KRIB
10/3/2015
TUGAS MAKALAH TEKNIK SUNGAI
1. 2. 3. 4. 5.
MOH. MAHLI MUIS NITA SUKMA PUSPITA RIANDA ATTAMMIMI HARFI GITA RAMZANI
F1A F1A F1A F1A F1A
012 012 012 012 013
097 105 110 125 058
1|TUGAS TEKNIK SUNGAI KRIB
1. Umum Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai ke arah tengah guna mengatur arus sungai dan tujuan umumnya adalah : a. Mengatur arus sungai b. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai, mempercepat sedimentasi dan menjamin keamanan tanggul atau tebing sungai terhadap gerusan. c. Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai. d. Mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan. Guna memperoleh hasil-hasil yang optimal dari rencana pembuatan krib tersebut sesuai dengan tujuan seperti yang tertera pada butir-butir di atas, maka haruslah dipelajari secara seksama, terutama hal-hal yang menyangkut pemilihan tipe krib, yaitu yang lolos aliran atau yang tidak lolos aliran serta pemilihan dimensi dan posisi krib, yaitu panjang, arah, tinggi dan jarak antar krib-krib yang berdekatan sesui dengan kondisi sungai. Selain itu krib haruslah mempunyai kekuatan yang memadai untuk menghadapi gaya-gaya yang cukup besar yang terdapat pada arus sungai. Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya apabila krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai di sebelah hilir dari krib tersebut akan mengalami pengaruhnya yang merusak, seperti terjadinya kerusakan-kerusakan tebing dan menjangkau jauh ke sebelah hilir dari bagian sungai tersebut dan selanjutnya akan diperlukan usaha-usaha perbaikan dengan biaya tambahan yang cukup besar pula. Karenanya haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat seksama, sebelum penetapan tipe suatu krib yang akan dibangun.
2. Klasifikasi Krib Secara garis besarnya terdapat 3 tipe konstruksi krib yaitu tipe permeabel (permeable type) dimana air sungai dapat mengalir melalui krib tersebut, tipe impermeabel (impermeable type) dimana air sungai tidak dapat mengalir melalui krib tersebut dan tipe semi-permeabel (combined of both the permeable type and the impermeable type). Berdasarkan formasinya, krib dapat diklasfikasikan ke dalam 2 tipe, yaitu tipe silang (transversal type) dan tipe memanjang (longitudinal type).
2|TUGAS TEKNIK SUNGAI KRIB
a. Krib permeabel Pada tipe permeabel air dapat mengalir melalui krib (permeable spur). Krib permeabel tersebut melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energi yang terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengan itu mengendapkan sedimen yang terkandung dalam aliran tersebut. Sebagaimana diketahui krib permeabel dapat dilalui aliran yang karenanya dapat menurunkan ketahanannya terhadap arus sungai. Oleh sebab itu diperlukan stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan krib impermeabel. Krib permeabel terbagi dalam beberapa jenis lagi, antara lain, jenis tiang pancang, jenis rangka piramid, dan jenis rangka kotak. b. Krib impermeabel Krib dengan konstruksi tipe impermeabel yang disebut pula krib padat, karena air sungai tidak dapat menalir melalui tubuh krib . Tipe krib
ini
dipergunakan
untuk
membelokkan arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib-krib tersebut atau bagian sungai di sebelah hilirnya. Selanjutnya krib impermeabel dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu jenis yang terbenam dan jenis yang tidak terbenam. Pada jenis yang terbenam biasanya terjadi penggerusan yang dalam di sisi hilir krib, karena krib terlempar arus air, sehingga di sisi hilirnya berfungsi sebagai kolam olakan. Sedangkan pada jenis yang tidak terbenam, sering menyebabkan terjadinya turbulensi aliran di bagian ujung dari kribkrib tersebut dan menimbulkan gerusan yang cukup dalam pula. Untuk mencegah gerusan tersebut, biasanya pada lokasi yang diperkirakan akan terjadi penggerusan yang dalam haruslah dipertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi yang flexibel, seperti matras atau hamparan pelindung batu, sebagai pelengkap dari krib padat tersebut. Dari segi konstruksinya terdapat beberapa jenis krib impermeabel, antara lain bronjong kawat, matras dan pasangan batu.
3|TUGAS TEKNIK SUNGAI KRIB
c. Krib semi-permeabel Krib semi-permeabel ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeabel dan krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak di sebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi, sedang bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeabel disesuaikan dengan fungsi dan kondisi setempat. Tujuan dari krib semi-permeabel ini adalah agar dapat diperoleh efek positif dari kedua tipe krib tersebut, yaitu di satu pihak lebih meningkatkan kemampuan pengaturan arus sungai dan di lain pihak lebih meningkatkan stabilitas krib tersebut dengan penempatan sedemikian rupa, sehingga dapat dibatasi bahkan di celah terjadinya gerusan yang terlalu dalam. d. Krib-krib silang dan memanjang Krib yang formasinya tegak lurus atau hampir tegak lurus arah arus sungai dapat merintangi arus tersebut dan dinamakan krib melintang (transversal dyke), sedang krib yang formasinya hampir sejajar arah arus sungai disebut krib memanjang (lonitudinal dyke). Biasanya gerusan dasar sungai secara intensif terjadi di depan ujung krib melintang, karena pelindung yang memadai perlu diadakan dan kadang-kadang untuk ini dibangun krib memanjang di ujung depan krib-krib melintang tersebut.
3. Perencanaan Krib Dalam mempersiapkan perencanaan (planning) krib, maka denah, bentuk memanjang, debit air sungai, kecepatan arus sungai, bahan-bahan dasar sungai haruslah disurvey, dipelajari dan ditelaah secara mendalam dan tipe krib serta metode pembuatannya ditetapkan secara empiris dengan memperhatikan pengalaman-pengalaman pada krib-krib yang telah dibangun di waktu-waktu yang lalu. Secara umum, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan krib-krib adalah sebagai berikut : a. Mengingat metode pembuatan krib-krib sangat tergantung dari resim sungainya perlu diperoleh data mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau yang hampir sama, kemudahan pelaksanaannya dan besarnya pembiayaan. b. Pada sungai-sungai yang terlalu lebar dan untuk mengurangi turbulensi aliran, maka permukaan air sungai normalnya harus dinaikkan sedemikian rupa dengan krib yang
4|TUGAS TEKNIK SUNGAI KRIB
panjang, akan tetapi panjangnya harus dibatasi secukupnya, karena krib yang terlalu panjang di samping biasanya pembangunannya lebih tingi, pemeliharaannya akan lebih mahal dan lebih sulit. c. Jika krib yang akan dibangun antara lain untuk melindungi tebing sungai terhadap pukulan air, maka panjang krib semacam ini harus dibatasi, karena krib yang terlalu panjang akan menyebabkan timbulnya pukulan air dari tebing sungai di seberangnya. d. Krib-krib tidak dapat berfungsi dengan baik pada sungai-sungai yang kecil atau yang sempit alurnya. e. Apabila pembuatan krib-krib dimaksudkan untuk meningkatkan permukaan normal air sungai, maka perlu dipertimbangkan kapasitasnya di saat terjadinya debit yang lebih besar atau debit banjir. Dan juga pertimbangan mengenai trase serta kapasitas alur sungai, guna mempertahankan stabilitas sungai secara keseluruhan.
4. Konstruksi Krib a. Krib tiang pancang Krib tiang pancang adalah salah satu contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib memanjang maupun untuk krib melintang. Selanjutnya konstruksinya sangat sederhana dan dapat meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai-sungai yang tidak deras arusnya. Selain itu sudah sangat banyak dibangun krib tiang pancang ini dan umumnya dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Bahan tiang pancang adalah kayu atau beton dengan diameter antara 15-30 cm. Sekurang-kurangnya dua baris pancangan dengan jarak antara masing-masing tiang pancang antara 1-2 m sudah dapat berfungsi sebagai krib dan biasanya dilengkapi dengan batu lapis lindung, matras ranting atau beronjong kawat untuk melindungi dasar sungai di sekitar krib tersebut terhadap gerusan, untuk lebih memperkuat krib tiang pancang, maka kepala tiang-tiang pancang dihubungkan dengan balok horizontal, baik memanjang, melintang maupun diagonal. Tiang dapat dipancang berjajar-jajar secara beraturan atau secara sembarangan.
5|TUGAS TEKNIK SUNGAI KRIB
Dan sebagai tambahan agar dapat memberikan pengaruh yang merata dari setiap tiang pancang pada arus banjir, biasanya tiang-tiang pancang pada baris-baris sebelah hulu dipasang dengan jarak antara yang lebih jarang dan lebih rendah dari tiang-tiang pancang pada baris-baris di sebelah hilirnya. Selanjutnya harus diingat agar bagian ujung lebih rendah dari pada bagian pangkalnya dengan kemiringan antara 1/20-1/200. Selain itu dari pengamatan krib-krib tiang pancang, walaupun pemancangannya dibuat lebih rapat, ternyata tidak akan memberikan hasil yang sepadan dan pengalaman memberikan petunjuk, bahwa krib tersebut akan dapat berfungsi lebih efektif, apabila dibuat dengan permeabilitas yang lebih besar (jarak antara masing-masing tiang pancang lebih besar), tetapi dengan jarak antara masing-masing krib lebih rapat. b. Krib rangka Krib rangka (skelton spur) adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari lapisan batu atau kerikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang pancang. Balok kayu atau balok beton digunakan untuk bahan utama pembuatan krib rangka ini yang dihubungkan sedemikian rupa membentuk rangka piramid atau rangka kotak yang berarti dengan bronjong kawat atau diisi batu dan krib ini bersifat semi-permebel. Salah satu konstruksi krib rangka yang paling umum digunakan adalah krib rangka kotak segitiga (trianular frame skelton spur). Bahan utama kri b rangka segitiga adalah baloka kayu atau balok beton yang dipasang sedemikian rupa hingga membentuk rangka piramid dan di dalamnya diletakkan bronjong kawat silinder sebagai pemberat. c. Krib blok beton Krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat flexibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-
6|TUGAS TEKNIK SUNGAI KRIB
contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pernah dibangun.
5. Pemilihan Tipe Krib Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat kesulitan dan jangka waktu pelaksanaannya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah, kemiringan memanjang dan bentuk penampang lintang krib, elevasi muka air, debit, kecepatan arus, bahan dasar sungai dan arah pergeseran dasar sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi hidrolika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pernah ada dan contoh-contoh bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang telah lalu. Dalam proses penentuan tipe krib diperlukan perhatian khusus pada hal-hal sebagai berikut: a. Krib permeabel yang rendah dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai untuk melindungi tebing sungai b. Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alurnya atau untuk sungai-sungai kecil c. Krib permeabel bercelah kasar (highly permeable groyne) tiang pancang sangat sesuai untuk sungai-sungai yang arusnya tidak deras. d. Kombinasi krib tipe rangka dan konsolidasi pondasi tipe beton blok biasanya cocok untuk sungai yang arusnya deras. Dalam penentuan tipe krib yang dibangun akhir-akhir ini memperlihatkan kecendrungan lebih banyak memilih tipe permeabel, sedangkan pemakaian tipe impermeable semakin kurang. Dalam hal bahannya pada saat ini lebih banyak diunakan beton dari pada kayu, disebabkan karena keawetannya. 6. Contoh Pertimbangan Dalam perencanaan Krib Sungai Pareman Untuk menanggulangi gerusan tebing yang terjadi di lima titik tinjauan Sungai Pareman, maka disarankan :
7|TUGAS TEKNIK SUNGAI KRIB
1. Lokasi saluran pengelak, membuat tanggul penutup saluran pengelak menggunakan kombinasi pasangan batu, turap baja dengan panjang 6 m, dan krib pengarah aliran dengan panjang 5 – 10 m pada elevasi +40 m. 2. Lokasi saluran irigasi, memasang dinding penahan tanah di tebing sungai menggunakan beronjong dikombinasikan dengan krib pengarah aliran. Krib pengarah aliran di desain dengan panjang 7 m pada elevasi +33.65 m. 3. Lokasi rumah roboh, menggunakan turap dengan panjang 12 m dan mempunyai momen minimal 269 KNm dikombinasikan dengan krib pengarah aliran di depan turap. Krib pengarah aliran di desain dengan panjang 17.5 – 25 m pada elevasi +13.5 m. 4. Lokasi tanggul dekat muara, menggunakan turap dengan panjang 8 m dan mempunyai bending momen minimal 269 KNm dikombinasikan dengan krib pengarah aliran di depan turap. Krib pengarah aliran di desain dengan panjang 8.5 – 14 m pada elevasi +2.05 m. 5. Lokasi tanggul dekat muara yang longsor, menggunakan turap dengan panjang 12 m dan mempunyai bending momen minimal 269 KNm dikombinasikan dengan krib pengarah aliran di depan turap. Krib pengarah aliran di desain dengan panjang 7.5 m pada elevasi +1.93 m. Sungai Rongkong Untuk menanggulangi gerusan tebing yang terjadi di Sungai Rongkong, maka diusulkan penanggulangan longsoran dan gerusan tebing dengan dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan penanggulangan menggunakan turap dengan panjang 8 m dan bending moment minimal sebesar 150 KNm yang dikombinasikan dengan krib pengarah aliran di depan turap. Krib pengarah aliran di depan turap didesain dengan panjang antara 13 – 30 m pada elevasi +19 m. Penanggulangan tahap kedua dilaksanakan setelah bangunan konstruksi tahap pertama telah bekerja dengan baik, dilakukan penambahan tanggul untuk bantaran sungai pada elevasi +19 m dengan jarak tertentu di depan krib pengarah aliran yang diusulkan