PERAWAT PROFESIONAL DARI SEGI TATA WIRAGA Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas Pengembangan Kepribadian yang dibina oleh: Kalsum Sulaiman, SST., M.Kes.
Nama Anggota Kelompok 1: 1. Achfa Kurnia Ridha Rini
1714314201001
2. Amelia Prameswari Pitaloka
1714314201002
3. Dinda Rizki Dwi Maharani
1714314201010
4. Ovrina Sintya Putri
1714314201019
5. Winy Liveline Suryani
1714314201037
6. Iis Putri Rambu Padu Leba
1714314201013
7. Novi Dwi Esterlina
1714314201017
8. Moch. Malik Satria Khubbul Waton
1714314201035
9. Farsil Asra
1614314201016
10. Iskandar Saiful
1614314201021
11. Sanite Kum
1714314201034
STIKES MAHARANI MALANG TAHUN AJARAN 2017/2018 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, tempramen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku atau berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Dari kepribadian itu pula, anda mengetahui cerminan dari sikap dan kehidupan seseorang pada kesehariannya. Salah satunya adalah postur tubuh seseorang dalam bersikap. Postur tubuh yang benar sangat penting bagi penampilan diri secara perorangan secara perorangan dan d an memungkinkan gerakan-gerakan yang baik, luwes, tidak kaku dan enak dipandang. Postur tubuh yang baik adalah bagian penting dari penampilan visual seseorang dan penjagaan atau pemeliharaan tubuh. Dalam hal ini disiplin diri akan sangat membantu bagi perkembangan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dengan postur tubuh yang benar ini, dapat memperbaiki bentuk tubuh, membantu mencegah kelelahan dan postur tubuh yang baik ini merupakan unsur yang sangat menentukan bagi suatu kepribadian yang tertib, tenang, menyenangkan dan menyehatkan. Membahas masalah postur tubuh yang baik, erat hubungannya dengan kebiasaan-kebiasaan pada saat berdiri, pada saat duduk bahkan pada saat jongkok saat jongkok dan penggunaan alas kaki (sepatu atau sandal) dalam keperawatan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud tata wiraga? 2. Apa fungsi tata wiraga? 3. Apa saja manfaat tata wiraga dalam keperawatan? 4. Apa saja komponen tata wiraga?
2
1.3
TUJUAN PENULISAN A. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian. B. Tujuan Khusus
Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan tata wiraga.
Untuk dapat mengetahui fungsi tata wiraga.
Untuk dapat mengetahui manfaat tata wiraga dalam keperawatan.
Untuk dapat mengetahui apa saja komponen dari tata wiraga.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN TATA WIRAGA
Wiraga merupakan keterampilan dasar gerak tubuh. Wiraga juga bisa diartikan sebagai gerak yang dominan, dimulai dari kepala, kaki, dan badan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wiraga adalah dasar wujud lahiriah badan beserta anggota badan yang disertai keterampilan geraknya. Wiraga juga dapat diartikan seluruh gerak dari tubuh yang mencakup aspek cara bergerak dan sikap gerak, melakukan koordinasi seluruh kesatuan unsur dan ragam yang tersusun. Jadi, dapat disimpulkan wiraga dalam hal keperawatan merupakan dasar wujud lahiriah yang meliputi keterampilan gerak kepala, badan tangan, serta kaki yang terdapat dalam diri seorang perawat.
2.2
FUNGSI TATA WIRAGA
Postur tubuh yang benar sangat penting bagi penampilan diri secara perorangan secara perorangan dan memungkinkan gerakan-gerakan yang baik, luwes, tidak kaku dan enak dipandang. Postur tubuh yang baik adalah bagian penting dari penampilan dari penampilan visual seseorang dan penjagaan atau pemeliharaan tubuh. Dalam hal ini disiplin diri akan sangat membantu bagi perkembangan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dengan postur tubuh yang benar ini, dapat memperbaiki bentuk tubuh, membantu mencegah kelelahan dan postur tubuh yang baik ini merupakan unsur yang sangat menentukan bagi suatu kepribadian yang tertib, tenang, menyenangkan dan menyehatkan. Membahas masalah postur tubuh yang baik, erat hubungannya dengan kebiasaan-kebiasaan pada saat berdiri, pada saat duduk bahkan pada saat jongkok saat jongkok dan penggunaan alas kaki (sepatu atau sandal).
4
Adapun secara umum sikap tubuh yang benar memiliki manfaat, antara lain:
2.3
Membuat penampilan menjadi lebih anggun dan menarik bagi wanita.
Membuat penampilan gagah dan berwibawa bagi laki-laki.
Membuat tampil lebih muda dan segar.
Membuat tubuh tampak memiliki proporsi yang baik dan seimbang.
Menjaga kesehatan tubuh.
Membuat pakaian terletak di badan dengan baik dan rapih.
MANFAAT TATA WIRAGA DALAM KEPERAWATAN
Dalam ilmu keperawatan, sikap tubuh yang baik merupakan hal yang vital dalam diri seorang perawat. Hal ini dikarenakan perawat merupakan role model bagi masyarakat dalam hal kesehatan. Perawat yang memiliki sikap tubuh yang kurang baik akan berpengaruh terhadap pasien. Sikap tubuh yang kurang baik membuat pasien merasa kurang nyaman dengan perawat tersebut. Bukan hanya itu, sikap tubuh yang kurang baik akan berpengaruh terhadap efektivitas daya gerak seorang perawat. Seperti yang kita ketahui, profesi perawat dituntut untuk bergerak cepat dan tepat. Apabila kondisi sikap tubuh tidak tepat, maka bisa menyebabkan seorang perawat mengalami cedera atau terjatuh dalam bekerja.
2.4
KOMPONEN TATA WIRAGA
Adapun terdapat beberapa komponen sikap tubuh yang harus dipenuhi seorang perawat, antara lain : 2.4.1 Cara Berdiri
Cara berdiri dalam posisi yang benar, akan membantu menjaga otot-otot dan tubuh dalam kondisi yang bagus dan membantu membentuk kebiasaan-kebiasaan yang dapat membuat postur tubuh menjadi baik. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan pada saat berdiri atau juga pada saat berjalan dapat membantu menjaga lekukan tulang punggung menjadi baik, karena berat tubuh yang harus terbagi sama rata untuk mendapatkan keseimbangan tubuh. Berikut adalah posisi berdiri yang baik : : 1) Putarlah kaki kiri dengan sudut 45 derajat; 2) Arahkan kaki kanan ke muka dengan lurus; 5
3) Bengkokkan lutut kanan sedikit di d i atas garis lutut kiri; 4) Bengkokkan lutut kiri sedikit. Cara berdiri seperti ini, akan sangat membantu memberikan keseimbangan badan dan enak dipandang mata. Beberapa kemungkinan dalam posisi berdiri, yaitu :
Posisi yang baik yakni kepala tegak, dagu ditarik ke dalam, dada lurus, punggung serta bahu relaks dan perut agak ditahan.
Posisi berdiri (sikap) yang kaku yang tidak baik dan tidak indah dipandang mata, posisi berdiri seperti ini hampir mirip mirip posisi berdiri secara militer. militer.
Posisi berdiri (sikap) yang membungkuk, ini juga tidak indah dipandang mata.
Posisi berdiri (sikap) yang sway back atau lordosis artinya bahu agak lebar terlalu gagah untuk penampilan wanita sehingga terlihat kurang luwes.
Posisi berdiri (sikap) yang hyphosis, artinya bahu menunduk atau agak turun.
Posisi berdiri (sikap) yang sway back disertai hyphosis atau dikenal dengan scoliosis.
Posisi berdiri atau sikap ini dapat dilihat pada gamb ar berikut :
Barikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat sedang berdiri: 1. Tidak berdiri sambil tolak pinggang 2. Tidak membusungkan dada 3. Tidak menengadahkan wajah 4. Tidak menghalangi orang lain 5. Tidak berdiri di tengah jalan 6. Tidak berdiri di depan pintu 7. Kaki tidak terlalu lebar
6
2.4.2 Cara Duduk
Posisi duduk yang baik juga akan membantu dalam membentuk lekukan tubuh melalui tulang punggung yang pada akhirnya berdampak pada penampilan diri. Jangan biasakan duduk seperti jatuh di kursi. Geserlah tubuh dalam posisi duduk yang benar. Apabila tubuh bergeser ke belakang tariklah kedua tangan ke depan dan letakkan pada sisi ke dua paha. Posisi duduk yang benar yaitu : 1) Kaki dan lutut rapat, usahakan untuk tidak menyilangkan kaki; 2) Tempatkan kaki ke luar sedikit lebih jauh daripada lutut; 3) Alas kaki tetap pada lantai (tidak menggantung atau berjinjit); 4) Jagalah badan tetap seperti pada posisi berdiri; 5) Bila kursi ada sandaran, punggung tegak dan menyentuh sandaran. Posisi duduk yang benar, penting untuk mencegah kelelahan pada umumnya dan ketegangan pada punggung. Duduklah dengan punggung yang lebih rendah terhadap kursi. Untuk mencegah ketegangan pada punggung sewaktu membaca atau menulis, duduklah menekan bagian belakang kursi.
Posisi duduk yang benar ini seperti dalam gambar berikut :
7
Posisi Duduk Salah
Posisi Duduk Benar
Adapun terdapat cara bangun dari tempat tidur, antara lain : 1) Kedua kaki sedikit ditarik ke belakang; 2) Miringkan tubuh sedikit ke belakang; 3) Berdiri dengan kekuatan otot paha dan pergelangan kaki; 4) Lengan santai di samping tubuh.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat sedang duduk: 1. Sebelum dan sesudah duduk dikursi, hindari menyeret kursi. Angkat kursi sedikit sebelum duduk agar tidak menimbulkan suara 2. Jangan sekali-sekali duduk bersilang kaki, atau menyodorkan telapak kaki jauh kedepan, ketika menghadap ke orang lain. Apalagi sampai duduk di meja atau meletakkan kaki di atas meja 3. Tidak menyandarkan tangan di atas kursi 4. Jika wanita tutup lutut, kaki bisa diserongkan 5. Memberikan tempat duduk bagi mereka yang tidak kebagian 6. Tidak duduk sebelum wanita, orang yang dihormati, orangtua duduk terlebih dahulu. 2.4.3 Cara Berjalan
Di samping posisi berdiri dan posisi duduk yang benar, perhatikan pula posisi berjalan, yakni badan tegak dan kepala tidak menunduk, seperti pada posisi berdiri. Selain itu, bagi seorang perawat yang sedang melaksanakan dinas di Rumah Sakit, maka perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 8
Menjaga sopan santun;
Tidak boleh bersenda gurau atau membuat gaduh;
Menghormati dan memberi salam/menyapa kepada orang yang berpapasan;
Menghargai perasaan orang, memahami situasi dan k ondisi;
Memberi kesempatan jalan dahulu bila ada yang sedang membawa pasien;
Tidak dibenarkan menggunakan pakaian kerja khusus di luar ruangan (Seperti pakaian kerja di ruang IGD, ICU, ICCU, HCU, PICU dan NICU).
Cara berjalan yang baik:
1. Posisi badan tegak dan kepala tidak menunduk, seperti pada posisi berdiri. 2. Ayunkan langkah kaki dengan sewajarnya, jangan terlalu lebar atau terlalu menyempit. Sesuaikan gerakan tangan agar tidak mengayun lebar ke segala arah. 3. Upayakan kedua kaki menapak ke tanah dengan mantap. Jangan menyeret atau berjingkat-jingkat. 4. Arahkah pandangan mata ke depan. Jangan bolak-balik menunduk.
Adapun berikut merupakan posisi berjalan yang baik :
Posisi Berjalan Salah
Posisi Berjalan Benar
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat berjalan: 1. Tidak berjalan sambil bertolak pinggang atau membusungkan dada sehingga terlihat angkuh
9
2. Waktu berjalan, hendaknya sikap badan lurus dengan tegap, jangan membungkuk, jangan melangkah besar-besar, atau sebaliknya. 3. Tidak menendang barang saat berjalan 4. Jangan berjalan sambil mengobrol, makan atau minum. 5. Kain celana atau rok tidak menypu lantai ketika berjalan 6. Tidak berjalan mendahului orang tua
Saat mengambil atau memungut sesuatu yang terjatuh ketika kita sedang berjalan pun harus diperhatikan. Posisi Po sisi tubuh pada saat memungut sesuatu barang yang jatuh di lantai yakni posisi jongkok. Pada saat berjongkok perhatikan:
Tempatkan kaki pada sikap dasar;
Punggung tetap lurus;
Lutut dibengkokkan;
Angkat dengan otot-otot kaki dan pantat, tidak dengan punggung.
Posisi Salah
Posisi Benar
2.4.4 Cara Berbicara dan Bercakap-Cakap
10
Waktu perawat bercakap-cakap hendaknya ia memandang muka lawan bicara dan mendengarkan dengan penuh perhatian, memberi kesempatan orang lain berbicara dengan tenang. Perawat sendiri hendaknya berbicara dengan suara yang sedang-tenang tetapi tegas, tidak ribut tetapi tidak juga memperlihatkan rasa malu atau takut. Dalam berbicara pun hendaknya pandangan mata ke arah orang yang kita ajak bicara. Usahakan perawat memberikan respon tertentu yang menarik dalam menanggapi apa yang dibicarakan orang lain, khususnya klien atau pasien. Hal ini bertujuan memberikan rasa nyaman kepada pasien untuk menceritakan masalahnya kepada perawat. Sehingga mempengaruhi derajat kesehatan pasien. Dalam memberikan informasi pun harus disampaikan secara tepat dan efisien sehingga tidak terjadi ambiguitas bagi pasien dalam menerjemahkan apa yang disampaikan perawat. 2.4.5 Cara Tersenyum
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita sering melihat dan menyaksikan orang-orang disekitar kita dalam berinteraksi yang dibumbui dengan berbagai senyuman. Itu terjadi sebagai akibat reaksi spontan dari lawan bicaranya. Dibawah ini ada beberapa jenis senyuman yang dapat ditemukan: 1. Senyuman Dengan Bibir Terkatup
Kedua bibir terentang, membentuk garis lurus dan gigi tidak terlihat. Senyuman ini memberi arti bahwa orang tersebut sedang menyimpan rahasia atau mempunyai pendapat terhadap suatu hal yang tidak diketahui oleh orang lain.
2. Senyuman Miring 11
Tarikan kedua sudut bibir tidak seimbang. Senyuman jenis ini menunjukkan emosi yang berlawanan pada setiap sisi wajah. Senyum ini dianggap tidak lazim di dunia Barat dan biasanya dilakukan dengan sengaja. Makna dari senyum ini biasanya berarti sindiran atau sarkasme.
3. Senyuman Sambil Melirik Ke Samping dan Atas
Tersenyum dengan kepala sedikit ditundukkan ke bawah dan dipalingkan ke samping, mata melirik ke atas, dan tersenyum dengan bibir terkatup, maka orang ini akan tampak lebih muda seperti layaknya remaja, menggoda dan menyimpan rahasia.
4. Senyuman Dengan Rahang Terbuka
Tersenyum dengan kedua sudut bibir ditarik lebar sehingga gigi-gigi terlihat, sampai rahang terbuka. Senyuman ini mengingatkan akan senyum khas mendiang Heath Ledger di film Batman, dalam perannya sebagai Joker. Dikehidupan nyata, banyak selebritas yang sering menggunakannya juga. Bahkan para calon anggota legislatif Indonesia pun tidak segan memajang senyum seperti ini pada foto 12
kampanyenya yang terpampang pada poster-poster yang bertebaran. Makna dari senyuman ini sebenenarnya adalah untuk menyampaikan reaksi bahagia kepada khalayak atau mencari dukungan.
Namun dari semua jenis senyuman yang sering kita terima, tentunya akan terasa sangat berkesan tatkala senyuman yang kita terima adalah senyuman yang tulus. Atau pasti kita pun akan memberikan kesan yang baik dan menyenangkan ketika kita mampu menghadirkan ketulusan dalam senyuman yang kita berikan.
13
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
Wiraga merupakan keterampilan dasar gerak tubuh. Wiraga juga bisa diartikan sebagai gerak yang dominan, dimulai dari kepala, kaki, dan badan. Wiraga dalam hal keperawatan merupakan dasar wujud lahiriah yang meliputi keterampilan gerak kepala, badan tangan, serta kaki yang terdapat dalam diri seorang perawat. Komponen wiraga meliputi cara berbusana, cara berdiri, cara duduk, posisi berjalan, cara berbicara, dan cara tersenyum. Fungsi Wiraga dapat memperbaiki bentuk tubuh, membantu mencegah kelelahan dan postur tubuh yang baik ini merupakan unsur yang sangat menentukan bagi suatu kepribadian yang tertib, tenang, menyenangkan dan menyehatkan.
3.2
Saran
Pada proses pengembangan kepribadian salah satu yang harus diperhatikan ialah tata wiraga karena postur tubuh yang baik adalah bagian penting dari penampilan visual seseorang dan penjagaan atau pemeliharaan tubuh. Dalam hal ini disiplin diri akan sangat membantu bagi perkembangan kebiasaan-kebiasaan yang baik. .
14
DAFTAR PUSTAKA Mien R, Uno. 2005. Etiket 2005. Etiket . Jakarta: PT Gramedia pustaka utama Pramono, Dewi Motik. 2010. Yang Sopan Yang Santun. Santun. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan https://www.scribd.com/document/362018206/Bagian-2-Tata-Wiraga-Ver-2
15