TUJUAN PRINSIP KETERBUKAAN Pentingnya prinsip keterbukaan dalam pasar pasar modal, uga tela! ditekankan ole! !asil stud studii intern internati ationa onall Federa Federatio tion n of Stock Stock Exchan Exchanges ges "#IB$% pada ta!un &''() *isebutkan dalam rangka menuu millenium ketiga orientasi pengembangan pasar modal dunia adala! men+iptakan men+iptakan pasar modal pasar pasar modal yang likuid dan e-isien) .asil riset International Organization of Securitiies Comissions "I/S0/%, mengungkapkan ba!1a pasar modal yang mengembangkan sistim yang aman dan e-isien terbukti lebi! menarik bagi in2estor domestik maupun asing)
/le! karena itu, perlu pengaturan pengaturan yang dapat mengembangk mengembangkan an pasar modal menadi menadi e-isien) Pengaturan tersebut diperlukan mengingat pasar modal tela! lama dipadang sebagai barometer dalam !akekat bisnis)
Federal Reserve Bpard " #RB% #RB%& memp-ormulaiskan
kebiaksanaan moneternya dengan mengikuti &3 indikator ekonomi, diantaranya adala! pasar moda modal) l)
Seala Sealama ma bert berta! a!un un4ta 4ta!u !un n #RB #RB tela! tela! meru merumu musk skan an,, ba!1 ba!1aa pasa pasarr moda modall dapa dapatt
membantu ramalan dan bentuk bisnis yang akan datang) 3
sebagai sala! satu indikator
ekonomi,k ekonomi,kedudu edudukan kan pasar modal modal dalam menunang menunang perekonomia perekonomian n nasional nasional mempunyai mempunyai peran yang strategis) 5 *engan demikian prinsip keterbukaan menadi isu utama yang !arus dikai dalam pasar modal) Prinsip keterbukaan sekarang ini buka menrupakan !al baru, tetatpi suda! merupakan seara! seara! yang yang panan panang g dalam dalam dunia dunia pasar pasar modal, modal, sebagi sebagiman manaa tuntun tuntunan an perlun perlunya ya prinsi prinsip p keterbukaan dalam pasar modalnya dari ke!an+uran akibat teradinya great teradinya great depression depression itahun &'3')6
1 FRB adalah dewan pimpinan Federal Reserve System. Ketujuh anggotanya, dengan persetujuan Senat, diangkat oleh Presiden Amerika Serikat untuk masa bakti 14 tahin ! "S gayed, Challenge of A Generation Beyond The Crash of 87, # $ew %ork & 'nstitute o( Finan)e $ew %ork, 1*+*, hal -4 - Bandingkan Peter S Rose, Rose, Money and Capital Maret The Finan!ial System in an "n!reasingly Glo#al e!onomy, #illinois, Boston & .owjones / irwin, 1*+*, hal 4
Untuk lebi! mema!ami pembenaran prinsip keterbukaan tersebut dapat diikuiti pengamatan 0o--ee tentang perlunya sistim keterbukaan 1aib) Teori yang lebi! seder!ana dapat menelaskan bagaimana sisitim keterbukaan di-okuskan) Ja1aban ini akan meng!asikan empat tuntutan) 7 Pertama karena in-ormasi memiliki karesteristik dari suatu barang umum " Pu!lic "ood# , maka penelitian sa!am +enderung kurang tersedia) Kurangnya ketersediaan tersebut berarti ba!1a in-ormasi yang diberikan eminiten tidak dapat di2eri-ikasi se+ara optimal dan ba!1a kurangnya upaya yang dilakukan ter!adap pen+arian in-ormasi materiel dari sumber emiten) Sistis keterbukaan 1aib dapat dili!at sebagai suatu strategi pengurangan biaya in-ormasi dalam umla! besar dan penguian akurasi yang lebi! baik) $edua ada dasar substansial untuk diper+aya ba!1a ketidake-isienan yanga lebi! besar akan teradi tanpa sisitem keterbukaan yang 1aib karena biaya sosial yanga berelebi! akan dikeluarkan in2estor untuk menegear laba perdagangan) Sebaliknya pengkolektipan dapat mengurangi Social %atse yang timbul dari kesala!an alokasi sumber daya ekonomi untuk men+apai tuuan ini) $etiga teori 8 self&induced disclosure9 yang sekarang populer di antara para teoritisi perusa!aan dan sebagaimana diyakini ole! Esterbook dan #is+!el, !anya memiliki 2alidasi terbatas) Suatu kelema!an k!usus dalam teori tersebut adala! ba!1a teori tersebut mengabaikan signi-ikasi dari kontrol perusa!aan dan terlalu banyak menganggap ba!1a kepentingan manager dan pemegang sa!am dapat diluruskan se+ara sempurna) $eempat dalam pasar modal yang e-isien, amasi! ada in-ormasi lain yang dibutu!kan in2estor rasional untuk mengoptimalkan porto-olio
sa!amnya) In-ormasi yang demikian
sangat baik diberikan melalui suatu sistem keterbukaan 1aib) *engan pemberian in-ormasi berdasarkan prinsip keterbukaan itu, maka dapat diantisipasi
teradinya kemungkinan in2estor tidak memperole! in-ormasi
atau -akta
4 0an)urnya pasar modal Amerika Serikat pada tahun 1*!* juga mempengaruhi bursa e(ek di 0india Belanda Apalagi resesi ekonomi dunia ini disusul Perang .unia '' tahun 1*-* serta masuknya 'ndonesia dalam era penjajahan epang dan perang kemerdekaan memebuat bursa e(ek tidak ber(ungsi 2 ohn 3 3oee,r, 1, 56arket Failure and the ")onomi) )ase (or A 6andatory .is)losure System, 5$irginia la% Revie%, # 7ol 8*, 1*+4, hal 8!198!!
materiel atau tidak meratanya in-ormasi bagi in2estor disebabkan ada in-ormasi yang tidak disampaikan atau bisa uga ateradi in-ormasi aynag belum tersedia untuk publik tela! disampaikan kepada orang4orang tertentu) Seperti kepada seseorang atau kelompok in2estor lainya): sedangkan in-ormasi sangat ber-ungsi karena berisi -akta materiel, yanag dapat dibuat sebagai ba!an pertimbangan bagi in2estor untuk melakukan in2estasi)
;
Penekanan untuk men+ermati elaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal Indonesia adala! langka! yang tepat dilakukan)
(
Akibatnya in2estor sulit untuk mengambil keputusan untuk berin2estasi melalui pasar modal) .al ini sesuai dengan pendapat , ba!1a apabila makin elas in-ormasi perusa!aan, maka keinginan in2estor untuk berin2estasi semakin tinggi) Sebaliknya keadaan atau ketertutupan in-ormasi dapat menimbulkan keragu4raguan in2estror untuk berin2estasi)' : ames .3o;, Robert < 0illman, .onald 3 =ange>oort, Se!&rities Reg&lation Cases and materiels, # Boston, ?oronto, =ondon & 5ittle, Brown and 3ompany, 1**1, hal 2292: 8 . Brian 0uord, 5.eserring Fraud >s A>oiding the 5 Strike Suit@ & Rea)hing An Approriate Balan)e, 'Broolyn (a% Revie%, # 7ol:1,1**2, hal 2*-92*4 + ohn 3 3oee, r, 1, )p.!it., hal 8-8 *
er, 5?he $ature o( 6andated .is)losure,@ dalam Ri)hard A Posner and Kenneth " S)ott #ed, (o!.!it. hal -81
Pembenaran prinsip keterbukaan untuk menaga keper+ayaan in2estor sealan dengan pengembangan pasar modal di indonesia, yaitu agar kualitas in-ormasi semakin terper+ayadan semakin tepat 1aktu, akses in2estor ter!adap in-rmasi semakin terbuka luas, dan biaya untk memperole! in-ormasi semakin mura!)
&=
Penegakan Prinsip keterbukaan untuk menaga keper+ayaan in2estor sebagai -aktor -undamental, bukan satu4satunya pedekatan untuk memprediksi !arga sa!am) #aktor teknis, seperti psikologis dan emosi uga mempengaru!i !arga sama!) &&
&3
Keadaan Politik,
&5
Kebiakan pemerinta! dan rumor)
&6
Pedekatan
teknis sebagai aliran kedua setela! pendekatan -undamental, menyatakan ba!1a in2estor adala! ma!luk yang irrasional) seorang
Bursa pada adasarnya adala! +erminan mass !ehavior
indi2idu yang bergabung
dalam
suatu
massa, bukan
!anya
ke!ilangan
nationalitasnya, tetapi uga sering akli melebur indentitas pribadi kedalam identitas kolekti-) .arga sa!am sebagai komoditas perdagangan, tentu, dipengaru!i ole! permintaan dan pena1aran) Pada gilirannya permintaan dan pena1aran merupakan mani-estasi dari kondisi psikologis in2estor )&7
1 0asan ein, 536S dan Pengembangan Pasar 6odal di 'ndonesia,@ dalam 'ndra SaCtri, ed, Catatan *olom +asan ein B&& -ertama, # akarta & Do Dlobal Book Publishing .i>ision SaCtri E 3o,1**+, hal - 11 =awren)e A 3ynningham, !, 53apital 6arket ?heory, 6andatory .is)losure, and Pri)e .is)o>ery, 5ashington and (e (a Revie%, #7ol 21, 1**4, jal +24 =ihat juga Kenneth 6 =ehn, 5 3omment on the 0arris paper,@ Cornell (a% Revie%, # 7ol 84, 1*+*, hal *4+ 1! Kenneth 6 =ehn, (o!.!it, hal,*4+ 1- 6aruki Gsman, etal, ABC -asar Modal "ndonesia, # akarta & lembaga Pengembangan Perbankan 'ndonesia dan 'katan Sarjana "konomi 'ndonesia 3abang akarta, 1**, hal 18! 14 Sjahrir,!, Tin/a&an -asar Modal, # akarta & P? Dramedia Pustaka Gtama, 1**2, hal !!* 12 "#id, hal 128
Pelaku pasar modal baik analisi sa!am atau pernase!at in2estasi, pialang maupun in2estor, k!ususnya para in2estor yang potensial atau in2estor rasional bisa terba1a -aktor psikologis dan emosi yang mempengaru!i !arga sa!am) Keper+ayaan in2estor uga dpengaru!i keadaan politik, ole! karena penentu !arga tidak
selamanya
dipengaru!i
persoalan4persoalan
nera+a
pembayaran
dari
upaya
meningkatkan pertumbu!an ekonomi, tettapi ditentukan uga dengan pertimbangan -aktor politik)&: #aktor politik yang mempengaru!i !arga sa!am ini dapat dipa!ami se+ara seder!ana dari peristi1a4peristi1a politik yang teradi di indonesia menelang era re-ormasi) Pasar modal Indonesia pada saat4saat menelang era re-ormasi,&; banyak in2estor asing yang meninggalkan Indonesia dan ber!enti melakukan perdagangan sa!am) *engan ber!entinya mereka melakukan transaksi, in2estor loka uga meniru in2estor asing yang pro-esiobal uga diburu ole! in2estor domestik "lokal%, karena dianggap sa!am tersebuty prospekti- dan di!arapkan akan muda! merai! capital gain ) *engan dmeikian bayak in2estor domestik yanga melakukan spekulasi dengan mengamati serta mengikuti transaksi ual beli yang dilakukan para in2estor asing) &( Saul >e2more menguraikan, ba!1a apabila in-ormasi se+ara relati- muda! diperole! para pelaku pasar modal, maka in-ormasi tersebut masuk kepasar dengan nilai kebenaran yang akurat) &' *alam kaitannya dengan +ara memperole! in-ormasi ole! para pelaku pasar dan mekanisme pen+iptaan !arga yang akurat, >e2more mendekung pendapat Esterbook dan #is+!el 1: Sidney 3ottle, Roger F 6urray, Frank " Blo)k, Se!&rity Analysis, # $ew %ork & 6)Draw90ill Book 3ompany, 1*+*, hal :8 18 Peristiwa9peristiwa politik yang menuntut re(ormasi, baik terjadinya demonstrasi9demontsrasi mahasiswa dan intelektual , yang diikuti dengan terjadinya tragedi ?risakti 11 6ei serta kerusuhan dan penjarahan 1-914 6ei 1**+, membuat in>estor asing ragu terhadap stabilitas keamanan 1+ Syarir, Tin/a&an -asar Modal, # akarta & P? Dramedia Pustaka Gtama, 1**2 , hal 12! 1* Saul =e>more, 5"H)ient 6arkets and Puling 'ntermediaries,@ $irginia (a% Revie%, # 7ol 8, 1*+4, hal :48
mengenai E0<.)3= *ukungan >e2more tersebut dipa!ami m mengingat pertimbangan Easterbook dan #is+!el mengenai alasan pembenaran sistim keterbukaan 1aib adala! berdasarkan
pertimbangan
e-isiensi
"efficienc(&!ased&)ustifications# dan berdasarkan
pertimabangan e-isiensi tersebut mereka sangat membatasi per!atian ter!adap persoalan4 persoalan yang berkaiatan dengan sistim keterbukaan 1aib dari pemilik in-ormasi) *alam !al ini, yang menadi -okus sistem keterbukaan 1aib adala! fairness dan e-isiensi karena pendukung sistim keterbukaan 1aib se+ara !istoris membuat penekanan pada fairness dan e-isiensi) 3& Namun menurt 0o--ee argumentasi terkuata ats suatu sistim keterbukaan 1aib dapat didasarkan pada e-isiensi) *ia menguraikan, data empiris se+ara kuat menyatakan ba!1a penggunaan sistim keterbukaan 1aib meyebarkan !arga yang diturunkan, se!ingga dapat meningkatkan e-isiensi alokasi pasar modal) Berdasarkan !al itu, 0o--ee menyatakan sistem keterbukaan 1aib tidak !anya berlandaskan pada bukti !istoris) Sebab logika ekonomi uga menunukkan pada kesimpulan yang menyatakan adanya kelema!an penelitian sa!am dan 2eri-ikasi karena tidak adanya sistem keterbukaan 1aib)33 Tuuan pelaksanaan prinsip keterbukaan untuk membantu menetapkan !arga paasar yang akuratm rele2an dengan kebutu!an in2estor +anggi! atau pro-esional " sophisticated investor % yang memerlukan in-ormasi untuk kepeutusan in2estasi) 35 karena dalam apasar modal modern !arga sa!am tidak ditentukan ole! in2estor4in2estor indi2idual amatir atau in2estor biasa " average investor % tetapi adala! in2estor pro-esiaonal)36 *alam !al ini , tidakla! penting apaka! in2estor biasa bisa mnegerti atau tidak mengerti tentang in-ormasi yang dismapaikan)
! "#id. =ihat juga Graian mengenai "360 dalam kerangka teoritis sebagimana terdapat pada bab Kesatu dan Graian "360 dalam tujuan pertama prinsip keterbukaan di muka 0al 8+ !1 ohn 3 3oee, r, )p. Cit, hal 821 !! "#id. 0al 821982! !- Frank 0 "asterbook dan .aniel R Fis)hel !, )p.!it., hal!*+ !4 ohn 6 $ewman R, 6arks 0errmann dan Deorey Ritts, )p.!it, hal 28!
?ang uatama adala! in-ormasi itu !arus iin-ormasikan tanpa memeper!atikan siapa yang memperole!nya lebi! da!ulu) 37 0ara pemyampean in-ormasi diatas didasarkan pada asumsi ba!1a !arga ter+ermin dari in-ormasi yang e-isien) .al ini membenarkan ba!1a keakuratan !arga sebagai akibat yang menguntungkan dari keterbukaan)
3:
Pen+apaian tuuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan in2estor tersebut !anya dapat di!arapkan terpenu!i, sepanang in-ormasi yang disampaikan kepada in2estor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan in-ormasi lainnya yanga mengandung -akta materiel) *engan penyampaian
in-ormasi
yanga
dmeikian kepada in2estor berguna
untuk
meng!indarkan in2estori bentuk4bentuk penipuan atau manipulasi )3; *engan demikian penerapan prinsip keterbukaan bagi penase!at in2estasi atau pelaku pasar modal lainnya, seperti emiten, pemamin emisi "under%riter %, pro-esi penunang pasar modal dan pialang "!roker * dealer % dimaksudkan untuk ter+iptanya !ubungan yang fair anatar mereka dan in2estor)
!2 Frank 0 "asterbook dan .aniel R Fis)hel !, )p.!it., hal!*+ !: "#id, hal !!* !8 Keith Kanouse, 5?he Rise and (all o( the Pri>ate 3ause o( A)tion For >iolation o( 6argin ReIuirement,@ Banging (a% 0o&rnal, hal 1--91-4 !+ -82 GS 1+,1*291*: #1*:2 !* ?eori 1d&!iary d&ty adalah suatu kewajiban yang ditetapkan undang9undang bagi seseorang yang meman(aatkan sseorang lain, dimana kepentingan pribadi seseorang yang diurus oleh pribadi lainnya, yang si(atnya hanya hubungan atasan9bawahan sesaat
memiliki potensi untuk menyala!gunakan 1e1enangnya) /le! sebab itu !ubungan pemegang keper+ayaan tersebut !arus didasarkan kepada standar yang tinggi) *alam common la%
5=
penipuan tela! dikonstruksikan se+ara lebi! luas dalam gugatan
emla1an orang4irang yang memegang keper+ayaan " fiduciaries% dibandingkan dengan gugatan ter!adap indi2idu4indi2idu) Karena dalam !ubungan keper+ayaam dan kera!asiaan, pe,egang keper+ayaan di!aruskan untuk menerapkan standar perilaku yang lebi! tinggi dan dapat diminta pertanggunga1abannya brdasarkan doktrin 8constructive fraud'
untuk
pelanggaran fiduciar( dut( +./ Penerapan dut( of care dalam menerapkan teori fuduciar( dut( atau standar pro-esi atau ke1aiban !roker&dealer tersebut dapat diterapkan kepada pelaku pasar modal lainnya, mengingat mereka ini mempunyai ke1auban sama sebagai orang yang memegang keper+ayaan dari in2estor)
keterbukaan !arus
dilaksanakan denganprinsip ketinggian deraat akurasi in-ormasi dan deraat kelengkapan in-ormasi se+ara fair+ Sebaliknya peraturan pasar modal melarang penipuan atas pemberian - 3harity S)ott,@3a>eat 7endor & Broker9.ealer =iability Gnder the Se)urities ";)hange A)t,@ Se!&rities Re2&lation (a% 0o&rnal, #7ol 18, 1*+*, hal !*1 -1 "#id, hal !8* -! Dlen
in-ormasi yang sala!, kebenaran yang tidak lengkap dan diam sama sekali ter!adap in-ormasi) Pelarangan ter!adap pemberian in-ormasi yang tidak akurat tersebut bertuuan agar in-ormasi tidak menyesatkan in2estor dan tidak merusak !arga sa!am) .arga sa!am yang akurat berkaitan dengan keakuratan in-ormasi yang diterima in2estor pada saat pengambilan keputusan dalam perdagagan sa!am) Perkembangan penentuan -akta materiel di Amerika Serikat tersebut dapat dili!at dari penentuan pada tiga pendapat pengadilan yang berkaitan satu sama lain)57 Pertama standar penentuan -akta materiel yang disa!kan pengadilan melalui SEC v+ 0exas "ulf Sulphur 6=& #)3d (55 "3d) 0ir) &':(%, ba!1a standar penentuan -akta materiel adala! didasarkan pada test emungkinan@ukuran9 12pro!a!ilit( 3magnitude'# -akta perusa!aan dimasa mendatang)5: Second Cirkuit dalam 0exaz "ulf Sulphur menetapkan !alancing&test dua sisi untuk menilai materialitas peristi1a yang mempengaru!i kemungkinan masa depan perusa!aan)5; In-ormasi yang dipermasala!kan dalam kasus 0exas "ulf Sulphur itu adala! temuan 0exas "ulf Suphur setela! pengeboran eksplorasi lanutan, dan sebelum diadakan suatu press release untuk menyatakan !asil penemuan, beberapa orang dalam 0exas "ulf Sulphur membeli sa!am didalam perusa!aan dan 8memberikan in-ormasi9 kepada beberapa orang mengenai !asil penemuan) 5( Pengadilan menetapkan test 8kemungkinan@ukuran9 atas materialitas in-ormasi yang bisa mempengaru!i kemungkinan perusa!aan di masa mendatang)5' *engan demikian untuk menentukan -akta merupakan materiel menurut test
tersebut adala! tergantung pada
keseimbangan indikasi kemungkinan ba!1a suatu peristi1a akan teradi dan antisipasi
-2 S3C v. Te4as G&lf S&lph&r, 41 F !d, +-- #!d3ir1*:+, TSC "nd&stries "n!.v. 5orthe%ay, 4!: GS 4-+ #1*8:, Basi!, "n! v. (evinson, 4+2 GS !- #1*++ -: S3C v. Te4as G&lf S&lph&r, 41 F !d, +--,+4* #!d3ir1*:+
-8 Ste>en D Sanders, 5=ine / 'tem .is)losure Pro>isions and ?he 6ateriality o( Preliminary 6erger $egotiations A(ter "n Re Deorge 3 Kern, r,@Broolyn (a% Revie%, # 7ol 2*, 1**-, hal 1+4 -+ "#id -* Ste>en D Sanders, )p.!it, hal 1+491+2
ukuran dari peristi1a berdasarkan totalitas kegiatan perusa!aan) 6= *isamping itu, pengadilan dalam kasus 0exas "ulf Sulphur tersebut membuat kesimpulan ba!1a pengeta!uan tentang !asil penemuan mungkin penting ter!adap in2estor yang rasional dan mungkin tela! mempengaru!i !arga sa!am)6& $edua standar penentuan -akta materiel yang disa!kan pengadilan melalui 0SC Industiries Inc v 4orth%a( 63: U)S) 65( "&';:%) Pengadilan dalam kasus 4orth%a( menyatakan 8 5n omtited fact is material if there is a su!stansial likelihood that a reasona!le shareholder %ould consider it important in deciding ho% to vote++++++it does not re6uaire proff of a su!stantial likelihood that disclosure of the omitted fact %ould have caused the reasona!le shareholder to change his vote+ 7hat the standard does contemplate is a sho%ing of a su!tantial likelihood that under all the circumstances the omitted fact %ould have assumed actual significance in the deli!erations of the reasona!le shareholder+'8, $etiga Standar penentuan -akta materiel yang disa!kan pengadilan melalui Basi+, In+ 2) >e2inson, 6(7 U)S 336 "&'((%, ba!1a standar -akta materiel ditetapkan berdasarkan suatu fact&specivic&case&!(&case yang bersumber dari keputusan pengadilan dalam kasus 4orth%a( dan kasus 0exas "ulf Sulphur dimuka)65 Pengadilan dalam kasus Basic tersebut menyatakan 80he fraud on the market theor( is !ased on the h(pothesis that in an open and developed securities market the price of a compan(9s stock is determined !( the availa!le material information regarding the compan( and its !usiness++++++ :isleading statements %ill therefore defraud purchasers of stock even if the purchasers do not irectl( rel( on the misstatements++ 0he casual connection !et%een the defendants ;fraud and the plaintiffs9 purchase of stock in such a case is no less significant than in a case of direct reliance on misrepresentation+' 66 4 "#id 41 "#id 4! Ste>en D Sanders, )p.!it., hal 1+4- Basi!, "n! v. (evinson, 4+2 GS !!4, !-* #1*++ 44 ery = .a>is, 56ateriality and S"3 .is)losure Filing,@ Se!&rities Reg&lation (a% 0o&rnal, # 7ol !4, 1**:, hal 1*
*alam kasus Basic tersebut pengadilan berpendapat , ba!1a suatu penipuan, materiel dili!at darai
apaka!
pernyataan
mempengaru!i
keputusan
in2estor yang
rasional
untuk
berin2estasi)67 Sebab berdasarkan fraud&on&the market theor( suatu pernyataan dikatakan menyesatkan !anya apabila pernyataan tersebut dapat membelokkan keputusan in2estor pro-esional untuk berin2estasi) 6:
42 ohn 6 $ewman, r, 6ark 0errmann dan Deorey Ritts, 5Basi) ?ruth & ?he 'mpli)ations o( the Fraud9on9the 6arket ?heory (or ">aluating the 56isleading & and Jmateriality elements o( se)urities Fraud 3laims, 5The 0o&rnal of Corporation (a%, # Summer , 1**2, hal 28- 4: "#id, hal 284 48 4+2 GS !!4,!!* #1*++ 4+ "#id
Bila emiten dituntut untuk menalankan prinsip4prinsip transparasi se+ara penu! maka pelaku pasar lainnya yang menadi sorotan taam saat ini adala! Perusa!aan E-ek, apaka! itu Penamin Emisi, Penase!at In2estasi atau manager In2estasi dan Perantara Pedagang E-ek)
dan perdagangan orang dalam "insider trading# sebua!
tuntutatn yang 1aib dipatu!i bila tidak ingin meng!adapi sanksi denda &7
Sala! satu elemen penting yang mendorong pertumbu!an bursa e-ek adala! ke!adiran in2estor asing yang melakukan pembelian sa!am4sa!am yang diual pada primar( market ataupun di secondar( market+ Ke!adiran asing dalam pembelian sa!am baik untuk in2estasi angka pendek maupun angka panang dapat diadikan petunuk untuk meli!at seau! mana keper+ayaan dan pandangan atas bursa e-ek Indonesia) *alam ka+amata ekonomi pembelian sa!am ole! asing dapat menimbulkan sesuatu arus masuk in2estasi yang teradi melalui mekanisme pasar modal)
Aspek kepentingan !ukum yang !arus diadikan landasan untuk mendorong dan lebi! memberikan keper+ayaan mereka agar angan angkat kaki dari pasar modal Indonesia menyangkut bagaimana institusi dan kelembagaan pasar modal seperti bursa e-ek yang perannya adala! memberikan -asilitas transaksi e-ek yang transparan, 1aar dan e-isien)Kelembagaan pasar modal alinnya seperti lembaga Kliring dan Penaminan dan lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yang di1akili ole! P0+ $liring Pen(elesaian Efek
indonesia "KPEI% dan P0+ $ustodian Sentral Efek Indonesia "KSEI% !arus dapat membantu upaya e-isiensi trnasaksi e-ek yang dapat menamin keamanan dari transaksi in2estor asing)
0R54SP5R54SI I4FOR:5SI B5"I 5SI4" Tentang masala! trasnparasi di pasar modal bagi in2estor asing adala! !al yang mutlak dan menadi bagian penting yang !arus ditegakan ole! seluru! pelaku pasar, k!ususnya emiten yang akti-itas dan transaksinya banyak ber!ubungan dengan pertumbu!an sebua! industri pasar modal) Setiap transaksi emiten yang si-atnya material !arus diumumkan kepada publik dimana in-ormasi tersebut berpengaru! dengan perkembangan !arga sa!am)
*idalam menentukan ukuran tentang ada atau tidaknya kepastian !ukum bagi keberadaan in2estor asing d pasar modal Indonesia) Berkaitan dengan bagaimana mereka merasakan ba!1a kepentingan usa!a, kepentingan ekonomis dan keamanan in2estasi yang tela! mereka tanamkan di Indonesia) Ketika kondisi pasar modal yang sedang bergeolak akibat krisis moneter tela! menyebabkan banyak pelaku ekonomis pasar melakukan konsolidasi dan e-esiensi baik yang menyangkut sistem amupun sumber daya manusia yang ada) Se!ingga kondisi saat ini menadi batu uian yang sangat berat tentang bagaimana komitmen dan integritas entitas asing di pasar modal)
Penrgakkan prinsip transparasi, ke1aaran dan e-esiensi !arus berlangsung se+ara konsisten, independen dan konsekuen) Ini !endaknya ter+ermin dari langka!4langka! penga1asan Bapepam yang ber!ubungan dengan ke1enangan pre-enti- atau represi- kepada pasar) Tanpa mengurangi keseimbangan akti-itas ekonomis pasar, ke1enangan untuk melakukan pemeriksaan dan penyidikan, melalui Biro Pemeriksaan dan penyidikan akan menadi palu yang dapat memna+ang pilar4pilar tersebut di tempat yang kuat, bukan !anya sekedar basa4 basi atau sikap politis nepotisme dan korupti-)
$E0ERB>$554
alaupun PT) BEJ bukan perusa!aan go&pu!lic bukan berarti pula si-at perseorangan menadi tertutup, ole! sebab itu prinsip4prinsip publik disclosure !arus dapat diterapkan dalam artian yanag sempit) /le! sebab itu layak dipikirkan langka!4langka! dalam penualan pelelangan sa!am4sa!am tersebut yang antara lain menurut kami yang +ukup penting berupa &) :em!erikan pengakuan hukum dan kesempatan (ang sama !agi /? perusahaan efek (ang memang !enar&!enar !erniat untuk melakukan pen)ualan sahamn(a@ 3) :eski !atas %aktu pemilikan /? perusahaan pialang terse!ut telah le%at 1 ? Aanuari /,# tetapi !ila masih dimilikin(a izin usaha se!agai perusahaam efek dapat di!erikan prioritas !agi mereka (ang mendapatkan kem!ali saham terse!ut@ 5) Pengumuman dan atat cara pen)ualan harus diumumkan seluas&luasn(a sehingga dapat diketahui oleh setiap pihak (ang mana ketentuan %aktu proses asministrasi dan tata cara pem!elian dapat dirasakan adil@ 6) Sehu!ungan dengan tim!uln(a minat asing atau perusahaan patungan lainn(a untuk emlakukan kompetisi maka perlu dirumuskan ketentuan pelelangan (ang akan dapat mem!erikan porsi (ang le!ih adil antara Perusahaan Efek lokal dengana sing (ang !iasan(a mereka le!ih !an(ak memiliki modal untuk !er!uru s aham BEA@ 7) Selisih harga antara nilai nominal saham dengan hasil pen)ualan harus di perhitungkan se!agai keuntungan perseroan dan diumukan kepada pemegang saham (ang lainn(a@
I4"$5R A54AI Jani4ani emitenyang perlu di+atat adala! menyangkut soal tanggung a1ab dana yang didapatkan dari para in2estor yang menadi pemegang sa!amnya) Soal tanggung a1ab untuk menggunakan dana tersebut sesuai dengan isi prospektus yang umumya memberikan gambaran prospekti- masa depan) Biasanya dari komposisi dana !asil go pu!lic yang diman-aatkan ole! emiten mnyangkut soal komposisi pembayaran !utangC dan ekspansi usa!a atau memperkuat modal kera) Bila dalam angka 1aktu yang tela! ditetapkan didalam prospekyus dan umla! dana yang akan dialokasikan untuk men+apai pertumbu!an ternyata emiten melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan ani4ani yang tela! diu+apkan didalam prospektus) Se!ingga prilaku emiten tersebut adala! +erminan dari sebua! pelanggaran !ukum yang dapat
dikatagorikan sebagai sebua! 1asnprestasi atas +idera ani yang tela! disepakati dalam prospektus) Bapepam me1aibkan emiten yang oroyeksinya tidak ter+apai atau adanya peruba!an atas ren+ana yang ada didalam prospektus untuk mengadakan pu!lic expose atau melakukan penelasan kepada publik tentang peruba!an tersebut) Keterkaitan !ukum atas tanggung a1ab dengan adanya pu!lik expose ole! emiten merupakan bagian implementasi tanggung a1ab atas keterbukaan in-ormasi yang !arus disampaikan kepada in2estornya) Prilaku Emiten yang seperti ini elas melanggar integritas pasar dan dapat digolongkan bila dapat dibuktikan ba!1a dana4dana !asil go pu!lic tersebut diman-aatkan bukan buat kepentingan perusa!aan tetapi buat kepentingan pemegang sa!am utama)
BAB III Berbagai peraturan pelaksanaan pasar modal mempersyaratkan perusa!aan perusa!aan yang mena1arkan sa!am mereka untuk diual kepada publik !arus menyatakan in-ormasi dengan keterbukaan yang penu!, bersi! dan benar) Berdasarkan UU nomor ( ta!un &''7 tentang Pasar
6'
&)
6)
Mekanisme Penawaran Umun ( Public Offering )
Bursa e-ek adala! suatu lembaga tempat perusa!aan mena1arkan e-eknya melalui pasar modal, dan mengalami peruba!an yang -undamental) Status perusa!aan tertutup beruba! menadi perusa!aan terbuka dengan segala konsekuensinya) Perusa!aan tersebut akan mempunyai status baru yaitu Perusahaan Pu!lik+ Ada beberapa ta!apan yang !arus dilalui sebelum perusa!aaan dapat mena1arkan e-eknya kepada masyarakat) Pertama, perusa!aan tersebut !arus melakukan pembena!an internal guna memenu!i persyaratan yang tela! ditentukan Undang4Undang Nomor ( ta!un &''7 tentang Pasar
a. Tahap Persiapan
*ari keseluru!an ta!apan dalam proses emisi, ta!ap ini merupakan ta!ap yang paling menentukan ter+apai atau tidaknya maksud dan tuuan perusa!aan yang melakukan pena1aran umum) Ta!ap ini dapat dikatakan puka sebagai ta!ap yang paling sulit dari rangkaian proses yang !arus dile1ati karena begitu banyak kegiatan yang a!rus dilakukan untuk memenu!i ketentuan yang berlaku) Se+ara singkat dapat digambarkan di sini beberapa proses yang !arus dilalui dalam ta!apa persiapan, yaitu &) 3) 5) 6)
Rapat umum pemegang sa!am "RUPS% Ren+ana bisnis Peruba!an anggaran dasar Penunukkan penamin emisi, pro-esi penunang pasar modal, dan lembaga penunang pasar modal)
7) Persiapan dokumen Surat pengantar pernyataan pendaftaran *okumen ini pada prinsipnya merupakan media penyampaian maksud dari emiten untuk melakukan Pena1aran Umum kepada Bapepam dalam rangka memperole! pernyataan e-ekti- dari otorisasi pasar modal tersebut) Sekurang4kurangnya dalam surat tersebut !arus dimuat beberapa in-ormasi singkat berkaitan dengan ren+ana perusa!aan untuk melakukan Pena1aran Umum, antara lain a) Keterangan tentang e-ek yang akan dita1arkan, yang men+akup pula si-at4si-at dan umla! e-ek yang akan dita1arkanC b) Identitas perusa!aan seperti Nama, Alamat, Bentuk !ukum, akte Pendirian , Anggaran dasar "A*%, dan surat Iin Perusa!aan "SIUP%C +)
Undang4undang Nomor ( Ta!un &''7 tentang Pasar
Pada prinsipnya, persyaratan mengenai bentuk dan isi prospektus ringkas !ampir sama dengan prospektus ringkas adala! lebi! singkat, karena tidak membutu!kan !alaman sampul dan in-ormasintya tidak sampai serin+i prospektus dan dimaksudkan untuk diumumkan di dalam surat kabar)
:) kontrak penda!uluan dengan bursa e-ek
A) Peraturan Berkenaan Dengan Penyampaian Pernyataan Pendaftaran &) Isi Prospektus a) Pelaksanaan Prinsip keterbukaan mengenai Perlindungan >ingkungan .idup Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan belum mengatur se+ara meneyluru! dan +ukup berkenaan dengan perlindungan lingkungan !idup) Peraturan yang berkenaan dengan perlindungan lingkungan !idup di pasar modal masi! merupakan ketentuan4 ketentuan yang bersi-at administrati-) Apabila peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan berkenaan masala!4masala! perlindungan lingkungan !idup di pasar modal Singapura dibandngkan dengan peraturan di Pasar modal di Indonesia, maka peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan masala! perlindungan lingkungan !idup di pasar modal Indonesia belum +ukup untuk mengatasi masala! perlindungan lingkungan !idup) *i pasar modal Indonesia belum ada peraturan mengenai ke1aiban dan tanggung a1ab perlindungan lingkungan !idup perusa!aan sebagimana yang berlaku di pasar modal Singapura) Se!arusnya peraturan pelaksanaan prinsip
ketebukaan
masala!
perrrlllinduuungan lingkungan !idyp di pasar modal Indonesia, dapat seaar dengan peraturan yang berlaku di pasar modal Singapura tersebut) /le! karena itu, Indonesia uga terdapat Undang4Undang Nomer 35 Ta!un &''; tentang Pengelolaan >ingkungan .idup "8UU>. &'';9% yang dapat dipakai sebagai dasar pelaksanaan prinsip keterbukaan masala! perlindungan lingkungan !idup di pasar modal) Penekanan -ungsi Bapepam dalam pelaksanaan keterbukaan masala!4masala! lingkungan tersebut perlu lebi! ditingkatkan, sebagaimana upaya SEC di Amerika Serikat yang tela! membuat peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan masala!4 masala! lingkungan di pasar modalnya se+ara tegas dan terperin+i serta menyeluru!) Upaya Bapepam untuk meningkatkan pelaksanaan prinsip keterbukaan berkenaan dengan masala! perlindungan lingkungan !idup dapat dimulai dari amanat Pasal : UU>. &'';, yang menentukan ke1aiban memeli!ara kelestarian -ungsi lingkungan serta ke1aiban memberikan in-ormasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan !idup)
in-ormasi yang dipa!ami "Comprehensi!le information# dan in-ormasi lintas batas "transfrontier information#)7= Berdasarkan ketentuan ba!1a setiap orang mempunyai!ak atas in-ormasi lingkungan !idup dan ke1aiban bagai setiap orang memberikan in-ormasi yang benaar dan akaurat mengenai pengelolaan lingkungan !idup tersebut, maka perusa!aan publik atau emiten !arus melaksanakan keterbukaan
masala! perlindungan lingkungan
!idup) Sekaligus perusa!aan publik ataua emiten tidaka bole! melakukan missrepresentation atau Omission dan menyesatkan in2estor berkaitan dengan keterbukaan masala! perlindungan lingkungan !idup)
2 Koesnadi 0ardjasoemantri, +&&m Tata (ing&ngan, "disi Ketujuh #%ogyakaaarta & gadjah 6ada Gni>ersity Press, 1***, hal 191!