BAGIAN ILMU BEDAH FAKULT FAKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTE RAN UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN
TUMOR PHYLLOIDES
Oleh:
Andi Nurul Inaah Sai!ul " ### $% #
%$K&n'ulen: Pr&!( Dr( "hairuddin Ra')ad* MD* Ph(D
DIBA+AKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SUBDIVISI BEDAH ORTOPEDI FAKULT FAKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTER AN UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR ,$#-
1
TUMOR PHYLLOIDES
I( PENDAHULUAN Tumo Tumorr phyl phyllo lode dess atau atau cystosar cystosarcoma coma phyllodes phyllodes berasa berasall dari dari kata kata Yunani sarcoma yang berarti berarti tumor tumor berdagin berdaging g dan phyllo yang berarti berarti daun. Tumor Tumor
ini
jarang terjadi, biasanya tumor jinak yang yan g terjadi hampir hanya pada payudara wanita. Tumor ini biasanya besar dan cepat berkembang. Tumor ini merupakan sebuah tipe neoplasma jaringan ikat yang timbul dari stroma intralobular payudara. Tumor ini terhitung kira-kira 1% dari semua lesi jinak dan ganas payudara. 1,2 Joha Johann nn ul uller ler yang ang per pertama ama kal kali mem memberi berika kan n nam nama !cystosarcoma phyllodes" phyllodes" pada tahun 1#$#, karena tumor ini seringkali kistik dan secara klasik memiliki proyeksi seperti daun ke dalamnya. Tumor ini dapat bersiat jinak namun juga bisa bersiat ganas. 2 II( ANATOMI
&aik pria maupun wanita memiliki payudara yang hanya berkembang dengan baik pada wanita. 'elenjar mammae pada payudara merupakan tambahan terhadap alat reproduksi wanita tetapi mengalami rudimenter dan tidak b erungsi pada pria. $,( &iasanya, lemak yang ada pada payudara pria tidak berbeda dengan yang ada pada jaringan subkutan dari bagian tubuh manapun, dan sistem glandular tidak berkembang normal. 'elenjar mamae pada wanita w anita berada dalam jaringan subkutan di atas muskulus pectoralis mayor dan minor. Jumlah lemak yang ada di sekitar jaringan kelenjar menentukan ukuran mammae non-laktasi. Tonjolan pada mammae disebut papilla mammae )puting, nipple*, nipple*, yang dikelilingi oleh area berpigmen yang disebut areola. $,(,+ ecara kasar, mammae terletak antara antara tepi lateral sternum yang membentang hingga linea mid aksillaris dan secara ertikal dari costa hingga costa /. 0ua per tiga dari dasar mammae terbentuk dari ascia pectoralis yang melapisi pectoralis mayor, sedangkan sepertiga lainnya pada ascia yang menutupi musculus serratus
2
anterior. ntara jaringan mammae dengan ascia pectoralis terdapat jaringan ikat longgar atau potential space, yaitu spatium retromammae. &idang ini, mengandung lemak dalam jumlah kecil, memungkinkan pergerakan mammae yang terbatas dari ascia pectoral. (,+ ebagian kecil dari kelenjar mamma meluas dari tepi inerolateral pectoralis mayor menuju ossa aillaris, membentuk processus aillaris atau ekor pence )tail of Spence*. &eberapa wanita dapat merasakan bagian ini )khususnya jika membesar dalam siklus menstruasi* dan menjadi khawatir bahwa bagian ini adalah tumor atau kelenjar lime yang membesar. ( 'elenjar mammae melekat kuat pada dermis, khusunya oleh retinacula cutis atau ligamentum suspensorium )ligament of Cooper *. 3enebalan ini, merupakan jaringan penyambung, yang terutama berkembang
baik
pada bagian
superior
kelenjar, yang membantu menyokong lobuli glandula mammae. (
Ga./ar #( 0arin1an .a.ae 2ada a'2e34u' an4eri&r dan .edial 5
elama pubertas, payudara normalnya membesar akibat perkembangan kelenjar dan terutama peningkatan deposisi lemak. reola dan papilla juga membesar. 4kuran dan bentuk mammae ditentukan oleh genetik, etnik, dan aktor diet. 0uktus
$
lactierus membentuk 1+-25 lobulus jaringan glandular, yang menyusun parenkim glandula mammae. etiap glandula bermuara melalui duktus lactierus, yang berakhir pada papilla mammae. 0i bagian proksimal duktus mengalami dilatasi yang disebut sinus lactierus, yang menjadi tempat akumulasi air susu ibu pada wanita menyusui. ( reola mengandung sejumlah kelenjar sebasea, yang membesar selama kehamilan dan
mensekresikan bahan berminyak yang berungsi sebagai lubrikan
bagi areola yang akan mengalami iritasi saat menyusui. 3apilla merupakan tonjolan berbentuk konus dan silindris di tengah areola. 3apilla tidak mengandung lemak, silia, atau kelenjar keringat. 4jung papilla berisura dimana duktus lactierus berakhir. (
3apilla kebanyakan tersusun oleh serat otot polos sirkular yang mengkompresi duktus lactierus selama menyusui dan mengereksikan papilla selama stimulasi saat menyusui. 6leh karena kelenjar mammae adalah kelenjar keringat yang mengalami modiikasi, sehingga tidak memiliki pelapis atau kapsul khusus. leol pensekresi susu tertata seperti gerombolan buah anggur. ( 3ada kebanyakan wanita, mammae agak sedikit membesar selama periode menstruasi akibat peningkatan pelepasan hormon gonadotropik follicle stimulating hormone )78* dan luteinizing hormone )98*. $ 4ntuk lokalisasi dan deskripsi anatomis dari tumor dan kista, permukaan mammae terbagi menjadi empat kuadran sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini: (
(
Ga./ar ,( Pe./a1ian 6uadran 2ada .a..ae
(
rteri yang memperdarahi mammae berasal dari: ( 1. ;amus perorantes mammaria media dan ramus intercostal anterior dari arteri thoracica interna, yang berasal dari arteri subclaia. 2. rteri thoracica interna dan arteri thoracoacromial, cabang arteri aillaris. $. rteri intercostal posterior cabang aorta torakal, pada spatium intercostal , , dan /. /ena-ena yang ada pada mammae terutama bermuara pada ena aillaris, tetapi ada pula yang bermuara pada ena thoracia interna. (
Ga./ar 7( Va'6ulari'a'i 1landula .a.ae
(
+
istem limatika pada mammae sangatlah penting karena peranannya dalam metastasis sel kanker. 3embuluh lime lewat dari papilla, areola, dan lobulus kelenjar menuju pleus limatikus subareolar. 0ari sini pleus: ( 1. 'ebanyakan pembuluh lime )<=+%*, khususnya dari kuadran lateral mammae didrainasi ke limonodus aillaris, awalnya ke noduli anterior atau noduli pectoralis anterior untuk sebagian besar. >amun, beberapa pembuluh lime bermuara langsung ke nodi aillaris lainnya atau bahkan ke nodi interpectoral, dectopectoral, supraclaicular, atau cerical inerior prounda. ( 2. 'ebanyakan dari pembuluh lime yang tersisa, khusunya dari kuadran medial, drainasi ke limonodus parasternalis atau ke sebelah mammae, dimana pembuluh lime dari kuadran inerior dapat melalui bagian yang lebih prounda ke limonodus abdominal )limonodus inerior renicus subdiaragmatika*. (
?
Ga./ar 5( Si'4e. li.!a4i6a .a..ae 5
3embuluh lime dari kulit mammae, kecuali papilla dan areola, bermuara pada limonodus aillaris ipsilateral, cericalis inerior prounda, dan inraclaicular serta pada kedua sisi limonodus parasternalis. 9imonodus aillaris bermuara ke limonodus claicularis )inraclaicularis dan supraclaicualris* lalu menuju ke trunkus limatikus subclaia, yang juga menjadi muara pembuluh lime tungkai atas. 9imonodis parasternalis bermuara ke trunkus broncho mediastinal, yang juga menjadi muara dari pembuluh lime iscera thorakal. khir dari trunkus limatikus ini bermacam-macam, biasanya kedua trunkus ini menyatu satu sama lain dan dengan trunkus limatikus jugular, yang menjadi muara kepala dan leher untuk membentuk duktus limatikus detra yang pendek pada sisi kanan atau masuk pada akhir duktus thoracicus pada sisi kiri. >amun, pada kebanyakan kasus, trunki ini bermuara langsung ke sambungan antara ena subclaia dan jugular interna, yang akan membentuk ena brachicephalica. 3ada kasus lainnya, trunki tersebut bermuara pada kedua ena tersebut. ( 3ersaraan mammae berasal dari ramus cutaneus anterior dan lateral dari nerus intercostalis /-/. ;ami communicantes menguhubungkan setiap ramus
=
anterior dengan truncus simpaticus. @abang-cabang dari nerus intercostalis berjalan melalui ascia prounda yang menutupi pectoralis mayor untuk mencapai kulit, termasuk jaringan subkutan mammae. 0engan demikian, nerus intercostalis ini membawa serat sensoris ke kulit dan serat simpatis ke pembuluh darah dan otot polos pada kulit dan papilla mammae. (
III( EPIDEMIOLOGI Tidak ada perbedaan rekuensi terjadinya tumor phylloides antara penderita di merika erikat dan di negara-negara lain, dengan demikian ras tidak mempengaruhi rekuensi kejadian. Tumor phylloides terhitung 1% dari semua neoplasma mammae. &eberapa laporan menyatakan bahwa sekitar #+-A5% tumor phylloides bersiat jinak dan diperkirakan 15-1+% yang bersiat malignan. Tumor ini sangat jarang mengenai pria dan dapat terjadi pada usia berapa pun, namun rata-rata pada dekade kelima. ?
IV( MANIFESTASI KLINIS Tumor ini biasanya menyerang wanita dewasa, dan jarang pada remaja. 3asien biasanya datang dengan keluhan massa padat, mobile, tidak nyeri, dan berbatas tegas. Tumor ini membesar dengan cepat hanya dalam beberapa minggu. Tumor jarang menginasi kompleks papilla-areola atau menyebabkan ulkus pada kulit. Tumor ini biasanya mengenai usia (5-+5an, sebelum menopause. (,? 3asien dengan metastases dapat menunjukkan gejala dispneu, atigue, dan nyeri tulang. eskipun tumor jinak tidak bermetastasis, tetapi tumor ini cenderung bertumbuh secara agresi dan menimbulkan rekurensi lokal. ama halnya dengan sarkoma
lainnya, tumor
phylloides malignan
bermetastasis ia
hematogen.
'arakteristik tumor phylloides malignan antara lain tumor terlihat cenderung lebih agresi dan bermetastasis. 3aru-paru menjadi tempat metastasis tersering, diikuti
#
tulang, jantung, dan hepar. Bejala-gejala metastasis dapat timbul dalam beberapa bulan hingga 12 tahun setelah terapi awal.
1,2
V( DIAGNOSIS 1. namnesis dan 3emeriksaan 7isis 3asien dapat mengeluhkan gejala-gejala primer maupun gejala metastasis sebagaimana yang tertulis dalam pembahasan mengenai maniestasi klinis. 3erlu juga ditanyakan riwayat penyakit sebelumya dan riwayat penyakit pada keluarga yang ditekankan pada kanker-kanker ginekologis. @ari tahu riwayat sistem reproduksi, misalnya usia menarke, usia persalinan pertama, jumlah kehamilan, anak, dan keguguran, onset menopause, serta riwayat penggunaan agen hormonal. 3ada pemeriksaan klinis, didapatkan tumor yang dapat dipalpasi dengan karakteristik padat, berbatas tegas, mobile, dan tidak nyeri. 3erhatikan kulit di atasnya dan ada tidaknya sekret dari papilla mamma, dan perubahan pada struktur papilla. &ila dicurigai malignan, dapat dicari tahu adanya tanda-tanda metastasis lokal )pembesaran kelenjar* dan sistemik )misalnya eusi pleura*. 1,2
Ga./ar -( Ga./aran 6lini' 4u.&r 2hll&ide' ,
2. 3emeriksaan 9aboratorium
A
Tidak ada penanda tumor spesiik atau tes darah lain yang dapat digunakan untuk mendiagnosis tumor phylloides. 2
$. 3emeriksaan ;adiologis eskipun mammograi dan ultrasonograi pada umumnya penting untuk mendiagnosis lesi mamma, tetapi tidak dapat dipercaya untuk membedakan jenis jinak dari malignan atau dengan jenis tumor lain seperti ibroadenoma, sehingga temuan radiologis tidak menjadi alat diagnostik deiniti. 2
Ga./ar 8( Ga./aran radi&l&1i' 4u.&r 2hll&ide' ,
(. 3emeriksaan itologi dan &iopsi spirasi jarum halus ) fine needle aspiration* untuk pemeriksaan sitologis biasanya tidak adekuat untuk mendiagnosis. eskipun core biopsy lebih baik, tetapi tetap dapat terjadi error sampling dan kesulitan dalam membedakannya dengan ibroadenoma. &iopsi dengan eksisi terbuka untuk lesi yang lebih kecil atau biopsi insisi untuk lesi yang lebih besar merupakan metode deiniti dalam mendiagnosis tumor phylloides. 2
15
+. 3emeriksaan 8istologis
Ga./ar %( Bi&2'i )aru. halu' %
emua tumor phylloides mengandung komponen stroma yang dapat sangat
berariasi
tampakan
histologisnya.
4mumnya,
tumor
phylloides
menunjukkan peningkatan jumlah ibroblast usiormis regular dalam stroma. tipik seluler tingkat tinggi, disertai peningkatan selularitas stria dan peningkatan aktiitas mitosis hampir selalu ditemukan pada bentuk malignan dari sistosarkoma phylloides.2 &erdasarkan ultrastrukturalnya, nukleoli tumor phylloides jinak dan malignan menunjukkan nukleolonema yang berlubang-lubang besar dan banyak sisterna dalam retikulum endoplasmanya. 2,A
Bambar #a. troma hiperseluler dengan epitel
b.troma tampak atipik, inti sangat pleomorik
11
membentuk struktur intrakanalikuler A
hiperkromatik nukleoli prominentA
c. Cpitel duktus tanpa tanda-tanda
d. ) 8igh power* itosis sel )tanda panah*A
keganasanA
Tumor phyllodes berasal dari stroma intralobular, secara mikroskopik mempunyai dua gambaran yang khas yaitu epitel dan stroma. Cpitel biasanya tampak prolierati sehingga memberi gambaran berlapis-lapis kadang-kadang juga tampak metaplasia apokrin dan metaplasia skuamous. tromanya hiperselular dan dapat berbeda-beda di dalam tumor yang sama. 'omponen struma inilah yang akan menentukan apakah tumor phyllodes jinak atau ganas. 0apat dilihat pada gambar. 'adang-kadang gambaran stroma pada tumor phyllodes sukar dibedakan dengan gambaran stroma pada ibrosarkoma. 4ntuk membedakannya pada tumor phyllodes ganas ditemukan komponen epiteial duktus sedangkan pada ibrosarkoma tidak ada. 4ntuk memastikan adanya sel-sel epitel dapat dilakukan dengan pewarnaa C ) Epithelial Membrane Antigen* dan c ytokerat in. A
VI( KLASIFIKASI Tumor phylloides adalah tumor ibroepitelial yang terdiri dari komponen epitel dan stroma selular. Tumor ini dapat dianggap jinak, sedang, atau malignan bergantung pada gambaran histologis antara lain selularitas stromal, iniltrasi pada tepi tumor, dan aktiitas mitotik. emua bentuk tumor phylloides dianggap sebagai kanker mammae, bahkan bentuk jinaknya sekalipun dianggap berpotensi menjadi malginan. $,=
12
KLASIFIKASI BERDASARKAN +HO ,$$7
A
VII( STAGING taging tumor phylloides khususnya tipe malignan menggunakan staging yang digunakan untuk kanker payudara secara umum yaitu menurut merican Joint @ommittee on @ancer )J@@* dan klasiikasi patologisnya sebagaimana dalam tabel di bawah.15 Ta/el #( S4a1in1 Kan6er Ma..ae 9 American Joint Committee on Cancer 15,11 Tu.&r Pri.er 9T
T
Tumor primer tidak dapat dinilai
T5
Tidak ada bukti tumor primer
Tis
@arcinoma in situD karsinoma intraduktal, karsinoma lobular in situ, atau Paget’s Disease yang tidak berhubungan dengan tumor. @atatan: Paget’s Disease yang berhubungan dengan tumor diklasiikasikan berdasarkan ukuran tumor.
T1
Tumor berukuran 2 cm dalam dimensi terbesarnya
T1mic
ikroinasi sebesar 1 cm dalam dimensi terbesarnya
T1a
Tumor <5.1-5.+ cm dalam dimensi terbesarnya
T1b
Tumor <5.+-2.5 cm dalam dimensi terbesarnya
T2
Tumor <2.5-+.5 cm dalam dimensi terbesarnya
T$
Tumor <+.5 cm dalam dimensi terbesarnya
T(
Tumor berukuran berapa pun dengan perluasan langsung ke dinding dada )a*
1$
atau kulit )b* T(a
3erluasan langsung ke dinding dada
T(b
Cdema )termasuk peau d’ orange* atau ulserasi kulit mammae atau nodul satelit yang terbatas pada mammae yang terkena
T(c
Terdapat keduanya )T(a dan T(b*
T(d
'arsinoma inlamatoris
Li.!&n&du' Re1i&nal 9N #$*##
>
9imonodus regional tidak dapat dinilai )misalnya sudah pernah diangkat*.
>5
Tidak ada keterlibatan limonodus regional
>1
etastasis ke limonodus )nodi* aksillaris ipsilateral yang mobile
>2a
etastasis ke limonodus )nodi* aksillaris ipsilateral yang teriksasi
>2b
etastasis ke nodus )nodi* mammaria internal yang tampak secara klinis tanp adanya bukti klinsi limonodus aksillaris ipsilateral
>$a
etastasis ke limonodus )nodi* inraklaikular ipsilateral
>$b
etastasis ke limonodus )nodi* mammaria internal dan aksillaris ipsilateral
>$c
etastasis ke limonodus )nodi* supraklaikular ipsilateral
a
a
3enampakan klinis dideinisikan sebagai terdeteksi oleh pemeriksaan radiologis )termasuk limoskintigrai* atau melalui pemeriksaan klinis atau jelas terlihat dalam ealuasi histopatologis
Ta/el ,( Kla'i!i6a'i Pa4&l&1i' 92N 15,11
p>
9imonodus regional tidak dapat dinilai )tidak dapat diangkat untuk studi patologis atau sudah diangkat sebelumnya*
p>5 )i-*
Tidak ada metastasis limonodus secara histologis, tidak ada pemeriksaan tambahan untuk sel tumor terisolasi )T@*
p>5 )iE*
Tidak ada metastasis limonodus secara histologis, 8@ negati
1(
p>5
Tidak ada metastasis limonodus secara histologis, 8@ positi, tidak ada kluster 8@ <5.2 mm
p>5 )mol-*
Tidak ada metastasis limonodus secara histologis, temuan molekuler );T3@;* negati
p>5 )molE*
Tidak ada metastasis limonodus secara histologis, temuan molekuler );T3@;* positi
p>1
etastasis pada 1-$ limonodus aksillaris danFatau limonodus mammaria internal, disertai temuan mikroskopik dengan bantuan diseksi limonodus tetapi tidak tampak secara klinis a
p>1mi
8anya mikrometastasis )<5.2 mm, G2.5 mm*
p>1a
etastasis pada 1-$ limonodus aksillaris
p>1b
etastasis pada limonodus mammaria internal, disertai temuan mikroskopik dengan bantuan diseksi limonodus tetapi tidak tampak secara klinis a
p>1c
etastasis pada 1-$ limonodus aksillaris dan pada limonodus mammaria internal, disertai temuan mikroskopik dengan bantuan diseksi limonodus tetapi tidak tampak secara klinis a
p>2
etastasis pada (-A limonodus aksillaris atau pada limonodus mammaria internal yang tampak secara klinis b tanpa disertai metastasis pada limonodus aksillaris
p>2a
etastasis pada (-A limonodus aksillaris )sekurang-kurangnya satu tumor berukuran <2.5mm*
p>2b
etastasis pada limonodus mammaria internal yang tampak secara klinis b tanpa disertai metastasis pada limonodus aksillaris
p>$
etastasis pada 15 atau lebih limonodus aksillaris atau pada limonodus inraklaikularis, atau limonodus mammaria internal ipsilateral yang tampak secara klinis b disertai satu atau lebih metastasis pada limonodus aksillarisD atau pada lebih dari $ limonodus aksillaris disertai metastasis mikroskopik secara klinis pada limonodus mammaria internal atau pada limonodus supraklaikular ipsilateral.
p>$a
etastasis pada 15 atau lebih limonodus aksillaris )sekurang-kurangnya satu tumor berukuran <2.5mm*, atau metastasis pada limonodus inraklaikular
1+
p>$b
etastasis pada limonodus mammaria internal ipsilateral yang tampak secara klinis b- disertai satu atau lebih metastasis pada limonodus aksillarisD atau pada lebih dari $ limonodus aksillaris dan pada limonodus mammaria internal disertai temuan mikroskopik dengan bantuan diseksi limonodus tetapi tidak tampak secara klinis a
p>$c
etastasis pada limonodus supraklaikular ipsilateral
-
Me4a'4a'i' 0auh 9M
5
etastasis jauh tidak dapat dinilai Tidak ada metastasis jauh
1
Terdapat metastasis jauh
8@, immunohistochemistryD ;T-3@;, reversetranscription polymerase chain reaction . a
Tidak tampak secara klinis diartikan sebagai tidak terdeteksi oleh pemeriksaan radiologis )keculai limoskintigrai* atau melalui pemeriksaan klinis, atau tidak jelas terlihat pada pemeriksaan histopatologis. b
Tampak secara klinis diartikan sebagai terdeteksi oleh pemeriksaan radiologis )keculai limoskintigrai* atau melalui pemeriksaan klinis, atau tidak jelas terlihat pada pemeriksaan patologis.
Ta/el 7( Pen1el&.2&6an S4adiu. American Joint Committee on Cancer #$*##
tadium 5 tadium tadium
Tis T1 T5 T1 T2
>5 >5 >1 >1 >5
5 5 5 5 5
T2
>1
5
T$
>5
5
T5 T1 T2 T$ T$ T( T berapa pun
>2 >2 >2 >1 >2 >5->2 >$
5 5 5 5 5 5 5
tadium &
tadium
tadium & tadium @
1?
tadium /
T berapa pun
> berapa pun
1
VIII( PENANGANAN 3enanganan untuk phyllodes tumor jinak, borderline, atau ganas adalah sama: operasi untuk mengangkat tumor. Tidak ada aturan pasti mengenai batas luas eksisi, tetapi biasanya disisakan tepi 2 cm untuk tumor kecil )G+cm* dan + cm untuk tumor yang lebih besar )<+ cm*. 0iseksi kelenjar aksilla hanya dilakukan apabila terdapat benjolan yang mencurigakan. 'emoterapi dan radiasi tidak eekti. 2,12,1$ 3rosedur bedah yang mungkin untuk mencapai eksisi luas untuk tumor phyllodes adalah: 1$ •
9umpektomi: 3engangkatan tumor hingga setidaknya 1 cm dari jaringan normal sekitarnya.
Jika tumor phyllodes sangat besar atau payudara kecil, mungkin terlalu sulit untuk melakukan eksisi luas dan mempertahankan jaringan payudara yang sehat untuk tujuan kosmetik. 0alam hal ini, dapat dilakukan mastektomi: 1$ •
astektomi parsial atau segmental: 8anya bagian payudara yang berisi tumor phyllodes.
•
astektomi total atau sederhana: 3engangkatan seluruh payudara, tapi tidak ada yang lain )seperti kelenjar getah bening atau otot*.
;isiko untuk terjadinya rekurensi atau metastasis berhubungan dengan derajat histologis. uatu studi menyarankan untuk melakukan mastektomi total lebih eekti daripada breastconserving surgery. >amun, suatu studi oleh &arth )gustus 255A* menyatakan bahwa terapi radiasi setelah breastconserving surgery dengan tepi bebas tumor secara signiikan mengurangi angka rekurensi lokal u ntuk tumor derajat sedang dan malignant. 2,$,#,12
1=
I;( KOMPLIKASI 'omplikasi post operati yang dapat terjadi setelah pembedahan tumor phylloides antara lain:2 - neksi - 3embentukan seroma - ;ekurensi lokal danFatau jauh
;( PROGNOSIS eskipun tumor phylloides secara klinis dianggap sebagai tumor jinak, kemungkinan untuk rekurensi lokal setelah eksisi selalu ada, khusunya untuk lesi yang menunjukkan histologis malignansi. ecara umum kurang lebih $5% penderita tumor phylloides malignan meninggal akibat tumor ini dan kebanyakan pasien meninggal setelah $ tahun sejak penanganan awal pada jenis malignan. 1,1(
1#
DAFTAR PUSTAKA
1. 9annin 0;. @ystosarcoma phyllodes. H6nlineI. 255A Jan $5 Hcited 2512 June 5+ID
ailable
rom:
http:FFemedicine.medscape.comFarticleF1##=2#-
oeriew. 2. >ingrum. @ystosarcoma 3hyllodes.H6nlineI, 2515 arch 5$ Hcited 2512 June 5+ID ailable rom : http:FFwww.breastdiagnostic.comFanatomy. $. Kikipidea, the ree encyclopedia. 3hyllodes tumor. H6nlineI. 2515 ug 2# Hcited
2512
June
5+ID
ailable
rom:
4;9:http:FFen.wikipedia.orgFwFinde.phpL titleM3hyllodesNtumorOampDactionMedit. (. oore '9, 0alley 7. @linically 6riented natomy. +th edition. 4 : 9ippincott Killiams O KilkinsD255?. p.$5-$+ +. aladin '. The 7emale ;eproductie system. n : aladin
'enneth .
natomy and 3hysiology The 4nity o 7orm and 7unction . (th edition. >ew York : cBraw-8ill 255=. p. 15=$-=+. ?. &. O ;oss ;.'. The 0escriptie Cpidemiology o alignant @ystosarcoma 3hyllodes Tumors o the &reast. H6nlineI, 1AA$ ay 1+ Hcited 2512 June 5+I aiable rom : http onlinelibrary.wiley.comFdoiF15.1552F15A=Fpd =. jamsuhidajat ;.Tumor 3hyloides. n: jamsuhidajat ;. &uku jar lmu &edah . 2nd edition. Jakarta : Terbitan &uku 'edokteran 255+. p.(A$ #. @hristopher., 'enneth.6.. alignant 3hyllodes Tumor o the 7emale &reast. H6nlineI, 255? ept 22 Hcited 2512 June 5+ID ailable rom : http:FFintersciene.wiley.com A. Juanita. The ndonesian Journal 6 edical cience : alignant 3hyllodes Tumor o &reast. H6nlineI, 255$ 6ctober Hcited 2512 June 2$ID aiable rom : http:FFmed.unhas.ac.idFjurnalFattachmentsFarticleF=2FJuanita.pd
1A
15. 8amid ;, braham J. &reast cancer. n: braham J, Buller J9, llegra @J, edithors. ðesda handbook o clinical oncology. 2nd ed. 4: 9ippincott Killiams O KilkinsD 255+.p. 1+(-?2 11. ;amli ., Pamris, &urmansyah et all. 3rotokol 3elaksanaan 'anker 3ayudara )3rotokol 3eraboi 255$. . H6nlineI, 255$ arch 22 Hcited 2512 June
5+ID
aiable
rom
:
http:FF
images.onko.
multiplycontent.comFattachmentFsYrY9wokcjs: journal:$2 12. 9ister T., Ballagher @J. alignant 0isease. n : 'umar 3., @lark . @lincal edicine. ?th edition. pain: Clseier aunders D 255+. p +1A-25 1$. arissa K. Treatment o 3hyllodes Tumor o the &reast. H6nlineI, 2512 arch
1(
Hcited
2512
June
5$ID
aiable
rom
:
http:FFwww.breastcancer.orgFsymptomsFtypesFphyllodesFtreatment.jsp 1(. usan @. The &reast. n: 'umar /., bbas . 3athologic &asis o 0isease. =th edition. 3hiladelphia, 3ennsylania: Clseier aunders 255+. p 11(A-+5.
25