P sikodiagnostik sikodiagnostik VIII The m a tic A p p e rc e p tion tio n Te Te st (T.A.T (T.A.T)) Child re n A p p e rc e p tion Te st (C. (C .A .T)
Ματερι Κυλιαη Πσικοδιαγνοστικ ςΙΙΙ ΣΤΙΠΣΙ Ωιδψα Δηαρμα Παλεμβανγ
Ηανψα υντυκ διγυνακαν δι καλανγαν σενδιρι
Imelda Novelina Sihotang, S.Psi, Psi
Pengertian Thematic A pperception pperception Test
•
adalah tes yang mengapersepsikan tema dari suatu gambar yang ambigous/mendua arti.
•
adalah
teknik
dinamika
proyeksi
kepribadian
yang
yang
digunakan
terlihat
untuk
nyata
mengungkap
dalam
hubungan
interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan.
•
merupakan yang
metode
cukup
yang
terlatih
berguna untuk
bagi
para
mencoba
‘interpreter’
“mengungkapkan”
beberapa dorongan-dorongan yang sifatnya dominan, emosiemosi, sentimen-sentimen, serta kepribadian yang kompleks dan konflik-konflik kepribadian. Kekhususan dari alat tes ini adalah terletak pada kemampuannya untuk mengungkapkan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari hambatan pada klien;
yang
mengakui
seringkali
tentang
adanya
tidak
mau
gangguan
ataupun dan
tidak
hambatan
dapat
tertentu
dalam dirinya; dikarenakan klien tidak menyadari tentang hal tersebut.
Sifat dari Thematic Apperception Test
•
Ambigous/tidak orang
jelas/tidak dapat
mengartikan/menafsirkannya.
terstruktur, berbeda-beda
karena
setiap dalam
Pengertian Thematic A pperception pperception Test
•
adalah tes yang mengapersepsikan tema dari suatu gambar yang ambigous/mendua arti.
•
adalah
teknik
dinamika
proyeksi
kepribadian
yang
yang
digunakan
terlihat
untuk
nyata
mengungkap
dalam
hubungan
interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan.
•
merupakan yang
metode
cukup
yang
terlatih
berguna untuk
bagi
para
mencoba
‘interpreter’
“mengungkapkan”
beberapa dorongan-dorongan yang sifatnya dominan, emosiemosi, sentimen-sentimen, serta kepribadian yang kompleks dan konflik-konflik kepribadian. Kekhususan dari alat tes ini adalah terletak pada kemampuannya untuk mengungkapkan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari hambatan pada klien;
yang
mengakui
seringkali
tentang
adanya
tidak
mau
gangguan
ataupun dan
tidak
hambatan
dapat
tertentu
dalam dirinya; dikarenakan klien tidak menyadari tentang hal tersebut.
Sifat dari Thematic Apperception Test
•
Ambigous/tidak orang
jelas/tidak dapat
mengartikan/menafsirkannya.
terstruktur, berbeda-beda
karena
setiap dalam
Sejarah Thematic Apperception Test
•
Tahun 1935, untuk yang pertama kali HENRY A. MURRAY dan
MORGAN mengembangkan Thematic Apperception Test dengan 30 kartu bergambar + 1 kartu kosong (blank card)
•
Tahun 1938, H. A. MURRAY A. MURRAY mengadakan penelitian-penelitian kembali
terhadap
sehingga Test
pada
menjadi
Thematic
akhirnya 20
Apperception
material
kartu,
yang
Test
Thematic
terdiri
yang
I,
Apperception
dari
19
kartu
bergambar + 1 kartu kosong (blank card).
Kegunaan
•
Bermanfaat
bagi
semua
studi
dalam
mengungkap
dinamika
kepribadian individu.
•
Dapat
digunakan
dalam
menafsirkan/menginterpretasikan
segala
mencoba bentuk
tingkah
laku yang menyimpang/abnormal/mengalami gangguan, seperti psikosomatis, neurosis dan psikosis.
•
Bermanfaat
sebagai
melaksanakan ataupun
langkah
serangkaian
pelaksanaan
pertama/pengantar
interview
psikoanalisis
dalam
yang
untuk
psikoterapi
sifatnya
tidak
mendalam.
Dasar Pemikiran
Prosedur yang ditempuh dalam penggunaan alat tes ini adalah dengan memperlihatkan kepada klien suatu rangkaian gambargambar, dimana klien diminta untuk mau menceritakan secara spontan
tentang
gambar
yang
telah
dilihatnya.
Ternyata
dengan cara menganalisis “hasil cerita-cerita” tersebut kita
dapat
mengungkapkan
kepribadian.
Hal
bagian-bagian
ini
sebenarnya
penting
tergantung
dari
pada
suatu
dua
unsur
kecenderungan psikologis, yaitu :
•
Adanya
kecenderungan
menginterpretasikan pada
pengalaman
bahwa
sesuatu
masa
individu
yang
lalunya
tidak
dan
akan
jelas,
mengacu
keinginan-keinginannya
saat sekarang.
•
Adanya
kecenderungan
cerita,
biasanya
bahwa
akan
sewaktu
mengambil
individu
bahan
membuat
cerita
dari
perbendaharaan pengalaman sebelumnya dan mengekspresikan perasaan
senang-ketidaksenangan,
maupun
keinginannya,
baik secara disadari maupun tidak disadari.
Aspek-aspek HENRY
MURRAY ,
mengungkap
tujuh
aspek
Thematic
dalam
A pperception Test : 1. Aspek Mental Mengungkap
pengalaman
Testee
yang
luas
dan
pemikiran
yang lebih matang Dapat tergambar dari : organisasi cerita (sebab-akibat
cerita; dan
kelogisan;
terpadu;
konsep
ketepatan
cerita
konsep
yang
cerita
cermat, dengan
runtut gambar;
bahasa yang digunakan mudah dipahami)
2. Aspek Imajinasi Mengungkap kekuatan daya khayal dan kreativitas Testee,
yaitu
seberapa
terhadap
jauh
Testee
gambar-gambar
TAT
dapat
memperkaya
dengan
isi
persepsi
cerita
mengekspresikan pengalaman/latar belakang pribadi.
yang
3. Aspek Dinamika Keluarga Mengungkap latar belakang keluarga (ayah, ibu, saudara
kandung) Dapat
tergambar
(terutama menanggapi
dari
pada
K.5,
kartu
:
apakah
6
BM,
tersebut,
terjadi
7BM/GF, atau
“blocking”
8,
apakah
9)
dalam
ada
emosi
(marah, senang, dll) yang berkaitan dengan kartu-kartu tersebut.
4. Aspek Penyesuaian Terhadap Diri Sendiri Mengungkap
apakah
Testee
itu
dapat
menerima
/menolak
keadaan dirinya (kelebihan-kekurangan).
5. Aspek Emosi Mengungkap reaksi yang lebih dominant muncul Dapat
tergambar
dari
ekspresi
wajah
dan
reaksi
tubuh
(body language).
6. Aspek Penyesuaian Seksual Mengungkap
dengan
bagaimana
temen
sebaya
hubungan
heteroseksual
(laki-laki/perempuan),
Testee; hubungan
orangtua dan anak.
7. Aspek Behavioral Mengungkap tentang perilaku Testee Dapat
tergambar dari proses pelaksanaan tes, perilaku
apa yang muncul (misal: emosi, gembira sekali, dll).
Administrasi Thematic Apperception Test
1. Melaksanakan rapport yang baik
•
Menanyakan keadaan testee
•
Membuat
suasana
mudah/bebas/nyaman
tidak untuk
tegang, mengeluarkan
agar
testee
imajinasinya,
melalui kata-kata (verbal)maupun ekspresi emosinya.
2. Teknik untuk menyimpan data pada saat pelaksanaan tes a. Manual Recording
•
Yaitu, tester mencatat sendiri data pada kertas
•
Kelebihan : hemat biaya
•
Kelemahan testee
:
pada
nyaman
Tester saat
karena
tidak
dapat
bercerita,
melihat
melihat
testee
tester
ekspresi
merasa
kurang
mencatat
setiap
perkataannya dan kemunginan ada kata-kata yang tidak tercatat oleh tester.
b. Self Recording
•
Yaitu, testee sendiri yang mencatat
•
Kelebihan
:
Tester
dapat
mengobservasi
ekspresi
testee pada saat bercerita.
•
Kelemahan ekspresi
:
Testee
emosinya,
mungkin
karena
sibuk
tidak
mengeluarkan
mencatat
dan
ceita
yang dikeluarkan testee pun tidak spontan.
c. Stenografi
•
Tester menulis dengan cepat dan menggunakan simbolsimbol atau singkatan-singkatan.
d. Mechine Recording
•
Tester menggunakan tape recorder atau video
•
Kelebihan
:
Tester
dapat
memperhatikan
ekspresi
testee sambil mendengarkan cerita.
•
Kelemahan
:
Testee
merasa
cemas
karena
ceritanya
direkam.
e. Hidden Microphone
•
Yaitu, dengan menggunakan dua tenaga sukarela selain testee,
1
untuk
mencatat
cerita
testee
untuk memperhatikan ekspresi testee.
dan
1
lagi
3. Pelaksanaan Tes
•
Sebaiknya
pelaksanaan
tes
dilakukan
dalam
2
(dua)
session, yaitu session ke-1 proses pengambilan data dan session
ke-2
untuk
menggali
lebih
dalam/memperjelas
data yang dirasa kurang jelas (inquiry ).
•
Ada dua bentuk inquiry : a. Intermittent pemberian
inquiry , kartu
dilakukan
atau
di
setelah
sela-sela
separuh
waktu
perjalanan tes. b. Final inquiry , dilakukan inquiry setelah semua kartu diberikan.
•
Layaknya
tes
tester-1
ini
dilakukan
testee),
tetapi
secara
dapat
individual
juga
dilakukan
(
1
secara
klasikal/kelompok (untuk kepentingan seleksi karyawan), yaitu
gambar
ditampilkan
melalui
slide
dan
testee
diminta menuliskan ceritanya.
•
Secara
individual,
waktu
tidak
perlu
dibatasi,
namun
biasanya diberikan waktu 5 menit (5’) per kartu.
•
Perlu
untuk
melakukan
observasi
selama
proses
pelaksanaan tes.
4. Instruksi
•
Instruksi yang
ini
sesuai
memiliki
untuk
klien
inteligensi
adolesen
average
dan
dewasa
serta
cukup
berpengalaman, diucapkan sebagai berikut : “Ini
adalah
tes
memperlihatkan
imajimasi.
kepada
anda
Sebentar, beberapa
saya
akan
gambar
satu
persatu, dan tugas anda adalah berusaha untuk membuat suatu karangan/cerita yang dramatis dari tiap gambargambar
tersebut.
Ceritakanlah/uraikanlah
dari
gambar,
kira-kira apa yang terjadi sebelumnya, apa yang terjadi pada
saat
itu/apa
yang
dirasakan
dan
dipikirkan
pelakunya,
kemudian
ditimbulkannya. pertama sudah
kali
Berceritalah
terlintas
merasa
Baiklah,
berikan
jelas
jika
sesuai
dalam
dan
anda
juga
benak
mengerti?
sudah
akibat
dengan anda.
apa
yang
Apakah
(tunggu
mengerti,
yang
anda
sebentar). kita
dapat
memulainya sekarang…….ini adalah gambar yang pertama”.
•
Instruksi dewasa
ini
yang
dipergunakan
kurang
untuk
klien
berpendidikan
atau
anak,
yang
orang
memiliki
intelegensi di bawah normal, dan untuk para penderita psikotik, diucapkan sebagai berikut : “
Ini
adalah
tes
menguraikan
cerita.
Di
sini
saya
memiliki beberapa gambar yang sebentar lagi akans saya perlihatkan saya
pada
meminta
karangan
anda,
kesediaan
cerita.
sebelumnya
dimana
dan
anda
Ceritakanlah apa
untuk
yang
setiap
untuk
gambarnya
membuat
apa
yang
terjadi
saat
telah
suatu terjadi
ini/sekarang.
Ceritakanlah juga pikiran, perasaan dan perbuatan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, serta bagaimana kesudahannya/akibatnya. jenis
cerita
kesukaan
anda
apapun
Anda sesuai
sendiri.
dapat
membuat
dengan
Apakah
anda
berbagai
keinginan sudah
serta
mengerti?
(tunggu sebentar). Baiklah, sekarang dapat kita mulai saja, dan ini………….., adalah gambar yang pertama.”
5. Peranan Psikolog dalam pelaksanaan tes
•
Bersikap
netral,
tidak
berpihak
pada
testee
ataupun
gambar-gambar
•
Tidak
boleh
berkomentar
betul/salah,
senang/tidak
senang
•
Tidak
memberikan
verbal/non verbal
penolakan/persetujuan
secara
Yang boleh diperjelas Psikolog/Tester :
•
Bila urutan/alur cerita kurang jelas
•
Testee sulit mengatakan objek secara pasti
•
Bila cerita testee terlalu pendek/panjang
Wawancara dan Observasi dalam T.A.T 1. Wawancara Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada testee : a. Keadaan diri/identitas testee Seperti, nama, usia, latar belakang pendidikan, sudah berkeluarga/belum,
pekerjaan/pendidikan…apakah
testee
suka dengan bidang kerja/pendidikan yang ditekuni saat ini, prestasi testee…..apakah testee cukup puas/kecewa dengan prestasinya saat ini, dll. b. Latar belakang keluarga testee Kelengkapan
anggota
keluarga,
pola
asuh
orang
tua,
hubungan ayah-ibu, orang tua-anak, dan hubungan antar saudara kandung/tiri. c. Relasi sosial testee Hnbungan
dengan
teman
kerja/dekat
atau
dengan
lingkungan sekitar, usia rata-rata teman-teman testee, dan apakah hubungan itu berjalan dengan baik?
2. Observasi Hal-hal yang perlu diobservasi : a. Tingkah
laku
testee
selama
mengerjakan
tes,
missal
:
testee mengalami blocking pada saat bercerita, dll. b. Reaksi
terhadap
kartu-kartu,
misal
:
testee
melotot,
berdehem, menggaruk-garuk kepala/badan, memegang badan, menggosok-gosok hidung, dll, atau muncul perasaan raguragu,
gerakan
spontan.
yang
tidak
menentu
yang
muncul
secara
GAMBARAN UMUM TENTANG KARTU-KARTU T.A.T KARTU 1 Mengungkap : Keinginan untuk berprestasi dan hubungan dengan orang tua.
KARTU 2 Mengungkap : aspirasi klien, pandangan terhadap lingkungan dan sikap terhadap orang tua.
KARTU 3-BM Mengungkap
:
Perasaan
depresi,
patah
hati,
frustrasi
yang
dapat mengakibatkan agresifitas
KARTU 3-GF Mengungkap : Perasaan putus asa, kesedihan dan konflik
KARTU 4 Mengungkap : situasi konflik antara perempuan dan laki-laki atau konflik dalam rumah tangga atau sikap terhadap jenis kelamin lain (aspek seksual)
KARTU 5 Mengungkap : sikap terhadap ibu/ istri atau terhadap diri sendiri
KARTU 6-BM Mengungkap : Hubungan dan sikap antara ibu/ perempuan dan anak laki-laki/ laki-laki, apa penyebab konflik antara ibu/ perempuan dan anak laki-laki/ laki-laki
KARTU 6-GF Mengungkap : hubungan dan sikap terhadap ayah/laki-laki dan anak perempuan/ perempuan, apa penyebab konflik antara ayah/ laki-laki dan anak perempuan/ perempuan.
KARTU 7- BM Mengungkap
:
Sikap
ayah
terhadap
anak
laki-laki
atau
terhadap sesama jenis
KARTU 7-GF Mengungkap : Sikap Ibu terhadap anak perempuan atau terhadap sesama jenis.
KARTU 8-BM Mengungkap
:
Ambisi
positif/cita-cita)
klien
,dan
(mengarah
atau
adanya
pada
suatu
hal
kecenderungan
yang
agresi
(pembunuhan, dendam, dll)
KARTU 8-GF Mengungkap
:
Ambisi
klien
tentang
masa
sekarang
dan
masa
yang akan datang.
KARTU 9-BM Mengungkap : Hubungan dengan sesama jenis, peer group/teman sebaya (hubungan social).
KARTU 9-GF Mengungkap : Sikap terhadap sesama jenis, peer group/ teman sebaya, atau persaingan antar saudara kandung/ ibu (hubungan social).
KARTU 10 Mengungkap : hubungan antara lawan jenis atau dengan orang tua.
KARTU 11 Mengungkap : Indikasi ketakutan klien terhadap agresi atau rasa
ingin
tahu
klien
yang
besar
terhadap
hal-hal
yang
berbahaya/mengancam.
KARTU 12-M Mengungkap : Hubungan antara ayah/ kakak laki-laki dan anak/ adik
laki-laki
(sesame
jenis)
dan
ketakutan
akan
dominasi
oleh figure yang lebih superior.
KARTU 12-F Mengungkap
:
Hubungan
antara
ibu/
kakak
dengan
anak/adik
perempuan dan ketakutan akan dominasi oleh figure yang lebih superior.
KARTU 12-BG Mengungkap : Kecemasan/ ketakutan anak
KARTU 13-FM Mengungkap: masalah seksual antara laki-laki dan perempuan
KARTU 13-BG Mengungkap : Orientasi masa lalu anak
KARTU 14 Mengungkap
:
Cerminan
masalah
yang
sedang
dihadapi
klien,
harapan/ ambisi, dan mungkin ada pikiran untuk bunuh diri.
KARTU 15 Mengungkap
:
Ketakutan
akan
kematian,
atau
tentang
pengalaman masa lalu/ sekarang.
KARTU 16 (Blank Card) Mengungkap
:
Masalah
yang
menekan
pikiran
klien,
ambisi/harapan klien yang ingin/ sedang dicapai.
atau
KARTU 17-BM Mengungkap
:
Keinginan
masalah/konflik
yang
untuk
belum
menonjolkan
dapat
diri,
diatasi,
atau
tingkat reaksi
terhadap keadaan yang darurat/ mendesak.
KARTU 17-GF Mengungkap : Perasaan depresi yang dapat menyebabkan sikap agresif.
KARTU 18-BM Mengungkap : Kecemasan klien terhadap agresi, adanya konflik yang
belum
dapat
diatasi,
atau
mengindikasikan
kecanduan
obat/ alcohol.
KARTU 18-GF Mengungkap
:
Kecenderungan
agresi
pada
wanita,
konflik
antara ibu dan anak.
KARTU 19 Mengungkap : Keinginan akan rasa aman, cara-cara yang dapat mengatasi frustasi yang ditimbulkan oleh lingkungan.
KARTU 20 Mengungkap masalah
:
dengan
agresifitas.
Masalah/ lawan
konflik jenis,
yang atau
sedang adanya
dipikirkan, kecenderungan
ANALISA DALAM THEMATIC APPERCEPTION TEST
Faktor-faktor yang tercakup dalam teknik analisa TAT, antara lain :
1. TOKOH / HERO Langkah
pertama
dalam
analisa
cerita
TAT
adalah
menentukan siapa tokohnya. Suatu asumsi dasar kita sejauh ini adalah, kisah yang diceritakan oleh subjek (penutur cerita)
pada
dasarnya
sendiri
atau
ada
adalah
kaitannya
kisah dengan
tentang
dirinya
dirinya
sendiri.
Biasanya dalam cerita tersebut terdapat sejumlah figure, dan
kita
perlu
diidentifikasi Hero
adalah
atau
yang
untuk
oleh
figure
mengatakan
subjek yang
diceritakan
tentang
sebagai
sering
pertama
tokoh
figure utama
disebutkan kali,
yang
yang
(hero).
dalam
cerita
mirip
dengan
subjek baik dalam usia dan jenis kelamin, dan kejadiankejadian
dalam
pandang
hero.
cerita/
hero
cerita Tidak
hampir
selalu
menutup
tersebut
dinilai
kemungkinan,
lebih
dari
dari
sudut
tokoh
satu
utama
(merupakan
sekumpulan orang).
2. KEBUTUHAN/DORONGAN TOKOH (NEED) Adalah tingkah karena
penting laku itu
kebutuhan mungkin
dalam
tokoh
dari dan
analisis
dan
hal
diekspresikan
untuk
aktivitasnya
ini
dorongan
TAT
dapat
subjek. dalam
dalam
disimpulkan
memperhatikan cerita, dan
dinilai
Kebutuhan-kebutuhan
tingkah
laku
di
oleh
ini
kehidupan
nyatanya atau mungkin diekspresikan dalam kehidupan nyata secara
berlawanan
dan
untuk
memenuhinya,
subjek
berfantasi. Kebutuhan/need dapat merupakan kecenderungan
perasaan-perasaan
tokoh
utama/hero.
Kebutuhan
dapat
dibagi dalam 3 kategori : a.
Aktivitas
tokoh
yang
ditujukan
kepada
objek
atau
siatuasi. b.
Aktivitas tokoh yang ditujukan terhadap orang lain.
c.
Reaksi tokoh terhadap aktivitas yang dilakukan orang lain.
Dalam praktek, kita menggunakan/memanfaatkan daftar dari 28 buah klasifikasi berbagai jenis need (drive) menurut kegunaannya masing-masing.
3. PRESS Adalah
situasi
umum
atau
kondisi
lingkungan
(terutama
yang menyangkut manusia) yang dapat mempengaruhi tingkah laku
tokoh
menstimuli
utama/hero. aktivitas
Factor
tokoh
lingkungan
dapat
dibagi
yang 3
dapat
kategori,
yakni: a. Makhluk Hidup (Living Beings) b. Objek Tak Hidup (Inanimate Objects) c. Kekuatan social, tekanan dan ideology (Social Forces, pressures, and ideologies) Untuk
melihat
seseorang
dapat
pentingnya dilihat
stimuli
dari
dari
lingkungan
intensitas,
frekuensi,
pada dan
lamanya stimuli itu seperti yang digambarkan oleh subjek.
4. KONFLIK/CONFLIC Adalah pertentangan antara dorongan (need) yang dimiliki tokoh
utama
ketidakberhasilan
dan
lingkungan
tokoh
dorongan/kebutuhannya
(need)
dari lingkungan (press).
utama karena
(press), dalam
atau
mewujudkan
kurangnya
dukungan
5. AKHIR CERITA/KESIMPULAN (OUTCOMES) Kesimpulan
atau
dipelajari
dan
atau
tidak
persoalan
akhir
dari
cerita
diperhatikan,
bahagia”,
tokoh
apakah
“sukses
dapat
subjek
atau
perlu
tokohnya
“bahagia
gagal”,
dipecahkan/tidak,
untuk
apakah
keinginannya
terpenuhi atau tidak, apakah suatu keadaan konflik tetap berlangsung,
atau
akhir
yang
tidak
pasti
(indefinite
endings).
6. TEMA (THEMA) Adalah inti dari cerita, atau merupakan interaksi antara suatu suatu
need
(atau
press
gabungan
(atau
beberapa
gabungan
akhir/penyelesaian cerita.
need)
beberapa
pelaku
utama,
press)
dan
Format Laporan
LAPORAN INTERPRETASI TAT SUBYEK SATU
I.
IDENTITAS SUBYEK Nama
:
Tempat Tanggal Lahir
:
Jenis Kelamin
:
Anak Ke
:
Status Perkawinan
:
Pendidikan Terakhir
:
Pekerjaan
:
Tanggal Pemeriksaan
:
Tester
:
II. CATATAN TENTANG SUBYEK ……berisi hidup
cerita
subjek;
tentang
diri
keluarga-orang
subyek……tentang tua,
anak,
adik,
riwayat kakak;
sosialisasi subjek; pengalaman-pengalaman hidup subjekbaik yang menyenangkan/menyedihkan, dll……
III. URUTAN KARTU KARTU 1 A.
CERITA KESELURUHAN ……uraikan kartu 1……
cerita
keseluruhan
dari
subyek
tentang
B. ANALISA KARTU Hero Need
Analisa
Uraian
………
- n. Achievement “………………………………” kalimat
dari
(uraikan cerita
yang
menunjukkan adanya need tsb)
- n. Succorance, dll Press
- p. aggression “…………………………………”
Konflik
- n.
(idem atas)
Achievement
x
p.
aggression “……………………………”(uraikan
kalimat
dari cerita yang menunjukkan adanya konflik tsb), dst.
Thema
Akhir Cerita
………………… …………………
KARTU 2 – 20……(idem)
IV. KESIMPULAN KHUSUS Diambil dari ke-20 kartu NEED
KARTU
n. Achievement
1, 3 GF, 5…dst
n. Succorance
2, 3 GF, 15…dst
dst…… PRESS
KARTU
p. Aggression
3GF, 16, 20…dst
dst…… KONFLIK
KARTU
n. Ach x p. Agg
3GF, 6GF, …dst
IV. KESIMPULAN UMUM ……uraian dari kesimpulan khusus (penggabungan dari need, press, dan konflik yang ada)
V. DINAMIKA PSIKOLOGIS ……uraian
dari
kesimpulan
umum
yang
digabungkan
dengan
catatan tentang subjek.
URAIAN Dalam cenderung
KETERANGAN
keluarga lebih
dekat
subjek Interview alinea 2 ke
bapak, kalimat 2
karena S bias lebih terbuka dengan beliau. Sehingga S sangat mengagumi dan
di
mata
S,
sosok
ayahnya
itu
sangat memiliki dedikasi……dst
…Selamat praktikum…
p. affiliation dst…………
PENGERTIAN CAT (Children Apperception Test) adalah metoda proyeksi atau metoda apperceptive untuk mengamati kepribadian dengan mempelajari dinamika yang penuh arti dari perbedaan individu dalam mempersepsi stimulus-stimulus tertentu.
CAT merupakan penurunan langsung dari TAT, namun bukan untuk
menggantikannya.
TAT
digunakan
untuk
mengamati
kepribadian pada orang dewasa, sedangkan CAT digunakan pada anak usia 3-10 tahun.
SEJARAH C.A.T
Ide awal pembuatan CAT lahir dari diskusi antara ERNST KRIS dan LEOPOLD BELLAK. Menurut KRIS, anak lebih mudah mengidentifikasikan
diri
mereka
sendiri
dengan
figure
hewan daripada dengan figure manusia. Kemudian dilakukan berbagai
penelitian
untuk
melihat
segi
positif
dan
negative penggunaan figure hewan dan manusia. Dari hasil tes Rorschach yang dilakukan terhadap anak, menunjukkan hasil bahwa anak lebih banyak memunculkan respon hewan. Berbagai
penelitian
menggantikan tahun.
figure
Kemudian
menunjukkan identifikasi
dipublikasikan
bahwa pada
CAT
hewan
anak
dengan
dapat
usia
3-10
menggunakan
figure hewan pada tahun 1949.
Selain
CAT,
tahun
1952
diterbitkan
CAT-S.
Paket
ini
didisain untuk anak yang masih sangat muda dengan gambar
figure
hewan
dengan
latar
belakang
aktivitas
keluarga
dan teman usia sebaya.
Sepanjang 15 tahun, berbagai penelitian difokuskan untuk membandingkan
relative
manusia.
berbagai
bahwa
Dari
penggunaan
dibandingkan manusia Tahun
1965,
penelitian
figure
figure
untuk
penggunaan
manusia
hewan.
digunakan
BELLAK
figure tersebut
lebih
Kemudian
pada
hewan
disimpulkan
memiliki
nilai
dikembangkan
versi
situasi-situasi
menerbitkan
dan
CAT-H
yang
khusus.
menampilkan
figure manusia dalam situasi yang analog dengan gambargambar pada versi hewan.
Walaupun
penggunaan
dipertimbangkan dipengaruhi
figure
hewan
menghasilkan
factor
budaya
pada
CAT
stimulus
dibandingkan
yang
yang
dengan
asli tidak
karakter
manusia, namun sebagian setting gambar membuktikan bahwa penggunaan
berbagai
kelengkapan
seperti
toilet,
tempat
tidur, kursi, sofa dan sepeda roda tiga berbeda dengan tipe
yang
ada
pada
kebudayaan
pertimbangan
tersebut,
mengembangkan
CAT
untuk
di
tahun
luar
1966
digunakan
di
barat.
Dengan
SAMIKO
MARUI
Jepang
dan
UMA
CHOWDHURY menghasilkan adaptasi untuk India. Tahun 1975 diterbitkan
versi
Philipina
(PACT)
yang
menjelaskan
gambaran situasi yang sama dengan CAT tapi menggunakan figure
manusia
Chekoslovakia relasi yang
dalam juga
interpersonal
lebih
luas.
gambaran
yang
dikembangkan anak
Tahun
di
1974
CATO
dalam di
lebih
ambigu.
untuk
mengukur
lingkungan
Indonesia
Di
social
dikembangkan
adaptasi Indonesia dengan menggunakan figure hewan.
MACAM DAN KEGUNAAN CAT 1. CAT digunakan untuk :
•
Memahami hubungan anak dengan figur-figur penting dan dorongan-dorongannya. mengamati terhadap
masalah figure
Gambar-gambar
persaingan orang
tua
didisain
dengan dan
untuk
saudara,
cara
sikap
mempersepsikan
figure tersebut, mempelajari hubungan anak dengan kedua orang tua, fantasi anak mengenai orang tua yang buruk.
•
CAT kita
Melalui anak
tentang
dewasa
dan
berharap
agresi,
mengenai
dapat
mengeluarkan
penerimaan
terhadap
ketakutannya
berada
fantasi
dunia
orang
sendirian
di
malam hari (kemungkinan berhubungan dengan mengompol), cara
orang
tua
mengatasinya
dan
reaksi
orang
tua
terhadap hal tersebut.
•
CAT
Melalui
kita
juga
dapat
mempelajari
mekanisme
pertahanan diri anak dan cara meresponnya yang dinamis dan membantu mengatasi masalah perkembangannya.
•
Secara
klinis,
CAT
digunakan
faktor
dinamis
yang
terkait
untuk dengan
mengamati tingkah
factor-
laku
anak
dan kelompok, sekolah atau di rumah.
2. MACAM CAT
merupakan
menggunakan
tes
gambar-gambar
kepribadian hewan.
Namun
untuk dalam
anak
yang
perkembangan
selanjutnya terdapat beberapa versi CAT.
BELLAK manusia
CAT-H
mengembangkan
pada
CAT
gambar-gambarnya,
(Children
Apperception
yang
menggunakan
sehingga
Test-Human).
dikenal
CAT-H
figure sebagai
digunakan
untuk anak yang lebih besar (5-10) dan untuk anak yang lebih muda
dengan
kemampuan
intelektual
superior.
Juga
dikembangkan
CAT-S (Children
Apperception
Test-Supplement)
untuk digunakan pada anak yang masih sangat muda (3-5) atau juga pada remaja yang mengalami gangguan dan pada anak yang usia mentalnya ada pada tahap pra-sekolah.
TEORI C.A.T
Secara
umum,
teori
yang
mendasari
CAT
tidaklah
berbeda
dengan TAT. Namun demikian akan diuraikan 3 proposisi yang mendasari pembuatan CAT, yaitu : 1.
Proposisi
pertama
proyeksi.
Bila
berhubungan
testee
dengan
dihadapkan
hipotesis
pada
suatu
dasar
situasi
tertentu dan ia diberi kebebasan, maka ia tidak hanya memberikan informasi mengenai apa yang ia jumpai, tapi juga
informasi
unik, Dengan
termasuk
mengenai tingkah
demikian,
dirinya laku
dapatlah
sebagai
adaptif
dikatakan
pribadi
dan
yang
defensifnya.
bahwa
esensi
dari
proposisi ini adalah persepsi. Persepsi merupakan fungsi dari
kepribadian
perceptual
yang
individu
mempelajari
dan
akan
perbedaan
mengarahkan
respon
kita
untuk
memahami kepribadian individu tersebut. 2.
Proposisi yang
kedua
disajikan
dirancang mengenai
berhubungan pada
sebagai
10
sarana
kepribadian
anak,
dengan
gambar. untuk
pemilihan
situasi
Gambar-gambar memperoleh
berdasarkan
CAT
gambaran
ide-ide
yang
mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah, situasi dan peran pada anak-anak. Misal, situasi makan, toilet training, atau tidur. Alasannya :
•
Situasi
demikian
diasumsikan
akan
merangsang
munculnya respon reflektif dan tidak ada jarak antara fantasi dan kenyataan.
•
Dengan menggunakan situasi ini, diharapkan akan lebih mudah
untuk
mempelajari
hal-hal
yang
menjadi
perhatian masalah, harapan diri, identifikasi, fungsi adaptasi dan pertahanan diri pada anak-anak. 3.
Proposisi
ketiga
berkaitan
dengan
pemilihan
figure
hewan. Alasannya :
•
Pengalaman
Psikoanalitis
dengan
anak
ternyata
menyatakan bahwa anak lebih siap mengindentifikasikan diri dengan figure hewan daripada figure manusia.
•
Relasi emosional dengan hewan lebih mudah untuk anak dan hewan biasanya memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada figure manusia dewasa.
•
Hewan memainkan peran utama pada ketakutan anak dan menjadi figure identifikasi pada khayalan atau mimpi anak.
•
Pada
kenyataan
sehari-hari,
hewan
juga
menjadi
sahabat anak-anak.
•
Penggunaan figure hewan juga dapat menyamarkan agresi dan sentiment negative lainnya yang akan lebih mudah dijelaskan dengan singa daripada dengan figure ayah, dan
harapan
anak
yang
tidak
terpenuhi
mudah dijelaskan dengan figure hewan.
dapat
lebih
CAT (CHILDREN APPERCEPTION TEST) ADMINISTRASI TES
1. Melaksanakan rapport yang baik Sebagaimana anak
halnya
perlu
dengan
dilakukan
tes
lain,
disesuaikan
pendekatan dengan
terhadap
usia,
tipe
aktivitas tingkah laku anak dan tingkat kesulitan. Secara umum,
menciptakan
good
rapport
akan
terasa
lebih
sulit
pada anak yang lebih muda usia dan anak “bermasalah”.
2. Pelaksanaan Tes
•
Sebaiknya
pelaksanaan
tes
dilakukan
dalam
2
(dua)
session, yaitu session ke-1 proses pengambilan data dan session data
ke-2
yang
seluruh
untuk
dirasa
cerita
menggali kurang
lebih
jelas
disampaikan,
dalam/memperjelas
(inquiry ).
dapat
Setelah
dilakukan
inquiry
dengan menanyakan pada anak mengenai hal-hal penting di dalam
cerita,
seperti
mengapa
seseorang
diberi
nama
tertentu, nama tempat, usia dan lain-lain. Pertanyaan inquiry diberikan berdasarkan cerita yang disampaikan.
•
Kartu
diperlihatkan
sampai
selesai.
satu
Kemudian
per
satu
kartu
secara
tersebut
berurutan
ditutup
dan
disimpan oleh tester. Akan sangat membantu jika kartu yang diperlihatkan hanya kartu yang sedang diceritakan, sedangkan
kartu
lainnya
disimpan.
Pada
prinsipnya,
seluruh kartu harus diperlihatkan satu per satu, namun jika
anak
masalah kartu
lelah
yang
untuk
dan
tester
mengganggu menggali
anak,
masalah
dapat dapat
melihat
indikasi
dipilih
sebagian
spesifik.
Misalnya
anak
yang
mempunyai
masalah
dengan
saudara
kandung
dapat
seluruh
jawaban
anak,
diberi kartu 1 dan 4 saja.
•
Pencatatan termasuk
dilakukan awal
terhadap
cerita
yang
salah,
“keseleo
lidah”,
pandangan pribadi dan kesulitan menemukan kata-kata.
•
Pada
saat
pelaksanaan
tes,
mungkin
perlu
untuk
memberikan semangat pada anak, tetapi jangan sugestif.
Lyles
(1958)
bahwa
sikap
penyesuaian
melakukan positif diri
penelitian pada
anak.
diri
Sedangkan
yang
menunjukkan
tester
membantu
sikap
negative
memunculkan kecemasan dan agresi.
3. Instruksi
•
Dalam
hal
instruksi
ini, dan
tester
penjelasan
harus
memperhatikan
harus
bahwa
disesuaikan
dengan
perkembangan anak.
•
Untuk
instruksi
dapat
dikatakan
kepada
anak
bahwa
ia
akan diajak bermain di mana dalam permainan itu anak diminta untuk menceritakan gambar-gambar. Anak diminta untuk
menceritakan
sedangndilakukan
apa
yang
hewan-hewan
terjadi,
itu,
apa
apa
yang
yang
terjadi
sebelumnya dan apa yang akan terjadi kemudian.
•
Penting untuk disampaikan kepada anak bahwa tidak ada jawaban atau cerita yang salah, semua yang disampaikan adalah benar. Pada umumnya, pada anak yang lebih muda dibutuhkan lebih banyak waktu dan dorongan, sedangkan anak yang lebih tua akan lebih cepat menangkap apa yang diharapkan.
4. Observasi
•
Pencatatan
terhadap
akvitas
dan
tingkah
laku
anak
penting dilakukan selama pemeriksaan berlangsung. Blatt
(1961) menyarankan untuk memperhatikan aktivitas fisik, gesture,
ekspresi
wajah
dan
postur
dalam
kaitannya
dengan respon.
•
Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
oleh
tester
selama
pemeriksaan berlangsung, a.l : 1. Tingkah laku anak selama dites, misalnya seperti : Manifestasi
tingkah
laku
yang
nampak
(overt
behaviour) Reaksi terhadap Tester Reaksi
anak
terhadap
situasi
tes
dan
terhadap
gambar
2. Hubungan Antara Instruksi dan urutan Kejadian dalam Cerita, seperti : Instruksi
CAT
meminta
anak
untuk
memasukkan
tiga
periode waktu dalam ceritanya, yaitu masa lalu, masa kini klien
dan
masa
yang
mengikuti
akan
datang.
instruksi
Berdasarkan
tersebut,
maka
cara dapat
dilakukan beberapa penilaian mengenai, : sikap klien terhadap masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang periode waktu di mana anak merasa sangat cemas perspektif waktu anak
DESKRIPSI/GAMBARAN UMUM TENTANG KARTU-KARTU C.A.T
KARTU 1 Anak-anak ayam duduk mengitari meja yang di atasnya terdapat mangkuk
berisi
makanan.
Pada
sisi
kiri,
ada
seekor
ayam
besar yang tergambar samar Mengungkap : “sibling rivalry” (persaingan antar saudara), situasi
pemberian
hadiah
atau
pemberian
hukuman
(lewat
siatuasi pemberian makan oleh orang tua), masalah umum yang berkaitan dengan oralitas.
KARTU 2 Seekor
beruang
beruang
lain
menarik dengan
tambang seekor
pada
anak
satu
ujung,
beruang
sementara
menarik
ujung
tambang yang lain. Mengungkap : tentang identifikasi anak terhadap figure yang dapat diajak bekerjasama di antara ayah atau ibu, masalah yang
berkaitan
dengan
ketakutan
akan
agresi,
tongkat
duduk
sikap
agresi
anak atau otonomi.
KARTU 3 Seekor
singa
dengan
pipa
dan
di
kursi;
di
sudut kanan bawah, seekor tikus muncul dari lubang. Mengungkap ayah
yang
dipandang
:
Singa
dilengkapi sebagai
mengidentifikasi figure
pada
diri
identifikasi
kebingungan
mengenai
kebutuhan dan otonomi.
umumnya symbol
pipa
anak-ana, mereka beberapa peran,
dipandang dan
namun
dengan kali,
singa hal
konflik
sebagai
figure
tongkat.
Tikus
beberapa
anak
dan
ini antara
mengganti
menunjukkan pemenuhan
KARTU 4 Seekor kangguru memakai topi, membawa keranjang berisi botol susu; di kantongnya ada anak kangguru yang sedang memegang balon;
sedangkan
anak
kangguru
yang
lebih
besar
sedang
mengendarai sepeda. Mengungkap
:
“sibling
rivalry”,
hubungan
antara
ibu-anak,
keinginan untuk mandiri dan berkuasa.
KARTU 5 Sebuah kamar yang gelap dengan tempat tidur besar pada latar belakang; di depan terdapat tempat tidur bayi dengan 2 bayi beruang di dalamnya. Mengungkap : hal yang berkaitan dengan dugaan, pengamatan, kebingungan dan keterlibatan emosi pada anak.
KARTU 6 Suatu gua yang gelap dengan gambaran yang samara dari 2 ekor beruang
di
latar
belakang;
seekor
bayi
beruang
sedang
berbaring di latar depan. Mengungkap : merupakan pelengkap kartu 5 dan pada kartu ini dapat merefleksikan perasaan cemburu.
KARTU 7 Seekor
harimau
menunjukkan
taring
dan
cakarnya,
menerkam
seekor kera yang sedang melompat ke udara. Mengungkap
:
hal
yang
berkaitan
dengan
tingkat
kecemasan
anak yang berkaitan dengan adanya agresi.
KARTU 8 Dua ekor kera dewasa duduk di sofa, minum dari cangkir the. Di depan, seekor kera dewasa tengah bicara dengan anak kera.
Mengungkap : berkaitan dengan peran anak di dalam keluarga. Di
samping
itu
juga
menggambarkan
konsep
anak
mengenai
kehidupan social orang dewasa.
KARTU 9 Sebuah kamar yang gelap terlihat melalui pintu terbuka dari kamar yang terang. Dalam kamar gelap terdapat tempat tidur anak-anak
yang
di
dalamnya
berdiri
seekor
kelinci
yang
memandang melalui pintu. Mengungkap
:
ketakutan
dipisahkan
oleh
orang
akan
kegelapan,
tua,
rasa
ditinggal
ingin
tahu
sendiri,
yang
besar
mengenai sesuatu hal yang terjadi.
KARTU 10 Seekor
anak
anjing
telungkup
di
atas
lutut
anjing
dewasa
dengan latar belakang situasi kamar mandi. Mengungkap mengenai
:
“kejahatan
konsep
moral
dan
hukuman”,
anak,
“toilet
memperlihatkan training”,
dan
kecenderungan regresi.
ANALISA dan INTERPRETASI C.A.T
Hal-hal
yang
perlu
diungkap
dalam
antara lain :
•
Tema
•
Tokoh utama cerita (hero)
•
Kebutuhan tokoh dan dorongan-dorongannya
•
Konsep tentang lingkungan
•
Hubungan dengan orang lain
•
Konflik yang signifikan
•
Kecemasan
menganalisa
CAT,
•
Pertahanan
diri
yang
utama
dalam
mengatasi
konflik
dan
ketakutan
•
Keadekuatan
super
ego
yang
ditampilkan
oleh
“hukuman”
data
penting
atas “tindakan criminal” Ketika
mengingterpretasi
CAT,
untuk
memperhatikan berbagai referensi yang mungkin muncul untuk kejadian pada situasi masa lalu dan masa kini anak, termasuk keadaan
keluarga
(seperti
:
bercerai,
orang
tua
tiri,
adopsi, nama dan jenis kelamin saudara kandung) dan situasi kritis serta krisis kehidupan (operasi, diperlakukan tidak adil, penganiayaan seksual dan kematian anggota keluarga).
KESULITAN PENGGUNAAN C.A.T
Beberapa
kesulitan
yang
dihadapi
dalam
penggunaan
CAT
sebagai suatu tes proyeksi, antara lain : 1. Masalah Usia Untuk anak dengan usia antara 3 – 5 tahun, sangat sulit dilakukan
interpretasi
CAT
secara
memuaskan,
yang
disebabkan cerita yang dibuat anak pada usia ini kurang mengandung nilai interpretative dan diagnosis, sebaliknya hampir
selalu
deskriptif.
Kesulitan
disebabkan
karena
perkembangan
tersebut
belum
mencapai
mempersepsi
beberapa
figure
fungsi
ini
psikis
terutama anak
kematangan
untuk
secara
serempak,
usia dapat lalu
mengintegrasikannya dalam suatu rangkaian abstraksi yang logis dn kemudian menyampaikannya dalam susunan cerita. 2. Mengenai Gambar Usaha Bellak untuk menjadikan CAT sebagai suatu tes yang dapat
digunakan
ternyata
masih
dalam
berbagai
mengalami
kondisi
kesulitan.
kebudayaan,
Kesulitan
ini