BAB 1 PENDAHULUAN
kegiatan berbasis biaya diperkenalkan pada pertengahan tahun 1980-an melalui beberapa kasu kasus s dise diseko kola lah h bisn bisnis is Harv Harvar ard d dan dan arti artike kel. l. seti setiap ap peng pengat atur uran an kasu kasuss-ka kasu sus s ini ini berbeda,namun mereka semua memiliki satu karakteristik yang sama. biaya sumber daya yang yang ditug ditugask askan an untu untuk k kegiat kegiatan an diten ditentuk tukan an melal melalui ui wawanc wawancara ara,, cacat cacatan an wakt waktu, u, dan dan pengama pengamatan tan langsung langsung dari jumlah jumlah atau atau persent persentase ase waktu waktu orang orang melakuk melakukan an di berbaga berbagaii kegiata kegiatan. n. misalny misalnya, a, biaya biaya perguda pergudangan ngan barang barang akan akan terdoron terdorong g untuk untuk kegiata kegiatan-s n-seper eperti ti penerimaan, penerimaan, inspeksi, inspeksi, menyimpan, menyimpan, mengambil, mengambil, pengepakan pengepakan dan pengiriman-berda pengiriman-berdasarkan sarkan perkiraan oleh personil gudang persentase waktu mereka dihabiskan pada setiap kegiatan. tim proy proyek ek yang yang kemud kemudian ian mengh menghitu itung ng tingk tingkat at biaya biaya aktiv aktivita itas s drive driver, r, digun digunak akan an untuk untuk menentukan biaya aktivitas untuk produk individu atau pelanggan, dengan membagi biaya kegiata kegiatan n ini oleh output output dari dari setiap setiap kegiata kegiatan-se n-sepert pertii jumlah jumlah jumlah jumlah penerim penerimaan, aan, jumlah jumlah pemeriksaan, barang dijemput, dan nomor pengiriman
prosedur ini untuk memperkirakan model ABC, sedangkan layak untuk studi percontohan awal, telah terbukti sulit dan mahal untuk memperluas ke aplikasi di seluruh perusahaan. juga, bahkan setelah model awal telah dibangun, memperbarui model penting memerlukan dasarnya perkiraan perkiraan ulang melalui babak baru wawancara wawancara dan survei untuk mencerminkan mencerminkan perubaha perubahan n dalam dalam operasi operasi perusah perusahaan. aan. akibatny akibatnya, a, ABC model model sering sering tidak tidak terjaga terjaga dan perkiraan biaya mereka segera menjadi usang. dalam makalah ini, kami meninjau masalahmasa masalah lah yang yang terka terkait it denga dengan n estim estimasi asi tradis tradisio iona nall model model ABC. ABC. kami kami meng mengga gamb mbar arkan kan pendekatan baru yang baik sederhana-untuk memperkirakan dan menjaga ABC model-dan juga lebih akurat. yang baru, pendekatan berbasis waktu memungkinkan untuk heterogenci lebih dalam kegiatan, perintah, dan perilaku pelanggan tanpa menempatkan tuntutan berat untuk menghitung kegiatan, produk yang biaya pelanggan
BAB 2 TEORI PENDUKUNG
1. Pengertian ABC
Pengertian akuntansi aktivitas menurut Edward J. Blocher (2007: 222) perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing –ABC) adalah pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke obyek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk obyek biaya tersebut. Dasar pemikiran pendekatan perhitungan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari aktivitas dan aktivitas tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya.
2. Konsep-Konsep Dasar Activity Based Costing Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk.
3. Perbandingan Biaya Produk Tradisional dan ABC Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan secara memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai biaya variabel.
Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume 9 produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri kemasing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan (Hansen dan Mowen, 1999: 157-158) Digambarkan dalam tabel, perbedaan antara penentuan harga pokok produk tradisional dan sistem ABC, yaitu:
Tabel 2.1 Perbedaan penetapan harga pokok produk
Tujuan Lingkup Fokus Teknologi yang digunakan
Metode Penentuan Harga Pokok Metode Activity Based Costing Produk Tradisional Inventory level Inventory level Tahap produksi Tahap desain, produksi, Tahap pengembangan Biaya bahan baku, tenaga kerja Biaya overhead langsung Metode manual Komputer telekomunikasi
4. Pembebanan Biaya Overhead pada Activity-Based Costing Pada Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhad pabrik dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional. Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional. Sebelum sampai pada
prosedure pembebanan dua tahap dalam Activity-Based Costing perlu dipahami hal-hal sebagai berikut: 1. Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost Driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.
2. Rasio Konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk. 3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja.
Atau untuk dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
5. Prosedure Pembebanan Biaya Overhead dengan Sistem ABC
prosedure pembebanan biaya overhead dengan sisitem ABC melalui dua tahap kegiatan: a. Tahap Pertama Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah : 1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas 2. Mengklasifikasikan aktifitas biaya kedalam berbagai aktifitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: Unit level activity costing, Batch related activity costing, product sustaining activity costing, facility sustaining activity costing. Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: •
Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities)
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi. •
Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities) Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel batch.
•
Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities) Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel batch.
•
Aktivitas Berlevel Fasilitas (Fasility level activities) Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses operasi perusahaan namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan kantor, penyediaan jaringan komputer dan sebagainya.
3. Mengidentifikasikan Cost Driver Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost driver. 4. Menentukan tarif/unit Cost Driver Adalah biaya per unit Cost Driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb:
b. Tahap Kedua Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sbb:
6. Cost Driver 1. Pengertian Cost Driver Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas. Ada dua jenis cost driver, yaitu: a. Cost Driver berdasarkan unit Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melaluipenggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen. a. Cost Driver berdasarkan non unit Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit yang menjelaskn konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia. 2. Penentuan Cost Driver Yang Tepat Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan banyak jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan penimbul biayanya atau cost driver. 1. Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan Penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driver yang dibutuhkan. 2) Pemilihan cost driver yang tepat. Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan
a. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost driver (cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih. b. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih. c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effec). cost driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.
7. Manfaat dan Keterbarasan sitem ABC
a. Manfaat utama sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang telah dialami perusahaan di antaranya adalah: i. Pengukuran profitabilitas yang lebih baik. ii. Keputusan dan kendali yang lebih baik iii. Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas b. Keterbatasan system ABC: i. Alokasi
Tidak semua biaya memiliki penggerak biaya konsumsi sumber daya atau aktivitas yang tepat atau tidak ganda. i. Mengabaikan biaya
Biaya produk atau jasa yang diindentifikasi system ABC cenderung tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian, dan pengembangan dan rekayasa produk sebagai biaya periodic. i. Mahal dan menghabiskan waktu