. Karsinoma bukal sering muncul sebagai massa yang pertumbuhannya lambat lambat pada mukosa bukal. :esi kecil cenderung bersi#at asimptomatik dan sering ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan gigi.
merupakan
salah
satu
gejala
awal
yang
dapat
muncul.
/. P)#%&&! F%% Pemeriksaan #isik termasuk penilaian status penampilan" ealuasi komplit hidung"
rongga mulut" oro#aring" dan leher. Penilaian terhadap trismus (mulut dapat dimasuki tiga jari ertikal) dan pergerakan lidah. Perluasan dari lesi massa harus dicatat. Pada lim#e nodus" catat ukurannya" tingkat" dan apakah mereka ter#iksasi pada jaringan dibawahnya. Pemeriksaan sara# kranial harus disertai ealuasi pergerakan ekstraokular" distribusi sensasi trigeminal" protrusi atau atro#i lidah" dan eleasi palatum 7. P)#%&&! D%&"!*$% a. Pemeriksaan radiogra#i yang dapat dilakukan yaitu CT scan (computeri6ed
tomography)" magnetic resonance imaging (=!&) dan ultrasound. !adiogra#i sederhana juga bisa dilakukan walau nilainya hasilnya tidak sebaik yang lain. b. Sitologi mulut. Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan e#ekti# untuk mendeteksi dini lesi%lesi mulut yang mencurigakan. Secara de#enisi" pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik gel%gel yang dikerok5dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut (Coleman dan >0). ,ntuk aplikasi klinisnya" seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan" peralatan yang digunakan" prosedur kerja" data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian Patologi anatomi. c. $iopsi ?ika hasil pemeriksaan sitologi meragukan" segera lakukan biopsi. $iopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis
dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa de#eniti# dari lesi%lesi mulut yang dicurigai. Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan yang normal. $iopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. $iopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil. . D%&"!*% K#%$#%& D%&"!*% Sebagai tambahan dari anamnesis dan pemeriksaan #isis" ealuasi harus mencakup
pemeriksaan radiologi" triple endoskopi (laringoskopi" bronkoskopi" pdan eso#agoskopi)" dan biopsi dari lesi untuk metastasis jauh. +namnesis mencakup riwayat penggunaan tembakau" termasuk tembakau yang berasap kurang" kretek" pipa" dan cerutu" serta penyalahgunaan ethanol dan mariyuana. Konsumsi alkohol pada perokok meningkatkan resiko kanker oral dan oro#aringeal secara signi#ikan lebih tinggi daripada mereka peminum bukan perokok maupun perokok bukan peminum. +lkohol bertindak langsung" sebagai karsinogen independen dan sebagai #asilitator untuk toksin tembakau" dan secara tidak langsung" melalui nutrisi" imunologik" dan pengaruh terhadap gaya hidup. Penanganan gigi yang buruk atau in#lamasi oral kronik oleh kausa mekanik atau in#eksi diidenti#ikasi pada pasien dengan kanker oral dan oro#aringeal. Diagnosis banding menggunakan biopsy. Setiap lesi yang mencurigakan atau nonhealing dari mukosa bukal harus dibiopsi untuk
pemeriksaan hispatologi. &nsisional
biopsi berguna untuk lesi sebagian besar lesi kecuali jika lesi itu cukup kecil dan biopsi eksisi dapat dilakukan tanpa morbiditas yang signi#ikan. Pengulangan
eksisi dengan
margin yang memadai mungkin diperlukan jika hasil biopsi eksisi positi# untuk karsinoma. Staging pada kanker kepala dan leher ditentukan berdasarkan perluasan primer dan perluasan pada nodus atau metastasis jauh. Prognosis pada pasien dengan kanker kepala dan leher juga ditentukan oleh kesehatan menyeluruh pada pasien. Sesuai dengan +?CC / % De#inisi T<= Tumor Primer (T) T@ Tumor primer tidak dapat di diketahui T Tidak terdapat tumor primer Tis Karsinoma in situ T Tumor A ; cm T; Tumor ; % 1cm T0 Tumor B 1 cm
T1 (bibir)
Tumor menginasi hingga tulang kortikal" sara# aleolar in#erior" dasar
T1a
mulut" atau kulit di wajah" misalnya dagu atau hidung Tumor menginasi jaringan pengikat (misalnya melewati tulang kortikal" hingga
T1b
otot
lidah
(genioglossus"
hyoglossus"
palatoglossus"
dan
styloglossus)" sinus ma@ilaris" dan kulit wajah) Tumor menginasi rongga mastikasi" pterigoid" atau dasar tengkorak dan atau arteri karotis interna.
:im#e
ipsilateral" A2 cm" atau lim#e nodus bilateral atau kontralateral A2 cm =etastasis pada satu lim#e nodus ipsilateral 0%2 cm =etastasis pada lim#e nodus ipsilateral multipel" A2 cm =etastasis pada lim#e nodus bilateral atau kontralateral" A2 cm =etastasis pada lim#e nodus" B 2 cm
=etastasis ?auh (=) =@ =etastasis jauh tidak dapat diukur = Tidak ada metastasis jauh = +da metastasis jauh % Pengelompokan Stage Stage Tis Stage & T Stage && T; Stage &&& T0 T T; T0 Stage &+ T1a T1a T T; T0 T1a Stage &$ Ti%1 T1b Stage &C T%1 . P!$&+&&!&&!
Pasien%pasien harus sering diperiksa setelah penanganan" karena tumor rekuren atau persisten dapat kembali dalam dua tahun setelah penatalaksanaan awal. % $arier anatomik" seperti tulang dan sara# peri#er" merupakan sebuah hal yang sangat diwaspadai dengan pembedahan dibandingkan pada radiasi. Seperti" Pertumbuhan kanker pada mukosa naso#aring atau dinding #aring posterior lebih dipilih dilakukan radiasi karena adanya barier anatomik. % Pembedahan. Kanker primer harus dieksisi luas dengan pinggiran bebas tumor pada jaringan normalnya. =enjaga #ungsi (misalnya" menelan atau berbicara) merupakan pertimbangan utama tiap melakukan pembedahan. % Terapi radiasi dapat mengendalikan pertumbuhan tumor di kepala dan leher dengan menjaga bagian anatomik intak dan juga menjaga #ungsi dan kosmetiknya. a. olume pada tempat tumor primer harus meliputi batas luas dari sel%sel kanker sehingga dapat dibandingkan yang mana harus dibuang dengan pembedahan. Tempat penyebaran kanker pada daerah anatomik tertentu dan sering" seperti lim#e nodus regional" biasanya dimasukkan sebagai kelanjutan dari daerah tumor primer. Daerah primer dan beresiko tinggi ditangani secara simultan atau konsekuti# dengan metode yang sama atau berbeda. b. Dosis total yang besar (misalnya 2' sampai ') pada radiasi" mendekati toleransi pada jaringan normal" biasanya diperlukan untuk mengeradikasi karsinoma sel skuamosa yang bertumbuh di mukosa kepala dan leher. $iasanya" dosis harian dari 3 sampai ; c8y harus diberikan dalam interal kurang dari ;1 jam (#raksinasi akselerasi)" atau penambahan kecil dosis yang digunakan tiap ;1 jam (hiper#raksinasi). % Kemoterapi Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dilakukan pada kasus kontaminasi lapangan operasi oleh sel kanker" kanker stadium &&& atau & atau timbul residi# setelah operasi dan atau radioterapi. 10. K*)'+%&%
Komplikasi yang dapat diperkirakan" dari segi radioterapi adalah mulut kering" salia berkurang" mukositis" berkurangnya indra pengecapan. Komplikasi pembedahan bergantung pada luasnya pembedahan" tipe diseksi leher dan insisi kulit yang digunakan"
termasuk perdarahan" in#eksi" resiko cedera pada sara# mandibular yang mengarah ke paralisis lidah pada sisi yang terkena. a. =ucositis5Stomatitis De#enisi mucositis dan stomatitis sering tertukar dalam penggunaannya tetapi terdapat perbedaan yang besar diantara keduanya. =ucositis dijelaskan sebagai suatu in#lammatory toksik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal dari mulut sampai anus" yang dapat dihasilkan akibat dari pennyorotan radiasi sampai agen kemoterapeutik atau radiasi ionisasi. Tipikal mucositis termani#estasi sebagai suatu eritematous" lesi seperti terbakar atau acak" #ocal to di##use" dan lesi ulserati#. b. &n#eksi =ucositis oral dapat berkomplikasi dengan in#eksi pada pasien dengan sistim imun yang menurun. Tidak hanya mulut itu sendiri yang dapat terin#eksi" tetapi hilangnya epitel oral sebagai suatu protekti# barrier terjadi pada in#eksi lokal dan menghasilkan jalan masuk buat mikroorganisme pada sirkulasi sistemik. Ketika ketahanan mukosa terganggu" in#eksi lokal dan sistemik dapat dihasilkan oleh indigenous #lora seperti mikroorganisme nosokomial dan oportunistik. Ketika jumlah netro#il menurun sampai 5kubik5mm" insiden dan keparahan in#eksi semakin meningkat. Pasien dengan neutropenia berkepanjangan berada pada resiko tinggi buat perkembangan komplikasi in#eksi yang serius. Pendekatan non#armakologik untuk melindungi in#eksi dan pro#ilaksis dengan antimikrobial sedang diealuasi dengan penelitian c.
control. emorrhage emorrhage dapat terjadi sepanjang perawatan akibat trombositopenia dan atau koagulasipati. Pada lokasi terjadinya penyakit periodontal dapat terjadi perdarahan secara spontan atau dari trauma minimal. Perdarahan oral dapat berbentuk minimal" dengan ptekiae berlokasi pada bibir" palatum lunak" atau lantai mulut atau dapat menjadi lebih parah dengan hemorrhage mulut " terutama pada kreikular gingial. Perdarahan gingia spontan dapat terjadi ketika jumlah platelet mencapai paling
d.
kurang '.5kubik5mm. Eerostomia Eerostomia dapat dikenali sebagai berkurangnya sekresi dari glandula salia. 8ejala klinik tanda @erostomia termasuk diantaranya / rasa kering" suatu sensasi rasa luka atau terbakar (khususnya melibatkan lidah)" bibir retak%retak" celah atau #issura pada
sudut mulut" perubahan pada permukaan lidah" kesulitan untuk memakai gigi palsu" dan peningkatan #rekuensi dan atau olume dari kebutuhan cairan. Pengaturan perawatan preenti# oral" termasuk applikasi topikal #lour harus segera dimulai untuk mencegah kerusakan lebih
11. P#*"!*%
Tumor bukal memiliki kecenderungan untuk menjadi agresi#" dengan tingkat tinggi kambuh di daerah yang sama. Diagnosa dan pengobatan pada tahap awal mengarah ke prognosis
signi#ikasikan yang baik dibandingkan dengan penyakit pada tahap yang
lanjut. Prognosis dipengaruhi oleh beberapa #aktor seperti tempat primer" asal dari tumor sangat mempengaruhi prognosisnya" perluasan tumor" yang dicerminkan pada sistem T<=" tingkatan histologiknya" pada kanker dengan di#erensiasi buruk memiliki pertumbuhan dan menyebar cepat.