A A
PERMAINA
BAHASA
KARYA TULIS IlMIAH
BA 01.07.1588
TATA PERMAINAN BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Oleh
Dr. Wahyu Wibowo
Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta 13220
It. Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apa pun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan pertama, Oktober 2010 Desain cover, Fahmi Shihab Dicetak oleh Sinar Grall ka Offset ISBN 978-979-010-313-9 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Wibowo, Wahyu Tata permainan bahasa karya tulis ilmiah/Dr. Wahyu Wibowo Editor: Sugiarti. -- Ed. 1, Cet. 1. -- Jakarta: Bumi Aksara, 2010. xviii, 154 hlm.; 21 cm. Bibliograll : hlm. 143
ISBN 978-979-010-313-9
1. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. I. Judul.
2. Bahasa II. Sugiarti.
Prakata
BILA KERETA API TANPA MASINIS GLOBALISASI, yang pada hakikatnya "hanya" ditopang oleh revolusi di bidang komunikasi dan teknologi informasi, dalam perspektif etis ternyata membawa dampak yang serius dalam kehidupan bangsa Indonesia. Kedatangan nilai-nilai dari luar di tengah kesuburan taman sari nilai-nilai bangsa yang telah lama kita miliki, contoh konkretnya, telah menimbulkan dialog panjang yang dialektis. Dialog ini makin dialektis ketika nilai-nilai lokal yang sehari-hari masih dijadikan norma oleh suatu masyarakat bercampur-baur dengan nilai-nilai lokallainnya yang juga masih dijadikan norma oleh masyarakatnya. Dalam komunikasi antarbudaya dan interbudaya semacam ini, kehidupan berbangsa dan bernegara kita seolah terbelah. Sebagai contoh, banyak di antara kita yang masih memandang penemuan teknologi dengan penuh takjub. Pasalnya, teknologi dianggap sebagai ciri-ciri kehidupan modern, simbol kemajuan peradaban, dan oleh karena itu dapat dijadikan alat ampuh pembangunan. Teknologi, yang tidak dapat dimungkiri lahir berkat perkembangan ilmu dan pengetahuan Barat, dengan demikian sah-sah saja jika
disebut pula sebagai buah manis globalisasi. Akan tetapi, ditinjau dari perspektif etis, buah manis itu sering kali terasa pahit, sehingga membahayakan kehidupan bangsa. Demi alasan ilmiah, bahkan tidakjarang teknologi diciptakan dengan meniadakan semua sistem nilai dan moral, kecuali nilai manfaat dan efisiensi. Implikasi dari hal ini, dunia penelitian akademik di Indonesia terkesan hanya berupa copy paste belaka dari penelitian akademik Barat.
Dalam ungkapan lain, mung kin perlu segera direnungkan mengapa kita acap kali terkesima dengan teori dan penelitian yang dilakukan oleh bangsa asing. Mengapa teor; dan penelitian asing itu nyaris selalu kita anggap sebagai keniscayaan, sehingga muncul pemitosan bahwatanpa mengekorbangsaasing kita belumdianggap ilmiah. Padahal, sebenarnya tidak ada yang salah dengan penemuan teknologi itu sendiri. Apalagi, andai memahami perkembangan ilmu di Barat, ujung-ujungnya selalu dapat dipulangkan pada pemikiran para filsuf Yunani. Sebagaimana kita ketahui, para filsuf Yunani senantiasa berpikir dan mengembangkan pemikirannya melalui semangat analitis, verifikasi, dan bahkan falsifikasi. Oleh karena itu, bertalian dengan dunia penelitian akademikdi Indonesia, sebenarnya sah-sah saja jika muncul teori made in Indonesia. Pasalnya, apakah peneliti akademik kita belum menyadari hal tersebut, ataukah mereka memang kesulitan untuk mengungkapkannya dalam wujud tulisan ilmiah yang komunikatif? Buku ini akan"memaksa" Anda untuk memahami tata permainan bahasa karya tulis ilmiah yang komunikatif. Dikatakan memaksa, karena karya tulis ilmiah memang harus mengandung prinsip-prinsip komunikasi, terutama prinsip-prinsip komunikasi massa, yakni pe
%ta Permainan 13afiasa 1(arya 'Iu(is [(miali
nyebarannya yang luas dan serempak dengan tujuan agar dapat di pahami pembacanya demi kemaslahatan bangsa. Di sisi hal ini, buku ini juga berupaya menampilkan suatu paradigma baru perihal t lis-menulis karya tulis ilmiah, mengingat selama ini dunia tulis
menulis karya ilmiah dianggap sebagai dunia yang tidak membumi. Padahal, dunia akademik tanpa diramaikan oleh orang-orang yang piawai menulis ibarat kereta api tanpa masinis. Artinya, kehidupan berbangsa dan bernegara kita yang demokratis tidak boleh hanya diwarnai oleh informasi sepihak dari media massa, sebagaimana sering kali kita rasakan, tetapi juga harus dimeriahkan oleh pelbagai penelitian akademikyang diungkapkan oleh para penelitinya melalui karya tulis ilmiah yang komunikatif. Dengan demikian, "kereta api demokrasi" kita berjalan di atas rei yang pasti. Berpijak dari hal di atas, pertama-tama buku ini ditujukan bagi masyarakat akademis, baik dosen, peneliti, maupun mahasiswa. Kendati demikian, mengingat buku ini ditulis melalui prinsip aliran FilsafatBahasa Biasa,dan dima ksudkan lebih sebagai penunjang buku teks, maka buku ini dapat dibaca pula oleh masyarakat umum yang meminati dunia tulis-menulis karya tulis ilmiah. Dalam penegasan lain, pembaca buku ini adalah mereka yang diandaikan hendak mendapatkan pencerahan dalam hal tulis-menulis karya tulis ilmiah.
Ucapan terima kasih BUKU ini dapat Anda pegang, sejatinya karena pada 2007 Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Ditjen Dikti Depdiknas RI, mempercayai penulis untuk menulis naskahnya. Untuk itu, penulis harus berterima kasih kepada sejumlah pribadi
di lingkungan DP2M Ditjen Dikti Depdiknas RI, terutama Pak Yudi Agustono, Yuk Nita, Mbak Ichah, Sus Nora, Bung Tober, Mas Wahyu Setia, dan Kang Hendi. Dalam wujud serupa tapi tak sama, naskah tersebut juga saya terbitkan dalam judul Penulis Cendekia yang Komunikatif (Penerbit Kompas, 2010), dengan menekankan
hubungan kausalitas antara intelektualitas dan kepenulisan ilmiah. Ucapan terima kasihjuga mesti dihaturkan kepada Prof. Dr. Mien A. Rifai, seseorang yang penulis hormati di jajaran inti tim Pelatihan Penulisan Artikeilimiah untuk Dosen Perguruan Tinggi se-Indonesia, DP2M Ditjen Dikti Depdiknas RI, karena telah membiarkan penulis mengelaborasi dan mengeksplorasi secara eklektik dan heuristik pandangan Filsafat Bahasa, terutama pandangan Filsafat Bahasa Biasa sehubungan dengan makna bahasa dan tata permainan bahasa, sehingga dapat diupayakan suatu konstruksi paradigmatik baru di bidang penulisan karya tulis ilmiah yang komunikatif. Pak Mien, demikian sapaan akrabnya, di lingkungan tim pelatihan penulisan artikel tersebut lebih dikenal sebagai pandit niyata, ilmuwan sejati, karena sebagai pakar taksonomi kesohor ternyata minat dan perhatiannya terhadap bahasa Indonesia sungguh luar biasa. Beliau selalu berpesan kepada penulis, "Bahasa Indonesia jangan menengok ke belakang melulu:' Pesan ini amat meresap ke dalam pikiran penulis, sebab bahasa Indonesia memang suka "tertinggal" misalnya dalam menghadapi "bahasa" komputer. Pak Mien juga tak pernah bosan berpesan bahwa menggunakan istilah asing yang telah diindonesiakan adalah wujud nyata kecendekiaan kita sebagai insan akademik Indonesia.
'Yata Pennainan <13aliasa 1(arya '[u[is I[miali
Mengingat rancangan naskah buku ini dimatangkan selama penulis mengikuti acara "safari" berkeliling Indonesia, sehubungan dengan peran penulis sebagai salah seorang narasumber pada pelatihan penulisan artikel tersebut, penulis harus berterima kasih pula kepada anggota tim pelatihan lainnya, yaitu Prof. Dr. Was men Manalu, Prof. Dr. Suminar S. Achmadi, &Dr. Astiana Sastiono (IPB); Prof. Dr. Munandir & Prof. Dr. Ali Saukah (Universitas Negeri Malang); Dr. A. LatiefWiyata (Universitas Jember); dan Dr. M.I\lur Kholis Setiawan (UIN Sunan Kalijaga Yogya). Diskusi informal berkenaan dengan penulisan naskah buku ini yang digelar di sela-sela acara "safari" itu, yang tidak jarang diwarnai oleh gelak tawa bahkan terkadang hingga tengah malam, disadari atau tidak turut mematangkan proses penulisan naskah buku ini. Penulis harus berterima kasih pula kepada kolega penulis di Universitas Nasional (Unas), terutama Mas liliek Sofyan Achmad, M.A., Mas Arju Susanto, 55., Rikobidik, 55., Hamdan, 5.5., Bang Drs. Faldy Rasyidie, Bung Dr. T.B. Masa, Mas Suparman, M5i., & Prof. Dr. Ngadino Surip. Para"pendekar"dari Unas ini telah memperlihatkan pengertian yang amat tulus, terutar:na ketika penulis harus "menghilang" dari kampus untuk "bersafari" keliling Indonesia seraya merampungkan penulisan naskah buku ini. Penulis wajib pula berterima kasih kepada sejumlah pribadi yang telah mencerahkan penulis dalam hal pemikiran akademik, terutama Dr. Boen S. Oemarjati, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, Prof. Dr. Budya Pradipta, & Prof. Dr. M. Budyatna (Universitas Indonesia); juga, kepada Prof. Dr. Lasiyo & Prof. Dr. Kaelan (UGM Yogyakarta). Untuk para sohib di dunia akademik, penulis ingin pula berterima
kasih atas ikatan persahabatan yang terus mereka jag a, terutama kepada Mas Margono Sugeng, M.5c. & Mas Adib Chumaidy, M.T. (lSTN); Kang Dr. Muchayar (Unkris); Bung Dr. Admi Syarif (Universitas Lampung); Kang Suharto Abdul M., S.5os. (STMT Trisakti); Mas Edy Sukarno, M.M. (Universitas Pancasila); Bung Joe Harrianto (STIK LSPR Jakarta); Prof. H. Ahmad Samin
s. (USU Medan); Mbak Dewi Winarni
Susyanti, M.5i. & Ceu Nining Tossin, M.5i. (Poltek f\legeri Jakarta); Prof. Nyoman Musiasa & Bung John Billy, M.M. (BCA Group Jakarta). Melalui ungkapan Confusius,"di antara orang yang benar-benar terpelajar tidak bakal ada perbedaan derajat': buku ini memang harus ditulis. Sebab, tidak sedikit insan akademik kita yang belum maksimal dalam memahami tata permainan bahasa karya tulis ilmiah yang komunikatif. Melalui buku ini, sebagaimana telah disinggung, diharapkan mereka akan tercerahkan dalam hal tulis-menulis karya tulis ilmiah yang komunikatif. Karya tulis ilmiah, sebagai salah satu bentuk tata permainan bahasa, agaknya harus sungguh-sungguh dipahami para insan akademik kita agar di antara mereka tidak lagi terjadi "perbedaan derajat': Apalagi, fakta membuktikan, selama ini tidak sedikit karya tulis ilmiah (laporan penelitian, makalah perkuliahan, skripsi, atau tesis) yang teronggok begitu saja di pojok ruangan tanpa pernah diolah, misalnya ke dalam bentuk artikel ilmiah, supaya bisa disebarluaskan ke masyarakat. Sebagaimana telah disebutkan, buku ini tidak ditulis sebagai buku teks, tetapi disajikan lebih sebagai bahan penunjang atau bahan pengayaan buku teks. Oleh karena itu, untuk memudahkan penggunaannya di dalam proses belajar-mengajar, sepanjang hal itu dibutuhkan, buku ini disusun dalam lima bab. Tiap-tiap bab buku
'l'ata Permainan 13ahasa 1(arya cruris /[miah
ini diupayakan sedemikian rupa agar dapat diajarkan untuk dua kali tatap muka (teori dan praktikt sehingga buku ini cukup disajikan dalam satu semester. Dua belas kali tatap muka dalam satu semester, mungkin tidakcukup membuat seseorang menjelma menjadi penulis karya tulis ilmiah yang andal. Kendati demikian, agar mudah dicerna, buku ini diupayakan hadir kepada pembacanya secara "ringan" melalui laras bahasa ilmiah-populer. Maksud penulis, agar Anda tidak perlu berkerut dahi ketika membacanya. Untuk menjaga terentangnya tali silaturahmi dengan Anda, penulis membuka pintu kontak melalui pos-el kangbowoz@yahoo. com. Selamat membaca!
Depok, Agustus 2010
Dr. Wahyu Wibowo
Daftar lsi
Prakata .....................................................................................................
vii
Bila Kereta Api Tanpa Masinis .......................................................
vii
Ucapan Terima Kasih ..............................................................
ix
Bab 1 IImuwan dan Kesadaran Berbahasa ............................
1
Kritisisme vs Strukturalisme ................................................
3
Hakikat Bahasa ........................................................................
9
Bab 2 Bahasa IImiah yang Komunikatif ..................................
26
Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah .....................
29
A. Koheren ................................................................................
29
B. Konsisten ......:......................................................................
32
C. Sistematis ............................................................................
33
D. Konseptual ..........................................................................
36
E. Komprehensif ....................................................................
38
F. Logis ......................................................................................
40
G. Bebas ....................................................................................
43
H. Bertanggung Jawab ........................................................
45
([)ajtar
Bab 3 Kekeliruan Epistemologi dan Tindak Tutur Penu lisan ............................................................................................
SO
Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi ..............................................
52
Tulisan yang Jelas dan Efektif .............................................
56
• Singkat ..................................................................................
57
• Koheren ................................................................................
58
• Variasi ....................................................................................
59
• Kesatuan Pikiran ................................................................
60
• Penegasan ...........................................................................
61
• Logika ....................................................................................
61
Bentuk-B entuk Hubungan yang Kohesif ......................
64
1. Penggunaan Konjungsi ..................................................
64
2. Pemahaman Ejaan ............................................................
68
3. Pembentukan Kata ...........................................................
74
4. Kecermatan Diksi ..............................................................
76
Bab 4 Kebenaran IImiah dan Common Sense .......................
80
Struktur Aktivitas IImiah .......................................................
83
Karya Tulis Ilmiah dalam Komunitas Sosial ...................
87
• Cerminan dari Komunitas Sosial Wacana .................
88
• Pesan yang Diungkapkan Mengandung Makna
Sosial...................................................................................... • Memiliki Laras dan Sosioretorik Tersendiri ..............
'Tata Pennainan lJ3afia.sa 1(arya cru[is I[miaft
89
91
(
• Penulisannya Dilandasi oleh Prinsip Pembingkai
Iii
an ............................................................................................
92
Kategorisasi dan Ideologi ....................................................
96
Bab 5 Kemampuan Bernalar dan Pengembangan Ali nea ................................................................................................ 107
Logika, Rasional, dan Kekeliruan Nalar ...........................
109
• Kekeliruan Nalar dalam Perumusan Masalah .........
112
• Kekeliruan Nalar dalam Hipotesis ...............................
114
• Kekeliruan Nalar dalam Pengumpulan Data ...........
115
• Kekeliruan Nalar dalam Verifikasi ................................
116
• Kekeliruan Nalar dalam Falsifikasi ...............................
119
Hakikat Alinea ..........................................................................
122
Syarat Pembentukan Alinea ................................................
125
Struktur Alinea .........................................................................
130
• Alinea Pembuka ................................................................
130
• Alinea Tubuh ......................................................................
135
• Alinea Penutup .................................................................
139
Daftar Pustaka .....................................................................................
143
Tentang Penulis ...................................................................................
151
----
,q~l (j)aftar I li ~
berhubungan dengan kesadaran (cognitive) . Aktivitas yang dimaksud adalah segala kegiatan, rangkaian kegiatan, atau proses yang dijalani ilmuwan untuk membangun pengetahuan ilmiah. Mengingat tiap-tiap ilmuwan memiliki "filsufnyaff masing-masing dalam hal "mema hami
dunia'~
tidak heran jika kemudian terjadi perbedaan
dan pluralitas dalam tujuan ilmu (Tjahyadi, 2003). Di dalam sejarah ilmu, hal tersebut tergambar dengan amat jelasnya, misalnya bahwa pad a awalnya aktivitas ilmiah berkembang dari sekadar hasrat untuk mengerti, menjelaskan, menguasai, dan memanfaatkan alam sebagaimana tercermin dari pemunculan ilmu kealaman, seperti fisika, biologi, dan kosmologi, kemudian berkembang pada tujuan untuk memahami, mengatasi, dan memanfaatkan daya-daya kehidupan sebagaimana muncul dalam ilmu-ilmu kehidupan, seperti kedokteran dan farmasi, hingga pada tujuan untuk memahami dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang bersifat sosial dan langsung melibatkan manusia, sebagaimana tercermin dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Menurut van Peursen (1990), perkembangan ilmu menyebabkan manusia kian memfokus hanya pad a dirinya sendiri dan berdampak pad a kian kompleksnya penelitian ilmiah, sehingga tujuan ilmu pad a akhi rnya melahirkan pembagian objek formal ilmu yang menyesuaikan diri dengan objek material yang hendak diungkapkan melalui ilmu-ilmu tersebut. Dampak yang dikataka n van Peursen, hemat penulis dalam konteks ini amat bertalian dengan eksistensi bahasa. Pasalnya, apa pun j enis aktivit as ilmiah yang dilakukan ilm uwan dan bagaimana pun kompl eksnya penelitian yang d i!akukannya, tid ak mungkin dilepaskan dari penggu naan ba hasa. Arti nya, unt uk menyebarluas
;.zan hasil
baik dalam bentuk laporan penelitian,
makalah, skripsi, tesis, artikel ilmiah untuk jurnal, maupun buku seorang ilmuwan pasti membutuhkan ilmuwan tidak boleh
Oleh karena
atau melepaskan
kesadaran
"'",,,"',, ilmuwan ibarat ber diri di tengah
rimba.
KESADARAN berbahasa tidak dapat dilepaskan dari persoalan me nafsirkan
dikatakan oleh tokoh kunci aliran Ludwig Wittgenstein, pad a tidak ditentukan
tetapi bagaimana penggunaannya
oleh struktu r logisnya, kehidupan manusia se
hari-hari. Pasalnya, mengingat semua pemahaman dilakukan menguasai bahasa akan menghasilkan gambar yang dunia. Pertanyaan-pertanyaan 11loso11s, dan juga pertanyaan-pertanyaan akademis, menurut Wittgenstein itu harus dibingkai ke dalam
atau pilihan kata yang
tepat, sehingga jika manusia dapat menemukan batas-batas bahasa di sanalah manusia juga akan menemukan batas-batas dunia. Itu bagi ilmuwan identik dengan ke dalam berkomunikasi dengan masyarakatnya, yang
dipahami melalui perspektif
Biasa me
rujuk pada kenyataan bahwa bahasa pada dasarnya adalah tindakan manusia dan bahwa makna kata-kata dalam ungkapan berbeda
selalu
makna kata-kata dalam penggunaannya pada
J{muwan d'an
Tentang Penulis
Dr. Wahyu Wibowo dilahirkan di Kampung Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 8 Maret 1957. Setelah menamatkan S-l dalam IImu Sastra (1984) dan S-2 dalam Ilmu Manajemen (1996), ia merampungkan S-3 dalam Ilmu Filsafat di Sekolah Pascasarjana · Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2004-2007) dengan disertasi mengenai Filsafat Bahasa dan relevansinya terhadap etika pers. Minatnya berorganisasi, berkesenian, dan berjurnalistik tumbuh subur selama menjadi mahasiswa FSUI kampus Rawamangun, Jakarta (1976-1984). Sebagai aktifis, ia adalah pendiri Ikatan Keluarga Sastra Indonesia (gaya baru) FSUI (1978) dan penggagas berdirinya Ikatan Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa FSUI (1979). Wahyu Wibowo pernah aktif sebagai sekjen BPM FSUI (1978), ketua Bengkel Sastra Ibu Kota (1980), dan anggota MPM-UI (1983). Sebagai penyair, ia dikelompokkan ke dalam Sastrawan Indonesia Angkatan 2000. Sebagai kritikus, ia membidani Aliran Kritik Sastra Sawo Manila di Kampus Universitas Nasional (Unas) Jakarta (1988). Sebagai jurnalis,
Wahyu Wibowo adalah anggota PWI Jaya (sejak 1977).la pernah pula memperoleh Sastra Award sebagai dosen terbaik Fakultas Sastra Unas (2004 dan 2008). Karier jurnalistiknya berangkat dari pers kampus, yakni sebagai redaktur majalah kebudayaan Tifa Sastra (1976-1984), kontributor koran Salemba (1979-1980), dan redaktur majalah kebudayaan Bende (1977-1985), kemudian terjun ke pers umum menjadi reporter
majalah berita umum Fokus (1982-1984), redaktur majalah musik IHE (1984-1985), redaktur majalah Video (1985-1987), redaktur majalah remaja Monalisa (1987-1989), redaktur majalah berita ekonomi Prospek (1989-1992), wakil pemimpin umum/pemimpin redaksi
tabloid Paron (1992-1997), redaktur pelaksana harian umum ABRI (1998-1999), dan wartawan senior majalah So/usi Investasi (sejak 2003). Selama kariernya Wahyu Wibowo sudah berkeliling Indonesia dan juga sudah melanglang jagat ke sejumlah negara Asean, Asia, Eropa, dan Australia. Sementara itu, karier akademiknya dibangun sejak 1985 dengan mengajar di sejumlah PTS Ibu Kota dalam mata kuliah, di antaranya Bahasa Indonesia, Komunikasi Bisnis, Penulisan Kreatif,
Kemahiran
Menulis,
Manajemen
Pers, Kapita
Selekta
Kebudayaan Betawi, dan Filsafat Bahasa. Karyanya yang sudah diterbitkan, di antaranya kumpulan puisi (bersama Hendry Ch. Bangun) Ken Mokar Ikan da/am Kaca (lKSI-FSUI, 1980); Katarsis: Kumpu/an Esai Sastra (Nusa Indah, 1984); Menyingkap Dunia Kepenyairan Subagio Sastrowardoyo (Balai Pustaka, 1984);
novel Merajut Angan-angan (Serajaya, 1986); kumpulan puisi Liang Luka (Serajaya, 1989); kumpulan puisi Cinta Batu, Batu Cinta (Serajaya, 1992); Mitos Bahasa (Pa ron pers, 1994); Konglomerasi Sastra (Pa ron pers,
'rata Permainan
1995); Model Waktu dalam Perahu Kertas Sapardi Djoko Damono (Balai
Pustaka, 1997); kumpulan cerpen Glasnots (Balai Pustaka, 1999); Manajemen Bahasa (Gramedia Pustaka Utama, 2001), Otonomi Bahasa (Gramedia Pustaka Utama, 2001); Enam Langkah Jitu Agar Tulisan Anda Makin Hidup dan Enak Dibaca (Gramedia Pustaka Utama, 2002); Sihir Iklan (Gramedia Pustaka Utama, 2003), Membangun Kultur Perusahaan Melalui Kesadaran Komunikasi Adab (Gramedia Pustaka
Utama, 2004), Berani Menulis Artikel Jurnalistik (Gramedia Pustaka Utama, 2006), Menjadi Penulis & Penyunting Sukses (Bumi Aksara, 2007), Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi (Bumi Aksara, 2008), dan Menuju Jurnalistik Beretika (Penerbit Kompas, 2009).
Sambil terus menulis dan berjurnalistik, kini Wahyu Wibowo adalah dekan pada Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional, Jakarta, sekaligus mengepalai Jakarta forWittgemstain Studies. Sejak 2006 ia aktif pula sebagai anggota Tim Pelatihan Penulisan Artikel bagi Dosen Perguruan Tinggi se-Indonesia, dikoordinasikan oleh DP2M Ditjen Dikti Depdiknas Rio
ISBN 979-010-313-1
I ~IIIIIIIII