PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu proses produksi budidaya tanaman yang melalui beberapa tahapan mulai dari persiapan lahan sampai penanganan pasca panen akan mengalami beberapa Kendala. Tetapi apabila kita dapat memperhatikan secara benar dan disiplin sesuai dengan petunjuk dan prosedur serta pengalaman yang telah dilakukan dilakukan dalam pemeliharaan pemeliharaan tanaman akan mempunyai suatu proses budidaya tanaman(Anonim, 2005). Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman terdiri dari beberapa beberapa kegiatan kegiatan mulai dari pemupukan, pemupukan, penyiraman sampai ke pengendalian hama dan penyakit yang timbul pada tanaman. Suatu proses produksi budidaya tanaman apabila dilakukan di Green House maupun diluar areal yang bebas akan mempengaruhi dalam pemeliharaan terutama pengendalian hama dan penyakit. Berbudidaya tanaman diluar areal yang bebas atau di lahan yang terbuka tampa adanya adanya penghal penghalang ang sepert sepertii paranet paranet atau atau tanama tanaman n bareir bareir maka maka kemungk kemungkina inan n tanama tanaman n tersebut mudah terserang hama maupun penyakit dan didukung kondisi alam atau suhu yang sangat berpengaruh timbulnya penyakit(Anonim, 2005). Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di Sumeria. Sedangkan Sedangkan penggunaan penggunaan bahan kimia beracun beracun seperti seperti arsenic, mercury dan serbuk serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke-15. Kemudian pada abad ke-17 nicotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai digunakan sebagai insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua jenis pestisida alami yaitu, pyretrum yang diekstrak diekstrak dari chrysanthemum chrysanthemum dan rotenon rotenon yang diekstrak dari akar tuba Derris eliptica (Mil (Mille lerr, 2002) 2002).. Pada Pada tahun tahun 1874 1874 Othm Othmar ar Zeidl Zeidler er adala adalah h orang orang yang yang pert pertam amaa kali kali mensin mensintes tesis is DDT (Dichlo (Dichloro ro Dipheny Diphenyll Trich Trichlor loroet oethane hane), ), tetapi tetapi fungsi fungsiny nyaa sebagai sebagai insektisida baru ditemukan oleh ahli kimia Swiss, Paul Hermann Muller pada tahun 1939 yang dengan penemuannya ini dia dianugrahi hadiah nobel dalam bidang Physiology atau Medici Medicine ne pada tahun tahun 1948 1948 (Nobel (NobelPr Prize. ize.or org). g). Pada Pada tahun tahun 1940an 1940an mulai mulai dilakuk dilakukan an produksi pestisida sintetik dalam jumlah besar dan diaplikasikan secara luas (Daly et al., 1998). Beberapa Beberapa literatur literatur menyebutkan menyebutkan bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai “era pestisida” (Murphy, 2005). Penggunaan pestisida terus meningkat lebih dari 50 kali lipat
semenjak tahun 1950, dan sekarang sekitar 2,5 juta ton pestisida ini digunakan setiap tahunnya (Miller, 2002). Dari seluruh pestisida yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75% digunakan di negara-negara berkembang (Miller, 2004). Pengend Pengendali alian an organi organisme sme penggan pengganggu ggu tumbuh tumbuhan an (OPT) (OPT) dengan dengan menggun menggunakan akan pestisida banyak dilakukan secara luas oleh masyarakat, karena pestisida mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian yang lain, yaitu antara lain: -
dapat dapat diapl diaplik ikas asik ikan an secar secaraa muda mudah; h;
-
dapat dapat diapl diaplika ikasik sikan an hamp hampir ir di di seti setiap ap tempa tempatt dan dan waktu waktu;;
-
hasil hasilny nyaa dapat dapat dil dilih ihat at dala dalam m wakt waktu u singk singkat at;;
-
dapat dapat diapli diaplikas kasika ikan n dalam dalam areal areal yang yang luas luas dalam dalam waktu waktu sing singkat kat;; dan
-
mudah mudah diperol diperoleh, eh, dapat dapat dijum dijumpai pai di kioskios-kio kioss pedesaan pedesaan sampa sampaii pasar pasar swalaya swalayan n di kota besar(Ditlin Tanaman Hortikultura, 2008). Reaksi terhadap bahaya penggunaan pestisida kimia terutama DDT mulai nampak
setelah Rachel Carson menulis buku paling laris yang berjudul “Silent Spring” tentang pembengkakan biologi (biological magnification) tahun 1962. Sehingga minimal ada 86 negara negara melara melarang ng pengguna penggunaan an DDT, DDT, meskip meskipun un masih masih digunak digunakan an di bebera beberapa pa negara negara berkembang untuk memberantas nyamuk malaria (Willson and Harold, 1996). Beberapa dampak dampak negati negatiff dari dari pengguna penggunaan an pestis pestisida ida kimia kimia pada lahan lahan pertan pertanian ian yang yang telah telah diketahui, diantaranya: mengakibatkan resistensi hama sasaran (Endo et al. 1988; Oka 1995), gejala resurjensi hama (Armes et al., 1995), terbunuhnya musuh alami (Tengkano et al. 1992), meningkatnya residu pada hasil, mencemari lingkungan, gangguan kesehatan bagi pengguna (Oka 1995; Schumutterer, 1995), bahkan beberapa pestisida disinyalir memiliki kontribusi pada fenomena pemanasan global (global warming) dan penipisan lapisan ozon (Reynolds, 1997). Djamin (1985)menyatakan bahwa pemakaian insektisida yang terus menerus akan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan, manusia, hewan ternak maupun musuh musuh alami alami hama hama dan serangg seranggaa yang yang bergun bergunaa lainny lainnya. a. Disamp Disamping ing itu dapat dapat juga juga menimbulkan resistensi hama serangga, resurgensi hama, eksplosi hama kedua sehingga kerusakan terhadap tanaman akan semakin meningkat. Pemb Pember erant antas asan an hama hama yang yang tenga tengah h diup diupay ayaka akan n oleh oleh pemer pemerin inta tah h untu untuk k bisa bisa ditera diterapka pkan n kdi lapanga lapangan n adalah adalah Hama Berwaw Berwawasa asan n Lingkun Lingkungan. gan. Hama Hama Berwaw Berwawasa asan n
Lingkun Lingkungan gan adalah adalah tindaka tindakan n pengend pengendali alian an hama hama yang yang berdas berdasark arkan an atau berped berpedoman oman kepada kepada Konsep Konsepsi si Pengend Pengendali alian an Hama Hama Terpadu erpadu..
Penera Penerapan pan Konsep Konsepsi si PHT tersebut tersebut
didor didoron ong g oleh oleh banya banyak k fakt faktor or yang yang pada pada dasa dasarn rnya ya adal adalah ah dalam dalam rang rangka ka pene penera rapan pan program program pembangunan pembangunan nasional berkelanjuta berkelanjutan n yang berwawasan lingkungan. lingkungan. FaktorFaktorfaktor tersebut adalah : 1. Kegagalan Kegagalan pemberantas pemberantasan an hama secara secara konvensio konvensional. nal. Pemberant Pemberantasan asan hama hama secara konvens konvension ional al dengan
pendekat pendekatan an pada pengguna penggunaan an pestisid pestisidaa telah telah terbukti terbukti
menimbulkan dampak negatif, antara lain resistensi atau ketahanan hama, srurjensi hama, ledakan hama sekunder, matinya organisma bukan sasaran (musuh alami, sera serang ngga ga berg berguna una,, bina binata tang ng tern ternak ak,, dan lainlain-la lain in), ), resi residu du pada pada hasi hasil/ l/pr prod oduk uk pertanian, keracunan pada manusia, dan pencemaran lingkungan. 2. Kesada Kesadaran ran tentan tentang g kualita kualitass lingku lingkungan ngan hidup.Ka hidup.Karen renaa dampak dampak negati negatiff pestis pestisida ida terhadap organisma non sasaran dan lingkungan, maka disadari bahwa penggunaan pestisida dalam pengendalian hama merupakan teknologi pengendalian hama yang bersifat kurang ramah lingkungan. Dengan adanya kesadaran ini, kemudian muncul kesadaran kesadaran lebih lanjut bahwa bahwa untuk pengendalian pengendalian hama yang ramah lingkungan lingkungan perlu dicari alternatif alternatif teknologi teknologi penggunaan pestisida pestisida yang ramah lingkungan lingkungan atau teknologi pengendalian lain selain pestisida yang juga harus ramah lingkungan. Teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan tersebut adalah PHT. PHT. 3. Dampa Dampak k glob global alis isas asii ekono ekonomi mi.. Era Era globa globali lisa sasi si saat saat ini ini tela telah h memunc memuncul ulkan kan era era perdagangan bebas antar negara, mengakibatkan produk-produk pertanian harus memenuhi memenuhi persyaratan persyaratan ekolabeling. ekolabeling. Produk pertanian pertanian yang dipasarkan dipasarkan dituntut dituntut harus bersifat ramah lingkungan, diantaranya tidak mengandung residu pestisida. Kond Kondis isii
ini ini
meng mengak akib ibat atka kan n
pene penera rapa pan n
tekn teknol olog ogii
PHT PHT
seba sebaga gaii
tekn teknol olog ogii
pengendalian yang ramah lingkungan menjadi salah satu teknologi alternatif yang dibutuhkan. 4. Kebi Kebija jaka kan n pemer pemerin inta tah. h. Era Era globa globali lisa sasi si mengaki mengakiba batk tkan an
tekan tekanan an teka tekanan nan dunia dunia
intern internasi asional onal mengenai mengenai kelesta kelestaria rian n lingku lingkungan ngan menjadi menjadi semaki semakin n tinggi tinggi..
Oleh Oleh
karena itu, maka pemerintah memberikan dukungan yang sangat besar terhadap penerapan penerapan PHT ini. Ini dapat dilihat dilihat dengan dikeluarkanny dikeluarkannyaa berbagai kebijakan kebijakan yang mendukung penerapan PHT dalam sistem produksi pertanian (Hidayat, 2001).
Telah dilaporkan polusi air yang disebabkan oleh pestisida. Untuk danau-danau di Pulau Bali, yaitu; Danau Tamblingan dan Buyan terletak di Kabupaten Buleleng, Danau Beratan di Kabupaten Tabanan dan Danau Batur di Kabupaten Bangli, juga mengalami polusi polusi (Sand (Sandii Adnyana Adnyana,, 2003 cit. cit. Manuaba Manuaba,, 2008). 2008). Keempat Keempat danau danau ini merupak merupakan an reservoir air untuk memenuhi kebutuhan air bagi seluruh wilayah Pulau Bali. Di keempat danau danau ini, ini, teruta terutama ma di Danau Danau Buyan Buyan telah telah terjad terjadii pening peningkat katan an aktivi aktivitas tas pendudu penduduk, k, khusu khususny snyaa di bida bidang ng pert pertani anian. an. Peni Peningk ngkat atan an aktiv aktivit itas as pendu pendudu duk k di seki sekita tarr dana danau u mengakibatkan mengakibatkan tekanan lingkungan lingkungan terhadap terhadap danaupun meningkat. Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian kualitas air Danau Buyan didapatkan bahwa kualitas airnya memenuhi baku mutu kelas III sesuai PP. Nomor 82 Tahun 2001. Baku mutu kelas III adalah syarat kualitas air yang digunakan untuk tanaman, peternakan, dan pemeliharaan ikan air tawar (Tantri Endarini, 2004 cit. Manuaba, 2008). Sifa Sifatt-si sifa fatt kimia kimia,, biol biologi ogi maupu maupun n fisi fisika ka air meru merupak pakan an indi indikat kator or kuali kualita tass ekosistem di lingkungan air tersebut. Walaupun cemaran pada air danau berada di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan, namun dapat mengakibatkan cemaran yang tinggi pada biota air termasuk ikan. Hal ini disebabkan terjadinya bioakumulasi pada biota tersebut sehingga berresiko bila dikonsumsi (US. EPA., 2000 cit. Manuaba, 2008). Penggunaan pestisida dalam menopang peningkatan produk pertanian maupun perkebunan perkebunan telah banyak membantu untuk meningkatkan meningkatkan produksi pertanian. pertanian. Namun demikia demikian n pengguna penggunaan an pestis pestisida ida ini juga juga member memberika ikan n dampak dampak negatif negatif baik terhad terhadap ap manusia, biota maupun lingkungan. Erin, Erin, et al. (2001) cit. cit. Manuaba, 2008 mendapatkan bahwa terjadi resiko kematian janin dua kali lebih besar bagi ibu yang saat kehamilannya berusia 3-8 minggu tinggal dekat areal pertanian dibandingkan dengan yang tinggal jauh dari daerah pertanian. pertanian. Penggunaan herbisida herbisida klorofenoksi klorofenoksi (yang mengandung 2,4-D) telah terbukti mengakibatkan resiko cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang bermukin didekat daerah pertanian (Schreinemachers, 2003 cit. Manuaba, 2008). Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan pestisida sebagai racun sebenarnya lebih merugikan dibanding menguntungkan, yaitu dengan munculnya berbagai dampak negatif yang yang diakibatkan diakibatkan oleh pestisida tersebut. tersebut. Karena Karena alasan tersebut, tersebut, maka dalam penggunaan pestisida harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Pestis Pestisida ida hanya hanya digunakan digunakan sebagai sebagai altern alternati atiff terakhir terakhir apabil apabilaa belum belum ditemuk ditemukan an cara pengendalian lain yang dapat memberikan hasil yang baik. 2. Apabil Apabilaa terpaks terpaksaa mengguna menggunakan kan pestis pestisida ida gunaka gunakan n pestisi pestisida da
yang yang mempuny mempunyai ai
daya racun rendah dan bersifat selektif. 3. Apabila Apabila terpaksa terpaksa menggunak menggunakan an pestisida pestisida lakukan secara secara bijaksana. bijaksana. 1.2. Tujuan Praktikum
Adapun yang menjadi menjad i tujuan praktikum Pestisida dan Tenkik Aplikasi yaitu : 1. Menget Mengetahui ahui cara cara pemba pembacaan caan label label pest pestisi isida da 2. Mengetahui Mengetahui dan dan memahami memahami penggunaa penggunaan n alat-alat alat-alat aplikasi aplikasi pestisi pestisida da 3. Menget Mengetahui ahui toksisit toksisitas as insekt insektisi isida da botani, botani, racun perut, perut, racun kontak kontak,, insekt insektisi isida da mikroba dan toksisitas mikroba.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN
Pengendalian hama adalah aplikasi teknologi berdasarkan pengetahuan biologi untuk menurunkan populasi atau pengaruh hama secara memuaskan memuaskan (Pedigo, (Pedigo, 1991 cit. Hiday Hidayat, at, 2001) 2001).A .Agar gar penge pengenda ndali lian an yang yang dila dilaku kukan kan dapat dapat memb member erik ikan an hasil hasil yang yang memuaskan, maka Geier (1966) cit. Pedigo (1991) cit. Hidayat (2001) mengemukakan empat persyaratan berikut : •
Pengendalian hama harus selektif terhadap hama yang dikendalikan.
•
Bersifat komprehensif dengan sistem produksi
•
Kompatibel dengan prinsip-prinsip ekologi
•
Bersifat toleran terhadap spesies yang potensial dapat merusak tanaman tetapi masih dalam batas-batas yang secara ekonomis dapat diterima.
2.2.PENGENALAN PESTISIDA
Pestis Pestisida ida adalah adalah suatu suatu bahan bahan kimia kimia yang yang diguna digunakan kan untuk untuk membun membunuh uh atau atau mengendalikan hama. Pestisida memegang peranan penting dalam melindungi tanaman, ternak, dan untuk mengontrol sumber-sumber vektor penyakit (vector-borne diseases)( Manuaba, 2008). Menurut Keputusan Menteri Pertanian No.434.1/Kpts/TP.270/7/2001 masih menga mengacu cu pada pada Pera Peratu tura ran n Peme Pemeri rint ntah ah No.7 No.7 Tahun ahun 1973 1973 tent tentan ang g Peng Pengaw awas asan an Atas Atas Peredaran, Peredaran, Penyimpanan, Penyimpanan, dan Penggunaan Penggunaan Pestisida. Pestisida. Pestisida Pestisida merupakan merupakan semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: 1) Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang yang merusak tanaman, bagian bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian. 2) Memberantas Memberantas rerumputan. rerumputan. 3) Mematikan Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan pertumbuhan yang tidak diinginkan. diinginkan. 4) Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian. 5) tanaman tanaman tidak termasu termasuk k pupuk. 6) Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak. 7) Memberantas Memberantas atau mencegah mencegah hama-hama air. air. 8) Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan, dan dalam alat-alat pengangkutan. 9) Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. air. Bidang penggunaan pestisida meliputi: Pengelolahan tumbuhan; Peternakan; Penyimpanan Hasil Pertanian; Pengawetan Hasil Hutan; Pengendalian Vektor Penyakit Manusia; Pengendalian Rayap; Pestisida Rumah Tangga; Fumigasi; Pestisida Industri lainnya seperti Cat, anti Pencemaran dan Bidang lainnya.(Deptan, 2001). Pertanian konvensional ditandai dengan pemakaian pupuk dan pestisida sintetis seca secara ra inte intens nsif if memb memberi erika kan n dampa dampak k yang yang sang sangat at meru merugi gikan kan sepe sepert rtii pencem pencemar aran an lingk lingkung ungan, an, resi residu du
pest pestis isid idaa
pada pada
maka makanan nan,,
terg tergang anggu guny nyaa
kese keseha hata tan n
manus manusia ia,,
terb terbun unuhn uhnny nyaa orga organi nism smee berg berguna una,, hama hama menj menjad adii taha tahan n terh terhada adap p pesti pestisi sida da dan dan munculnnya masalah resurgensi ( Arya, 1996; Oka, 1998). Penggunaan pestisida secara intensif intensif dan tidak terkendali terkendali mulai menjadi menjadi masalah masalah di Pilipina Pilipina tahun 1980-an. 1980-an. Masalah Masalah hama justru semakin parah, korban manusia semakin banyak berjatuhan, biaya kesehatan sema semaki kin n
bera beratt,
keam keaman anan an
ling lingku kung ngan an
semak emakin in
ter teranca ancam. m.
Lalu Lalu
peme pemerrint intah
mengembangkan mengembangkan paket kebijakan kebijakan pestisida pestisida (PKP) selama periode 1992-1996 1992-1996 melalui melalui Fertilizer and Pesticide Authority (FPA)( (FPA)( Sinar Tani, 2008). 20 08). Pengertian yang menarik tentang pestisida dikemukaan oleh Meister et al, (1985) yang menyatakan menyatakan bahwa pestisida pestisida adalah racun ekonomis. ekonomis. Jadi pestisida pestisida adalah racun racun yang mempunyai sifat ekonomis, penggunaan pestisida dapat memberikan keuntungan tetapi juga dapat dapat mengakibatkan kerugian.
Penggunaan pestisida secara bijaksana adalah penggunaan pestisida yang memperhatikan prinsip 5 (lima) tepat, yaitu :
1. Tepat sasaran. sasaran. Tentuka Tentukan n jenis tanaman tanaman dan hama sasaran sasaran yang akan akan dikendalikan, dikendalikan, sebaik sebaiknya nya tentukan tentukan pula unsurunsur-uns unsur ur abioti abiotiss dan biotis biotis lainny lainnya. a.
Ini berarti berarti
sebelum melakukan aplikasi pestisida, terlebih dahulu harus dilakukan analisis agroekosistem. 2. Tepat jenis. jenis. Setelah Setelah diketahui diketahui hasil analisis analisis agroekosi agroekosistem, stem, maka maka dapat ditentukan ditentukan pula jenis jenis pestisida pestisida apa yang harus digunakan, digunakan, misalnya misalnya untuk hama serangga serangga gunakan insektisi insektisida, da, untuk tikus gunakan rodentisid rodentisida. a.
Pilihlah Pilihlah pestisida pestisida yang
paling tepat diantara diantara sekian banyak pilihan. pilihan. Misalnya, untuk pengendalian hama ulat daun kubis. kubis. Berdasarkan Berdasarkan rekomendasi rekomendasi dari dari Komisi Pestisi Pestisida da tersedia tersedia + 60 nama dagang insektisida. insektisida. Jangan menggunakan menggunakan pestisida pestisida tidak berlabel, berlabel, kecuali pestisida botani racikan sendiri yang dibuat berdasarkan anjuran yang ditetapkan. Sesuaikan pilihan tersebut dengan alat aplikasi aplikasi yang dimiliki atau akan dimiliki. dimiliki. 3. Tepat waktu. waktu. Waktu Waktu pengendalian pengendalian yang yang paling tepat tepat harus ditentuka ditentukan n berdasarkan: berdasarkan: •
Stadium rentan dari hama yang menyerang tanaman, misalnya stadium larva instar I, II, dan III.
•
Kepa Kepadat datan an popul populas asii yang yang pali paling ng tepat tepat untuk untuk dike dikenda ndali lika kan, n, lakuk lakukan an aplikasi pestisida berdasarkan Ambang Kendali atau Ambang Ekono mi.
•
Kondisi lingkungan, misalnya jangan melakukan aplikasi pestisida pda saat hujan, kecepatan angin tinggi, cuaca panas terik.
•
Lakukan pengulangan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
4. Tepat epat dosis/ dosis/kon konsen sentra trasi si Gunakan Gunakan konsentra konsentrasi/ si/dos dosis is yang yang sesuai sesuai dengan dengan yang yang dianjurkan dianjurkan oleh Komisi Pestisi Pestisida. da. Untuk itu bacalah bacalah label kemasan pestisida. pestisida. Jangan melakukan aplikasi pestisida dengan konsentrasi dan dosis yang melebihi atau kurang sesuai dengan anjuran akan dapat menimbulkan dampak negatif. 5. Tepat Cara. Cara. Lakukan aplikas aplikasii pestisida pestisida dengan dengan cara yang yang sesuai dengan dengan formulas formulasii pestisida dan anjuran yang ditetapkan(Hidayat, 2001). Penggunaan pestisida sintetik perlu diatur agar tidak digunakan sebagai satusatunya alternatif pengendalian hama. Pemakaian bahan nabati merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah hama. Insektisida nabati yang dibuat dari bahan alami
akan mudah terurai dan tidak mencemari lingkungan, serta relatif aman bagi manusia dan ternak (Kardinan, 1999 cit. Supriyatin dan Marwoto, 2000). 2.3. TEKNIK APLIKASI PESTISIDA
Keberhasila Keberhasilan n penggunaan penggunaan pestisida pestisida sangat ditentukan ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, yang menjamin pestisida tersebut mencapai jasad sasaran dimaksud, selain juga oleh faktor jenis, dosis dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida pestisida yang dapat berFungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Aplikasi Aplikasi pestisida yang tepat dapat didefinisika didefinisikan n sebagai aplikasi pestisida pestisida yang semaksimal semaksimal mungkin mungkin terhadap terhadap sasaran sasaran yang ditentukan, ditentukan, pada saat yang tepat, dengan liputan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah jumlah pestisida yang telah ditentukan ditentukan sesuai dengan anjuran (dosis)(Hidayat, 2001). Setiap aplikasi pestisida dapat dinilai menurut 2 cara, yaitu : 1. Eval Evalua uasi si biol biolog ogii,
ber berupa upa
peng penguk ukur uran an ting tingka katt
penu penuru runa nan n
popu popula lassi
jasad asad
pengga pengganggu nggu sasara sasaran n atau atau kerusa kerusakan kan yang yang ditimb ditimbulk ulkanny annya, a, serta serta penguku pengukuran ran terhadap hasil (yield). 2. Pengu Penguku kura ran n fisi fisik k terh terhad adap ap hasil hasil sempro semprota tan, n, berupa berupa liput liputan an
(cove (covera rage) ge) hasil hasil
semprotan semprotan pada sasaran sasaran yang dapat berupa tanaman, tanaman, serangga, serangga, gulma atau pun sasa sasara ran n buata buatan n tert terten entu tu sepe sepert rtii kerta kertass peka peka
(sin (sintet tetiv ivee paper paper), ), dan dan kaca kaca
slide(Hidayat, 2001). Untuk setiap jumlah yang sama dari (larutan) pestisida yang disemprotkan, jumlah droplet per satuan luas akan berhubungan erat dengan ukuran droplet tersebut. Semakin banyak banyak jumlah jumlah droplet droplet per satuan satuan luas, luas, akan semakin semakin kecil ukuran droplet droplet tersebut. tersebut. Sebaliknya Sebaliknya semakin semakin sedikit jumlah droplet droplet per satuan luas, akan semakin semakin besar ukuran droplet tersebut.
Cara pemakaian ( application methods):
1.
Penyemprotan
spraying) ( sprayi ng)
:
merup erupak akan an metod etodee
yang ang
pal paling bany anyak
diguna digunakan kan.. Biasan Biasanya ya diguna digunakan kan 100-200 100-200 liter liter enceran enceran insekt insektisi isida da per ha.
Paling banyak adalah 1000 liter/ha sedang paling kecil 1 liter/ha seperti dalam ULV. Dusting : untuk hama rayap kayu kering Cryptotermes, dusting sangat efisien 2. Dusting : bila dapat mencapai koloni karena racun dapat menyebar sendiri melalui efek perilaku trofalaksis. 3. Penuangan atau penyiraman ( pour on) on) misalnya untuk membunuh sarang (koloni) semut, rayap, serangga tanah di persemaian dsb. Injeksi batang batang : denga 4. Injeksi dengan n inse insekt ktis isid idaa sist sistem emik ik bagi bagi hama hama bata batang, ng, daun daun,,
penggerek dll. 5. Dipping : Dipping : perendaman / pencelupan seperti untuk biji / benih, kayu. 6. Fumigasi : penguapan, misalnya pada hama gudang atau hama ka yu. pressure) misalnya dalam pengawetan 7. Impregnasi : metode dengan tekanan ( pressure) kayu (http://fp.elcom.umy.ac.id). Pestisida dan bahan penyampur
Pest Pestis isid idaa seba sebaga gaii baha bahan n racu racun n akfi akfiff (active active ingredient ingredient ) dala dalam m form formul ulas asii biasanya dinyatakan dalam berat / volume (di Amerika Serikat dan Inggris) atau berat-berat (di Eropah). Bahan-bahan lain yang tidak akfif yang dicampurkan dalam pestisida yang telah diformulasi dapat berupa : •
pelarut solvent ( solvent ) adalah bahan cair pelarut misalnya alkohol, minyak tana tanah, h, xyle xylene ne dan dan air air. Bias Biasan any ya baha bahan n pela pelaru rutt ini ini telah elah dibe diberi ri deodorant (bahan penghilang bau tidak enak baik yang berasal dari pelarut maupun dari bahan aktif).
•
sinergis, sejenis bahan yang dapat meningkatkan daya racun, walaupun sesamin (berasal dari bahan itu sendiri mungkin tidak beracun, seperti seperti sesamin biji wijen), dan piperonil butoksida.
•
emuli emulisif sifier ier,, merupa merupakan kan bahan bahan deter detergen gen yang yang akan akan memudah memudahkan kan terjadinya emulsi bila bahan minyak diencerkan dalam air. air.
•
di samping bahan-bahan tersebut di atas, menurut keperluan, dalam formulasi ditambahkan ditambahkan bahan-bahan lain lain seperti pencegah kebakaran, kebakaran, penghilang bau yang tidak enak (deodorizer (deodorizer ) dan peniada tegangan permukaan.
Tabel 1. 1. jenis dan ukuran droplet ysng memberikan hasil efikasi biologi terbaik
Sumber : Hidayat, 2001.
Pada umumnya volume semprotan atau jumlah larutan yang akan disemprotkan per satuan luas (l/ha) untuk setiap jenis pestisida tersebut. Jumlah larutan per satuan luas dapat dapat juga juga bera beragam gam untuk untuk satu satu jeni jeniss pesti pestisi sida da,, terg tergan antu tung ng dari dari macam macam alat alat yang yang digunakan. Dengan telah mengetahui jumlah larutan yang yang harus disemprotkan per satuan luas, alat semprot dan/atau tipe nozzle apa yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan ditentukan berdasarkan berdasarkan cara perhitungan perhitungan di atas. Sedangkan Sedangkan untuk kecepatan kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong, sulit untuk dapat diatur atau diubah(Hidayat, 2001).
Secara umum peralatan pengendali hama dapat digolongkan berdasarkan : Bahan kimia yang digunakan •
Untuk menyebarkan bahan kimia yang berupa cairan : - sprayer yang disebarkan berupa sprayer - Mist sprayer sprayer yang disebarkan berupa mist
- Fog machine yang disebarkan berupa fog •
Untuk menyebarkan bahan kimia berupa bubuk (dust) dinamakan duster
•
Untuk menghembuskan gas dinamakan fumigaster fumigaster
Berdasarkan sumber daya penggeraknya. •
yang digerakan daya manusia, misalkan hand sprayer, hand duster
•
yang digerakan daya hewan, misalkan animal sprayer, animal duster
•
yang digerakan motor (engine), misalkan power sprayer, sprayer, power duster.
2.3.1. Hand sprayer
Pestisida Pestisida yang dipakai dalam budidaya budidaya tanaman tanaman umumnya umumnya berbentuk berbentuk cairan dan ada pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. tanaman.
Untuk mengaplikas mengaplikasikanny ikannyaa pestisida cair digunakan digunakan alat penyemprot penyemprot yang
disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster (Nawawi, 2001). Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi suspensi menjadi menjadi butiran butiran cairan (droplets) (droplets) atau spray. spray. Sprayer Sprayer merupakan merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan(Hidayat, 2001). Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang kurang efek efekti tif, f, tida tidak k efis efisie ien n dan dan muda mudah h rusa rusak. k. Hasi Hasill studi studi yang dila dilakuk kukan an oleh oleh Departemen Pertanian pada tahun 1977 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan, 1977). Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis
yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992). Adapun jenis-jenis sprayer yang digunakan di lapangan yaitu : -
Home Home hold hold spraye sprayerr (untuk (untuk kebutuh kebutuhan an rumah rumah tangga tangga))
-
Knaps Knapsac ackk-sp spray rayer er deng dengan an pom pompa pa udar udaraa tekan tekan
-
Knapsa Knapsackck-spr spraye ayerr bertek bertekana anan n konsta konstan n dengan dengan pompa pompa pluny plunyer er
-
Buck Bucket et spr spray ayer er (sp (spra ray yer emb ember er))
-
Barr Barrel el spra spray yer (spr (spray ayer er tong tong))
-
Whee Wheell barr barrow ow spray sprayer er (spr (spray ayer er beroda beroda))
2.3.2. Power sprayer
-
Hidrau Hidraulik lik spray sprayer er (spray (sprayer er hidroli hidrolis) s) tekanan tekanan diker dikerjak jakan an langsun langsung g oleh pompa pompa terdahadap cairan
-
HydroHydro-pne pneumat umatic ic spraye sprayerr tekanan tekanan menggun menggunakan akan kompre kompresor sor (tida (tidak k langsung) langsung)
-
Mist Mist sprayer/ sprayer/blow blower er sprayer/ sprayer/cons consentr entrate ated d spraye sprayerr pembentuk pembentukan an sprayer sprayer karena tiupan udara berkecepatan tinggi lewat permukaannya
-
Terosol erosol generat generators ors-f -fog og machi machine ne (mes (mesin in penyabut penyabut). ).
2.3.3. Blower sprayer/Mist blower
Blower sprayer mempunyai perbedaan pokok dengan sprayer antara lain: -
Kons Konsent entra rasi si obat obat yang yang diper dipergun gunaka akan n Pada blower sprayer konsentrasi obat yang digunakan dalam keadaan pekat atau
setengah setengah pekat. Air pelarutnya pelarutnya dapat dikurangi dikurangi antara 20 – 80 % dari air pelarut yang digunakan pada sprayer. sprayer. -
Diame Diamete terr buti butira ran n cair cairan an yang yang dihas dihasil ilkan kan Umumnya butiran cairan obat yang dihasilkan blower sprayer lebih halus bila
dibandingkan butiran cairan yang dihasilkan sprayer, terutama sprayer bertekanan tinggi. -
Siste Sistem m yang yang meny menyebar ebarkan kan cair cairan an obat obat (butir (butiran an cair cairan) an) Sistem yang digunakan pada blower sprayer didasarkan atas hembusan aliran
udara berkecepatan tinggi, dan bukan semata-semata atas adanya tekanan hidrolis seperti halnya sprayer. sprayer. Karena itu eefektifannya sangat tergantung tergantung kemampuan aliran udaranya untuk mendesak (memindahkan) udara disekelilingnya mahkota daun.
Persam Persamaan aannya nya blower blower spraye sprayerr dan spray sprayer er terlet terletak ak pada pada bentuk bentuk bahan bahan yang yang digu diguna naka kan n
dala dalam m
peny penyem empr prot otan an
yang ang
beru beruju jud d
baha bahan n
yang ang
digu diguna naka kan n
dala dalam m
penyemprotan yang berujud cairan, sehingga blower sprayer sering juga digolongkan sprayer. Penggunaan blower sprayer terutama pada tanaman keras mulai meningkat dan mendesak penggunaan sprayer bertekanan tinggi maupun duster(Hidayat, 2001).
2.3.4. Nozzle
Nozzle adalah bagian sprayer sprayer yang berfungsi untuk memecahkan cara menjadi menjadi sprayer. sprayer. Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :
1. Hallow cone nozzle
Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran buti butira ran n caira cairanny nnyaa akan akan berbe berbent ntuk uk cinci cincin. n. Besa Besarr keci keciln lnya ya ukura ukuran n spra spraye yerr kecu kecual alii ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan cairannya.
Gambar 1. 1. Hallow cone nozzle Makin panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin makin kecil diameter penyebaran penyebaran butiran butiran sprayernya. sprayernya. Keuntungan Keuntungan penggunaan penggunaan nozz nozzlle
ini ini
kare karena na
dapa dapatt
seragam(Hidayat, 2001). 2. Solid-cone nozzle
dipe diperroleh oleh
peny penyeb ebar aran an
ukur ukuran an
buti butira ran n
spr spray
yang ang
Nozzle Nozzle ini ini merup merupakan akan hasi hasill
modifik modifikasi asi dari dari hall hallo o cone nozzl nozzle. e.
Prins Prinsip ip
pembentukan spray hampir sama sama dengan hollo cone nozzle tetapi tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet yang tepat ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan pemukulan tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya cairannya menjadi menjadi hancur, hancur, meninggalkan meninggalkan nozzle dalam bentuk butiran butiran spray, spray, dengan penyebarannya akan berbentuk lingkaran penuh.
Gambar 2. Solid Cone Nozzles 3. Fan type nozzle
Type ype ini dibu dibuat at denga dengan n jala jalan n memb membuat uat potong potongan an halu haluss atau atau salu salura ran n yang yang menyilang permukaan luar dari arifice plate (plat tarikan). Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa lembaran tipis seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk elips penuh.
Gambar 3. Spray dengan penyebaran berbentuk elips penuh. Kelemah Kelemahan an nozzle nozzle ini mempuny mempunyai ai ukuran ukuran butira butiran n cairan cairan yang yang tidak tidak merata merata.. Terutama pada bagian ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100 psi) untuk pengendalian herba. Menu Menuru rutt
Hida Hiday yat (200 (2001) 1),,
dala dalam m
mela melaku kuka kan n
peny penyem empr prot otan an,,
yang yang haru haruss
diperhatikan saat aplikasi pestisida di lapangan adalah : 1. Udara pada waktu penyemprotan penyemprotan harus memungkinkan memungkinkan antara antara lain lain keadaan keadaan tenah (tidak berangin) dan udara masih dingin misalnya pada waktu pagi hari atau sore hari.
2. Penggun Penggunaan aan obat dan cara mencampu mencampurny rnyaa harus harus sesuai sesuai dengan dengan petunjuk petunjuk yang telah ditentukan. 3. Hindarkan Hindarkan kontak kontak langsung langsung dengan dengan obat-obatan obat-obatan agar agar tidak tidak terjadi terjadi keracunan keracunan.. 4. Agar Agar jang jangan an sampai sampai terj terjad adii penc pencuci ucian/ an/pen penge gecer ceran an baha bahan n kimi kimia, a, jang janganl anlah ah melakukan penyemprotan pada waktu banyak embun atau sebelum dan selama hujan turun. 5. Sela Selama ma peny penyem empr prot otan an berla berlang ngsu sung ng amat amatil ilah ah agar agar ukur ukuran an butir butiran an cair cairan an yang yang keluar, pola sebaran dan hasilnya tetap, butiran cairan waktu mengenai bagian bagian bagian tanaman tidak tidak terpelanting terpelanting..
Dalam keadaan keadaan udara berangin, berangin, jalannya jalannya
orang mengikuti arah angin. 6. Sedapat Sedapat mungkin mungkin hindari hindari pengenaan pengenaan obat-obat obat-obatan an secara secara langsung langsung pada bungany bunganya. a.
Berdasarkan ukuran nozzles, alat aplikasi pestisida dapat dibedakan menjadi 3 bagian : 1. High High Volum olumee
Gambar 4. Alat Aplikasi Pestida High Volume
2. Low vo volume (gambar 5)
3. Ultr Ultraa low low Vol Volum umee (gambar 6)
2.4. PESTISIDA NABATI/BOTANI
Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah, buah, biji, kulit, kulit, dan batang batang yang mempuny mempunyai ai kelompok kelompok
metabol metabolit it sekunder sekunder atau
senyawa bioaktif (Anonim, 1994). Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan baha bahan n kimi kimiaa yang yang dapat dapat memb membun unuh, uh, menar menarik ik,, atau atau menol menolak ak sera serangg ngga. a. Beber Beberapa apa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang yang mengandung senyawa-senyawa kompleks yang yang dapat dapat meng menggan gangg ggu u sikl siklus us pert pertumb umbuh uhan an sera serang ngga, ga, sist sistem em pence pencern rnaa aan, n, atau atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000). Senyawa Senyawa bioakt bioaktif if terseb tersebut ut apabila apabila diapli diaplikas kasika ikan n ke tanama tanaman n yang yang terinf terinfeks eksii organisme organisme pengganggu tidak berpengaruh terhadap fotisintes fotisintesa, a, pertumbuhan pertumbuhan atau aspek fisiologis tanama lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otog, keseimbangan hormon, hormon, reproduk reproduksi, si, perilaku perilaku berupa berupa
penolak penolak,, penari penarik, k, “anti “anti makan” dan sistem sistem
pernafasan OPT(Hidayat, 2001). Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia yang merupakan bahan metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan alami bioaktif. Lebih dari 2 400 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 235 famili dilaporkan mengandung bahan pestisida, oleh karena itu apabila tumbuhan tersebut dapat diolah menjadi bahan pestisida, maka masyarakat petani tersebut akan sangat terbantu dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitarnya. Ada 4 kelompok insektisida nabati yang telah lama dikenal yaitu:
•
Golonga Golongan n nikoti nikotin n dan alkalo alkaloid id lainny lainnya, a, bekerj bekerjaa sebagai sebagai insekt insektisi isida da kontak, kontak, fumigan atau racun perut, terbatasnya pada serangga yang kecil dan bertubuh lunak.
•
Piretrin, Piretrin, berasal berasal dari Chrysanthe Chrysanthemum mum cinerarifoli cinerarifolium um , bekerja bekerja menyerang urat syaraf pusat, dicampur dengan minyak wijen, talk atau tanah lempung digunakan untuk lalat, minyak, kecoa, hama gudang dan hama penyerang duan.
•
Rote Roteno none ne dan dan rote roteno noid id,, bera berasa sall dari dari tana tanama man n Derr Derris is sp dan dan beng bengku kuan ang g (Pachyrrzus eroses) aktif sebagai racun kontak dan racun perut untuk berbagai serangga hama, tapi bekerja sangat lambat.
•
Azadirachta Azadirachta indica, indica, bekerja sebagai sebagai “antifeedant” “antifeedant” dan selektif selektif untuk serangga serangga pen pengi gisa sap p seje sejeni niss were wereng ng dan dan pengg penggul ulun ung g daun daun,, baru baru teru terura raii sete setela lah h satu satu minggu(Info Tek, 2008). Senyawa bioaktif ini dapat dimanfaatkan seperti layaknya sintetik, perbedaannya
bahan aktif pestisida nabati disintesa oleh tumbuhan dan jenisnya dapat lebih dari satu macam (campuran). Bagian tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit, batang dan sebagainya dapat digunakan dalam bentuk utuh, bubuk ataupun ekstrak (air atau senyawa pelarut pelarut organik). organik). Bila senyawa senyawa (ekstrak) (ekstrak) ini akan digunakan di alam, maka tidak boleh mengganggu kehidupan hewan lain yang bukan sasarannya (Hdayat, 2001). 2.4.1. Senyawa bioaktif asal tumbuhan.
Secara kimiawi senyawa -senyawa bioaktif pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai (A) hidrokarbon, hidrokarbon, (B) asam-asam asam-asam organik dan aldehid, aldehid, (C) asam-asam aromatik, aromatik, (D) lakton-lakton tidak jenuh sederhana, (E) kemarin, (F) kwinon, (G) Flavonoid, (H) Tanin, (I) Alkaloid, (J) Terpenoid dan steroid dan (K) Macam-macam senyawa lain dan senyawa-senyawa yang tidak dikenal. Senyawa-senyawa kimia baru secara terus-menerus terus-menerus diisolasi dari tumbuhan dan mikroorgani mikroorganisme sme dari hari ke hari. Swain Swain (Putnam, 1985) akhir akhir -akhir ini melaporkan melaporkan bahwa bahwa lebih lebih dari dari 10.000 10.000 produk produk berbobo berbobott molekul molekul rendah dan sudah sudah diisol diisolasi asi dari dari tumbuhan tinggi dan jamur-jamuran. Ditambahkannya bahwa kemungkinan jumlah total
mendekati mendekati 400.000 senyawa senyawa kimia.
Beberapa Beberapa dari senyawa-seny senyawa-senyawa awa kimia ini atau
analoginya analoginya dapat menjadi menjadi sumber baru senyawa senyawa kimia kimia pertanian pertanian (agrochemica (agrochemicals) ls) yang penting untuk masa yang akan datang (Putnam, 1985).
2.4.2. Tanaman yang dapat dijadikan pestisida nabati
Adapun tanaman yang dapat dijadikan sebagai insektisida nabati yaitu : 1. Tembak embakau au (Nic (Nicot otia iana na tabac tabacum um)) yang yang menga mengandu ndung ng niko nikoti tin n untu untuk k inse insekt ktis isid idaa kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids. 2. Piret Piretrum rum (Chry (Chrysan santhem themum um cinera cineraria riaefo efoliu lium) m) yang yang mengand mengandung ung piretr piretrin in yang yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya aplikasinya dengan semprotan. semprotan. Aplikasi pada serangga serangga seperti seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah. 3. Tuba Tuba (Derris (Derris elliptica elliptica dan Derris Derris malaccens malaccensis) is) yang yang mengandung mengandung rotenone rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan. 4. Neem tree tree atau mimba mimba (Azadirac (Azadirachta hta indica) indica) yang yang mengandung mengandung azadiracht azadirachtin in yang yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap sepe sepert rtii were wereng ng dan dan sera serang ngga ga peng pengun uny yah sepe sepert rtii hama hama peng penggu gulu lung ng daun daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro. 5. Beng Bengkua kuang ng (Pac (Pachy hyrr rrhi hizus zus eros erosus us)) yang biji bijiny nyaa meng mengand andun ung g rote rotenoi noid d yait yaitu u pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida. 6. Jeri Jeringa ngau u (Aco (Acoru russ calamu calamus) s) yang yang rimp rimpan angny gnyaa menga mengand ndung ung kompon komponen en utam utamaa asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus(Issotyo, 2007).
Tabel 2. Nama 2. Nama tanaman yang dapat dijadikan sebagai insektisida nabati :
Sumber : Hidayat, 2001. Cara kerja pestisida botani
Senyawa yang diekstrak dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai pestisida botani dikenal sebagai bioaktif dapat berpengaruh sebagai : •
penghambat nafsu makan
•
repllant (penolak)
•
attractan (penarik)
•
menghambat perkembangan
•
menurunkan kepiridian
•
•
pengaruh langsung sebagai racun mencegah peletakkan telur (Hidayat, 2001).
Pestis Pestisida ida nabati nabati bersif bersifat at mudah mudah terura teruraii (biodegradable) biodegradable) di alam alam sehi sehingg nggaa tida tidak k mencemari lingkungan. Jenis pestisida ini juga relatif aman dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
2.5. PESTISIDA MIKROBA
Bacillus thuringiensis merupakan salah satu anggota B. cereus grup bersama anthraxis. B. thuringiensis mempunyai ciri khusus yaitu kemampuannya dengan B. anthraxis. untuk menghasilkan menghasilkan protein kristal kristal protoksin protoksin intraselul intraseluler er dari kelompok δ-endotoksi δ-endotoksin n sehingga dapat dibedakan dengan B. cereus (Bravo, 1997). Endospora berbentuk oval hingga silindris, silindris, terletak terletak parasentral parasentral atau terminal. terminal. Bakteri Bakteri tersebut tersebut dapat nonmotil atau motil dengan adanya flagela flagela tipe peritrik peritrik (Heimpel (Heimpel,, 1967; Buchanan Buchanan
dan Gibbons, Gibbons,
1974). Protein kristal sering disebut sebagai protein parasporal, berjumlah satu hingga lebih dan tersusun secara paralel atau seri terhadap spora. Struktur protein kristal tersebut terletak di luar eksosporium dan terpisah dari endospora bakteri (Krieg dan Holt, 1984). Toksisitas δ-endotoksin pada B. thuringiensis mempunyai mempunyai kesamaan kesamaan dengan pestisida golonga golongan n organo organofos fosfat fat.. Beberap Beberapaa isolat isolat Bt dari beberap beberapaa daerah daerah di Indones Indonesia ia telah telah dikoleksi dan diuji keefektifannya terhadap serangga tanaman (Brotonegoro et al., 1997).
2.6. PESTISIDA RACUN PERUT(LAMBUNG) Racun Lambung (racun (racun perut)Racun perut)Racun lambung atau perut adalah insektisida insektisida yang membunuh serangga sasaran dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang
mereka makan. Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh dindin dinding g usus usus kemudia kemudian n ditran ditransl slokas okasika ikan n ke tempat tempat sasara sasaran n yang yang memati mematikan kan sesuai sesuai dengan jenis bahan aktif insektisida. Misalkan menuju ke pusat syaraf serangga, menuju ke organ-organ respirasi, meracuni sel-sel lambung dan sebagainya. Oleh karena itu, serangga harus memakan tanaman yang sudah disemprot insektisida yang mengandung residu dalam jumlah yang cukup untuk membunuh(www.scribd.com:27 membunuh(www.scribd.com:27 Desember 2008). Racun ini terutama digunakan untuk mengendalikan serangga yang mempunyai tipe alat alat mulu mulutt pengu penguny nyah ah (ula (ulat, t,bel belal alan ang g dan kumba kumbang) ng),, namun namun bahan bahan ini ini dapat dapat pula pula digunakan terhadap hama yang menyerang tanaman dengan cara mengisap dan menjilat. Bahan insektisida insektisida ini disemprotkan disemprotkan pada bagian yang dimakan serangga sehingga racun tersebut akan tertelan masuk ke dalam usus, dan di sinilah terjadi peracunan dalam jumlah besar. besar. a.
Inse Insekt ktis isid idaa dia diapl plik ikas asik ikan an pada pada maka makana nan n alam alamii ser seran angg ggaa seh sehin ingg ggaa baha bahan n ter terse sebu butt termakan oleh serangga sasaran. Bahan makanan itu dapat berupa daun, bulu bulu/rambut binatang. Dalam aplikasinya, bahan-bahan makanan serangga harus tertutup rata oleh racun pada dosis lethal sehingga hama yang makan dapat mati.
b. b.
Insek nsekttisi isida di dicam campur pur deng dengan an bah bahan an at atrakt raktan an dan dan um umpan pan itu itu dit ditempa empatk tkan an pad padaa suatu lokasi yang mudah ditemukan serangga.
c.
Inse Insekt ktis isid idaa dit ditab abur urka kan n sep sepan anja jang ng jal jalan an yang ang bis bisaa dil dilal alui ui hama hama.. Sel Selag agii ham hamaa itu itu lewat lewat biasan biasanya ya antene antene dan kaki akan akan bersen bersentuh tuhan an dengan dengan insekt insektisi isida da atau atau bahkan insektisida itu tertelan. Akibatnya hama mati.
d.
Insek nsekttisi isida difo diform rmul ulas asik ikan an dal dalam bent bentuk uk sist sistem emiik, dan dan racun racun ini ini dise diserrap oleh oleh tanama tanaman n atau atau tubuh tubuh binata binatang ng piaraa piaraan n kemudia kemudian n terseb tersebar ar ke seluru seluruh h bagian bagian tanaman atau badan sehingga apabila serngga hama tersebut mengisap cairan tanaman tanaman atau cairan dari tubuh binatang (terutama (terutama hama yang mempunyai mempunyai tipe mulut pengisap, misal Aphis) dan bila dosis yang diserap mencapai dosis lethal maka serangga akan mati( www.fp.uns.ac.id/: 27 desember 2008).
2.7. PESTISIDA PESTISIDA RACUN RACUN KONTAK KONTAK
Racun kontak adalah insektisida yang masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit, celah/lubang alami pada tubuh (trachea) atau langsung mengenai mulut si serangga.
Serangga akan mati apabila bersinggungan langsung (kontak) dengan insektisida tersebut. Kebanya Kebanyakan kan racun racun kontak kontak juga juga berper berperan an sebagai sebagai racun racun perut( perut(www www.sc .scrib ribd.co d.com:2 m:27 7 Desember 2008). Inse Insekti ktisi sida da ini ini masu masuk k ke dala dalam m tubuh tubuh sera serangg nggaa mela melalu luii perm permuka ukaan an tubu tubuhny hnyaa khususnya bagian kutikula yang tipis, misal pada bagian daerah perhubungan antara segmen, lekukan-lekukan yang terbentuk dari lempengan tubuh, pada bagian pangkal rambut dan pada saluran pernafasan (spirakulum). (spirakulum). Racun kontak itu dapat diaplikasikan diaplikasikan langsung tertuju pada jasad sasaran atau pada permukaan tanaman atau pada tempattempat tertentu tertentu yang biasa dikunjungi dikunjungi serangga. Racun kontak mungkin diformulasikan diformulasikan sebagai cairan semprot atau sebagai serbuk. Racun kontak yang telah melekat pada serangga akan segera masuk ke dalam tubuh dan disinilah mulai terjadi peracunan. Yang digolongkan sebagai insektisida kontak adalah : •
Bahan Bahan kimia kimia yang yang berasa berasall dari dari kestra kestrak k tanama tanamaan, an, sepert sepertii misalny misalnyaa nikoti nikotin, n, rotenon, pirethrum.
•
Senyawa Senyawa sintesis sintesis organik, organik, misal BHC, DDT, DDT, Chlordan,T Chlordan,Toxaphene oxaphene,, Phosphat Phosphat organik.
•
Minyak dan sabun.
•
Senyawa anorganik seperti misalnya Sulfur dan Sulfur kapur.
2.8. FUNGIS FUNGISIDA IDA
Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan pertumbuhan jamur atau cendawan. cendawan. Bercak yang ada ada pada daun, daun, karat karat daun, daun, busuk busuk daun, dan cacar daun disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida adalah tembaga oksiklorida oksiklorida,, tembaga(I) tembaga(I) oksida, oksida, karbendazim, karbendazim, organomerk organomerkuri, uri, dan natrium natrium dikromat. Balai Penelitian Tanaman Hias telah menghasilkan beberapa jenis pestisida hayati tersebut, di antaranya : 1. BIO-PF
Bahan aktif : Pseudomonas : Pseudomonas fluorescens
Bio-Pf adalah fungisida hayati untuk mengendalikan penyakit layu bakteri dan Fusarium sp., cendawa cendawan, n, rebah rebah kecamba kecambah h dan bercak bercak daun yang yang disebab disebabkan kan oleh oleh Fusarium Phytium sp,. Verticilium Verticilium albo-atrum, Alternaria spp. dan Rhizoctonia dan Rhizoctonia solani. Bio-Pf Bio-Pf dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk berbaga berbagaii jenis jenis tanama tanaman n sayur sayuran an (cabe, (cabe, tomat, tomat, kentang, terong, paprika, kubis, kubis bunga, brokoli, petsay, pakcoy, caisim, sawi hijau, selada, bawang merah, bawang putih, bawang daun, asparagus, dll.), palawija, tanaman hias, pembibitan tanmaan buah-buahan, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan, dan berbagai jenis tanaman obat. 2.
BIO-GL
Bahan aktif : Gliocladium spp. BioBio-Gl Gl adala adalah h fung fungis isid idaa hayat hayatii menge mengend ndal alik ikan an peny penyaki akitt tula tularr tana tanah h yang yang disebabkan disebabkan oleh Phomosis Phomosis sclerotiode sclerotiodes, s, Phtium Phtium spp., Rhizoctonia Rhizoctonia solani, solani, Sclerotini Sclerotinia a sclerotiorum. Bio-Gl dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman hias, sayuran, buah, dan pembibitan. Bio-Gl merupakan fungisida hayati yang tidak berbahaya bagi manusia, ternak, dan lingkungan. Bio-Gl tidak meninggalkan sisa-sisa racun seperti kimia, karena terdiri dari mikroba hidup yang bersifat antimikrobial, yaitu memakan cendawan dan bakteri lain yang merupakan sumber penyakit pada berbagai jenis tanaman(Nuryani, et al. 2006).
2.9. RACUN PERNAP PERNAPASAN ASAN
Racun pernafasan adalah insektisida yang masuk melalui trachea serangga dalam bentuk partikel mikro yang melayang di udara. Serangga akan mati bila menghirup partikel mikro insektisida dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan racun pernafasan berupa gas, asap, maupun uap dari insektisida cair.Sifat-sifat cair.Sifat-sifat atau cara kerja insektisida tersebut mempunyai spesifikasi terhadap cara aplikasinya : 1. Untuk mengendal mengendalikan ikan hama hama yang berada berada didalam didalam jaringa jaringan n tanaman tanaman (misalny (misalnyaa hama penggerek batang, penggorok daun) penanganannya dilakukan dengan insektisida sistemik atau sistemik local, sehingga residu insektisida akan ditranslokasikan ke jaringan di dalam tanaman. Akibatnya hama yang memakan jaringan didalam tanaman akan mati keracunan. Hama yang berada didalam tanaman tidak sesuai bila dikendalikan dengan de ngan aplikasi penyemprotan insektisida
kontak, karena hama didalam jaringan tanaman tidak akan bersentuhan (kontak) langsung dengan insektisida. 2. Untuk mengendal mengendalikan ikan hama-hama hama-hama yang yang mobilitasny mobilitasnyaa tinggi (belala (belalang, ng, kutu gajah gajah dll), penggunaan insektisida kontak murni akan kurang efektif, karena saat penyemprotan berlangsung, banyak hama tersebut yang terbang atau tidak berada di tempat penyemprotan. Namun, selang beberapa hari setelah penyemprotan, hama tersebut dapat kembali lagi. Pengendalian paling tepat yaitu dengan menggunakan insektisida yang memiliki sifat kontak maupun sistemik dengan efek residual yang agak lama. Dengan demikian apabila hama tersebut kembali untuk memakan daun, maka mak a mereka akan mati keracunan(www keracunan (www.scribd.com:27 .scribd.com:27 Desember 2008). Bahan insektisida ini biasanya bersifat mudah menguap sehingga masuk ke dalam tubuh tubuh sera serang ngga ga dalam dalam bentu bentuk k gas. gas. Bagi Bagian an tubu tubuh h yang yang dila dilalu luii adal adalah ah orga organn-or orga gan n pernafasan seperti misalnya spirakulum. Oleh karena bahan tersebut mudah menguap maka maka inse insekt ktis isid idaa ini ini juga juga berbah berbahay ayaa bagi bagi manus manusia ia dan bina binata tang ng piar piaraan aan.. Racun Racun pernafasan bekerja dengan cara menghalangi terjadinya respirasi tingkat selulair dalam tubuh serangga dan bahan ini sering dapat menyebabkan tidak aktifnya enzim-enzim tertentu. Contoh racun nafas adalah : Hidrogen cyanida dan Carbon monoksida (
www.
2.10.
fp.uns.ac.id/: 27 desember 2008).
III. BAHAN DAN METODA
3.1. 3.1. PENDAH PENDAHULU ULUAN AN
3.1.1. 3.1.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Prakti Praktikum kum Pestis Pestisida ida dan Teknik eknik Aplika Aplikasi si (PTA) (PTA) ini dilakuk dilakukan an di Laborat Laboratori orium um Jurusan Jurusan Hama Penyakit Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Fakultas Pertanian Pertanian Universitas Universitas Andalas, Padang. Waktu pelaksanaan dilakukan sebanyak seban yak 8 kali pertemuan, yang dimulai pada bulan 23 Oktober 2008 sampai 18 Desember 2008. Praktikum PTA ini dilakukan sesuai dengan jadwal,yaitu setiap hari Kamis jam 15.30 WIB. 3.1.2. Alat
Secara umum, alat yang digunakan digunakan dalam praktikum Pestisida Pestisida dan teknik Aplikasi Aplikasi yaitu : •
Insektisida sintetis lengkap dengan label sebanyak 15 buah dengan merek dagang yang berbeda (Pengenalan pestisida)
•
Cawan petri lengkap dengan tutupnya, pipet mikron, kertas tissue, gelas ukur 100 mL, timban timbangan gan analiti analitik, k, lamina laminar/e r/en n case, case, penggar penggaris, is, spidol spidol,, alat alat tulis tulis (Praktikum Uji Hayati dan Toksisitas Toksisitas Fungisida).
3.2. BAHAN DAN CARA KERJA PENGENALAN PESTISIDA PESTISIDA
3.2.1. 3.2.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Praktikum Praktikum PTA dengan topik Pengenalan Pengenalan Pestisida Pestisida ini dilakukan dilakukan di Laboratorium Laboratorium Jurusan Jurusan Hama Penyakit Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Fakultas Pertanian Pertanian Universita Universitass Andalas, Padang. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23 Oktober 2008, dimulai pada jam 15.30 WIB s/d selesai.
3.2. 3.2.2. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pena, buku tulis. Sedangkan bahan (objek) yang digunakan adalah pestisida lengkap dengan label dan merek dagang yang berbeda. Bahan disediakan oleh asisten sebanyak 15 buah. 3.2. 3.2.3. 3. Cara Cara kerj kerja a
Pada ada
prak prakti tiku kum m
Penge engena nala lan n
Pest estisi isida
ini ini,
prak prakttikan ikan
diar diarah ahka kan n
untu untuk k
mengind mengindent entifi ifikas kasii pestis pestisida ida yang yang disedi disediakan akan dan mencata mencatatt label label yang yang tertul tertulis is pada kotak/kaleng pestisida. Adapun yang diidentifikasi dan dicatat adalah : - Merek dagang
- Kadar/konsentrasi bahan aktif
- Formulasi
- Dosis
- Bahan aktif
- Sasaran
3.3. BAHAN DAN CARA PENGENALAN ALAT TEKNIK APLIKASI PESTISIDA 3.3.1. 3.3.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Prakti Praktikum kum PTA PTA dengan dengan topik topik Pengena Pengenalan lan Alat teknik teknik Pestis Pestisida ida ini dilakuk dilakukan an di Laboratorium Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2008, dimulai pada jam 15.30 WIB s/d selesai. 3.3. 3.3.2. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pena, buku tulis. Sedangkan bahan (objek) yang digunakan adalah alat pestisida yang dimiliki oleh Jutusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Petanian Universitas Andalas. 3.3. 3.3.3. 3. Cara Cara kerj kerja a
Dosen pengasuh praktikum ini memperagakan penggunaan alat aplikasi pestisida, kemudian menggambarkan alat-alat lain yang sering digunakan oleh petani di lapangan. Selain itu, dosen pengasuh juga memberikan memberikan instruksi instruksi-inst -instruksi ruksi mengenai penerapan
pestisida di lapangan seperti, keamanan kerja, hal-hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan alat pestisida, penanganan awal apabila keracunan pestisida.
3.4. BAHAN DAN CARA KERJA UJI HAY HAYATI INSEKTISIDA RACUN PERUT
3.4.1. 3.4.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Prakti Praktikum kum PTA PTA dengan dengan topik topik Pengena Pengenalan lan Alat teknik teknik Pestis Pestisida ida ini dilakuk dilakukan an di Laboratorium Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2008, dimulai pada jam 15.30 WIB s/d selesai. 3.4. 3.4.2. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : gelas plastik 2 buah, cawan petri plastik lengkap dengan tutupnya, tutupn ya, pipet mikron, pinset, pipet tetes. Bahan yang digunakan digunakan adalah insektisida insektisida racun perut dengan merek dagang DECIS, aquades, pelet, serangga hama gudang, tissue. 3.4. 3.4.3. 3. Cara Cara kerj kerja a
3.5. BAHAN DAN CARA KERJA UJI HAY HAYATI INSEKTISIDA INSEKTISID A RACUN KONTAK
3.5.1. 3.5.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Prakti Praktikum kum PTA PTA dengan dengan topik topik Pengena Pengenalan lan Alat teknik teknik Pestis Pestisida ida ini dilakuk dilakukan an di Laboratorium Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2008, dimulai pada jam 15.30 WIB s/d selesai. 3.5. 3.5.2. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : gelas plastik 2 buah, cawan petri plastik lengkap dengan tutupnya, tutupn ya, pipet mikron, pinset, pipet tetes. Bahan yang digunakan digunakan adalah insektisida insektisida racun perut dengan merek dagang DECIS, aquades, pelet, serangga hama gudang, tissue.
3.5. 3.5.3. 3. Cara Cara kerj kerja a
3.6. BAHAN DAN CARA KERJA UJI HAY HAYATI INSEKTISIDA MIKROBA
3.6.1. 3.6.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Prakti Praktikum kum PTA PTA dengan dengan topik topik Pengena Pengenalan lan Alat teknik teknik Pestis Pestisida ida ini dilakuk dilakukan an di Laboratorium Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2008, dimulai pada jam 15.30 WIB s/d selesai. 3.6. 3.6.2. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : gelas plastik 2 buah, cawan petri plastik lengkap dengan tutupnya, pipet mikron, pinset, pipet tetes, gunting/pisau cutter. Bahan Bahan yang yang digunak digunakan an adalah adalah insekt insektisi isida da dengan dengan merek merek dagang dagang THURIC THURICIDE IDE,, aquades, daun lobak , larva Croci sp. tissue,. 3.6. 3.6.3. 3. Cara Cara kerj kerja a
3.7. BAHAN DAN CARA KERJA UJI HAYA HAYATI INSEKTISIDA BOTANI BOTANI
3.7.1. 3.7.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Prakti Praktikum kum PTA PTA dengan dengan topik topik Pengena Pengenalan lan Alat teknik teknik Pestis Pestisida ida ini dilakuk dilakukan an di Laboratorium Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2008, dimulai pada jam 15.30 WIB s/d selesai. 3.7. 3.7.2. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : gelas plastik 2 buah, cawan petr petrii plas plasti tik k lengk lengkap ap deng dengan an tutu tutupny pnya, a, pipe pipett mikr mikron on,, pins pinset et,, pipet pipet tete tetes, s, pisa pisau u cutter/gunting. Bahan Bahan yang yang diguna digunakan kan adalah adalah insekt insektis isida ida yang yang berasa berasall dari dari ekstra ekstrak k daun sirih, sirih, aquades, daun lobak , larva Croci sp. tissue,. 3.7. 3.7.3. 3. Cara Cara kerj kerja a
3.8. BAHAN DAN CARA KERJA UJI HAYA HAYATI TOKSISITAS TOKSISITAS FUNGISIDA
3.8.1. 3.8.1. Waktu aktu dan dan Tempa empatt
Prakti Praktikum kum PTA PTA dengan dengan topik topik Pengena Pengenalan lan Alat teknik teknik Pestis Pestisida ida ini dilakuk dilakukan an di Laboratorium Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan lantai II Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2008, dimulai pada jam 15.30 WIB s/d selesai. 3.8. 3.8.2. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
3.8. 3.8.3. 3. Cara Cara kerj kerja a