KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan HidayahNya Sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Konsep Posbindu”, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekuramgan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangunguna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dansemoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Cimahi, Nopember 2016
1
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL............................................................................................ KATA PENGANTAR .............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang.....................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................2 C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2 D. Manfaat Penulisan...............................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Posbindu ...........................................................................................4 B. Tujuan Pokok Posbindu ......................................................................................4 C. Sasaran Pembinaan Posbindu .............................................................................6 D. Manfaat Posbindu ...............................................................................................6 E. Pembentukan Posbindu .......................................................................................6 F. Komponen Posbindu ...........................................................................................7 G. Pelayanan Kesehatan Posbindu ..........................................................................8 H. Upaya Kegiatan Usia Lanjut ..............................................................................9 I. Sarana dan Prasarana Posbindu .........................................................................10 J. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posbindu ....................................................10 K. Rekrutmen dan Pelatihan Kader Posbindu .......................................................10 L. Indikator Keberhasilan Posbindu ......................................................................11
2
M. Kendala Pelaksanaan Posbindu .......................................................................11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................................12 B. Saran .................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama di bidang
kedokteran, termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu mengobati berbagai penyakit infeksi berhasil mengurangi angka kematian bayi dan anak dan mampu memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga
kualitas
dan
umur harapan hidup meningkat. Akibatnya jumlah
penduduk lanjut usia bertambah banyak dan cenderung berlangsung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2008 dalam Wijiat , 2009). Pada saat ini jumlah penduduk lanjut usia di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Berdasarkan sensus di Indonesia sejak tahun 1971 diketahui penduduk lanjut usia mencapai 5,3 juta jiwa (4,5%), tahun 1980 meningkat menjadi 8 juta jiwa (5,5%), tahun 1990 meningkat menjadi 11,3 juta jiwa (6,4%), tahun 2005 meningkat menjadi 18,3 juta jiwa (8,5%) dan tahun berikutnya lagi menjadi 19,3% juta jiwa (9%). Tahun 2020-2025 diperkirakan jumlah penduduk lanjut usia Indonesia menempati peringkat ke empat setelah RRC, India dan Amerika Serikat (Nugroho, 2008 dalam Wijiat, 2009). Proses penuaan yang terjadi secara alami pada kehidupan manusia tidak hanya menyebabkan penurunan fungsi tubuh, tetapi juga berdampak pada aspek mental dan sosialnya. Pada usia lanjut akan timbul masalah seperti meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif dan kardiovaskuler, gangguan mental serta masalah yang menyangkut sosial. Berdasarkan pola penyakit rawat jalan di Puskesmas tahun 2006, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (penyakit tulang, radang sendi termasuk reumatik) dan penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita pada kelompok usia lebih dari 60 tahun (Badan Informasi Daerah, 2007 dalam Wijiat, 2009). Dalam No.23
tahun 1992
tentang Kesehatan pada pasal
Undang-Undang
19, bahwa kesehatan
manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
kemampuannya
penyelenggaraan
agar
upaya
tetap
produktif,
kesehatan
usia
4
serta lanjut
pemerintah untuk
membantu
meningkatkan
kualitas
hidupnya secara optimal. Oleh karena itu, berbagai upaya dilaksanakan
untuk mewujudkan masa tua 1 yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut. Diantaranya dengan meningkatkan cakupan, kete rjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya untukpenduduk usia lanjut. Posbindu lansia merupakan bentuk peran serta masyarakat lansia dalam upaya dibidang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal serta kondisi sehat
dan mandiri. Hal
ini menunjukkan adanya
menua
yang
kebutuhan masyarakat
khususnya para usia lanjut terhadap pelayanan kesehatan yang terjangkau, berkelanjutan
dan
bermutu.
Adapun
kegiatan
para
lansia
untuk
meningkatkan kesejahteraan usia lanjut melalui kelompok usila yang mandiri (Badan Informasi Daerah, 2007 dalam Wijiat, 2009). Berdasarkan uraian di atas, maka saya akan menuliskan makalah dengan judul “ Konsep Posbindu ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “ Bagaimana Konsep Posbindu ?”. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Tujuan Umum : Memberikan informasi tentang Konsep Posbindu. 2. Tujuan Khusus : a. Mengetahui pengertian Posbindu b. Mengetahui tujuan pokok Posbindu c. Mengetahui sasaran pembinaan Posbindu d. Mengetahui manfaat Posbindu
5
e. Memahami pembentukan Posbindu f. Mengetahui komponen Posbindu g. Mengetahui pelayanan kesehatan Posbindu h. Mengetahui upaya kegiatan usia lanjut i. Mengetahui sarana dan prasarana Posbindu j. Mengetahui mekanisme pelaksanaan kegiatan Posbindu k. Mengetahui rekrutmen dan pelatihan kader Posbindu l. Mengetahu indikator keberhasilan Posbindu m. Mengetahui kendala pelaksanaan Posbindu D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik. 2. Sebagai bahan tambahan informasi bagi mahasiswa.
BAB II PEMBAHASAN
6
A. Pengertian Posbindu
Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak dini (Effendy, 2001). Posbindu bimbingan untuk
menurut
pelayanan kesehatan
dan
oleh
Depkes
yang
masyarakat
RI
dikelola
(2002) dan
adalah
pusat
diselenggarakan
dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera. Posbindu
merupakan
bersumberdaya
salah
masyarakat
satu
(UKBM)
bentuk
yang
upaya
dibentuk
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat
kesehatan
oleh
masyarakat
itu sendiri, khususnya
penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan program
ini
berbeda
dengan Posyandu,
karena
Terpadu,
Posbindu dikhususkan
untuk pembinaan para orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia (Depkes, 2007). Posbindu adalah pos pembinaan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah yang digerakkan oleh masyarakat, dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan dan di selenggarakan melalui program Puskesmas dengan melibatkan peranserta
para
lansia,
keluarga,
tokoh
masyarakat
dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008). Posbindu juga merupakan wdah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersamasama
masyarakat
masyarakat
menghimpun seluruh
kekuatan
dan kemampuan
untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi
dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam
upaya
masyarakat secara umum (Rahayu, 2012).
B. Tujuan Pokok Posbindu
7
peningkatan
status
gizi
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan untuk mencapai
berguna
dalam kehidupan
eksistensinya
dalam
keluarga
masa dan
tua
yang bahagia
masyarakat
sesuai
dan
dengan
strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu
diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya serta
meningkatkan
peran
serta
masyarakat termasuk keluarganya dalam
mengatasi kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas, namun
sesuai kondisi usianya
agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan (Depkes, 2007). Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah : 1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia 3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk Mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat. 4. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada kelompok masyarakat lansia dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan etak geografis. 5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat lansia dalam kesehatan
rangka alih
teknologi
untuk
swakelola
masyarakat
(Effendy,
1998).
Ketaatan
usaha-usaha lansia
untuk
menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti program kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pengetahuan, sikap, persepsi, perilaku dalam bentuk praktik yang sudah nyata berupa perbuatan terhadap
situasi
keterjangkauan
atau rangsangan
dari luar (kepercayaan)
sarana pelayanan kesehatan. Secara
umum
dan
perilaku
kesehatan seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku
terhadap
sistem
pelayanan
8
kesehatan,
maupun
perilaku
terhadap
program kesehatan. Faktor lain yang mempengruhi perilaku
ketaatan seseorang pada kesehatan adalah sebagai berikut : kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga, faktor sosial budaya, etnik, jenis pendidikan, pendapatan, harga/biaya
kelamin,
pelayanan, jarak, persepsi terhadap
sarana kesehatan, dan kekuatan pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2003)
C. Sasaran Pembinaan Posbindu Menurut Depkes, RI (2001) Sasaran Pembinaan posbindu 1. Sasaran langsung Sasaran pembinaan langsung meliputi Kelompok usia 45-59 tahun, kelompok usia lanjut 60-69 tahun, dan kelompok usia lanjut resiko tinggi usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan 2. Sasaran tidak lansung Sasaran pembinaan tidak langsung meliputi Keluarga
di mana usia lanjut
berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan usia lanjut, masyarakat luas dan petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut.
D. Manfaat Posbindu Posbindu ini merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif bagi usia lanjut untuk lanjut,
mendukung
peningkatan
kualitas
hidup
dan
kemandirian
usia
yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, di samping aspek
kuratif dan rehabilitatif. Posbindu mempunyai manfaat sebagai berikut :
9
1. Memberikan semangat hidup kepada usia lanjut, 2. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut, 3. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dari keluarga miskin atau tidak mampu, 4. Memberikan dukungan atau bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008) E. Pembentukan Posbindu Pada
prinsipnya
masyarakat
pembentukan
usia
Posbindu
lanjut tersebut.
Ada
didasarkan beberapa
atas
kebutuhan
pendekatan
yang
digunakan dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing daerah,
misalnya
mengambangkan
kelompok-
kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat (PKMD). Pendekatan PKM merupakan
suatu
pendekatan
yang
Desa sudah
umum dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk pembentukan Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi: 1. Pertemuan tingkat desa 2. Survey mawas diri 3. Musyawarah Masyarakat Desa 4. Pelatihan kader 5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat 6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan F. Komponen Posbindu 10
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen pokok,
yaitu:
adanya
proses
kepemimpinan,
terjadinya
proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan. 1. Kepemimpinan Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus
dan memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri. 2. Pengorganisasian Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal
kegiatan
dari adanya
yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi
Posbindu
sedikitnya
terdiri
dari
Ketua,
Sekretaris,
Bendahara dan beberapa seksi dan kader. 3. Anggota Kelompok Jumlah
anggota kelompok
Perlu diperhatikan
juga
Posbindu berkisar antara
jarak antara
50-100 orang.
sasaran dengan lokasi
kegiatan
dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100 orang. 4. Kader Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok,
volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
11
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak mengikat. (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
G. Pelayanan Kesehatan Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau (deteksi
untuk
dini)
mengetahui
lebih
awal
penyakit
yang
diderita
atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut dikelompok sebagai berikut : 1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya 2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT) 4. Pengukuran
tekanan
darah
dengan
tensimeter
dan
stetoskop
serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit 5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli 6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus) 7. Pemeriksaan adanya protein
dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal
12
8. Pelaksanaan
rujukan
ke Puskesmas
bilamana
ada
keluhan dan atau
ditemukan kelainan 9. Penyuluhan dalam
bisa
dilakukan
di
dalam
maupun
di
luar
kelompok
rangkakunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut 10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi lanjut
anggota kelompok usia
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (publichealth nursing). 11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut 12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
H. Upaya Kegiatan Usia Lanjut 1. Pemeriksaan fisik yang meliputi : pemeriksaaan urin, darah, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan nadi pemeriksaan status gizi, pengukuran barat badan dan tinggi badan, pemberian makanan tambahan. 2. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari seperti : makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil. 3. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional 4. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ditemukan ada kelainan. 5. Penyuluhan kelompok, konseling kesehatan sesuai masalah yang dihadapi lansia
13
6. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan bagi anggota kelompok lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (publichealth nursing) 7. Kegiatan olah raga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan sebagainya untuk meningkatkan kebugaran. 8. Kegiatan non kesehatan berupa kegiatan kerohaniaan, arisan, forum diskusi kegiatan ekonomi produktif, penyaluran hobi. 9. Kegiatan inovatif : kegiatan yang bertujuan untuk mencegah kepikunan, yang pada dasarnya melatih fungsi syarat motorik seperti:bercerita, bernyanyi, pemainan kata, permainanan kata, permainan angka, permainan huruf, menggambar, catur, rekreasi. I. Sarana Dan Prasarana Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang antara lain: 1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka) 2. Meja dan kursi 3. Alat tulis 4. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu) 5. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer 6. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut J. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di kelompok,
mekanisme
pelaksanaan
kegiatan
sistem 5 tahapan/5 meja sebagai berikut : 14
yang
sebaiknya
digunakan
1. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan 2. Tahap kedua:
Pencatatan kegiatan sehari-hari
yang dilakukan usila,
serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan 3. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental 4. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana) 5. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008). K. Rekrutmen Dan Pelatihan Kader Posbindu Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sendiri atau dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Adapun persyaratan untuk menjadi kader Posbindu adalah: 1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat; 2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela; 3. Bisa membaca dan menulis huruf latin; 4. Sabar dan memahamil usia lanjut.
L. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam upaya pembinaan Lansia melalui kegiatan pelayanan kesehatan di Posbindu dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan pelaporan, pengamatan khusus dan penilitian, dengan menggunakan patokan yaitu :
15
1. Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia lanjut yang berperan serta secara aktif dalam pelayanan kesehatan usia lanjut. 2. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat. 3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut yang dilaksanakan oleh 50% puskesmas dan menjangkau 100% panti werda. 4. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, dengan jangkauan pelayanan yang mencakup 40% usia lanjut (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008). M. Kendala Pelaksanaan Posbindu 1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posbindu 2. Jarak rumah dengan lokasi posbindu yang jauh dan sulit di jangkau 3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang di posbindu 4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posbindu.
BAB III PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian
materi,
maka
kami
dapat
menyimpulkan
bahwa
Posbindu\ merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan
masyarakat
itu
sendiri, khususnya
penduduk
usia
lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia. Dasar pembentukan Posbindu yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia. Tujuan adalah
untuk
meningkatkan
derajat
diadakannya
kesehatan
dan
Posbindu
mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya
dalam strata kemasyarakatan.
Jadi dengan adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia lanjut.
Fungsi
dan
tugas
tetap
bisa
pokok
Posbindu
yaitu
membina lansia
supaya
beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri
selama
mungkin
serta
melakukanupaya
rujukan
bagi
yang
membutuhkan.
B. Saran
Berdasarkan uraian materi, hendaknya kita sebagai mahasiswa keperawatan yang kelak akan menjadi perawat harus memiliki pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) yang merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian
asuhan
keperawatan
pada
pasien.
Ini
akan
mendukung
profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian
17
dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, S. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
18
Sumiasih, Dkk. 2010. Pengetahuan Kader Tentang Proses Menua Dengan Keaktifan Kader Pada Pelaksanaan Posbindu Di Kelurah Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Semarang. Jurnal Kesehatan, Vol 6 no 1 Th 2010.: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Sumber : http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013. Wijiat, Siti. 2009. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Perilaku Mengikuti Posbindu Lansia Di Karanganyar Gunung Candi Lama Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas
Muhamadiyah
Semarang.
Sumber:
http://digilib.unimus.ac.id. Diakses Tanggal 26 Mei 2014. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber : http://duniapintardancemerlang.blogspot.com. Diakses Tanggal 26 Mei 2014. Itachi, Uciha. 2013.’ Posbindu’. Sumber : http://macrofag.blogspot.com. Diakses Tanggal 26 Mei 2014.
19