Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
BAB I PERANCANGAN STRUKTUR Peranc Perancanga angan n strukt struktur ur didasa didasarkan rkan atas atas panjan panjang g bentan bentang g ekonom ekonomis is dengan dengan dengan dengan tidak tidak mengab mengabaik aikan an esteti estetika ka keindah keindahan an dari dari jemba jembatan tan itu sendiri ( Arsitektural ). Dalam melakukan perancangan struktur jembatan rang rangka ka bata batang ng tent tentun unya ya harus harus meme memenu nuhi hi pers persam amaan aan kese keseim imban banga gan, n, sehingga struktur rangka batang tersebut menjadi statis tertentu dan dapat disel dis elesa esaikan ikan dengan dengan persam persamaan aan kesei keseimba mbangan ngan.. Dalam Dalam hal peranc perancang angan an struktur jembatan rangka batang 2 dimensi agar struktur tersebut dikatakan strukt struktur ur statis statis terten tertentu tu maka maka harus harus memenu memenuhi hi persam persamaan aan 2TB=RE+BT , dimana TB adal adalah ah juml jumlah ah titi titik k buhu buhull dan dan RE adal adalah ah juml jumlah ah reak reaksi si perletakkan, BT adalah jumlah batang keseluruhan. Gambar di bawah ini merupakan model struktur jembatan kayu yang kami rencanakan :
Kontrol : Jumlah batang vertikal = 7 batang Jumlah batang horizontal
= 8 batang
Jumlah batang diagonal = 10 batang
+
Total batang
= 25 batang (m)
Jumlah titik simpul
= 14 titik
2TB = RE + BT 2. 14 = 3 + 25
28 = 28
….....(OK)
1
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
BAB II PEMBEBANAN Jembatan kayu ini direncanakan untuk pejalan kaki ( pedestrian ) sehingga beban – beban yang bekerja didapat dari volume batang ditambah beban hidup dan bekerja pada tiap titik simpul di bawah lantai jembatan dengan mengabaikan berat struktur jembatan itu sendiri. Berikut gambar rencana pembebanan yang bekerja :
PERENCANAAN DIMENSI Jembatan direncanakan dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Menggu Menggunak nakan an Kayu Kayu Jati Jati •
Kelas II mutu A (PKKI 1961 Lampiran I )
•
BJ = 0,8 gr/cm3 (PKKI 1961 Lampiran I )
•
Elastisitas = 100.000 kg/cm2 ( PKKI 1961 Daftar I )
•
Tegangan yang diperkenankan ( PKKI 1961 Daftar II )
σ lt = 130 kg/cm2 σ tkII = σ trII = 110 kg/cm2
2
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
σ tkIL = 30 kg/cm2
τ II = 15 kg/cm2
2. Direncanaka Direncanakan n menahan menahan beban tetap tetap dan tidak tidak tetap tetap Faktor reduksi ( γ ) = 5/4 ( PKKI Pasal 6 ayat 1b ) 3. Jenis strukt struktur ur rangka rangka batang batang tak terl terlindung indungii Faktor reduksi ( β ) = 5/6 5/6 ( PKKI Pasal 6 ayat 2b )
σ
= 150 . BJ . δ . β
tr izin
= 150. 0,8. 5/6. 5/4 = 125 kg/cm2 Ukuran Kayu Asumsi menggunakan Kayu Kaso 5/7 I = 1/12 b h 3 = 1/12 . 5. 73= 142,91 cm 4 W= 1/6 b h2= 1/6 . 5. 7 2 = 40,83 cm3
Beban Sendiri AE=EF=JM=MB=111,80 AE=EF=JM=MB=111,8 0 cm EG=GI=IK=KM=103,08 cm FI=IJ=141,42 cm Batang Vertikal -
AC,DE,LM,BN = 4 (5X7X50) = 7000 cm 3
-
FG,JK
= 2 (5x7x75 (5x7x75)) = 5250 5250 cm3
-
HI
=
(5x7x100)= 3500 cm 3
Batang Diagonal -
AE,EF,JM,BM = 4 (5x7x111,80)= (5x7x111,80)= 15652 15652 cm3
-
FI,I FI,IJJ
= 2 (5x7 (5x7x1 x141 41,4 ,42 2)= 98 9899 99,4 ,4 cm3
3
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu -
EG,GI,IK.KM = 4 (5x7x103,08)=1443 (5x7x103,08)=14431,2 1,2 cm 3
Batang Horizontal -
AD,…,LB,CE,MN= 8 (5x7x100)= 28000 cm 3
Total Volume Batang
= 83.732,6 cm3
P total = Volume x BJ = 83.732,6 x 0,8 = 66.986,08 gr = 66,986 Kg P= Ptot/Jumlah P = 66,986 Kg/6 = 11,16 Kg Pa=P/2= 5,58 Kg
RCV=RNV=1/2 x (Ptotal) = 33,493 Kg Cek kekuatan M max= Rcv. 3 – Pa.3 – P1.2 – P2.1 = 33,5.3 – 5,58.3 – 11,16.2 – 11,16.1 = 50,259 Kg M σ = M/W = 5025,9 Kg Cm/ 40,83 = 123,09 Kg/cm 2 Lebih kecil daripada tegangan izinnya (OK)
4
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
BAB III ANALISA STRUKTUR A. MENCARI REAKSI PERLETAKAN
P1=P2=P3=P4 =P5=11,16 kg PA=PB= 5,58 kg Rcv=Rnv= 33,5 kg
B. MENCARI GAYA BATANG Meto Metoda da yang yang digu diguna nakan kan dala dalam m peng penghi hitu tung ngan an gaya gaya – gaya gaya batan batang g adalah dengan menggunakan metoda pembagian ( Metoda Ritter )
5
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
GAMBAR POTONGAN PERHITUNGAN GAYA BATANG
POT. I – I
∑ME= 0 RCv . (1) + S 1 . (1)
= 0 33,5.(1) +S1 S1= -33,5 kg =0 (tekan) ∑MD= 0 RCv . (1) – S 4. (0.5) + S1 . 33,5.(1)(1) = 0 0.5S 4 + (-33,5) . (1) = 0
-0.5S4= 0 S4= 0
POT. II – II
∑Mc= 0 RCv . (1) + S 2. (0,5) – pA . 33,5 (1) = .0(1) + 0,5S2 – (5,58). 0,5S2 + 27,92 (1) = 0 = 0 0,5S2= S2= -55,84 kg -27,92 (tekan) ∑MD= 0 RCv . (1) – S3y . (1) – pA . (1) – S4 . 33,5(0,5) . (1) = –S 03 sin 26,57 – (5,58). (1) - 0 . (0,5) = 0
- S3 sin 26,57 + 27,92 = 0 S3 sin 26,57 = 27,92 S3= 62,4 kg (tarik)
6
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
POT. III – III
∑ME= 0 RCv . (1) – pA. (1) + S 6 . 33,5=. 0 (1) - 5,58 . (1) + (0,5) 0,5S6 =33,5 0 – 5,58 + 0,5S
6
= 0 27,92 + 0,5S = 0 6 S6= -55,84 kg (tekan) ∑MA= 0 P1 . (1) + S5. (1) – S4 . (0,5) = 0 11,16 . (1) + S 5+ 0 . 0,5 = 0 POT. IV – IV
11,16 + S5= 0 S5= -11,16 kg (tekan)
∑MF= 0 RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) – S8y. (1) – S8x. 33,5 . (2) – 5,58.(2) 11,16 (0,5)– = 0 .(1) – S8sin14,04.(1) – S8cos14,04 . (0,5) =67 0 – 11,16 – 11,16 – 0.24 S8 – 44,68 – 0,725S 8= 0,97S8. (0,5) = 0 S8= 61,62 kg 0 ∑M(tarik) =0 G RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) + S6 . (0,75) + S7y. 33,5 . (2) – 5,58.(2) – 11,16.(1) + S 7sin26,57. (1) + (1)+S .(0,25) –=55,84.(0,75) 0 7x S7cos26,57 .(0,25) = 0 67–11,16 – 11,16 – 41,88 + 0.45 S 7 + 2,8 + 0,6735S 7= 0,89S7. (0,25) = 0 S7= -4,16 kg 0 (tekan)
7
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
POT. V – V
∑MF= 0 RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) – S12x. (0,75) = 0 33,5 .(2) – 5,58.(2) –11,16 .(1) – S12 cos 14,04 (0,75)= 0 44,68– S12.0,73=0 S12= 61,2 Kg
RCv . (1) – pA. (1) – s9 . (1)- s 12x
(tarik)
∑ME= 0 .0,25 + s6.
(0,5) =0 33,5 . (1) – 5,58. (1) – s 9- 61,2. 0,73 -55,84 . (0,5) = 0 – s9 – 44,676 = 0 S9= -44,676 kg (tekan)
8
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
POT. VI – VI
∑MI= 0 RCv . (3) – pA. (3) – p1 . (2) – p 2 . (1) – S10 . 33,5 (1) =. 0(3) – 5,58. (3)–11,16 .(2)–11,16. (1) – S10 = 0 100,5–16,7 –22,3 –11,16 – 50,34 – S10= 0 S10=0S10 0 = 50,34 kg (tarik) ∑MH= 0 RCv . (3) – p A.(3)– p1.(2) – P2.(1)-S11y.(1)- S12x. 33,5(3)–5,58(3)–11,1(2)– 33,5(3)–5,58(3)–11,1(2)– 11,1(1)+S sin45.(1)–61,2.cos14,04.(0,75)(0,75)- S12y .1= 0 11 61,2.sin14,04 = 0 100,5 – 16,74 – 22,32 –11,16-S 11sin45– -9,08 – S11sin45 = 44,52-14,84 = 0 S11= -12.84 kg 0 (tekan)
9
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
POT. VII – VII
∑MG= 0 RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) + p3 . (1) + S13.(1) + 33,5.(2) –5,58.(2)–11,16.(1)+11,1.( 1)+ S 13– S11x.(1 )–5,58.(2)–11,16.(1)+11,1.(1)+ =0 12,84.sin45 (1)=0 0
67 – 11,16 – 9,07 + S13= 46,77+ 0 S13=0 S130 = -46,77 kg (tekan) ∑M =0 I
RCv .(3)–pA.(3)–p1.(2)–p2.(1)– S14.(1) = 0 33,5.(3) – 5,58.(3) –11,16 .(2)–11,16. (1) – S14 = 0 100,5–16,74 –22,3– 11,1 – 50,28 – S14= 0 S14=0S14 0= +50,34 kg (tarik)
10
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
TABEL HASIL PERHITUNGAN GAYA BATANG
NO
BATANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
PANJANG (m) 0,5 1 1,12 1 0,5 1 1,12 1,03 0,75 1 1,4 1,03 1 1 1,4 1,03 0,75 1 1,12 1,03 0,5 1 1,12 1 0,5
GAYA BATANG (KG) TARIK (+) TEKAN (-) 33,5 55,84 62,4 0 0 11,16 55,84 4,16 61,62 44,67 50,34 12,84 61,2 46,77 50,34 12,84 61,2 44,67 55,84 4,16 61,62 11,16 55,84 62,4 0 0 33,5
BAB IV
11
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
KONTROL DIMENSI Jembatan direncanakan dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Menggu Menggunak nakan an Kayu Kayu Mer Merbau bau •
Kelas II mutu A (PKKI 1961 Lampiran I )
•
BJ = 0,8 gr/cm3 (PKKI 1961 Lampiran I )
•
Elastisitas = 100.000 kg/cm2 ( PKKI 1961 Daftar I )
•
Tegangan yang diperkenankan ( PKKI 1961 Daftar II )
σ lt = 100 kg/cm2
σ tkII = σ trII = 85 kg/cm2
σ tkIL = 25 kg/cm2
τ II = 12 kg/cm2
2. Direncanaka Direncanakan n menahan menahan beban tetap tetap dan tidak tidak tetap tetap Faktor reduksi ( γ ) = 5/4 ( PKKI Pasal 6 ayat 1b ) 3. Jenis strukt struktur ur rangka rangka batang batang tak terl terlindung indungii Faktor reduksi ( β ) = 5/6 5/6 ( PKKI Pasal 6 ayat 2b )
A. MENGHITUNG TEGANGAN – TEGANGAN IJIN
= 170 γ . β.bj = 170 .
=
.
. 0,8 = 141,67
= 150 γ . β. bj = 150 .
= 40 γ . β. bj = 40 .
.
.
. 0,8 = 125
. 0,8= 33,33
12
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
τ = 20 γ . β .bj= 20 .
.
. bj = 16,67
B. MENGHITUNG DIMENSI Pada perhitungan dimensi batang, gaya yang diperhitungkan adalah gaya tarik dan gaya tekan terbesar. Untuk kemudahan dalam perencanaan sambungan, dimensi batang tarik dan batang tekan direncanakan sama. s ama.
BATANG TEKAN
P = - 55,84 kg
i min = 1,44 cm
h = 7 cm, b= 5 cm lk = 1m Imin = 1/12 b h3
λ= lk/ imin = 100 cm/ 1,44=69,45
ω = 1,86
Kontrol tegangan
= p. ω/ A = 55,84 . 1,86/ 35 = 2,97 kg/cm2 ≤ i min 2= 72,91 cm4 / 5.7 cm2
BATANG TARIK
P = 61,62 kg
13
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
Fn= Anet= Fbr. C= 35.0,8 = 28cm2
Kontrol Tegangan
Fbr=A= b.h= 5.7= 35 cm2
σ
C= 100%-20%(baut)=80 100%-20%(baut)=80% %
tr
= P/Fn = 61,62 kg/ 28 cm2
σ t = 2,2 kg/cm2 ≤
TABEL HASIL PERHITUNGAN DIMENSI BATANG
NO
BATANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14
PANJANG (m) 0,5 1 1,12 1 0,5 1 1,12 1,03 0,75 1 1,4 1,03 1 1
GAYA BA BATANG (K (KG) TARIK (+) TEKAN (-) 33,5 55,84 62,4 0 0 11,16 55,84 4,16 61,62 44,67 50,34 12,84 61,2 46,77 50,34
DIMENSI 5/7
14
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
1,4 1,03 0,75 1 1,12 1,03 0,5 1 1,12 1 0,5
12,84 61,2 44,67 55,84 4,16 61,62 11,16 55,84 62,4 0
0 33,5
BAB V PERENCANAAN SAMBUNGAN Direncanak Direncanakan an menggunakan menggunakan sambungan sambungan baut dengan menggunakan menggunakan pelat simpul dari baja ( Sambungan tampang dua ). Sambungan bertampang dua golongan II ( PKKI 1961 Pasal 14 ayat 5 ) λb = 4.3
S = 100db 3 ( 1 – 0.6 sin α ) S = 200db 1 ( 1 – 0.6 sin α ) S = 430d2 ( 1 – 0.35 sin α ) Direncanakan •
•
Diameter baut 10 mm (PKKI 1961 Pasal 14 ayat 3 ) Tebal plat = 0.3 d = 0.3(10)= 0.3(10)= 3 mm ( PKKI Pasal 14 ayat 4 )
15
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
SAMBUNGAN – A
batang S1 = -33,5 kg
5/7
S1 = 100 d b3 . (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,4) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 . (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65)= 279,5 kg
16
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 24 .
.
Sr = 31,25 kg
η= P/S = 33,5 kg / 31,25 = 1,072
batang S2 = -55,84 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 200 .
. .
Sr = 260,4167 kg η= P/S = 55,84 kg / 24 = 2,32
batang S3 = 62,4 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 26,57 o) 17
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S1 = 100 (1) (5) (0,73) = 365 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 26,57 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,73) S2 =43,89 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 26,57o) S3 = 430 (1)2 (0,84) = 361,2 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 43,89 .
.
Sr = 57,15 kg
η= P/S = 62,4 kg / 57,15 = 1,09 2 Baut
Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2
3
3d = 3 . (1) = 3
4
5d = 5 . (1) = 5 7d = 7 . (1) = 7 ≈ 10 3,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4
18
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
SAMBUNGAN – D
batang S2 = -55,84 -55,84 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0 o) S1 = 100 (1) (5) = 500 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 ) S2 =200 . 1. 0,3 (1) S2 =60 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0 o) S3 = 430 (1)2 = 430 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 60 .
.
Sr = 78,125 kg
η= P/S = 55,84 kg / 78,125 = 0,72
batang S5 = 11,16 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil) 19
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 24 .
.
Sr = 31,25 kg
η= P/S = 11,16 kg / 31,25 = 0,4
batang S6 = -55,84 -55,84 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0 o) S1 = 100 (1) (5) = 500 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 ) S2 =200 . 1. 0,3 (1) S2 =60 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0 o) S3 = 430 (1)2 = 430 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 60 .
. .
Sr = 78,125 kg
20
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
η= P/S = 55,84 kg / 78,125 = 0,72
2 Baut
Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2
3
3d = 3 . (1) = 3
4
5d = 5 . (1) = 5 7d = 7 . (1) = 7 ≈ 10 3,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4
SAMBUNGAN – F batang S6 = -55,84 kg
5/7
S10 = 50,34 kg S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0 o) S1 = 100 (1) (5) = 500 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 ) S2 =200 . 1. 0,3 (1) S2 =60 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0 o)
21
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S3 = 430 (1)2 = 430 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 60 .
.
Sr = 78,125 kg
η= P/S = 55,84 kg / 78,125 = 0,72
2 Baut =S6
η= P/S = 50,34 kg / 78,125 = 0,64
2 Baut = S10
batang S9 = -44,676 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 24 .
. .
Sr = 31,25 kg η= P/S = 44,676 kg / 31,25 = 1,43
2 Baut
22
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
batang S7 = -4,16 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 26,57 o) S1 = 100 (1) (5) (0,73) = 365 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 26,57 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,73) S2 =43,89 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 26,57o) S3 = 430 (1)2 (0,84) = 361,2 kg Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 43,89 .
.
Sr = 57,15 kg
η= P/S = 4,16 kg / 57,15 = 0,07
batang S11 = 12,84 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 45 o) S1 = 290 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 45 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,57) S2 =34,54 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 45 o) S3 = 322,5 kg
Sr = 1,25 . S .
. 23
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
Sr = 1,25 . 34,54 .
.
Sr = 44,98 kg
η= P/S = 12,84 kg / 44,98 = 0,3
2 Baut
Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2
3
3d = 3 . (1) = 3
4
5d = 5 . (1) = 5 7d = 7 . (1) = 7 ≈ 10 3,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4
SAMBUNGAN – H
batang S10 & S14 = 50,34 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0 o) S1 = 100 (1) (5) = 500 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 ) S2 =200 . 1. 0,3 (1) S2 =60 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0 o)
24
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S3 = 430 (1)2 = 430 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 60 .
.
Sr = 78,125 kg
η= P/S = 50,34 kg / 78,125 = 0,64
batang S13 = -46,77 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 24 .
. .
Sr = 31,25 kg
η= P/S = 46,77 kg / 31,25 = 1,5
2 Baut
Jarak – jarak baut 25
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
2d = 2 . (1) = 2
3
3d = 3 . (1) = 3
4
5d = 5 . (1) = 5 7d = 7 . (1) = 7 ≈ 10 3,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4
26
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
SAMBUNGAN – C batang S1 = -33,5 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 24 .
.
Sr = 31,25 kg
η= P/S = 33,5 kg / 31,25 = 1,07
2 Baut
batang S4 = 0
Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2
3
3d = 3 . (1) = 3
4
5d = 5 . (1) = 5
27
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
SAMBUNGAN – E batang S3 = 62,4 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 26,57 o) S1 = 100 (1) (5) (0,73) = 365 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 26,57 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,73) S2 =43,89 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 26,57o) S3 = 430 (1)2 (0,84) = 361,2 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 43,89 .
.
Sr = 57,15 kg
η= P/S = 62,4 kg / 57,15 = 1,09
batang S4 = 0
2 Baut
n = 2 baut
batang S5 = -11,16 kg
5/7 28
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 24 .
.
Sr = 31,25 kg
η= P/S = 11,16 kg / 31,25 = 0,36
batang S7 = -4,16 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 53,14 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 260 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 45 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,57) S2 =34,54 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 53,14o)
29
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S3 = 430 (1)2 (0,65) = 309,6 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 34,54 .
.
Sr = 44,98 kg
η= P/S = 4,16 kg / 44,98 = 0,09
batang S8 = 61,62 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 14,04 o) S1 = 100 (1) (5) (0,85) = 427 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 14,04 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,85) S2 =51 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 14,04o) S3 = 430 (1)2 (0,85) = 365,5 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 51 .
. .
Sr = 66,4 kg
30
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
η= P/S = 61,62 kg / 66,4 = 0,93
2 Baut
Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2
3
3d = 3 . (1) = 3
4
5d = 5 . (1) = 5 7d = 7 . (1) = 7 ≈ 10 3,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4
SAMBUNGAN – G
batang S8 = 61,62 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 75,96 o) S1 = 100 (1) 5 (0,42) = 208,96 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 75,96 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,42) S2 =25,2 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 75,96o) 31
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S3 = 430 (1)2 (0,42)= 180,6 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 25,2 .
.
Sr = 32,81 kg
η= P/S = 61,62 kg / 32,81 = 1,88 2 Baut
batang S9 =-44,676 kg
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 24 .
. .
Sr = 31,25 kg
η= P/S = 44,676 kg / 31,25 = 1,43 2 Baut
batang S12 = 61,2 kg
5/7 32
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 75,96 o) S1 = 100 (1) 5 (0,42) = 208,96 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 75,96 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,42) S2 =25,2 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 75,96o) S3 = 430 (1)2 (0,42)= 180,6 kg
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 25,2 .
.
Sr = 32,81 kg
η= P/S = 61,2 kg / 32,81 = 1,86 2 Baut
Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2
3
3d = 3 . (1) = 3
4
5d = 5 . (1) = 5 7d = 7 . (1) = 7 ≈ 10 3,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4
SAMBUNGAN – I
batang S12 & S16= 61,2 kg
5/7 33
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 14,04 o) S1 = 100 (1) (5) (0,85) = 427 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 14,04 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,85) S2 =51 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 14,04o) S3 = 430 (1)2 (0,85) = 365,5 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 51 .
. .
Sr = 66,4 kg
η= P/S = 61,2 kg / 66,4 = 0,93
batang S11 & S15 = 12,84 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 30,96 o) S1 = 100 (1) (5) (0,69) = 345,67 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 30,96 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,69) S2 =41,4 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 30,96o) S3 = 430 (1)2 (0,69) = 296,7 kg
34
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
Sr = 1,25 . S .
.
Sr = 1,25 . 41,4 .
.
Sr = 53,9 kg
η= P/S = 12,84 kg / 53,9 = 0,24
batang S13= -46,77 kg
2 Baut
5/7
S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90 o) S1 = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 ) S2 =200 . 1. 0,3 (0,4) S2 =24 kg
(diambil S yang terkecil)
S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90 o) S3 = 279,5 kg
Sr = 1,25 . S . Sr = 1,25 . 24 .
. .
Sr = 31,25 kg
η= P/S = 46,77 kg / 31,25 = 1,5
2 Baut
35
Perencanaan Perencanaan Jembatan Kayu
LAMPIRAN GAMBAR PERENCANAAN
36