Tugas 1 KL4211 Operasi dan Manajemen Pelabuhan Andojo Wurjanto, Ph.D
Devita Rahma Fitria 15512055
Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung 2016
SOAL NOMOR 1 a. Pengertian “ship pilot”
Ship Pilot adalah seorang pelaut yang memandu kapal melalui daerah perairan yang berbahaya atau padat, seperti pelabuhan atau mulut sungai. Seorang ship pilot akan bergabung dengan kapal yang mendekati daratan atau suatu area navigasi tertentu, diantar dengan helikopter atau kapal pilot (pilot boat), untuk memberikan arahan dan saran kepada kapten kapal mengenai kecepatan serta arah gerak kapal.
Ketika ship pilot bergabung dengan diantar menggunakan pilot boat di tengah perairan. Sumber gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ea/Harbour_pilot_boarding.jpg
Para ship pilot memiliki pengetahuan detail mengenai perairan lokal, pengetahuan visual akan bahaya di bawah air, dan sebelumnya telah memeriksa secara seksama grafik cuaca serta arus untuk mengetahui ancaman atas kedatangan kapal. Penggunaan referensi visual di darat atau laut, seperti pandangan, radar, peta, dan peta laut, biasa disebut teknik ilmu pelayaran, atau pilotage technique.
Panduan visual yang digunakan oleh pilot pada siang hari adalah:
− Fitur alam; pegunungan, perbukitan, danau, sungai, dan coastal features seperti tebing, batuan, dan pantai
Deretan pegunungan tampak dari sisi laut. Sumber gambar: http://www.west-crete.com/images/mountains/white-mountains-winter-32.jpg
− Fitur laut yang dibuat oleh manusia, seperti sea marks, landmark, dan menara radio
Contoh landmark terbuat dari tumpukan batuan akibat proses coastal geomorphology. Sumber gambar: https://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/0a/44/30/b0/sea-stack-thelandmark.jpg
− Fitur darat yang dibuat oleh manusia, seperti bandara, kota, bendungan, dan jalan tol
Tokyo International Airport tampak dari sisi laut. Sumber gambar: https://c1.staticflickr.com/1/722/21133709335_95c6aed6fc_b.jpg
Sementara, panduan visual yang digunakan oleh pilot pada malam hari adalah:
− Fitur laut yang dibuat oleh manusia, seperti mercusuar, lightvessels, dan sea marks dengan menggunakan cahaya
Mercusuar Sumber gambar: https://c2.staticflickr.com/4/3398/3657202642_78526a39ca_b.jpg
Lightvessels Sumber gambar: https://aceboater.com/media/guide/1/navigation-lights-power-driven-vesselanchored.jpg
− Fitur darat yang dibuat oleh manusia, seperti bandara, menara dan bangunan yang diberikan pencahayaan
Illuminated building Sumber gambar: http://il3.picdn.net/shutterstock/videos/3659768/thumb/1.jpg?i10c=img.resize(height:160)
b. Kondisi perairan pelabuhan yang memerlukan pemanduan kapal
Pemanduan dilakukan untuk kapal yang melalui perairan yang berbahaya dan ramai (penuh sesak oleh kapal atau fasilitas lainnya), terutama pelabuhan dan muara sungai. Pemanduan pada perairan pelabuhan dilakukan ketika kondisi pelabuhan memiliki lalu lintas kapal yang sangat padat.
Jalur perairan yang ramai. Sumber gambar: http://static01.nyt.com/images/2009/05/13/business/13ship01-600.jpg
Kemudian pelabuhan yang berada di daerah jalur perdagangan internasional seperti pada Selat Malaka. Pemanduan ini akan sangat berguna bagi kapal sehingga dapat aman masuk ke dalam pelabuhan sehingga bisa melakukan aktivitas bongkar muat dengan baik.
c. Hubungan kerja antara nahkoda kapal dan pilot pandu kapal
Pilot adalah orang yang paling tahu kondisi perairan sekitar dan bertugas untuk memastikan bahwa kapal berada pada jalur yang aman, sehingga dapat memasuki perairan dimana kapal dapat segera bersandar dan melakukan bongkar muat. Nakhoda adalah pengambil keputusan tertinggi sehingga koordinasi antara nakhoda dan pilot sangatlah penting, mengingat informasi detail di berikan oleh pilot dan nahkoda kapal mengambil keputusan. Namun, ketika pilot sedang bertugas, semua awak kapal yang memang ditugaskan untuk bekerjasama dengannya berada di bawah komando penuhnya, seperti mooring men dan pilot launch crew.
d. Cara pilot pandu kapal mencapai dan meninggalkan kapal yang dipandu
Pilot datang dengan menggunakan kapal pilot, biasanya speed boat Sumber gambar: http://cartagenamaritime.com/yahoo_site_admin/assets/images/Kvichak-Marine-DeliversPilot-Vessel-Samuel-A_-Church-to-CRPPA.20255214_std.jpg
Pilot bergabung dengan kapal yang akan dipandunya di tengah laut, dengan menggunakan helikopter atau kapal khusus pilot, biasanya speed boat. Pilot kemudian naik ke kapal menggunakan tangga apabila menggunakan boat.
Pilot menuruni helikopter untuk sampai di dek kapal. Sumber gambar: http://synpils1.p5alias.domicile.fr/wp-content/uploads/2011/03/Treuillage-helico3.jpg
Pilot menaiki kapal dengan menggunakan tangga menggantung. Sumber gambar: http://b1.img.mobypicture.com/711175e615f0a941bb37420d98fe910d_view.jpg
e. Prosedur pemandu kapal
−
Kapten kapal mengajukan permohonan kehadiran pilot untuk keperluan pemanduan kapal kepada pihak berwenang. Jika pemberitahuannya diberikan pada waktu singkat, sinyal yang diberikan harus sesuai dengan yang tertera pada I.M.O International Code of Signals.
−
Kapten kapal harus memastikan bahwa prosedur untuk naik dan turun kapal sesuai dengan SOLAS Regulation V/23 mengenai Kesepakatan Transfer Pilot.
−
Tidak ada kapal yang mengibarkan atau menampilkan bendera pilot yang menyatakan bahwa pilot di atas kapal, kecuali di kapal tersebut: − terdapat pilot yang sedang bertugas, atau − sedang dipandu oleh pilot berlisensi sesuai dengan peraturan ini.
−
Seorang pilot tidak diperkenankan untuk berlabuh atau menggeser kapal lain dari tempat berlabuhnya tanpa persetujuan pihak yang berwenang.
−
Seorang pilot harus dianggap memiliki kontrol penuh atas mooring men dan awak peluncuran pilot (pilot launch crew) yang ditugaskan bersamanya untuk melakukan hal tersebut, saat bertugas.
−
Penyedia layanan akan menjadi pemilik pilot launches dan bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengoperasian pilot launches tersebut.
−
Setiap pilot harus menerapkan standar tinggi perawatan dan keterampilan sebagaimana ditetapkan oleh Code of Conduct.
−
Seorang pilot harus melengkapi sertifikat layanan pemanduan (pilotage service) yang menguraikan tentang layanan pemanduan yang telah dilakukannya, harus ditandatangani oleh kapten kapal di atas setiap layanan yang dilakukannya.
−
Pilot harus bekerja sama seperti yang diperlukan dengan pihak yang berwenang untuk mencatat proses dari layanan yang terlah dilakukan.
−
Setiap kali pilot yang sedang bertugas merasakan atau mengalami kesulitan dalam penyediaan layanan, ia akan segera mengkomunikasikan ini kepada Chief Pilot.
−
Seorang pilot harus segera mengkomunikasikan setiap kecelakaan yang melibatkan kapal yang sedang dilayaninya kepada Chiefi Pilot dan pihak yang berwenang.
SOAL NOMOR 2 a. Pengertian “ship towage”
Penundaan kapal adalah pemanduan yang meliputi kegiatan mendorong, menarik, menggandeng, mengawal (escort), dan membantu (assist) kapal yang berolah gerak di alur pelayaran, daerah labuh jangkar maupun kolam pelabuhan, baik untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin, kapal, dan fasilitas tambat lainnya dengan mempergunakan kapal tunda sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 93 Tahun 2014 tentang Sarana Bantu dan Prasarana Pemanduan Kapal
b. Jenis kapal tunda (tug boat)
1. Conventional Tugs
Jenis kapal ini dilengkapi dengan sistem propulsi standar. Ada variasi dari jenis kapal tunda terutama dibagi menjadi sekrup tunggal atau kembar, dengan nozzle tetap dan kemudi dikendalikan atau nozzle yang dapat dikendalikan dan dengan pitch propeller tetap atau bervariasi.
Sumber gambar: http://www.yachtforums.com/attachments/terminal-escort-tug-net-jpg.38045/
2. Azimuth Stern Drive (ASD)
Jenis tug ini dilengkapi dengan dua azimut pendorong di nozel di buritan dan dengan busur tunnel pendorong. Beberapa dilengkapi dengan pitch propeller terkendali (CPP).
Sumber gambar: http://www.damen.com/~/media/Products/Images/Clusters%20groups/Tugs/ASD%20Tugs/ASD%20Tu g%203212%20and%203212%20ICE%20Class/3D%20redenrings/Azimuth_Stern_Drive_Tug.ashx?h=208 &mw=352&w=352
3. Tractor Tugs
Desain Tractor Tugs tidak seperti pada kapal tunda konvensional. Unit propulsi pitch blades sepenuhnya dapat dikontrol, mampu memberikan dorongan ke segala arah dan bertindak sebagai unit kemudi atau. Unit propulsi ditempatkan jauh di depan titik penarik, dekat dengan pivot point sehingga menghasilkan momentum balik besar. Ini berpotensi memberikan kinerja kemudi yang buruk, yang diatasi dengan pemasangan skeg besar pada bagian tengah kapal.
Sumber gambar: http://products.damen.com/~/media/Products/Images/Clusters%20groups/Tugs/ATD%20Tugs/ATD%2 0Tug%202412%20Twin%20Fin/3D%20Renderings/ATD_Tug.ashx?mw=362
4. The Rotor Tugs
Rotor tug adalah desain tug yang dipatenkan dan berbeda dengan yang lain. Menggunakan konfigurasi penggerak terdiri dari tiga pendorong azimut ditempatkan dalam konfigurasi segitiga, kadang-kadang disebut triple Z drive. Dua unit ditempatkan ke depan dan satu ditempat pada bagian tengah dari ujung belakang dari kapal. Manuver dari jenis tug dilaporkan lebih baik dari desain konvensional lainnya.
Sumber gambar: http://www.maritimejournal.com/__data/assets/image/0028/481285/MAR_T_and_T_2.jpg
c. Alasan penggunaan kapal tunda di pelabuhan
Kapal Tunda yang berfungsi sebagai sarana bantu pemanduan adalah kapal dengan karakteristik tertentu digunakan untuk kegiatan mendorong, menarik, menggandeng, mengawal (escort) dan membantu (assist) kapal yang berolah-gerak di alur pelayaran, daerah labuh jangkar maupun kolam pelabuhan, baik untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin, kapal dan fasilitas tambat lainnya.
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 93 Tahun 2014 tentang Sarana Bantu dan Prasarana Pemanduan Kapal
d. Jenis operasi penundaan kapal
Berdasarkan jumlah kapal yang terlibat, jenis operasi penundaan kapal di bedakan secara garis besar sebagai berikut: 1. Single tow yaitu operasi penundaan 1 kapal dengan 1 tug boat
Sumber gambar: http://www.tughunter.nl/nieuws%20foto%C2%B4s/internationaal%20nieuws/maart/18a2%20ABEILLE %20BOURBON%20+%20CMA%20CGM%20MARCO%20POLO%20-%203.jpg
2. Multiple tow yaitu operasi lebih dari satu penundaan dengan 1 tug boat •
Double tow : 2 kapal tersambung pada tug yang sama dengan tali tunda yang berbeda
Sumber gambar: http://www.psam-mas.com/images/news1.jpg
•
Tandem tow : 2 kapal terhubung secara seri terhubung dengan satu tug
Sumber gambar: http://www.tsb.gc.ca/eng/rapportsreports/marine/2013/m13l0185/Images/m13l0185-figure-02.png
Sumber gambar: http://www.maritimejournal.com/__data/assets/image/0032/483818/mj20030901_20.jpg
•
Parallel tow : lebih dari 2 kapal terhubung dengan 1 kabel tunda
Sumber gambar: http://www.tasports.com.au/shipping_and_towage/images/Condor_Tugs.jpg
•
Two tugs : 2 kapal tunda menangani 1 kapal ( dapat dilakukan secara parallel juga)
Sumber gambar: https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=0ahUKEwjfkI Dj9dbLAhUFQI4KHSlhAWAQjBwIBA&url=http%3A%2F%2Fwww.bosphorusstrait.com%2Fload %2Ftowing3.jpg&bvm=bv.117218890,d.c2E&psig=AFQjCNE5tVvcMcguqr_uzAIAXwcj6F7JtA&u st=1458826335842990
e. Prosedur penundaan kapal
Ketika kapal mendekat dermaga, posisi diambil alih tug boat untuk membantu menambatkan kapal di dermaga. Di sini dikenakan biaya jasa penundaan dan jasa tambat. Begitu pula sebaliknya saat kapal barang berangkat dari dermaga menuju laut lepas, dikenakan biaya jasa kepil, jasa pandu, dan jasa tunda.
1. Jasa Labuh à jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat berlabuh dengan aman sambil menunggu pelayanan berikutnya, seperti tambat, bongkar muat, atau menunggu pelayanan lainnya. 2. Jasa Pandu à jasa pemanduan kapal sewaktu memasuki alur pelayaran menuju dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh. 3. Jasa Penundaan à melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan melepaskan tali kapal-kapal yang berolah gerak dari suatu dermaga, jembatan, pelambung, dolphin, dan lainnya. 4. Jasa Tambat à jasa yang diberikan untuk kapal bertambat pada tambatan dan secara teknis dalam kondisi yang aman, agar dapat melakukan bongkar muat dengan lancar dan aman.
SOAL NOMOR 3 a. Alasan awal operasi bongkar-muat dilakukan secara STS tanpa melibatkan dermaga
Alasan Ship-to-Ship Transfer (STS) berawal dari perbedaan operasi dan alasan perdagangan, serta bebagai faktor yang bagaimanapun dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan rencana distribusi antara produsen dan konsumen akhir (pasar). Operasi STS pertama kali dilakukan pada dekade 1960 yang disebabkan oleh ditingkatkannya dimensi draft kapal sehingga akses untuk kapal generasi terbaru, seperti VLCC dan ULCC, menjadi terbatas pada saat menuju terminal curah cair (minyak) melalui perairan sungai yang dangkal di Teluk Meksiko.
STS biasanya dilakukan pada pelabuhan yang tidak memiliki kedalam alur pelayaran dan kolam pelabuhan cukup memadai untuk kapal dapat bersandar pada dermaga, sehingga proses bongkar muat harus dilakukan lautan dengan berbagai perlatan yang dibutuhkan sesuai dengan komoditas yang akan dibongkar muat.
b. Perkembangan selanjutnya dalam khasanah kepelabuhanan mengenai operasi bongkar-muat secara STS
Ship-to-Ship Transfer (STS) saat ini dilakukan di seluruh dunia dan sudah menjadi hal yang biasa dalam praktiknya. Pengalaman yang didapatkan dari operasi tersebut aman dengan mempertimbangkan peralatan memadai yang digunakan oleh pelaksana (operator) yang telah terpercaya di bawah perintah dari pengawas berpengalaman dan master (kapten) kapal, mengikuti prosedur yang direkomendasikan pada rencana STS dan petunjuk praktis operasi STS.
Sumber gambar: http://gac.com/siteassets/shipping/shipping_ship-to-ship_transfers.jpg
Sumber gambar: http://excelerateenergy.com/wp-content/uploads/2015/01/Excelerate_STS_LNG_11024x457.jpg
Operasi bongkar muat STS ini masih dilakukan hingga saat ini karena keterbatasan fasilitas di beberapa temapat karena tidak tersediannya pelabuhan yang memadai bagi kapal untuk melakukan bongkar muat di dermaga, walaupun sebenarnya berisiko tinggi dan sering kali tidak ramah lingkungan.
c. Jenis barang/komoditas yang di-bongkar-muat secara STS
Pada awal mulanya STS ini hanya digunakan untuk operasi bongkar muat minyak mentah dan produk minyak lainnya, namun saat ini penggunaan operasi bongkar muat STS sudah semakin meluas tidak hanya terbatas pada komoditas minyak saja, namun juga komoditas lainnya seperti, gas dan produk kimia, serta curah kering dan juga kargo.
d. Contoh kasus nyata operasi transfer STS curah cair
Sumber gambar: http://gac.com/siteassets/shipping/shipping_ship-to-ship_transfers.jpg
Mentransfer curah kering atau cair dari kapal ke kapal adalah operasi dengan kebutuhan kemampuan teknis tinggi dan menantang yang tidak hanya harus memiliki keterampilan khusus dan peralatan, tetapi juga kemampuan mobilisasi yang cepat dan pengalaman yang mendalam dalam menghadapi situasi darurat. GAC Layanan Transfer (GTS) memiliki keterampilan, peralatan dan jaringan untuk menangani operasi STS aman dan mulus.
Setiap operasi transfer gas dan curah cair dilakukan oleh GTS sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Oil Companies International Marine Forum (OCIMF) edisi terbaru dan Pedoman International Chamber of Shipping (ICS), dengan ketaatan pada peraturan keselamatan.
Operasi transfer STS yang ditawarkan dari lebih dari sepuluh basis, termasuk Rotterdam, Amsterdam dan Flushing di Belanda, Frederikshavn dan Kalundborg di Denmark, Kolombo / Galle Anchorage & OPL di Sri Lanka, Malta, Siprus, Malaysia, Vietnam, Teluk Arab dan India Lautan.
Semua operasi ditangani oleh tenaga terlatih dan berpengalaman untuk memastikan kontrol yang aman. GTS juga menyediakan semua peralatan yang diperlukan seperti selang, fender dan dukungan kerajinan, serta layanan back-up penuh termasuk kapal siaga, peralatan transportasi dan komunikasi 24 jam.
e. Contoh kasus nyata operasi transfer STS curah kering
Hari ini, transfer STS adalah metode yang sering digunakan untuk mengangkut dan memberikan banyak produk ke tujuan akhir mereka. Beberapa negara sekarang mengandalkan teknologi STS dan kemampuan untuk volume besar pasokan penting. AS, misalnya, menggunakan transfer STS mengimpor sebagian besar kebutuhan minyak mentah tahunan.
Amerika adalah salah satu negara yang paling menguntungkan dengan menggunakan STS terbukti transfer teknologi. Setiap tahun AS menggunakan lebih dari tujuh miliar barel minyak dengan lebih dari setengah dari jumlah yang diimpor dari Afrika dan Timur Tengah. Cara paling ekonomis untuk mengangkut jumlah besar seperti jarak jauh adalah dengan supertanker. Namun, sebagian besar pelabuhan AS di Teluk Meksiko dan Atlantic Coast tidak cukup dalam atau memiliki pintu masuk yang cukup lebar untuk kapal-kapal besar berlabuh. Jadi, menggunakan prosedur STS lepas pantai yang dikenal sebagai lightering, minyak ditransfer dari supertanker pembuluh layanan yang lebih kecil yang kemudian mengirimkan barang dengan aman dan mudah ke pelabuhan.
Menghilangkan kebutuhan untuk kapal kontainer besar dan kapal tanker minyak untuk memasuki pelabuhan menghemat banyak waktu serta biaya pelabuhan berlabuh. Namun, karena operasi STS biasanya berlangsung sementara kedua kapal bergerak, meskipun lambat, selalu ada risiko potensial menyebabkan pencemaran lingkungan melalui kebocoran atau kecelakaan yang terjadi saat kargo sedang dipindahkan ke kapal yang lebih kecil.
Ini adalah salah satu alasan utama untuk pengembangan inisiatif pelatihan terobosan - penanganan kargo simulator cair yang dikembangkan oleh Transas Group, pemimpin global dalam sistem navigasi laut dan perangkat pelatihan profesional untuk armada komersial.
Sumber gambar: http://www.liebherr.com/shared/media/maritime-cranes/images/fts/fts_mpg/content-3to2liebherr-sc-fts-mpg-multi-purpose-grab-crane-floating-transfer-solution-bulk-handling-vale-ore-sossego4_img_560x375.jpg
REFERENSI − https://www.academia.edu/4770529/General_Ship_Knowledge_-_Pilotage_services − http://www.insidejobs.com/careers/ship-pilot − http://www.shipownersclub.com − GL Noble Denton, 2010. Guidelines for Marine Transportation, Rev.4. www.glnobledenton.com − http://gac.com/shipping/ship-to-ship-transfers/ − http://www.hellenicshippingnews.com/fb15883f-3263-41b9-bafc-c8f81026e2a7/