TUGAS ANATOMI “
”
SIGMOID, RECTUM, ANUS DAN KELAINANNYA
Dosen Pembimbing : dr. Budi justitia Sp. OT
Anggota Kelompok
Zikri Hakim Rahmi Nindya Sari Novia Oktianti Nidya Ulfa Ferdian Meisandra Nana Kartina Gabriella Mariza Sadam Ismail
( G1A109075 ) ( G1A109076 ) ( G1A109077 ) ( G1A109078 ) (G1A109079 ) (G1A109080) (G1A109080) (G1A109080) ( G1A10907 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI 2011/2012
A. COLON SIGMOIDEUM 1. Lokasi dan Deskripsi
Panjang kolom sigmoideum sekitar 10-15 inchi (25-28 cm) dan merupakan lanjutan colon descenden yang terletak di depan apertura telsiv superior. Di bawah colon sigmoideum yang berlanjut sebagai rectum yang terletak di depan vertebra sacralis ketiga. Colon sigmoideum mudah bergerak dan tergantung kebawah masuk kedalam cavitas pelvis dalam bentuk lengkungan. Colon
1
sigmoideum dihubungkan dengan dinding posterior pelvis oleh
mesocolon sigmoideum yang berbentuk seperti kipas. Lengkung-lengkung colon sigmoideum bervariasi, tetapi umumnya melengkung ke sebelah kanan linea mediana sebelum berhubungan dengan rectum. 1
2. Pendarahan Arteriae
Arteriae sigmoideae cabang dari arteria mesenterica inferior. 1
Venae
Cabang-cabang vena mesenterica inferior, bermuara ke system vena porta. 1
3. Aliran limfe
Kelenjar limf berjalan di sepanjang arteriae sigmoideae, dari sini cairan limf dialirkan ke nodi mesenterici inferiores.1
4. Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis dari plextus hypogastricus inferior.1
B. RECTUM DAN ANUS 1. Lokasi dan deskripsi
Panjang rectum sekitar 5 inci (13 cm) dan berawal di depan vertebra sacralis III sebagai lanjutan colon sigmoideum. Rectum berjalan ke bawah mengikuti lekung os sacrum dan os coccygis, dan berakhir di depan ujung coccygis dengan menembus diaphragma pelvis dan melanjutkan diri sebagai canalis analis. Bagian bawah rectum melebar membentuk ampulla recti.1 Bila dilihat dari depan, sebagian kecil rectum tampak deviasi ke kiri, tetapi bagian bawahnya berada di planum medianum. Bila dilihat dari lateral, rectum mengikuti lekung anterior os sacrum sebelum melengkung ke bawah dan belakang pada perbatasannya canalis analis.1 Musculus puborectalis, yang merupakan bagian dari musculus levator ani, membentuk suatu cincin yang melingkari canalis analis dan bertanggung jawab atas penarikan bagian usus ini ke depan, sehingga terbentuk angulus anorectalis.1 Peritoneum meliputi facies anterior dan lateral sepertiga
bagian pertama
rectum dan hanya meliputi permukaan anterior pada sepertiga bagian tengah, sedangkan sepertiga bagian bawah rectum tidak meliputi peritoneum. 1 Tunica muscularis rectum tersusun atas stratum longitudinale otot polos
disebelah luar stratum circulare dan disebelah dalam. Ketiga taenia coli colon sigmoideum bersatu membentuk pita lebar pada facies anterior dan posterior rectum.1 Tunika mukosa rectum bersama dengan stratum circulare membentuk tiga
lipatan permanen yang dinamakan plicae transversae recti. Plicae ini adalah plicae semisirkularis yang bervariasi jumlah dan posisinya. 1
2. Perdarahan Arteriae
arteria rectalis superior merupakan lanjutan arteria mesenterica inferior da
merupakan arteria utama yang memperdarahi tunica mucosa rectum. Arteria rectalis superior masuk ke pelvis dengan berjalan turun pada radix mesocolon sigmoideum dan bercabang dua menjadi ramus dexter dan sinister. Kedua cabang ini mula-mula terletak dibelakang rectum dan kemudian menembus tunica muscularis dan mendarahi tunica mucosa. Arteria ini beranastomosis satu dengan yang lainnya. 1 arteria rectalis media merupakan cabang kecil dari arteri iliaca interna.
Pembuluh ini berjalan kedepan dan medial rectum, terutama mendarahi tunica muscularis.1 arteria rectalis inferior
merupakan cabang arteria pudenda interna di dalam
perineum. Arteria rectalis inferior beranastomis dengan arteria rectalis media pada junctio anorectalis.1
Venae
Venae pada rectum sesuai dengan arterianya . Vena rectalis superior merupakan cabang sirkulasi portal dan mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior. Vena rectalis media bermuara ke vena iliaca interna dan vena rectalis inferior
bermuara ke vena pudenda interna.1
3. Aliran limf
Pembuluh
limf
rectum
mengalirkan
cairan
limf
ke
nodi
rectales
superiores.Pembuluh limf kemudian mengikuti arteria rectalis superior ke nodi mesenterici inferiores. Pembuluh limf dari rectum bagian bawah mengikuti arteria rectalis media ke nodi iliaci interni.1
4. Persarafan
Saraf simpatis para simpatis berasal dari plexus hypogastricus inferior. Rectum hanya peka terhadap regangan 1
c. KELAINAN PADA COLON SIGMOIDEUM RECTUM DAN ANUS
1. Kelainan bawaan Kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi, dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik. Kelainan bawaan terjadi karena gangguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan
sinus
urogenital
sehingga
biasanya
disertai
dengan
gangguan
perkembangan septum urorektal yang memisahkannya. Dalam hal ini terjadi fistel antara saluran kemih dan saluran genital. Pada kelainan rektum yang tinggi, sfingter intern tidak ada sedangakan sfingtern ekstern hipoplastik.
2. Penyakit hirschsprung Pada penyakit ini bagian kolon dari yang paling distal sampai pada bagian usus yang berbeda ukuran penampangnya, tidak mempunyai ganglion parasimpatik
intramural.
Bagian
kolon
anganglionik
itu
tidak
dapat
mengembang sehingga tetap sempit dan defekasi terganggu. Akibat gangguan defekasi ini kolon proksimal yang normal akan melebar oleh tinja yang tertimbun, membentuk megakolon.
3. Hemoroid Hemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemoroid dapat menimbulkan gejala kaerena banyak hal. Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid intern akibat trauma oleh feses yang keras. Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia berat. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awalnya penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul oleh reduksi spontan sesudah selesai defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut hemoroid intern ini
perlu di dorong kembali setelah defekasi agar masuk
kedalam anus. Akhirnya dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong masuk lagi.
4. Fisura anus Merupakan luka epitel memanjang sejajar sumbu anus. Kadang terjadi infeksi disebelah oral dikripta antara kolumna rektum pada muara kelenjar rektum. Papilla dikolumna menunjukkan udem yang berkembang sampai merupakan hipertrofi papila. Keadaan ini harus dibedakan dari polip rektum. Daerah disebelah aboral fisura kulit juga mengalmi radang kronik dengan bendungan limf dan akhirnya fibrosis. Kelainan kronik dikulit ini di sebut umbal kulit yang menjadi tanda pengenal fisura anus. Fisura anus dapat terjadi karena iritasi akibat diare, penggunaan laksans, cedera partus, atau iatrogenik. Sering penyebabnya tidak jelas.
5. Abses anorektal Disebabkan oleh radang diruang pararektum akibat infeksi kuman usus. Umumnya pintu infeksi terdapat dikelenjar rektum di kripta antar kolumna rektum. Penyebab lain ialah infeksidari kulit anus, hematom,fisura anus, dan skleroterapi. Abses ini diberiakan nama sesuai dengan letak anatomik seperti pelvirektal,iskiorektal,antarsfingter,marginal yaitu disaluran anus dibawah epitel, dan perianal. Dalam praktek sehari-hari abses perianal paling sering ditemukan.
6. Fistel perianal Disebabkan oleh perforasi atau paengaliran abses anorektum., sehingga kebanyakan fistel mempunyai satu muara dikripta di perbatasan anus dan rektumdan lobang lain di perineum di kulit perianal. Kadang fistel disebabkan oleh kolitis yang disertai proktitis, seperti TBC, amubiasis, atau morbus crohn. Fistel dengan lobang kripta disebelah anterior umumnya berbentuk lurus. Fistel dengan lobang yang berasal dari kripta disebelah dorsal umumnya tidak lurus, tetapi bengkok kedepan jkarena radang dan pus terdorong keanterior disekitar m.puborektalis dan dapat membentuk satu lobang perforasi atau lebih disebelah anterior.
7. Prolaps rectum Yaitu keluarnya seluruh tebal dinding harus dibedakan dari prolaps mukosa yang terjadi pada hemoroid intern. Kausa prolaps rektum pada orang dewasa umumnya akibat kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum yang biasanya disertai dengan peninggian tekanan intraabdomen. Prolaps rektum pada anak ditemukan sebagai kelainan bawaan ata u karena kebiasaan menahan fesesnya.
Pada orang dewasa, prolaps kadang disebabkan oleh cedera
m.puborektalis atau paralisis otot panggul.
8. Inkontinensia feses Segala kelainan yang disertai dengan gangguan sensibilitas rektum dan anus dan faal otot anorektal dapat menyebabkan Inkontinensia . Pada Inkontinensia neurologik terdapat hipotoni atau atoni sfingter anus dan otot panggul, dan hilangnya refleks anus. Pada Inkontinensia traumatik atau iatrogenik, sfingter anus rusak.
9. Stenosis anus atau rectum Dapat disebabkan oleh hemoroidektomi dengan pembuangan mukosa atau daerah linea dentata terlalu luas, atau skleroterapi yang salah. Juga dapat disebabkan oleh spasme pada fisura anus, limfo granuloma venereum, kolitis ulserosa, morbus crohn,
karsinoma rekstum,pemyinaran, dan kelainan
bawaan. Tandanya berupa gangguan defekasi dengan feses berbentuk pensil atau pita.
10.Impaksi fese Pada keadaan ini feses direktum menjadi keras seperti batu sehingga tertahan ditempatnya, umumnya direktum. Kadang ada diare sebab feses cair dapat mengalir melewati feses keras.
11.Karsinoma planoselular Pada awalnya tumor ini merupakan tonjolan yang mudah digerakkan, tetapi pada tahap lanjut ada indurasi jatuh kedalam dinding anorektum dan ulserasi. Sering tumor ini menjalar masuk kerektum dan sfingter sehingga selain ke
kelenjar limf inguinal ada penyebaran ke kelenjar limf perirektal dan mesenterium.
12.
Kanker colorectal Ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa colon atau rectum. Kebanyakan kanker colorectal berkembang dari polip, oleh karena itu polypectomy colon mampu menurunkan kejadian kanker colorectal . Polip colon dan kanker pada stadium dini terkadang tidak menunjukkan gejala. Secara histopatologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda-beda. Tumor dapat menyebar melalui infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih, melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe pericolon dan mesocolon, dan melalui aliran darah, biasanya ke hati karena colon mengalirkan darah ke sistem portal.
13.
Volvulus sigmoid digambarkan sebagai puntiran atau rotasi segmen mobil kolon sekitar mesenteriumnya. Volvulus terjadi karena faktor predisposisi mesenterium yang terlalu panjang dengan basis yang sempit. Konstipasi yang kronik berat sebagian besar dialami penderita vovulus sigmoid. Volvulus sigmoid sering mengalami strangulasi bila tidak dilakukan dekompresi.
DAFTAR PUSTAKA
1. S. Snell, Richard. Colon Sigmoideum, Rectum dan anus dalam Anatomi Kli nik un tuk M ahasi swa K edokter an. Edisi ke-6. Jakarta : EGC ; 2006. Hal : 340-342