TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
MAKALAH Dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi
Di susun usun Oleh Oleh :
» HERU DWI SETIAWAN « NIM : 11.63211.001703
Dosen Mata Kuliah : SITI HUSNUL HOTIMAH, S.Sos, MP
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI “PEMBANGUNAN” JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS JEMBER 2013
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen Produksi Program Studi Administrasi Bisnis STIA Pembangunan Jember. Dalam Penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Makalah ini memuat tentang “Total “Total Quality Management (TQM)”. (TQM)”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, dan semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Jember, 20 Mei 2013
Penyusun
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................... .......................................................................................... ..................................... 1 1.2. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2 1.3. Manfaat Penulisan .......................................................................... .......... 2 BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Mutu .................................................................... ................... 3 2.2. Fungsi Mutu ................................................ .............................................. 3 2.3. Faktor – Faktor – factor factor yang Mempengaruhi Mutu .............................................. 4 2.4. Pengertian Total Quality Management (TQM) ........................................ ............. ........................... 5 2.5. Sejarah TQM .................................................................................... ........ 8 2.6. Unsur-unsur Utama TQM ........................................................ ......................................................................... ................. 9 2.7. Prinsip-prinsip Dalam TQM .................................................... ..................................................................... ................. 11 2.8. Lima Pilar TQM ......................................... .............................................. 11 2.9. Elemen Kunci TQM ................................... .............................................. 12 2.10. Model TQM yang Disederhanakan .......................................................... .. ........................................................ 16 2.11. Manfaat Program TQM ............................................................................ ................................................. ........................... 18 2.12. Kelebihan dan Kelemahan TQM .............................................................. 18 BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................. .............................................. 20 3.2. Saran ................................................... ...................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Optimisasi ialah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Dalam disiplin matematika optimisasi merujuk pada studi permasalahan yang mencoba untuk mencari nilai minimal atau maksimal dari suatu fungsi nyata. Untuk dapat mencapai nilai optimal, baik optimal, baik minimal maupun maksimal tersebut, secara sistimatis dilakukan pemilihan nilai variabel integer atau nyata yang akan memberikan solusi optimal. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya berusaha untuk mencapai laba yang optimum demi kelangsungan hidup perusahaan dan perkembangan perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari persamaan nilai = total revenue – revenue – total total cost . Memaksimumkan persamaan tersebut adalah perkara yang kompleks karena mencakup faktor-faktor penentu penerimaan, biaya, dan tingkat diskonto untuk setiap tahunnya pada masa yang akan datang. Penerimaan total (TR) suatu perusahaan secara langsung ditentukan oleh jumlah produk yang dijual dan harga jualnya sehingga sangatlah penting untuk memikirkan elemen bauran pemasaran dan bargaining power dalam hal harga. Hal ini sebagai pembuktian bahwa sangat sulit bagi manajemen untuk mengambil suatu keputusan manajerial untuk mencapai laba optimal. Untuk keputusan sehari-hari teknik optimisasi parsial sering digunakan, yang lebih terfokus pada departemen-departemen yang ada di perusahaan. Di samping itu, penerapan teknik optimisasi parsial ini nyatanya adalah teknik yang paling sering digunakan. Dewasa ini di tengah perkembangan teknologi, menjamurnya perusahaan-perusahaan baru, dan bermunculannya bermunculann ya konsumen yang lebih kritis menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan dalam hal optimisasi: (1) tuntutan konsumen terhadap barang yang semakin bermutu (2) adanya tendensi kurangnya kesetiaan konsumen terhadap suatu produk (3) kemampuan perusahaan pesaing sebagai follower sebagai follower menyebabkan keberanian mereka untuk mengadakan serangan terbuka dalam periklanan (4) persaingan harga yang mulai tidak sehat Hal ini tentu saja sangat menyulitkan perusahaan ketika hanya berkutat pada permainan harga dan produk mix. Optimisasi yang diperlukan tentu saja tidak hanya melibatkan elemen produk mix yang bernaung di bawah manajer pemasaran, tetapi melibatkan keseluruhan elemen perusahaan itu sendiri. Solusi terbaik untuk optimisasi perusahaan dalam kondisi demikian kerasnya persaingan serta semakin besarnya konsumen power konsumen power dalam membuat pilihan, bahkan harga adalah Total Quality Management (TQM). (TQM). Hal ini merupakan rombakan dari keseluruhan elemen perusahaan dengan satu visi bersama, sikap saling memiliki, dan kecintaan terhadap perusahaan. Alur yang akan dicapai adalah sebagai berikut.
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Proses kerja yang efektif dan efisien diikuti oleh SDM yang berkompeten dan memiliki loyalitas dan daya juang yang tinggi. Berikutnya peningkatan kinerja dan berakhir pada kepuasan konsumen. Ketika kepuasan konsumen tercapai akan terjadi peningkatan pembelian secara multiply mengingat konsumen adalah marketer produk yang baik dan meningkatkan total revenue total revenue..
1.2. TUJUAN PENULISAN
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu: 1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai Total Quality Management. 2. Memenuhi salah satu tugas kelompok dari matakuliah mutu manajemen terpadu. 3. Serta, sebagai jalan untuk menambah wawasan para pembaca. Khususnya bagi kami sebagai penyusun makalah ini.
1.3. MANFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam materi “Total Quality Management dalam Manajemen Produksi”. Produksi”. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam menghadapi era globalisasi yang semakin bersaing dari segi sistem informasi, maupun dari teknologi.
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN MUTU
Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna berbeda bagi setiap orang. Memahami
dimensi
mutu
produk
perusahaan
merupakan
langkah
awal
dalam
mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan bisnis. Disukai atau tidak, konsumen merupakan pihak yang paling berkepentingan dalam menilai mutu produk yang dikonsumsinya. Tiap definisi menekankan pada aspek mutu yang berbeda - kecocokan penggunaan, tingkat dimana suatu produk dapat memenuhi keinginan konsumen, dan tingkat dimana suatu produk sesuai dengan spesifikasi desain dan persyaratan teknisnya. Menurut John F. Welch Jr. (G.E’s Chairman): "Quality is our best assurance of customer allegiance, our strongest defence against foreign competition and the only path to sustained growth and earnings" .(Philip .(Philip Kotler). Ada hubungan yang erat antara mutu produk (barang dan jasa), kepuasan pelanggan dan laba perusahaan. Semakin tinggi mutu, semakin tinggi kepuasan pelanggan dan pada waktu yang bersamaan mendukung harga tinggi dan seringkali biaya yang rendah. Oleh karena itu program perbaikan mutu umumnya meningkatkan laba. Menurut rumusan Japan rumusan Japan Industrial Standard , "Mutu adalah keseluruhan sifat dan kinerja yang benar yang menjadi sasaran optimalisasi untuk menentukan apakah suatu produk barang atau jasa memenuhi maksud penggunaannya atau tidak". Sementara Mizuno (1994:12) menekankan bahwa: "Penilaian mutu harus berdasarkan sifat dan fungsi produk baik dari sisi produsen maupun konsumen". Sementara itu, Garvin melihatnya dari perspektif yang lebih luas dan mengkategorikan 5 (lima) definisi mutu sebagai berikut: Definisi berdasarkan transenden; transenden; mutu tidak dapat didefinisikan secara persis; mutu
merupakan suatu konsep yang dikenali secara universal tentang keunggulan. Definisi berdasarkan produk; mutu merupakan derajat atau kuantitas atribut yang dimiliki
produk. Definisi berdasarkan pemakai; mutu memiliki arti sebagai derajat (tingkatan) pemenuhan
keinginan pelanggan oleh suatu produk. Definisi berdasarkan manufaktur; mutu berarti pemenuhan spesifikasi yang diperlukan/
diminta. Definisi berdasarkan nilai; mutu mengacu pada penyediaan suatu produk dengan mutu
yang dapat diterima pada harga yang wajar.
2.2. FUNGSI MUTU
Menurut Shigeru Mizuno (1994:2), pada dasarnya terdapat tiga fungsi utama mutu suatu produk, yaitu: (Quality Inspection) Inspection) Pemeriksaan Mutu (Quality
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Dengan adanya mutu suatu produk maka dapat dilakukan pemeriksaan mutu, yaitu tindakan untuk mengetahui produk sesuai dengan yang dimaksud atau tidak. (Quality Control ) Pengendalian Mutu (Quality Bila suatu produk telah melalui tahap pemeriksaan mutu, ternyata diketahui bahwa produk tersebut tidak sesuai dengan persyaratan, maka dilakukan tindakan pengendalian terhadap kondisi tadi, dengan membawa produk tersebut kedalam kondisi "sesuai dengan yang dimaksud". (Quality Assurance) Assurance) Pemastian Mutu (Quality Mutu tidak dijamin melalui pemeriksaan saja. Mutu memerlukan desain yang rasional, pelaksanaan operasi, op erasi, dan prosedur pengendalian pengend alian mutu yang benar. Mutu dapat dipastikan sedemikian rupa sehingga konsumen yang membeli bebas dari rasa cemas, dalam jangka panjang tanpa kesulitan.
2.3. FAKTOR – FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU
Mutu produk secara langsung dipenuhi oleh sembilan faktor dasar, yang dikenal dengan istilah "9M", yang terdiri atas:
Pasar ( Market Market ) Jumlah produk baru dan lebih baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang ekplosif, akibatnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.
Uang ( Money) Money) Biaya mutu adalah salah satu titik lunak dimana biaya operasi dan kerugian dapat ditekan untuk memperbaiki laba.
Manajemen ( Management Management ) Tanggung jawab mutu telah didistribusikan kepada semua bagian dan tingkatan manajemen.
Manusia ( Men) Men) Pekerja yang dibutuhkan kini adalah yang memiliki pengetahuan khusus.
Motivasi ( Motivation) Motivation) Pengakuan yang positif secara pribadi bahwa pekerja memberi sumbangan demi tercapainya tujuan perusahaan, dapat meningkatkan motivasi pekerja.
Bahan ( Material Material ) Material harus diperiksa sedemikian rupa sehingga layak untuk diproses. Pemeriksaan atas spesifikasi yang semakin ketat dapat menurunkan b iaya secara efektif.
Mesin dan Mekanisasi ( Machines Machines and Mechanization) Mechanization) Keinginan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan peningkatan volume produksi mendorong penggunaan perlengkapan pabrik yang sempurna.
Metode Informasi Mutakhir ( Modern Information Method ) Evolusi teknologi yang cepat seperti komputer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengambil kembali serta memanipulasi informasi.
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Persyaratan Proses Produksi ( Mounting Mounting Products Requirements) Requirements) Kemajuan dalam rekayasa rancangan memerlukan kendali yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan.
2.4. PENGERTIAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer (customer satisfaction) satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right (right first time), time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous (continous improvement ) dan memotivasi karyawan”. (Kid karyawan”. (Kid Sadgrove, 1995). Manajemen Kualitas Total (TQM) menurut Bennett and Kerr (1996) adalah konsep dan metoda yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten. Dimana dalam TQM tidak hanya pihak manajemen yang bertanggungjawab dalam memenuhi keinginan pelanggan, tetapi juga peran secara aktif seluruh anggota dalam organisasi untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya. Sedangkan menurut Wheaton dan Schrott (188: 1999) TQM mencakup semua aktifitasaktifitas keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan kebijakan kualitas, sasaran, dan tanggungjawabnya dan mengimplementasi-kannya dengan menggunakan perangkat seperti perencanaan kualitas, kontrol kualitas, pemastian kualitas dan perbaikan kualitas dalam sistem kualitas. Menurut penyusun TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber da ya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi (sumber daya man usianya) dan masyarakat. TQM
juga
diterjemahkan
sebagai
pendekatan
berorientasi
pelanggan
yang
memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output (output ). ). Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus. Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah sud ah muncul di daratan Amerika dan d an Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1974. Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total Quality Management . Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut. (continuous Improvement ) Kaizen: difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat diukur). Atarimae Hinshitsu: berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari efek
tersebut. Kansei: meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas
produk itu sendiri. Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk
diperdagangkan. Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering disebut “alat TQM”. Alat-alat Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan mengerti masalahmasalah serta membantu membuat perencanaan. Delapan alat TQM yang diuraikan adalah sebagai berikut. 1. Curah pendapat (sumbang saran) – Brainstorming, – Brainstorming, adalah alat perencanaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain untuk menentukan sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah suatu proyek. 2. Diagram alur (bagan arus proses), adalah satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan, antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses. 3. Analisis SWOT, adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis masalahmasalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). 4. Ranking preferensi, merupakan suatu alat interpretasi yang dapat digunakan untuk memilih gagasan dan pemecahan masalah di antara beberapa alternatif. 5. Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat), merupakan alat analisis, antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dan menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses. 6. Penilaian kritis, adalah alat bantu analisis yang dapat digunakan untuk memeriksa setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini membantu kita u ntuk memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan, tepat, dan apakah ada alternatif yang lebih baik. 7. Benchmarking, adalah proses pengumpulan dan analisis data dari organisasi kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari proses ini akan menjadi Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara terus menerus. Tujuan benchmarking adalah bagaimana organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik. 8. Diagram analisa medan daya (bidang kekuatan), merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan, antara lain untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dan mengidentifikasi berbagai sebab yang mungkin serta pemecahan dari suatu masalah atau peluang.
Dalam hal kualitas dianggap layak, maka diperlukan suatu produk untuk dapat memenuhi dimensi-dimensi berikut ini : 1. Performa: seberapa cocok produk itu digunakan sesuai dengan fungsi pemenuhan kebutuhannya 2. Features: Features: konten dari produk yang membedakannya dari produk lain 3. Reliabilitas: seberapa lama produk itu dapat bertahan dari kerusakan 4. Conformance: Conformance: sejauh mana produk dapat dikembangkan oleh konsumen itu sendiri. 5. Durabilitas: seberapa lama produk dapat digunakan sampai benar benar tidak dapat dipakai lagi 6. Serviceability, speed, cost, ease to repair : ada tidaknya servis center dan seberapa banyak biaya yang dikeluarkan konsumen untuk itu. 7. Esthetic: Esthetic: nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi ini adalah tampilan fisik produk 8. Percieved quality: quality: kesan yang membekas dari produk pada pemikiran konsumen Syarat-syarat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut : 1.
Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan mutu produk dan pelayanan sehingga dapat memuaskan para pelanggan.
2.
Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan, dan para pemegang saham.
3.
Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.
4.
Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.
5.
Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulan mutu.
6.
Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara otoriter sehingga diperoleh suasana kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.
7.
Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
8.
Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.
9.
Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas sehingga pengawasan lebih mudah.
10. Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu.
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
2.5. SEJARAH TQM
Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu sistem perkembangan di Amerika Serikat. Buah pikiran dari para tokoh yang mengemukakannya pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun, beberapa dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia. Adapun konsep-konsep mereka tentang mutu terpadu secara garis besar dapat dikemukakan berikut ini. 1. F.W. Taylor (1856-1915), seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja (devision (devision of work ). ). Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu (time (time and motion study) study) untuk pekerjaan manual memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah” (The (The Father of Scientific Management ). ). Dalam bukunya tersebut Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu sebagai berikut. Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan tugas yang
menjadi bagiannya. Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal. Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang
telah ditentukan ( personal personal loss). loss). Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja. Dengan demikian, dia memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja. 2. Shewart (1891-1967), (1891-1967), seorang ahli statistik yang bekerja pada “Bell Labs” selama periode 1920-1930. Dalam bukunya The Economic Control of Quality Manufactured Products, Products, diperoleh suatu kontribusi yang menonjol dalam usaha untuk memperbaiki mutu barang hasil pengolahan. Dia mengatakan bahwa variasi terjadi pada setiap segi pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaan alat statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan digunak an untuk membuat control chart untuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana yang memenuhi mutu dan tidak. 3. Edward Deming, lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D. pada 1972 sangat menyadari bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk 3 1 memutuskan. Pada 1950 beliau diundang oleh “The Union to Japanese Scientists and 0 2 i Engineers (JUSE)” (JUSE)” untuk memberikan ceramah tentang mutu yang dapat disimpulkan sebagai berikut. Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of
actions taken by workers. The system of work that determines how work is performed and only managers can
create system.
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Only manager can allocate resources, provide training to workers, select the equipment
and tools that worekers use, and provide the plant and environment necessary to achieve quality. Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what
product or service will be solved. 4. Prof. Juran, mengunjungi Jepang pada tahun 1945 dan membantu pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk mempraktikkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep k onsep yang menjadi dasar bagi bag i suatu “management process” yang terpadu. Juran endemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogi Juran, yaitu finance planning, financial control, financial improvement . Adapun perincian trilogi itu sebagai berikut. Quality planning , yaitu suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan
menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer penget pengetahua ahuan n ini ini ke seluru seluruh h kaki kaki tangan tangan perusa perusahaa haan n guna guna memuas memuaskan kan pelang pelanggan gan.. Quality control , yaitu suatu proses di mana produk benar-benar diperiksa dan
dievaluasi,
dibandingkan
dengan
kebutuhan-kebutuhan
yang
diinginkan
para
pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesinmesin rusak segera diperbaiki. Quality improvement , yaitu suatu proses di mana mekanisme yang sudah mapan
dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumbersumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu, mutu , dan pada umumnya menetapkan men etapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya. 5. Kaoru Ishikawa, penggugas gugus kendali mutu dengan mengembangkan ”Ishikawa Cause and Effect Diagram’ atau dikenal sebagai ’fishbone diagram’ . Istilah yang digunakannya Company-Wide Quality Control (CWQC) menjadi Total Quality Management (TQM). Penerapan statistik untuk Quality Assurance diungkapkan secara praktis tanpa formula matematis yang rumit sehingga amat disukai. Beliau memiliki filsafah ’utamakan membangun manusia, baru kemudian membuat barang’. 6. Profesor Kume, mengemukakan TQM adalah pendekatan manajemen yang bertujuan untuk keberhasilan dalam membantu membangun pertumbuhan yang stabil dari sebuah organisasi dengan mengikutsertakan anggotanya yang secara ekonomi menghasilkan mutu yang diinginkan pelanggan. 2.6. UNSUR-UNSUR UTAMA TQM
Goetsch dan Davis mengungkapkan sepuluh unsur utama (karakteristik) total quality management, sebagai berikut: 1. Fokus Pada Pelanggan Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi Terhadap Kualitas Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. 3. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun perkiraan, memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen jangka Panjang TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat pentingguna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan deng an sukses. 5. Kerja sama Team (Teamwork) Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Setiap poduk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang sudah ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat. 7. Pendidikan dan Pelatihan Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar, yang tidak adaakhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan Yang Terkendali Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan 3 1 keputusandan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini 0 2 i dikarenakan unsurtersebut dapat meningkatkan "rasa memiliki" dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
9. Kesatuan Tujuan Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Namun hal initidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kon disi kerja. 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh berarti
2.7. PRINSIP-PRINSIP DALAM TQM
Menurut Hensler dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu: 1. Kepuasan Pelanggan Memberikan kepuasan kebutuhan pelanggan (internal dan eksternal) dalam segalaaspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu,segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalamrangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, semakin besar pula kepuasan pelanggan. 2. Respek Terhadap Setiap Orang Dalam perusahaan yang berkelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang unik. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan. 3. Manajemen Berdasarkan Fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta, setiap keputusan didasarkan pada data, dengan mengacu pada konsep prioritisasi (prioritization) dan variasi (variation), dan bukan sekedar pada perasaan (feeling). 4. Perbaikan Berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
2.8. LIMA PILAR TQM
Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu:
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
1)
Produk
2)
Proses
3)
Organisasi
4)
Pemimpin
5)
Komitmen Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk
tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya yang lain juga lemah. Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan Christopher, 1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. dalam bukkunya yang berjudul Manjemen Mutu Terpadu, mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya, melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu : 1) Kepuasan pelanggan. 2) Respek terhadap setiap orang. 3) Manajemen berdasarkan fakta. 4) Perbaikan berkesinambungan.
2.9. ELEMEN KUNCI TQM
Total Quality Management (TQM) (TQM) adalah manifestasi dari Budaya (culture), Perilaku (culture), Perilaku (attitude) (attitude) dan Organisasi (organization) (organization) sebuah perusahaan dalam melayani pelanggan berupa Produk dan Jasa sehingga dapat memenuhi Kebutuhan mereka. Budaya Perusahaan sangat membutuhkan Kualitas disegala aspek Operasional, Proses yang dilakukan secara Benar, dan Cacat Produksi serta Limbah yang dieliminasi dari Sistem Operasional. TQM merupakan usaha yang terintegrasi dalam peningkatan Performa Kualitas disegala Level Organisasi. Untuk berhasil dalam implementasi TQM, maka diperlukan 8 kunci utama yang harus menjadi konsentrasi sebuah organisasi, yakni: 1. Ethics / Etika (Norma) 2. Integrity / Integritas (Kejujuran) Recognition
3. Trust / Kepercayaan 4. Training /Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) 5. Teamwork / Kerjasama Tim 6. Leadership / Kepemimpinan 7. Recognition / Akredibilitas (Pengakuan) 8. Communication / Komunikasi
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
C o m m u n i c a t i o n
Training Teamwork Leadership Integrity & Ethics Communication
C o m m u n i c a t i o n
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Elemen Kunci ( Key Key Elements) Elements) TQM sudah dideskripsikan sebagai sebuah Filosofi dari Kualitas
sebagai
pendorong
bagi
Inisiatif-inisiatif
Kepemimpinan
(Leaderships),
Perancangan (Design), (Design), Perencanaan (Planning), (Planning), dan Perbaikan (Improvement). (Improvement). Elemenelemen TQM tersebut dapat dikelompokan dalam 4 grup yakni: I.
Foundation (Pondasi) – Ethi cs, cs, I ntegrity, ntegrity, Tr ust ust
TQM dibangun berlandaskan ( Foundation) Foundation) pada Etika ( Ethics), Ethics), Kejujuran ( Integrity), Integrity), dan Kepercayaan (Trust (Trust ). ). Ini akan menumbuhkan Keterbukaan Keterbukaan (Openess (Openess), ), Keadilan ( Fairness) Fairness) dan Ketulusan (Sincerity (Sincerity)) dan memungkinkan keterlibatan semua orang. Ini adalah kunci untuk membuka potensi utama TQM. Ketiga Elemen tersebut bergerak bersama dan masing-masing memberikan sesuatu yang berbeda pada Konsep TQM. Etika (Ethics ), adalah disiplin yang berkaitan dengan Hal Baik dan Hal Buruk dalam
situasi apapun. Ini menjadi etika organisasi dan individu. Etika organisasi membentuk satu kode etik bisnis yang mencantumkan pedoman bahwa semua karyawan harus patuh dalam kinerja mereka. Etika individu termasuk hak pribadi atau kesalahan. Integritas ( Integrity ), Integritas berarti Kejujuran, Moral, Nilai, Keadilan, dan
Kepatuhan terhadap Fakta dan Ketulusan. Integrity merupakan Karakteristik dari apa yang pelanggan (internal atau eksternal) harapkan dan layak diterima. Orang melihat kebalikan Integritas adalah Kepalsuan. TQM tidak akan bekerja pada orang dan suasana bermuka dua. Kepercayaan ( Trust ), Kepercayaan adalah produk dari Integritas dan perilaku Etis.
Tanpa Kepercayaan, kerangka TQM tidak bisa dibangun. Kepercayaan mendorong partisipasi penuh dari semua anggota. Hal ini memungkinkan adanya Kebanggaan dan Komitmen. Kepercayaan membangun Keputusan Tepat, mendorong Pengambilan resiko
individu
dalam
rangka
Perbaikan
Berkesinambungan
(Continuous
Improvement) dan membantu Pengukuran yang terpusat pada Perbaikan Proses dan tidak untuk bersaing dengan orang lain. Kepercayaan hal penting untuk memastikan Kepuasan Pelanggan (Customer (Customer Satisfaction). Satisfaction). Kepercayaan di antara karyawan dan pihak-pihak terkait dengan perusahaan akan memudahkan proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan. Teamwork, L eades adeshi ps II. Building Bricks (Tembok Bangunan) – Tr ain in g, Teamwork,
Sebuah bangunan berdiri pada Pondasi yang kuat yang terbentuk dari Kepercayaan, Etika dan Integritas. Integritas. Dan setelah terbangunnya Pondasi perlu dilengkapi dengan Bata yang terangkai menjadi Tembok Bangunan. Pelatihan
(Training), sangat penting dalam peningkatan Produktivitas dan
Kinerja. Anda sebagai Supervisor bertanggung bertanggung jawab dalam Implementasi TQM di wilayah kerja dan mengajarkan filosofi TQM. Beberapa ketrampilan yang diperlukan Tim Anda adalah Interpersonal
Skills (kemampuan untuk bekerja aktif dalam tim)
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Problem Solving (pemecahan masalah)
Decision
Making (pembuatan keputusan)
Performance Bussiness
Analysis and Improvement
Economics
Technical Skills
Tujuan Pelatihan adalah membentuk karyawan yang efektif dan produktif.
Kerjasama Tim (Teamwork) , juga merupakan elemen kunci dari TQM untuk menjadi
sukses dalam bisnis. Tim akan mendapatkan solusi lebih cepat dan lebih baik untuk setiap permasalahan. Tim juga memberikan perbaikan yang lebih Permanen dalam Proses dan Operasional. Dalam tim, orang merasa lebih nyaman menceritakan masalah yang mungkin terjadi, dan bisa mendapatkan bantuan dari orang lain untuk menemukan solusi yang tepat, juga akan mampu mingimprovisasi proses dan pelaksanaan TQM. Ada tiga tipe tim yang disarankan dalam TQM, yaitu sebagai berikut. Quality Improvement Teams or Excellence Teams (QITS), sifatnya temporer yang
bertugas untuk menyelesaikan problem yang spesifik, biasanya digunakan dalam kurun waktu tiga sampai dengan dua belas bulan. Tim ini juga biasanya digunakan lagi ketika permasalahan yang sama timbul pada periode waktu berikutnya. Problem Solving Solving Teams (PSTs), bersifat temporer dengan tugas menyelesaikan Problem permasal permasalahan ahan yang yang juga spesif spesifik ik dan mengident mengidentifik ifikasi asi serta serta menangani menangani penyebab penyebab permasal permasalahan ahan dengan dengan kurun kurun waktu waktu satu satu minggu minggu sampai sampai dengan tiga bulan. bulan. Dengan Dengan tingkat permasalahan permasalahan yang lebih rendah daripada permasalahan yang dihadapi QITS. Natural Work Teams (NWTs), terdiri atas sekelompok kecil SDM ahli di
bidangnya dengan tiap-tiap anggota tim memikul tugas dan tanggug jawab sendirisendiri yang dibagi berdasarkan kapabilitasnya. Konsep yang terdapat di dalam tim yang melibatkan karyawan, kesanggupan me-manage me-manage tim secara professional, dan kesatuan di antara anggota tim yang berupa lingkaran berkualitas. Tim ini berkesinambungan tanpa ada batas waktu dengan jam kerja kurang lebih satu sampai dengan dua jam setiap minggunya.
Kepemimpinan (Leaderships), mungkin elemen paling penting dalam TQM.
Kepemimpinan dalam TQM membutuhkan manajer untuk memberikan Visi yang Inspiratif, membuat arahan Strategis yang mudah dipahami dan menanamkan nilainilai sebagai panduan bagi bawahan. Seorang supervisor harus Paham TQM, Percaya dan menunjukkan Keyakinan dan Komitmennya melalui praktek sehari-hari. Supervisor memastikan bahwa Strategi, Filosofi, Nilai-nilai dan Tujuan mengalir turun di seluruh organisasi untuk memberikan Fokus, Kejelasan dan Arah. TQM harus diperkenalkan dan dipimpin oleh manajemen puncak. Komitmen dan Keterlibatan pribadi dari manajemen puncak diperlukan dalam menciptakan dan menyebarkan nilai kualitas yang jelas, tujuan yang konsisten dan dalam menciptakan dan menggunakan Sistem yang terdefinisi baik, Metode dan Ukuran Kinerja untuk mencapai tujuan. Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
III. Binding Mortar (Semen Pengikat) – Communication Komunikasi (Communication) , yang mengikat semuanya bersama-sama. Mulai
dari dasar sampai atap rumah TQM, semuanya terikat oleh “semen” yang kuat yakni Komunikasi. Berfungsi sebagai penghubung penting antara seluruh elemen TQM. Komunikasi berarti pemahaman yang umum dari ide-ide antara pengirim dan penerima. Keberhasilan TQM menuntut komunikasi dengan dan di antara semua anggota organisasi, pemasok dan pelanggan. Komunikasi yang ditambah dengan berbagi informasi yang benar adalah sangat penting. Komunikasi yang kredibel mampu menjelaskan keinginan Pengirim dan diterima serta dapat ditafsirkan oleh Penerima. Ada berbagai cara komunikasi seperti: asi Downwar d (Kebawah) (Kebawah) – Ini adalah bentuk dominan dari komunikasi a) Komun ik asi
dalam suatu organisasi. Pada dasarnya dilakukan melalui Presentasi dan Diskusi sehingga seorang Supervisor atau manajer mampu membuat karyawan jelas tentang TQM. Contoh: informasi dari top manajemen ke supervisor, selanjutnya supervisor ke karyawan. b) Komunikasi Upward (Keatas) – Ini adalah bentuk partisipasi karyawan dengan memberikan saran kepada manajemen atas. Karyawan memberikan Wawasan dan Kritik yang membangun, Supervisor dan Manajer harus mendengarkan secara efektif untuk memperbaiki situasi yang terjadi melalui penggunaan TQM. Ini membentuk Kepercayaan antara Atasan dan Karyawan. Ini juga mirip dengan Komunikasi Pemberdayaan ( Empowering Empowering ), ), di mana Anda sebagai Manajer atau Supervisor menjaga telinga terbuka dan mendengarkan orang lain. c) Komunikasi Sideways (Kesamping) – Jenis komunikasi ini penting karena akan memutus hambatan antar departemen. Hal ini juga diperlukan untuk urusan Pelanggan dan Pemasok dengan cara yang lebih profesional.
IV. Roof (Atap) – Recognation Pengakuan (Recognation), menjadi akhir dari proses TQM yang baik dimana
setiap individu atau tim dapat memperoleh Pengakuan sesuai kontribusi mereka. Anda sebagai Pimpinan sebuah organisasi dituntut mempu mengenali dan mendeteksi partisipasi dan kontribusi masing-masing dilevel organisasi Anda.
Orang yang
mendapat Penghargaan dan Pengakuan akan memberikan efek lebih besar dalam Harga Diri (Self (Self Esteem), Esteem), Produktivitas ( Produktivity), Produktivity), Kualitas (Quality (Quality), ), dan Usaha Lebih 3
dalam Tugas. Secara tidak langsung hal inilah yang pada akhirnya akhirnya akan memberikan 1 0 2 i kepuasan kepada konsumen berupa produk dengan mutu yang tinggi sebagai hasil dari n u pemberdayaan SDM yang berkualitas. Pengakuan muncul dalam bentuk unik dan berbeda seperti:
Cara (Ways (Ways)) – Surat Surat Pribadi, Plakat, Piala, Piagam, dll
Tempat ( Places) Places) – Forum Forum Rapat Manajemen, Papan Kinerja, dll
Waktu (Time (Time)) – Rapat Rapat Staf, Jamuan Penghargaan Tahunan, dll
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Delapan elemen kunci dalam memastikan keberhasilan TQM dalam suatu organisasi dan supervisor berperan besar dalam pengembangan unsur tersebut di tempat kerja. Tanpa unsur-unsur ini, entitas bisnis tidak dapat menjamin keberhasilan pelaksanaan TQM. Hal ini sangat jelas bahwa TQM tanpa melibatkan Integritas, Etika dan Kepercayaan akan menjadi kelalaian besar. Pelatihan adalah kunci dimana organisasi menciptakan lingkungan TQM. Kepemimpinan dan Kerja Tim harus berjalan seiring. Kurangnya Komunikasi antar departemen, Supervisor dan Karyawan menciptakan beban pada proses TQM secara keseluruhan. Terakhir, Pengakuan harus diberikan kepada orang yang berkontribusi berkontribusi terhadap terhadap tugas dan selesai secara keseluruha keseluruhan. n. 2.10.
MODEL TQM YANG DISEDERHANAKAN
Untuk membuat dan mengaplikasikan sebuah model dari Total Quality Management , maka dilakukan langkah-langkah awal sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi
elemen-elemen
yang
diperlukan
untuk
kesuksesan
pendekatan
manajemen kualitas. 2. Mengetahui cara cara agar keseluruhan elemen tersebut dapat terkoneksi satu dengan yang lain sehingga dapat mencapai tujuan. 3. Membuat pilihan-pilihan proses yang dapat dipilih dalam mecapai tujuan dari manajemen kualitas. 4. Mempelajari keahlian dan pengetahuan untuk menyeimbangankan perencanaan startegik perusahaan yang akan dilakukan dengan rutinitas proses operasional sehari- hari. 5. Mempelajari keahlian dan pengetahuan yang akan digunakan oleh tiap-tiap sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan untuk peningkatan aktivitas produksi sehari-hari. 6. Belajar untuk menghilangkan kesan cambukan SDM dalam peningkatan produktivitas sebagai upaya mereka untuk menjadi karyawan pilihan dalam satu bulan, tetapi membuat mereka melakukannya secara tulus. 7. Mempelajari keahlian manajemen dengan baik dan mengetahui kebutuhan karyawan dan sumber daya perusahaan lainnya agar semua elemen yang berperan dalam TQM dapat bekerja sampai pada titik tertinggi 8. Menghindari titik kepuasan karyawan yang akan menyebabkan mereka berhenti untuk meningkatkan produktivitas dan justru sebaliknya harus mempelajari hal-hal yang membakar semangat mereka pada saat proses TQM berlangsung. Pelaksanaan Model TQM harus berpegang pada prinsip-prinsip kesuksesan model TQM berikut : 1. Kesuksesan TQM membutuhkan perubahan tingkah laku dan budaya 2. Manajemen TQM harus dipisah dari HRD dan Manajemen Organisasional (OM), dengan kata lain divisi TQM hendaknya dibuat tersendiri. 3. Kesuksesan sistem TQM adalah kemampuan untuk memadukan manajemen organisasi dengan Departemen Human Departemen Human Resource Development . 4. TQM,
HRM,
dan
OM
haruslah
berkesinambungan. Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
memiliki
satu
kesatuan
pandangan
dan
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Dua macam pendekatan Model TQM adalah sebagai berikut : 1. Traditional Management Approach (Model Pendekatan Tradisional), adalah model yang paling paling seri sering ng digunak digunakan, an, yaitu yaitu pimpinan pimpinan perusaha perusahaan an membua membuatt suatu suatu pendekatan pendekatan TQM dengan dengan memaksakan penerapan TQM yang akan diberlakukan ke HRD dan OM. Hal ini berarti bahwa bahwa pimpinan pimpinan tidak tidak berdampi berdampingan ngan dengan dengan HRD dan OM dalam merancang merancang TQM itu sendiri. Akibatnya adalah pendekatan ini dapat mengalami kegagalan sebanyak 80%. Hal itu terjadi karena yang terkesan dari TQM dengan pendekatan ini adalah Rat Race atau perburua perburuan n hadiah hadiah yang akan menimbulka menimbulkan n cara-cara cara-cara tidak sehat sehat atau Run end atau kinerja yang mendadak berhenti ketika seorang karyawan merasa tidak mampu ataupun sudah puas. 2. Integrated Integrated Management Management Approach (Model Pendekatan Terpadu), adalah perpaduan dan penyeimbangan penyeimbangan antara budaya b udaya kerja yang telah ada di OM dan HRD dengan budaya yang akan diciptakan oleh TQM sehingga tercipta suatu garis tengah yang menjembatani semua kebutuhan dan kebudayaan HRD dan OM dengan alur dari TQM dengan tujuan yang dibawa oleh TQM. Dengan demikian, di antara ketiganya akan tercipta suatu integritas, kesepahaman, tanpa adanya rasa saling dirugikan dan mereka akan berkinerja lebih baik tanpa perlu merasakan aura kompetisi yang tidak sehat seperti Rat Race dan Runs end . Tingkat keberhasilan sangat tinggi mengingat akan disesuaikan antara tingkat keberhasilan yang diinginkan perusahaan dengan kemampuan dan kemauan para pelaksana. Untuk beberapa perusahaan, akan menjadi sangat sulit ditemukan titik temu dalam perencanaan TQM pendekatan terpadu. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan prinsip, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Para manajer berkomitmen untuk melaksanakan model yang akan mereka buat bersama 2. Formula sederhananya adalah HRD + Organisation Development = TQM. Keduanya harus saling melengkapi tanpa harus merugikan salah satunya. 3. Cara gampang untuk membuat TQM yang disederhanakan dengan membuat bagan sebagai berikut. AWAL
Reality proses sehari ‐hari
TQM yang diinginkan
Reality kinerja SDM sehari‐hari
MODEL
Dari model di atas dapat dilihat bahwa TQM yang disederhanakan dalam model integritas adalah bentukan dari titik tengah kinerja karyawan yang ditingkatkan dengan proses kinerja perusahaan yang juga ditingkatkan. Keduanya mengalami titik temu, sehingga karyawan tidak merasa terpaksa melakukan TQM dan perusahaan juga mampu meningkatkan kualitas proses kerja mereka dengan kapasitas yang diterima karyawan.
Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
2.11.
MANFAAT PROGRAM TQM
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi. organisasi. M anfaat TQM bagi bagi pelanggan pelanggan adalah: adalah:
1) Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan; 2) Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan; 3) Kepuasan pelanggan terjamin. M anfaat TQM bagi institusi institusi adalah: adalah:
1) Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan; 2) Staf lebih termotivasi; 3) Produktifitas meningkat; 4) Biaya turun; 5) Produk cacat berkurang; 6) Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat. M anfaat TQM bagi bagi staf Or gani gani sasi asi adalah: adalah:
1) Pemberdayaan; 2) Lebih terlatih dan berkemampuan; 3) Lebih dihargai dan diakui. M anfaat lain dari i mpleme mplementas ntasii TQM yang yang mungki n dapat dapat dir asaka asakan n ol eh i nstitusi nstitusi di
masa masa yang akan datang adalah:
1) Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower); 2) Membantu terciptanya tim work; 3) Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan; 4) Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan; 5) Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah.
2.12.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TQM
Kelebihan Kelebihan TQM adalah: adalah: Kualitas lebih baik Memperkenalkan continous improvement Meningkatkan fleksibilitas Meningkatkan keuntungan atau produktivitas Pembelajaran lebih terorganisir Komunitas aman dan sehat Pelayanan pelanggan lebih baik atau kepuasan pelanggan Organisasi lebih kuat secara ekonomi Memperbaiki pembagian pasar Organisasi management lebih baik Hubungan dan performance karyawan lebih baik Keuntungan yang kompetitif Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T
Kelemahan Kelemahan TQM adalah: adalah: Kualitas sering merupakan aktivitas sampingan, terpisah dari isu kunci dari strategi
usahadan kinerja. Pada banyak organisasi, kualitas dirasakan bersifat temporer dan apabila pemimpin yang
memprakarsainya meninggalkan perusahaan, kualitas kemudian diabaikan. Kebingungan terhadap TQM berasal dari kata kualitas itu sendiri. Kata kualitas
mempunyai banyak arti, tergantung dari bagaimana kita memandangnya. Banyak perusahaan yang membuat kualitas lebih kabur atau tida jelas dengan menetapkan
tujuan yang tampak positif tanpa memilki cara untuk memonitor kemajuan pencapaian tujuan tersebut. TQM merupakan aktivitas yang bersifat hanya di dalam departemen-departemen dibanyak
perusahaan. TQM mengajarkan incremental atau perkembangan yang sedikit (small improvement),
bukan perkembangan secara radikal (radical improvement) sehingga banyak pemimpin korporat tidak sabar setelah munculnya konsep reeng ineering.
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Bahwa pendekatan yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai nilai optimal, sebaiknya menggunakan Total Quality Management . Karena Total Quality Management adalah suatu upaya pemberdayaan menyeluruh dari elemen perusahaan yang bekerja pada satu visi untuk meraih objective bersama dari perusahaan. Kerangka dari TQM adalah sumber daya yang dapat diandalkan, selanjutnya menghasilkan efektifivas dan efisiensi dari kinerja perusahaan, yang menghasilkan produk yang berkualitas, sehingga kepuasan konsumen akan dapat diraih dengan mudah.
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember
DAFTAR PUSTAKA
”Total Quality Management Sebagai Perangkat Manajemen Baru untuk Optimisasi”, Ketut Suardhika Natha, Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 1 Tahun 2008, ejournal.unud.ac.id/abstrak/suardhika%20natha.pdf “Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam Sistem Informasi, Darwis, Datu Rizal Asral, Pusat Standarisasi - LIPI katalog.pdii.lipi.go.id/index.php/searchkatalog http://ichwanfile.wordpress.com/2010/11/19/definisi-unsur-prinsip-manfaat-program-totalquality-management-tqm/ http://ikhtisar.com/8-elemen-total-quality-management-tqm-bag-1/#ixzz2TW2ruSMR http://ikhtisar.com/8-elemen-total-quality-management-tqm-bag-2-habis/#ixzz2TW30aF28 http://www.scribd.com/doc/110657163/MAKALAH-MPK-JUST-IN-TIME-DAN-TQM http://hariatyburhan.blogspot.com/2011/11/metode-tqm-menurut-3-pakar-utama.html
3 1 0 2 i n u J | t n e m e g a n a M y t i l a u Q l a t o T Manajemen Produksi _ STIA Pembangunan Jember