EDISI 08/2012
UPAY UPA YA PEMERIN PEMERINTTAH WUJUDKA WUJUDKAN N
TRANSPORTASI MULTIMODA
EDITORIAL Majalah Kementerian Perhubungan No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976 ISSN : 0853179X
Pembina Menteri Perhubungan RI Wakil Menteri Perhubungan RI
Penasehat Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Inspektur Jenderan Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat Dirjen Perhubungan Laut Dirjen Perhubungan Udara Dirjen Perkeretaapian Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Kepala Badan Litbang Perhubung
Pengarah Kepala Pusat Komunikasi Publik
Penanggung Jawab/Pemimpin Umum Euis Eliany Kusumah
Pelaksana Pimpinan Redaksi Nina Anggraeni
Editor Nuris Rochmadi Fransiskus Agung Setiawan
Dewan Redaksi Prof.Dr.H.K.Martono SH LLM Ir. Drs. Djoko Setijowarno, MT Mia Ermaya Badrul Ulum Gatut Aribowo Risky Rahardjo
Sekretaris Redaksi Tyasmitha Yosephin Mifdhal
Photographer Paino Herdin Wisnu Hari Buyung Hari Supriyono Karyoto Elvis Sendouw
Creative Design Franky Houtman Agnesia Cindy
Alamat Redaksi Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419 Fax (021) 3504631, 3511809 e-mail: puskompublik@dephu
[email protected] b.go.id
Penerbit Kementerian Perhubungan RI
Transportasi Multimoda
P
ermasalahan yang jamak ditemui di kota-kota besar dunia, termasuk kota besar di Indonesia adalah soal transportasi. Semakin hidup suatu kota, pergerakan masyarakatnya semakin tinggi. Hal itu perlu diimbangi dengan laju sarana transportasi (moda) dan infrastrukturnya. Umumnya masalah timbul ketika moda yang dipilih masyarakat adalah kendaraan pribadi. Masalah semakin pelik, ketika pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan pertambahan panjang jalan. Inilah yang membuat membuat pemangku kebijakan, mulai mulai beralih untuk untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan sarana serta prasarana angkutan umum. Caranya melalui sistem transportasi t ransportasi antarmoda dan sistem transportasi angkutan umum terpadu (multimoda). (multimoda). Artinya, berbagai moda dapat terkombinasikan dengan baik, efisien serta efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan lainnya dengan cepat, murah dan nyaman. Legalitas penyelenggaraan transportasi antarmoda/ multimoda di Indonesia, di antaranya: UU No. 38/2004 38/2004 tentang Jalan; UU No. 22/2009 tentang LLAJ (Lalu Lintas & Angkutan Jalan); UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian; UU No. 17/2008 tentang Pelayaran; UU No. 1/2009 tentang Penerbangan; PP No. 8/2011 tentang Angkutan Multimoda; dan Kepmenhub No. 49/2005 tentang Sistranas (Sistem Transportasi Nasional); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda; Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan dan Pengusahaan Pengusahaan Angkutan Multimoda. Selain itu, Pemerintah kini telah memiliki cetak biru transportasi multimoda. Isinya mengarah pada pengembangan transportasi yang dituangkan dalam bentuk program optimasi, pengembangan dan pembangunan, pembangunan, serta aksesibilitas pada 25 pelabuhan utama, 7 terminal khusus CPO dan batu baru, 14 bandara kargo, 9 kota metropolitan, dan 183 daerah tertinggal. Sedangkan cita-cita Pemerintah di masa yang akan datang khususnya di bidang transportasi antarmoda/ multimoda pada adalah terwujudnya penyelenggaraan penyelenggaraan pelayanan one stop service pada angkutan penumpang dan barang. Sistem transportasi antarmoda dan multimoda ini tidak sekadar mimpi. Karena di beberapa kota di Indonesia sudah menerapkannya, menerapkannya, bahkan sudah terkoneksi. Salah satu contoh sukses yang kami angkat adalah transportasi multimoda di Palembang. Harapannya ke depan, implementasi implementasi transporasi antarmoda/ multimoda semakin meluas di seluruh TRANSPORTASI ANTARMODA-MULTIMODA wilayah Indonesia. n EDISI 08/2012
INDONESIA MENUJU TRANSPORTASI MULTIMODA
MENGENAL LAYANAN
L A I R O T I D E
3
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
TRANS ISI TRANSMEDIA Edisi 8 Tahun 2012 I S I S N A R T
4
7 Trans Utama 6 - 11 12 - 17 18 - 23 24 - 27 28 - 32
n n n n n
Transportasi yang Efektif dan Efisien Upaya Pemerintah Wujudkan Transportasi Multimoda Konektivitas melalui Transportasi Multimoda Hasil Riset Melandasi Kebijakan Transportasi Konektivitas Transportasi di Palembang
Kolom Opini
12
33 - 36 n Pelayanan Angkutan Lebaran Tahun 2012
Trans News n 37 38 - 39 n n 40 n 41 42 - 47 n n 48 n 49 50 - 51 n
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Evaluasi Angkutan Lebaran 2012 Indonesia Fokus Membangun Transportasi dan Energi Harapan Masyarakat Kinerja Kemenhub Lebih Baik Lagi Tiga Maskapai Ditegur karena Langgar Tarif Batas Atas Masyarakat Apresiasi Penyelenggaraan Mudik Gratis Penjaga Perlintasan KA Tidak Kenal Libur Joint Statement Ri dengan Australia Bidang SAR Maritim Perkuat Koordinasi Antar Lini
41 12
Trans Moda Udara 52 53
n n
ATKP Surabaya Dapat Sertifikasi Sekolah Penerbangan Kinerja Ketepatan Waktu Maskapai Alami Fluktuasi
44
I S I S N A R T
Trans Moda Laut
54
54
n Indonesia Ratifikasi Dua Konvensi IMO
55
n BPSDM Percepat Pembuatan Modul Kepelautan
Trans Feature 56 - 57
n
Trans Sejarah
Kisah Yos, Tukang Bubut Roda Kereta Api
64 - 67
n
5
Meniti Jejak Sejarah Rel KA
Trans Visit 58 - 61
n
Menuju Ekonomi Hijau Sebuah Catatan dari KTT Bumi Rio de Janeiro Brasil
56 Trans Tekno 62 - 63
n
Hoverbike, Motor Terbang dari Dunia Fiksi
72
Trans Unik 68 - 69
n
Kompang Menyatukan Wilayah di Kepulauan Riau
Transiklopedia 72 - 73
n
Bandara Pertama di Indonesia
Trans Figure 74
Trans Wisata 70 - 71
n
Kawasan Wisata Kawah Kamojang
70
Pengalaman Naik KA Membuat Tania Peduli n
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
A M A T U S N A R T
6
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
Transportasi yang Efektif dan Efisien
P
ermasalahan yang jamak ditemui di kota-kota besar dunia, termasuk kota besar di Indonesia adalah soal transportasi. Semakin hidup suatu kota, pergerakan masyarakatnya semakin tinggi. Hal itu perlu diimbangi dengan laju sarana transportasi (moda) dan infrastrukturnya. Umumnya masalah timbul ketika moda yang dipilih masyarakat adalah kendaraan pribadi. Masalah semakin pelik, ketika pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan pertambahan panjang jalan. Inilah yang membuat pemangku kebijakan, mulai beralih untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan sarana serta prasarana angkutan umum. Proses peralihan ini tidak gampang. Selain harus mengubah pola pikir masyarakat tentang manfaat menggunakan transportasi umum, juga harus membenahi angkutan massal. Dengan konsep unimoda yang sebagian masih dipratekkan di negara Indonesia, orang tetap akan malas menggunakan angkutan umum. Karena mereka akan kesulitan dalam proses pergantian moda, waktu menunggu yang lama, tempat pergantian yang tidak nyaman, jumlah pergantian angkutan yang tidak menentu dan akhirnya menyuburkan tumbuhnya angkutan umum yang tidak resmi. Langkah terobosan yang telah Pemerintah lakukan adalah sistem transportasi antarmoda dan sistem transportasi angkutan umum terpadu (multimoda). Artinya, berbagai moda dapat terkombinasikan dengan baik, efisien serta efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan lainnya dengan cepat, murah dan nyaman. Antarmoda dan multimoda ini merupakan dua istilah yang berbeda. Menurut Prof Dr Ir Agus Taufik Mulyono, M.T dalam
sebuah pemaparan Seminar Nasional Transportasi di Universitas Bung Hatta Sumatera Barat, transportasi antarmoda mengarah pada situasi di mana penumpang dan atau barang menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam satu perjalanan yang berkesinambungan. Sedangkan transportasi multimoda, merupakan transportasi barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda transportasi
yang berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan dokumen transportasi multimoda dari suatu tempat barang yang diterima oleh operator transportasi multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut (Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda). Legalitas penyelenggaraan transportasi antarmoda/ multimoda di Indonesia, di antaranya: UU No. 38/2004 tentang Jalan; UU No.
A M A T U S N A R T
7
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T Foto :Dok.Puskom Publik/Pn
A M A T U S N A R T
8
. S s i v l E : o t o F
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
22/2009 tentang LLAJ (Lalu Lintas & Angkutan Jalan); UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian; UU No. 17/2008 tentang Pelayaran; UU No. 1/2009 tentang Penerbangan; PP No. 8/2011 tentang Angkutan Multimoda; dan Kepmenhub No. 49/2005 tentang Sistranas (Sistem Transportasi Nasional); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda; Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda. Keterpaduan sistem jaringan pelayanan (susunan rute-rute pelayanan transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan) dan jaringan prasarana transportasi multimoda/ antarmoda menunjukkan keterpaduan pemberlakuan 5 (lima) UU tersebut. Tujuannya mencapai efektivitas dan
“Masyarakat harus mendapat jaminan keselamatan, kualitas, ketepatan waktu, serta keterjangkauan biaya. Para operator angkutan antarmoda/ multimoda memberikan jaminan solusi konflik, toleransi keterlambatan alat angkut, jaminan keamanan operasi bisnis. Dan regulator menjamin pengaturan keterpaduan dan jaminan kelaikan fungsi alat angkut.”
efisiensi serta berkelanjutan dalam penyelenggaraan sistem transportasi antarmoda/ multimoda. Hal ini sesuai dengan sasaran Sistranas, yakni terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Transportasi bisa dikatakan “efektif” jika dapat mewujudkan keselamatan, aksesibilitas tinggi, keterpaduan, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, dan polusinya rendah. Dikatakan “efisien” jika transportasi tidak membebani masyarakat luas tetapi mampu memberi pelayanan yang maksimal dan optimal dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. Transportasi yang efektif dan efisien ini, kata Agus yang saat ini menjabat Ketua Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT), menjadi indikator
kunci dalam keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi multimoda atau antarmoda. Keduanya harus menyatu dalam pelaksanaan pembangunan, pembinaan (pengaturanpengendalian-pengawasan), dan penyelenggaraan. Keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi merupakan interkoneksi pada simpul transportasi (titik temu untuk memfasilitasi kegiatan alih moda), yang disebut terminal antarmoda. Terminal ini melayani transportasi multimoda atau antarmoda, yang tidak pernah putus (single seamless service) , baik dari aspek pengguna, operator, maupun regulator jasa transportasi. Masyarakat yang merupakan aspek pengguna harus mendapat jaminan keselamatan, kualitas, ketepatan waktu, serta keterjangkauan biaya. Para operator angkutan antarmoda/ multimoda memberikan jaminan solusi konflik, toleransi keterlambatan alat angkut, jaminan keamanan operasi bisnis. Dan regulator menjamin pengaturan keterpaduan dan jaminan kelaikan fungsi alat angkut. “Kompleksitas masalah dan capaian yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana pada kegiatan terminal antarmoda harus mempertimbangkan tatanan fasilitas, tatanan fungsional, dan tatanan operasional. Tatanan fasilitas, fungsional, dan operasional pada pengelolaan terminal antarmoda/ multimoda diperlukan standardisasi (norma, standar, pedoman, manual, kriteria) untuk mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien,” ungkap Agus dalam kesempatan kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana jaringan antarmoda dan multimoda, Agus memberikan perspektif keduanya. Jaringan multimoda konvensional point-to-point , asal perjalanan (asal A, B, dan C) dihubungkan secara independen oleh moda transportasi (jalan dan rel) ke lokasi tujuan perjalanan (tujuan D, E, dan F). Lalu lintas dikumpulkan pada 2 (dua) titik transhipment, yaitu stasiun KA dengan konsolidasi pergerakan penumpang/ barang. Hal ini dapat menghasilkan load-factor dan/ atau frekuensi transportasi yang lebih tinggi, khususnya di antara terminal.
A M A T U S N A R T
9
(Integrasi hierarki transportasi multimoda)
Untuk pergerakan dari koridor sistem multimoda, terdiri dari: rangkaian pusat (hub) yang berkompetisi, yang menyatukan jaringan lokal dan regional. Pusat distribusi biasanya satu terminal koordinasi dengan jaringan tingkat lokal. Pusat artikulasi, biasanya merupakan terminal utama yang memiliki jaringan antarmoda dan
multimoda, berkoordinasi dengan jaringan tingkat global. Bagaimana dengan angkutannya? Angkutan multimoda terdiri dari angkutan barang dengan minimal dua moda berbeda atas dasar satu kontrak, dilengkapi dokumen angkutan multimoda dari tempat penerima awal ke penerima lain oleh badan usaha angkutan
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
(Rantai Transportasi Antarmoda)
A M A T U S N A R T
10
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
dengan standar keselamatan dan keamanan. Kemudian, transportasi antarmoda sendiri menunjuk pada transportasi yang menggunakan lebih dari satu alat angkut dalam satu perjalanan (intermodialisme= banyak alat angkut dalam satu kali perjalanan). Fungsi utama transportasi antarmoda meliputi komposisi, koneksi, perpindahan, dan dekomposisi. Komposisi adalah mengumpulkan dan mengkonsolidasi barang/ penumpang di simpul transportasi. Sedangkan koneksi, mengalirkan barang dan/ atau penumpang di antara minimal dua simpul. Kemudian perpindahaan mengandung makna memindahkan
berkesinambungan, tepat waktu, dan door to door service sesuai standar yang dibakukan. Kemudian sinkronisasi dan keterpaduan jadwal pelayanan, efektivitas dan efisiensi aktivitas alih moda; yang didukung sistem layanan tiket, dokumen angkutan dan sistem IT yang memadai. Kedua, capaian transportasi antarmoda layanan angkutan penumpang dan/ atau barang, sedangkan transportasi multimoda memberikan pelayanan angkutan barang yang dilaksanakan oleh satu operator transportasi multimoda yang didukung dokumen tunggal. Ketiga, capaian keterpaduan pelayanan transportasi antarmoda/ multimoda diwujudkan melalui keterpaduan antara trayek/ lintas/ rute angkutan jalan, n P KA, penyeberangan sungai dan / k i l b u danau, laut dan udara. Dukungan P m o keunggulan moda harus k s u P . disesuaikan dengan teknologi dan k o D : karakteristik wilayah layanan, o t o F serta lintasan tataran transportasi moda di suatu terminal/ simpul yang (Tatranas-Tatrawil-Tatralok). berperan menyediakan kontinuitas Keempat, efektivitas layanan pergerakan dalam rantai transportasi. angkutan barang multimoda Dan akhirnya dekomposisi menunjuk digunakan petikemas (container) : pada pemisahan barang/ penumpang LCL (less than container load) di terminal terdekat dari tujuan yakni pengirim menyerahkan dan mentransfer ke dalam jaringan barang kepada operator, distribusi lokal/ regional. konsolidasi muatan dilakukan di Lebih lanjut, Agus optimis bahwa CFS (container freight station) ; jaringan pelayanan transportasi dan FCL (full container load) yakni antarmoda/ multimoda pelan-pelan, pengirim menyerahkan barang akan diwujudkan di Indonesia. Oleh kepada operator, pengisian dan karena itu, segenap komponen pengeluaran barang ke/ dari penyelenggara transportasi termasuk di petikemas dapat dilakukan di dalamnya masyarakat secara bersama gudang pengirim dan gudang mendukungnya. penerima barang. Menurut Agus, ada tujuh hal Kelima, layanan angkutan untuk bisa fokus mewujudkan multimoda harus secara transportasi antarmoda/ multimoda. berurutan. Yakni, angkutan dari Pertama, capaian pelayanan yang asal barang ke simpul transportasi
asal atau moda feeder line (jalan, KA, kombinasi jalan dan KA, penyeberangan). Angkutan dari simpul transportasi asal ke simpul transportasi tujuan atau moda main line (KA, laut, udara). Dan angkutan dari simpul transportasi tujuan ke tempat penerima barang atau moda distribution line (jalan, KA, kombinasi jalan dan KA, penyeberangan). Keenam, kolaborasi moda transportasi. Bisa kolaborasi antara moda jalan/KA dan laut yang saat ini menjadi paling populer untuk angkutan barang. Moda jalan dengan moda udara, populer untuk angkutan barang mewah. Land bridge dengan sea train (populer angkutan petikemas antar negara yang dipisahkan laut). Piggy back yakni kolaborasi jalan dan
KA, dimana stasiun asal KA membawa barang dari moda jalan sampai stasiun tujuan, kemudian distribusikan ke penerima yang dilakukan oleh moda jalan. Ketujuh, sistem tiket terpadu angkutan penumpang antar moda untuk perjalanan dengan antarmoda. Misalnya yang saat ini sedang berlangsung adalah TITAM (Tiket Terpadu Antar-Moda) yang mencakup jasa kereta api, bus Damri, pelayaran Pelni dan juga ferry. Rute yang dilayani Titam, terdiri dari rute reguler, yaitu Bandung-Gambir-TanjungkarangKertapati-Palembang. Untuk rute non reguler, yaitu BandungGambir-Tanjungpriok hingga Sekupang, Batam. (misal tiket terpadu KA dan pesawat bagi penumpang dari Bandung yang menggunakan pesawat Garuda melalui Bandara Soekarno-Hatta).
Sistem terpadu tiket ini harus didukung oleh sistem informasi pelayanan, standar pelayanan (keamanan, keselamatan, kenyamanan, kemudahan akses, kemudahan mobilitas, dan kemudahan informasi), keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi dalam bentuk interkoneksi pada simpul transportasi yang berfungsi sebagai titik temu yang memfasilitasi alih moda (terminal antarmoda), dan terminal antarmoda harus mampu memberikan pelayanan menerus yang tidak pernah putus terhadap antarmoda yang terlibat, dengan mempertimbangkan tatanan: fasilitas, fungsional, operasional.n
A M A T U S N A R T
11
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
Foto: Dok.Humas Drive III
A M A T U S N A R T
12
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 6 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
UPAYA PEMERINTAH WUJUDKAN
TRANSPORTASI MULTIMODA
P
emerintah Indonesia terus berkomitmen untuk menyatukan wilayah satu sama lain dengan sistem transportasi terpadu. Tidak main-main, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri yang memberikan instruksi. Menurut Menteri Perhubungan, E. E. Mangindaan, instruksi presiden tersebut disampaikan saat memimpin sidang kabinet beberapa waktu yang lalu. Dalam rapat itu dibahas mengenai multimoda, yakni optimalisasi jalur transportasi darat, kereta api, laut, dan udara. “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan penguatan jalur laut untuk distribusi logistik ke seluruh provinsi, khususnya di bagian timur Indonesia. Jadi saya sekarang harus fokus lebih banyak kepada laut, NKRI melalui laut itu mutlak.” Lebih lanjut, Kementerian Perhubungan melakukan langkah cepat dengan menyusun Cetak Biru Transportasi Antarmoda/ Multimoda, yang saat ini sudah diselesaikan. Cetak biru yang merupakan panduan untuk mengintegrasikan moda transportasi nasional ini dibuat guna mendukung kelancaran arus barang dan arus penumpang serta mendukung Sislognas yang efektif dan efisien, serta mendesak segera diterapkan. Posisinya, cetak biru tersebut telah ditandatangani oleh Presiden dan diharapkan dapat segera diimplementasikan dalam waktu dekat. Supaya menyatu dengan program sektor yang lain, cetak biru transportasi multimoda ini disinkronisasi dengan cetak biru logistik nasional dan turut mendukung terciptanya sistem logistik yang terintegrasi menjelang ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Cetak biru ini berisi arah pengembangan transportasi yang dituangkan dalam bentuk program optimasi, pengembangan dan pembangunan, serta aksesibilitas pada 25 pelabuhan utama, 7 terminal khusus CPO dan batu bara, 14 bandara kargo, 9 kota metropolitan, dan 183 daerah tertinggal. Sedangkan cita-cita Pemerintah di masa yang akan datang khususnya di bidang transportasi antarmoda/ multimoda adalah terwujudnya penyelenggaraan pelayanan one stop service pada angkutan penumpang dan barang. Upaya pemerintah ini disambut baik dan didukung oleh kalangan pengusaha. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengungkapkan pihaknya akan mendukung implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang cetak biru pengembangan sistem logistik nasional. s i v l E : o t o F
A M A T U S N A R T
13
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
“Pengusaha-pengusaha yang tergabung di Kadin sudah berkomitmen membantu menyediakan kapal. Pemerintah didorong untuk menyediakan pelabuhan. Total investasi masih harus dibahas lebih lanjut,” ungkap Mansyur. Menurut Natsir, sarana dan infrastruktur perikanan di Indonesia yang masih ditingkatkan berkontribusi besar meningkatkan ongkos logistik. Namun ia yakin revitalisasi pelabuhan perikanan merupakan salah satu solusi untuk
A M A T U S N A R T
14
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
n P / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
menekan biaya logistik menjadi 10% pada 2015. “Nanti konsepnya multimoda karena didukung juga oleh bandara internasional sehingga bisa menekan lead time dalam proses ekspor produk perikanan,” jelasnya.
Sosialisasi Pelaksanaan Transportasi Multimoda Lebih lanjut, menurut Kepala Badan Litbang Kementerian Perhubungan, Denny L. Siahaan, sektor logistik Indonesia dalam tatanan ekonomi nasional memiliki
peran yang sangat strategis untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Oleh karena itulah sistem logistik serta Badan Usaha Angkutan Multimoda (BUAM) harus dibuat efektif dan efisien. Dengan terbitnya aturan tentang transportasi multimoda, Denny berharap ada perbaikan signifikan dalam sistem logistik nasional Indonesia. Karena jika dilihat dari hasil survei Indeks Kinerja Logistik/ Logistic Performance Index (LPI) yang diselenggarakan oleh Bank Dunia, rangking sistem logistik nasional Indonesia secara menyeluruh berada di urutan ke-75 dari 155 negara yang disurvei, bahkan menempatkan posisi Indonesia di bawah kinerja negara ASEAN lainnya seperti Filipina (44) dan Vietnam (53). Selain itu, kontribusi share sektor transportasi di dalam national cost of logistic sangat besar. Yang menjadi penyebab biaya logistik nasional cukup tinggi, antara lain karena disiplin nasional yang kurang seperti masih tingginya waktu pelayanan, masih adanya pungutan tidak resmi atau pungli, adanya biayabiaya transaksi yang terselubung/ hidden cost , serta adanya hambatan operasional pelayanan dan kemacetan di pelabuhan sehingga berujung kurang efisiennya konektivitas di Indonesia. Untuk itu selain pembenahan sistem logistik nasional, diperlukan pula dukungan konektivitas atau infrastuktur untuk pengembangan kegiatan ekonomi utama transportasi. Sejalan dengan konektivitas sebagai salah satu pilar kesuksesan Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diperlukan pula enam faktor penggerak sistem logistik nasional. Pertama, komoditas penentu yang mana ada 22 buah
komoditi strategis yang akan dikembangkan dalam MP3EI. Kedua infrastruktur, salah satunya yaitu transportasi. Ketiga, service provider atau penyedia jasa angkutan multimoda yang harus profesional agar efisien. Keempat, legalitas atau peraturan perundangan. Kelima, sumber daya manusia. Keenam, teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai jawaban untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari sistem logistik nasional, Denny melanjutkan, maka Kementerian Perhubungan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda yang sebelumnya telah didahului dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda serta pada tingkat makro Pemerintah juga telah mengeluarkan Cetak Biru pengembangan Sistem Logistik Nasional melalui terbitnya Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 pada tanggal 5 Maret
“Peran angkutan multimoda ini merupakan komponen penting dari sistem logistik. Dan dalam dekade belakangan ini berkembang sangat pesat karena pergerakan barang semakin membutuhkan angkutan yang efisien dan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang kemudian dinamakan multimoda.”
2012 yang lalu. Menurut Umar Aris, Kepala Biro Hukum dan KSLN Kementerian Perhubungan, bahwa yang menjadi hakekat dari peraturan angkutan multimoda tersebut adalah efisiensi. Peran angkutan multimoda ini merupakan komponen penting dari sistem logistik. Dan dalam dekade belakangan ini berkembang sangat pesat karena pergerakan barang semakin membutuhkan angkutan yang efisien dan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang kemudian dinamakan multimoda. Kemudian, Denny menambahkan, salah satu unsur pelaksanan angkutan multimoda adalah jasa angkutan multimoda yang diselenggarakan oleh BUAM tidak semata-mata hanya memberikan layanan dari satu tempat asal ke tempat tujuan, tetapi juga
A M A T U S N A R T
15
I I I e v i r D s a m u H : o t o F
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
A M A T U S N A R T
16
menyediakan jasa transportasi, jasa pergudangan, konsolidasi muatan, penyediaan ruang muatan; dan/ atau kepabeanan untuk angkutan multimoda ke luar negeri dan ke dalam negeri. Dampak adanya BUAM tersebut, Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) yang selama ini menyelenggarakan usaha jasa pengurusan transportasi sesuai dengan Peraturan Menteri, diberikan waktu peralihan paling lama 3 (tiga) tahun menjadi badan usaha angkutan multimoda sejak ditetapkannya peraturan tersebut.
“BUAM tidak semata-mata hanya memberikan layanan dari satu tempat asal ke tempat tujuan tetapi juga menyediakan jasa transportasi, jasa pergudangan, konsolidasi muatan, penyediaan ruang muatan; dan/atau kepabeanan untuk angkutan multimoda ke luar negeri dan ke dalam negeri.”
SDM Multimoda
“Sementara itu, lembaga pendidikan dan pelatihan yang tersedia masih sangat sedikit.” Menurutnya, untuk menghasilkan SDM yang kompeten dan profesional di bidang jasa logistik, maka keberadaan lembaga pendidikan
Yang juga menjadi sorotan Denny adalah soal sumber daya manusia (SDM) multimoda. Ia mengakui bahwa saat ini SDM bidang transportasi multimoda dan usaha jasa logistik yang kompeten serta profesional terbilang langka.
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
dan pelatihan yang menangani pengembangan SDM transportasi perlu dikelola secara profesional sehingga mampu bersaing di logistik internasional. Ke depan, lanjut Denny, perlu penataan secara terencana disertai dengan standardisasi terkait dengan pengembangan SDM transportasi multimoda dan logistik nasional. Kebutuhan standardisasi tersebut bisa dengan pembentukan lembaga sertifikasi profesi angkutan multimoda. Dan tentunya perlu ada subsidi pelatihan SDM angkutan multimoda. Segala pekerjaan rumah yang telah disebut di atas harus memiliki pola arah yang jelas. Oleh karena itu ditetapkanlah arah pengembangan angkutan barang di masa yang akan datang. Ada lima arah pengembangan angkutan barang yang lebih
n P / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
A M A T U S N A R T
17
g n u g A s n a r F : o t o F
difokuskan pada pola transportasi multimoda. Pertama, angkutan barang dilayani oleh simpul pelabuhan. Kedua, interkoneksi di areal pelabuhan harus diperbaiki dengan fasilitas bongkar muat yang baik, waktu operasi optimum, jaringan KA sampai ke dermaga. Ketiga, jaringan KA diprioritaskan sampai ke pelabuhan strategis (utama primer/sekunder). Keempat, pengembangan dry port atau terminal angkutan barang dengan trayek khusus perlu disediakan sebagai simpul pengumpul dan penyebar angkutan barang di wilayah hinterland masing-masing. Kelima, fungsi logistik kiranya perlu diimplementasikan. Ke depan, harapannya lebih fokus pada keterpaduan antara moda darat (jalan) – moda laut – moda KA. Hal ini sebagai
upaya penyelenggaraan transportasi angkutan barang multimoda antar pulau di Indonesia yang terpadu. Tidak hanya untuk angkutan barang, hal yang sama juga berlaku pada angkutan penumpang. Inilah yang akan menjadi fokus pada pola
“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan penguatan jalur laut untuk distribusi logistik ke seluruh provinsi, khususnya di bagian timur Indonesia. Jadi saya sekarang harus fokus lebih banyak kepada laut, NKRI melalui laut itu mutlak,” kata Menteri Perhubungan EE Mangindaan
transportasi antarmoda. Arah pengembangannya meliputi, angkutan penumpang antar pulau yang difokuskan pada angkutan udara. Feeder angkutan penumpang (di dalam pulau) dilayani oleh jaringan angkutan jalan dan KA. Oleh karena itu, dikembangkan jaringan angkutan KA untuk penumpang. Kemudian, pengembangan interkoneksi angkutan penumpang di simpul/ kota strategis difokuskan pada layanan angkutan umum bukan kendaraan pribadi. Lalu mempersingkat waktu tempuh dan tarif yang murah di dalam interkoneksi simpul/ kota strategis yang berbasis angkutan umum. Dan yang tidak terlupakan adalah konektivitas antara angkutan udara dan kereta api, seperti yang akan dikembangkan di Kuala Namu (Sumatera utara) dan Jakarta.n
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 6 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
Konektivitas melalui A M A T U S N A R T
18 18
Transportasi Multimoda K
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
“Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda sudah mengusulkan, entah membentuk suatu instansi untuk menangani multimoda ini,” ucap Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda, Nurjanah.
ementerian Perhubungan telah menetapkan KM 15 Tahun 2010 tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda dan Multimoda. Cetak biru ini berisi arah pengembangan transportasi yang dituangkan dalam bentuk program optimasi, pengembangan dan pembangunan, serta aksesibilitas. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda Nurjanah, program tersebut diarahkan pada 25 pelabuhan utama, 7 terminal khusus CPO dan batu bara, 14 bandara kargo, 9 kota metropolitan, dan 183 daerah tertinggal. “Sedangkan cita-cita Pemerintah di masa yang akan datang khususnya di bidang transportasi antarmoda/ multimoda adalah terwujudnya penyelenggaraan pelayanan one stop service pada angkutan penumpang dan barang.” Pelayanan one stop service ini, kata Nurjanah, memiliki roh efisiensi dan efektifitas, kerena akan lebih memperlancar perpindahan barang maupun penumpang di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk menurunkan biaya angkutan.
“Efeknya jelas, yakni dengan menurunnya biaya angkutan maka menekan harga barang, sehingga daya beli masyarakat tinggi. Artinya taraf kesejahteraan masyarakat naik.” Mengingat sistem transportasi multimoda ini masih ke angkutan barang, maka cetak birunya tidak terlepas dari sistem logistik nasional. Cetak biru Sislognas merupakan arah dan pola pengembangan sistem logistik nasional pada tingkat makro yang dijadikan acuan kebijakan Pemerintah di sektor logistik, dalam rangka meningkatkan kelancaran distribusi barang dan peningkatan dunia usaha nasional di pasar global, serta untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat. “Arah kebijakan pengembangan sistem logistik nasional bertumpu pada 6 faktor penggerak utama yang saling berkaitan: komoditas penggerak utama, pelaku dan penyedia jasa logistik, infrastruktur transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia, serta regulasi dan kebijakan,” terang Nurjanah.
Salah satu faktor penggerak yang sejauh ini mendapat perhatian serius Pemerintah adalah peran dan fungsi infrastruktur transportasi. Ini menjadi kunci dalam kelancaran pergerakan arus barang dan penumpang yang efektif dan efisien. Infrastruktur bersama 5 faktor lainnya, berjuang bersama-sama mewujudkan visi dan misi logistik Indonesia tahun 2025, yakni keterpaduan jaringan pelayanan transportasi, jaringan prasarana transportasi, dan pelayanan transportasi dari berbagai moda yang ada sehingga dapat mewujudkan sistem logistik nasional. Visi misi-nya sendiri yaitu locally integrated, globally connected for national competitiveness and social welfare .
Lebih lanjut, diakui oleh Nurjanah, saat ini kinerja sektor logistik nasional masih belum optimal, walau ada peningkatan. Berdasarlan hasil survei Indeks Kinerja Logistik/ Logistic Performance Index (LPI) oleh Bank Dunia yang dipublikasikan pada tahun 2012, posisi Indonesia naik dari peringkat 75 pada tahun 2010 menjadi peringkat ke 59 dari 155 negara yang disurvei. Tentu posisi ini akan terus ditingkatkan karena angkutan antarmoda/ multimoda semakin penting mengingat adanya integrasi sistem logistik ASEAN menuju perwujudan pasar tunggal ASEAN dan adanya penandatanganan ASEAN Framework Agreement on Multimodal
Transport yang menyiratkan adanya liberalisasi di bidang jasa angkutan antarmoda/multimoda di kawasan ASEAN. “Selain itu secara nasional masih adanya disparitas harga serta kurangnya konektivitas antar wilayah maka Pemerintah perlu membangun sistem transportasi antarmoda/ multimoda yang efektif dan efisien,” ucap Nurjanah. Selain terhubung langsung dengan Sislognas, Cetak Biru Transportasi Antarmoda dan Multimoda juga tidak terpisah dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Hubungan itu ditunjukkan dengan bersinergi untuk mengatasi kemiskinan,
A M A T U S N A R T
19
g n u g A s n a r F : o t o F
Trans Jogja yang melayani sampai ke Bandara Adisutjipto
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
A M A T U S N A R T
20 20
n P / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
dengan meningkatkan konektivitas satu wilayah dengan wilayah lain. Oleh karena itu, banyak instansi Pemerintah yang dilibatkan.
Transportasi yang Berkelanjutan
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
Secara operasional, menurut Nurjanah, multimoda yang merupakan angkutan barang telah dilaksanakan di seluruh Indonesia. Apalagi saat ini telah dilakukan pembangunan dan pengembangan, peningkatan aksesibilitas serta optimalisasi pada jaringan prasarana, jaringan pelayanan, dan pelayanan transportasi seperti peningkatan peran dry port (antara lain Cikarang Dry Port dan Gede Bage di Bandung). Kemudian, peningkatan keterpaduan jaringan prasarana antara pelabuhan dengan kereta api seperti di Pelabuhan Tanjung Priok yang mulai ditingkatkan jalur rel menuju ke pelabuhan, serta antara bandara
“Saya yakin cita-cita dalam Cetak Biru Transportasi Antarmoda dan Multimoda yang terkait dengan Sislognas dan MP3EI dapat terwujud,” kata Nurjanah
dengan kereta api seperti di Bandara Kualanamu yang semuanya mendukung penerapan transportasi multimoda. Sedangkan keterpaduan moda (antarmoda) untuk angkutan penumpang juga telah berjalan di beberapa daerah. Hal itu tampak pada single seamless services seperti saat ini telah dilakukan pengembangan sistem tiket terpadu antarmoda dengan menggunakan kereta api, angkutan penyeberangan, dan angkutan jalan (bus) yang biasa disebut dengan TITAM (tiket terpadu antarmoda) dengan rute regular (Bandung-GambirTangjung Karang-Kertapati-Palembang) dan rute non regular (Bandung-GambirTanjung Priok-Sekupang-Batam). Kemudian ada keterpaduan moda antara kereta api (Prambanan Ekspress jurusan Jogja-Solo dengan Trans Jogja dan Batik Solo Trans). Sedangkan untuk keterpaduan jaringan pelayanan dari Bandara Adi Sutjipto dengan bus Trans
Jogja dan Kereta Prambanan Ekspres “Harapan ke depan, para yang melayani lintas Kutoarjo-Solo. operator bisa profesional, sehingga Dan masih banyak lagi contoh yang mampu bersaing di kancah lain. global. Membuat perpindaan arus Dalam pelaksanaan angkutan barang dan penumpang dapat antaramoda/ multimoda, ada lancar. Indeks Kinerja Logistik/ permasalahan yang perlu disikapi oleh Logistic Performance Index (LPI) pihak-pihak terkait. Pertama, kualitas akan meningkat, sehingga dapat Badan Usaha Angkutan Multimoda menurunkan biaya logistik, dan (BUAM) nasional masih belum sebaik tentunya berimbas pada peningkatan di negara lain. Landasan untuk pendapatan masyarakat secara peningkatan kualitas BUAM ada pada nasional,” harap Nurjanah. PP No. 8/2011 Pasal 7. Persoalan ini Berikutnya, ia melanjutkan, terkait langsung dengan sumber daya diakui masih dijumpai kurang manusia yang ada di dalamnya. lancarnya arus barang yang Oleh karena itu, di dalam peraturan mengakibatkan ekonomi biaya tinggi ditegaskan bahwa saat mengajukan khususnya pada simpul transportasi izin BUAM harus memiliki SDM seperti di pelabuhan dan bandara yang berkompetensi. Sayangnya tertentu. Serta masih kurangnya belum ada Lembaga Sertifikasi keterpaduan jaringan pelayanan, Profesi (LSP) bidang Multimoda. jaringan prasarana, dan pelayanan Namun, walau belum ada LSP maka transportasi dalam mendukung takaran kompetensinya adalah sudah kelancaran mobilitas penumpang di berpengalaman bekerja minimal perkotaan serta di sebagian wilayah 3 tahun di perusahaan Indonesia, khususnya pada angkutan logistik. daerah tertinggal. Persoalan di atas
telah diantisipasi dengan melakukan peningkatan pembangunan keterpaduan infrastruktur transportasi (darat, kereta api, ASDP, laut dan udara) baik pada jaringan prasarana maupun jaringan pelayanan transportasi. “Tentunya didukung pula oleh peningkatan kualitas pelayanan melalui penerapan teknologi, informasi, dan komunikasi di bidang transportasi multimoda (seperti adanya cargo information system, electronic data interchange, tracking and tracing, serta national single windows),” ujar Nurjanah.
A M A T U S N A R T
21
Simpul Transportasi Salah satu bagian penting dari penyelenggaraan transportasi multimoda adalah simpul transportasi. Menurut Nurjanah, simpul transpotasi mengarah pada suatu tempat yang berfungsi untuk kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang, mengatur perjalanan serta tempat pemindahan intramoda dan antarmoda. Wujud dari simpul
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Foto: Frans Agung
A M A T U S N A R T
22 22
berupa terminal transportasi jalan, stasiun kereta api, terminal perairan pedalaman, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, dan bandara. “Saya sangat menekankan pentingnya memperhatikan unsur keselamatan dan keamanan pada tiap simpul-simpul transportasi ini,” kata Nurjanah. Simpul transportasi harus diperhatikan karena, lanjutnya, setiap saat orang berpindah dari satu moda ke moda lain, sehingga rawan terjadi tindak kejahatan. Kalau bicara antarmoda dan multimoda, harus ada aturan tegas, jika ada kasus kejahatan yang merugikan masyarakat di simpul transportasi siapa yang bertanggungjawab. “Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda memiliki kajiannya,
“Harapan ke depan, para operator bisa profesional, sehingga mampu bersaing di kancah global. Membuat perpindaan arus barang dan penumpang dapat lancar. Indeks Kinerja Logistik/ Logistic Performance Index (LPI) akan meningkat, sehingga dapat menurunkan biaya logistik, dan tentunya berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat secara nasional,” harap Nurjanah.
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
seperti bagaimana mengatur keamanan di simpul-simpul transportasi. Misalnya ada orang sudah turun dari kereta api menuju ke kapal laut. dalam perjalanan orang tersebut terjadi kecopetan. Nah, pada posisi itu ia harus melapor ke operator kereta api atau ke kapal, penumpang dan operator bingung. Inilah pentingnya nanti penerapan transportasi antarmoda/multimoda karena sudah jadi satu sistem” jelas Nurjanah. Sayangnya, ia melanjutkan, sampai saat ini belum ada kelembagaan khusus yang mengatur transportasi antarmoda/ multimoda. Inilah yang menjadi tantangan berikutnya ke depan. Yang jelas, sekarang Indonesia sudah mempunyai cetak biru, sudah ada perangkat peraturan dari Undang-undang
i d a i r T f e s o Y : o t o F
Batik Solo Trans di Bandara Adi Soemarmo
A M A T U S N A R T
23
Foto: Elvis S.
sampai ke Peraturan Menteri Perhubungan. “Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda sudah mengusulkan, untuk membentuk suatu instansi yang menangani multimoda,” ucap Nurjanah. Ke depan lembaga tersebut akan terwujud supaya dapat mempercepat cita-cita Pemerintah untuk menyatukan negeri. Karena pihaknya selama ini, kata Nurjanah, sebatas policy research . “Saya yakin citacita Transportasi Antarmoda dan Multimoda yang terkait dengan Sislognas dan MP3EI dapat terwujud."n Foto: Frans Agung
2 2 1 1 0 0 2 2 | | 8 8 i i s i s i d d E E | | A I A I D D E E M M S S N N A A R R T T
A M A T U S N A R T
g n u g A s n a r F : o t o F
24
Hasil Riset Melandasi
Kebijakan Transportasi
I
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
ndonesia sudah tidak zamannya lagi mengembangkan transportasi unimoda. Dengan kemajuan yang telah bergerak di banyak sektor, diperlukan sistem transportasi antarmoda/ multimoda untuk menunjang efektifitas dan efisiensi mobilitas masyarakat. Demikian salah satu kesimpulan dari pembicaraan Trans Media dengan Prof. Dr. Ir. Hj. Erika Buchari, M.Sc di Palembang, Sumatera Selatan. “Sebaiknya angkutan umum tidak dikembangkan secara unimoda, tetapi sudah dipersiapkan ke arah multimoda.” Pembicaraan dengan guru besar bidang transportasi dari Universitas Sriwijaya ini, tidak hanya teori, tetapi juga hasil risetnya di Kota Palembang, yang bertekad mau menjadi kota perintis dalam menerapkan sistem transportasi multimoda. Menurut Erika, konsep angkutan umum multimoda harus memenuhi 6 kriteria komponen: moda penghubung (connecting modes) , moda utama (main modes) , jaringan multimoda (multimodal
network: main route, feeder route) , fasilitas peralihan moda (transfer point) , fasilitas peralihan antar moda dengan jaringan berbeda (intermodal transfer point) , dan peraturan. Connecting Modes sebagai moda penghubung
sebelum dan sesudah moda utama yang sedang digunakan. Moda sebelum atau ”access mode” merupakan moda yang digunakan dari rumah ke tempat perhentian angkutan umum (halte/ stasiun/ terminal) bisa dengan jalan kaki, bersepeda, naik mobil atau motor, dan menggunakan taxi. Sedangkan moda sesudah atau ”egress mode” adalah moda yang digunakan dari tempat perhentian (halte/ stasiun/ terminal) ke tempat tujuan. Main Modes, biasanya digunakan dalam perjalanan
paling panjang dan paling lama dari moda lainnya. Sudah banyak penelitian dan pengembangan moda utama ini, tentang pengembangan alat angkutan umum, sinkronisasi jadwal antara moda satu dengan lainnya. Salah satu yang disoroti dalam hal ini adalah
sistem pembayaran. Sampai saat ini diyakini, pembayaran dengan kartu cerdas (smart card) paling efektif untuk memendekkan waktu perjalanan. Multimodal Network. Hal yang
paling mendasar dari komponen multimoda adalah tersedianya jaringan yang terpadu antara moda-moda (multimodal network) . Karakteristik utama dari jaringan multimoda adalah memiliki jaringan yang tersambung antarjenis (moda) dan mengenal adanya perbedaan level atau jenjang dari jaringan. Jaringan level tertinggi untuk moda kecepatan tinggi dan akses terbatas, sedangkan tingkatan yang terendah adalah untuk moda jarak pendek, memiliki akses ke jaringan yang lebih tinggi, berkecepatan rendah, dan kepadatan jaringan yang lebih tinggi. Transfer Point. Komponen ini
sangat penting untuk menarik penumpang angkutan pribadi yang dapat berintegrasi dengan angkutan umum. Fasilitas parkir yang cukup untuk menampung kebutuhan akan dapat menarik penumpang angkutan pribadi untuk meninggalkan mobil pribadinya dan selanjutnya menyambung dengan angkutan umum. Terlebih lagi g n u g A s n a r F : o t o F
“Saya membayangkan, sistem multimoda itu seperti jasa ekspedisi. Kita bayar sekali, tanpa tahu moda apa saja yang dipakai, yang jelas barang kita sudah sampai tujuan dengan cepat, murah, dan aman. Dan saya yakin itu bisa diterapkan,” kata Prof. Dr. Ir. Hj. Erika Buchari, M.Sc.
jika ongkos parkir di pusat kota dibuat mahal. “Di Palembang sudah ada park and ride khususnya di setiap penghujung rute Bus Rapid Transit (Trans Musi), seperti di Plaju dan Alang-alang Lebar, walau belum diberikan sistem,” ungkap Erika. Intermodal Transfer Point.
Fasilitas ini sangat penting karena merupakan titik sambung antara dua jenis moda dari dua jenis jaringan yang berbeda. Contohnya antara jaringan sungai dan jaringan jalan, atau kereta api. “Di Palembang
ini sudah terjadi, ada konektivitas antara bandara, BRT, bus air di sungai musi dan kereta api,” tutur Erika. Peraturan. Peraturan sebagai alat
pengontrol kinerja angkutan umum juga sebaiknya berubah ke arah multimodality. Peraturan tentang moda utama, moda pengumpan, moda sebelum dan sesudah, ketersambungan dengan moda lain melalui Transfer Point dan Intermodal Transfer Point belum ada. “Tapi saat ini Palembang sedang menyusun Public Transport Authority atau otoritas angkutan umum dan berjuang untuk dapat mengimplementasikannya.”
A M A T U S N A R T
25
POTENSI PASAR
Untuk mewujudkan sistem tranportasi multimoda, Erika melanjutkan, perlu dana yang tidak sedikit. Pemerintah perlu menggandeng peran swasta. Oleh karena itu, Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah bersama para akademisi setempat harus melakukan kajian berbasis data sebagai upaya untuk menarik investor. Erika sendiri telah melakukan kajian di Kota Palembang. Hasilnya, masyarakat yang menggunakan transportasi multimoda cukup tinggi, yakni 32.94% dari semua perjalanan, atau 30% lebih tinggi dari Negeri Belanda. Mereka yang
| 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
A A M M A A T T U U S N A R T
26
g n u g A s n a r F : o t o F
Trans Musi dengan latar belakang Jembatan Ampera
“Sebaiknya angkutan umum tidak dikembangkan secara unimoda, tetapi sudah
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
g n u g A s n a r F : o t o F
naik kendaraan umum itu, sebagian besar memilih moda bus, oplet dan boat sebagai moda utama. Dari moda utama, diperlukan moda penyambung untuk bisa mengatar mereka sampai ke tepat tujuan. Temuan berikutnya, jaringan rute bus and oplet di kota
dipersiapkan ke arah multimoda.”
Palembang saling tumpang tindih (overlapping) . Inilah yang menjadi salah satu penyebab dari kemacetan, para supir kendaraan umum pun susah mendapatkan rejeki karena overlapping tersebut. Walaupun masyarakat Palembang memiliki animo yang tinggi untuk naik
kendaraan umum, tetapi mereka memilih moda ini karena terpaksa. Hal itu tampak dari pengakuan sebagian besar responden yang hanya melakukan perjalanan dua kali tiap hari, yakni pergi dan pulang. Salah satu penyebabnya adalah moda yang ada kurang nyaman dan tidak terintegrasi. Temuan-temuan dari survei di atas, menunjukkan adanya peluang untuk mengembangkan sistem transportasi yang bagus di Palembang. Karena, pada dasarnya, masyarakat Palembang mayoritas mengandalkan angkutan umum. Tinggal bagaimana memanajemen transportasi massal yang menjamin keselamatan, cepat, murah, tepat waktu dan terintegrasi. Maka ditetapkanlah, Bus Rapid Transit (BRT) sebagai moda utama di Kota Palembang. BRT yang diberi nama Trans Musi ini supaya cepat maka sistem pembayarannya memakai skema smart cards . Kemudian, dibuat penyesuaian antara rute BRT dengan rute pengumpan (design feeder routes) . Menata ulang jaringan multimoda terpadu BRT, bus/ oplet dan angkutan sungai. “Menata ulang infrastruktur sesuai dengan kebutuhan BRT dan Intermodal Transfer Point. Fasilitas transfer dengan moda sebelum (access) dan sesudah (egress) . Dan tentunya, reformasi peraturan, kebijakan dan organisasi,” ujar Erika. Sesuai rekomendasi hasil survei ditetapkan koridor-koridor Trans Musi. Kemudian untuk menguji pendapat publik dilakukan survey stated preference dan revealed preference di koridor yang direncanakan. Hasilnya menunjukkan, pertama, ada potensi pasar untuk rute BRT dan skema smart card lebih kurang 70%
dari responden yang setiap hari menggunakan koridor itu. Kedua, BRT dan smart card lebih disukai sebanyak 45%, sisanya menyukai BRT saja atau smart card saja atau abstain . “Dengan penyajian data ini maka dapat diketahui bahwa ada potensi pasar bidang transportasi yang siap ditawarkan kepada para investor. Saya yakin di daerah lain seperti Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor juga lebih kurang menunjukkan potensi yang mirip. Tinggal bagaimana Pemerintah Daerah setempat serius dalam menggarap potensi transportasi multimoda,” tutur Erika. Jadi apakah menurut Anda transportasi multimoda itu mutlak? Dengan penuh keyakinan Erika mengatakan bahwa pola pembangunan transportasi harus mengarah ke multimoda. Sekarang sudah memiliki cetak biru Sistranas, Sislognas, MP3Ei dan Transportasi Multimoda. Tinggal bagaimana itu secara bertahap diimplementasikan.
Secara khusus, Erika meminta peran masingmasing Kepala Daerah untuk mendukung program Pemerintah Pusat dalam hal transportasi multimoda. “Saya membayangkan, sistem multimoda itu seperti jasa ekspedisi. Kita bayar sekali, tanpa tahu moda apa saja yang dipakai, yang jelas barang kita sudah sampai tujuan dengan cepat, murah, dan aman. Dan saya yakin itu bisa diterapkan.” n
“Saat ini Palembang sedang menyusun Public Transport Authority atau otoritas angkutan umum dan berjuang untuk dapat mengimplementasikannya.”
A A M M A A T T U U S N A R T
27
Bandara Sultan Mahmud Badarudin II
g n u g A s n a r F : o t o F
g n u g A s n a r F : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Trans Musi di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II
B
A M A T U S N A R T
28
Konektivitas Transportasi di Palembang
eberapa kota di Indonesia telah menerapkan sistem transportasi multimoda, baik itu untuk angkutan barang maupun penumpang. Salah satunya adalah di Kota Pelembang, Sumatera Selatan. Untuk melihat penerapan sistemnya, Trans Media berkunjung ke kota empek-empek tersebut. Dalam catatan sejarah, Palembang merupakan kota tua karena sudah ada sejak 683 M. Hal ini dibuktikan dengan prasasti Kedukan Bukit. Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang mengandalkan kekuatannya dari sektor maritim. Luas wilayah Kota Palembang mencapai 400,61 km². Secara administratif, kota ini terbagi dalam 16 Kecamatan dan 107 Kelurahan. Daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Palembang adalah Kabupaten Banyuasin (Utara); Kabupaten Ogan Ilir Foto : Frans Agung
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Stasiun Kertapati Palembang yang sudah terintegrasi dengan Bus Air dan Trans Musi
dan Kabupaten Banyuasin (Selatan); Kabupaten Banyuasin (Timur); Kabupaten Banyuasin, Muaraenim dan Ogan Ilir (Barat). Jumlah penduduknya lebih kurang 1.500.000 jiwa.
A M A T U S N A R T
Angkutan Barang Untuk angkutan barang, Trans Media menemui Kepala Humas PT KAI Divre III Jaka Jakarsih. Menurutnya, angkutan barang di Palembang sudah memenuhi sistem transportasi multimoda, khususnya terkait dengan konektivitas. Batubara adalah komoditas andalan yang diangkut oleh KA barang. “Selama ini angkutan barang masih mendominasi kontribusi pendapatan perseroan dibanding angkutan penumpang. Secara komposisi, kontribusi angkutan barang untuk Divre III sudah 70% dari total pendapatan dan 30%nya adalah angkutan penumpang,” kata Jaka. Untuk mengangkut batubara, PT KAI Divre III bekerja sama dengan PT Bara Alam Utama (BAU) dan PT Prima Media Sarana Sejahtera (PMSS). Sebelumnya, PT KAI Divre III juga sudah menjalin kerjasama dengan PT Bukit Asam melalui angkutan KA Babaranjang dan KA Batubara serta KA Batubara PT SB untuk PT Semen Baturaja. Contoh konektivitas yang terjadi di angkutan barang ini, seperti ditunjukkan dengan pengangkutan batubara hasil produksi PT Bukit Asam di Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Stasiun Kertapati (Palembang) kemudian dilanjutkan menggunakan kapal tongkang. Untuk pengangkutan dari Tanjung Enim Baru-Tarahan, KA Batubara yang beroperasi lebih dikenal dengan nama KA Babaranjang (Batubara Rangkaian Panjang) atau disebut KA BBR. Ada 18 KA yang
29
KA barang di Sumatera Selatan yang mengangkut batu bara terintegrasi dengan dermaga di Kertapati dan Pelabuhan Tarahan, Lampung. Foto : Frans Agung
“Dengan demikian, Masripin melanjutkan, para pendatang yang masuk ke Palembang melalui Bandara SMB II bisa naik Trans Musi yang sudah terintegrasi dengan moda kereta api dan bus sungai. Bagi wisatawan, bus sungai ini cukup menarik karena rutenya ada yang ke tempat wisata Pulo Kemaro.”
beroperasi setiap harinya dari Stasiun Tanjung Enim Baru ke Pelabuhan Tarahan, pergi pulang. Sesuai namanya, KA Babaranjang merupakan KA terpanjang di Indonesia. Satu rangkaian KA Babaranjang terdiri dari 40 gerbong KKBW dengan 2 lokomotif CC202 atau 60 gerbong KKBW dengan 3 lokomotif CC202. Menggunakan dua lokomotif terbaru CC205 mampu menarik 50 gerbong KKBW. Panjangnya, bisa mencapai 1 kilometer lebih.
Angkutan Penumpang Tidak hanya angkutan barang, angkutan penumpang di Palembang juga sudah saling terkoneksi. Uniknya, konektivitas yang terjadi di sini tidak hanya antara BRT (Bus Rapid Transit) yang diberi nama Trans Musi dengan kereta api, tetapi juga angkutan sungai dan bandara.
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
A M A T U S N A R T
30
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang, Masripin HM. Toyib, konektivitas yang terjadi di Palembang yakni: Keterpaduan Trans Musi dengan moda pesawat pada Koridor 5 (Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Alang-Alang Lebar); Keterpaduan Trans Musi Koridor 1 dengan moda angkutan sungai yang disebut Bus Sungai; Keterpaduan Trans Musi Koridor 4 dengan Kereta Api, Bus Sungai (Terminal Karya Jaya – Jaka Baring). “Dermaga yang sudah dibangun untuk mendukung keterpaduan ini telah dibangun di bawah Jembatan Ampera dan di dekat Stasiun Kertapati.” Dengan demikian, Masripin melanjutkan, para pendatang yang masuk ke Palembang melalui Bandara SMB II bisa naik Trans Musi yang sudah terintegrasi dengan moda kereta api dan bus sungai. “Bagi wisatawan bus sungai ini cukup menarik karena rutenya ada yang ke tempat wisata Pulo Kemaro.” Penggunaan bus sungai, sungguh disadari oleh Pemkot Palembang untuk tetap mendorong dan mengkampanyekan penggunaan perahu tradisional yang saat ini jumlahnya tidak kurang dari 1000 buah. Apalagi, Palembang dengan banyaknya aliran sungai, sempat disebut sebagai “Venesia”-nya Indonesia. “Bus sungai ini, menjadi moda alternatif untuk mengurangi dan mengalihkan sebagian pengguna jalan raya ke sungai untuk mengurangi kepadatan lalu lintas. Selain itu, dapat memberi efisiensi biaya pembangunan dan perawatan jalan raya.” Berikut rute bus sungai: Benteng Kuto Besak (BKB) – Kampung Kapitan – Ki Gede Ing Suro (30 ilir) – 35 Ilir – Tangga Buntung – Masjid Ki Merogan – Jaka Baring; Benteng Kuto Besak (BKB) – Dewi Pengasih
Pemkot Palembang mengeluarkan kebijakan untuk transportasi umum dan mobil dinas menggunakan bahan bakar gas
g n u g A s n a r F : o t o F
– PT. Garam – Mesjid Lawang Kidul – Kawah Tengkurep – Bagus Kuning – Pulau Kemaro – Patra Ogan – Sei Lais; Benteng Kuto Besak (BKB) – Kampung Kapiten – Ki Gede Ing Suro (30 ilir) – 35 Ilir – Tangga Buntung – Zikon – Musi II – Gandus – Solok Betutu – Pulo Kerto.
Transportasi Darat Salah satu terobosan yang dilakukan Palembang dalam transportasi darat adalah mempraktikkan BRT, sekaligus secara perlahan memindahkan operasional angkot dan bus kota ke pinggiran kota sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi BRT.
“Dinas Perhubungan Kota Palembang menargetkan pada tahun 2016 nanti, bus kota dan angkot sudah tidak beroperasional lagi di jalan protokol. Sehingga, Bus Rapid Transit (BRT) Transmusi dapat lebih optimal melayani masyarakat.”
Dinas Perhubungan Kota Palembang menargetkan pada tahun 2016 nanti, bus kota dan angkot sudah tidak beroperasi lagi di jalan protokol. Sehingga, BRT dapat lebih optimal melayani masyarakat. “Kita targetkan nanti sudah bisa dilakukan pada 2016,” kata Masripin. Untuk mencapai target tersebut, saat ini Dishub Palembang sudah tidak lagi memperpanjang trayek bus kota dan angkot. Bus yang sudah berusia 10 tahun, izin trayeknya tidak akan diperpanjang. Setiap tahunnya, rata-rata Dishub mengeluarkan izin trayek untuk 80-90 unit. “Sampai saat ini jumlah bus kota di Palembang mencapai 350 bus. Kita upayakan, setiap g n a b m e l a P b u h s i D : o t o F
g n u g A s n a r F : o t o F
tahun 80 unit bus bisa dikurangi, otomatis tahun 2016 rencana yang diinginkan terwujud,” ujar Masripin. Supaya kebijakan ini dapat diterima dengan baik, maka pihaknya sudah mengajak puluhan pengusaha bus kota untuk menjadi feeder bagi Trans Musi atau bergabung untuk mengelola Trans Musi. Ada 10 rute feeder yang segera dibuka, yakni rute Talang Betutu-Alang-alang Lebar, Talang Kelapa-Alang-Alang Lebar, Talang Jambe- AlangAlang Lebar, Perumdam-Talang Buruk, Sukabangun II-KM 5. Jalan Sosial-KM 5, Tegal Binangun-Plaju Laut, Kertapati-Panca Usaha, Makrayu-Bukit Besar, dan Way Hitam-KM 5. Sedangkan untuk bergabung, konsepnya bisa dengan menginvestasikan bus untuk dikelola
oleh PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya, BUMD yang mengelola Trans Musi. Jumlah BRT pada tahap pertama sebanyak 25 unit dengan 2 Koridor, 74 halte, berbahan bakar dual fuel (gas dan solar). Pada tahap kedua jumlah bus bertambah menjadi 85 buah yang melayani 17.000 penumpang per hari. Diharapkan pada tahun 2013 nanti, Trans Musi mempunyai 250 unit armada dengan 8 Koridor ditambah 2 Koridor anglomerasi (angkutan pengumpan dari luar kota). “Anglomerasi dari 2 kabupaten terdekat, Ogan Ilir dan Banyuasin,” ujar Masripin. Bertambahnya armada Trans Musi yang juga mulai terkoneksi dengan moda lainnya, harus
A M A T U S N A R T
31
Halte integrasi Trans Musi dengan Dermaga Bus Sungai yang salah satu rutenya menuju Stasiun Kertapati -
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Kepala Dishub Pelembang, Masripin Toyib, SE, Msi
A M A T U S N A R T
32
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
ditopang dengan sistem tiket yang modern dan sistem GPS (Global Positioning System) . Oleh karena itu, sistem pembayaran Trans Musi menggunakan smart card mulai tanggal 1 April 2012. Sampai saat ini sudah 85% peralatan smart card terpasang di Bus Trans Musi. “Biaya naik Trans Musi Rp. 4000. Semua laporan kegiatan Trans Musi sudah sistem online, semua data pemasukan dan pengeluaran sistem online dan dapat dimonitor setiap saat.” Selain dipasang peralatan smart card, di dalam bus Trans Musi juga dilengkapi sistem GPS Tracking. Gunanya, untuk memantau lokasi armada Trans Musi, kecepatan armada, serta dapat mengatur jarak headway . Sehingga kontrol operasional dapat lebih terpantau dan sistem kerja dapat lebih efektif. “Saat ini headway-nya 5-10 menit,” ujar Masripin. Terkait dengan sumber daya manusia, para awak Trans Musi baik sopir maupun pramugaranya wajib mengikuti pelatihan. Menurut Manajer Transmusi PT SP2J, Aries Rachmansyah, hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kinerja dan pelayanan terhadap penumpang. “Pelatihan disiplin ini dimaksudkan agar para sopir dapat mengubah pola secara konvensional menuju ke arah transportasi modern, yakni dengan mengutamakan keselamatan dan pelayanan penumpang,” ujarnya. Lebih lanjut, untuk mendukung transportasi darat, Dishub Palembang juga menerapkan program ATCS/ ITS. Data simpang yang bersinyal berjumlah 48 simpang yang terdiri dari 33 simpang traffic light dan 15 simpang warning light. Sebagian besar sudah memakai lampu led dan sudah diberi tambahan traffic countdown di 18 simpang.
“Terkait dengan sumber daya manusia, para awak Trans Musi baik sopir maupun pramugaranya wajib mengikuti pelatihan. Pelatihan disiplin ini dimaksudkan agar para sopir dapat mengubah pola secara konvensional menuju ke arah transportasi modern, yakni dengan mengutamakan keselamatan dan pelayanan penumpang,” ujar Manajer Transmusi PT SP2J, Aries Rachmansyah. Apakah pembangunan transportasi di Palembang ini berwawasan lingkungan? Ketika ditanya seperti itu, Masripin mengungkapkan bahwa di daerahnya telah dijalankan gasifikasi transportasi umum dan kendaraan dinas. Pada tahun 2010, ada bantuan converter kit sebanyak 666 unit untuk angkutan umum (angkot) dari Kementerian Perhubungan, namun hingga saat ini yang aktif 108 unit, hal ini disebabkan masalah suku cadang dan SPBG yang ada hanya 1 unit. Namun pada tahun 2012, pemasangan converter kit sebanyak 200 unit untuk angkot dan taksi
serta kendaraan dinas. Seiring dengan itu, telah dibangun 4 unit SPBG yang tersebar di Kota Palembang. Inilah langkah nyata untuk mewujudkan Kota Palembang sebagai “Urban Transport Go Green and Pro Poor.” Pembangunan transportasi ini juga berpihak pada pejalan kaki dan transportasi tidak bermotor. Hal itu ditunjukkan dengan pemasangan petunjuk informasi bagi pejalan kaki. Selain itu, sejak tahun 2009 dijalankan program car free day setiap hari minggu. Pedestrian dan jalur sepeda pun dibangun sesuai dengan standar yang sesuai. Segala upaya di atas pada kenyataannya mulai dirasakan masyarakat Palembang sendiri. Di tingkat nasional, kota seribu sungai ini menerima penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2011, karena dinilai berhasil mengembangkan sistem transportasi dan lalu lintas sekaligus melalui kehadiran Bus Rapit Transit (BRT) Trans Musi.n
Petunjuk informasi bagi pejalan kaki
g n u g A s n a r F : o t o F
M
y k s i R / k l i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
u t s r a H / k l i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
Pelayanan Angkutan Lebaran Tahun 2012 Djoko Setijowarno
udik Lebaran merupakan fenomena religi dan kultural, sehingga mudik adalah fenomena permanen menjelang Idul Fitri di bumi Indonesia yang kaya akan budaya. Karena merupakan kegiatan rutin, maka sejumlah inovasi untuk menyamankan dan mengurangi korban kecelakaan bagi pemudik sudah dilakukan Pemerintah dan swasta dengan maksimal. Namun, jumlah pemudik setiap tahun meningkat pesat tak sebanding dengan sediaan yang telah diberikan. Yang menjadi sorotan adalah pemudik sepeda motor. Pilihan mudik dengan menggunakan sepeda motor umumnya karena lebih murah. Tapi masalahnya, sepeda motor bukanlah sarana transportasi yang ideal untuk perjalanan jarak jauh. Sepeda motor lebih tepat disebut angkutan komunitas yang dirancang untuk perjalanan 10-15 kilometer dalam sehari. Sesungguhnya, kehadiran sepeda motor sebagai sarana transportasi mudik yang menempuh perjalanan berpuluh kilometer jauhnya sudah dalam tahap merisaukan. Setiap tahun angka kecelakaan sepeda motor selalu meningkat pesat, seolah sulit untuk ditekan. Sepertinya, semua orang dapat mahfum bila kecelakaan sepeda motor meningkat. Pasalnya, kebiasaan perjalanan dalam kota menjadi perjalanan antar kota yang membutuhkan konsentrasi dan fisik yang prima. Kelelahan dan kecemasan dalam perjalanan dapat menimbulkan kecelakaan itu. Selain kemahiran berkendaraan sepeda motor dan pengetahuan situasi jalan juga amat diperlukan. Salah satu cara mengendalikan sepeda motor adalah dengan menurunkan kapasitas silinder sepeda motor agar tidak digunakan sebagai moda transportasi jarak jauh. Sudah saatnya pemerintah mengubah
I N I P O M O L O K
33
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
I N I P O M O L O K
34
“Menurut hemat saya, sejumlah ikhtiar kebijakan telah diupayakan Pemerintah untuk melayani masyarakat yang akan mudik di musim Lebaran tahun ini. Harus diakui dalam kurun waktu bersamaan harus mengangkut jutaan orang berpindah memerlukan sarana dan prasarana yang andal dan mendukung.”
kebijakan industri sepeda motor, yakni menurunkan silinder di bawah 100 cc. Produksi untuk mesin di atas 100 cc hanya diizinkan untuk keperluan tertentu saja. Di negeri produsen sepeda motor saja, seperti di China dan Jepang, silinder sepeda motor dibatasi hanya boleh di bawah 100 cc dan operasionalnya pun terbatas. Tidak semua jalan boleh dilalui sepeda motor.
Untunglah pada Lebaran tahun ini kembali ada tawaran mudik gratis bagi para pemudik sepeda motor. Moda yang disiapkan menggunakan kapal dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang dan dengan bus ke Solo dan Purwokerto sangat bagus. Animo pemudik tinggi, membuat Kementerian Perhubungan menambah frekuensi . S s i v l E : o t o F
. S s i v l a E : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
I N I P O M O L O K
35
u t s r a H / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
kapal dan ketersedian bus serta truk untuk mengangkut sepeda motor. Langkah Kemenhub dan antusiasme warga ini patut mendapat apresiasi. Lebih lanjut, menurut saya, pelayanan moda kereta api (KA) di musim lebaran tahun ini juga perlu mendapat apresiasi. Tolerasi 100 persen dengan meniadakan penumpang berdiri di dalam KA untuk perjalanan KA jarak jauh sebagai upaya memanusiawikan penumpang KA sudah memberikan penilaian positif bagi masyarakat pengguna KA. Kemudahan mendapatkan tiket KA yang tak harus mengantri lagi di loket stasiun merupakan peningkatan pelayanan. Pemesanan tiket KA sekarang bisa didapat secara on line , internet, gerai minimarket atau agen perjalanan. Sistem boarding meniadakan pengantar ke peron dan menyamakan nama di tiket dengan kartu identitas sudah dilakukan.
Di sisi lain juga dalam upaya menangkal atau menghilangkan praktik percaloan tiket KA yang selama ini sangat dikeluhan calon penumpang KA. Moda transportasi lain, seperti kapal laut dapat meniru model pelayanan yang sudah dilakukan PT Kereta Api dalam ikhtiar untuk memanusiawikan penumpang. Sudah saatnya penumpang mendapat pelayanan yang prima dari penyedia jasa transportasi.
Memenuhi Sediaan Terkait dengan fasilitas jalan, menurut saya jalur pantai utara (Pantura) idealnya terdiri dari delapan lajur agar perjalanan arus mudik lancar. Saat ini jalur ini hanya terdiri dari dua lajur. Untuk Lebaran tahun ini, kemacetan arus mudik bertambah parah. Misalnya, rute JakartaSemarang harus ditempuh
dalam waktu 44 jam, tahun lalu 35 jam. Jika kondisi tidak berubah dan kendaraan semakin bertambah, pada Lebaran tahun depan jarak ini sangat mungkin waktu tempuhnya bisa bertambah dari tahun ini. Mengutip hasil studi di Kementerian Koordinator Perekonomian tahun 2008, jalur Pantura butuh delapan lajur agar arus mudik dan balik pada masa Lebaran lancar. Meski demikian, menambah lajur bukan merupakan solusi positif. Sebagai gantinya, Pemerintah perlu mendorong pemanfaatan transportasi massal seperti kereta api. Ini jauh lebih murah dan mudah dilakukan sepanjang ada komitmen dari pemerintah. Frekuensi perjalanan dan perubahan urutan rangkaian atau stamformasi kereta perlu ditambah. Saat ini, lokomotif yang digunakan hanya mampu membawa 10 kereta, masih mampu menarik 20 kereta sekaligus. Dengan demikian
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
I N I P O M O L O K
36
“Menurut hemat saya, sejumlah ikhtiar kebijakan telah diupayakan Pemerintah untuk melayani masyarakat yang akan mudik di musim Lebaran tahun ini. Harus diakui dalam kurun waktu bersamaan harus mengangkut jutaan orang berpindah memerlukan sarana dan prasarana yang andal dan mendukung.”
semakin banyak penumpang yang dapat diangkut dalam sekali perjalanan. Menambah kapasitas jalan hanya akan mendorong pertumbuhan kendaraan bermotor dan semakin menambah penggunaan bahan bakar minyak.
Kelaikan bus dan kesehatan pengemudi Kemudian soal moda bus, adalah suatu kewajiban memeriksa kendaraan di terminal dan kesehatan pengemudi tak hanya dilakukan pada musim lebaran tiba. Akan tetapi merupakan wewenang setiap terminal keberangkatan melakukan itu. Terlebih di musim lebaran ini, jumlah bus umum yang digunakan mengangkut pemudik bertambah banyak. Tak hanya di terminal, busbus pemudik gratis juga wajib diperiksa kondisi busnya yang keberangkatannya tak dilakukan di terminal,
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Foto: Dok.PuskomPublik/Harstu
tetapi di daerah tertentu yang mudah dijangkau pemudik, misalnya Lapangan Parkir Timur Senayan yang kerap digunakan untuk berkumpulnya bus mudik gratis dari sejumlah pengusaha ternama yang sudah melakukannya secara rutin setiap tahun. Ada juga sejumlah bus mudik yang berangkat tidak dari terminal, karena sudah disewa oleh sekelompok orang, misalnya dari kawasan industri perlu mendapat perhatian perihal kelaikan kendaraan dan kesehatan pengemudinya. Tujuannya, supaya perjalanan yang memakan waktu relatif lama tersebut berlangsung selamat.
Penutup Menurut hemat saya, sejumlah ikhtiar kebijakan telah diupayakan Pemerintah untuk melayani masyarakat yang akan mudik di musim Lebaran tahun ini. Harus diakui dalam kurun waktu bersamaan harus mengangkut jutaan orang berpindah memerlukan sarana dan prasarana yang andal dan mendukung. Kenyamanan mungkin akan terganggu, karena lama waktu perjalanan bisa bertambah. Namun, setidaknya keselamatan dapat lebih terjamin, sehingga target untuk menurunkan angka kecelakaan dapat digapai. Segala kekurangan penyelenggaraan angkutan Lebaran 2012 menjadi bahan evaluasi dan pemantik untuk segera dibenahi. Semoga di musim Lebaran 2013 kita bisa menikmati pelayanan transportasi yang lebih baik dari tahun ini.n
S W E N S N A R T
37
. S s i v l E : o t o F
Evaluasi Angkutan Lebaran 2012 . S s i v l E : o t o F
M
enteri Perhubungan EE Mangindaan menutup Posko Angkutan Lebaran Nasional Kementerian Perhubungan. Penutupan tersebut ditandai dengan pelepasan tanda pengenal sebagai petugas penyelenggara angkutan mudik Lebaran tahun 2012. Mangindaan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat sehingga angkutan lebaran tahun ini dapat berjalan. Di sisi lain diakui ada beberapa catatan, yang perlu ditindaklanjuti di tahun-tahun mendatang. “Kami terus berupaya melakukan yang terbaik untuk memberikan keselamatan, kenyamanan dan keamanan bagi pemudik.” Secara khusus, pada kesempatan tersebut, Mangindaan memberi apresiasi terhadap pelaksanaan mudik gratis yang digelar perusahaan BUMN dan swasta. Hal ini, katanya, sangat membantu mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Begitu juga dengan mudik gratis bagi pengguna sepeda motor yang juga digelar oleh Kemenhub. Berdasarkan data Posko Tingkat Nasional, total pemudik masa lebaran 2012 mengalami kenaikan 10,76% atau meningkat 1.400.964 orang. Dari 13.015.020 pemudik menjadi 14,41 juta orang. Dari jumlah yang ada, angkutan moda transportasi kereta api mengalami peningkatan tertinggi yakni mencapai 26,15% disusul moda udara meningkat 18,23%. Untuk angkutan jalan terjadi peningkatan 11,31% dan laut 0,40%. Sedangkan angkutan sungai, danau, dan penyebrangan justru mengalami penurunan sebesar 1,84%.n
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
S W E N S N A R T
n i d r e H / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
38
Indonesia Fokus Membangun
Transportasi dan Energi
P
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
ertumbuhan ekonomi di kawasan asia pasifik sangat tinggi. Hal ini juga berpengaruh berpengaruh pada kondisi perekonomian nasional. Artinya, pembangunan infrastruktur menjadi kunci untuk bisa bersaing pada kancah perekonomian kawasan maupun global. “Untuk itu, Pemerintah telah menyiapkan dana 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp190 triliun (kurs Rp9.500 per dolar AS) untuk pembangunan infrastruktur pada 2013,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat membuka Konferensi Para Menteri dan Gubernur se Asia Pasifik (Asia Pacific Ministers dan Regional Governor Conference/APMR Conference/APMRGC) GC)
serta Konferensi dan Pameran Infrastruktur International Indonesia (Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition/IIICE) di Jakarta Convention Center, Selasa (28/8/2012). Dana tersebut, kata Yudhoyono, akan difokuskan pada sektor transportasi dan energi. Di sektor transportasi, pihaknya akan menambah kapasitas jalan-jalan nasional sepanjang 4.278 km dari yang sudah ada. Selain itu juga untuk membangun jalan-jalan baru sepanjang 559 km, rel kereta api sepanjang 380 km dan 15 bandara. Pembangunan Pembangun an seluruh infarstruktur ini setidaknya membutuhka membutuhkan n kucuran dana lebih dari 250 miliar USD. “Untuk mendukung upaya ini,
kita telah mengembangka mengembangkan n berbagai modalitas bagi kemitraan yang komprehensif dan strategis. Kita kembangkan skema public-private partnerships (PPP), yang insya Allah akan menarik minat sektor swasta untuk berinvestasi,” ucap Yudhoyono. Usaha yang dilakukan Pemerintah Indonesia ini, ia menambahkan, merupakan suatu langkah strategis yang harus dilakukan. Mengingat kawasan Asia Pasifik terus berkembang, bahkan menjadi lokomotif lokomotif bagi pertumbuhan pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuha Pertumbuhan n ekonomi di kawasan diperkirakan 4,3 persen pada 2012, dan menjadi 4,7 persen pada 2013. Sementara Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto
mengatakan, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha Tanah Air. “Bagi Kadin, paket proyek pembangunan infrastruktur untuk MP3EI merupakan peluang yang sangat besar,” tutur Suryo. Ia memaparkan, MP3EI merupakan rencana berjangka waktu 15 tahun yang terdiri atas sekitar 750 proyek dengan total nilai proyek yang mencapai hingga sekitar 240 miliar dolar AS. Setelah membuka penyelenggaraan APMRGC dan IIICE 2012, Presiden berkenan berkeliling ke stan para peserta. Salah satu yang dikunjungi adalah stan Kementerian Perhubungan, yang perannya cukup strategis dalam acara ini. Dalam kunjungannya ke stan Kementerian Perhubungan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperhatikan dengan sungguh-sungguh sungguh-sun gguh proyek-proyek
infrastruktur yang ditawarkan Kementerian Perhubunga Perhubungan n melalui sistem pembiayaan Public Private Partnership (P3) dan proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai melalui dana APBN. Lebih lanjut, Presiden juga memfokuskan memfokuskan pada pengembangan bandara di Indonesia yang dibiayai melalui dana APBN, yang juga
ditampilkan dalam pameran IIICE 2012 ini. Bahkan ia secara cepat menghitung kebutuhan dana yang diperlukan. Selain Kementerian Perhubungan, Perhubung an, peserta IIICE 2012 datang dari kementerian terkait, dunia usaha, usaha, para pakar teknis dan logistik, dan gubernur dari 33 provinsi seIndonesia.n
S W E N S N A R T
39
. S s i v l E : o t o F
. S s i v l E : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
S W E N S N A R T
40
Harapan Masyarakat Kinerja Kemenhub Lebih Baik Lagi
M
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
enteri Perhubungan E.E Mangindaan secara resmi melantik 2 pejabat baru: Leon Muhamad (58) menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, menggantikan Ir. Muh Ikhsan Tatang yang memasuki masa pensiun; dan Mayjen TNI (Marinir) Muhammad Alfan Baharuddin (55) sebagai Kepala Badan SAR Nasional menggantikan Marsdya. TNI Daryatmo, S.IP. “Pergantian pejabat strategis setingkat Sekretaris Jenderal dan Kepala Basarnas, senantiasa menjadi perhatian banyak orang, namun semuanya ini mengandung harapan, tidak saja dalam lingkungan kerja yang mengharapkan adanya perbaikan kinerja menjadi lebih baik tapi juga dari kalangan masyarakat umum,” kata Mangindaan dalam sambutannya. Menurutnya, masyarakat umumnya mengharapkan para pejabat dapat membuat kebijakan inovatif terkait pelayanan. Misalnya mampu memberikan angkutan yang selamat, prima, tertib, aman, nyaman, dan terjangkau oleh masyarakat luas. “Dalam hal ini mampu melaksanakan konektivitas di seluruh tanah air dengan memperhatikan faktor keselamatan dan keamanan sesuai
dengan prinsip-pinsip dalam MP3EI,” ungkap Mangindaan. Pada kesempatan tersebut, ia pun menghimbau kepada semua mitra kerja, pemangku kepentingan, dan stakeholder di sektor transportasi untuk ikut mendukung reformasi birokrasi di Kementerian Perhubungan. Langkah-langkah reformasi birokrasi harus mampu menjadikan cara berpikir para pegawai, maupun pejabat berorientasi penuh kepada tugas yang diemban. “Jika mindset tersebut dapat tercapai, maka akan menciptakan budaya kerja Kementerian Perhubungan yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Harapan saya jangan sampai orientasinya berubah atau terpengaruh oleh kepentingan tertentu,” tutur Mangindaan. Lebih lanjut, Mangindaan juga berharap kepada Basarnas untuk selalu sigap dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan musibah yang terjadi. Apalagi Basarnas merupakan satu-satunya badan pemerintah yang diberi tugas di bidang pencarian dan pertolongan serta penyelamatan terhadap musibah, baik pelayaran, penerbangan maupun musibah lainnya. Dengan demikian, Basarnas mempunyai nilai
u s r a H / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
yang sangat strategis yaitu sebagai quality assurance yang harus mampu menunjukkan dan memberikan jaminan rasa aman akan tersedianya pelayanan jasa untuk melakukan tugas-tugas SAR. Terkait dengan profil Leon Muhamad, ia sebelumnya menjabat Dirjen Perhubungan Laut. Sebagai seorang pejabat, ia merintis karirnya dari bawah di lingkungan Kementerian Perhubungan. Pria yang juga alumni Akedemi Ilmu Pelayaran (sekarang STIP) angkatan 1978 tersebut masuk menjadi pegawai di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut pada tahun 1987. Karirnya berkembang cukup pesat, pernah menjadi Atase Perhubungan Indonesia di Singapura pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, kemudian menjabat Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut pada tahun 2008-2011. Pria kelahiran Sumani, Padang itu mencapai puncak karir di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut pada tahun 2011 setelah dilantik menjadi Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Satu tahun menjadi Dirjen Perhubungan Laut, Leon Muhammad dipercaya mengemban jabatan baru yaitu menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan. n
Tiga Maskapai Ditegur karena
Langgar Tarif Batas Atas
S I N W I E P N O S M N O L A O R K T
41
B
untut dari pelanggaran tarif batas atas dalam penyelenggaraan angkutan mudik lebaran 2012, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memberikan teguran tertulis kepada tiga maskapai. Ketiga maskapai tersebut adalah PT Lion Mentari Airlines, PT Citilink Indonesia dan PT Aviastar Mandiri. Dasar dari pengaturan tarif adalah KM 26 Tahun 2010. “Dan dari hasil investigasi tim Ditjen Perhubungan Udara di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, Bandara Radin Inten Bandar Lampung dan Bandara Sultan Thaha Jambi dari 30 Juli 2012 sampai 25 Agustus 2012,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bhakti usai acara halal bihalal Kemenhub beberapa waktu lalu. Menurut Herry, maskapai Lion Air melakukan pelanggaran tarif untuk rute Jakarta-Palangkaraya, JakartaDenpasar, Jakarta-Solo, JakartaBanjarmasin, Jakarta-Batam, JakartaSemarang, Jakarta-Lombok, JakartaPalembang dan Jakarta-Jogjakarta. “Pada rute tersebut, tarif penumpang yang diberlakukan oleh PT Lion Air melebihi tarif batas atas sebesar 0,43 persen sampai dengan 1
. S s i v l E : o t o F
persen (sebagaimana diaktur KM 26 udara melalui No:CITILINK/ tahun 2010),” ucap Herry. JKTDZQG/20006/12 tanggal 16 Agustus Kemudian, maskapai PT Aviastar 2012. Mandiri melanggar untuk rute “Tarif tiket sebagaimana Jakarta-Ketapang dengan tarif yang menjadi temuan tim Ditjen melebihi tarif batas atas sebesar 3 Perhubungan Udara adalah untuk persen. Sementara itu pelanggaran rute Jakarta-Balikpapan, bukan rute yang dilakukan oleh PT Citilink Jakarta-Banjarmasin, jadi terlihat Indonesia untuk rute Jakartatinggi dari harga tarif batas atas,’’ Banjarmasin, dengan tarif 15 persen di jelas Arif. atas ketentuan yang berlaku. Tim juga terus melakukan Terhadap tuduhan pelanggaran pemantauan evaluasi terhadap data tersebut Direktur Utama PT penumpang angkutan udara yang Citilink Indonesia Arif Wibowo yang diberlakukan di Bandara Soekarno dikonfirmasi mengatakan bahwa Hatta Jakarta, Bandara Radin Inten pihaknya telah menyampaikan surat Lampung dan Bandara Sultan Thaha, tanggapan kepada Dirjen Perhubungan Jambi.n
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
S A D W O E M N S N A R T
42
Foto: Elvis S.
Masyarakat Apresiasi Penyelenggaraan 2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Mudik Gratis
A
rus mudik dan balik Lebaran 2012 telah usai. Secara umum, penyelenggaraan mudik dan balik di tahun ini bisa dikatakan sukses. Apalagi jumlah peserta mudik gratis yang dipelopori Kementerian Perhubungan bisa dikatakan berhasil. Masyarakat pun sependapat dengan hal itu. Kemenhub sendiri mengadakan mudik gratis dengan menggunakan KRI Banda Aceh dan bus. Tujuan dari program ini adalah untuk menekan penggunaan sepeda motor untuk mudik, sehingga dapat menekan jumlah kecelakaan yang pada tahun sebelumnya didominasi pengguna sepeda motor.
Menurut Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan, mudik gratis pengendara sepeda motor tahun ini semakin diminati. Tercatat sebanyak 1.023 kendaraan motor dengan 1.981 penumpang telah diangkut dengan KRI Banda Aceh pada tahap pemberangkatan pertama 16 Agustus 2012 dengan rute Tanjung Priok - Tanjung Emas, Semarang. “Pada tahap kedua 18 Agustus 2012, tercatat 373 kendaraan bermotor roda dua berikut 718 penumpangnya diangkut oleh KRI Banda Aceh menuju pelabuhan Tanjung Emas, Semarang,” kata Mangindaan. Dengan demikian, kegiatan mudik gratis untuk para pengguna sepeda motor yang merupakan kerja sama Kemenhub-TNI ALPT (Persero) Pelindo II ini telah mengangkut 1.396 motor berikut 2.699 orang penumpangnya dari Dermaga Nusantara, Pelabuhan Tanjung Priok. “Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi bahaya mudik dengan sepeda motor,” ujar Mangindaan. Pada arus balik, mereka yang menggunakan KRI Banda Aceh kembali mendapat sambutan dari masyarakat. Tercatat, sebanyak 635 unit sepeda motor dan 1.486 penumpang diberangkatkan dari terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang kembali ke Jakarta. Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan pada saat pelepasan pemudik (23/8/2012), fasilitas arus balik gratis ini dilakukan guna mengurangi padatnya jalur mudik oleh sepeda motor. “Tujuannya agar menginspirasi lebih banyak orang memanfaatkan fasilitas
“Mereka mengakui bahwa naik sepeda motor bukanlah cara bijaksana untuk mudik. Anggapan biaya lebih murah dengan sepeda motor, senyatanya tidak sebanding dengan risiko kecelakaan dan kelelahan di jalan. Program ini baik guna mengurangi kecelakaan. Daripada naik motor, mending seperti ini, lebih selamat, aman dan tentunya lebih nyaman.”
S A D W O E M N S N A R T
43
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Foto: Elvis S.
S A D W O E M N S N A R T
44
. S s i v l E : o t o F
mudik gratis ini, sehingga penggunaan sepeda motor untuk mudik dapat dikurangi,” ungkap Bambang. Ia berharap agar ke depannya kapasitas kapal pengangkut pemudik tersebut dapat ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya. Pihaknya akan mengoptimalkan peran kapal laut sebagai alat transportasi Lebaran pada periode berikutnya. Evaluasi secara menyeluruh pun dilakukan sehingga kapasitas penumpang kapal pun juga dapat terus ditingkatkan lagi. “Untuk moda transportasi laut, udara, dan kereta api pada angkutan Lebaran ini terkendali baik, sedangkan untuk angkutan jalan masih kurang lancar.” Selain menggunakan KRI Banda Aceh, Kemenhub juga mengadakan mudik gratis menggunakan truk dan bus. Sepeda motor diangkut dengan truk, sedangkan pemiliknya naik bus dengan jurusan Solo dan Purwokerto. “Tujuannya mengurangi pemudik sepeda motor. Oleh karena itu,
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Foto: Elvis S.
mereka yang mendaftar harus menyerahkan sepeda motornya, untuk kemudian diangkut dengan truk. Sedangkan pemudiknya naik bus,” kata Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso saat melepas para pemudik gratis di Kantor Pusat PPD Cawang, Jakarta (16/8/2012). Pada kesempatan itu, Suroyo melepas para pemudik dengan tujuan Purwokerto 4 bus (185 orang) dan tujuan Solo 6 bus (278 orang), Sementara pada hari sebelumnya telah diangkut 84 motor tujuan Purwokerto dengan 2 truk, dan 119 motor tujuan Solo diangkut dengan 3 truk.
Dengan demikian, kata Suroyo, jumlah motor dan penumpang yang diangkut melalui program Mudik Gratis 2012 Bagi Pengendara Motor yang diselenggarakan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub tahun ini mengalami peningkatan lebih dari 200 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun 2012, sebanyak 203 motor dan 463 penumpang diangkut dengan truk menuju Solo dan Purwokerto. Sedangkan tahun 2011, tercatat sebanyak 62 motor dan 156 penumpang diangkut dengan tujuan yang sama. Sebagai pelopor, Kemenhub berharap program mudik gratis
ini dapat diikuti oleh instansiinstansi lain, khususnya swasta dan BUMN. Pada masa angkutan lebaran tahun ini, ada 17 kelembagaan sektor swasta dan badan usaha milik negara menyelenggarakan mudik gratis. Tercatat ada 1.769 bus, 24 truk, dan 20 mobil yang mengangkut pemudik secara cuma-cuma. Jumlah armada mudik gratis yang diselenggarakan sektor swasta/ BUMN tersebut lebih kurang telah membantu mengangkut 87.648 penumpang dan 1.200 motor. “Diharapkan melalui mudik gratis ini dapat
S A D W O E M N S N A R T
45
Foto: Elvis S.
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
S A D W O E M N S N A R T
. S s i v l E : o t o F
mengurangi kepadatan dan tingkat kecelakaan arus mudik pengendara roda dua khususnya di jalur Pantura. Saya sungguh berharap dengan beralihnya sebagian pengguna sepeda motor ke angkutan umum bus dan kapal laut melalui program mudik gratis dengan bus dan angkutan roda dua melalui Kapal TNI KRI Banda Aceh ini, tingkat kecelakaan dapat ditekan,” tegas Bambang.
46
Apresiasi Masyarakat Program positif yang pro rakyat dari Kemenhub ini pada kenyataannya mendapat apresiasi dari masyarakat. Dari 8 orang yang mengikuti mudik gratis, kompak mereka mengatakan kepada Trans Media , bahwa program ini sangat membantu dan memberikan
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T Foto: Elvis S.
jaminan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan selama perjalanan mudik. “Saya secara pribadi mengucapkan banyak terima kasih pada Kemenhub karena dengan program ini, mudik kami nyaman,” kata Primono, warga Bekasi yang naik KRI Banda Aceh. Apa yang dikatakan Primono senada dengan Sudarsono. Menurutnya, mudik dengan kapal memang nyaman. Karena kalau dihitung-hitung, lama perjalanannya tidak jauh berbeda dibandingkan lewat darat. “Yang pasti, kalau lewat darat melelahkan karena macetnya.” Lain lagi yang diungkapkan Hodik dan Teguh Prasetyo. Selain bersyukur karena bisa menikmati fasilitas mudik gratis ini, mereka memberikan masukan terkait dengan tempat sampah dan toilet. Menurut mereka, tempat sampahnya terlalu sedikit dan toiletnya lebih banyak untuk perempuan, padahal pemudiknya banyak yang laki-laki. “Kalau soal makanan sih, memang tidak sebanyak tahun lalu. Kami maklum karena jumlah pemudik tahun ini lebih banyak.” Bagaimana pemudik yang menggunakan bus? Dari empat orang yang diwawancarai, semuanya sepakat kalau mudik gratis seperti ini menjauhkan mereka dari risiko kecelakaan. Supardi mengungkapkan, ia baru kali pertama ikut mudik gratis. Sebelumnya ia mudik menggunakan sepeda motor. Menurut laki-laki asal Cilincing yang mudik ke Solo ini, naik sepeda motor memang lebih cepat, tetapi jauh lebih berisiko.
“Saya secara pribadi mengucapkan banyak terima kasih pada Kemenhub karena dengan program ini, mudik kami nyaman,” kata Primono, warga Bekasi yang naik KRI Banda Aceh.
Hal senada juga diungkap oleh Sudani, Mafudin, dan Isnen. Intinya, mereka mengakui bahwa naik sepeda motor bukanlah cara bijaksana untuk mudik. Anggapan biaya lebih murah dengan sepeda motor, senyatanya tidak sebanding dengan risiko kecelakaan dan kelelahan di jalan. “Menurut saya, program ini baik guna mengurangi kecelakaan. Daripada naik motor, mending seperti ini, lebih selamat, aman dan tentunya lebih nyaman,” kata Isnen. Oleh karena itu, mereka samasama berharap supaya tahun depan program mudik gratis diadakan lagi. “Soal macet di jalan sih wajar, namanya juga mudik. Tapi yang jelas naik bus seperti ini jauh lebih bijaksana daripada naik motor,” tegas Mafudin asal Cakung yang mudik ke Purwokerto.n
S A D W O E M N S N A R T
47
S s i v l E : o t o F
Teguh
Sudani
Primono
Mahfudin Foto: Elvis S.
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
S A D W O E M N S N A R T
48
Penjaga Perlintasan KA Tidak Kenal Libur
S
alah satu elemen penting terciptanya keselamatan dalam transportasi kereta api adalah peran penjaga perlintasan. Sebagai apresiasi terhadap pengabdian mereka, Dharma Wanita Kementerian Perhubungan memberikan bingkisan kepada 50 orang penjaga perlintasan. “Kepedulian pimpinan Kementerian Perhubungan kepada para penjaga pintu perlintasan bukan tanpa alasan. Saya sengaja menghadiri acara penyerahan bantuan karena ingin melihat dari dekat keadaan para penjaga perlintasan. Apalagi mereka sudah bekerja keras demi keselamatan masyarakat banyak, ini yang kami hargai,” kata Penasehat Darma Wanita Kementerian Perhubungan, Adelina Mangindaan, isteri Menteri Perhubungan EE Mangindaan. Menurut Adelina yang didampingi Wijayanti Tundjung, istri Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan,
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T Foto: Dok.PuskomPublik/Hari S. Buyung
meski pekerjaan penjaga perlintasan terkesan sepele, namun pekerjaan ini harus dihargai. Karena menyangkut keselamatan orang banyak, khususnya pengguna kendaraan bermotor. Apalagi, disaat masyarakat bersuka cita atas kemenangan yang diraih setelah berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, bahkan ada yang mudik untuk mengunjungi kelurganya di daerah, para penjaga lintasan kereta ini tidak bisa berkumpul bersama keluarganya. Mereka harus tetap menjalankan tugasnya, untuk menjaga pintu perlintasan agar tidak diterobos pengguna jalan raya. Selain itu, tugas mereka juga mengingatkan pengguna kendaraan untuk tetap sabar dan hati-hati. Kalau sampai ada yang menerobos, keselamatan nyawa akan terancam. “Jadi ini merupakan tugas mulia, apalagi tugas mereka (penjaga perlintasan) tidak bisa digantikan oleh orang lain. Mereka sangat berjasa
pada masyarakat dan kami sangat menghargai tugas mereka,” tutur Adelina. Tundjung Inderawan menambahkan, untuk meningkatkan faktor keselamatan, para penjaga perlintasan ini pun diharuskan mengikuti ujian sertifikasi. Saat ini tercatat ada 2.755 petugas penjaga perlintasan yang sudah memiliki sertifikasi. Sertifikat juga wajib dimiliki oleh Masinis, Asisten Masinis dan Pimpinan Perjalanan Kereta Api. Sugiyana, salah seorang penjaga perlintasan di DKI Jakarta merasa bangga karena pekerjaannya sebagai penjaga pintu perlintasan dihargai oleh pimpinan Kementerian Perhubungan yang merupakan kementerian teknis transportasi perkeretaapian. “Meski tugas saya hanya sebagai penjaga pintu perlintasan kereta api, yang merupakan pekerjaan sepele, tapi mendapat perhatian dari pimpinan,” ujarnya. Raut kegembiraan Sugiyana juga terpancar di 49 temanteman seprofesinya. Mereka yang berseragam putih biru tua itu tampak menerima beras 1 karung, bingkisan sembilan bahan pokok (sembako) dalam satu dus besar serta satu parcel aneka buah-buahan di dekat perlintasan Bukit Duri Jakarta Timur. Mereka adalah karyawan PT Kereta Api Indonesia yang bertugas sebagai penjaga perlintasan kereta api di kawasan Jabodetabek. Dalam kondisi panas, hujan bahkan saat orang-orang menikmati liburan lebaran, mereka dengan setia tetap berada di posnya.n
Joint Statement RI dengan Australia Bidang SAR Maritim
M
enteri Perhubungan, EE Mangindaan menerima courtesy call Menteri Transportasi Australia, Anthony Albanese di kantor Kementerian Perhubungan. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kunjungan kerja Menteri Transportasi Australia ke Indonesia. Pertemuan yang diselenggarakan tertutup tersebut, berlangsung antara Menteri Perhubungan Republik Indonesia EE Mangindaan dan Menteri Transportasi Australia Anthony Albanese. Pada pertemuan tersebut, Mangindaan didampingi Wakil Menteri Perhubungan, Sekretaris Jenderal yang juga sebagai pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kepala Badan SAR Nasional, Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri serta pejabat terkait di Kementerian Perhubungan. Sementara, Albanese didampingi para pejabat dari Kementerian Transportasi Australia. Baik Mangindaan maupun Albanese menyambut baik kerja sama di bidang SAR Maritim ini. “Indonesia dan Australia memiliki kerjasama dalam bidang kemanusiaan sejak tahun 2008, terutama dalam transportasi. Ini tindak lanjut bilateral meeting antara Indonesia dan Australian pada bulan Juli yang lalu di mana salah satu point yang diminta adalah kerja sama SAR antara Indonesia dan Australia. Ini implementasinya,” kata Mangindaan. Pernyataan Mangindaan senada dengan Albanes. Menurutnya, sejak pertemuan Perdana Menteri Julia Eileen Gillard dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kedua negara berkomitmen
untuk meningkatkan kerja sama terutama untuk Basarnas. “Akan ada rencana komprehensif untuk menggunakan teknologi, menggunakan satelit yang lebih baik, kapal-kapal yang lebih baik juga. Australia membantu dalam cara-cara yang praktis untuk peningkatan kapasitas SAR di Indonesia. Jadi, ini tentang peningkatan kapasitas secara keseluruhan bukan sekadar kapal-kapalnya saja,” kata Albanese. Kedua Menteri menyetujui hal-hal sebagai berikut: Pertukaran pegawai antar Badan SAR kedua negara, BASARNAS dan AMSA, untuk meningkatkan pertukaran pengetahuan dan keahlian; Peningkatan sistem informasi pelacakan kapal yang disediakan untuk BASARNAS guna mengidentifikasi kapalkapal yang dapat membantu dalam operasi SAR; Peningkatan teknologi komunikasi satelit maritim untuk Indonesia guna dipergunakan dalam operasi SAR, dengan tujuan untuk melaksanakan koordinasi operasional yang lebih baik dengan kapal-kapal dagang yang melintas; Pelatihan-pelatihan tambahan di bidang SAR; Pembentukan forum SAR rutin untuk saling bertukar informasi dan praktik yang berlaku secara internasional; dan Memfasilitasi perijinan yang cepat bagi pesawat Australia untuk beroperasi di ruang udara Indonesia dan untuk mendarat dalam rangka pengisian bahan •
•
•
•
•
•
S A D W O E M N S N A R T n i d r e H / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
bakar di lapangan terbang di Indonesia pada waktu melaksanakan operasi SAR bekerjasama dengan Indonesia. Kegiatan-kegiatan ini akan dilaksanakan melalui Paket Bantuan Keselamatan Transportasi kepada Indonesia yang dikenal dengan ITSAP, yang telah berjalan dengan baik selama 5 (lima) tahun ini. Sebagai tambahan atas inisiatif ini, para Menteri menggarisbawahi perlunya menyusun protokol SAR antar-Badan untuk mempercepat pengerahan kapal laut dan pesawat terbang yang diperlukan guna menolong orang-orang yang mengalami kesulitan di laut. Setelah melakukan pertemuan tertutup, Albanese melakukan pembahasan mengenai SAR Maritim dengan Wamenhub, Bambang Susantono di kantor Kementerian Pertahanan. Hasil pembahasan tersebut akan dituangkan dalam suatu pernyataan bersama terkait dengan komitmen peningkatan kerja sama kedua negara dalam kerjasama SAR Maritim. Kerja sama itu meliputi pengalokasian sejumlah anggaran oleh Pemerintah Australia untuk berbagai kegiatan baru seperti pertukaran pegawai (exchange of officer) , dan pengadaan sistem komunikasi penanganan SAR dengan teknologi
49
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
. S s i v l E : o t o F
S A D W O E M N S N A R T
50
Perkuat Koordinasi Antar Lini
K
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
ementerian Perhubungan mendapat tugas untuk membangun konektivitas, mulai dari skala nasional sampai ke Kawasan ASEAN dan global. Untuk mewujudkan hal itu, satu hal yang harus dilakukan adalah mempunyai sistem yang mengordinasikan antara satu unit dengan unit yang lain. “Kalau koordinasi antar lini terabaikan, maka akibatnya fatal. Kita harus solid dan memiliki koordinasi yang lancar, itulah yang diharapkan oleh bangsa dan negara kepada kita,” kata Menteri Perhubungan EE Mangindaan, dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Dinas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 2012 di Jakarta.
Menurut Mangindaan, koordinasi yang solid harus mutlak dimiliki oleh Kementerian Perhubungan mengingat wilayah Indonesia sangat luas. Semua potensi di Kemenhub harus disatukan untuk bisa mewujudkan konektivitas dalam bidang transportasi, khususnya dalam hal ini adalah angkutan udara. Apalagi, industri ini memainkan peran utama dalam kegiatan ekonomi dunia dan merupakan sub sektor transportasi yang tumbuh paling pesat di dunia. Itulah mengapa, Mangindaan melanjutkan, keselamatan dan keamanan adalah kunci yang harus dipegang oleh semua pemangku kepentingan dalam transportasi udara. “Elemen-elemen kunci yang
dibutuhkan penerbangan sipil adalah kepastian terhadap keselamatan, keamanan, efisiensi serta teknologi ramah lingkungan di tingkal global, regional, dan nasional.” Dengan demikian, hal tersebut sejalan dengan tema Rakerdin, yakni “Kita Tingkatkan Peran Regulator dalam Melaksanakan Fungsi Pembinaan Keselamatan dan Keamanan.” Melalui tema ini, diharapkan para pejabat di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara dapat menjalankan fungsi pembinaan keselamatan dan keamanan penerbangan secara optimal yang meliputi aspek pengaturan, pengendalian dan pengawasan seiring dengan gerakan reformasi birokrasi.
Adapun tujuan diselenggarakannya Rakerdin Ditjen Perhubungan Udara adalah diperolehnya kesamaan pandang atau persepsi tentang pelaksanaan tugas Ditjen Perhubungan Udara sejalan dengan amanat dalam Undangundang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan maupun Peraturan Menteri Perhubungan No KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan dan No 41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara. “Ini penting, karena dalam rangka pembinaan keselamatan dan keamanan penerbangan oleh Pemerintah kepada operator bandar udara maupun operator angkutan udara, perlu adanya kesatuan berpikir dari setiap pejabat atau staf di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara,” tegas Mangindaan.
target keselamatan, sebagai berikut: pertama, mengurangi jumlah kecelakaan fatal dan kematian di seluruh dunia terlepas dari volume lalu lintas udara. Kedua, mencapai penurunan signifikan dalam tingkat kecelakaan, terutama di negara yang masih tinggi tingkat kecelakaannya. Ketiga, tidak ada satupun wilayah yang memiliki tingkat kecelakaan lebih dari dua kali tingkat kecelakaan di seluruh dunia. Salah satu alasan diselenggarakannya Rakerdin Ditjen Perhubungan Udara ini adalah ingin menyatukan visi dengan ICAO demi mencapai keselamatan
dan keamanan transportasi udara. Salah satu langkah konkretnya adalah sikap konsistensi dalam melaksanakan standar internasinal maupun konsistensi peraturan dan pengawasan oleh Ditjen Perhubungan Udara sebagai otoritas penerbangan di Indonesia. “Upaya tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara bersama-samna dengan gerakan reformasi birokrasi yang juga sudah mulai dilaksanakan, sehingga pembinaan keselamatan dan keamanan penerbangan dapat semakin ditingkatkan seiring dengan berhasilnya gerakan reformasi birokrasi pada Ditjen Perhubungan Udara,” tutup Herry. n
S A D W O E M N S N A R T
51
Tanggung Jawab Bersama Lebih lanjut, dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bhakti S Gumay menuturkan bahwa keselamatan penerbangan merupakan tanggung jawab bersama. Setiap pemangku kepentingan di bidang penerbangan harus merasa bertanggung jawab, sekaligus terdorong untuk selalu mematuhi dan mengikuti standar tingkat keselamatan. “Keselamatan penerbangan adalah kunci bagi penyedia jasa penerbangan agar dapat berkontribusi dalam memenuhi kepentingan negara,” ujar Herry. Standar ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional), menurut Herry, telah menetapkan bahwa prioritas dalam penerbangan adalah tercapainya sebuah sistem yang selamat. ICAO telah menetapkan
s i v l E : o t o F
s i v l E : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
TRANS MODA UDARA
A D O M S N A R T
52
ATKP SURABAYA Dapat Sertifikasi Sekolah Penerbangan
A
kademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya mendapatkan sertifikasi Sekolah Penerbang (Pilot School Certificate) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang telah
Foto: Frans Agung
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
ditandatangani oleh Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dengan nomor sertifikat PSC 141-014 dengan tanggal penerbitan, 14 Agustus 2012. Penyerahan Pilot School Certificate 141 ATKP Surabaya yang merupakan lembaga pendidikan di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan ini diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bhakti kepada Kepala BPSDM Perhubungan, Bobby R. Mamahit di Ruang Kutai, kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta. “Dengan dikeluarkannya sertifikat ini kita sudah memiliki 14
sekolah penerbang. Tetapi kalau kita melihat dari pemenuhan kebutuhan penerbang yang tinggi, sekolah yang sudah ada saat ini masih dirasa kurang,” kata Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bhakti. Penyerahan Sertifikat Sekolah Penerbang ini, menurut Herry, merupakan bentuk pengakuan dari regulator yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap kemampuan suatu pendidikan bagi calon-calon penerbang Indonesia. “Dengan adanya sekolah pilot ATKP Surabaya ini selain kita dapat mendidik tenaga penerbang yang berkualitas internasional kita pun dapat menunjukkan pada dunia internasional bahwa kita mempunyai tempat pendidikan yang berkelas internasional dengan yang diakui ICAO. Hal itu sejalan dengan kampanye Indonesia untuk menjadi anggota Dewan Council ICAO,” urainya. Pada kesempatan yang sama, Kepala BPSDM Perhubungan, Bobby Mamahit mengatakan bahwa dengan perkembangan dunia penerbangan dewasa ini pemenuhan terhadap pilot ini harus dibentuk dan diciptakan. “Jangan sampai kita menjadi tamu di
negara sendiri,” ujarnya menegaskan. Selain itu Bobby menambahkan bahwa pemenuhan terhadap kebutuhan instruktur juga dibutuhkan. Ia menghimbau saat ini sangat dibutuhkan instruktur yang memiliki motivasi berdedikasi terhadap Bangsa dan Negara, berdedikasi terhadap almamater, atau juga terhadap juniornya. Sertifikasi Sekolah Penerbang (Pilot School Certificate) ini diberikan kepada Sekolah Pilot ATKP Surabaya setelah melewati 5 (lima) fase proses sertifikasi yaitu: fase pertama, Pre-Application Phase; fase kedua, Formal Application Phase ; fase ketiga, Document Compliance Phase ; fase keempat, Demonstration and Inspection Phase ; dan fase kelima yaitu Certification Phase yang telah dilaksanakan sejak 31 Mei sampai dengan 14 Agustus 2012. Sebagai bagian dari rangkaian fase keempat yang diwajibkan, Pilot School Certificate (PSC) 141 ATKP Surabaya, pada 28 Juli 2012 yang lalu telah dilaksanakan In- flight Demonstration di Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur. Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim sertifikasi DKUPPU didapatkan hasil memuaskan, dengan catatan memperbaiki beberapa corrective action plan . Selain itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara pun telah mengeluarkan Surat Izin Kegiatan Angkutan Udara Bukan Niaga untuk Pilot School ATKP Surabaya pada 13 Agustus 2012 yang lalu. n
Kinerja Ketepatan Waktu
Maskapai Alami Fluktuasi Sekretaris Jenderal IMO Koji Sekimizu
Foto: Frans Agung
K
inerja Ketepatan Waktu/KKW (On Time Performance /OTP) maskapai penerbangan berjadwal periode Januari – Juni 2012 mengalami fluktuasi (naik-turun) dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu. Dari enam maskapai penerbangan, Sriwijaya Air dan Lion Air mengalami peningkatan kinerja dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, Garuda Indonesia dan Merpati Airlines mengalami penurunan kinerja dibandingkan periode yang sama tahun 2011. Periode ini, Wings Air berhasil masuk kategori market share domestic di atas 3% dengan mencatat Kinerja Ketepatan Waktu gemilang sebesar 83,77%. Sementara itu, Indonesia Air Asia periode tahun ini tidak masuk dalam daftar Kinerja
Ketepatan Waktu karena memiliki pangsa pasar domestik masih dibawah 3%. Berdasarkan data yang diperoleh periode Januari – Juni 2012, Garuda Indonesia mencatat KKW tertinggi dengan rata-rata 85,46% disusul Wings Air 83.77%, Sriwijaya Air 78.87%, Lion Air 75.14%, Batavia 70.60%, dan Merpati 66.31%. Sedangkan dibandingkan periode Januari-Juni 2011, Garuda Indonesia mencatat KKW 86,22%, Sriwijaya Air 76,17 %, Indonesia BULAN
AirAsia 72,90%, Merpati Nusantara Airlines 72,36%, Batavia Air 70,53% dan terakhir Lion Air dengan KKW 70,16%. Maskapai penerbangan berjadwal tersebut tahun ini memiliki market share domestic yaitu PT. Garuda Indonesia sebanyak 22,76%, PT. Metro Batavia sebanyak 11,22%, PT. Lion Mentari Airline sebanyak 41,48%, PT. Sriwijaya Air sebanyak 12,26%, PT. Merpati Nusantara Airlines sebanyak 3,63%, dan PT. Wings Abadi Airlines sebanyak 3,32%. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bhakti S. Gumay mengatakan maskapai yang memiliki OTP di bawah 70% masuk kategori rapor merah, sehingga harus diawasi. “Tingkat OTP di bawah 70% artinya masih mendapat rapor merah. OTP antara 70%-80% masih kuning, sedangkan 80%-90% sudah baik, di atas 90% artinya excellent (sempurna),” jelas Herry Bhakti. Tabel Rekap Kinerja Ketepatan Waktu (On Time Performance) Penerbangan Badan Usaha Angkutan Uara Niaga Berjadwal dengan Market Share Domestik Diatas 3% Bulan Januari – Juni 2012. n
GARUDA
BATAVIA
LION AIR
SRIWIJAYA AIR
MERPATI
WINGS AIR
JANUARI
90.57%
71.21%
74.94%
72.61%
63,77%
81.89%
FEBRUARI
87.58%
70.35%
76.99%
78.90%
70.17%
84.32%
MARET
81.54%
70.00%
77.41%
79.80%
63.00%
84.58%
APRIL
85.22%
70.59%
76.97%
81.08%
72.00%
86.67%
MEI
87.00%
70.49%
74.72%
80.61%
68.25%
82.25%
JUNI
80.88%
70.94%
69.79%
80.24%
60.65%
82.94%
Rata-rata Tahun 2012
85.46%
70.60%
75.14%
78.87%
66.31%
83.77%
A D O M S N A R T
53
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
TRANS MODA LAUT
A D O M S N A R T n i d r e H / k i l b u P m o k s u P . k o D : o t o F
54
Indonesia Ratifikasi
Dua Konvensi IMO
I
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
ndonesia telah selesai meratifikasi 2 Konvensi International Maritime Organization (IMO), yaitu Konvensi MARPOL Annex III, IV, V, dan VI serta Konvensi SAR Bidang Maritim (Maritime Search and Rescue) . Notifikasi mengenai ratifikasi kedua konvensi IMO tersebut diserahkan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, EE. Mangindaan kepada Sekretaris Jenderal IMO, Koji Sekimizu beberapa saat yang lalu. Sekimizu menyatakan apresiasinya kepada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia karena telah meratifikasi dua konvensi IMO yang dinilai sangat penting tersebut. Selanjutnya ia mendukung Kemenhub untuk dapat mempercepat proses ratifikasi konvensi-konvensi IMO lainnya, seperti Ballast Water Convention dan Ship Recycling Convention. International Maritime Organization (IMO) adalah badan
khusus PBB yang menangani masalah-masalah kemaritiman dengan tugas utama meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran serta mencegah pencemaran laut dari kapal. Dengan ratifikasi ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk memberi usaha terbaik dalam menjamin keamanan perdagangan dan transportasi dalam wilayah perairan di Indonesia. Setidaknya hingga saat ini, Indonesia telah meratifikasi 21Konvensi IMO dan Code, yang merupakan aturan di bidang keselamatan pelayaran, keamanan pelayaran, dan perlindungan lingkungan laut, antara lain, SOLAS 1974, MARPOL 73/78 Annex I dan II, LOAD LINES 66, TONNAGE 69, STP 71, STP PROTOCOL 73, INMARSAT OA AMANDEMEN *(FAL 1965, CLC 69, CLC Protocol 92, ISM CODE, ISPS CODE, IMDG CODE dan lain-lain. Selain Konvensi IMO, Indonesia juga
telah meratifikasi Basel Convention 1989, Maritime Liens and Mortgages 1993, dan ILO Convention 185 tentang Dokumen Identitas Pelaut. Implementasi konvensi-konvensi yang telah diratifikasi tersebut telah dielaborasi dalam UndangUndang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Untuk memenuhi standar keselamatan pelayaran, Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 2009 tentang Non-Covention Vessel Standard . Sebagai tindak lanjut UndangUndang Nomor 17 tahun 2008 saat ini juga telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan. Di bidang perlindungan laut juga telah dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2006 tentang Keadaan Darurat Penanggulangan Tumpahan Minyak Tingkat Nasional.n
BPSDM Percepat Pembuatan
Modul Kepelautan
U
ntuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang pelayaran, Badan Pendidikan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan tengah membuat kurikulum baru dengan mengacu pada Amandemen Manila. Awal tahun 2013, kurikulum baru tersebut akan mulai diterapkan di seluruh sekolah kepelautan di Indonesia. “BPSDM secara terus menerus membuat kurikulum baru para siswa-siswi dan taruna kepelautan, sehingga pada waktunya kurikulum ini sudah bisa diterapkan di seluruh sekolah-sekolah pelayaran yang ada di Indonesia,” kata Kepala BPSDM Kementerian Perhubungan, Capt
Bobby R Mamahit di Jakarta. Untuk itu, tim dari BPSDM dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus melakukan koordinasi untuk membuat modul-modul pengajaran pendidikan kepelautan yang memenuhi ketentuan Amandemen Manila. “Kita terus bekerja cepat untuk menyelesaikan modul-modul ini supaya dapat digunakan tepat pada waktunya untuk kemudian segera diterapkan,” ungkap Bobby. Untuk diketahui, Amandemen Manila secara resmi akan berlaku pada tanggal 1 Januari 2017. Artinya seluruh ijazah para pelaut seluruh dunia sudah mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO). Jika
. S s i v l E : o t o F
Kepala BPSDM Kementerian Perhubungan, Capt Bobby R Mamahit
ada sekolah kepelautan yang tidak mengikuti ketentuan IMO, maka konsekuensinya mereka yang lulus dari sekolah tersebut tidak boleh bekerja di perusahaan pelayaran manapun di seluruh dunia. Untuk itulah pemerintah telah memutuskan, mulai 1 Januari 2013 atau 4 tahun sebelum ketentuan tersebut diberlakukan, mulai menerapkan sistem pendidikan kepelautan yang mengacu kepada ketentuan Amandemen Manila tadi. “Kalau kita mulai tahun 2013, setelah menempuh pendidikan selama empat tahun, mereka sudah bisa langsung menyesuaikan dengan ketentuan yang baru,” jelas Bobby. Usaha yang dilakukan oleh BPSDM ini mendapat sambutan positif dari Sekretaris Jenderal IMO Koji Sekimizu. Menurut Koji, dengan kebijakan ini Indonesia akan mampu bersaing dalam dunia kepelautan dunia. Apalagi, Indonesia termasuk salah satu negara penghasil para pelaut andal di dunia. Saat ini kebutuhan pelaut dunia sekitar 200.000 orang, dan Indonesia mampu memasok sekitar 2.000 pelaut dan akan bertambah menjadi sekitar 3000 pelaut pada tahun 2014 nanti. Dengan jumlah tersebut, Indonesia menjadi negara nomor 4 di dunia sebagai pemasok tenaga pelaut. “Kalau kita bisa memasok 3000 pelaut setiap tahunnya, itu berarti di atas yang mereka minta yaitu 2000 pelaut per tahun,” tutup Bobby. n
A A D D O O M M S N A R T
55
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
E R U T A E F S N A R T
Deruan bunyi kereta api sudah terdengar dari kejauhan. Semakin jelas terdengar, membuat Yos Randika memelankan kendaraannya. Minggir sejenak di tepi jalan sambil menanti datangnya kereta.
Kisah Yos, Tukang Bubut Roda Kereta Api
56
g n u g A s n a r F : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Ketika kereta melintas, senyum bangganya terkembang melihat roda-roda gerbong mengkilat tertepa terik matahari. “Heeemmmm…lumayan juga ya hasil kerjaku,” gumam Yos saat bercerita kepada Trans Media. Kereta yang ia lihat adalah kereta barang yang melintas dari Stasiun Tanjung Enim Baru ke Dermaga Kertapati. Keduanya merupakan daerah di Sumatera Selatan yang terpisah jarak 165 km dengan waktu sekitar 5 jam.
Yos, biasa dia dipanggil, merupakan karyawan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Yasa Lahat PT Kereta Api Indonesia (Persero). Pria kelahiran Jakarta 8 juli 1991 itu dipercaya sebagai operator mesin otomatis bubut roda kereta api. Mesin dengan merk Hegenscheidt MFD buatan Jerman itu sejak awal kedatangannya pada bulan Desember 2011 lalu, langsung dipegang olehnya. Bidang kerja Yos bisa dibilang sangat vital dalam transportasi kereta api secara keseluruhan. Roda kereta api harus selalu dalam keadaan prima karena langsung bersentuhan
dengan rel dan menahan beban di atasnya. “Kalau diameter roda tidak sama maka fatal. Kereta bisa anjlok atau slip,” kata Yos. Menurutnya, ketika kereta api mulai beroperasi, maka ada gesekan yang terjadi antara roda dan rel. Lama kelamaan gesekan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada roda. Salah satu jenis kerusakan yang saya tangani adalah flens tipis dan diameternya tidak sama, yang disebabkan roda terlalu lama bergesekan dengan rel sehingga aus. “Kalau sudah aus, roda kereta harus di re-profil, sesuai dengan bentuk rel.
Profil roda kereta api harus polos, halus, dan mengkilat,” tutur Yos. Flens adalah bagian roda kereta api paling luar yang berbentuk pipih. Sedangkan diameter bagian roda kereta api yang langsung bersentuhan dengan rel. “Nah, pada bagian diameter ini selisihnya harus nol. Tidak ada toleransi,” jelas Yos. Kalau diameternya tidak sama, ia melanjutkan, tidak hanya menyebabkan anjlok atau slip tetapi juga berpengaruh pada tegangan listrik. Ini berlaku pada roda yang posisinya berada di bagian lokomotif. Karena di bagian tersebut terdapat traksi motor, yakni motor listrik yang digunakan sebagai penggerak rangkaian kereta atau gerbong. Dalam sehari, Yos mengaku bisa membubut roda kereta api sebanyak 10 pasang roda. Memang dari jumlah masih kalah banyak dari mesin bubut manual yang bisa sampai 12 pasang roda. Tetapi, tingkat akurasinya jauh lebih bagus yang otomatis, karena terdapat proses membaca data yang detail. “Pokoknya, pihak manajemen, berpesan supaya alat ini dirawat dan semakin ahli mengopersikannya. Hasil dari mesin harus dijaga kualitasnya.” Mesin datang November 2011.
Cinta KA Dunia kereta api bukan hal baru bagi Yos. Walau lahir di Jakarta, ia tumbuh dan besar di Tangjung Enim yang menjadi pusat pertambangan batu bara di Sumetera Selatan. Apalagi, Sang Ayah bekerja sub kontrak di PT Bukit Asam (BA) Tanjung Enim yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. Angkutan batu bara di wilayah Sumatera Selatan, termasuk di PT BA umumnya menggunakan kereta api. Hanya sedikit saja yang menggunakan truk. Karena daya angkutnya jauh
lebih banyak dan besar menggunakan kereta api. Inilah awal ketertarikan Yos pada kereta api. “Menurut saya, kereta api itu unik. Dari bentuknya saja, yang panjang tampak mengular saat berjalan. Dari segi angkutan, satu gerbong saja bisa mengangkat 50 ton batu bara, sedangkan truk maksimal 25 ton. Kalau satu rangkaian terdiri dari 40 gerbong saja sudah berapa banyak batu bara dapat diangkut,” tutur Yos dengan semangat. Itulah mengapa, ia menambahkan, sebisa mungkin saya pergi naik kereta api. Lalu ia memberi contoh saat melakukan perjalanan dinas ke Yogyakarta. “Kalau saya sedang mengikuti pelatihan di Balai Pelatihan Teknik Prasarana di Yogyakarta, saya memaksa diri saya untuk naik kereta api. Apalagi kereta di Jawa umumnya nyaman sekali walaupun kelas ekonomi.” Lebih lanjut, Yos yang lulusan SMK di Tanjung Enim, menerangkan dua jenis roda kereta api berdasarkan bentuk fisik: pertama roda bandage (antara roda bagian luar dan pelek rodanya terpisah hanya melekat erat) dan roda solid (keseluruhan roda merupakan satu bagian yang menyatu). Kemudian berdasarkan penggunaannya roda kereta api terbagi menjadi 3 jenis: roda kereta penumpang, roda gerbong, dan roda lokomotif.
Pada roda kereta api terdapat batas minimal ukuran dalam penggunaanya. Artinya apabila ukuran roda telah melebihi batas minimal pemakaiannya, maka roda tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi. Ukuran diameter dari setiap jenis roda dapat dilihat pada tabel berikut dan gambar berikut:
E R U T A E F S N A R T
Ukuran Roda Kereta Penumpang Dan Gerbong No
Jenis roda
Maksimal
Minimal
1
Bandage
777
730
2
Solid
777
720
57
Ukuran Roda Lokomotif No
Jenis roda
Maksimal
Minimal
1
Bandage
914
845
2
Solid
914
845
Pada roda bandage, roda terdiri dari 3 bagian yaitu as roda, pelek, dan roda bagian luar. Sedangkan pada roda solid, bedanya dengan bandage adalah bagian roda yang menyatu, hanya memiliki as roda dan piringan roda itu sendiri. Lalu apa yang menjadi cita-cita Yos? “Saya hanya ingin jadi ahli di mesin bertipe PN 190 ini, baik sebagai operator, maupun teknologi dan software -nya. Saat ini baru sedikit saja yang saya ketahui. Kalau teknisinya datang dari Jerman, itulah kesempatan saya untuk bertanya dan belajar sebanyak-banyaknya,” harap Yos.n
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Foto :Frans Agung
T I S I V S N A R T
58
MENUJU EKONOMI Hijau Sebuah Catatan dari KTT Bumi Rio de Janeiro Brasil Drs. Imam Hambali, MSi
P
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
erjalanan panjang dari Tanah Air menuju kota Rio De Janeiro, Brasil, tak terasa lelah ketika menyaksikan kata demi kata meluncur dari pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemimpin-pemimpin negara dan utusan-utusan dari berbagai pemangku kepentingan memberikan apresiasi dan harapan yang tinggi atas komitmen yang ditegaskan oleh Presiden pada UN Summit on Sustainable Development (RIO + 20 Summit). “Ini adalah waktu dimana kita bisa mematahkan sisa-sisa mitos tentang pembangunan dan lingkungan. Kita dapat mematahkan mitos bahwa pembangunan pasti akan mengarah pada deforestrasi. Kita dapat mematahkan mitos bahwa pembangunan otomatis akan meningkatkan emisi. Kita dapat mematahkan mitos bahwa pembangunan akan menyebabkan ketimpangan. Kita dapat mematahkan mitos bahwa kita hanya bisa memilih antara pembangunan dan demokrasi dan kita tidak bisa memiliki keduanya,” kata Presiden dalam pidatonya yang bertajuk Moving Towards Sustainability: Together We
Must Create the Future We Want . Dengan suara yang mantap, Presiden mengajak negara-negara di dunia untuk bahu-membahu menyelamatkan bumi dengan pendekatan yang berkelanjutan. Hal ini memberikan pesan penting
bahwa pembangunan, pemerataan, dan kelestarian alam dapat berjalan seiring sejalan tanpa saling menegasi. Pada KTT Rio + 20 itu, Presiden menyampaikan pandangan filosofi ‘green economy’ yang menekankan
d i , o g , b a k t e S : o t o F
T I S I V S N A R T i S M , i l a b m a H m a m I . s r D . k o D : o t o F
adanya keseimbangan antara kesejahteraan ekonomi rakyat dan keadilan sosial dengan tetap mengurangi risiko-risiko kerusakan lingkungan dan ekologi. Intinya, ekonomi hijau adalah model ekonomi atau pembangunan ekonomi yang berbasis pembangunan yang berkelanjutan. Mengingat pentingnya komitmen atas aspek ekonomi, keadilan, dan lingkungan, saat ini ada lembaga konsultan internasional yang memperkenalkan The Global Green Economy Index. Ada 4 dimensi yang dipakai sebagai acuan sejauh mana suatu negara mempromosikan model ekonomi hijau. Keempat aspek itu adalah komitmen pemimpin nasional, kebijakan domestik yang ramah lingkungan, investasi yang ramah lingkungan, dan kegiatan ekonomi seperti wisata yang berdimensi lingkungan. Dalam konteks nasional, green economy mendapat dukungan dari Pemerintah dengan memasukkannya dalam penataan kebijakan nasional. Hal
ini tercermin dari sejak awal, ketika Pemerintah membenahi kerangka perencanaan dalam pembangunan, baik di level nasional maupun di daerah. Filosofi, pendekatan, dan strategi yang menyeimbangkan pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan tanpa melupakan aspek budaya yang dekat dengan
“Dengan suara yang mantap, Presiden SBY mengajak negara-negara di dunia untuk bahu-membahu menyelamatkan bumi dengan pendekatan yang berkelanjutan. Hal ini memberikan pesan penting bahwa pembangunan, pemerataan, dan kelestarian alam dapat berjalan seiring sejalan tanpa saling menegasi.”
lingkungan menjadi sisi-sisi penting yang diakomodasi di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 maupun di dalam RPJM Daerah-daerah. Masih dalam konteks perencanaan kewilayahan, perhatian juga ditujukan kepada penajaman substansi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kebijakan spasial yang tepat akan turut menuntun pembangunan yang ramah lingkungan dan ramah budaya. Sedangkan dalam konteks kebijakan sektoral, Pemerintah memberikan perhatian pada enam sektor utama, yaitu kebijakan energi terbarukan, kebijakan bangunan yang memperhatikan aspek lingkungan, transportasi yang rendah emisi, manajemen air, manajemen persampahan, maupun manajemen pertanahan. Terakhir, Presiden SBY yang menjadi pembicara ke-13 dari 33 Kepala Negara/ Pemerintahan yang mendapat giliran berbicara, mengajak para pemimpin dunia yang hadir pada KTT Rio + 20 ini untuk menegaskan kembali tekad
59
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
T I S I V S N A R T
60
membangun dunia baru. “Mari kita membuat lompatan besar menuju dunia yang berkelanjutan dengan pertumbuhan ekuitas.”
Peran Indonesia Lebih lanjut, dalam agenda diskusi pada forum KTT Rio + 20, beberapa negara tampak terlibat perdepatan serius. Salah satunya adalah tarik ulur poin “Sustainable Transport” dalam Outcome Rio+20, antara kelompok negara G77 (Indonesia termasuk di dalamnya) dengan negara-negara European Union (EU), Amerika Serikat (US) dan Kanada. Selain itu, delegasi Indonesia, khususnya dari Kementerian Perhubungan, turut ambil andil dalam beberapa diskusi yang menarik. Misalnya, berpartisipasi sebagai pembahas dalam side event “Assessing Sustainable Transport in the context of Green Economy.” . S s i v l E : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Peran aktif Kemenhub adalah ikut berpartisipasi sebagai pembahas dalam side event “Assessing Sustainable Transport in the context of Green Economy.” Pada side events yang diselenggarakan oleh SloCAT (Sustainable Low Carbon Transport) , ADB (Asian Development Bank) , ITDP, EMBARQ, DCE, dan UN-Habitat itu, pembicara mengangkat masalah bahwa semakin banyak penduduk dunia yang tinggal di perkotaan, semakin banyak mega cities , maka semakin besar pula
persoalan urban transport . Oleh karena itu, perlu kebijakan yang lebih terintegrasi antara perencanaan kota dengan sistem transportasinya. Lebih spesifik, misalnya kebijakan untuk memfasilitasi pengguna sepeda untuk aktifitas warga kota, antara lain dengan membangun infrastrukturnya seperti dedicated lane untuk sepeda, penyewaan sepeda, dan lain-lain. Jika memerlukan pendanaan seputar program-program sustainable transport bisa melalui Multinational Development Bank seperti Asian Development Bank. Menurut delegasi Kementerian Perhubungan RI, apa yang disampaikan dalam side events di atas sangat bagus. Tetapi tidak serta merta dapat diterapkan di negara berkembang. Mengingat masingmasing negara memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda. Karena berbagai keterbatasan, seringkali
T I S I V S N A R T
i S M , i l a b m a H m a m I . s r D . k o D : o t o F
program-program terkait perbaikan sistem transportasi dan sustainable transport belum dapat berjalan seperti yang diharapkan. Namun demikian saat ini sudah banyak kemajuan/ perbaikan yang telah dicapai. Selain menjadi pembicara pada side events tersebut, delegasi Kemenhub RI juga menjadi pembicara pada Seminar “Building a Sustainable Total Transport System for Rio+40.” Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama antara Air transport Action Group dan Business Agenda for Sustainable Development Group. Delegasi Kemenhub RI menyampaikan pandangannya bahwa kebijakan transportasi tidak bisa parsial melainkan harus terpadu, karena kebijakan pada satu moda selalu terkait dan membutuhkan dukungan moda lain. Akhirnya, dari keikutsertaan Kementerian Perhubungan dalam KTT Rio + 20 ini, diharapkan ada perkembangan mengenai perbaikan sistem transportasi dan sustainable
transport yang dilakukan oleh beberapa negara. Poin-poin positif yang menjadi simpulsimpul KTT dapat memberikan masukan dalam mendukungkan kebijakan “Moving Towards Sustainability.” Kementerian Perhubungan sebagai anggota delegasi diikuti oleh Dirjen Perhubungan Darat Drs. Suroyo Alimoeso,
61
Staf Ahli Bidang Lingkungan Perhubungan Wendy Aritenang Phd, Direktur Lalu Lintas Ditjen Perkeretaapian Ir. Hanggoro Budi Wiryawan, wakil dari Pusat Kajian Kemitraan & Pelayanan Jasa Transportasi Drs. Imam Hambali, MSi dan wakil dari Direktorat Lalu Lintas Jalan I Made Suartika ATD. Meng.Sc.n
i S M , i l a b m a H m a m I . s r D . k o D : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
O N K E T S N A R T
62
m o c . e k i b r e v o h : o t o F
Hoverbike, Motor Terbang dari Dunia Fiksi
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Hoverbike, kendaraan masa depan, adalah sesuatu yang diimpikan oleh pembuatnya menjadi solusi untuk padatnya transportasi darat.
eknologi otomotif terus berkembang. Salah satu arah perkembangannya adalah ingin menjawab kebutuhan zaman. Semakin maju dunia, masalah semakin kompleks, maka teknologi pun harus bergerak maju sebagai sebuah solusi. Hoverbike, kendaraan masa depan, adalah sesuatu yang
T
diimpikan oleh pembuatnya menjadi solusi untuk padatnya transportasi darat. Chris Malloy, sang pembuat, menuturkan bahwa kendaraan ini sejenis motor yang mampu melayang-layang di udara atau seperti hoverboat (melayang di air). Secara fisik, Hoverbike tampak sebagai kendaraan transportasi yang muncul dari sebuah karya
fiksi. Peruntukkannya pun sama dengan kendaraan pribadi pada umumnya. Yang membedakannya adalah dari segi terbangnya. Inilah yang menawarkan solusi bagi Anda yang tidak mau merasakan kemacetan yang parah. Hoverbike mampu terbang dan mengangkat dirinya agak jauh dari tanah melalui beberapa teknologi tolakan. Hal ini dimungkinkan karena Hioverbike memanfaatkan beberapa rentang prinsip anti-gravitasi pendek, sehingga dapat mengurangi gaya gesek. Bagaimana dengan mesin dan kemampuannya? Kendaraan ini memiliki mesin yang cukup mumpuni yaitu 4 stroke dan berkapasitas 1.170 cc. Selain itu, juga memiliki dua baling-baling sebagai pengganti roda yang mampu menyalurkan tenaga hingga 80 kW dan terbang hingga ketinggian 10.000 kaki. Memang jika dilihat dari struktur bentuknya terlihat benda ini mempunyai ukuran selebar mobil, dan nampaknya cukup rumit untuk mengendarainya. Namun, tak menutup kemungkinan bila benda ini bisa dikembangkan untuk transportasi masa depan.n
O N K E T S N A R T m o c . t o p s g o l B : o t o F
63
m o c . t o p s g o l B : o t o F
m o c . e k i b r e v o h : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
H A R A J E S S N A R T
64
Meniti Jejak Sejarah
Rel KA 2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
M
oda transportasi yang paling unik bisa dikatakan kereta api. Selain bentuknya mengundang daya tarik, kereta api juga memiliki jalan yang eksklusif. Dia hanya berjalan di rel dan ketika ia beroperasi semua kendaraan termasuk pejalan kaki harus memberi kesempatan bagi kereta api untuk lewat. Keunikan inilah yang membuat Trans Media tertarik untuk lebih jauh menelusuri jejak sejarah penemuan rel kereta api. Bukti awal keberadaan rel kereta, yang sejauh ini ditemukan adalah rel kereta Diolkos sepanjang 6 sampai 8,5 km, yang diangkut kapal ‘the Isthmus’ dari Corinth di Yunani sekitar tahun 600 SM. Roda kendaraan ditarik oleh manusia dan hewan yang berlari di dalam trek untuk mencegah gerbong keluar dari rute yang dimaksudkan. Kemudian kereta api mulai muncul di Eropa setelah “Dark Ages”. Catatan paling awal mengenai kereta api di Eropa dari periode ini adalah jendela kaca di ‘the Minster of Freiburg im Breisgau’sekitar tahun 1350. Pada 1515, Kardinal Matthaus Lang menulis gambaran ‘Reisszug’, kereta api yg digerakkan oleh kabel di Hohensalzburg Castle, Austria. Jalur ini awalnya menggunakan rel kayu dan tali rami, serta dijalankan oleh tenaga manusia atau hewan. Jalur tersebut masih ada, sekalipun dalam bentuk yang diperbarui, dan mungkin adalah kereta api tertua yang masih beroperasi. Sekitar tahun 1550-an diperkirakan telah dikembangkan trem di Jerman untuk memfasilitasi pengangkutan bak bijih ke dan dari tambang, memanfaatkan rel kayu
H A R A J E S S N A R T
65
g r o . d e t n e v n i t i s a w n e h w : o t o F
Georgius Agricola (1494-1555)
primitif. Georgius Agricola pada tahun 1556 menggunakan gerobak “Hund” dengan roda ‘unflanged’ yang berjalan pada papan kayu dan pin vertikal yang dipasang ke dalam celah antara papan-papan, agar dapat berjalan dengan baik. Seperti sistem transportasi yang digunakan oleh penambang Jerman di Caldbeck, Cumbria, mungkin dari 1560-an. Rel kereta api pertama ini menjadi rel kereta gantung yang dibuat di Broseley, Shropshire pada suatu waktu sebelum 1605. Kereta yang berjalan di rel tersebut, membawa batubara untuk James Clifford dari pertambangannya ke bawah sungai Severn, kemudian dimuat ke tongkang dan dibawa ke kotakota tepi sungai. Meskipun catatan dokumenter pertama ini baru ada kemudian, mungkin konstruksinya mendahului Wagonway Wollaton, yang selesai pada 1604. Dan sampai
sekarang dianggap sebagai instalasi Inggris paling awal. Berjalan dari Strelley ke Wollaton dekat Nottingham. Pada abad ke-18, jalur trem ada di sejumlah daerah. Ralph Allen, sebagai contoh, membangun trem untuk mengangkut batu dari sebuah tambang lokal untuk memasok kebutuhan para pembangun. Tentu saja trem tersebut dipakai untuk mengangkat barang tambang sendiri, seperti batu bara.
Rel Dalam perkembangan waktu, para pengamat pada zamannya menilai bahwa untuk transportasi angkutan, roda pada kereta kuda ternyata pergerakkan lebih kaku dibandingkan roda kereta api yang bergerak di rel. Sehingga rel kereta api sangat cocok untuk mengangkut barang-barang yang padat atau
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
H A R A J E S S N A R T
66
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
berat seperti batu bara dan mineral tambang lainnya. Pada akhir tahun 1760 an, Coalbrookdale Company mulai memperbaiki pelat dari besi cor dengan permukaan atas rel dari kayu. John Curr, seorang manajer tambang batu bara, menciptakan rel bergelang. Sementara itu Willim Jessop, seorang insinyur sipil, telah berhasil menggunakan bentuk tepi rel untuk perluasan kanal hutan Charnwood di Nanpantan, Loughborough, Leicestershire pada 1789. Jessop menjadi rekan di Butterley Company pada 1790. Era ekspansi besar kereta api terjadi pada akhir tahun 1860an, ketika dunia telah mengenal proses Bessemer untuk membuat baja murah. Bahan baja inilah yang menjadi bahan utama untuk membuar rel kereta api. Rel baja bertahan lebih lama daripada rel yang terbuat dari besi.
Perkembangan sejarah rel menunjukkan peningkatan signifikan ketika James Watt, seorang penemu dan insinyur mesin dari Inggris, mengembangkan mesin reciprocatin untuk menggerakkan roda. Lebih lanjut, penemuan Watt ini beserta temuan mesin uapnya, dikembangkan oleh John Fitch dari Amerika dengan membuat lokomotif kereta api uap tahun 1794. Tahap kerja pertama kereta api lokomotif uap ini dibangun di Inggris tahun 1804 oleh Richard Trevithick. Pada 1830, hanya ada 64.1 km jalur kereta api yang didokumentasikan di Amerika. Setelah itu, jalur kereta api berkembang pesat. Sepuluh tahun kemudian, 1840, jalur kereta api telah berkembang menjadi 2,755.18 mil (4,434.03 km). Dua dekade, menjadi 28,919.79 mil (46,541.89
km) dan 20 tahun kemudian jumlahnya menjadi tiga kali lipat 87,801.42 miles (141,302.69 km).
KA Cepat Sebelum pengembangan kereta api listrik, transportasi darat selain kereta api kebanyakan kendaraan bertenaga kuda. Jalur trem listrik pertama di dunia dibuka di Lichterfelde dekat Berlin, Jerman, 1881. Dibangun oleh Werner von Siemens (lihat Gross-Lichterfelde Tramway). Pada tahun 1890, tenaga listrik menjadi praktis dan lebih luas, yang memungkinkan operasional kereta api bawah tanah. Kota-kota besar seperti London, New York dan Paris membangun sistem kereta api bawah tanah. Di beberapa negara, jalan kereta api listrik tumbuh di luar daerah metropolitan untuk menghubungkan dengan pusat-pusat perkotaan
lainnya. Di Eropa juga terdapat sistem yang sama. Yang lebih penting satu sistem kereta api menghubungkan setiap kampung dan kota di Belgia. Salah satu sistem trem yang lebih penting di Asia adalah Hong Kong Tramways, mulai dioperasikan tahun 1904 dan mengoperasikan doubledecker trams. Di awal abad 20, rel kereta api mengambil alih perjalanan jarak jauh dari transportasi jalan dan perjalanan udara, khususnya di Amerika Serikat. Kemudian dilanjutkan di negaranegara lain. Misalnya di negara Jepang yang mempunyai kereta api cepat Shinkansen pada tahun 1964. Rel kecepatan tinggi, berfungsi pada kecepatan sampai di atas 300 km/jam. Rel sejenis dibangun juga di Spanyol, Perancis, Jerman, Itali, Republik Rakyat Cina, Taiwan, Inggris, Korea Selatan, Skandinavia, Belgia dan Belanda. n
H A R A J E S S N A R T
67
Jalur kereta purba ditemui di daerah Diolkos, Yunani.
m o c . r e z z u b l a u s i V : o t o F
Durham, Willington Rail Station, Train arriving to a crowded platform 1280
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Foto: Worldpress.com
K I N U S N A R T
68
Kompang Menyatukan Wilayah di Kepulauan Riau Sebagai negara kepulauan, ada banyak Provinsi di Indonesia yang wilayahnya terdiri dari beberapa pulau. Salah satunya adalah Kepulauan Riau. Di wilayah seperti ini, peran transportasi sungai menjadi sangat strategis.
D
i Provinsi ini ada beberapa moda transportasi sungai yang digunakan masyarakat dalam beraktifitas sehari-hari. Satu di antaranya adalah kompang. Penduduk setempat menyebut kompang sebagai alat angkut tradisional seperti rakit yang berfungsi untuk mengangkut orang atau juga barang.
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Dari bentuknya hampir mirip dengan getek. Tetapi dari segi kapasitas lebih besar. Sehingga lebih tahan pada gelombang sekaligus kokoh dalam menyeberangkan penduduk sekitar dengan barang bawaannya. Transportasi ini terbilang unik, karena masih bertahan di zaman modern seperti sekarang ini.
Kecamatan Paranap Hampir semua penduduk di Provinsi Kepuluan Riau bergantung pada kompang. Misalnya saja penduduk di Kecamatan Paranap. Kecamatan ini dikenal juga sebagai Luhak Tiga Lorong. Saat ini sudah dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Batang Peranap dan
m o c . n a t n a u k i a g n u s
Kecamatan Peranap. Kecamatan Peranap selama beberapa waktu merupakan daerah penghasil kayu utama di Indragiri Hulu di samping Seberida. Eksplorasi kayu ini tidak jarang menimbulkan konflik dengan masyarakat. Masyarakat tempatan bergerak di bidang perdagangan, peternakan, pertanian karet dan sawit. Peranap juga mengandung potensi batubara yang sangat besar. Peranap juga merupakan daerah penghasil karet yang cukup besar, karena penduduknya rata-rata bertani karet. Semula direncanakan pada tahun 2005 sudah beroperasi PLTGU Peranap, tetapi rencana ini berubah menjadi PLTGU Cerenti, salah satu kecamatan di Kuansing yang berbatasan dengan Peranap. Bagi masyarakat Paranap yang masih mengandalkan kekayaan alam, tentu bergantung pada kompang sebagai alat mobilitas mereka. Dengan alat ini mereka bisa ke seberang dari kampungnya menuju ke kampung lain. Dalam perkembangannya, moda transportasi sungai ini mendapat tantangan setelah ada pembuatan jalan darat yang tembus ke kota Paranap melalui desa Napal/ Semelinang Tebing. Selain itu, telah dibangun sebuah jembatan gantung besi melintasi Sungai Kuantan antara Desa Pauhranap dan Kampung Baru. Sekalipun demikian, para pemilik kompang tetap bisa tersenyum karena masih banyak penduduk yang setia menggunakan kompang. Penduduk lain yang masih menggunakan kompang adalah penduduk Kabupaten Kuantan Singingi. Bagi mereka, kompang digunakan untuk menyeberangi Sungai Kuantan. Memang sudah ada jembatan, tetapi sebaran penduduknya masih luas, sehingga kompang masih dibutuhkan sekali.
K I N U S N A R T
69
m o c . n a t n a u k i a g n u s
Bisa dikatakan, alat transportasi ini menjadi sabuk yang mengikat wilayah kepulauan ini supaya tetap menjadi satu kesatuan. Apa yang bisa dilakukan masyarakat dengan kompang? Seperti disebut di atas, kompang tidak hanya mengangkut penumpang tetapi juga barang. Barang yang diangkut umumnya adalah barang ekonomi seperti hasil pertanian dan perkebunan. Dengan kata lain, kompang berperan besar dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Walaupun sampai sekarang masih memakai sistem tradisional yakni menggunakan galah, tapi ini sebagai kampanye ramah lingkungan. Hanya dengan mengeluarkan uang Rp 1000 untuk dapat menggunakannya.
Nama Alat Musik Uniknya, nama kompang di Kepulauan Riau tidak hanya menunjuk pada alat transportasi tetapi juga alat musik khas Riau. Bagi masyarakat Riau, kompang
merupakan sejenis alat musik tradisional yang paling popular di kalangan masyarakat Melayu. Ia tergolong dalam kumpulan alat musik gendang. Kulit kompang biasanya berasal dari kulit kambing betina, namun dalam perkembangannya bahan bakunya bisa dari kulit lembu, kerbau atau juga dari getah sintetis. Berdasarkan catatan sejarah, alat musik kompang berasal dari dunia Arab dan dipercayai dibawa masuk ke Tanah Melayu pada zaman Kesultanan Melaka oleh pedagang India Muslim. Ada juga sumber yang menyebutkan, kompang dibawa dari Jawa pada abad ke-13 oleh pedagang Arab. Dengan demikian, baik kompang sebagai alat transportasi maupun alat musik, keduanya menjadi bagian yang melekat dalam budaya masyarakat Kepulauan Riau. Ada nilai-nilai tradisional yang melekat dalam diri kompang. Semoga generasi sekarang pun mampu menangkap nilai-nilai tersebut sebagai sebuah nilai yang harus dipegang dalam menghadapi arus modern sekarang ini. n
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
a t a s i W n a s a w Ka A T A S I W S N A R T
70
J
awa Barat tidak sepi dari kunjungan wisatawan. Ada banyak daerah yang tak habis-habisnya dieksploitasi menjadi destinasi pariwisata. Kekayaan alamnya menjadi daya tarik tersendiri. Itu pulalah yang menjadi andalan Kawah Kamojang yang terletak di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Saat Trans Media mengunjungi tempat tersebut, hal pertama yang membuat takjub adalah pemandangannya. Semakin dekat
dengan tujuan semakin indah pemandangannya. Kanan dan kiri jalan ditumbuhi pepohonan besar, lebat dan hijau. Jauh mata memandang tampak rangkaian bukit yang berbaris membentuk gugusan yang sangat menggoda. Memanjakan mata dengan warna kehijauan, coklat, coklat muda, berlatar langit biru memutih. Di kawasan Kawah Kamojang banyak sekali terdapat kawah dan sumber panas bumi. Salah satu yang unik yaitu Kawah Kereta Api. Dari kawah ini keluar uap air dengan tekanan tinggi dan disertai suara gemuruh yang cukup keras.
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Beda dengan kawah lainnya, di sini ada seorang kakek yang malakukan semacam atraksi. Hal pertama yang ia lakukan adalah melemparkan plastik dan berbagai botol air mineral kosong ke atas lubang kawah tersebut, sehingga botol-botol plastik tersebut terlontar cukup tinggi ke udara. Berikutnya, ia berdiri di atas lubang kawah tersebut. Dan yang terkahir, ia menaruh ujung potongan batang bambu di mulut kawah, sehingga menimbulkan suara seperti suara pluit kereta api. Mungkin inilah yang menjadi alasan kenapa disebut dengan Kawah Kereta Api. Kawah lainnya ada yang dipergunakan untuk terapi asap. Pengunjung dapat melakukan terapi dengan duduk-duduk di sekitar sebuah kawah yang mengeluarkan asap. Fasilitas lain yang ada di kawasan wisata kawah Kamojang adalah tempat parkir kendaraan yang cukup luas, MCK, Musholla, kios pedagang makanan dan souvenir .
Di atas telah disinggung bahwa Kawasan Kawah Kamojang banyak terdapat sumber panas bumi. Maka tidak mengherankan beberapa sumur panas bumi di sana dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi. Yang cukup mencengangkan, sumur pertama yang dibor ternyata dilakukan
Foto: Cynthia Iskandar
A T A A T S A I S I W W S N S A N R A T R T
717
pada jaman pemerintahan penjajahan Belanda tahun 1926. Dari sumur-sumur yang letaknya terpisah-pisah, energi panas bumi dialirkan ke turbin pembangkit listrik melalui pipa-pipa besi yang besar. Pembangkit listrik tersebut dikelola oleh PT Indonesia Power (anak perusahaan PLN). Sedangkan sumur-sumur panas buminya dikelola oleh PT Petamina Geothermal Energy (anak perusahaan Pertamina). Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang modern merupakan PLTP pertama di Indonesia dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tahun 1983. Sumur-sumur panas bumi dan pembangkit listrik ini tertutup untuk umum.
Kawasan Wisata Kawah Kamojang terletak di perbatasan Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. Jadi untuk mencapai kawah Kamojang dapat ditempuh lewat Garut atau lewat Bandung. Untuk rute Bandung adalah Bandung - Majalaya - Paseh PLTP Kamojang - Kawah Kamojang. Untuk Rute Garut adalah Garut - Tarogong - Samarang - PLTP Kamojang - Kawah Kamojang. Tidak ada kendaraan umum yang sampai ke lokasi kawah. Kendaraan umum hanya lewat di lokasi PLTP Kamojang. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga gerbang masuk kawasan wisata Kamojang dengan jarak sekitar 2 km dan menanjak dengan beda ketinggian sekitar 150 m. Kondisi jalan hingga ke lokasi PLTP cukup baik dan mulus. begitu pula hingga mendekati Kawah Manuk. Namun dari situ hingga gerbang masuk dan tempat parkir jalan berupa jalan pasir dan batu sekitar 400m. tetapi tidak perlu khawatir karena kondisi jalan pasir berbatu tersebut cukup padat dan baik hingga kendaraan dapat melewatinya dengan mudah.n
Foto: Cynthia Iskandar
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
A I D E P O L K I S N A R T
72 Foto: multiply.com
Foto: airliners.net
Bandara Pertama
di Indonesia M
m o c . t o p s g o l b : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
m o c . s w e n a t a m : o t o F
enurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko, jumlah penumpang pesawat yang melalui Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sepanjang 2011 mencapai 51,17 juta atau sudah terpakai 132% dari daya tampung yang ada yakni 22 juta, naik 15,37% dibandingkan realisasi jumlah penumpang di 2010 yang sebanyak 44,35 juta. Jumlah ini memberi kontribusi minimal 70% terhadap total penumpang yang dilayani 12 bandara di bawah PT AP II. Capaian jumlah penumpang sampai 51 juta orang pada 2011, membuat bandara ini menempati urutan ke-11 sebagai bandara tersibuk di dunia. Kendati demikian, Bandara SoekarnoHatta dinilai aman dan laik operasi. Demikian hasil penilaian
Airport Council International (ACI). Namun tahukah Anda, ada bandara lain sebelum Bandara Soekarno-Hatta berdiri? Sejarah mencatat, sebelum bandara yang masuk Provinsi Banten itu berdiri, Indonesia memiliki Bandara Internasional Kemayoran di Jakarta Pusat. Bandara yang dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tanggal 8 Juli 1940 ini menjadi bandara pertama yang dimiliki oleh Indonesia. Pada tanggal 6 Juli 1940 bandara ini sudah mulai beroperasi, dengan ditandai pendaratan pertama yang dilakukan oleh pesawat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij) yang diterbangkan dari lapangan
A I D E P O L K I S N A R T
73
udara Tjililitan, sekarang Halim Perdanakusuma. Pesawat sejenis, yakni DC-3 beregistrasi PK-AJW juga yang pertama bertolak dari Kemayoran menuju Australia, sehari kemudian. Pengelolaan Bandara Kemayoran dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, yang diserahkan pada KNILM sampai masa pendudukan Jepang. Pada hari peresmiannya, KNILM menggelar beberapa pesawat miliknya. Di apron terdapat pesawat DC-2 Uiver, DC-3 Dakota, Fokker F-VIIb 3m, Grumman G-21 Goose, de Havilland DH-89 Dragon Rapid dan Lockheed L-14 Super Electra. Sekitar dua bulan kemudian KNILM mendatangkan pesawat baru: seperti Douglas
DC-5 dan Sikorsky S-43 Baby Clipper. Salah satu kisah sejarah yang membuat Bandara Kemayoran mendunia adalah penyebutan bandara ini di salah satu serial kartun Tintin. Dalam salah satu episode cerita dalam komik dari Belgia itu, disebutkan adegan penerbangan 714 ke Sydney, dengan menampilkan menara pemandu lalu lintas (tower) Bandara Kemayoran. Gambar yang ditampilkan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pada akhirnya, bandara dengan kode KMO ini mulai berhenti beroperasi pada 1 Januari 1983 dan resmi berhenti beroperasi pada tanggal 1 Juni 1984. Sedangkan sejak tahun 1975, penerbangan internasional untuk sementara dialihkan ke Halim Perdanakusuma.
Sedangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibuka secara resmi pada tanggal 1 Januari 1984 untuk menggantikan Kemayoran. Kemudian, Bandara Halim Perdanakusuma yang kemudian digunakan sebagai pangkalan militer dan VVIP serta bandara sipil terbatas.n
S
“Salah satu kisah sejarah yang membuat Bandara Kemayoran mendunia adalah penyebutan bandara ini di salah satu serial kartun Tintin.”
t e n . l a g u t r o p o a c a i v a : o t o F
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
E R U G I F S N A R T
74
2 1 0 2 | 8 i s i d E | A I D E M S N A R T
Pengalaman Naik KA Membuat Tania Peduli
B
anyak orang kepribadiannya dibentuk oleh pengalaman masa kecil. Salah satunya adalah Tania Gunadi (28). Gadis Indonesia yang sekarang terkenal sebagai artis Hollywood itu punya kesan khusus dengan kereta api. Pengalaman masa kecilnya tidak terlepas dari moda tranportasi yang menjadi favorit di Indonesia ini. Waktu itu, ia mengaku lupa persisnya kapan, Tania melakukan perjalanan dari Bandung ke Jakarta. jelas dalam ingatannya, saat itu adalah kali pertama baginya naik kereta api. Yang mengagetkan kedua orang tua Tania, adalah saat melewati perkampungan kumuh, Tania tiba-tiba merengek ingin turun dan menghampiri penduduk di sana. Tania kecil ingin sekali memberikan selimut kepada seorang nenek yang dilihatnya dari kaca jendela kereta. ”Aku berkata kepada diriku. Suatu saat, aku akan membuat keputusan untuk diriku sendiri. Aku akan berbuat sesuatu untuk mereka yang tak mampu,” gumam Tania kala itu. Ternyata, pengalaman masa kecil tersebut masih menggurat jelas dalam hati. Itulah yang menjadi motivasinya untuk memberikan sebagian dari jerih payah bekerja sebagai artis di negeri orang demi membantu warga miskin di sebuah desa di Garut Jawa Barat dengan membuatkan sumur. Karier Tania dimulai saat lulus SMA tahun 2000, ia memenangi lotre ”green card” untuk menetap di Amerika Serikat. Tingginya biaya hidup di AS memaksanya kuliah sambil bekerja serabutan. Saat bekerja di restoran Pizza, ia salah menerjemahkan menu pesanan piza pelanggan. Alhasil, jabatan Tania pun lalu melorot menjadi koki. Tak bisa membedakan saus dan sambal, Tania turun jabatan lagi menjadi pencuci piring. Dinilai gagal membersihkan piring kotor, Tania terpaksa bekerja di toilet. Tapi kini, Tania telah menjadi bintang di beragam serial televisi, dan bermain di lebih dari 40 film televisi ataupun film layar lebar. Saat ini, ia sedang sibuk menjadi pengisi suara atau voice actor di film seri animasi Transformers Prime yang tahun ini bakal memasuki penayangan musim ketiga.n