MAKALAH REKAYASA SUNGAI KRIB
Disusun Oleh :
Adhithiya Wicaksono
1407112944
Danus Rifandri
1407122916
Devit Widianto
1407123585
Erwin
1407110453
Rahmi Afifi
1407112595
Yaniarto Fitrana
1407123656
KELAS B PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tugas ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan untuk memenuhi penilaian dari mata kuliah pilihan Rekayasa Sungai Tugas ini hanya membahas tentang Krib Sungai. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian tugas ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik serta bimbingan dari pembaca sekalian. Penulis berharap agar tugas ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca dan seluruh pihak yang terkait.
Pekanbaru, November 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2 1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................. 2
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Krib .................................................................................................... 3 2.2 Klasifikasi Krib ................................................................................................... 4 2.3 Perencanaan Krib................................................................................................. 6 2.4 Konstruksi Krib ................................................................................................... 7 2.5 Pemilihan Tipe Krib ............................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10 3.2 Saran .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang di bangun pada sungai dan berfungsi : a) Mengatur aliran air agar tetap stabil b) Sebagai pengendalian banjir Jenis-jenis Bangunan Pengatur Sungai a) Perkuatan lereng b) Pengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsung c) Tanggul d) Dam penahan sedimen (check dam) e) Ground sill Morfologi sungai merupakan hal yang menyangkut tentang geometri, jenis, sifat, dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu, dengan demikian menyangkut sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling berkaitan. Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah .Akan tetapi di samping fungsinya sebagai saluran drainase, dan dengan adanya air yang mengalir di dalamnya, sungai menggerus tanah dasarnya secara terus menerus sepanjang masa eksistensinya dan terbentuk lembah sungai. Volume sedimen yang sangat besar yang di hasilkan dari keruntuhan tebing. Tebing sungai di daerah pegunungan kemiringan sungainya curam, gaya Tarik aliran airnya cukup besar. Tetapi s etelah aliran sungainya curam, gaya tarik aliran airnya cukup besar. Tetapi setelah aliran sungai mencapai dataran, maka gaya tariknya sangat menurun. Dengan demikian beban yang terdapat dalam arus sungai berangsur-angsur diendapkan. Karena itu ukuran butiran sedimen yang mengendap di bagian hulu, sungai itu lebih besar dari pada di bagian hilir. Dengan terjadinya perubahan kemiringan yang mendadak pada saat alur sungai keluar dari daerah pegunungan yang curam dan memasuki dataran yang lebih landau, pada lokasi ini terjadi pengendapan yang sangat intensif yang menyebabkan mudah berpindahnya alur sungai dan terbentuk apa yang di sebut kipas pengendapan. Pada lokasi tersebut sungai bertambah lebar dan dangkal, erosi dasar sungai tidak terjadi lagi, 1
bahkan sebaliknya terjadi pengendapan yang sangat intensif. Dasar sungai secara terus menerus naik, dan sedimen yang hanyut terbawa arus banjir tersebut dan mengendap secara luas membentuk dataran aluvasi. Pada daerah dataran yang rata alur sungai erosi pada tebing bagian luar belokan yang berlangsung sangat intensif, sehingga terbentuk meander. Dalam keadaan tersebut apabila terjadi banjir yang besar dapat menimbulkan luapan yang dan tergerusnya dinding bagian kuar belokan sungai. Untuk mengatasi hal tersebut dapat di buat sudetan yaitu saluran baru yang bertujuan untuk melangsungkan aliran debit banjir dari titi k awal (hulu) ke titik akhir (hilir) meander. Sudetan dapat juga di buat untuk mengalihkan sebagian debit banjir ke sungai yang lain yang berdekatan.
Gambar 1. Morfologi sungai
Gambar 2. Pembentukan alur
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut: a) Apa yang maksud dengan krib b) Bagaimana perencanaan krib 1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dan manfaat yang dapat dicapai adalah sebagai berikut : a) Untuk mengetahui krib b) Untuk mengetahui perencanaan krib
2
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Krib
Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai ke arah tengah, guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah: a) Mengatur arah arus sungai , b) Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai , c) Mempercepat sedimentasi , d) Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan, e) Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai, f)
Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.
Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat saksama sebelum penetapan type suatu krib yang akan di bangun. Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut : a)
Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat mengalir dengan cepat dan aman,
b)
Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya pengendapan dan pengangkutan sedimen dengan baik,
c)
Mengarahkan aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis,
d)
Mengarahkan aliran sungai sehingga dapat dipergunakan untuk pelayaran.
Gambar 3. Dinding Krib 3
Gambar 4. Krib untuk melindungi tebing sungai tehadap longsor
Gambar 5. Penggunaan Krib
2.2 Klasifikasi Krib
a. Krib Permeable Pada tipe permeable, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energi yang terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengan itu mengendapkan sedimen yang terkandung dalam aliran. Krib permeable terbagi dalam beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka pyramid, dan jenis rangka kotak. Krib permeable disebut juga dengan krib lolos air. Krib lolos air adalah krib yang di antara bagian-bagian konstruksi nya dapat dilewati aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat ini.
Gambar 6. Permeabel Krib
b. Krib Impermeable Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos air, sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokkan arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib atau bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah
4
gerusan, di pertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi fleksibel seperti matras atau hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib impermeable misalnya brojong kawat, matras dan pasangan batu.
Gambar 7. Impermeable Krib c. Krib Semi Permeable Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak di sebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi. Sedangkan bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeable disesuaikan dengan fungsi dan kondisi setempat. Krib semi per meable disebut juga dengan Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong. d. Krib Silang dan Memanjang Krib yang formasinya tegak lurus atau hampir tegak lurus sungai dapat merintangi arus dan dinamakan krib melintang. Sedangkan krib yang formasinya hampir sejajar arah arus sungai di sebut krib memanjang.
Gambar 8. Krib silang dan memanjang
5
2.3 Perencanaan Krib
Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survei mengenai topografi, debit dan kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada di sungai. Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara empiris dengan memperhatikan pengalaman masalalu dalam pembuatan krib yang hampir sejenis. Secara umum, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan krib adalah sebagai berikut:
Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu diperoleh data mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau hampir sama, kemudahan pelaksanaannya dan besarnya pembiayaan.
Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka permukaan air sungai normal harus dinaikkan dengan krib yang panjang, dengan memperhatikan biaya pelaksanaan dan pemeliharaannya.
Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai terhadap pukulan air, panjang krib harus diperhitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air pada tebing sungai di seberangnya.
Krib tidak berfungsi baik pada sungai kecil dan sempit alurnya.
Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air sungai, perlu dipertimbangkan kapasitasnya di saat terjadinya debit yang lebih besar atau debit banjir. Terdapat 3 macam formasi krib yaitu :
Krib Tegak lurus : krib yang arahnya tegak lurus aliran.
Krib condong kearah hulu disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya menyerong ke hulu
Krib condong kearah hilir. Penetapan tinggi krib pada umumnya akan lebih menguntungkan apabila evaluasi
mercu krib dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangunan terhadap gaya yang mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat 0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata permukaan air rendah. Dari hasil pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara tinggi krib dan kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 – 0,30.
6
Lokasi pembuatan
Arah aliran & sudut sumb krip 0
krib di sungai Bagian lurus
10° - 15°
Belokan luar
5° - 15°
Belokan dalam
0° - 10°
`
Gambar 9. Hubungan antara tinggi krib dan kedalaman air sungai Panjang dan jarak antara krib ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada pengamatan data sungai yang bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai, kemiringan sungai, debit banjir, kedalaman air, debit normal, transportasi sedimen dan kondisi sekeliling sungai. Krib memanjang adalah krib yang ditempatkan hampir sejajar dengan arah arus sungai dan biasanya digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan mengatur arah arus sungai agar alur sungai tidak mudah berpindah-pindah.
2.4 Kontruksi Krib
a. Krib tiang pancang: adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib memanjang maupun krib melintang. Konstruksi nya sangat sederhana dan dapat meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak deras arusnya.
Gambar 10. Krib Tiang Pancang
7
b. Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari lapisan batu atau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang pancang.
Gambar 11. Krab Rangka
c. Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman pengalaman pada krib-krib sejenis yang pernah dibangun.
Gambar 12. Blok Beton
8
2.5 Pemilihan Tipe Krib
Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat kesulitan dan jangka waktu pelaksananya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah, kemiringan memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka air, debit, kecepatan arus bahan dasar dan arah pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi hidraulika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-contoh bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu. Dalam proses penentuan tipe krib diperlukan perhatian khusus pada hal-hal sebagai berikut :
Krib permeabel yang rendah dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai untuk melindungi tebing sungai.
Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alurnya atau untuk sungai-sungai kecil.
Krib permeabel bercelah besar, seperti krib tiang pancang
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai ke arah tengah, guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah: a) Mengatur arah arus sungai , b) Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai , c) Mempercepat sedimentasi , d) Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan, e) Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai, f) Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.
3.2 Saran
Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survei mengenai topografi, debit dan kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada di sungai. Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara empiris dengan memperhatikan pengalaman masa lalu dalam pembuatan krib yang hampir sejenis.
10
DAFTAR PUSTAKA
Linsley R.K, 1989. Teknik Sumber Daya Air . Jakarta Airlangga http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196409101991011SUKADI/02-Penelitian/01-Perencanaan_Bendungan-Waduk.pdf Triatmodjo,Bambang.2009. Perencanaan Pelabuhan.Beta Offset:Yogyakarta
11