Cara Budidaya Jagung
Jagung adalah salah satu produsen tanaman pangan karbohidrat yang paling penting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, jagung biji-bijian adalah makanan pokok, seperti untuk sebagian besar penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada saat ini, jagung juga menjadi komponen penting dari pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak dan bahan dasar tepung jagung dimakan. Berbagai produk yang berasal hasil jagung sebagai bahan baku untuk berbagai produk industri.
Dalam hal botani dan agronomi, tanaman jagung adalah model yang menarik, khususnya di bidang genetika, fisiologi, dan pemupukan. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitian genetik intensif. Dalam fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari.
Dalam kajian agronomi, tanggapan jagung yang dramatis dan khas terhadap kekurangan atau keracunan unsur-unsur hara penting menjadikan jagung sebagai tanaman percobaan fisiologi pemupukan yang disukai.
Syarat Tumbuh
Tanaman jagung memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan tanah, kedua jenis tanah dan tanah lempung liat berpasir dengan pH 6 -8. Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung antara 24-30 ° C.
Tanaman jagung pacta tumbuh membutuhkan 45-60 cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang orang yg suka bersenda gurau untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindunginya dari gulma dan hama.
Persiapan Benih
Selalu mempergunakan benih segar yang berkualitas dengan tingkat berkecambahnya 85 %.
Gunakan varietas benih yang telah mengalami perbaikan clan diakui oleh Pemerintah, belilah benih dari perusahaan benih.
Benih harns dari varietas yang cocok dengan kondisi setempat.
Jumlah benih yang dianjurkan untuk setiap ha adalah 25 kg.
Hindari terjadinya kecambah yangjelek, serangan serangga, penyakit, burung dan hewan pengerat.
Teknik Budidaya Jagung
Persiapan Lahan
Pemberian pupuk alami dan kompos pada lahan.
Buat bedengan rendah dengan jarak antar bedeng 75 cm.
Waktu Tanam dan Kedalaman Tanam
Waktu tanam pada saat musim hujan tiba.
Masukan 1 benih pada tiap lubang.
Kedalaman penanaman tergantung pada jenis tanah, kelembaban dan suhu. Dalam kondisi penanaman yang baik kedalaman ideal adalah 5 cm. Untuk berkecambah benar, setelah benih ditabur, benih-tekan dengan kaki ditekan. Benih bisa masuk lebih dalam di tanah berpasir 'padatanah berlempung.
Tentukan lubang untuk pupuk dasar dengan menggunakan pupuk cangkir setelah benih ditaburkan. Pada suhu udara 24 -34 ° C dan kelembaban tanah yang ideal, benih jagung akan berkecambah 4 -5 hari setelah ditaburkan.
Pembersihan Lahan
Lahan yang akan di tanami jagung harus di bersihkan dari gulma tanaman dan di olah sesuai dengan kebutuhan. Misalnya di lakukan pembajakan, atau di olah dengan menggunakan cangkul dan lain sebagainya. Penolahan tanah juga dapat juga di buatkan bedengan untuk penamaman jagung dan pembuatan saluran irigasi untuk mempermudah saat musim pengairan tiba. Jika masa tanam pada saat musim penghujan tidak perlu lagi memberikan saluran irigasi untuk pengairan.
Aplikasi Herbisida
Jika herbisida untuk rumput/gulma di lahan tanpa olah tanah harus menggunakan herbisida sistemik. Herbisida sistemik rumput mematikan/gulma sampai keakarnya. Dosis herbisida bahan aktif per liter air yang tercantum pada label kemasan.
Dosis herbisida yang digunakan tergantung pada ketebalan rumput/gulma, biasanya digunakan dosis 3 liter/ha larutan semprot atau 400-500/ha. Tiga – empat hari setelah aplikasi herbisida dikendalikan re-rumput/gulma yang belum terkena semprotan. Satu minggu setelah aplikasi herbisida diikuti dengan menanam tanam.
Pembuatan Saluran Irigasi
Sebelum penanaman dimulai di daerah tadah hujan, pertama kali dibuat saluran irigasi di sekitar tanah dan setiap garis tanah spasi 2m dipotong menggunakan traktor tangan. Saluran ini berfungsi untuk mengairi tanaman saat kekurangan air. Berbeda dengan saluran drainase tanah dibuat kering untuk membuang kelebihan air di musim hujan. Dalam rangka untuk mendapatkan jarak 2m, pertama kali dibuat ukuran ditandai, sehingga saluran irigasi terbentuk lurus.
Penanaman
Satu minggu setelah penyemprotan rumput / gulma diikuti dengan menanam di mengangkat lebar penanaman tidur 2m (3 baris). Penanaman dilakukan dengan bor 2 biji / lubang. Selanjutnya, lubang tanam langsung ditutup dengan pupuk kandang akan mudah ditembus kecambah tanaman.
Fungsi lain dari pupuk kandang selain sebagai penutup lubang serta pupuk dari pabrik baru. Deretan tanaman yang dipotong parit / irigasi, harus diadakan parit perbaikan / irigasi dengan meluruskan parit dengan cangkul.
Satu minggu setelah tanam selesai penanaman kembali dengan bibit dari usia yang sama untuk menjadi pertumbuhan yang efektif. Dalam rangka untuk mendapatkan hidup benih, penanaman akhir pada lahan benih jagung dibibitkan dalam wadah yang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga bibit di tanah dengan sisa bibit yang ditanam dalam wadah. Biji kecambah berdaya> 95% akan diperoleh populasi 66.000 tanaman / ha.
Penggunaan Jarak Tanam
Jarak yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lapangan, sifat varietas dan musim. Pada kondisi tanah yang subur harus digunakan bukan lebih lebar dari jarak lahan kurang subur. Dalam subur pertumbuhan tanaman tanah lebih besar dari tanah yang kurang subur sehingga perlu ruang untuk tumbuh lebih luas.
Selain kesuburan tanah, ada varietas yang secara genetik memiliki kanopi lebar sehingga jarak yang digunakan lebih luas daripada genetik varietas memiliki kanopi yang sempit. Selain kesuburan tanah dan sifat genetik tanaman, musim juga menentukan penggunaan jaraknya. Pada musim hujan digunakan jarak lebar dari musim kemarau. Pada musim kemarau jarak digunakan lebih erat daripada di musim hujan.
Hal ini disebabkan kering penguapan air musim lebih tinggi dari musim hujan sehingga dapat mengurangi penguapan air yang digunakan jarak tanam rapat. Jarak yang umum digunakan adalah: 70-75cm x 20cm, 1 tanaman / lubang atau 70-75cm x 40cm, 2 tanaman / lubang dengan populasi = 66.000 untuk 71.000 tanaman / ha.
Atau menggunakan metode tanam legowo 90-40cm x 20cm, 1 tanaman / lubang atau 100-40cm x 40cm, 2 tanaman / lubang dengan populasi = 71.000-77.000 tan / ha. Penanaman dilakukan dengan drill dan tali jarak telah ditandai sesuai dengan ukuran yang akan digunakan. Berikut ditampilkan beberapa spasi digunakan di lapangan.
Penggunaan cara yang sangat efektif untuk legowo penanaman dilakukan untuk menujang indeks peningkatan tanam (IP) jagung di daerah tadah hujan. Metode penanaman Legowo selain menyediakan perbatasan.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan agar tanaman tumbuh subur dan menghasilkan optimal. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk tunggal yaitu Urea sebagai pupuk N, SP-36 sebagai pupuk P dan KCl sebagai pupuk K. Sejak pupuk tunggal KCl tidak tersedia secara komersial, maka kotoran yang diambil dari pupuk majemuk kalium.
Pemupukan dilakukan dua kali, umur tanaman 10 dan 35 hari setelah tanam (HST) pada jenis tanah yang didominasi tanah liat dan tiga kali usia 7-10 hst, 28-30 dan 40-45 dap dap. di tanah yang didominasi pasir. Pemupukan ketiga menggunakan BWD untuk menentukan kebutuhan tanaman N. Dosis tunggal pupuk per hektar yang umum digunakan adalah 350 kg + 200 kg Urea SP-36 + 100 kg KCl.
Pupuk majemuk media yang digunakan per hektar adalah 400 kg NPK 15:15:15 + 270 kg + 80 kg Urea SP-36. Hybrid kebutuhan pupuk jagung lebih besar dibading jagung komposit. Berapa banyak dari N diperlukan untuk memcu pertumbuhan tanaman ditentukan melalui membaca BWD (Leaf Color Chart) pada umur tanaman 42-45 HST.
Pengairan
Tanaman jagung termasuk komoditas yang tidak memerlukan banyak air, tetapi jika ada kekurangan air segera irigasi. Jumlah air yang tanaman dipengaruhi oleh suhu udara, angin, jumlah air yang tersedia di tanah dan kelembaban. Jagung tanaman air tingkat penggunaan 400-500 ml / musim atau 6-7,5 ml / hari.
Pertumbuhan fase tanaman jagung yang perlu irigasi, yaitu: 1) fase pertumbuhan awal untuk 15-25 hari, 2) tahap fegetatif untuk 25-40 hari, 3) fase berbunga selama 15-20 hari, 4) fase mengisi benih untuk 35-45 hari dan 5) tahap pematangan untuk 10-25 hari. Tahan air di sawah yang ditanami jagung tanpa olah tanah teknologi lama dari teknologi pengolahan yang sempurna.
Model Pemberian Air
Ada beberapa model pemberian air tanaman jagung yaitu :
Model genangan
Model alur (furrow)
Model bawah permukaan (sub surface)
Model pancaran (sprinkler)
Model tetes (drip).
Panen
Panen dilakukan apabila tanaman jagung memperlihatkan tanda – tanda :
Kelobot sudah kering
Umur panen sudah sampai (sesuai deskripsi)
Apabila sudah terbentuk lapisan hitam pada dasar biji
Sebagian daun berwarna kuning dan agak kering (Gumarang) kecuali varieas Bima (1-5) daunnya tetap hijau walau kelobot sudah tua (kering)
CARA MENANAM JAGUNG YANG BENAR
Budidaya tanaman jagung harus dikembangkan, agar Indonesia bisa berkembang dan maju dalam sistem pertanian. Anda ingin budidaya tanaman jagung, mulailah dari sekarang karena budidaya jagung ada keuntungan yang sangat besar. Blogiztic.net akan mengupas cara budidaya tanaman jagung yang benar sebagai berikut.
CARA PENANAMAN JAGUNG
- Syarat benih yang diperlukan
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
- Pengolahan lahan tanaman
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
- Pemupukan tanaman
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea
sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl
sebanyak 50- 100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada
tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu
tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah
tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga
(pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8
minggu atau setelah malai keluar.
- Cara penanaman tanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
- Tumpang sari (intercropping)
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
- Tumpang gilir (Multiple Cropping)
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
- Tanaman Bersisipan (Relay Cropping)
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
- Tanaman Campuran (Mixed Cropping)
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
Penyiangan tanaman
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
Pembumbunan tanaman
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
Pengairan dan Penyiraman tanaman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
Hama pada tanaman
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Pengendalian yang harus dilakukan
- penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
- tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
- Sanitasi kebun.
- semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Pengendalian yang dilakukan
- tanam serentak atau pergiliran tanaman
- cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah)
- semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
Penyakit pada tanaman
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian yang dilakukan
- penanaman menjelang atau awal musim penghujan
- pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan
- cabut tanaman terserang dan musnahkan
- Preventif diawal tanam dengan GLIO
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Pengendalian yang dilakuakan
- pergiliran tanaman.
- mengatur kondisi lahan tidak lembab
- Prenventif diawal dengan GLIO
c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.
Pengendalian yang dilakukan
- mengatur kelembaban
- menanam varietas tahan terhadap penyakit
- sanitasi kebun
- semprot dengan GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Pengendalian yang dilakukan
- mengatur kelembaban
- memotong bagian tanaman dan dibakar
- benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .
e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Pengendalian yang dilakukan
- menanam jagung varietas tahan
- pergiliran tanam
- mengatur jarak tanam
- perlakuan benih
- GLIO di awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Ciri dan umur jagung Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
Cara pemanenan jagung
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung
.
Pengupasan jagung
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
Pengeringan jagung
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.
Pemipilan jagung
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
Penyortiran dan penggolongan jagung
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan