Teknik Radiografi Bony of Thorax
Disusun Oleh :
Safira Hutami G. Van Yudha Triaji
Ema Widyasmara Putri Rokhmawati
Fransisca Nurmesia Hapsari Tiara Ayunindya Larashati
Mushaf Yazid Abdul Aziz Anggit Rahmi Lestari
Afria Diki Tyasandi Eka Nor Safitri
Proyeksi yang digunakan pada STERNOCLAVICULAR JOINT
AP obliq PA obliq
Pengaturan sinar dan eksposi :
CR : tegak lurus kaset
CP : - di atas diafragma : 8-10 cm di bawah jugular notch (T7)
- di bawah diafragma : pertengahan antara xiphoid dan batas bawah ribs
FFD : 100 cm
Faktor eksposi : 70 kV , 32 mAs / 80 kV dan 32 mAs
Saat eksposi : - di atas diafragma : full inspirasi kedua dan tahan napas
- di bawah diafragma : full ekspirasi kedua dan tahan napas
Kriteria Radiograf
Diatas diafragma=rusuk1-10 harus terlihat
Dibawah diafragma=rusuk 9-12 harus terlihat
Tidak terdapat rotasi pada hasil radiograf
Penyudutan 45º yang tepat akan memperlihatkan axillary ribs
3. Proyeksi Obliq (Axillary Ribs) AP obliq dan PA obliq
- posterior obliq untuk menampakkan posterior/lateral injury
- anterior obliq untuk menampakkan anterior/lateral injury
Posisi pasien :
Berdiri untuk pemeriksaan ribs di atas diafragma
Supine untuk pemeriksaan ribs di bawah diafragma
Posisi obyek :
Rotasikan tubuh pasien obliq 450 posterior atau anterior.
Pada posterior obliq sisi yang diperiksa dekat dengan kaset, anterior obliq sisi yang diperiksa yang jauh dengan kaset.
PA : Fleksikan lengan untuk menopang tubuh supaya tidak rotasi
AP : Letakkan lengan dibawah kepala supaya tidak terjadi rotasi
Jika pasien tiduran, knee fleksi untuk menjaga posisi
Beri pengganjal pada tubuh bila diperlukan
Atur bidang pertengahan thoraks dengan columna vertebra dan batas tepi thoraks sisi yang diperiksa pada pertengahan kaset
2. Proyeksi PA (Anterior Ribs)
Posisi pasien :
Pasien berdiri atau prone
Posisi Obyek :
Atur MSP tubuh pada pertengahan kaset.
Rotasikan shoulder ke arah interior untuk menghindari bayangan scapula pada area paru-paru.
Tidak ada rotasi dari shoulder dan pelvis
Pengaturan sinar dan eksposi :
CR : tegak lurus kaset
CP : T7 (18-20cm di bawah vertebra prominens/C7)
Batas atas kaset 4 cm di atas shoulder
FFD : 100 cm
Faktor eksposi : 70 kV , 32 mAs
Saat eksposi full inspirasi kedua dan tahan napas (untuk menekan diafragma)
Kriteria radiograf :
Diatas diafragma=rusuk1-10 harus terlihat
Tidak terdapat rotasi dari thoraks
Kriteria Radiograf :
Diatas diafragma=rusuk1-10 harus terlihat
Dibawah diafragma=rusuk 9-12 harus terlihat
Tidak terdapat rotasi pada hasil radiograf
Inspirasi Ekspirasi
1. PA
Kaset 18 X 24 cm
Posisi pasien
Prone di atas meja pemeriksaan
Posisi Obyek
Pastikan MSP tepat pada pertengahan bucky
Lengan diekstensikan disamping badan
Pengaturan sinar dan eksposi
CP : T2-T3(7 cm distal dari vertebrae prominens)
CR : vertikal tegak lurus terhadap kaset
FFD : minimal 40 inches (102cm) untuk mengurangi magnifikasi dan distorsi costae
Saat ekspos ekspirasi dan tahan napas
Kriteria Radiograf
Bagian lateral manuibrium dan bagian medial dari clavicula terlihat
Tidak ada rotasi
Tidak ada bagian yang terpotong
2. PA oblique(body rotation method) RAO or LAO positions
Kaset 18 X 24 cm
Posisi pasien
Prone di atas meja pemeriksaan
Posisi Obyek
Pastikan MSP tepat pada pertengahan bucky
Posisikan pasien cukup oblik untuk memproyeksikan vertebrae
Sternoclavicular joint dekat dengan kaset
Pasien 10-15º terhadap kaset
Pengaturan sinar dan eksposi
CP : T2-T3(7 cm distal dari vertebrae prominens) dan 5 cm dari MSP
CR : tegak lurus terhadap kaset
FFD : minimal 40 inches (102cm) untuk mengurangi magnifikasi dan distorsi costae
Saat ekspos ekspirasi dan tahan napas
Kriteria Radiograf
Sternoclavicular joint terlihat pada tengah hadil radiograf dengan manubrium dan end of clavucle terlihat
Terbuka jarak sternoclavicular joint
Tidak ada bagian yang terpotong
REFERENSI
MERRILS ATLAS VOLUME 1
BONTRAGER
Penyelesaian:
Untuk kasus trauma tumpul thorax digunakan proyeksi AP untuk mengetahui paru, jantung, tulang (costae, clavicula, sternum) dan soft tissue.
Proyeksi AP
- Posisi pasien : SUPINE diatas meja pemeriksaan
CP : 3-4 inches (8-10cm) dibawah jugular notch
CR : vertikal tegak lurus
Kriteria radiograf :
Rusuk1-12 harus terlihat
Semua anatomi paru-paru terlihat
Tidak terdapat rotasi pada hasil radiograf
Karena pasien tidak dalam keadaan sadar, maka saat pengambilan gambar tidak bisa menginstruksi pasien untuk melakukan inspirasi. Maka dari itu memberikan faktor eksposi dengan secon yang kecil, dan dengan melihat pernafasan pasien.
CONTOH KASUS
Seorang pria berusia 23 tahun mengalami kecelakaaan lalu lintas dan dadanya terbentur bahu jalan, diduga pria tersebut mengalami trauma tumpul thorax dan saat dilarikan ke rumah sakit pria tersebut dalam kondisi tidak sadarkan diri.
3. PA oblique(central ray angulation method)
Kaset 18 X 24 cm
Posisi pasien
Prone di atas meja pemeriksaan
Posisi Obyek
Pastikan MSP tepat pada pertengahan bucky
Posisikan pasien cukup oblik untuk memproyeksikan vertebrae
Sternoclavicular joint dekat dengan kaset
Lengan diekstensikan disamping badan dengan telapak tangan menghap keatas
Pengaturan sinar dan eksposi
CP : T2-T3(7 cm distal dari vertebrae prominens) dan 5 cm dari MSP
CR : Pasien 10-15º terhadap kaset
FFD : minimal 40 inches (102cm) untuk mengurangi magnifikasi dan distorsi costae
Saat ekspos ekspirasi dan tahan napas
Kriteria Radiograf
Sternoclavicular joint terlihat pada tengah hadil radiograf dengan manubrium dan end of clavucle terlihat
Terbuka jarak sternoclavicular joint
Tidak ada bagian yang terpotong
Rib di atas diafragma :
CR : tegak lurus kaset
CP : 8-10cm di bawah jugular notch (setinggi T7)
Batas atas kaset 4cm di atas shoulder
3. FFD : 100 cm
4. Faktor eksposi : 70 kV , 32 mAs
5. Saat eksposi full inspirasi kedua dan tahan napas
Rib di bawah diafragma :
CR : tegak lurus kaset
CP : pertengahan antara xiphoid dan batas bawah ribs.
Batas bawah kaset pada iliac crest
3. FFD : 100cm
4. Faktor eksposi : 80 kV , 32 mAs
5. Saat eksposi full ekspirasi kedua dan tahan napas
Proyeksi AP (Posterior Ribs)
Posisi Pasien :
Berdiri untuk pemeriksaan ribs di atas diafragma dan supine untuk ribs di bawah diafragma.
Posisi Obyek :
MSP tubuh pasien pada pertengahan kaset.
Rotasikan shoulder ke arah anterior agar bayangan scapula tidak menutupi.
Angkat dagu untuk mencegah superposisi dengan rib bagian atas, pandangan lurus ke depan.
Pastikan shoulder dan pelvis tidak rotasi
Pengaturan sinar dan eksposi :
KASI GAMBAR POSISI PA OBLIQ DAN AP OBLIQ
Osteoporosis : Kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Disebabkan karena kekurangan kalsium.
Paget disease : kondisi resorpsi yang abnormal dan terjadi kerusakan pada salah satu jaringan tulang atau bisa lebih.
Chondrosarcoma : kanker tulang rawan. Diduga penyebabnya karena kelainan genetik atau kromosom yang rusak.
Multiple myeloma : jenis kanker yang menyerang sel plasma pada tulang sumsum.
Patologi
Fracture : Patah tulang. Disebabkan karena cidera.
Metastases : Penyebaran kanker dari suatu organ tubuh ke organ tubuh lain. Kemunculan metastasis dimulai dari sel kanker yang melepaskan diri dari tumor asli, memasuki sistem limfatik lalu bergerak ke bagian tubuh lainnya, dan menembus pembuluh darah atau kelenjar getah bening untuk memasuki organ baru.
Osteomyelitis : Infeksi tulang yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menginfeksi tulang melalui aliran darah.
Osteopetrosis : Penyakit turunan langka yang membuat tulang penderita mengeras dan menebal secara tidak normal, serta mudah patah. Diakibatkan oleh rusaknya salah satu jenis sel tulang bernama osteoklas, yang berfungsi memecah jaringan tulang. Sedangkan rusaknya sel osteoklas disebabkan oleh mutasi gen.
Proyeksi yang digunakan pada COSTAE (RIBS)
COSTAE
Costae bawah melindungi sebagian viscera abdomen atas
Costa I-VII langsung terhubung dengan sternum cartilago costalis
Costa VIII-X cartilago costa VII
Costa XI-XII tidak terhubung dengan sternum
Costa I-XII terhubung dengan Vert. thoracalis
Pangkal :
Capitulum corpus vertebrae
Collum
Tuberculum processus transversus vertebrae
Anatomi
Terdiri dari :
Costae (ribs) : tulang panjang yang melengkung dan membentuk rongga rusuk
7 pasang costae vera (rusuk asli)
3 pasang costae spuria (rusuk palsu)
2 pasang costa fluctuantes ( rusuk melayang)
Sternum (breast bone) : bagian tengah atau garis tengah dari bagian depan thorax
Manubrium
Corpus
Processus xiphoideus
Vertebrae thoracalis
Fungsi : melindungi viscera thoracis
Trauma pasien (pasien luka parah)
Syarat pertama dan yang biasanya dilakukan untuk pemeriksaan radiografi awal pasien yang mengalami trauma tulang rusuknya digunakan proyeksi AP dan Lateral. Proyeksi ini tidak hanya memperlihatkan luka rusuk tetapi juga cedera pada struktur oleh patah tulang rusuk tekan dan biasanya menggunakan posisi supine saat pemeriksaan.
STERNUM
Memiliki cekungan untuk bersendi dengan Os clavicula dan costae
Incisura clavicularis manubrium
Incisura costalis corpus
Kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
untuk memeriksa keadaan jantung
untuk memeriksa keadaan paru-paru
2. Proyeksi PA Oblique (RAO)
Posisi pasien :
Pasien berdiri menghadap bucky stand dengan kedua tangan di samping tubuh atau semi prone di atas meja pemeriksaan dengan tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri fleksi.
Posisi obyek :
Posisi pasien obliq 150-200 sisi kanan tubuh dekat kaset.
Sternum berada di pertengahan kaset dan CR.
Batas atas kaset sekitar 4cm di atas jugular notch.
Pengaturan sinar dan eksposi :
CR : tegak lurus kaset
CP : mid sternum (dari MSP ke kiri dan pertengahan antara jugular notch dan xiphoid process)
FFD : 100 cm
Faktor eksposi : 65 kV , 45 mAs
Saat eksposi full ekspirasi kedua dan tahan napas.
Kriteria radiograf :
Tampak sternum, sedikit superposisi dengan bayangan jantung.
Sternum tampak disamping columna vertebra dan tidak superposisi.
Sternum tampak pada pertengahan film
Kriteria Radiograf
Tulang sternum bebas dari superposisi oleh jaringan lunak, humerus, shoulder, dan rusuk(rib).
Semua bagian sternum masuk dalam lapangan kolimasi.
Memperlihatkan manubrium sterni, corpus sterni dan processus xiphoidius
4. Faktor eksposi : 70 Kv , 80 mAs
5. Saat eksposi full inspirasi kedua dan tahan napas (untuk mendapatkan kontras yang tinggi antara bagian posterior sternum dan struktur lainnya)
Pemeriksaan Radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat di dalam rongga dada. Teknik radiografi thorax terdiri dari bermacam-macam posisi yang harus dipilih disesuaikan dengan inidikasi pemeriksaan.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan saluran-saluran yang besar.
Proyeksi yang digunakan pada STERNUM
Teknik Radiografi Costae & Sternum
Persiapan pasien
Pastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada daerah thoraks yang akan diperiksa.
B. Persiapan Alat dan Bahan
Pesawat sinar-X siap pakai + bucky
Kaset radiografi dan imejing plate ukuran 24x30cm (Sternum) dan 35x43 cm (Ribs)
Radiographic phantom thoraks dan abdomen
Marker, plester, dan gunting
Lead apron
Proyeksi Lateral
Untuk wanita dengan dada yang besar harus menggunakan perban yang besar supaya bayangannya tidak menghalangi bagian bawah sternum.
Posisi pasien :
Berdiri atau tidur miring
Posisi objek :
a. Erect , pasien berdiri dan kedua tangan ke belakang tubuh (ditarik ke belakang)
b. Recumbent, pasien tidur miring dengan kepala pasien diberi bantal dan kedua tangan ditarik keatas supaya tidak menutupi sternum
c. Batas atas kaset 4cm di atas jugular notch
d. Sternum pada pertengahan kaset
e. Posisi sternum true lateral, tidak ada rotasi
Pengaturan sinar dan eksposi :
1. CR : tegak lurus kaset ( erect=horizontal . Recumbent=vertikal)
2. CP : mid sternum (titik tengah antara jugular notch dan processus xypoideus)
3. FFD : 72 inches (183cm) atau 40 inches (102cm) untuk mengurangi magnifikasi dan distorsi sternum
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
"
"
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
"
"
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
3/30/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/30/2017
#