A.
Tortor Batak Siburuk Tortor Batak Siburuk adalah jenis tarian purba dari Batak Toba yang berasal dari Sumatera Utara yang meliputi daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Samosir. Tortor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara. Tortor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan. Sebelum acara dilakukan terbuka terlebih dahulu tuan rumah (Hasuhutan) melakukan acara khusus yang dinamakan Tua ni Gondang, sehingga berkat dari gondang sabangunan. Dalam pelaksanaan tarian tersebut salah seorang dari hasuhutan (yang mempunyai hajat akan memintak permintaan kepada penabuh gondang dengan kata-kata yang sopan dan santun sebagai berikut : "Amang pardoal pargonci" : "Alualuhon ma jolo tu ompungta Debata Mulajadi Nabolon, na Jumadihon nasa na adong, na jumadihon manisia dohot sude isi ni
portibion." "Alualuhon ma muse tu sumangot ni ompungta sijolojolo tubu, sumangot ni ompungta paisada, ompungta paidua, sahat tu papituhon." '"Alualuhon ma jolo tu sahala ni angka amanta raja na liat nalolo." Setiap selesai satu permintaan selalu diselingi dengan pukulan gondang dengan ritme tertentu dalam beberapa saat. Setelah permintaan/seruan tersebut dilaksanakan dengan baik maka barisan keluarga suhut yang telah siap manortor (menari) mengatur susunan tempat berdirinya untuk memulai menari. Adapun jenis permintaan jenis lagu yang akan dibunyikan adalah seperti : Permohonan kepada Dewa dan pada ro-roh leluhur agar keluarga suhut yang mengadakan acara diberi keselamatan kesejahteraan, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah ruah, dan upacara adat yang akan dilaksanakan menjadi sumber berkat bagi suhut dan seluruh keluarga, serta para undangan. Setiap penari tortor harus memakai ulos dan mempergunakan alat musik/gondang (Uninguningan). Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat manortor, seperti tangan si penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu ke atas, bila itu dilakukan berarti si penari sudah siap menantang siapa pun dalam bidang ilmu perdukunan, atau adu pencak silat (monsak), atau adu tenaga batin dan lain-lain. Tari tortor digunakan sebagai sarana penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur dan maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian menunjukkan rasa hormat.
B.
Tema Tarian Tarian Tor-tor itu sendiri bertemakan tarian yang digunakan pada upacara kematian,
panen di lading, dan penyembuhan. Makna tarian ini adalah untuk membantu masyrakat dalam membantu dengan hal yang sedikit magic karena tarian asli Tor-tor yang di toba sana menurut ahli sejarah ada acara ritusl yang berhubngsn dengan roh. Dan sekarang tarian Tor-tor sudah terkenal di asia dan menjadi tarian tradisional suku batak.
C.
Sinopsis Tarian
Tarian ini dulunya adalah tarian yang di gunakan dalam acara adat masyarakat Batak. Nama Tari Tortor sendiri berasal dari suara hentakan para penari di atas lantai papan rumah adat Batak. Penari bergerak sesuai dengan iringan musik gondang yang menghentak. Dalam tarian ini terdapat 3 pesan ritual yang di sampaikan yaitu pesan kepada Tuhan yang maha esa, pesan kepada leluhur dan orang yang di hormati dan pesan kepada masyarakat yang hadir. Semua pesan tersebut di sampaikan dalam bentuk tarian yang menunjukkan rasa hormat. Makna tarian ini juga ada tiga yakni untuk ritual, penyemangat jiwa dan sarana untuk menghibur. Durasi Tari Tor-tor bervariasi, mulai dari tiga hingga sepuluh menit. Di tanah Batak, hal ini tergantung dari permintaan satu rombongan yang mau menyampaikan suatu hal ke rombongan lain. Dimintalah satu buah lagu pada pemusik. Jika maksud sudah tersampaikan, barulah tarian dihentikan.
Seiring dengan perkembangan Tari Tortor tidak lagi di gunakan sebagai ritual saja namun juga menjadi sarana hiburan dan kesenian bagi masyarakat Batak. Dengan perkembangan tersebut, setiap gerakan dan busana yang di gunakan sudah dimodifikasi agar terlihat menarik. Tari Tortor bisa kita temukan di setiap acara besar dan acara adat Batak. Meskipun sudah banyak perubahan, Tari Tortor tetap menjadi tradisi dan warisan nenek moyang masyarakat Batak.
D.
Properti Tarian Properti Tari Tor Tor terdiri dari beberapa bagian yakni penutup kepala, baju dan selendang, serta atribut khas berupa cawan maupun tas anyam, berikut penjelasannya.
1. Tutup Kepala Pada bagian atas penari mengenakan tutup kepala atau ikat kepala yang terbuat dari kain ulos. Ikat kepala ini dipakai melingkar pada kepala para penari dimana sebagai hiasannya biasanya terdapat pernak-pernik berupa bunga-bunga terbuat dari kuningan ataupun yang menggantikannya. Jika para penari terdiri dari para wanita biasanya selain tutup kepala akan ada properti tambahan berupa tusuk konde untuk menambah kecantikan.
2. Baju dan Selendang
Meski tidak selalu sama namun mayoritas baju yang dikenakan oleh penari tari Tor Tor berbentuk kemben yang kemudian ditutup dengan luaran menyerupai rompi dan dihiasi dengan bordir dari benang berwarna emas. Corak dari bordiran ini cukup banyak dan tidak ada ketentuan di dalamnya. Selain busana para penari juga akan melengkapi diri dengan kain ulos berbentu selendang. Selendang ini digunakan dengan cara di selempangkan dari bahu hingga menjulur ke bawah sebatas betis kaki. Untuk menahan selendang agar tidak mengganggu gerakan biasanya akan ditambah dengan kain sebagai ikat pinggang.
3. Cawan/ Mangkok Kecil
Khusus dalam pertunjukan tari Tor Tor Sapitu Cawan para penari juga menggunakan cawana tau mangkok kecil sebagai properti tarian. Cawan berperan sebagai pendukung saat penari melakukan gerakan tarian yang bisa diletakkan di bagian tubuh penari mulai dari telapak tangan, lengan hingga di atas kepala.
4. Tas Anyaman
Jika cawan merupakan properti Tor Tor Sapitu Cawan berbeda lagi dengan jenis Tor Tor Tandok yang membutuhkan atribut lain berupa tas anyaman. Meski tidak sejak awal tas ini digunakan sebagai properti tari, namun menjelang pertunjukan usai tas anyaman akan menjadi atribus yang dimainkan seiring gerakan tari hingga usai.
E.
KESIMPULAN Tor-tor Batak adalah identitas seni budaya masyarakat Batak yang harus
dilestarikan dan tidak lenyap oleh perkembangan zaman dan peradaban manusia. Tari Tor-tor Batak mengandung nilai-nilai etika, moral dan budi pekerti yang perlu ditanamkan kepada generasi muda. Dan ini merupakan tugas kita bersama sebagai warga negara Indonesia agar tidak ada lagi seni budaya asli peninggalan nenek moyang bangsa kita yang diklaim oleh negara lain. Makna tarian Tor-tor pada zaman dahulu saat agama belum berkembang di Sumatera Utara berbeda dengan tarian Tor-tor saat ini. Perbedaan tersebut tidak menghilangkan identitas dari nilai yang dikandung dalam tarian Tor-tor. Perbedaan hanya pada tujuan tarian yang dahulu ditujukan pada roh halus dan saat ini lebih kepada hiburan dan tarian seremonial acara demi menghormati upacara, tetua adat dan khalayak yang ada pada saat tarian dilakukan.
F. Pola Lantai Tarian