MAKALAH SINDROMA GERIATRI
Oleh: GHEAVANI GHEAVANI LEGOW LEGOWO O 1518012141
PRECEPTOR: dr. RONALD DAVID DAVID M, !. PD.
"EPANITERAAN "LINI" ILM# $EDAH %A"#LT %A"#LTA A "EDO"TERAN #NIVERITA LAMP#NG LAMP# NG R#D &END. AHMAD 'ANI "OTA METRO 201(
A. Pengertian Lansia Usia lanjut adalah bagian akhir dari perkembangan hidup manusia. Menurut teori Erikson bahwa usia lanjut merupakan tahap perkembangan psikososial yang terakhir (ke delapan). Tercapainya integritas yang utuh merupakan perkembangan psikososial lansia (Keliat, et al, !!" dalam #arner, !$!). Menurut pasal $ ayat (), (%), (&) UU 'o. $% Tahun $ Tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari "! tahun (Maryam dkk., !!). *dapun batasan lainnya mengenai lansia (lanjut usia), yaitu apabila usianya "+ tahun atau lebih (etianto, !!& dalam E-endi dan Makh-udli, !!). ansia merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan menurunnya -ungsi atau kemampuan tubuh dalam menghadapi segala hal dari lingkungan (/udjiastuti, !!% dalam E-endi dan Makh-udli, !!). Klasi-ikasi lansia menurut #01 berdasarkan usia, yaitu2 $. Usia pertengahan (middle age)
2
tahun . anjut usia (elderly )2 "!34& tahun %. anjut usia tua (old )2 4+3! tahun &. Usia sangat tua (very old ) 2 di
&+3&
atas
! tahun (E-endi dan Makh-udli, !!). B. Pengertian Geriatric Syndrome Menua (menjadi tua 5 aging ) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan3lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur dan -ungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap gangguan dari luar tubuh dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. 6engan begitu secara progresi- akan kehilangan daya tahan terhadap in-eksi dan akan makin banyak terjadi distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai 7penyakit degenerati-8 (seperti hipertensi, aterosklerosis, diabetes melitus dan kanker). indrom geriatri memiliki beberapa karakteristik, yaitu2 usia 9"! tahun, multipatologi, tampilan klinis tidak khas, poli-armasi, -ungsi organ menurun, gangguan status -ungsional, dan gangguan nutrisi. indrom geriatri meliputi gangguan kogniti-, depresi, inkontinensia, ketergantungan -ungsional, dan jatuh. indrom ini dapat menyebabkan angka morbiditas yang signi-ikan dan keadaan yang buruk pada usia tua yang lemah. indrom ini biasanya melibatkan beberapa sistem organ. indrom geriatrik mungkin memiliki kesamaan pato-isiologi meskipun presentasi yang berbeda,dan memerlukan inter:ensi dan strategi yang -okus terhadap -aktor etiologi (/anita et al ., !$$). 6alam bidang geriatri dikenal beberapa masalah kesehatan yang sering dijumpai baik mengenai -isik atau psikis pasien usia lanjut. Menurut olomon dkk2 The “13 i” yang terdiri dari Immobility (imobilisasi), Instability (instabilitas dan jatuh), Intelectual impairement (gangguan intelektual seperti demensia dan
delirium), Incontinence
(inkontinensia urin dan al:i), Isolation (depresi), Impotence (impotensi), Immunodeficiency (penurunan imunitas), Infection (in-eksi), Inanition (malnutrisi), Impaction (konstipasi), Insomnia (gangguan tidur), Iatrogenic disorder (gangguan iatrogenic) dan Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman) (etiati dkk., !!"). /asien geriatri sering disertai penyakit kronis degenerati-. Masalah yang muncul sering tumpang tindih dengan gejala yang sudah lama diderita sehingga tampilan gejala menjadi tidak jelas. /enyakit degenerati- yang banyak dijumpai pada pasien geriatri adalah hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, osteoartritis, dan penyakit kardio:askular.
. !enis " K#asi$i%asi Geriatric Syndrome &. Imo'i#i#ity (Imo'i#isasi) Imobilisasi adalah keadaan tidak bergerak;tirah baring selama % hari atau lebih, diiringi gerak anatomis tubuh yang menghilang akibat perubahan -ungsi -isiologis.
igolle et al., !!4). -. Inte#ect+a# Imairment (Gangg+an Kogniti$) Keadaan yang terutama menyebabkan gangguan intelektual pada pasien lanjut usia adalah delirium dan demensia. 6emensia adalah gangguan -ungsi intelektual dan memori yang dapat disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak
berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran. 6emensia tidak hanya masalah pada memori. 6emensia mencakup berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien menjadi perasa, dan terganggunya akti:itas (?eddes et al., !!+=
inkontinensia
al:i;-ekal
sebagai
perjalanan
spontan
atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan -eses melalui anus. Kejadian inkontinensia al:i;-ekal lebih jarang dibandingkan inkontinensia urin (Kane et al., !!). Inkontinensia urin dide-inisikan sebagai keluarnya urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan -rekuensi dan jumlahnya, sehingga mengakibatkan masalah sosial dan higienis. Ankontinensia urin seringkali tidak dilaporkan oleh pasien atau keluarganya karena malu atau tabu untuk diceritakan, ketidaktahuan dan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar pada orang usia lanjut serta tidak perlu diobati. /re:alensi inkontinensia urin di Andonesia pada pasien geriatri yang dirawat mencapai ,%B.
timbulnya
inkontinensia
urin
-ungsional
atau
memburuknya
inkontinensia persisten, seperti -raktur tulang pinggul, stroke, arthritis dan sebagainya. Cesistensi urin karena obat3obatan, atau obstruksi anatomis dapat pula menyebabkan inkontinensia urin. Keadaan in-lamasi pada :agina dan urethra (:aginitis dan urethritis) mungkin akan memicu inkontinensia urin. Konstipasi juga sering menyebabkan inkontinensia akut. alcium >hannel
6 339 6elirium C 339 Cestriksi mobilitas, retensi urin A 339 An-eksi, in-lamasi, Ampaksi / 339 /oliuria, pharmasi b) Ankontinensia Urin /ersisten Ankontinensia urin persisten dapat diklasi-ikasikan dalam berbagai cara, meliputi anatomi, pato-isiologi dan klinis. Untuk kepentingan praktek klinis, klasi-ikasi klinis lebih berman-aat karena dapat membantu e:aluasi dan inter:ensi klinis. Kategori klinis meliputi 2 1" Inkontinensia urin stress #stres inkontinence" Tak terkendalinya aliran urin akibat
meningkatnya
tekanan
intraabdominal, seperti pada saat batuk, bersin atau berolah raga. Umumnya disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul, merupakan penyebab tersering inkontinensia urin pada lansia di bawah 4+ tahun. ebih sering terjadi pada wanita tetapi mungkin terjadi pada laki3laki akibat kerusakan pada s-ingter urethra setelah pembedahan transurethral dan radiasi. /asien mengeluh mengeluarkan urin pada saat tertawa, batuk, atau berdiri. Dumlah urin yang keluar dapat sedikit atau banyak. $" Inkontinensia urin urgensi #urgency inkontinence" Keluarnya urin secara tak terkendali dikaitkan dengan sensasi keinginan berkemih. Ankontinensia urin jenis ini umumnya dikaitkan dengan kontraksi detrusor tak terkendali (detrusor o:eracti:ity). Masalah3 masalah neurologis sering dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi ini, meliputi stroke, penyakit /arkinson, demensia dan cedera medula spinalis. /asien mengeluh tak cukup waktu untuk sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga timbul peristiwa inkontinensia urin. Ankontinensia tipe urgensi ini merupakan penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas 4+ tahun. 3" Inkontinensia urin luapan%overflo& #overflo& incontinence" Tidak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi kandung kemih yang berlebihan. 0al ini disebabkan oleh obstruksi anatomis, seperti pembesaran prostat, -aktor neurogenik pada diabetes melitus atau sclerosis multiple, yang menyebabkan berkurang atau tidak berkontraksinya kandung kemih, dan -aktor3-aktor obat3obatan. /asien umumnya mengeluh keluarnya sedikit urin tanpa adanya sensasi bahwa kandung kemih sudah penuh. '" Inkontinensia urin fungsional Ankontinensia -ungsional merupakan
keadaan
seseorang
yang
mengalami pengeluaran urin secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan. Ankontinensia -ungsional merupakan inkontinensia dengan
-ungsi saluran kemih bagian bawah yang utuh tetapi ada -aktor lain, seperti gangguan kogniti- berat yang menyebabkan pasien sulit untuk mengidenti-ikasi perlunya urinasi (misalnya, demensia *l@heimer) atau gangguan -isik yang menyebabkan pasien sulit atau tidak mungkin menjangkau toilet untuk melakukan urinasi (0idayat, !!"). 2. Iso#astion (Deresi) angguan depresi pada usia lanjut kurang dipahami sehingga banyak kasus tidak dikenali. ?ejala depresi pada usia lanjut seringkali dianggap sebagai bagian dari proses menua. /re:alensi depresi pada pasien geriatri yang dirawat mencapai $4,+B. 6eteksi dini depresi dan penanganan segera sangat penting untuk mencegah disabilitas yang dapat menyebabkan komplikasi lain yang lebih berat. Etiologi dan patogenesis berhubungan dengan poli-armasi, kondisi medik dan obat3obatan. aktor3-aktor yang memperberat depresi adalah2 Kehilangan orang yang dicintai Kehilangan rasa aman Tara- kesehatan menurun (haron et al., !!4) 3. Imotence (Imotensi) +! B pria pada umur "+ tahun dan 4+ B pria pada usia ! tahun • • •
mengalami impotensi. + B terjadi akibat mengomsumsi obat3obatan seperti2 *nti hipertensi *nti psikosa *nti depressant itium (mood stabili(er" elain karena mengonsumsi obat3obatan, impotensi dapat terjadi akibat • •
• •
menurunnya kadar hormon (etati et al, !!"). 4. Imm+node$iciency (Pen+r+nan im+nitas) /erubahan yang terjadi dari proses menua adalah2
!!4) 5. In$ection (In$e%si) Infeksi sangat erat kaitannya dengan penurunan -ungsi sistem imun pada usia lanjut. An-eksi yang sering dijumpai adalah in-eksi saluran kemih, pneumonia, sepsis, dan meningitis. Kondisi lain seperti kurang gi@i, multipatologi, dan -aktor lingkungan memudahkan usia lanjut terkena in-eksi.
An-eksi pada usia lanjut (usila) merupakan penyebab kesakitan dan kematian no. setelah penyakit kardio:askular di dunia. 0al ini terjadi akibat beberapa hal antara lain adanya penyakit komorbid kronik yang cukup banyak, menurunnya daya tahan;imunitas terhadap in-eksi, menurunnya daya komunikasi usila sehingga sulit;jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda in-eksi secara dini. >iri utama pada semua penyakit in-eksi biasanya ditandai dengan meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia lanjut, %!3"+B usia lanjut yang terin-eksi sering tidak disertai peningkatan suhu badan, malah suhu badan dibawah %"F> lebih sering dijumpai. Keluhan dan gejala in-eksi semakin tidak khas antara lain berupa kon-usi;delirium sampai koma, adanya penurunan na-su makan tiba3tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia lanjut (Kane et al., !!). 6. Inanitaion (Ma#n+trisi) Etiologi malnutrisi ada dua, yaitu2 Malnutrisi primer, yang terjadi sebab dietnya mutlak salah atau kurang Malnutrisi sekunder atau bersyarat Kelemahan nutrisi merujuk pada hendaya yang terjadi pada usia lanjut karena • •
kehilangan berat badan -isiologis dan patologis yang tidak disengaja. *noreksia pada usia lanjut merupakan penurunan -isiologis na-su makan dan asupan makan yang menyebabkan kehilangan berat badan yang tidak diinginkan (Kane et al., !!). aktor predisposisi dari malnutrisi adalah2 /ancaindra untuk rasa dan bau berkurang Kehilangan gigi alamiah ?angguan motilitas usus akibat tonus otot menurun /enurunan produksi asam lambung aktor sosial ekonomi, psikososial dan lingkungan &7. Imaction (Konstiasi)
berlangsung dalam waktu % bulan. Konsistensi -eses keras Mengejan dengan keras saat <*< Casa tidak tuntas saat <*<, meliputi + B dari keseluruhan <*< rekuensi <*< kali seminggu atau kurang aktor3-aktor resiko yang dapat menyebabkan konstipasi adalah2 1bat3obatan (narkotik golongan '*A6, antasid aluminium, diuretik, • • • •
•
analgetik, dll) Kondisi neurologis ?angguan metabolik /sikologis /enyakit saluran cerna ain3lain (diet rendah serat, kurang olahraga, kurang cairan) &&. Insomnia (Gangg+an Tid+r) • • • • •
Insomnia merupakan gangguan tidur yang sering dijumpai pada pasien geriatri. Umumnya mereka mengeluh bahwa tidurnya tidak memuaskan dan sulit memertahankan kondisi tidur. ekitar +4B orang usia lanjut di komunitas mengalami insomnia kronis, %!B pasien usia lanjut mengeluh tetap terjaga sepanjang malam, $B mengeluh bangun terlalu pagi, dan $B mengalami kesulitan untuk tertidur. /ada usia lanjut umumnya mengalami gangguan tidur, seperti2 Kesulitan untuk tertidur #sleep onset problem" Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak #deep maintenance problem"
• • • • • •
menyebabkan pasien tersebut perlu mengkonsumsi obat yang tidak sedikit jumlahnya. *kibat yang ditimbulkan antara lain e-ek samping dan e-ek dari interaksi obat3obat tersebut yang dapat mengancam jiwa. /emberian obat pada lansia haruslah sangat hati3hati dan rasional karena obat akan dimetabolisme di hati sedangkan pada lansia terjadi penurunan -ungsi -aal hati sehingga terkadang terjadi ikterus (kuning) akibat obat. elain penurunan -aal hati juga terjadi penurunan -aal ginjal (jumlah glomerulus berkurang), dimana sebagaian besar obat dikeluarkan melalui ginjal sehingga pada lansia sisa metabolisme obat tidak dapat dikeluarkan dengan baik dan dapat bere-ek toksik (etiati et al,, !!"= Kane et al., !!). &-. Imairment o$ Hearing8 9ision8 and Sme## (Gangg+an Pendengaran8 Peng#i,atan8 dan Penci+man) angguan penglihatan dan pendengaran juga sering dianggap sebagai hal yang biasa akibat proses menua. /re:alensi gangguan penglihatan pada pasien geriatri yang dirawat di Andonesia mencapai &,B.?angguan penglihatan berhubungan dengan penurunan kegiatan waktu senggang, status -ungsional, -ungsi
sosial,
berhubungan
dan
mobilitas.
dengan
kualitas
?angguan
penglihatan
hidup,
meningkatkan
ketidakseimbangan, jatuh, -raktur panggul, dan mortalitas. D. Etio#ogi Geriatric Syndrome &. Immo'i#ity
dan
pendengaran
disabilitas
-isik,
ansia yang terus menerus berada di tempat tidur (disebut berada pada keadaan bed ridden) selanjutnya berakibat atro-i otot, decubitus, malnutrisi, serta pnemonia. aktor risikonya dapat berupa osteoartritis, gangguan penglihatan, -raktur, hipotensi postural, anemia, stroke, nyeri, dementia, lemah otot, :ertigo, keterbatasan ruang ligkup, //1K, gerak sendi, hipotiroid, dan sesak napas. Amobilisasi pada lansia diakibatkan oleh adanya gangguan nyeri, kekakuan, ketidakseimbangan, serta kelainan psikologis.
*. Insta'i#ity Anstabilitas serta akibat3akibat yang ditimbulkannya seperti peristiwa jatuh merupakan masalah yang juga penting pada lansia terutama bagi lansi wanita. ekitar %!B diantara para wanita mengalami jatuh.
-. Inte#ect+a# Imaired ?angguan intelektual yang berlangsung progresi- disebut dementia. Muncul secara perlahan tetapi progresi- (biasanya selang bulanan hingga tahunan). 6ementia merupakan kelainan yang paling ditakuti dikalangan lansia, meskipun kelainan ini tidak tampak keberadaannya. ?angguan depresi juga merupakan penyebab kemunduran intelektual yang cukup sering ditemukan namun seringkali terabaikan. Timbulnya depresi disebabkan oleh adanya suasana hati atau mood yang bersi-at depresi- yang berlangsung sekurang3kurangnya minggu yang disertai keluhan3keluhan :egetati- (berupa gangguan tidur,
penurunan
minat,
perasaan
bersalah,
merasa
tidak
bertenaga,
kurang
konsentrasi, hilangnya na-su makan, gejala psikomotor atau agitati-, hingga keinginan untuk bunuh diri). alah satu karakteristik pasien geriatri adalah gejala dan tanda penyakit tidak khas sesuai organ; sistem tubuh yang sakit (accute con-usional state). aktor penyebabnya antara lain adalah stroke, tumor otak, pnemonia, in-eksi saluran kemih, dehidrasi, diare, hiperglikemi, hipoksia, dan putus obat
/. Incontinance Ankontinensia adalah pengeluaran urin (atau -eses) tanpa disadari, dalam jumlah dan
-rekuensi
yang cukup
sehingga mengakibatkan
masalah
gangguan
kesehatan atau sosial. Ani bukan konsekuensi normal dari pertambahan usia. /enyebab inkontinensia berasal dari kelainan urologik (radang, batu, tumor), kelainan neurologik (stroke, trauma medula spinalis, dementia), atau lainnya
(imobilisasi, lingkungan). Ankontinensia dapat akut di saat timbul penyakit atau yang kronik;lama. 2. Iso#ation 6epresi yaitu keadaan jiwa yang tertekan dan penurunan -ungsi kogniti- hingga berpotensi
menimbulkan
berbagai
kendala.
aktor
risiko
yang
dapat
menyababkan terjadinya depresi adalah sebagai berkut. 3 Kehilangan orang; objek yang dicintai 3 ikap pesimistik 3 Kecenderungan beramsumsi negati- terhadap suatu pengalaman yang mengecewakan 3 Kehilangan integritas pribadi 3 /enyakit degenerati- kronik tanpa dukungan sosial yang adekuat 3. Imotance ecara garis besar 6E dapat dibagi menjadi bagian besar sebagai berikut2 $. DE organi%, sebagai akibat gangguan akibat gangguan endokrin, neurogenik, :askuler (aterosklerosis atau -ibrosis). 3 6E endokrinologik biasanya berupa
sindroma
*6*M
(*ndrogen
6e-iciency in the *ging Male), yang merupakan hipogonadisme pada lansia. 6E tipe ini disebabkan oleh gangguan testikular baik primer 3
maupun sekunder. 6E neurogenik dapat disebabkan oleh gangguan jalur impuls terjadinya
3
ereksi. 6E :askuler merupakan 6E yang paling sering pada lansia yang mungkin berhubungan erat dengan pre:alensi penyakit aterosklerosis yang tinggi pada lansia. ?angguan aliran darah arteri ke korpus ka:ernosus seperti bekuan
darah,
aterosklerosis,
atau
hilangnya
kelenturan
dinding
pembuluh darah dapat menyebabkan 6E. . DE si%ogeni%, sebelum ini selalu dikatakan sebagai penyebab utama 6E, namun menurut penelitian hal ini tidak benar. Dustru penyebab utama 6E pada lansia gangguan organik, walaupun -aktor psikogenik ikut memegang peranan. 6E jenis ini yang berpotensi re:ersibel potensial biasanya yang disebabkan oleh kecemasan, depresi, rasa bersalah, masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam hubungan seksual. elain yang telah disebutkan di atas, sekitar + B 6E disebabkan oleh obat3 obatan terutama obat antihipertensi ( Ceserpin, G blocker, guanethidin dan metildopa), alkohol, simetidin, antipsikotik, antidepresan, lithium, hipnotik sedati-, dan hormon3hormon seperti estrogen dan progesteron.
4. Immuno-deficiency 6aya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu -ungsi tubuh yang tertanggu dengan bertambahnya umur seseorang. #alaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tapi dapat pula karena
berbagai keadaan seperti penyakit menahun maupun penyakit akut yang dapat menyebabkan
penurunan
daya
tahan
tubuh
seseorang,
demikian
juga
penggunaan berbagai obat, gi@i yang kurang, penurunan -ungsi organ tubuh, dan lain3lain. 5. In$ection Terjadi akibat beberapa hal antara lain adanya penyakit komorbid kronik yang cukup banyak, menurunnya daya tahan;imunitas terhadap in-eksi, menurunnya daya komunikasi usila sehingga sulit;jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda in-eksi secara dini. >iri utama pada semua penyakit in-eksi biasanya ditandai dengan meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia lanjut, %!3"+B usia lanjut yang terin-eksi sering tidak disertai peningkatan suhu badan, malah suhu badan dibawah %"F> lebih sering dijumpai (Kane et al., !!). 6. Inanitation aktor risiko yang merupakan penyebab terjadinya gi@i buruk adalah depresi berkabung, imobilisasi, penyakit kronik (//1K, rematik, gagal jantung, diabetes, gagal ginjal, dispepsia, gangguan hati, keganasan), dementia, dan demam. &7. Imaction Konstipasi yang terjadi pada lansia disebabkan karena pergerakan -isik pada lansia yang kurang mengonsumsi makanan berserat, kurang minum, juga akibat pemberian obat3obatan tertentu. &&. Insomnia Ansomnia pada usia lanjut dapat disebabkan oleh -aktor komorbid yang terdiri dari nyeri kronis, sesak na-as pada penyakit paru obstrukti- kronis, gangguan psikiatri (gangguan cemas dan depresi), penyakit neurologi ()arkinson*s disease, +l(heimer disease), dan obat3obatan (beta3bloker, bronkodilator, kortikosteroid dan diuretik). &*. Imairement o$ ,earing8 1ision and sme## istem pendengaran2 orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi sebagi akibat dari berhentinya pertumbuhan
sara-
dan
berakhirnya
pertumbuhan
organ
basal
yang
mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga. Mereka pada umumnya tetap dapat mendengar pada suara rendah. istem penglihatan ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan
yang rendah serta menurunnya
sensiti:itas terhadap warna. 6aya penciuman menjadi kuang tajam sejala dengan bertambahnya usia, sebagian karena pertumbuhan sel didalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya buluu rambut di lubang hidung. E. Mani$estasi Geriatric Syndrome &. Imo'i#isasi
3
Kerusakan imobilisasi a. Tidak mampu bergerak atau berakti-itas sesuai kebutuhan b. Keterbatasan menggerakkan sendi c. *danya kerusakan akti:itas d. /enurunan *6 dibantu orang lain e. Malas untuk bergerak atau latihan mobilitas 3 Kemungkinan dibuktikan oleh2 a. Ketidakmampuan bergerak dengan tujuan dalam lingkungan -isik b. Kerusakan koordinasi c. Keterbatasan rentang gerak d. /enurunan kekuatan atau kontrol otot *. In%ontinensia a. Ankontinensia stress2 keluarnya urin selama batuk, mengejan, dan sebagainya. b. Ankontinensia urgensi2 ketidakmampuan menahan keluarnya urin dengan gambaran seringnya terburu3buru untuk berkemih. c. Enuresis nokturnal2 keluarnya urin saat tidur malam hari. -. Demensia a. Cusaknya seluruh jajaran -ungsi kogniti- b. *walnya gangguan daya ingat jangka pendek c. ?angguan kpribadian dan perilaku (mood swings) d. 6e-isit neurologi dan -okal e. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi, dan kejang -. ?angguan psikotik2 halusinasi, ilusi, waha, dan paranoid g. Keterbatasan dalam *6 h. Kesulitan mengatur dalam penggunaan keuangan i. Tidak bisa pulang ke rumah bila bepergian j. upa meletakkan barang penting k. ulit mandi, makan, berpakaian, dan toileting l. Mudah terjatuh dan keseimbangan buruk m. Tidak dapat makan dan menelan n. Ankontinensia urin o. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi p. ?angguan orientasi waktu dan tempat H. /enurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar r. Ekspresi yang berlebihan s. *danya perubahan perilaku, seperti acuh, menarik diri, dan gelisah /. Konstiasi a. Kesulitan memulai dan menyelesaikan <*< b. Mengejan keras saat <*< c. Massa -eses yang keras dan sulit keluar d. /erasaan tidak tuntas saat <*< e. akit pada daerah rectum saat <*< -. *danya perembesan -eses cair pada pakaian dalam g. Menggunakan bantuan jari3jari untuk mengeluarkan -eses h. Menggunakan obat3obat pencahar untuk bisa <*< 2. Deresi a. ?angguan tidur b. Keluhan somatik berupa nyeri kepala, di@@i (puyeng), rasa nyeri, pandangan kabur, gangguan saluran cerna,gangguan na-su makan (meningkat atau menurun), konstipasi, perubahan berat badan (menurun atau bertambah). c. ?angguan psikomotor berupa akti:itas tubuh meningkat (agitasi atau hiperakti:itas) atau menurun, akti:itas mental meningkat atau menurun, tidak
mengacuhkan kejadian di sekitarnya, -ungsi seksual berubah (mencakup libido menurun), :ariasi diurnal dari suasana hati dan gejala biasanya lebih buruk di pagi hari. d. ?angguan psikologis berupa suasana hati (dis-orik, rasa tidak bahagia, letupan menangis), kognisi yang negati-, gampang tersinggung, marah, -rustasi, toleransi rendah, emosi meledak, menarik diri dari kegiatan sosial, kehilangan kenikmatan I perhatian terhadap kegiatan yang biasa dilakukan, banyak memikirkan kematian I bunuh diri, perasaan negati- terhadap diri sendiri, persahabatan serta hubungan sosial. 3. Ma#n+trisi a. Kelelahan dan kekurangan energi b. /using c. istem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan in-eksi) d. Kulit yang kering dan bersisik e. ?usi bengkak dan berdarah -. ?igi yang membusuk g. ulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat h.
ulit berkonsentrasi, depresi, ganggua memori, dan mudah tersinggung
5. Imm+ne De$iceincy a. ering terjadi in-eksi :irus atau jamur dibandingkan bakteri b. 6iare kronik umum terjadi (sering disebut gastroenteritis) c. An-eksi respiratorius dan oral thrushumum terjadi d. Terjadi failure to thrive tanpa adanya in-eksi 6. Imoten a. Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan ereksi secara berulang (paling tidak selama % bulan). b. Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten c. Ereksi hanya sesaat dalam re-erensi tidak disebutkan lamanya)
:. Penata#a%sanaan Geriatric Syndrome
/endekatan paripurna pasien geriatri merupakan prosedur pengkajian multidimensi. 6iperlukan instrumen diagnostik yang bersi-at multidisiplin untuk mengumpulkan data medik, psikososial, kemampuan -ungsional, dan keterbatasan pasien usia lanjut. /endekatan multidimensi berusaha untuk menguraikan berbagai masalah pada pasien geriatri, mengidenti-ikasi semua aset pasien, mengidenti-ikasi jenis pelayanan yang dibutuhkan, dan mengembangkan rencana asuhan yang berorientasi pada kepentingan pasien. /endekatan paripurna pasien geriatri berbeda dengan pengkajian medik standar dalam tiga hal, yaitu -okus pada pasien usia lanjut yang memiliki masalah kompleks= mencakup status -ungsional dan kualitas hidup= memerlukan tim yang bersi-at interdisiplin (oedjono, !!4). ,6,E, I mineral yang cukup. 1rang usia lanjut umumnya mengonsumsi protein kurang dari angka kecukupan gi@i (*K?). /enelitian multisenter di $+ propinsi di Andonesia mendapatkan bahwa &4B usia lanjut mengonsumsi protein kurang dari !B *K?. /roporsi protein yang adekuat merupakan -aktor penting= bukan dalam jumlah besar pada sekali makan. 0al penting lainnya adalah kualitas protein yang baik, yaitu protein sebaiknya mengandung asam amino esensial. eusin adalah asam amino esensial dengan kemampuan anabolisme protein tertinggi sehingga dapat mencegah sarkopenia. eusin dikon:ersi menjadi hydroy-methyl-butyrate #/". uplementasi 0M< meningkatkan sintesis protein dan mencegah proteolisis (etiati et al, !$%) . /engaturan olah raga secara teratur. /erlu pemantauan rutin kemampuan dasar seperti berjalan, keseimbangan, -ungsi kogniti-. *kti:itas -isik dapat menghambat penurunan massa dan -ungsi otot dengan memicu peningkatan massa dan kapasitas metabolik otot sehingga memengaruhi energy ependiture, metabolise glukosa, dan cadangan protein tubuh. 0esistance training merupakan bentuk latihan yang paling e-ekti- untuk mencegah sarkopenia dan dapat ditoleransi dengan baik pada orang tua. /rogram resistance training dilakukan selama %! menit setiap sesi, kali seminggu (#aters et al, !$!). *kti:itas -isik tanpa asupan nutrisi
yang
adekuat
menyebabkan
keseimbangan
protein
negati-
dan
menyebabkan degradasi otot (ulli:an et al, !!). Kombinasi resistance training dengan inter:ensi nutrisi berupa asupan protein yang cukup dengan kandungan leusin, khususnya 0M< yang adekuat, merupakan inter:ensi terbaik untuk memelihara kesehatan otot orang usia lanjut (etiati et al, !$%) %. /encegahan in-eksi dengan :aksin
&. *ntisipasi kejadian yang dapat menimbulkan stres misalnya pembedahan elekti- dan reconditioning cepat setelah mengalami stres dengan renutrisi dan -isioterapi indi:idual (etiati et al, !$$) +. Terapi pengobatan pada pasien usia lanjut secara signi-ikan berbeda dari pasien pada usia muda, karena adanya perubahan kondisi tubuh yang disebabkan oleh usia, dan dampak yang timbul dari penggunaan obat3obatan yang digunakan sebelumnya. Masalah poli-armasi pada pasien geriatri sulit dihindari dikarenakan oleh berbagai hal yaitu penyakit yang diderita banyak dan biasanya kronis, obat diresepkan oleh beberapa dokter, kurang koordinasi dalam pengelolaan, gejala yang
dirasakan
pasien
tidak
jelas,
pasien
meminta
resep,
dan
untuk
menghilangkan e-ek samping obat justru ditambah obat baru. Karena itu diusulkan prinsip pemberian obat yang benar pada pasien geriatri dengan cara mengetahui riwayat pengobatan lengkap, jangan memberikan obat sebelum waktunya, jangan menggunakan obat terlalu lama, kenali obat yang digunakan, mulai dengan dosis rendah, naikkan perlahan3lahan, obati sesuai patokan, beri dorongan supaya patuh berobat dan hati3hati mengguakan obat baru (etiati dkk., !!").
Penata#a%sanaan Resi%o !at+,; a. /erhatikan penggunaan alat bantu melihat (kacamata) dan alat bantu dengar (earphone) b. E:aluasi dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman c. E:aluasi kemampuan kogniti- d.
Penata#a%sanaan Gangg+an Tid+r; a. Tingkatkan akti-itas rutin setiap hari b. >iptakan lingkungan yang nyaman c. Kurangi konsumsi kopi d.
merupakan proses ad:okasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga pro:esional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positi- menjadi norma3norma sosial. Upaya promoti- di lakukan untuk membantu organ3 organ mengubah gaya hidup mereka dan bergerak ke arah keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang perilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut 2 a. Mengurangi cedera, di lakukan dengan tujuan mengurangi kejadian jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan makanan atau @at kimia. b. Meningkatkan keamanan di tempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi terpapar dengan bahan3bahan kimia dan meningkatkan pengunaan sistem keamanan kerja. c. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk mengurangi pengunaan semprotan bahan3bahan kimia, mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan pengolahan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan obat3obatan. d. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mutu yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut. *. Pencega,an (Preventif ) a. Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat -aktor risiko, tidak ada penyakit, dan promosi kesehatan. Denis pelayanan pencegahan primer adalah2 program imunisasi, konseling, berhenti merokok dan minum beralkohol, dukungan nutrisi, keamanan di dalam dan sekitar rumah, manajemen stres, penggunaan medikasi yang t epat. b. Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis dan mengindap -aktor risiko. Denis pelayan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai berikut2 kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kangker, screening2 pemeriksaan rektal, papsmear, gigi mulut dan lain3lain. c. Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sebelum terdapat gejala penyakit dan cacat, mecegah cacat bertambah dan ketergantungan, serta perawatan dengan perawatan di rumah sakit, rehabilisasi pasien rawat jalan dan perawatan jangka panjang. %. 6iagnosis dini dan /engobatan a. 6iagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas pro-esional dan petugas institusi. 1leh lansia sendiri dengan melakukan tes dini, skrining kesehatan, meman-aatkan Kartu Menuju ehat (KM) ansia, meman-aatkan
b. /engobatan /engobatan terhadap gangguan sistem dan gejala yang terjadi meliputi sistem muskuloskeletal,
kardio:askular,
pernapasan,
pencernaan,
urogenital,
hormonal, sara- dan integumen. DAFTAR PUSTAKA
Maryam, C. . dkk. !!. engenal usia lanut dan penanganannya , alemba Medika, Dakarta. E-endi, . dan Makh-udli. !!. 2esehatan komunitas teori dan praktik pada geriatri , alemba Medika, Dakarta, hal. &%. #arner 0C, ierra , Thompson J. igolle >T, anga KM, Kabeto MU, Tian N, . !!4. eriatric conditions and disability the health and retirement study. +merican 5ollege of )hysicians . $&4(%)2$+"3$"&. . !!. The american psychiatric publishing tetbook of geriatric psychiatry. *merica 2 /sychiatric /ub. ?eddes D, ?elder M?, Mayou C. !!+. )sychiatry . 1L-ord O1L-ordshireP2 1L-ord Uni:ersity /ress. haron K, tephanie , Mary ET, ?eorge *K. !!4. ?eriatri syndromes2 clinical, research, and policy implications o- a core geriatri concept. 6ournal compilation, The +merican eriatris 7ociety . ++(+)2 4&34". 0idayat, *. *limul. (!!"). )engantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan proses. Dakarta2 alemba Medika Andonesia. hlm. $%%+3$%&!.