MAKALAH TEKNIK PELEDAKAN GEOMETRI PELEDAKAN
OLEH Ferdiyanto 1309055040
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN MULAWARMAN SAMARINDA 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kegiatan penambangan untuk membongkar bahan galian dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu peledakan, untuk melakukan peledakan sebelumnya telah diperhitungkan faktor-faktornya. Faktor-faktor tersebut diantaranya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan peledakan, kekerasan batuan yang akan dibongkar, kesulitan membongkar suatu batuan, waktu yang diperlukan untuk membongkar suatu bahan galian dan keamanan untuk membongkar suatu batuan.
Proses pembokaran bahan galian dengan menggunakan metode peledakan diawali dengan pengeboran lubang ledak yang dilanjutkan dengan peledakan. Perhitungan mengenai kegiatan perlu dilakukan karena diharapkan akan menghasilkan fragmentasi yang optimal, ketika setelah kegiatan peledakan hasil fragmentasinya buruk maka akan merugikan kepada semua pihak dikarenakan adanya tambahan biaya dan waktu.
1.2
Tujuan
- Mengetahui pengertian dari geometri peledakan - Mengetahui unsur-unsur geometri peledakan pada tambang terbuka
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Geometri Peledakan
Geometri peledakan merupakan suatu cara perhitungan mengenai kegiatan peledakan yang ditujukan supaya kegiatan peledakan dapat bekerja secara optimum. Perhitungan tersebut didapat berdasarkan percobaan-percobaan kegiatan peledakan. Perhitungan geometri peledakan diperkenalkan oleh berbagai ahli diantaranya Anderson (1952), Pearse (1955), R.L Ash (1963), Langefors (1978), Konya (1972), Foldesi (1980), Olofsson (1990) dan Rustan (1990).
Sumber : 1902miner.wordpress.com Gambar 2.1 Geometri Peledakan
Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bagian-bagian dari geometri peledakan dengan menggunakan sistem jenjang.Dimana : B
: Burden
L
: Tinggi Jenjang
J
: Subdrilling
PC
: Powder Column
T
: Stemming
B’
: Burden Semu
S
: Spacing
H
: Hole Depth
Dalam melakukan kegiatan peledakan dalam suatu area tidaklah dapat dipungkiri terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan peledakan, faktor tersebut sangatlah berperan penting untuk membuat keputusan ketika akan memulai kegiatan peledakan. Faktor-faktor tersebut dimulai dari aspek teknis, merupakan suatu parameter yang menjadikan keberhasilan target produksi berdasarkan ketepatan data actual dilapangan dengan perhitungan yang telah dilakukan. Aspek keselamatan kerja, merupakan suatu aspek yang memperhatikan keselamatan kerja pada seluruh rangkaian kegiatan peledakan beserta faktor daerah kerja. Aspek lingkungan, merupakan suatu aspek yang memperhatikan dampak-dampak yang akan muncul ketika kegiatan peledakan selesai dilakukan yang berpengaruh kepada lingkungan sekitar.
Selain aspek diatas dalam pembuatan desain peledakan pada suatu wilayah, perlu untuk memperhatikan parameter-parameter yang ada dalam suatu wilayah tersebut. Parameter tersebut diantaranya : a. Diameter lubang bor b. Spasing c. Burden d. Tinggi jenjang e. Stemming f. Sub Drill
2.2
Faktor-Faktor Geometri Peledakan
Faktor-faktor yang ada dalam geometri peledakan antara satu d engan yang lainnya sangatlah berkaitan erat, untuk itu sebaiknya mengenal faktor-faktor apa saja yang terdapat dalam geometri peledakan. 2.2.1
Diameter Lubang Bor
Pemilihan ukuran lubang bor (diameter lubang bor) sangatlah diperlukan untuk mendapatkan hasil peledakan yang maksimal. Seiring meningkatnya produksi pada suatu area penambangan maka pemilihan lubang bor akan semakin besar, dengan kata lain bahwa pemilihan lubang bor sangat tergantung oleh
perkembangan produksi. Peningkatan diameter lubang bor sesuai dengan kemajuan produksi haruslah dengan syarat bahwa dengan alat bor dan kondisi batuan yang sama. Dari diameter inilah nantinya akan mempengaruhi kepada tinggi atau kedalaman lubang bor. Terdapat keterbatasan dalam pemilihan diameter lubang bor, aspek tersebut yaitu dari segi ukuran fragmentasi hasil peledakan, air blast, flying rocks, keperluan penggalian batuan secara selektif dan isian bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari perhitungan teknis yang ada karena pertimbangan energi yang dihasilkan pasca peledakan sampai pertimbangan dari segi ekonomis.
Dimana
: D = Diameter lubang bor (mm). K = Tinggi jenjang (mm).
Dengan percobaan di lapangan bahwa ketika batuan memiliki kerapatan yang solid maka ukuran fragmentasi batuan tersebut akan memiliki kecenderungan untuk meningkat apabila perbandingan kedalam lubang ledak dan diame ter kurang dari 60.Pemilihan besar kecilnya diameter lubang bor seharusnya harus melihat ke struktur geologi yang ada pada area kerja dan juga dari segi ekonomisnya. Semakin besar diameter lubang bor maka akan semakin panjang juga tinggi lubang bornya.
Sumber : 1902miner.wordpress.com Gambar 2.2 Pengaruh Diameter Lubang Tembang Pada Stemming
Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 2.3 Pengaruh Diameter Lubang Bor Terhadap Kedalaman 2.2.2
Ketinggian Jenjang
Tinggi jenjang merupakan jarak antara bidang datar dalam bench terhadap bidang datar dibawahnya yang diukur secara tegak lurus (vertikal).Tinggi jenjang ini memiliki batasan maksimum yang tergantung kemampuan atau jangkauan alat.Dalam merencanakan geometri peledakan diperhatikan tentang pengaruh ledakan terhadap kestabilan jenjang.Penggunaan besar kecilnya diameter lubang bor sangat mempengaruhi terhadap perhitungan jenjang, apabila diameter lubang bor kecil maka jenjang pendek dan diameter lubang bor besar maka untuk jenjang yang lebih tinggi. Terdapat rumus untuk hubungan lubang bor dengan ketinggian jenjang :
Dimana
: K = Tinggi Jenjang (m) D = Diameter lubang bor
2.2.3
Burden
Burden merupakan jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas yang terdekat pada saat terjadi kegiatan peledakan.Burden ini sangat berpengaruh terhadap fragmentasi dan efek peledakan.
Gambar 2.4 Burden Terhadap Fragmentasi
Yang mempengaruhinya ialah dari jaraknya apabila jarak burden terlalu dekat maka akan timbul flyrocks dan sebaliknya bila jarak burden terlalu dekat maka akan tibul retak-retak disekeliling lubang bor bahkan terjadi flyrocks kearah atas (vertikal). Untuk menentukan dimensi burden pada tempat yang berbeda maka digunakan burden adjustment pada batuan dan jenis handak. Dalam pengeboran tegak hanyalah dikenal satu burden, sebaliknya pada pengeboran miring terdapat dua burden yaitu burden sebenarnya ( true burden) dan burden semu ( apparent burden), yang dimana bahwa burden semu merupakan jarak antar surface dan
lubang bor dalam posisi miring sesuai dengan sudut kemiringan lubang. Berikut merupakan rumus burden : Menurut C.J. Konya B
Dimana
3,15. De.3
SGe SGr
:B
= burden (ft)
De
= diameter lubang tembak (inch)
SGe
= specific gravity bahan peledak
SGr
= specific gravity batuan yang diledakkan
Menurut R.L. Ash B
Dimana
Kb.
d 12
:B = burden (ft) Kb = burden ratio (14 – 49 ; harga rata-rata 30) d
= diameter mata bor (inch)
2.2.4
Spasing
Spacing adalah jarak antara lubang tembak dalam satu baris (row) dan diukur sejajar terhadap pit wall.Biasanya spacing tergantung pada burden, kedalaman lubang bor, letak primer, waktu tunda, dan arah struktur bidang batuan. Berikut merupakan rumus spasing : Menurut C.J. Konya S
B. L
Dimana : S = spacing (m) L = kedalaman lubang ledak (m) B = burden (m) Menurut R.L. Ash S Ks. B
Dimana : S
=spacing (ft)
Ks = spacing ratio (1-3; rata-rata 1,5) B
2.2.5
= burden (ft)
Subdrilling
Subdrilling adalah tambahan kedalaman daripada lubang bor dibawah rencana
lantai jenjang.Subdrilling perlu untuk menghindari problem tonjolan pada lantai (toe), karena dibagian ini adalah tempat yang paling sukar diledakkan. Dengan demikian, gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai dasar jenjang yang akan bekerja secara maksimum.Berikut merupakan rumus Subdrilling : Menurut C.J. Konya
Dimana : SD = subdrilling (ft) Ks = antara 0,3 sampai 0.5 B
= burden (ft)
Menurut R.L. Ash
Dimana : J
= subdrilling (ft)
Kj = subdrilling ratio (rata-rata 0,33 dan minimum 0,3) B 2.2.6
= burden (ft)
Stemming Stemming adalah panjang isian lubang ledak yang tidak diisi dengan bahan
peledak tapi diisi dengan material seperti tanah liat atau material hasil pemboran (cutting), dimana stemming berfungsi untuk mengurung gas yang timbul sehingga air blast dan flyrock dapat terkontrol.
Panjang pendeknya stemming juga akan mempengaruhi hasil dari peledakan, jika stemming terlalu panjang, maka : a.
Ground vibration tinggi (getar tinggi).
b.
Lemparan kurang.
c.
Fragmentasi area jelek.
d.
Suara kurang.
Jika stemming terlalu pendek : a. Fragmentasi diarea bawah jelek. b. Terdapat toe di floor (tonjolan di floor ). c. Terjadi flying rock . d. Suara keras (noise) atau (airblast). Menurut C.J. Konya
Dimana
:T
= stemming (m)
Kt
= 0.17 sampai 1 kali B
B
= burden (m)
OB
= overburden (m)
Menurut R.L Ash
Dimana
:T
= stemming (ft)
Kt = stemming ratio (0,5-1; rata-rata 0,7) B
= burden (ft)
2.2.7
Kedalaman Lubang Tembak
Kedalaman lubang ledak tergantung pada ketinggian bench, burden, dan arah pemboran.Kedalaman lubang tembak merupakan penjumlahan dari besarnya stemming dan panjang kolom isian bahan peledak.Berikut merupakan rumus kedalamana lubang tembak : Untuk lubang ledak vertikal H L J
Dimana
:H
L
= kedalaman lubang ledak (m) = tinggi bench (m)
J
= subdrilling (m)
Untuk lubang ledak miring H
Dimana
2.3
:H
L
cos
J
= kedalaman lubang ledak (m)
L
= tinggi bench (m)
J
= subdrilling (m)
Powder Factor (PF) Powder factor (PF) menunjukkan jumlah bahan peledak (kg) yang dipakai
untuk memperoleh satu satuan volume atau berat fragmentasi peledakan, jadi satuannya biasa kg/m³ atau kg/ton. Pemanfaatan PF cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu proses peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang digunakan dan perolehan fragmentasi peledakan yang akan dijual.Berikut merupakan rumus kedalamana powder factor :
Dimana
:V
= Volume (cubic yard )
B
= Spacing (ft)
B
= Burden (ft)
H
= Tinggi jenjang (ft)
BAB III KESIMPULAN
Dapat disimpulkan geometri peledakan merupakan merupakan suatu cara perhitungan mengenai kegiatan peledakan yang ditujukan supaya kegiatan peledakan dapat bekerja secara optimum. Dalam perhitungan yang dilakukan dalam geometri peledakan terdapat unsur-unsurnya yaitu diameter lubang bor, ketinggian jenjang, burden, spasing, subdrilling, stemming dan kedalaman lubang tembang.Dari unsur-unsur tersebutlah perhitungan mengenai jumlah pemakaian bahan peledak barulah dapat dihitung. Selain itu terdapat faktor-faktor dalam kegiatan peledakan aspek teknis, merupakan suatu parameter yang menjadikan keberhasilan target produksi, aspek keselamatan kerja dan aspek lin gkungan.
DAFTAR PUSTAKA Anggha,2011“Peledakan” ,http://angghajuner.blogspot.com/2011/10/peledakan.ht ml.Diakses pada tanggal 02November 2015 (html, online). Dirga,2010,“Teknik Peledakan, http://dirgamining.blogspot.com/2012/10/teknik peledakan.html. Diakses pada tanggal 02 November 2015 (html, online). Rachmat, 2013, “Teknik Peledakan” , http://1902minerwordpress.com/2013 /07/teknik-peledakan_15.html.Diakses pada tanggal 02 November 2015 (html, online).