TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK Tentang
HOSPICE DAN PERAWATAN RUMAH PADA LANSIA
Oleh
SITI KHUSNUL KH
Dosen Pembimbing Pepin N, S.Kep Ns
STIKES PEMKAB JOMBANG PRODI S-1 ( ANJANG ) KEPERAWATAN TAHUN 2009
I. KONSEP LANSIA A.
PENGERTIAN LANSIA Lansia adalah laki – laki atau perempuan usia lebih atau sama dengan 60 tahun, baik potensial maupun tidak potensial.
Masa Usia Lanjut Bukanlah masa yang hanya tinggal menunggu vonis alam atau masa masa
data datang ngny nya a
berb berbag agai ai
seran eranga gan n
peny penyak akit it
yang yang
akan akan
mengantarkan kepada kematian. Namun kita dapat menciptalan masa masa lans lansia ia yang yang meny menyen enan angk gkan an,, kond konduk uktif tif,, ener energi gi,, tanp tanpa a merasa tua atau tidak berdaya. B. TIPOLOGI MANUSIA LANJUT USIA Orang lanjut usia dalam literature lama dibagi dalam dua golongan, yaitu : 1. SERAT WERDATAMA ( MANGKU NEGORO ) H.I Widyapratama menyebutkan :
mengutip
serat
werdatama
yang
Wong sepuh
Orang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu “
dwi tunggal ”
yakni mampu membedakan antara baik dan buruk , antara sejati dan palsu, dan antara gusti ( tuhan ) dan kawulanya
Tua sepah
Orang tua yang kosong , tidak tahu rasa , bicaranya muluk – muluk tanpa isi, tingkah lakunya dibuat – buat dan berlebih – lebihan serta memalukan 2. SERAT KALATIDA ( RONGGO WARSITO ) Menyebutkan ada 2 kelompok , yakni: - orang yang berbudi sentosa
orang tua yang meskipun diridhoi tuhan dengan rezeki, namun tetap berusaha terus disertai ingat dan waspada - orang yang lemah oran orang g tua tua yang yang berp berput utus us asa, asa, suda sudah h tua tua mau mau apa; apa; seba sebaik ikny nya a hany hanya a menj menjau auhk hkan an diri diri dari dari kedu keduni niaw awia ian, n, supaya mendapat kasih saying tuhan Di zam zaman sekar ekaran ang g atau atau zama zaman n pem pembang bangun unan an,, diju dijump mpai ai bany banyak ak bermacam – macam tipe lanjut usia, antara lain yang menonjol : 1. Tipe Tipe arif arif bija bijaks ksan ana a Kaya Kaya denga dengan n hikma hikmah h pengal pengalam aman, an, menye menyesu suaik aikan an diri diri dengan dengan perubahan zaman, mepunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana sederhana,, dermawan, dermawan, memenuh memenuhii undangan, undangan, dan menjadi menjadi panutan 2. Tipe ipe ma mandir ndirii Mengga Mengganti nti kegiat kegiatan an – kegiat kegiatan an yang yang hilang hilang denga dengan n kegiat kegiatan an – kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan 3. Tipe Tipe tida tidak k puas puas Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehi kehila lang ngan an
keca kecant ntik ikan an,,
kehi kehila lang ngan an
daya daya
cant cantik ik
jasm jasman anih ih,,
kehilanga kehilangan n kekuasaa kekuasaan, n, status, status, teman teman yang disayangi, disayangi, pemarah, pemarah, tidak tidak sabar, sabar, mudah mudah tersin tersingg ggung ung,, menun menuntut tut,, sulit sulit dilaya dilayani, ni, dan dan pengkritik 4. Tipe ipe pasr pasra ah Menerima Menerima dan menunggu menunggu nasib baik, baik, mempuny mempunyai ai konsep konsep habis gelap gelap dating dating terang terang,, mengi mengikut kutii kegia kegiatan tan beriba beribada dat, t, ringan ringan kaki, kaki, pekerjaan apa saja dilakukan
5. Tipe ipe bi bingun ngung g Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh Orang lanjut usia dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tipe yang berga bergantu ntung ng kepada kepada karakt karakter, er, pengal pengalama aman n kehidu kehidupan pannya nya,, lingku lingkunga ngan, n, kondisi fisik, mental, social, dan ekonominya. Tipe ini antara lain : - Tipe optimis : santai dan riang = tipe kursi goyang ( r ocking chairman ) - Tipe konstruktif - Tipe defensive - Tipe militant dan serius - Tipe marah / frustasi ( the angry man ) - Tipe putus asa Seorang perawat perlu mengenal tipe – tipe lanjut usia sehingga perawat perawat akan dapat menghinda menghindarkan rkan kesalahan kesalahan atau kekeliruan kekeliruan dalam melak melaksan sanaka akan n pendek pendekata atan n perawa perawatan tan.. Tentu Tentu saja saja tipe tipe – tipe tipe terseb tersebut ut hanya suatu pedoman kasar. Dalam prakteknya berbagai variasi dapat ditemui Menuru Menurutt kemam kemampua puanny nnya a dalam dalam berdir berdirii sendir sendirii para para lanjut lanjut usia usia dapat dapat digolongkan dalam kelompok – kelompok sebagai berikut : 1. lanjut lanjut usia usia berd berdiri iri sepe sepenuh nuhnya nya 2. lanjut lanjut usia mandiri mandiri dengan dengan bantua bantuan n langsung langsung keluarg keluarganya anya 3. lanjut lanjut usia mandiri mandiri dengan dengan bantuan bantuan tidak tidak langsun langsung g 4. lanjut lanjut usia usia dibant dibantu u oleh oleh badan badan socia sociall 5. lanjut lanjut usia usia pant pantii social social tresn tresna a werda werda 6. lanjut lanjut usia usia yang yang dirawat dirawat dirum dirumah ah sakit sakit 7. lanjut lanjut usia usia yang yang mender menderita ita gangg gangguan uan mental mental
C.
BATASAN – BATASAN LANJUT USIA MENURUT WHO
Lanjut Usia meliputi : 1. Usia perteng pertengahan ahan ( middle middle age age ), ialah ialah kelompok kelompok usia usia 45 – 59 tahun tahun 2. Lanjut Lanjut usia usia ( elderly elderly ), antara antara 60 – 74 tahun 3. Lanjut Lanjut usia tua ( ( old ), ), antara antara 75 – 90 tahun 4. Usia sangat sangat tua tua ( very very old old ), diatas diatas 90 tahun tahun
D.
FAKTOR
–
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KETENTUAAN 1. Ketu Keturu runa nan n / gen genet etik ik 2. Nutr Nutris isii / mak makan anan an 3. Stat Status us kese keseha hata tan n 4. Peng Pengal alam aman an hidu hidup p 5. Lingk ingkun unga gan n 6. Stres
E.
PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA
LANJUT USIA Perubahan-perubahan fisik : 1. Sel. -
Lebih sedikit jumlahnya
-
Lebih besar ukurannya
-
Berk Berkur uran angn gnya ya juml jumlah ah cair cairan an tubu tubuh h dan dan berk berkur uran angn gnya ya caira cairan n interseluler
-
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati.
-
Jumlah sel otak menurun
-
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
2. Sist Sistem em Pers Persya yara rata tan n -
Berat otak menurun 10 – 20 %
-
Mengecilnya syaraf panca indera menyebabkan :
•
Berkurangnya penglihatan
•
Hilangnya pendengaran
•
Mengecilnya syaraf penciuman dan perasa. •
Lebi Lebih h
sens sensit itif if
pada pada peru peruba baha han n
suhu suhu dan dan
rend rendah ahny nya a
ketahanan terhadap dingin. -
Kurang sensitif terhadap sentuhan
3. Sist Sistem em Pend Penden enga gara ran n -
Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
4. Sist Sistem em Peng Pengli liha hata tan n -
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
-
Kornea lebih berbentuk Sferis ( bola )
-
Lensa lebih suram menjadi katarak jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
-
Susah melihat dalam cahaya gelap.
-
Menurutnya lapang pandang : berkurang luas pendengarannya.
-
Menurunnya daya membedakan membedakan warna biru atau hijau pada skala
5. Sist Sistem em Kard Kardio iova vask skul uler er -
Elastisitas dinding aorta menurun
-
Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
-
Kehilangan elastisitas pembuluh darah : perubahan posisi dari tidur ke duduk bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mm Hg ( mengakibatkan pusing yang mendadak )
-
Tekanan darah meninggih diakibatkan oleh meningkatnya retensi dari pembuluh darah perifer ( systole normal lebih kurang 170 mm Hg, diatole lebih kurang 90 mm Hg )
6. Sistem Sistem Pengat Pengatura uran n Tempera Temperatur tur Tubuh Tubuh -
Temperatur tubuh menurun secara fisiologik lebih kurang 35 C
-
Keterb Keterbata atasan san refleks refleks mengg menggigi igill dan tidak tidak dapat dapat mempr memprodu oduksi ksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
7. Sistem Sistem Gastro Gastroint intest estina inal l -
Kehilan Kehilangan gan gigi gigi utama utama period periodon ontal tal diseas disease e yang yang biasa biasa terjad terjadii setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi gigi yang buruk.
-
Inde Indera ra peng pengec ecap ap menu menuru run, n, hila hilang ngny nya a sens sensis isifi ifita tas s dari dari syar syaraf af peng pengec ecap ap di lida lidah h terut terutam ama a rasa rasa mani manis s dan dan asin asin.. Hila Hilang ngny nya a sensifitas dan syaraf pengecap tentang rasa asin, asam, dan pahit.
-
Lambung : rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan mengosongkan menurun.
-
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
-
Fungsi absorbsi melemah.
8. Sist Sistem em Genit Genitou ouri rina nari ria a -
Vesika urinaria ( kandung kemih ) otot – otot menjadi lemah : •
Otot-otot menjadi lemah menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut lanjut usia sehingga sehingga mengakib mengakibatkan atkan meningkatn meningkatnya ya retensi retensi urine.
•
Pemb Pembes esar aran an pros prosta tatt ± 75 % dial dialam amii oleh oleh pria pria diat diatas as 65 tahun.
•
Atrovi vulva
•
Vagina
9. Siste istem m Kul Kulit it -
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
-
Permukaan kulit kasar dan bersisik.
-
Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
-
Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
-
Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
-
Pertumbuhan kuku menjadi lambat.
-
Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
-
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
-
Kuku menjadi pudar kurang bercahaya.
10.Sistem Muskuloskeletal -
Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh
-
Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
-
Persendihan membesar dan menjadi kaku.
-
Tendon mengerut dan mengelami skelosis.
-
Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ) : serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otototot kram dan menjadi tremor.
F.
MASALAH-MASALAH
FISIK
SEHARI-HARI
YANG
SERING DITEMUKAN PADA LANJUT LANSIA 1. Muda udah jatu jatuh h Penyebab : a. Kond ondisi isi fis fisik b. Penurunan Penurunan penglihata penglihatan n dan pendengar pendengaran an c. Perub erubah aha an
meuro eurom muskul skule er,
gaya
postural karena proses. d. Obat-o Obat-obat batan an yang yang diminu diminum m e. Alat Alat-al -alat at bant bantu u berja berjalan lan f. Ling Lingku kung ngan an yan yang g tidak tidak men mendu duku kung ng 2. Muda udah Lela Lelah h Penyebab : a.
Faktor psikologis -
Perasaan bosan
-
Keletihan / perasaan depresi b. Gang Ganggu guan an org organ anis is
berja rjalan lan
dan
refl reflek ek
Misaln Misalnya ya ; anemia anemia,, kuran kurang g vitam vitamin, in, ganggu gangguan an pence pencerna rnaan, an, gangguan sistem peredaran darah dan jantung. c. Peng Pengar aruh uh obat obat-o -oba bata tan n Misa Misaln lnya ya : obat obat pene penena nang ng,, obat obat jant jantun ung g dan dan obat obat yang yang melelahkan daya kerja. 3. Keka Kekaca caua uan n ment mental al aku akutt 4. Nyeri da dada 5. Sesak Sesak nafas nafas pada pada waktu melakuka melakukan n kerja kerja fisik fisik 6. Jantun Jantung g berdeb berdebarar-deb debar ar 7. Pemben Pembengka gkakan kan kaki kaki bag bagian ian bawa bawah h 8. Nyeri Nyeri ping pinggan gang g atau atau pung punggu gung ng 9. Nyeri Nyeri pada pada sendi sendi pinggu pinggull 10.Berat badan menurun 11.Sukar menahan kencing, sering ngompol 12.Sukar menahan air besar 13.Gangguan pada ketajaman penglihatan 14.Gangguan pendengaran 15.Sulit 15. Sulit tidur tidur 16.Keluhan pusing-pusing 17. Keluhan perasaan dingin dan kesemutan kesemutan anggota badan 18.Mudah gatal-gatal II. KONSEP TENTANG PERAWATAN LANSIA A. PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN LANSIA Tugas Perawat dalam Teori Biologi Perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadiankejadian yang dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian yakni :
a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya seharihari masih mampu melakukan sendiri. b. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama halhal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya penyakit/peradangan penyakit/peradangan mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Disamping itu kemunduran kondisi fidik akibat proses penuaan dapat mempengaruhi mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar. Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku dan rambut, kebersihan temopat tidur serta posisinya, hal makan, cara memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya. Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan dan membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar, makan (termasuk memilih dan menentukan makanan), minum melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah posisitiduran, beristrahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dari kecelakaan. Dari hasil rangkuman Pertemuan Kesehatan persiapan Usia Lanjut oleh Depkes (1995) ditetapkan Penjaringan Kesehatan Lansia dengan cara sebagai berikut : GIZI a. Pengamatan D = disease E = eating poorly T = tooth loss
E = economic hardship R = reduced social contact M = Multiple medicine I = involuntary weight loss and gains N = need assistance in self care E = elder years b. Pendidikan gizi dan konseling diet c. Prinsip gizi yang harus diikuri oleh lansia : - Kecukupan kalori 5 – 10 % kurang dari usia 20 – 25 tahun - Kecukupan lemak maksimak 25 % diutamakan lemak tak jenuh - Protein normal 10 – 12 % dari kecukupan energi, 10 % berasal dari hewani - Hidrat arang, gula murni dikurangi - Vitamin dan mineral harus cukup terutama vitamin B, Vitamin C, asam folat, kalsium dan Fe Tugas Perawat Dalam Teori Sosial Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hubungan yang tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda maupun werda dengan perawat sendiri. Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para werda untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti jalan pagi, menonton film atau hiburan-hiburan lain karena mereka perlu diransang untuk mengetahui dunia luar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lansia. Menurut Drs H. Mannan dalam bukunya Komunikasi dalam Perawatan
mengatakan : tidak sedikit klien tidak bisa tidur karena stres. Stres memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah, sehingga menimbulkan kekecewaan, kekecewaan, rasa ketakutan atau kekhawatiran, rasa kecemasan dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian terhadap sekelilingnya perlu diberikan kesempatan kepada mereka untuk antara lain ikut menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan dengan dunia luar. Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka (terutama bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi dengan berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka, makan dan duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan sepenanggungan, mengenai hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan klien lansia di panti werda. Tugas Perawat dalam Teori Psikologi Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas. Pada dasarnya klien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungannya termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobby yang dimilikinya. Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia dalam memecahkan memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan, sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya, hal ini perlu dilakukan karena : perubahan psikologi
terjadi bersama dengan makin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala seperti menurunnya dayaingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran di waktu siang dan pergeseran libido. Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita yang membosankan, membosankan, jangan mentertawakan atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila melakukan kesalahan. Harus diingat, kemunduran ingatan akan mewarnai tingkah laku mereka dan kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawatbisa melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka ke arah pemuasan pribadi sehingga pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lansia ini mereka tetap merasa puas dan bahagia.
A.
PEMBINAAN
KESEHATAN
LANSIA
DALAM
PEMBINAAN
KESEHATAN KELUARGA Dalam keluarga , usia lanjut merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa sedangkan dalam kehidupan Nasional, usia lanjut merupakan sumber daya yang bernilai sesuai dengan pengetahuan dan pengalama pengalaman n kehidupan kehidupan yang dimilikiny dimilikinya a yang dapat dimanfaat dimanfaatkan kan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat keseluruhannya Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluru menyeluruh h dibidang dibidang kesehatan kesehatan usia lanjut lanjut yang meliputi meliputi peningkata peningkatan n kesehatan,pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas- Puskesmas Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti- panti dan institusi lainya
1. Tujuan Umum Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan. kemasyarakatan. 2. Tujuan Khusus - Meni Mening ngka katk tkan an kesa kesada dara ran n pada pada usia usia lanj lanjut ut untu untuk k memb membin ina a send sendir irii kesehatannya. - Meni Mening ngka katk tkan an kema kemamp mpua uan n dan dan pera peran n serta serta masy masyar arak akat at term termas asuk uk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut. - Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut. - Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
3. Sasaran pembinaan Secara Langsung - Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas. - Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarajat umumnya. - Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti,
penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.
4. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung - Keluarga dimana usia lanjut berada. - Organisas Organisasii sosial sosial yang bergerak didalam pembinaan pembinaan kesehatan kesehatan usia lanjut. - Masyarakat luas. B. PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DIRUMAH Aktifitas kehidupan lansia sehari – hari : 1. mempertahankan lingkungan yang aman 2. berkomunikasi 3. bernafas 4. makan dan minum 5. eliminasi 6. mencuci dan berpakaian sendiri 7. mengontrol temperature tubuh 8. mobilisasi 9. bekerja dan bermain 10. mengekspresikan seksualitas
11. tidur 12. menjelang kematian Rawat Rumah (Home Care) bagi lansia adalah salah satu unsur unsur pelaya pelayana nan n keseha kesehatan tan secara secara luas luas yang yang dituju ditujukan kan untuk untuk kesehatan perorangan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat tinggal mereka untuk tujuan promotif, rehabilitatif, kuratif, asesmen dan memp mempert ertaha ahank nkan an
kemam kemampu puan an
indivi individu du
untuk untuk
mandi mandiri ri
secar secara a
optimal selama mungkin. Rawat Rumah Geriatri adalah salah satu unsur pelayanan kesehat kesehatan an bagi usia lanjut lanjut (60 tahun tahun keatas) keatas) baik perorangan perorangan atau
keluarga
ditempat
tingal
masi ng - ma si n g
untuk
mempertahankan mempertahankan kemampuan individu agar dapat mandiri secara optimal Sedikitny Sedikitnya a empat empat kelompo kelompok k penderit penderita a yang yang dapat dapat secara secara efektif dan efisien yang dapat dilakukan RR, antara lain penyakit kronik kronik multis multisist istem em,, kondi kondisi si termi termina nall pada pada kegan keganas asan, an, kond kondisi isi kronik kronik pada pada lansi lansia, a, dan demen demensia sia.. Tentu Tentuny nya a potens potensi-p i-pote otens nsii setempa setempatt perlu perlu dilibatka dilibatkan n seperti seperti pihak pihak keluarga, keluarga, masyara masyarakat, kat, dokter dokter kelua keluarga rga,, peraw perawat at keluar keluarga, ga, asuran asuransi si kese kesehat hatan an dann dann y ay ay as as an an
a ta ta u l em em ba ba ga ga
d ib ib id id an an g k es es eh eh at at an an
s wa wa da da ya ya
u nt nt uk uk
m as as ya ya ra ra ka ka t y an an g b er er ge ge ra ra k
d ia ia ja ja k m en en ja ja li l i n k er er ja ja sa sa ma ma
d al al am am
berbagi beban seefektif mungkin Pendirian
RR
(HC)
secara
umum
bertujuan
untuk
meningkatkan meningkatkan kualitas hidup usia lanjut, sedang rehabilitatif yaitu p en en ce ce ga ga ha ha n
s ek ek un un de de r
d an an
t er er ti t i er er
y ai ai tu tu
p en en go go ba ba ta ta n
k ro r o ni ni k
penderita penderita keganas keganasan an atau penyak penyakit it lainnya, lainnya, serta serta mengham menghambat bat l aj aj u
p e n ya ya k i t
ke t erb at a sa n
d an an
m e n g h am am b at at
( di sab i l i t y)
t i mb mb u l ny ny a
se hi ng ga
mempertahankan otonominya selama mungkin
k e te te r ba ba ta ta sa sa n -
penderita
dapat
Keunt Keuntung ungan/ an/ manfa manfaat at progra program m lainny lainnya a dari dari RR ini bagi bagi penderita & keluarga adalah tujuan khusus RR adalah : a. menek menekan an seren serenda dah h mungk mungkin in biaya biaya peraw perawata atan n keseha kesehatan tan (penghematan biaya pemondokan di RS), b . m en en gu gu ra ra ng ng i
f re re ku ku en en si si
h os os pi pi ta t a li l i sa sa si si
d an an
m em em pe pe rp rp en en de de k
lama perawatan di rumah sakit setelah fase akut, c . m e n i ng ng ka ka tk tk an an
u sa sa ha ha
p r om om o t if if ,
p r ev ev e n ti ti f, f,
k ur ur a ti ti f
dan
mengurangi stres akibat beberapa hal di RS dan penderita lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA Constantinides, P, 1994. General Pathobiology. Appleton & lange. Darmojo, B, 1999. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FakultasKedokteran Universitas Indonesia. Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes