SISTEM ENDOKRIN TERAPI PENGGUNAAN PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn.) TERHADAP INSOMNIA
Ns. Sukarni, M.Kep
DI SUSUN OLEH :
AULIA SAFITRI I1032141010
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2016
TERAPI PENGGUNAAN PUTRI MALU TERHADAP INSOMNIA I.
JENIS TANAMAN A. Tinjauan Umum
Putri malu dalam bahasa latin disebut Mimosa pudica Linn. Adalah tumbuhan dengan ciri daun yang dapat menutup dengan sendirinya saat disentuh dan dapat kembali terbuka setelah beberapa lama, tanaman yang memiliki duri ini sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia (Syaiful, 2009). Salah satu tumbuhan yang sering digunakan secara empiris oleh masyarakat dalam pengobatan tradisional sebagai penenang adalah putri malu ( Mimosa pudica L.). Bagian tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat antara lain herba dan akar (Dalimarta, 2000). B. Sinonim
Putri malu yang memiliki nama latin Mimosa pudica L., dikenal juga dengan nama Mimosa hispidula Kunth, Mimosa tetranda Humb., (Porcher, 2011) Mimosa asperata Blanco (Dalimartha, 2000). C. Nama Simplisia
Mimosa pudica herba. D. Nama Lokal
Nama lain putri malu antara lain chui-mui (India), bashful mimosa (Inggris), makahiya (Tagalog-Filipina), semalu (Malaysia), rebah bangun (Jawa-barat). Putri malu berasal dari Amerika selatan atau Amerika tengah dan telah tersebar di banyak negara tropis seperti Tanzania, India, Filipina (Varnika et al, 2013 ). E. Klasifikasi Botani Putri malu
Kingdom : Plantae
Family : Fabaceae
Subkingdom : Tracheobionta
Subfamily : Mimosoideae
Division : Magnoliophyta
Genus :Mimosa
Classs : Magnoliopsida
Spesies : Mimosa pudica
Subclass : Rosidae
(Saraswat et al., 2012)
Order : Fabales
F. Habitat
Daerah tempat tumbuh pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut dan tumbuh liar di daerah pekarangan dan ladang. Cepat dalam berkembang biak, tumbuh merambat di atas tanah, dan terkadang tumbuh tegak. Merupakan tumbuhan tropis asli Amerika namun sekarang sudah banyak di Indonesia khususnya di pulau Jawa (Heyne, 1987). G. Morfologi Putri Malu
Herba memanjat atau berbaring atau setengah perdu. Akar pena kuat, batang dengan rambut sikat yang mengarah miring ke bawah dan duri tebal bengkok yang tesebar. Daun penumpu bentuk langset, panjang 1 cm. Daun tersebar, kerap kali sempurna menyirip rangkap atau berdaun berbilangan dua rangkap. Bunga kerap kali berkelamin 2 dalam bongkol atau bulir atau tandan, berjumlah 4-6, kelompok bunga-bunga zygomorph, bergigi, berlekuk atau berbagi, kadang-kadang berambut halus atau tidak ada mahkota beraturan, lepas atau bersatu. Benang sari 4 sampai banyak, lepas atau bersatu pada pangkalnya, kepala sari kecil. Bakal buah hampir selalu menumpang, beruang satu. Tangkai putik 1, kepala putik kecil, di ujung. Tumbuh-tumbuhan berduri tempel (van Steenis, 2003).
Gambar 1 Tanaman putri malu (M imosa pudica L in n)
Gambar 2 Daun putrimalu (M imosa pudica L inn )
Gambar 3 Bunga putri malu (M imosa pudica L in n)
Gambar 4 Buah dan biji putrimalu (M imosa pudica Li nn)
Gambar 5 Akar putri malu ( M imosa pudica L in n )
H. Komposisi Kimia Putri malu
Putri malu mempunyai beberapa kandungan kimia antara lain tanin, mimosin dan asam pipekolinat (Dalimartha, 2000). Ascorbic acid, crocetin, D-glucoronic acid, D xylose, linoleic acid, linolenic acid, mucilage, sitosterol, stearic acid, oleic acid dan palmitic acid ( Bui, 2006). Daun dan akar putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid dan saponin. Selain itu, putri malu juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid (Jayani, 2007). Diduga zat dalam tumbuhan
putri malu yang mampu menimbulkan efek relaksasi saraf di otak sehingga dapat menimbulkan efek sedasi adalah melatonin (Ren, 2011). Mimosin yang terdapat dalam tanaman putri malu diduga mampu memberikan efek sedasi dan hipnotik, mimosin termasuk dalam golongan senyawa alkaloid yang memiliki kelarutan sukar larut dalam air. Tanaman ini dapat digunakan seluruh bagiannya karena mengandung senyawa berkhasiat obat (Azmi, et al ., 2011). I. Kegunaan
Herba putri malu memiliki beberapa khasiat, antara lain sebagai penenang (transquilizer ), peluruh dahak (ekspektoran), diuretik, obat batuk (antitusif), antipiretik, dan antiradang. (Setiawan Dalimartha, 1999).
Seluruh bagian tanaman ini biasa digunakan sebagai obat asma dan kencing darah. Daunnya digunakan untuk pengobatan disentri, sakit ginjal, sukar tidur, dan penenang. Bagian akarnya digunakan sebagai obat emetik, diuretik, disentri, diare, sakit saluran kencing atau sukar kencing, kudis, dan juga sebagai obat muntah (Quisumbing, 1978; Tambupolon, 1981; Mardisiswoyo dan Mangunsudarso, 1968).
Para ahli pengobatan Cina dan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Indonesia mengindikasikan, putri malu bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit lain seperti radang mata akut, kencing batu, panas tinggi pada anak-anak, cacingan, imsomnia, peradangan saluran napas (bronchitis), dan herpes (Haq, 2009).
II.
MEKANISME EFEK KERJA PUTRI MALU ( M i mosa pudica L.). TERHADAP INSOMNIA
Mekanisme efek kerja herba putri malu sebagai pengobatan sukar tidur dan penenang diduga seperti bagan berikut:
Gambar 6 Mekanisme efek kerja herba putri malu sebagai pengobatan sukar tidur dan penenang (Sayidin, 2009)
Tanaman putri malu adalah tanaman yang biasa tumbuh liar di tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung, seperti sawah, kebun dan lapangan. Tanaman ini umumnya dianggap masyarakat sebagai tanaman yang tidak mempunyai manfaat dan hanya sebagai tanaman pengganggu. Putri malu biasanya hanya digunakan sebagai pakan ternak, tetapi dalam buku Atlas Tanaman Obat Indonesia II disebutkan bahwa tanaman ini memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai obat insomnia. Daun dan akar putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid dan saponin. Selain itu, putri malu juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid (Jayani, 2007). Diduga zat dalam tumbuhan putri malu yang mampu menimbulkan efek relaksasi saraf di otak sehingga dapat menimbulkan efek sedasi adalah melatonin (Ren, 2011). Efek sedasi terjadi karena melibatkan neurotransmitter inhibitor yang terdapat di sistem syaraf pusat yaitu GABA. Obat golongan benzodiazepine bekerja terutama pada reseptor penghambat neurotransmiter yang diaktifkan GABA dalam hal ini reseptor GABAA (Trevor & Way,1997).
III.
PENGELOLAAN
Salah satu tumbuhan yang sering digunakan secara empiris oleh masyarakat dalam pengobatan tradisional sebagai penenang adalah putri malu ( Mimosa pudica L.). Bagian tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat antara lain herba dan akar (Dalimarta, 2000). Pemanfaatan untuk obat dapat dilakukan dengan cara diminum maupun sebagai obat luar. Hanya saja pemakaian akar putri malu dalam dosis yang tinggi bisa mengakibatkan keracunan dan muntah-muntah. Wanita hamil juga dilarang minum ramuan tersebut karena bisa membahayakan janin (Anonim, 1998).
Cara pengolahannya yaitu herba segar dicuci bersih dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas lalu diminum sebelum tidur.
Daun putri malu segar, kira-kira segenggam (25 - 50 g) direbus dengan air 1 liter sehingga tinggal 1/2-nya. Campurkan madu secukupnya. Ramuan itu untuk diminum dua kali.
Bisa juga dengan mencampur 15 gram daun putri malu dengan 15 gram daun sawi langit (vemonia cinerea) dan 30 gram daun calincing lalu direbus. Airnya kemudian diminum.
IV.
HASIL PENELITIAN TERKAIT
a. Muliadi, Yeremia Kevin., Tamayanti, Wahyu Dewi., Soegianto, Lisa., (2015) tentang “Uji Efek Sedasi dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Etanol Herba Putri Malu (Mimosa microphylla D. ) pada Mencit (Mus musculus) Galur
Swiss Webster”.
Herba Putri
Malu Mimosa microphylla D. diekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol 96% dan diberikan kepada mencit jantan galur Swiss webster sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam 5 kelompok dengan dosis pemberian 600 mg/kgBB, 1200 mg/kgBB, dan 2400 mg/kgBB masing-masing 1 ml/20 gBB. Penelitian ini dilakukan dengan berbagai metode: holeboard, evasion box, platform, rotarod untuk melakukan uji efek sedasi, uji induksi mula tidur, dan uji durasi waktu tidur, serta sebagai pembanding digunakan fenobarbital 30 mg/kgBB. Dari hasil percobaan uji sedatif, diketahui bahwa dosis 600 mg/kgBB ekstrak etanol herba Putri Malu ( Mimosa microphylla D.) memiliki aktivitas sedatif terbaik dan pemberian pada 1200 mg/kgBB mampu memperpanjang durasi tidur mencit, namun ekstrak etanol herba Putri Malu ( Mimosa microphylla D.) tidak mampu memperpendek waktu mula tidur mencit. Ekstrak etanol herba Putri Malu ( Mimosa microphylla D.) memiliki aktivitas dalam menimbulkan
efek sedatif, memperpanjang durasi waktu tidur, namun tidak mampu memperpendek waktu mula tidur mencit.
b. Nugroho, Agung Dwi., Pramono, Ardi., (2013) tentang “ EFEK SEDASI INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn.) PADA MENCIT (Mus musculus) SWISS”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only controled group design. Sampel berupa 25 ekor mencit swiss jantan, ± 2 bulan dengan berat 20-25 gram yang dibagi menjadi 5 kelompok: 1 kelompok kontrol negatif, 1 kelompok kontrol positif dan 3 kelompok perlakuan, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit swiss. KN tidak diberi perlakuan, KP diberi diazepam 2 mg/kgBB, P1 diberi infusa herba putri malu 1,3 mg/KgBB, P2 dosis 2,6 mg/KgBB, dan P3 dengan dosis 5,2 mg/KgBB. Pemberian infusa dilakukan secara peroral melalui sonde lambung. Setelah 30 menit, mencit kelompok perlakuan diletakkan dalam rotarod . Data yang diperoleh berupa waktu bertahan mencit di rotarod . Data kemudian diolah dengan uji beda saphiro wilk dan kemudian dilanjutkan dengan uji kruskal-wallis dan mannwhitney. Uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna p=0,001 (p<0,05), sehingga dilanjutkan dengan analisis post hoc dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif (p=0,009), perlakuan 1 (p=0,016), perlakuan 2 (0,016), perlakuan 3 (0,009) terhadap kelompok kontrol negative, tetapi tidak terdapat perbedaan bermakana antara ketiga kelompok perlakuan. Kesimpulan: Infusa putri malu ( Mimosa pudica Linn.) dapat memberikan efek sedasi pada mencit swiss dengan dosis 1,3 gram/kgBB; 2,6 gram/kgBB dan 5,2 gram/kgBB.
c. Rahmah, Maulida., Cahaya, Noor., Intannia, Difa., (2013) tentang “UJI AKTIVITAS SEDASI EKSTRAK n-HEKSAN PUTRI MALU ( Mimosa pudica Duchass & Walp) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN ( Mus musculus)”. Putri malu secara empiris digunakan untuk mengatasi gangguan tidur oleh masyarakat Desa Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya aktivitas sedasi, kandungan kimia, dan dosis efektif dari putri malu. Serbuk kering diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut n-heksan, kemudian diuapkan hingga didapat ekstrak kental. Kandungan kimia yang diperoleh pada uji pendahuluan adalah saponin, steroid, dan tannin. Uji
aktivitas sedasi dilakukan terhadap 25 ekor mencit yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif CMC-Na 0,5% (kelompok I), kontrol positif Diazepam 0,01305 mg/kgBB (kelompok II), ekstrak n-heksan putri malu dosis 200 mg/kgBB (kelompok III), 400 mg/kgBB (kelompok IV), dan 600 mg/kgBB (kelompok V). Pengujian selama 5 menit pada rotarod dilakukan tiap 30, 60, dan 120 menit setelah pemberian secara peroral. Data yang dikumpulkan adalah lama bertahan dan jumlah jatuh mencit yang terjadi selama 5 menit pengujian . Hasil pengujian menunjukkan adanya aktivitas sedasi pada dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB, dengan rerata lama bertahan berturut-turut 47,40 detik, 43,67 deti k, dan 28,46 detik serta rerata jumlah jatuh berturut-turut 8,73 kali, 9,53 kali, dan 11,06 kali. Ekstrak 200 mg/kgBB merupakan dosis efektif yang menunjukkan aktivitas sedasi.
DAFTAR PUSTAKA
Haq, Arif Syaiful. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Herba Putri Malu ( Mimosa pudica Linn.) Terhadap Efek Sedasi Mencit Balb/c. http://eprints.undip.ac.id/7855/. Di akses tanggal 6 April 2016. Ismail, Rahmawati R. Ismail. 2014. GAMBARAN TUMBUHAN OBAT DI DESA PANGKALASEAN KECAMATAN BALANTAK PROVINSI SULAWESI TENGAH. http://eprints.ung.ac.id/7083/9/2013-2-48401-821310037-bab4-10012014010938.pdf. Di akses tanggal 5 April 2016. Kardiono, Rey. 2014. Uji Efek Sedasi dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Air Herba Putri malu (Mimosa
pudica
L.)
pada
Mencit
(Mus
musculus)
Galur
Swiss.
http://repository.wima.ac.id/3051/. Di akses tanggal 6 April 2016. Kristi, Stefanie. 2013. Pengaruh Infusa Herba Putri Malu (Mimosa pudica Linn) dalam Menurunkan
Memori
Jangka
Pendek
pada
Perempuan
Dewasa.
http://repository.maranatha.edu/8826/3/1010095_Chapter1.pdf. Di akses 4 April 2016. Muliadi, Kevin Yeremia. 2014. Uji Efek Sedasi Dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Etanol 96% Herba Putri Malu (Mimiosa Microphylla D.) Pada Mencit (Mus Musculus) Galur Swiss. http://repository.wima.ac.id/216/. Di akses tanggal 7 April 2016. Muliadi, Kevin Yeremia., Tamayanti, Wahyu Dewi., Soegianto, Lisa. 2015. Uji Efek Sedasi dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Etanol Herba Putri Malu (Mimosa microphylla D.) pada
Mencit
(Mus
musculus)
Galur
Swiss
Webster.
http://journal.wima.ac.id/index.php/JFST/article/view/719/714. Di akses tanggal 8 April 2016. Mustika, Dian. 2007. EFEK HIPNOTIK INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE DEPRESAN/POTENSIASI NARKOSE. http://eprints.ums.ac.id/15145/. Di akses tanggal 6 April 2016. Nugroho, Agung Dwi., Pramono, Ardi. 2013. EFEK SEDASI INFUSA HERBA PUTRI MALU
(Mimosa
pudica
Linn.)
PADA
MENCIT
(Mus
musculus)
SWISS.
http://digilib.fk.umy.ac.id/files/disk1/16/yoptumyfkpp-gdl-agungdwinu-757-1-naskahpi.pdf. Di akses 6 April 2016.
Saputra, Edy. 2009. UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica)
TERHADAP
PERTUMBUHAN
Shigella
dysentria.
http://eprints.ums.ac.id/7450/1/A420040005.pdf. Di akses tanggal 7 April 2016.