ENTERPRENEURSHIP
MAKALAH KREATIFITAS DAN INOVASI WIRAUSAHA DALAM BIDANG KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
Saprianto
( SDK 161025 )
Isnad Andzaliah
( SDK 161015 )
Kartika
( SDK 161016 )
Mega Nursaputri
( SDK 1610
)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) DATU KAMANRE BELOPA TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR Kita dan setiap orang masing-masing pasti ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja saat ini sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar. Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan. Di era global sekarang ini keadaan ekonomi di Indonesia memang sangat memprihatinkan, namun kita tidak boleh menyerah pada keadaan sekarang ini yang serba sulit kita harus berusaha,kreatif,inovatif dan berani mengambil suatu keputusan serta resiko untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. kita tidak harus bergantung pada orang lain. Untuk mendapatkan suatu pekerjaan kita harus berusaha semaksimal mungkin. Dengan kita kita berwira usaha usaha kita bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung kita sudah membantu banyak orang. Bisnis orang. Bisnis adalah sebuah pembelajaran, dimana dibutuhkan analisa yang sangat dalam tentang prospek dan kelayakan dalam usaha itu. Oleh karena itu, bisnis itu harus dimulai sejak seja k dini sehingga kita memiliki banyak waktu untuk dapat berpikir dan mengolah otak demi kesuksesan usaha tersebut.
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................. Daftar Isi........................................................................................................... BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan .................................................................................................. BAB II Isi A. Sejarah Singkat Kewirausahaan ........................................................... B. Pendidikan Kewirausahaan .................................................................. C. Motivasi Berwirausaha......................................................................... D. Prinsip-prinsip Kewirausahaan ............................................................ E. Pengertian Enterpreneur ....................................................................... F. Pengertian Ners Enterpreneur .............................................................. G. Model Enterpreneurship ....................................................................... H. Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur ............................................. I. Jenis Badan Usaha dan Business Plan ................................................. BAB III Penutup Saran dan Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki : 1.
Skill (kemampuan) Seorang pelaku usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk berwirausaha karena tanpa skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha dan skill (kemampuan) ini adalah modal utama yang harus dimiliki dalam berwirausaha.
2.
Tekad (kemauan) Apabila seorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu akan sia-sia karena tidak dapat ter salurkan.
3.
Modal Modal merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan menjalankan suatu usaha disamping mempunyai skill dan tekad.
4.
Target dan Tujuan Seorang pelaku usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa menentukan target dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.
5.
Tempat Tempat berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena sangat menunjang dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan
1
pertimbangan oleh konsumen mengenai
wirausaha
yang sedang
dijalankan. B. Rumusan Masalah
1. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur? 2. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus dilakukan? C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui strategi menumbuhkan keberanian menjadi wirausaha terkait keperawatan dan kesehatan.
2.
Mengetahui jenis badan usaha dan business plan
2
BAB II ISI A. Sejarah Singkat Kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. B. Pendidikan Kewirausahaan
Anggapan
lama
mengatakan
“ Entrepreneurship
are
born
not
made” sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari atau diajarkan. Sementara anggapan sekarang “Entrepreneurship are not only born also made” . Sehingga kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman di lapangan saja, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari. Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada akhirakhir ini. Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tumbuh pesat. Mata kuliah kewirausahaan diberikan dalam bentuk kuliah umum ataupun bentuk konsentrasi program studi. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena berisi:
3
1.
Body of knowledge yang utuh dan nyata, ada objek, konsep dan modelnya.
2.
Kewirausahaan memiliki dua konsep, posisi venture start up dan venture growth, tidak memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3.
Merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4.
Merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
5.
Kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan, perbaharuan dan kemajuan.
6.
Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan bertujuan hidup, memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu, dan membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman.
7.
Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
C. Motivasi berwirausaha
Teori 3 kebutuhan David McClelland: N’Ach, need for achievment, wirausaha yang memiliki motivasi ini selalu ingin berprestasi/ meraih yang terbaik, umumnya memiliki ciri-ciri : 1.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur keberhasilan atau kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4.
Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
5.
Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
N’Pow, need for power, yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan dan menguasai orang lain. Ciri umum adalah senang bersaing, berorientasi pada status dan menguasai orang lain.
4
N’Aff , need for affilitation, yaitu hasrat untuk dapat diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang berfiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan, bekerjasama, dan saling pengertian . D. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
1.
Prinsip Wirausaha I Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up terdiri dari tiga macam: peluang, tim dan sumber daya. Proses kewirausahaan diawali bukan dari ketersediaan uang, strategi, network, tim ataupun rencana bisnis, melainkan dari adanya peluang. Peluang yang berpotensi tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pada ketersediaan sumbe daya atau tim pada saat itu. Peran entrepreneur dan tim adalah menjaga keseimbangan antara tiga kekuatan tersebut dalam lingkungan yang terus berubah. Ketidakpastian dan resiko menjadi teman sejati para entrepreneur. Adanya keseimbangan akan membantu entrepreneur dalam mencapai keberlanjutan atau sustanbility perusahaan tanpa harus merusak lingkungan, komunitas atau masyarakat. Rencana bisnis berfungsi sebagai komunikator kualitas dan keseimbangan kekuatan pada saat tertentu.
2.
Prinsip Wirausaha II Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos. Perubahan yang konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan berkaitan erat dengan paradoks. a.
Untuk bisa sukses, jangan takut untuk gagal. Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan pertama gagal, entrepreneur belajar dari pengalaman dan kemudian membentuk perusahaan lagi yang ternyata sangat sukses di masa depan.
b.
Rencana bisnis akan cepat menjadi uang. Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis menyebabkan kita kesulitan untuk mengetahui semua kondisi kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis cepat menjadi uang begitu
5
ia selesai dicetak. Entrepreuneur harus melatih kebiasaan berencana dan bereaksi secara cepat, mengkombinasikan logika dan intuisi sampai kebiasaan ini menjadi sesuatu yang refleks. c.
Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu yang mengimbangi. Penemuan- penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu mengenai komersialiasi teknologi atau produk, jika tidak, maka penemuan ini tidak akan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
d.
Entrepreneur harus bisa bertindak cepat, tetapi juga harus sabar. Sementara kompetitor bergerak cepat, entrepreneur harus belajar menentukan kapan ia harus bertindak dan kapan ia harus bertahan
e.
Semakin besar ukuran dan kontrol terhadap perusahaan, semakin rendah kinerja. Kewirausahaan memerlukan fleksibilitas tingggi dalam strategi dan taktik. Kontrol dan keteraturan yang berlebih dapat menghambat kemajuan perusahaan
3.
Prinsip Wirausaha III Setiap manusia akan menghadapi resiko dalam hidupnya. Begitupun dengan entrepreneur, berikut adalah beberapa resiko yang umum di hadapi entrepreneur yaitu: a.
Resiko Finansial Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan sebagian simpanannya untuk modal. Uang ataupun aset lain yang disimpan ini akan hilang jika perusahaan ternyata gagal. Entrepreneur akan bertangggung jawab menanggung kewajiban perusahaan yang nilainya mungkin jauh melebihi jumlah simpanan. Oleh karena itu, entrepreneur beresiko kebangkrutan.
b.
Resiko karir Pertanyaan yang sering ada di benak entrepreneur adalah apakah mereka akan menemukan pekerjaan atau kembali ke pekerjaannya
6
yang dulu jika bisnisnya gagal. Resiko ini merupakan pertimbangan utama bagi manajer yang bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang menarik. c.
Resiko keluarga dan social Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari entrepreneur. Konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang lain akan dikorbankan. Entrepreneur yang sudah menikah, terutama yang memiliki anak, akan beresiko tidak bisa hadir sepenuhnya untuk keluarganya. Kehidupan sosialnya mungkin akan terganggu juga.
d.
Resiko kesehatan Jam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya kesehatan entrepreneur. Uang dapat digantikan, keluarga dapat beradaptasi, namun kesehatan yang terganggu lebih sulit untuk diperbaiki.
E. Pengertian Enterpreneur
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang
yang
melakukan
dan
mengoperasikan
kegiatan
enterprise
(perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan. Secara umum Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu demikian. Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market
baru,
baik
itu
bersifat
profit
ataupun
non
profit.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya,
ia
dapat
dikatakan
sebagai
seorang
Entrepreneur. Entrepreneuradalah seseorang yang menerima tanggung jawab
7
dan resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses perencanaan strategik untuk mentransfer peluang tersebut menjadi pelayanan atau
produk
yang
layak
dipasarkan.
Lebih
lanjut
diuraikan
bahwa entrepreneurship sangat berkaitan dengan semangat imaginatif dan kreatif serta keberanian mengembangkan ide ide baru yang inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur memberikan pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif atau memberikan konsultasi. F.
Pengertian Nurse Entrepreneur
Perawat
yang
memperkerjakan
dirinya
sendiri
(self-employed),
bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa. Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta. Sedangkan nurse
intrapreneur adalah
mengembangkan,
mempromosikan
perawat dan
yang
digaji
memberikan
karena program
kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan pengembangan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan tertentu. Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat pemangku kepentingan utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi profesi dan masyarakat.
Tiap
pemangku
kepentingan
ini
mempengaruhi
evolusi entrepreneurship dalam keperawatan pada kisaran hak, tanggung jawab dan harapan. Konsumer menuntut asuhan yang lebih individual dan efektif. Perawat menuntut peluang mempraktikkan keterampilan dan menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan kepakarannya dalam asuhan keperawatan dan memberikan kepuasan kerja. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang aman dan lebih cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas, mengakui dan menghargai perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan masyarakat. Perawat/ners professional dalam entrepreneurship memberikan bantuan bagi mereka yang 8
mengalami
kelemahan
karena
ketidakmampuan,
ketidaktahuan
dan
ketidakmauan untuk hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang produktif. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch, Entreprenuer memiliki sifat : 1.
Berhasrat mencapai prestasi
2.
Seorang Pekerja keras
3.
Ingin bekerja untuk dirinya
4.
Mencapai kualitas
5.
Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6.
Optimis
7.
Berorganisasi
8.
Berorientasi kepada keuntungan Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan
kebijakan dan standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan apa yang menetapkan hak untuk praktik, apa kriteria yang harus dimiliki, bagaimana mekanisme peraturannya, tuntutan hukum dan asuransi apa yang direkomendasikan, apakah memerlukan kontrak kerja, bagaimana menjamin keamanan dan kerahasiaan catatan. Perlu diingat bahwa catatan adalah properti praktik, namun informasi merupakan properti klien. Keempat, Ners entrepreneur harus menjaga kredibilitas professionalnya, mereka harus kompeten dan akuntabel, sementara tanggungjawab mendasar ada pada individu perawat. Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian dalam praktik menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas keputusan dan tindakan yang dilakukan menjadi tanggung jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.
9
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut : 1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri. 2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya. 3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan. 4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik. 5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko G. Model Entrepreneurship
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi: 1.
Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara khusus.
2.
Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit , hal ini tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
3.
Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk
10
mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat. Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat. 4.
Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang-undang atau peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.
5.
Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
6.
Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum
terlihat
hal
ini
disebabkan
karena
ketidakmampuan
mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan). Manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan
11
pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha baru. Solusi : Untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara : a.
Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan
terbentuk
perawat
yang
berjiwa
Entrepreneur.
Sehingga perawat berani memulai bisnis baru. b.
Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship sehingga dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.
c.
Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan areaarea Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan hukumnya.
d.
Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk meningkatkan praktek.
e.
Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan mempelajari peran – peran seorang Entrepreneur.
f.
Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
H. Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat
konon
berbanding
terbalik
dengan
beban
kerja
perawat.
Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan) karena saat ini perawat di Indonesia masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah. Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini belum
12
begitu familiar. Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari PROSES – KEPERAWATAN yang terdiri dari (1) pengkajian, (2) diagnosa, (3) perencanaan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Jika dikaitkan dengan NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu : 1.
PENGKAJIAN :Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji kebutuhan pasar. Pasar memerlukan apa? Ada masalah apa?.
2.
DIAGNOSA : Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.
3.
PERENCANAAN : Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail. Apa yang kita jual? Apa yang kita berikan kepada konsumen? Apa solusi yang bisa dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar?
4.
IMPLEMENTASI : Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
13
5.
EVALUASI : Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan. 5 langkah diatas merupakan gambaran umum dan sederhana untuk memulai menjadi Nursepreneur.
I.
Jenis Badan Usaha dan Business Plan
1.
Mini plan Seperti namanya, mini plan berarti business plan yang sederhana. Mini plan ini adalah ringkasan dari business plan. Kegunaan dari mini plan sendiri adalah untuk memperingkas dan menyederhanakan business plan Anda. Jadi orang-orang yang akan membaca business plan Anda tinggal mendownload secara praktis di smartphone dan membacanya pada saat itu juga. Ini sangat menguntungkan jika bisnis Anda memang tidak terlalu besar. Tetapi jika memang business plan Anda memang membutuhkan detail yang cukup panjang, Anda tidak perlu susah-susah membuat mini plan.
2.
Presentation plan Ini adalah business plan yang dibuat untuk Anda presentasi. Lalu apa bedanya business plan biasa dengan presentation plan? Di presentation plan, Anda bisa membuat secara ringkas, tidak bertele-tele dan banyak menunjukkan gambar. Inilah gunanya dari presentation plan yang merupakan salah satu tipe dari empat bisnis plan yang telah disebutkan. Jika business plan Anda sangat panjang atau terlalu panjang maka Anda bisa merangkum dengan grafis-grafis atau statistik agar menarik untuk diikuti. Setiap Anda mempresentasikan business plan, usahakan jangan terlalu banyak tulisan. Karena presentasi sebenarnya adalah dimana justru Anda yang banyak bicara, bukan orang-orang yang membaca slide Anda.
14
3.
Working plan Ini adalah business plan yang digunakan untuk bagaimana bisnis Anda atau perusahaan akan berjalan. Disini Anda akan membuat business plan sedetail mungkin tentang bagaimana bisnis Anda dimulai, cara produksi, cara marketing, cara merekrut sampai menggaji karyawan. Semuanya dapat dilihat dari working plan. Semakin detail Anda membuat working plan, semakin bagus pula Anda dapat menjalankan bisnis Anda. Disini working plan berguna untuk kepentingan pribadi, bukan untuk konsumsi publik. Jadi Anda tidak perlu menyertakan hal-hal yang penting seperti modal atau jumlah keuntungan. Working plan lebih mengarah ke bagaimana bisnis Anda ini akan berjalan.
4.
What-if plan What-if plan akan berguna untuk menawarkan kepada investor atau calon penyandang dana. Jadi Anda bisa membuat business plan yang berisi tentang bagaimana sebenarnya masa depan dari bisnis Anda. Bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, entah itu baik atau buruk. Skenario buruk misalnya bagaimana penjualan Anda dalam satu bulan atau satu tahun mendatang. Lalu bagaimana jika misalnya produk Anda akan mengalami kenaikkan harga. Apakah mempengaruhi penjualan atau tidak. Lalu jangan lupa untuk menyertakan bagaimana target pesaing Anda.
15
BAB III PENUTUP A. Saran dan Kesimpulan
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur (wirausahawan, berasal dari bahasa Perancis “entreprende” yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the risk of business. Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil keputusan disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan – gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.
16
DAFTAR PUSTAKA
17