BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor merupakan komponen yang
sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan
fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Dalam praktikum ini, praktikkan ingin mengetahui fungsi dari transistor
sebagai penguat AC, dimana pada umumnya, ada tiga metode dasar untuk
menggunakan transistor sebagai penguat, yaitu:
1. Penguat basis ditanahkan, common base
2. Penguat kolektor ditanahkan, bersatu, common collector, dan
3. Penguat emittor ditanahkan, bersatu, common emittor
Namun diantara ketiganya, yang paling umum dan banyak dipergunakan untuk
penguat-penguat sinyal kecil adalah penguat emitter ditanahkan.
Penguat yang sangat banyak digunakan adalah pasangan Darlington.
Penguat ini menyerupai penguat pada penguat dc transistor lain kecuali
bahwa kawat kolektor Q1 dihubungkan ke ujung berlawanan dari RL. hal ini
menimbulkan degenerasi, dan rangkaian secara termal lebih stabil sewaktu
pirantinya menjadi panas selama bekerja. Ada dua macam taransistor yaitu
jenis p-n-p dan jenis n-p-n. Ketiga bagian dibentuk dari sebuah kristal
tunggal sebagai tuan rumah membentuk susunan. Sebuah semikonduktor dipanasi
dengan temperatur tinggi dan bahan (atom) ketidakmurnian yang dibutuhkan
diletakkan diatas semikonduktor tadi. Kemudian atom-atom berdifusi masuk
kedalam semikonduktor, metode ini disebut metode difusi panas. Sebagai
contoh, silikon tipe-p diletakkan dalam tungku, dan gas atom bervalensi-5
dimasukkan kedalam tengah-tengah tabung tungku. Atom-atom (valensi-5)
didifusikan ke dalam permukaan Si itu sehingga terbentuk daerah tipe-n.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukan titik kerja DC teori dan praktek
2. Untuk mengetahui jenis rangkaian penguat
3. Untuk mengetahui aplikasi dari rangkaian
4. Untuk mengetahui prinsip kerja transistor sebagai penguat arus
Jika tegangan negatif diterapkan pada gerbang, penjepitan terjadi pada
tegangan penguras-sumber lebih rendah dan arus penguras terbatasi pada
nilai lebih rendah. Di atas penjepitan (pinch-off), kurva arus relatif
datar hingga tegangan gerbang-penguras mencapai titik terjadinya kedadalan
avalans. Daerah kerja normal membentang dari penjepitan hingga dadal.
MOSFET. Dalam FET semikonduktor-oksidasi atau MOSFET(metal-oxide-
semiconductor-field-effect transistor), lapisan tipis akan mengisolasi
kontak gerbang terhadap saluran. Transistor saluran-n mode peningkatan
menawarkan unjuk kerja tertinggi. Tidak ada saluran khusus dibuat dalam
piranti ini, di sini suatu saluran konduktor diinduksi oleh medan listrik
yang terjadi antara gerbang dan substrat tipe-p. Tanpa tegangan gerbang,
sedikit arus melalui kedua sambungan pn bertolak-belakang tersebut. Dengan
tegangan gerbang positif yang rendah, lubang dalam bahan p yang berdekatan
ditolak dan suatu apisan pengosongan terbentuk. Pada tegangan positif
sedikt lebih tinggi, suatu lapisan pembalikan elektron-elektron mobil
terbentuk pada permukaan daerah tipe-p yang menjadi tipe-n. Konduktivitas
daerah tersebut telah "ditingkatkan", transistor telah "dihidupkan", dan
arus dapat mengalir di antara sumber dan penguras.
Namun arus penguras tak sebandng dengan vDS. Ketika potensial pada
sisi penguras saluran menjadi lebih positif, tegangan efektif gerbang ke-
saluran dan medan listrik yang menyertainya berkurang. Rapat pembawa dalam
lapisan pembalikan menurun dan arus mulai mendatar.
Piranti saluran-p serupa digunakan secara luas. Namun moobilitas
elektron yang lebih tinggi membolehkan saluran tipe-n yang lebih sempit,
dan kerenanya kapasitans lebih rendah untuk hambatan yang sama. Transistor
saluran-n menawarkan peralihan cepat untuk sistem digital dan tanggapan
frekuensi lebih tinggi pada penguat.
Pada bentuk lain MOSFET, suatu lapisan sempit konduksi sedikit
pembubuhan didifusikan ke dalam daerah saluran. Pada vDS =0, arus penguras
kecil mengalir. Penerapan tegangan gerbang yang sesuai dapat menyebabkan
pengosongan atau peningkatan saluran konduksinya. Kurva karakteristik
serupa dengan untuk JFET dengan tambahan fleksibilitas tegangan kendali
baik positif maupun negatif. DE MOSFET seperti ini tersedia baik dengan
saluran tipe-n atau tipe-p. (Zainudin Zukhri, 1989)
Rangkaian transistor yang terkenal yaitu rangkaian basis komon dan
rangkaian emitor komon, terutama akan diterangkan rangkaian-rangkaian
tersebut walaupun bila perlu akan diterangkan pula kolektor komon. Setelah
pembicaraan meliputi rangkaian transistor, kemudian mengenai faktor
penguatan arusnya, faktor penguatan tegangannya dan juga mengenai
karakteristik frekuensi penguatan dayanya. Transistor jenis khusus seperti
transistor efek medan (field effect transistor); tipe hubungan (junction);
MOSFET; dan transistor-foto akan dijelaskan di sini.
Susunan transistor dan pembuatannya. Susunan dasar transistor
diperlihatkan dalam Gbr. 2.1(a) dan (b). Masing-masing terdiri dari
hubungan p-n yang disambungkan saling membelakangi dan masing-masing bagian
mempunyai kawat terminal. Ada dua macam transistor yaitu jenis p-n-p dan
jenis n-p-n. Ketiga bagian dibentuk dari sebuah kristal tunggal sebagai
tuan rumah membentuk susunan gambar 2.1 itu; hubungan p-n ini dibentuk
dengan cara yang sama. Banyak macam cara untuk membentuk hubungan p-n
tersebut.perbedaan pembuatan hanya terletak pada bagaimana cara memasukkan
bahan ketidakmurnian ke dalam bagian yang dikehendaki. Dijelaskan di sini
metoda difusi.
a) Transistor p-n-p (b) Transistor n-p-n
Gbr. 2.1 Konstruksi dasar transistor
Sebuah semi konduktor dipanasi dengan temeratur tinggi dan bahan
(atom) ketidakmurnian yang dibutuhkan diletakkan di atas semikonduktor
tadi. Atom-atom berdifusi masuk ke dalam semikonduktor. Metoda ini disebut
metoda difusi panas.
Fungsi emitor, basis, dan kolektor. Proses pembuatan untuk
mendapatkan sifat efisiensi yang lebih baik juga juga dijelaskan. Terutama
pada transistor p-n-p. Metoda yang terkenal pada waktu menggunakan
transistor yaitu dengan memberikan tegangan bias maju antara emitor dan
basis (positif pada emitor dan negatif pada basis), dan tegangan bias
mundur antara emitor emitor dan basis (positif pada emitor dan negatif pada
basis), dan tegangan bias mundur antara basis dan kolektor. Misalkan sebuah
kenaikan tegangan VE yang kecil diberikan pada VBE, IE, IC dan VBC akan
berubah dengan keadaan seperti gambar. Faktor penguatan gaya(Gp) antara
emitor dan dan kolektor dalam keadaan tersebut dinyatakan sebagai berikut:
Gp =
............................................................................
...............(2.1)
Ambillah IE dan IC sama, persamaan itu berubah menjadi:
Gp
............................................................................
..............................(2.2)
VBE/ IE adalah perbedaan resistansi antara emitor dengan bias maju, dengan
bias; dan VBE/ IC adalah resitensi antara kolektor (dengan bias mundur)
dengan basis. (Ir. S. Reka Rio, 1999)
Shockley berhasil menyusun teori mengenai transistor persambungan
dalam 1949. Dan piranti yang pertama dihasilkan dalam 1951. Atas prestasi
monumental ini, Shockley kemudian memperoleh hadiah nobel. Transistor
mempunyai dampak yang besar sekali pada bidang elektronoka. Di samping
mengawali industry semikonduktor yang bernilai multimiliard dolar,
transistor juga telah mengantar kita kepada sejumlah penemuan-penemuan baru
yang berkaitan seperti rangkaian-rangkaian terpadu ( intergrated circuit
singkatannya IC ), piranti-piranti optoelektronika, dan mikroprosesor-
mikroprosesor. Hamper semua perlengkapan elektronika yang dirancang masa
kini mempergunakan piranti-piranti semikonduktor.
Dalam kebanyakan kasus penerapan, transistor menunjukkan kemampuan
yang menggungguli tabung hampa. Penggunaannya memungkinkan pelaksanaan
fungsi-fungsi yang sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan dengan tabung-
tabung hampa. Hal ini terasa sekali terutama dalam industry computer. Para
sejarahnya sepndapat bahwa transistor bukan sekedar memperbaharui industry
computer, melainkan betul-betul menciptakannya. Struktur suatu transistor
adalah seserpih Kristal yang terdiri dari tiga daerah dengan isi tak-
murnian yang berbeda seperti transistor npn.
Bagian yang disebut emiter mengandung tak-murnian yang berkadar
tinggi; tugasnya adalah menyalurkan atau menyuntikkan electron ke dalam
basisnya. Daerah yang disebut basis (alas) mengandung takmurian yang
berkadar rendah dan merupakan bagian yang sangat tipis. Tugasnya adalah
meneruskan sebagian terbesar dari electron suntikan-emiter tersebut kepada
kolektor. Tingkat kadar tak-murnian dalam kolektor terletak diantara kadar-
kadar tak mrnian dari emitter dan basis. Kolektor merupakan daerah yang
terbesar dari tiga daerah transistor tersebut, karena harus menangani
disipasi energy yang lebih besar dari dua daerah lainnya. Untuk tranistor
npn, electron bebas merupakan pembawa-pembawa mayoritas dalam emitter dan
kolektor.
Transistor mempunyai dua persambungan satu antara emitter dan basis,
yang lain antara basis dan kolektor.sehubungan dengan ini, suatu transitor
dapat dipandang sebagai dua diode yang dalam hubungan saling membelakang.
Dalam gambaran ini diode di sebelah kiri disebut diode emitter-basis atau
singkatnya diode emitter. Diode di sebelah kanan disebut diode kolektor-
kolektor atau secara singkat diode kolektor. Transistor mempunyai dua
persambungan yang satu antara emitter dan basis, yang lai antara basis dan
kolektor. Sehubungan dengan ini, suatu transistor dapat dipandang sebagai
dua diode yang dalam hubungan saling membelakang. Dalam gambaran ini, diode
di sebelah kiri disebut diode emitter-basis, atau singkatnya diode emitter.
Diode di sebelah kanan disebut diode kolektor-basis atau secara singkat
diode kolektor.
Memperlihatkan kemungkinan susunan yang lain, yaitu transistor pnp.
Transistor pnp merupakan komplemen dari transistor npn. Karena lubang-
lubangyang berperan sebagai pembawa-pembawa mayoritas dalam emitter dan
kolektor dari transistor pnp. Ini berarti bahwa operasi transistor pnp
menyangkut polaritas arus dan tegangan yang berlawana dengan operasi
transistor npn. Untuk menghindari kekacauan kita akan membatasi pembahasan
awal pada transistor npn saja. Dalam transistor npn, electron-elektron
bebas dari emitter akan berdifusi menyeberangi persambungan emitter dan
masuk ke dalam basis. Sebagai akibatnya, dan kepekaan yang lebih rendah
terhadap perubahan suhu. Dalam pembahasan berikutnya, kita selalu
mengandaikan transistor yang disebut itu adalah transistor silicon kecuali
diberi keterangan lain.
Pemberian pratengan kepada transistor menunjukkan transistor npn
dengan basis yang diketanahkan. Karena basisnya bersekutu dengan simpal-
simpal emitter dan kolektror, rangkaian ini disebut hubungan (atau
konfigurasi) basis-sekutu (CB). Kadang-kadang disebut pula konfigurasi
dengan basis yang diketanahkan. Satu daya Dc disebelah kiri akan member
prategangan balik kepada diode emitter dan satu daya Dc di sebelah kanan
akan member prategangan balik kepada diode kolektor. Karena kedua diode
tersebut mendapat prategangan-balik, arus dalam masing-masing diode hampir
sama dengan nol. Menunjukkan kemungkinan lain satu daya Dc disebelah kiri
member prategangan maju keada diode emitter dan satu daya Dc di sebelah
kanan juga member prategangan maju kepada diode kolektor. Karena itu masing-
masing diode dilalui arus yang besar. Arus besar ( semua diode mendapat
prategangan maju) dalam kenyatan, transistor, rang diberi prategangan
seperti itu. Prategangan maju-balik, jika diode diberi prategangan maju dan
diode kolektor diberi prategangan balik maka ini akan menimbulkan sesuatu
yang luar biasa. Reaksi awal kita akan mengatakan bahwa yang terjadi adalah
alur emitter yang besar, dan arus kolektor yang sangat kecil. Ternyata
tidak demikian halnya, memang akan terjadi arus emitter yang besar, namun
arus kolektor yang terjadi pun juga besar.hasil yang tak-terduga inilah
yang menjadikan transistor suatu piranti penting sebagaimana di kenal
sekarang. Pada saat diode emitter diberi prategangan maju, electron-
elektron bebas dalam emitter belum tentu akan memasuki daerahbasis. Namun
jika tegangan yang diberikan itu melebihi 0,7 V maka sejumlah besar dari
electron-elektron bebas tersebut akan memasuki daerah basis. Electron-
elektron bebas yang berada pada basis ini, sekarang dapat mengalir it
uterus masuk kedalam penyalur keluar basis, atau menyebrangi persambungan
kolektron. Komponen arus basis yang mengalir bahwa disebut arus rekombinasi
kareba electron-elektron bebas bersangkutan harus bergabung kembali dengan
lubang-lubang sebelum dapat mengalir keluar dari penyalur basis. Arus
rekombinasi adalah arus yang kecil karena basis transistor mengandung
lubang-lubang tak-murian yang berjumlah kecil.
Mengingat bahwa daerah basis sangta tipis dan mengandung tak-murnian
yang berkadar rendah, sebagian terbesar dari electron-elektron bebas dalam
daerah basis akan berdifusi ke dalam kolektor. Segera setelah memasuki
kolektor, electron-elektron bebas tersebut akan mengalir ke dalam
penyaluran keluar dari kolektor dan meneruskan perjalanannya ke terminal
positif dan baterai. Kita membayangkan adanya arus tunak electron-elektron
yang meninggalkan terminal negative dari sumber dan memasuki daerah
emitter. Prategangan maju pada diode emitter memang akan memaksa electron-
elektron bebas ini mengalir ke dalam daerah basis. Namun daerah yang tipis
dari basis serta kadar tak-murnian yang rendah dalam basis akan member
waktu yang cukup panjang kepada hamper semua electron tersebut untuk
berdifusi ke dalam electron sebelum sempat bergabung kembali dengan lubang-
lubang dalam basis.
(Malvino,P.A,1994)
Regulator. Sebuah pengatur merupakan sirkuit yang mempertahankan
tegangan keluaran DC dari nilai yang diinginkan. Terdapat dua tipe dari
regulator, yaitu linier dan switching. Regulator linier memasukkan sebuah
transistor pada seri di antara power supply dan beban. Jika beban
bervariasi, sirkuit pada regulator menyesuaikan kondisi transistor sehingga
dapat mempertahankan tegangan yang konstan. Tipe lain dari regulator yaitu
regulator switching. Pada regulator ini, diletakkan transistor pada seri
dengan beban namun sirkuit internal mengubah transistor off dan on pada
kecepatan tinggi. Dengan berbagai siklus (perbandingan waktu dengan satu
periode) dari nadi rata-rata DC yang mungkin bervariasi juga. Kemudian jika
banyak tegangan keluaran yang dirasakan, siklus diubah untuk memastikan
bahwa keluaran rata-rata adalah tetap sama. Regulator linier bekerja lebih
baik namun tidak efesien karena membuang daya pada seri transistor. Dengan
efesiensi 10 hingga 40%. Regulator switching jauh lebih efesien karena off
pada waktu yang lama. Efesiensinya yaitu berkisar 70 hingga 95%.
(Louis. E. Frenzel, Jr,
2010)
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 PERALATAN
1. Multimeter Digital( 1 buah )
Fungsi : untuk mengukur tegangan listrik.
2. PSA ( 1 buah)
Fungsi : sebagai sumber tegangan listrik.
3. Protoboard
Fungsi : untuk tempat merangkai rangkaian sementara.
4. Jumper (sesuai kebutuhan)
Fungsi : untuk menghubungkan komponen dengan komponen yang lain.
5. Penjepit Buaya ( 4 buah )
Fungsi : untuk menghubungkan rangkaian ke peralatan.
3.2 KOMPONEN
1. Transistor BC845 (1 buah)
Fungsi : sebagai penguat arus listrik.
2. Resistor (100k, 100k, 100k, 1k, )
Fungsi : sebagai penghambat arus listrik.
3. Kapasitor ( 10µF, 10µF)
Fungsi : untuk menyimpan muatan listrik sementara.
3.3 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dibuat rangkaian seperti gambar berikut ini
2. Dihubungkan multimeter yang bermuatan positif ke rangkaian resistor
R1, dan muatan negative dihubungkan ke emitter C.
3. Dihubungkan PSA yang bermuatan positif ke rangkaian resisitor R2,
dan muatan negative dihubungkan ke Basis B.
4. Diukur V1 (Tegangan Vcc) dengan menghubungkan (+) dan (-) ke
multimeter ke (+) dan (-) PSA guna mengetahui besar VCC nya dengan
dicabut kabel penghubung PSA dan multimeter dari rangkaian.
5. Diatur besar Tegangan dengan memutarkan variable nilai V1 pada PSA.
6. Ditentukan besar tegangan dimulai dari 6 volt.
7. Dimatikan PSA.
8. Dihubungkan kembali multimeter dan PSA ke rangkaian.
9. Dihidupkan PSA.
10. Dihitung keluaran pada multimeter.
11. Diulang percobaan 5 sampai 9 dengan interval 1 sampai 10 volt yaitu
5 kali percobaan.
12. Dicatat hasil VCE pada kertas data.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Percobaan
Tabel 1 (R1 = 100 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 100 Ω , R4 = 100 Ω)
"NO "V1 "VCE "
"1. "6,02 "0,16 "
"2. "7 "0,27 "
"3. "8 "0,07 "
"4. "9 "0,07 "
"5. "10 "0,34 "
Tabel 1 (R1 = 150 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 1 Ω , R4 = 10 Ω)
"NO "V1 "VCE "
"1. "6,02 "0,27 "
"2. "7,03 "0,36 "
"3. "8,02 "0,34 "
"4. "9 "0,22 "
"5. "10 "0,27 "
Medan, 24 Oktober 2013
Asisten, Praktikan,
(Nova PratiwiBarus) (Marta Masniary
Nainggolan)
2. ANALISA DATA
1. Mencari nilai tegangan pada basis
VB = VCE
Tabel 1 (R1 = 100 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 100 Ω , R4 = 100 Ω)
VB1 = ( 0,16)
= 0,08 volt
VB2 = ( 0,27)
= 0,135 volt
VB3 = ( 0, 07)
= 0,035 volt
VB4 = ( 0,07)
= 0,035 volt
VB5 = ( 0,34)
= 0,17 volt
B=
=
=
=0,091volt
Tabel 2 (R1 = 150 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 1 Ω , R4 = 10 Ω)
VB5 = ( 0,27)
= 0,135 volt
VB5 = ( 0,36)
= 0,18 volt
VB5 = ( 0,34)
= 0,17 volt
VB5 = ( 0,22)
= 0,11 volt
VB5 = ( 6,27)
= 0,135 volt
B=
=
=
=0,146 volt
2. Mencari nilai arus pada kolektor
Icsat =
Tabel 1 (R1 = 100 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 100 Ω , R4 = 100 Ω)
Icsat1 = = 0,04 A
Icsat2 = = 0,046 A
Icsat3 = = 0,05 A
Icsat4 = = 0,05 A
Icsat5 = = 0,06 A
Icsat =
Icsat =
=
=0,049 A
Tabel 2 (R1 = 150 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 1 Ω , R4 = 10 Ω)
Icsat 1=
=
=0,55 A
Icsat 2=
=
=0,64 A
Icsat 3=
=
=0,73 A
Icsat 3=
=
=0,82 A
Icsat 3=
=
=0,91 A
Icsat =
Icsat =
=
=0,73A
3. IB= RB= R1 / R2
Tabel 1 (R1 = 100 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 100 Ω , R4 = 100 Ω)
IB 1= == 4x10-3 A
IB 2= == 0,675x10-3 A
IB 3= == 0,175x10-3 A
IB 4= == 0,175x10-3 A
IB 5= == 0,85x10-3 A
B=
=
=
= 1,175 A
Tabel 2 (R1 = 150 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 1 Ω , R4 = 10 Ω)
IB 1= == 0,54x10-3 A
IB 2= == 0,72x10-3 A
IB 3= == 0,68x10-3 A
IB 4= == 0,44x10-3 A
IB 5= == 0,54x10-3 A
B=
=
=
= 0,854 x 10 -3A
BAB V
GAMBAR PERCOBAAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
1. Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa untuk menentukan titik kerja
Dc secara teori dan praktek dapat kita lihat pada tabel berikut hasil
dari data percobaan.
Tabel 1 (R1 = 100 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 100 Ω , R4 = 100 Ω)
"NO "V1 "VCE "
"1. "6,02 "0,16 "
"2. "7 "0,27 "
"3. "8 "0,07 "
"4. "9 "0,07 "
"5. "10 "0,34 "
Tabel 1 (R1 = 150 Ω , R2 = 100 Ω , R3 = 1 Ω , R4 = 10 Ω)
"NO "V1 "VCE "
"1. "6,02 "0,27 "
"2. "7,03 "0,36 "
"3. "8,02 "0,34 "
"4. "9 "0,22 "
"5. "10 "0,27 "
2. Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa untuk jenis rangkaian
penguat dibangun dengan transistor konfigurasi common Emiter dan
dengan bias pembagi tegangan, berhubungan dengan penguat adalah daerah
diantara garis saturasi dan cu-offnya. Memperoleh suatu rangkaian
penguat sinyal ac yang stabil akan terdapat hubungannya parameter h
dengan re, rangkaian setaranya serta kita ketahui bahwa Aplikasi dari
transistor yaitu sebagai penguat tegangan, amplifier, penguat audio,
dan pembagi arus, sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan (stabilisator), modulasi sinyal, transistor sudah
dapat digunakan sebagai memory dan pemroses sebuah getaran listrik
dalam dunia prosesor computer.
3. Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa aplikasi dari rangkaian
yaitu biasanya paling banyak digunakan dirangkaian rangkaian
elektronika yang sifatnya masih analog misalnya saja ketika diggunakan
sebagai penguat yaitu penguat arus, penguar tegangan, dan penguat daya
yang dapat kita temui pada rangkaian Pree-Amp Head , Pree-Amp Mic,
Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain.
4. Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa diketahui fungsi lain dari
transistor adalah sebagai penguat arus. Karena fungsi ini maka
transistor bisa dipakai untuk rangkaian power supply dengan tegangan
yang di set. Untuk keperluan ini transistor harus dibias tegangan yang
konstan pada basisnya, supaya pada emitor keluar tegangan yang tetap.
Biasanya untuk mengatur tegangan basis supaya tetap digunakan sebuah
dioda zener. Fungsi kapasitor pada input dan output penguat adalah
untuk mengisolasi penguat terhadap pengaruh dari tegangan DC eksternal
penguat. Hal ini berdasarkan karakteristik kapasitor yang tidak
melewatkan tegangan DC.
6.2 SARAN
1. Agar praktikan selanjutnya lebih memahami prinsip kerja transistor
2. Agar praktikan selanjutnya mengetahui cara membaca kode resistor
3. Agar praktikan selanjutnya lebih teliti dalam menggunakan mulitimeter
4. Agar praktikan selanjutnya lebih efesien menggunakan waktu praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Frenzel, L. 2010. ELECTRONICS EXPLAINED. London: Elseiver.
Pages: 84-85
Malvino, A. 1994. APROKSIMASI RANGKAIAN SEMIKONDUKTOR. Jakarta: Erlangga.
Halaman: 123-126
Rio, R. 1999. FISIKA DAN TEKNOLOGI SEMIKONDUKTOR. Jakarta: PT. PRADNYA
PARAMITA.
Halaman: 101-103
Zukhri, Z. 1989. ANALISIS RANGKAIAN. Edisi 2. Jakarta: Graha Ilmu.
Halaman: 296-299
Medan, 24 Oktober 2013
Asisten,
Praktikan,
(Nova Pratiwi Barus)
(Marta Masniary Nainggolan)
RESPONSI
NAMA : Marta Masniary Nainggolan
NIM : 120801034
KELOMPOK : IV/B
JUDUL PERC. : Transistor sebagai Penguat AC
ASISTEN : Nova Pratiwi Barus
(Nilai: 80)
1. Tuliskan pengetian dari kapasitor, transistor dan resistor!
Jawab:
Kapasitor merupakan salah satu komponen pasif yang berfungsi sebagai
penyimpan muatan sementara dalam medan listrik dengan lambang (
)
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Resistor merupakan komponen pasif yang berfungsi sebagai penghambat
arus dengan lambang
( )
2. Tuliskan prinsip kerja dari transistor sebagai penguat!
Jawab:
Prinsip kerja dari transistor sebagai penguat yaitu arus akan mengalir
dari collector menuju emittor apabila kaki basis diberikan arus atau
tegangan. Sedikit saja arus atau tegangan kita berikan ke basis, maka
arus yang besar akan mengalir dari collector ke emittor. Perbandingan
arus collector yang mengalir ke emittor dan arus basis yang diberikan,
dinamakan penguatan atau Gain. Variasi arus basis yang diberikan juga
akan mengakibatkan variasi besarnya arus yang mengalir di collector ke
emittor. Prinsip inilah digunakan yang digunakan untuk membentuk
sebuah amplifier yang handal. Arus kecil dari suara penyanyi yang
masuk ke microfon berubah menjadi suara yang besar menggelar di
speaker panggung, inilah contoh penggunaannya.
3. Tentukan resistansi pada resistor berikut:
a. Coklat, hitam, merah, emas
b. Coklat, biru, merah, hitam, emas
c. Merah, hitam, hitam, emas
d. Orange, merah, hitam, emas
Jawab:
a. 10x102 ± 5%
b. 162 ± 5%
c. 200x103
d. 32x101 ± 5000
TUGAS PERSIAPAN
NAMA : Marta Masniary Nainggolan
NIM : 120801034
KELOMPOK : IV/B
JUDUL PERC. : Transistor sebagai Penguat AC
ASISTEN : Nova Pratiwi Barus
1. Jelaskan fungsi transistor sebagai penguat sinyal kecil.
Jawab: Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat
sinyal. Dalam hal ini transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat
tegangan, penguat arus maupun sebagai penguat daya.
Berdasarkan sistem pertanahan transistor (grounding) penguat
transistor dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Penguat Common Base (grounded-base)
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada
kaki kolektor. Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.
2. Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada
kaki kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai karakter sebagai
penguat tegangan.
3. Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah penguat yang kaki kolektor transistor
di groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada
kaki emitor. Penguat Common Collector juga mempunyai karakter sebagai
penguat arus .
Namun, di antara ketiganya, yang paling umum dan banyak dipergunakan
untuk penguat-penguat sinyal kecil adalah penguat emittor ditanahkan
(common emittor).
Penguat Common Emitor mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif,
sehingga sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.
Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal
audio).
Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada
kestabilan suhu dan bias transistor.
2. Tentukanlah Av secara teoritis seperti gambar 5.3.
Jawab:
Dengan analisis penentuan gain penguat/tegangan maka sesuai dengan
hukum Ohm berlaku:
Vin = ibβre. Dan tegangan output Vout adalah:
Vout = ic (RC "" RL ) = βib Dengan menyederhanakan resistansi
kolektor, rC
yaitu rC = maka gain tegangan dapat diperoleh sebesar:
Av = = dimana, re =