Tumbuh Kembang Jaringan Periodontal
Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi. Pertumbuhan ektomesenkim berasal dari neural crest., menunjukkan induksi primer dalam odontogenesis. Jaringan odontogenik primer dapat dibedakan dibe dakan dan dikenali sebagai lamina dental pada awal kehamilan 28 hari. Dental lamina terlihat sebagai suatu penebalan jaringan epitel pada tepi lateral dari stomodeum, dan pada saat membrane oropharingeal pecah. Penebalan epitel berkembang sampai batas inferior lateral dari tulang maksila dan pada batas superolateral dari lengkung mandibula, kedua hubungan tersebut membentuk tepi lateral dari stomodeum. Permukaan epitel odontogenik timbul pada usia perkembangan 35 hari, pada batas inferior lateral dari tulang frontonasal, menimbulkan 4 daerah yang terpisah dari jaringan odontogenik gig geligi rahang atas. Gigi anterior atas berasal dari lamina gigi dalam tulang frontonasal, dan gigi posterior atas berasal dari tulang rahang atas. Gigi geligi rahang bawah berkembang dari daerah lamina dental kiri dan kanan. Gabungan dari 4 pita epitel odontogenik rahang atas membentuk lamina dental yang bersambungan dan terjadi pada usia kehamilan 37 hari. Secara bersama-sama daerah epitel odontogenik rahang bawah menyatu menjadi satu sepanjang garis tengah. Dental lamina atas dan bawah membentuk pita seperti tapal kuda. Pada beberapa hari di bawah ridge rahang terjad pembiakan dari sel epitel jaringan selaput lender ke dalam jaringan mesoderm yang terlihat sebagai suatu bentuk kuntum. Proyeksi dari lamina dental meluas sampai ke dasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordial dari gigi primer (organ enamel). Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar. Pada akhir Cap Stage, yaitu lebih kurang 12 minggu intra uterin, sel-sel dibagian dalam organ enamel berubah bentuk dari bentuk kuboidal menjadi kolumnar dan membentuk epitel enamel dalam (inner enamel epithelium). Sel-sel dilapisan luar tetap berbentuk kuboidal dan dikenal sebagai epitel enamel luar (outer enamel epithelium).
Dibawah inner enamel epithelium, sel-sel mesenkim mengalami penebalan membentuk papila dental, dan ini nantinya akan berkembang menjadi pulpa gigi. Sel mesenkim yang terletak di luar gigi dan berkontak dengan dentin akar berdiferensiasi menjadi sementoblas yang kemudian menjadi sementum. Di luar lapisan tersebut, mesenkim menghasilkan ligamentum periodontal yang berfungsi sebagai peredam kejut dan mempertahankan gigi pada posisinya.
Pembentukan Sementum
Sementum merupakan jaringan avaskuler, tidak ada remodeling dan pertumbuhan secara aposisi. Sementum sebagai perlekatan serabut dari ligament periodontal dan penting dalam proses erupsi gigi. Terjadi deposisi pada daerah apikal yang berfungsi untuk mempertahankan panjang gigi (kompensasi abrasi/erosi email). Merupakan kesatuan antara sementum dengan tulang alveolar. Pembentukan sementum terjadi pada waktu pembentukan akar dan periodontium oleh sementoblas dari ektomesenkhim pada folikel gigi. Sel selubung akar membentuk materi menyerupai email (enameloid) pada permukaan dentin akar yang Baru dibentuk. Enameloid dibentuk sebelum sementum yang berfungsi sebagai pemicu dan melekatkan sementum pada dentin (intermediet sementum I lapisan hialin). Matriks ekstraseluler terdiri dari organik dan anorganik berupa kristal hidroksiapatit. Matriks organik berupa kolagen, protein non kolagen, substansi dasar. Asal kolagen dari sementoblas dan fibroblast ligamen periodontal Pada sementoblas terjadi sintesis dan sekresi serabut kolagen intrinsik. Pada fibroblast terdapat serabut kolagen ektrinsik dari ligament periodontal sebagai serabut Sharpey yang berinsersi pada sementum.
SementoblasStruktur dan fu ngsi sementoblas menyerupai osteoblas. Lapisan pertama pada permukaan dentin akar sementoblas membentuk sementoid kemudian sementum (pre sementum). Kadang-kadang sementoblas dikelilingi oleh produk sekretorinya untuk terjadi kalsifikasi (sementosid). Bentuknya kuboid, sitoplasma basal, retikulum endoplasma kasar, golgi apparatus lebih banyak menunjukkan gambaran sel aktif Pembentukan semen aktif diikuti periode pasif (istirahat) sebagai incremental lines. Pembentukan sementoblas secara aposisi. Terjadi sintesis dan sekresi serabut kolagen intrinsik. Terdiri dari protein non kolagen dan tidak terkalsifikasi. Sel mengambil,
menyimpan, melepaskan ion Ca dan P. Kalsifikasi terjadi pada serabut kolagen intrinsik dan ektrinsik kecuali pada serabut ektrinsik sebelah apikal. Kalsifikasi pertama karena ada penyebaran hidroksiapatit dari dentin. Tidak ada remodeling, perbaikan. dengan aposisi sementum Baru. Tipe sementum berdasar pada kecepatan sementogenesis. Ada 2 jenis yaitu. sementosit (seluler) dan Non sementosit (aseluler). Sementum aseluler sifatnya tipis (± 50 1 μm), terdapat sekitar 1/3 - /2 panjang akar dari arah mahkota. Terbentuk akibat pembentukan seme.itum yang lambat. Ditandai dengan incremental lines, sejajar dengan permukaan akar. Banyak didapati serabut Sharpey. Sementum seluler berupa lapisan tebal 200-300 μm pada ujung akar dan furkasio. Kadang-kadang menutup ujung akar. Pembentukan cepat, sementoblas terperangkap matriks termineralisasi seperti lakuna. Banyak prosesus sitoplasma, ada komunikasi antar sel. Nutrisi tergantung pada diffusi dari ligamen periodontal (karena sementum avaskuler). Bila sementum terlalu tebal, lapisan terdalam akan mati, ada daerah kosong. Pada sementosid yang hidup, kanalikuli (prosesus) berorientasi ke ligamen periodontal. Serabut intrinsik lebih banyak. Perubahan karena umur terjadi penambahan ketebalan (prosesus interrniten) sepanjang hidup gigi. Terjadi deposisi sementum seluler lebih tebal daripada aseluler. Ketebalan sementum menunjukkan estimasi umur tua maupun adanya faktor
lain
seperti
penyakit
periodontal).
Terjadi
abnormal
penebalan
seperti
hipersementosis (hipertrofi, hiperplasia). Dapat aus karena penyikatan gigi sehingga dentin terbuka Sementum menutupi dentin pada akar anatomis. Pada gigi mencapai oklusi terdapat di akar 2/3 dibentuk. Epitel selubung akar berfungsi untuk memproduksi protein sehingga dideposisikan pada permukaan dentin bagian akar berama dengan karbohidrat akan membentuk substansi dasar. Pada epitel selubung akar terjadi disintegrasi sehingga sel-sel pada saku gigi bergerak ke permukaan dentin bagian akar clan permukaan akar ditutupi oleh selapis sementum yang belum terkalsifikasi, menjauhi dentino enamel junction untuk membentuk sementoid pada ketebalan tertentu akan terjadi kalsifikasi. Terjadinya
deposisi
sementum
membutuhkan
interval
waktu.
Apabila
sementoblas istirahat maka kalsifikasi meningkat. Pembentukannya secara aposisi bukan remodeling. Resorpsi pada sementum misal karena tekanan alat seperti alat orthodonti ataupun karena trauma pada gigi decidui. Pada daerah servikal gigi bersifat aseluler, tidak ada penambahan ketebalan, merupakan primer sementum, tipis, mudah terkena karies
bila ada resesi gingiva, mudah rusak karena ada tekanan sikat gigi. Lebih ke arah apikal merupakan sementum seluler, terjadi deposisi sementum sepanjang gigi masih ada, lebih tebal dari sementum sekunder, nutrisi dari ligamen periodontal. Hipersementosis terjadi pembentukan sementum berlebihan, sehingga dapat mengakibatkan kesukaran ekstraksi misal akibat perawatan mumifikasi pulpa. Bila tidak ada sementum, menyebabkan gigi goyah misal pada resorpsi akar desidui.