17 September 2008 TI – 3003 Perencanaan & Pengendalian Produksi Tugas 2 Kelompok : 1. Nadia Fadhilah Riza (13406069) 2. Anggita Leviastuti (13406097) 3. Desheilla Elasanty (13406101)
PERENCANAAN AGREGAT
Rumus – rumus yang digunakan :
× ) = (
ℎ ℎ × ℎ ℎ ) = ( × ℎ = × Pada Chase Strategy,
= Pada Level Production Strategy,
=
1). Chase Strategy Asumsi :
Diketahui :
Jam lembur
=
Cs
=
Kapasitas Overtime
=
4 jam per hari
Cr
=
$80
Co
=
189
15
b maks
=
40
Demand Bulan
(unit)
Regular
(a)
(b)
1
40
2 3
Production
Total
Changing
(unit)
Production
Production
Overtime Subcontract
3840
Hiring Cost
Lay-Off Cost
Production
Subcontract
Cost
Cost
(Unit)
(unit)
(US$)
(US$)
(US$)
(US$)
(e) = (b+c)
(f) = (et - et-1)
(g) = max (0,f)*Ch
(h) = l min (0,f)*500 l
(i) = (b*Cr) + (c*Co)
(j) =(d)*Cs
40
40
0
-
-
153600
0
40
40
40
0
-
-
153600
0
40
40
40
0
-
-
153600
0
4
32
32
32
-8
-
4000
122880
0
5
32
32
32
0
-
-
122880
0
6
32
32
32
0
-
-
122880
0
7
48
40
8
48
16
4000
-
155112
0
8
48
40
8
48
0
-
-
155112
0
9
48
40
8
48
0
-
-
155112
0
10
60
40
15
5
55
7
1750
-
156435
400
11
60
40
15
5
55
0
-
-
156435
400
12
60
40
15
5
55
0
-
-
156435
400
$5,750
$4,000
$1,764,081
$1,200
Total Cost
$1,775,031
(c)
(d)
2). Level Production Strategy Asumsi :
Diketahui :
Initial Inventory
=
50
Cr
=
3840
Kapasitas Overtime
=
25
Co
=
189
Produksi per bulan
=
45
Production
Demand
Initial Inventory
(unit)
(unit)
Regular
(a)
(b)
1
40
2
End Inventory
Inventory Cost
Production Cost
Overtime
(unit)
(US$)
(US$)
(c)
(d)
(e) = (b+c+d)-a
(f) = (b+e)/2*Ci
(g) = (c*Cr + d*Co)
50
30
15
55
15750
118035
40
65
30
15
70
20250
118035
3
40
80
30
15
85
24750
118035
4
32
95
30
15
108
30450
118035
5
32
118
30
15
131
37350
118035
6
32
141
30
15
154
44250
118035
7
48
164
30
15
161
48750
118035
8
48
171
30
15
168
50850
118035
9
48
178
30
15
175
52950
118035
Bulan
(unit)
2). Level Production Strategy Asumsi :
Diketahui :
Initial Inventory
=
50
Cr
=
3840
Kapasitas Overtime
=
25
Co
=
189
Produksi per bulan
=
45
Production
Demand
Initial Inventory
(unit)
(unit)
Regular
(a)
(b)
1
40
2
End Inventory
Inventory Cost
Production Cost
Overtime
(unit)
(US$)
(US$)
(c)
(d)
(e) = (b+c+d)-a
(f) = (b+e)/2*Ci
(g) = (c*Cr + d*Co)
50
30
15
55
15750
118035
40
65
30
15
70
20250
118035
3
40
80
30
15
85
24750
118035
4
32
95
30
15
108
30450
118035
5
32
118
30
15
131
37350
118035
6
32
141
30
15
154
44250
118035
7
48
164
30
15
161
48750
118035
8
48
171
30
15
168
50850
118035
9
48
178
30
15
175
52950
118035
10
60
185
30
15
170
53250
118035
11
60
180
30
15
165
51750
118035
12
60
175
30
15
160
50250
118035
$480,600
$1,416,420
Total Cost
$1,897,020
Bulan
(unit)
3). Komponen Biaya yang Diperhatikan Faktor biaya pada Aggregate Planning Level Production Strategy terdiri atas biaya produksi dan biaya inventory, dan pada Aggregate Planning Chase Strategy faktor biaya dipengaruhi oleh biaya produksi, biaya subcontract, hiring cost, dan lay-off cost. Total biaya yang dikeluarkan jika menggunakan Level Production Strategy ($1,897,020) lebih besar dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan jika menggunakan Chase Strategy ($1,775,031). Padahal biaya produksi Level Production Strategy ($1,416,420) lebih kecil daripada biaya produksi Chase Strategy ($1,764,081), dengan ratio perbandingan sebesar 1.069. Sedangkan, biaya inventory Level Production Strategy ($480,600) jauh lebih besar dibandingkan jumlah hiring cost, lay-off cost dan biaya subcontract Chase Strategy ($10,950), dengan ratio perbandingan sebesar 43,89.
Pada Level Production Strategy, jumlah unit yang diproduksi adalah sebesar demand rata-rata unit produk berdasarkan data yang dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat persediaan awal material untuk mengantisipasi jumlah demand. Jika jumlah permintaan pada bulan produksi lebih kecil dari demand rata-rata, maka akan terdapat material sisa pada akhir bulan yang menyebabkan timbulnya biaya inventory. Pada Chase Strategy, jumlah unit yang diproduksi adalah sebesar jumlah permintaan. Oleh karena itu, jika jumlah permintaan lebih besar dari kemampuan produksi pada waktu regular, akan diberlakukan produksi overtime. Jika produksi overtime juga tidak dapat mencukupi, maka diberlakukan subcontract. Kelebihan produksi dari kemampuan produksi inilah yang menimbulkan hiring cost, lay-off cost dan biaya subcontract, karena harus menambah jumlah pekerja dan atau outsourcing produk yang akan diproduksi ke produsen lain untuk memenuhi jumlah permintaan. Biaya inventory yang besar (25.33% dari biaya total) pada Level Production Strategy akan menyebabkan membengkaknya biaya total dibandingkan dengan jumlah hiring cost, lay-off cost dan biaya subcontract yang relatif kecil (0.617% dari biaya total) pada Chase Strategy. Sementara itu, perusahaan (atau pabrik) tidak dapat dengan mudah mengubah kemampuan produksi mesin-mesinnya, karena akan menimbulkan biaya set-up mesin yang besar. Oleh karena itu, perencanaan agregat yang benar patut dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisir total biaya. KESIMPULAN 1. Aggregate planning strategy yang dipilih adalah strategi yang dapat menghasilkan total biaya yang paling minimum, yaitu Chase Strategy. 2. Jika ingin melakukan Level Production Strategy, inventory cost harus dikenda likan (ditekan) untuk mendapatkan total biaya yang kecil (lebih kecil dari yang direncanakan sekarang). Cara untuk mengurang inventory cost adalah dengan mengurangi jumlah persediaan awal (tidak terlalu besar selisehnya dengan jumlah permintaan, atau dengan mengurangi besarnya holding co st.