TEORI DAN SEBAB-SEBAB KEJAHATAN KOMUNITAS ANAK PUNK Untuk memenuhi Tes Akhir Semester LF307A
Oleh: Ratu Essanoviea Hariawan 312015160
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN 2016/2017
DAFTAR ISI I. II. III.
IV. V.
KATA PENGANTAR....................................................................................3 PENDAHULUAN..........................................................................................4 ISI Pengertian Anak Punk....................................................................................5 Contoh Kasus..................................................................................................6 Analisa Kasus dari Teori Sebab-Sebab Kejahatan.........................................7 PENUTUP.......................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Teori sebab-sebab kejahatan komunitas anak Punk ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis berterima kasih pada Ibu Christina Maya Indah selaku Dosen mata kuliah Kriminologi Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan tes akhir semester ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai sebab-sebab kejahatan yang terjadi pada anak jalanan dalam hal ini yang saya bahas khususnya komunitas anak Punk. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Salatiga, Desember 2016
Penyusun
3
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Keberadaan anak jalanan tampaknya telah menjadi fenomena keseharian kota-kota besar di Indonesia. Fenomena ini, selain dampak dari derasnya arus urbanisasi dan perkembangan lingkungan perkotaan yang menawarkan mimpi pada masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak diperkotaan, terutama masyarakat miskin atau masyarakat ekonomi lemah, tetapi juga dipicu oleh merebaknya krisis ekonomi Indonesia yang menjadikan anak jalanan melonjak drastis. Selain itu perkembangan kota yang cepat dapat pula meningkatkan jumlah anak jalanan. Kehidupan di kota-kota besar yang tampak serba gemerlap dengan pernak-pernik kebebasannya ibarat sinar lampu yang mengundang mereka untuk menjadi anak punk. Komunitas anak punk merupakan bagian dari kehidupan underground , mereka adalah sekelompok anak muda dengan busana ekstrim, hidup dijalanan dengan musik yang keras. Di butuhkan upaya yang lebih besar dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah anak jalanan. RUMUSAN MASALAH Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain: 1. Apa itu anak jalanan (Punker)? 2. Kasus komunitas anak punk 3. Apa saja teori sebab-sebab kejahatan yang dilakukan oleh komunitas anak punk? TUJUAN PENULISAN Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah memahami pengertian anak jalanan khususnya komunitas anak punk, mengetahui teori sebabsebab kejahatan yang terjadi pada mereka. Juga untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah kriminologi.
4
ISI
A. PENGERTIAN ANAK JALANAN Secara garis besar anak jalanan dibedakan ke dalam tiga kelompok : 1. Children on the street (anak jalanan yang bekerja di jalanan), yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak-di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orangtua mereka. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orangtuanya. 2. Children of the street (anak jalanan yang hidup dijalanan), yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orangtuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial-emosional, fisik maupun seksual. 3. Children from families of the street atau children in street , yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan jalaan sejak anak masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan. Di Indonesia, kategori ini dengan mudah ditemui di berbagai kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang rel kereta api, dan sebagainya walau secara kuantitatif jumlahnya belum diketahui secara pasti.1 Saya akan membahas pada anak jalanan yang hidup di jalanan yang dijelaskan pada poin ke 2 diatas. Pada kategori ini, mereka biasa disebut sebagai anak punk. Sebenarnya punk adalah sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalamai masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. Punk juga merupakan sebuah pergerakan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves.2
1 2
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-anak-jalanan-menurut-ahli.html http://plapon-plapon.blogspot.co.id/2009/12/pengertian-punk.html 5
Hal ini banyak ditiru oleh anak muda di Indonesia yang juga meyakini “ we can do it ourselves”. Mereka merasa bahwa dapat hidup sendiri tanpa campur tangan orang tuanya. Sehingga mereka kabur dari rumah, mencari jati diri yang mereka rasa akan didapatkan di dunia luar yang dalam hal ini adalah kehidupan di jalanan.
B. CONTOH KASUS Malang - Dua orang anak jalanan (Anjal) berkostum punk, Zhasa Bibin Ramadana alias Tebon (24) dan Teguh Prasetyo alias Wawan (23), keduanya warga Desa Donomulyo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Provinsi Jatim, diringkus tim Buru Sergap (Buser) Reserse Narkoba Polres Malang. Dari tangan keduanya, polisi mengamankan satu kotak pil koplo yang berjumlah 1.015 butir.
“Mereka kita tangkap saat sedang mengedarkan pil koplo kepada anak -anak remaja yang biasa nongkrong di tempat-tempat tertentu di desanya, Donomulyo. Kedua tersangka itu juga biasa menggelar pesta pil koplo bersama anjal dan anak-anak punk lainnya jika usai memperoleh keuntungan dari mengedarkan pil koplo,” ujar Kepala Reserse Narkoba Polres Malang, AKP Syamsul Hidayat, di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (12/8). “Dari laporan masyarakat, kedua tersangka kerap mengedarkan narkoba jenis pil di wilayah Donomulyo. Setelah kami selidiki, terbukti benar. Bibin kita ringkus lebih dulu baru kemudian Teguh,” ujar Syamsul Hidayat. Tersangka Teguh mengaku, satu kotak berisi 1.000 butir pil koplo yang dibeli dari tangan seseorang seharga Rp 400.000 dan kemudian diecer seharga Rp 2.500 per butir kepada anakanak remaja di desa atau kecamatan yang sama. Dari keuntungan penjualan baru mereka gunakan untuk pesta narkoba dan minuman keras bersama kelompoknya. Kedua tersangka dijerat pelanggaran Pasal 196 dan Pasal 197 Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. 3
3
http://www.beritasatu.com/nasional/379599-anak-punk-di-malang-edarkan-pil-koplo-ke-remaja-desa.html 6
C. ANALISA KASUS DARI TEORI SEBAB-SEBAB KEJAHATAN Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena yang menuntut perhatian semua pihak. Kebanyakan anak jalanan adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung negatif bagi pembentukan kepribadiannya. Dimana labilitas emosi dan mental mereka ditunjang dengan penampilan yang kumuh, melahirkan pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan yang diidentikkan dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, sampah bagi masyarakat yang harus diasingkan. Disini saya akan mengaitkan dengan beberapa teori sebab-sebab kejahatan. Penyimpangan sebagai problematik subyektif melalui pendekatan interaksionis adalah apabila pemberian cap oleh pemberi cap, masyarakat, dan orang yang diberi cap mengerti dan menerima, sehingga pemberian cap ini akan berpengaruh pada semua hubungan di masa selanjutnya. Komunitas anak punk selalu di beri cap negatif oleh kebanyakan orang, karena keberadaan mereka yang ada di jalanan dengan tampilan luar yang terlihat ekstrim dengan rambut jambul tegak, pierching di sekitar bibir, hidung, telinga, pelipis mata, bahkan lidah. Kemudian pakaian mereka yang menggunakan jaket kumal, sepatu boots, celana robekrobek, dan berbagai pernak-pernik lainnya. Di jalanan mereka hidup tanpa aturan yang bersifat legalistik, yang ada adalah aturan yang mereka buat sendiri, sehingga aturan yang berlaku menjadi “hukum rimba”. TEORI SUB BUDAYA DELINKUEN oleh R.A. CLOWARD dan L.E OHLIN dalam bukunya DELINQUENCY AND OPPOTUNITY A THEORY OF DELINQUENT GANG (1960) teorinya disebut “ Differential opportunity system”. Pada kasus yang saya ambil, kasus tersebut masuk ke dalam sub kultur retreatist sub culture. Dimana tujuannya adalah penarikan diri dari tujuan dan peranan yang konvensional. Seperti kasus diatas, perbuataannya adalah mencari pelarian diri dengan menggunakan narkoba. PRIMARY GROUP SEBAGAI FAKTOR KEJAHATAN Yang dimaksud primary group disini adalah keluarga. Dimana banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi karena masalah keluarga. Keluarga sering dipakai sebagai “kambing hitam” dalam sebab-sebab timbulnya kejahatan. Kebanyakan anak jalanan (punker) karena keluarganya broken home. Mereka merasa tidak nyaman berada di rumah dan memutuskan untuk lari dari rumah dan menjadi anak punk agar merasa dirinya bebas dari masalah keluarga. Mendapatkan teman baru yang juga sesama punker, merasa dirinya sudah hebat karena bisa hidup mandiri sehingga mereka bertindak sesuka hati dan tidak sedikit yang melakukan tindak kejahatan. Seperti contohnya pada kasus yang saya ambil, mereka mengedarkan pil koplo pada anak-anak remaja di Desa Donomulyo yang biasanya dijadikan tempat nongkrong. 7
TEORI FAKTOR EKONOMI Karena anak jalanan (punker) sudah tidak bergantung pada orang tua lagi dan hidup sendiri di jalanan, untuk mempertahankan hidupnya pada umumnya mengamen disampingsamping jalan dan tempat umum lainnya. Mereka mencari uang tidak hanya untuk makan sehari-hari saja, mereka juga identik dengan kata pemabuk dan pengguna narkotika. Ketika mereka merasa hasil dari mengamen itu tidak terpenuhi atau terpuaskan salah satu dari kebutuhannya maka dapat mempengaruhi pikiran dan perilakunya bagaimana caranya untuk mencapai kepuasan kebutuhan tersebut. Seperti contoh kasus diatas, mereka membeli pil koplo dan menjualnya pada anak-anak remaja dengan harga yang lebih tinggi sehingga mereka dapat keuntungan dan keuntungan tersebut mereka gunakan untuk mabuk dan menggelar pesta pil koplo.
PENUTUP
Kesimpulan Ada banyak hal yang mungkin menjadikan anak punk bersikap dan mengambil kehidupan yang seperti itu, mereka ingin menemukan sesuatu yang baru karena kebanyakan memang mereka terkekang dan tidak betah berada di rumah, mereka tidak nyaman dengan lingkungan sekitar, lalu mereka ingin mendapatkan kebebasan tersendiri yang menjadikan mereka mendapatkan kesempatan untuk memberikan makna yang lain. Tapi disini mungkin caranya yang kita lihat, karena mereka bertemu dengan kawan-kawan yang sudah terlebih dahulu ada, maka masuklah ke komunitas anak punk. Juga ketika mereka harus menghidupi diri sendiri, mereka melakukan beberapa hal misalnya mengamen. Ketika mereka merasa mengamen masih belum cukup, mereka bisa saja melakukan tindak kejahatan. Kebiasaan buruk yang sudah terbentuk di mereka itu perlahan-lahan harus kita kurangi dengan strategi yang satun, yang mudah diterima dan mereka dapat memahami serta meyakini untuk memperbaiki gaya hidup hidup mereka itu dengan bahasa yang kita sesuaikan karena tidak bisa dengan bahasa yang langsung merujuk kepada ke permasalahan karena akan menyebabkan emosi dan ketidakterimaan mereka dengan pendapat-pendapat kita. Untuk menanggulangi fenomena anak punk ini, kita dapat melakukan beberapa cara contoh misalnya kreatifitas dan potensi yang mereka miliki kita arahkan, kita berikan fasilitas sehingga mereka mengetahui, menyadari dan dapat mengembangkan kreatifitas dan potensi yang mereka miliki. Mungkin kita bisa datangkan orang-orang yang dapat memberikan kreatifitas dan potensi yang mereka miliki muncul dan terlihat.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritasatu.com/nasional/379599-anak-punk-di-malang-edarkan-pil-koplo-keremaja-desa.html http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-anak-jalanan-menurutahli.html http://plapon-plapon.blogspot.co.id/2009/12/pengertian-punk.html
9