Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip dengan Isospora. Hospes definitif T.gondii adalah kucing dan binatang sejenisnya (Falidae). Hospes perantaranya adalah manusia, mamalia lainnya dan burung.
KUCING H.d.
Skizogoni Gametogoni Trofozoit Kista Jaringan
TINJA KUCING Sporogoni Ookista TIKUS H.p. Akut trofozoid
MANUSIA H.p.
Trofozoit Kista Jaringan
karnivorisme
TIKUS MAMALIA LAIN BURUNG H.p. Menahun Kista jaringan Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual (skizogoni) dan daur seksual (gametogoni, sporogoni) yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Ookista yang bentuknya lonjong dengan ukuran 12,5 mikron menghasilkan 2 sporokista yang masing-masing mengandung 4 sporozoit. Bila ookista ini tertelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara), maka pada berbagai jaringan hospes perantara ini dibentuk kelompok-kelompok trofozoit yang membelah secara aktif dan disebut takizoit (tachyzoid = bentuk yang membelah cepat). Kecepatan takizoit Toxoplasma membelah berkurang secara berangsur-angsur dan terbentuklah kista yang mengandung bradizoit (bentuk yang membelah perlahan), masa ini adalah masa infeksi klinis menahun yang biasanya
merupakan infeksi laten. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual, tetapi dibentuk stadium istirahat, yaitu kista jaringan. Jika kucing sebagai hospes definitif makan hospes perantara yang terinfeksi, maka terbentuk lagi berbagai stadium seksual di dalam sel epitel usus kecilnya. Bila hospes perantara mengandung kista jaringan Toxoplasma, maka masa prapaten (sampai dikeluarkan ookista) adalah 3-5 hari, sedangkan bila kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa prapaten biasanya 5-10 hari. Tetapi bila ookista langsung tertelan oleh kucing, maka masa prapaten adalah 20-24 hari. Kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista jaringan daripada oleh ookista. Parasit ini menyebabkan toksoplasmosis kongenital dan toksoplasmosis akuisita. Pada toksoplasmosis kongenital transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi di utero melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primer waktu ia hamil. Pada toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi, bila makan daging mentah atau kurang matang (misalnya sate), kalau daging tersebut mengandung kista jaringan atau takizoit Toxoplasma. Pada orang yang tidak makan dagingpun dapat terjadi infeksi bila ookista yang dikeluarkan dengan tinja kucing tertelan. Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium pada orang yang bekerja dengan binatang percobaan yang diinfeksi dengan T.godii, melalui jarum suntik dan alat laboratorium lain yang terkontaminasi dengan T.godii. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk bekerja dengan T.gondii yang hidup. Infeksi dengan T.gondii juga pernah terjadi waktu mengerjakan autopsi. T. gondii dapat menyerang semua organ dan jaringan tubuh hospes, kecuali sel darah merah (tidak berinti). Kista jaringan dibentuk bila sudah ada kekebalan dan dapat ditemukan di berbagai alat dan jaringan, mungkin untuk seumur hidup. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tubuh, tergantung pada : 1) umur, pada bayi kerusakan lebih berat daripada orang dewasa, 2) virulensi strain Toxoplasma, 3) jumlah parasit, dan 4) organ yang diserang. Lesi pada susunan saraf pusat dan mata biasanya lebih berat dan permanen, oleh karena jaringan ini tidak mempunyai kemampuan untuk berregenerasi. Kelainan pada susunan saraf pusat berupa nekrosis yang disertai dengan kalsifikasi. Penyumbatan akuaduktus Sylvii oleh karena epindimitis mengakibatkan hidrosepalus pada bayi.
Pada infeksi akut di retina ditemukan reaksi peradangan fokal dengan edema dan infiltrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total dan pada proses penyembuhan menjadi parut (sikatriks) dengan atrofi retina dan koroid, disertai pigmentasi. Di otot jantung dan otot bergaris dapat ditemukan T.gondii tanpa menimbulkan peradangan. Di alat tubuh lainnya, seperti limpa dan hati, parasit ini lebih jarang ditemukan. Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah di pengaruhi oleh banyak faktor, seperti kebiasaan makan daging kurang matang, adanya kucing yang terutama dipelihara sebagai binatang kesayangan, adanya tikus dan burung sebagai hospes perantara yang merupakan binatang buruan kucing, adanya sejumlah vektor seperti lipas atau lalat yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan. Cacing tanah juga berperan untuk memindahkan ookista dari lapisan dalam ke permukaan tanah. Walaupun makan daging kurang matang merupakan cara transmisi yang penting untuk T.gondii, transmisi melalui ookista tidak dapat diabaikan. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta butir ookista sehari dalam 2 minggu. Ookista menjadi matang dalam waktu 1-5 hari dan dapat hidup lebih dari setahun di tanah yang panas dan lembab. Ookista mati pada suhu 45o-55o C, juga mati jika dikeringkan atau jika bercampur formalin, amonia atau larutan iodium. Transmisi melalui bentuk ookista menunjukkan infeksi T.gondii pada orang yang tidak senang makan daging atau terjadi pada binatang herbivora. Untuk mencegah infeksi T.gondii (terutama pada wanita hamil) harus menghindari makan daging kurang matang yang mungkinn mengandung kista jaringan dan menelan ookista matang yang terdapat dalam tinja kucing. Kista jaringan dalam daging tidak infektif lagi bila sudah dipanaskan sampai 66oC atau diasap. Setelah memegang daging mentah (jagal, tukang masak), sebaiknya tangan dicuci bersih dengan sabun. Makanan harus ditutup rapat supaya tidak dijamah lalat atau lipas. Sayur-mayur sebagai lalap harus dicuci bersih atau dimasak. Kucing peliharaan sebaiknya diberi makanan matang dan dicegah berburu tikus dan burung.