BAGIAN ILMU KESEHATAN MAYARAKAT
JANUARI 2018
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
LAPORAN MANAJEMEN UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN (KESEHATAN TRADISIONAL) PUSKESMAS ABELI BULAN JANUARI – OKTOBER 2017
Oleh: Resky Anggaraini Putri, S.Ked K1A1 11 044
Pembimbing : dr. I Putu Sudayasa, M.Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa : Nama
: Resky Anngaraini Putri, S. Ked
NIM
: K1A1 11 044
Judul Laporan : Laporan Manajemen Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Abeli Bulan Januari – Oktober 2017 Telah menyelesaikan tugas laporan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Kendari,
Januari 2018
Pembimbing
(dr. I Putu Sudayasa, M.Kes) NIP. 19690730 200212 1 003
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa : Nama
: Resky Anngaraini Putri, S. Ked
NIM
: K1A1 11 044
Judul Laporan : Laporan Manajemen Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Abeli Bulan Januari – Oktober 2017 Telah menyelesaikan tugas laporan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Kendari,
Januari 2018
Pembimbing
(dr. I Putu Sudayasa, M.Kes) NIP. 19690730 200212 1 003
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya karunia-Nya penulis dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan Laporan Analisis Masalah Upaya Kesehatan Pengembangan (Pengobatan Tradisional)
Puskesmas
Abeli
ini
dalam
rangka
sebagai
tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universita Halu Oleo. Rangkaian kegiatan yang penulis lakukan dalam memperoleh dasardasar serangkaian kegiatan dalam mengelola Puskesmas sebagai satu unit organisasi yang didalamnya terdapat t erdapat sumberdaya manusia, peralatan, anggaran dan program-program kegiatan, serta lingkungan internal dan eksternal yang dilaksanakan secara sistematik yaitu dengan mengikuti berbagai kegiatan, mencari informasi dari berbagai struktur yang terdapat di Puskesmas Abeli. Penulis menyadari bahwa bahwa pada proses pembuatan pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya sangat penulis harapkan. Penulis
berharap
semoga
Laporan
Analisis
Masalah
Upaya
Kesehatan Pengembangan Puskesmas Abeli ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kendari,
Januari 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii KATA PENGANTAR ........................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang ....................................................................
1
B. Tujuan .................................................................................
2
1. Tujuan Umum ................................................................
2
2. Tujuan Khusus ..............................................................
2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................
3
BAB II. ANALISIS SITUASI ................................................................
4
A. Puskesmas ........................................................................
4
1. Visi dan Misi Puskesmas ..............................................
4
2. Motto Puskesmas .........................................................
4
3. Struktur Organisasi Puskesmas .....................................
5
B. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas .....................
6
1. Keadaan Wilayah dan Letak Geografis .........................
6
2. Kependudukan ..............................................................
7
3. Sosial dan Ekonomi .......................................................
7
4. Lingkungan Fisik dan Biologi .........................................
7
5. Derajat Kesehatan .........................................................
8
6.
9
Sarana Kesehatan ………………………… ..…………….
7. Tenaga Kesehatan …………….………………………….
10
8. Upaya Keshatan ............................................................ 10 9.
Pendanaan ……………………………………………… ....
11
BAB III. IDENTIFIKASI MASALAH ...................................................... 14 A. Analisis Masalah ................................................................ 14 B. Analisis Masalah Menggunakan Pohon Masalah................. 15 iv
C. Analisa Penyebab Masalah ................................................. 16 D. Prioritas Penyebab Masalah ............................................... 18 E. Alternatif Pemecahan Masalah ........................................... 18 F. Pengambilan Keputusan ..................................................... 19 G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan ................................... 21 BAB IV. PENUTUP ............................................................................. 22 A. Simpulan ............................................................................. 22 B. Saran .................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 23 LAMPIRAN .......................................................................................... 24 A. Dokumentasi Kegiatan ........................................................ 24 B. Grafik Pemantauan Wilayah Setempat ............................... 26
v
DAFTAR TABEL Nomor Tabel Tabel 1
Judul
Halaman
Distribusi Jumlah Penduduk Per Kelurahan Tahun 2016
Tabel 2
Jumlah dan jenis sarana kesehatan
Tabel 3
Jenis
dan
Jumlah
Tenaga
Kesehatan Puskesmas Abeli
6 10 10
Tabel 4
Analisis Masalah Kesehatan
16
Tabel 5
Analisis
18
kemungkinan
masalah
program
penyebab pengobatan
tradisional Tabel 6
Kriteria mutlak dapat atau tidaknya
21
RUK dilakukan Tabel 7
Paired Comparison
21
Tabel 8
Tabel Kumulatif
22
Tabel 9
Plan Of Action (POA)
masalah di
Puskesmas Abeli tahun 2017
vi
23
Daftar Gambar
Nomor Gambar Gambar 1
Judul Peta
Wilayah
Puskesma Abeli
vii
Halaman Kerja
6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh.
Puskesmas
merupakan
unit
pelaksanaan
teknis
kesehatan dibawah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum melakukan tugasnya melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). UKM tingkat pertama meliputi UKM Esensial dan UKM Pengembangan. UKM Esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. UKM Pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inofatif dan/atau bersifat ekstensifikasi
dan
intensifikasi
pelayanan,
disesuaikan
dengan
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber
daya
yang
tersedia
di
masing-masing
Puskesmas.
(Permenkes RI No.75 Tahun 2014 tentang Pedoman Manjemen Puskesmas). Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal.1 Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan modal setiap warga negara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan mencapai kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika dia berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak. 2
1
Pembangunan
kesehatan
sebagai
salah
satu
upaya
pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.3 Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang –kadang bisa dicegah atau dihindari.1 Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap warganegara. 2 Undang-Undang
No
36
tentang
kesehatan
pasal
61
menyebutkan bahwa pemerintah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada
masyarakat
dalam
mengembangkan,
meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional. Setiap orang berhak mendapatkan kesehatan yang setinggi tingginya, yang dapat diperoleh melalui berbagai upaya kesehatan yang ada. Pelayanan kesehatan kesehatan
yang
telah
tradisional merupakan bentuk pelayanan dimanfaatkan
sejak
dahulu
sebelum
berkembangnya pelayanan kesehatan konvensional. 4 Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013 proporsi rumah tangga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 30,4 % dengan jenis pelayanan yang paling banyak digunakan adalah keterampilan tanpa alat sebesar 77,8% dan ramuan sebesar 49%. Kondisi ini menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional mempunyai potensi yang cukup besar dan perlu mendapat perhatian yang serius sebagai bagian dari pembangunan kesehatan nasional. 5 2
B. Tujuan Adapun tujuan dari Analisis Program Pengobatan Tradisional Puskesmas ini adalah: 1. Tujuan Umum Dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-masalah yang ada pada Puskesmas Abeli. 2. Tujuan Khusus a. Mengumpulkan
data
pada
bagian
program
Pengobatan
Tradisional Puskesmas Abeli periode Januarai – Oktober 2017. b. Menyesuaikan dengan Standar Pelayanan Medik. c. Menentukan prioritas
dan menganalisis masalah Program
Pengobatan Tradisional yang ada di Puskesmas Abeli. d. Mampu menyusun rencana kegiatan Program Pengobatan Tradisional Puskesmas Abeli secara sistematik berdasarkan permasalahan yang ada. C. Manfaat 1. Manfaat praktis a. Memberi
gambaran
mengenai
pelaksanaan
manajemen
program Pengobatan Tradsional puskesmas Abeli periode Januari - Oktober 2017. b. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Puskesmas dan pelaksana program Pengobatan Tradisional mengenai prioritas masalah yang ditemukan melalui analisis program sehingga menjadi bahan pertimbangan arah kebijakan dan kegiatan. 2. Manfaat teknis Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya mengenai manajemen Puskesmas dan menjadi bahan rujukan bagi penulis selanjutnya.
3
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu Analisis Program Pengobatan Tradisional ini selama bulan Januari - Oktober 2017 di Puskesmas Abeli, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. E. Metodologi Metode dalam pengumpulan data dalam Laporan Manajemen Upaya Program Pengobatan Tradsional Puskesmas Abeli ini yaitu dengan
metode
observasi,
wawancara,
dan
pengolahan data
sekunder Puskesmas Abeli periode Januari - Oktober 2017.
4
BAB II ANALISIS SITUASI A. Visi dan Misi Puskesmas Abeli Puskesmas
Abeli
memiliki
rencana
strategis
untuk
pengembangan kedepan. Adapun visi dan misi Puskesmas Abeli adalah sebagai berikut : 1. Visi “MEMBERI
PELAYANAN
BERMUTU
DAN
MANDIRI
MENUJU MASYARAKAT ABELI SEHAT 2020”
a. Abeli sehat adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Abeli yang memiliki kondisi sehat baik secara fisik,mental spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untukhidup produktif secara sosial dan ekonomis. b. MandirI adalah masyarakat Abeli yang bisa memberdayakan diri sendiri dalam bidang kesehatan dengan sadar,mau dan mampu untuk
mengenali,mencegah
mengatasi
permasalahan
kesehatan yang di hadapi sehingga bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. c. Bermutuadalah pelayanan prima yang sesuai prosedur dengan tenaga kesehatan yang profesional di bidangnya sehingga terjamin kualitas pelayanan tersebut. 2. Misi a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, merata, dan terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan efektif. b. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehatdan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara komprehensif.
5
3. Struktur Organisasi Puskesmas6
6
B. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas6 1. Keadaan Wilayah dan Letak Geografis Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang ada di kota kendari, sekitar 12 KM dari Ibukota Propinsi. Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian
merupakan
perbukitan
sehingga
sangat
ideal
untuk
pemukiman. Puskesmas Abeli terletak di kelurahan Abeli kecamatan Abeli yang terdiri dari 8 (delapan) kelurahan dengan batasnya sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu Kecamatan Abeli Keadaan alam di wilayah kerja puskesmas Abeli terdiri dari dataran
B. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas6 1. Keadaan Wilayah dan Letak Geografis Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang ada di kota kendari, sekitar 12 KM dari Ibukota Propinsi. Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian
merupakan
perbukitan
sehingga
sangat
ideal
untuk
pemukiman. Puskesmas Abeli terletak di kelurahan Abeli kecamatan Abeli yang terdiri dari 8 (delapan) kelurahan dengan batasnya sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu Kecamatan Abeli Keadaan alam di wilayah kerja puskesmas Abeli terdiri dari dataran (53 %), pegunungan/bukit (47 %).
Gambar 1. Peta Administrasi Kecematan Abeli Sumber : Kecamatan Abeli dalam Angka, 2014 7
2. Kependudukan Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan survei penduduk. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada tahun 2016 sebanyak 17738 jiwa yang tersebar di 8 wilayah kelurahan.
Tabel.1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Berdasarkan Kelurahan Tahun 2016 No
Kelurahan
Pria
Wanita
Total
2937
3380
6317
1
Lapulu
2
Talia
796
801
2163
3
Tobimeita
1042
1121
1137
4
Abeli
559
578
1457
5
Puday
719
738
1457
6
Poasia
767
786
1553
7
Anggalomelai
889
899
1788
8
Benua Nirae
853
873
1726
8562
9176
17738
TOTAL
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2016
8
7,000
6,317
6,000 k u d u d n e P h a l m u J
5,000 3,380 2,937
4,000 3,000
1,597
2,000
796 801
1,000
1,788 1,726 1,553 899 853 873 786 889 767
1,457
1,121 1,122 1,137 738 578 719 559 1
Lapul u
Talia
Tobi meita
Abeli
Puday
Poasi a
Angga lomel ai
Benu a Nirae
2,937
796
1
559
719
767
889
853
WANITA 3,380
801
1,121
578
738
786
899
873
1,597
1,122
1,137
1,457
1,553
1,788
1,726
PRIA
TOTAL
6,317
Gambar 2. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Berdasarkan Kelurahan Tahun 2016 Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2016
Tabel 2.
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2016
No
Kelurahan
Jumlah
Jumlah Rumah
Rata – Rata Jiwa
Penduduk
Tangga
/ Rumah Tangga
1
Lapulu
6317
936
6.74
2
Talia
1597
300
5.32
3
Tobimeita
2163
462
4.68
4
Abeli
1137
420
2.70
5
Puday
1457
230
6.33
6
Poasia
1553
162
9.58
7
Anggalomelai
1788
309
5.78
8
Benua Nirae
1726
452
3.81
17.738
3.271
5.42
JUMLAH
Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2016 9
3. Sosial Ekonomi Pada umumnya penduduk yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Abeli bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri sipil, TNI/Polri, pedagang, buruh dan nelayan. Sebagian besar penduduk wilayah Kecamatan Abeli adalah suku Muna, dengan penganut agama Islam sebesar 59,7%, agama Kristen protestan 24%, Kristen katolik 5% dan agama Hindu 1%. Sarana ibadah berupa Mesjid 19 unit, dan gereja 2 unit. Bahasa pengantar sehari-hari yang dipergunakan masyarakat Kecamatan Abeli adalah Bahasa Indonesia. Seluruh kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Abeli dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, kecuali pada beberapa dusun yang agak terpencil yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua. Wilayah
kerja
Puskesmas
Abeli
merupakan
daerah
pengembangan yang ditandai dengan pesatnya pertambahan pemukiman ataupun perumahan. Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana prasarana sosial kemasyarakatan.
4. Sumber Daya Kesehatan a.
Sarana Puskesmas Puskesmas Abeli dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh: a. Puskesmas Pembantu sebanyak 3 unit tediri dari: 1. Pustu Lapulu 2. Pustu Talia 3. Pustu Benua Nirae b. Pondok bidan Kelurahan
sebanyak 0 buah, terdapat di
Kelurahan: c. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 unit 10
d. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 10 unit e. Posyandu aktif sebanyak 17 unit f.
Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit
g. Dukun terlatih sebanyak 5 orang h. Kader posyandu sebanyak 97 orang i.
Toko obat berizin sebanyak 1 buah
j.
Apotek sebanyak Puskesmas Abeli merupakan Puskesmas Perawatan dengan
kapasitas
tempat tidur 10 buah, yang terdiri dari perawatan
persalinan dengan kapasitas tempar tidur 2 buah dan perawatan umum dengan kapasitas tempat tidur 8 buah. Secara umum kondisi semua ruangan dalam keadaan baik sehingga semua staf tetap berusaha untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. b. Kondisi Fisik Gedung Puskesmas Abeli Jumlah
seluruh
ruangan
Puskesmas
sebanyak
15
ruangan dengan luas sangat bervariasi, dari seluruh ruangan tersebut difungsikan sebagai Ruang Kartu, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang Tata Usaha, Poliklinik KIA dan KB, Ruang Apotik, Ruang Anak (Poli MTBS), Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik Umum, Ruang Imunisasi/P2M/PKM, Gudang Obat, 1 unit ruang UGD dan rawat Inap dan ruang PONED dan 14 Kamar Mandi/WC Jumlah
tenaga
pegawai
Puskesmas
(PNS)
Abeli
sebanyak 41 orang, terdiri atas dokter umum sebanyak 2 orang, dokter gigi sebanyak 1 orang, S1 keperawatan sebanyak 4 orang, kesehatan masyarakat sebanyak 6 orang, perawat sebanyak 3 orang, perawat gigi sebanyak 1 orang, bidan sebanyak 9 orang, tenaga gizi sebanyak 3 orang, sanitarian sebanyak 1 orang, SMA/SPK dan sejajarnya sebanyak 8 orang,
11
asisten apoteker sebanyak 1 orang, S1 Non Kesehatan lainnya sebanyak 1 orang, dan D4 bidan sebanyak 1 orang. Dalam meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan
kesehatan juga ditunjang oleh adanya tenaga sukarela/honor, terdiri dari tenaga perawat, bidan dan petugas cleaning cervices. c. Sarana Kesehatan Tabel 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2016 Fasilitas Kesehatan
Puskesmas
Kepemilikan/Pengelola Kemen
Pem
Pem.
TNI/
BUMN
Swasta
kes
Prov
kab/Kota
Polri
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu Rumah Bersalin Balai Pengobatan/Kl inik Praktek Dokter Bersama Praktek
12
Pengobatan Tradisional Poskesdes
0
0
0
0
0
0
Posyandu
0
0
0
0
0
17
Apotek
0
0
0
0
0
2
Toko Obat
0
0
0
0
0
1
Jumlah
0
0
5
0
0
20
Sumber : Profil Puskesmas Tahun 2016 5. Derajat Kesehatan Indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari keberhasilan atau hasil pencapaian program unggulan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, yang terutama menjadi pusat perhatian adalah program kesehatan ibu dan anak (KIA) dan program Gizi masyarakat, yang meliputi unsur-unsur penilaian terhadap angka kematian ibu, angka kematian anak dan balita, angka kelahiran bayi, persentase status gizi balita. Program kesehatan lainnya tetap menjadi fokus pelayanan terutama untuk pencegahan penyakit menular (P2M) terhadap beberapa penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) seperti : diare, demam berdarah, malaria, infeksi saluran pernafasan karena disebabkan oleh bakteri maupun oleh virus yang tengah menjadi perhatian utama saat ini yaitu virus flu burung. Pelayanan kesehatan juga ditujukan untuk pengobatan terhadap kasus infeksi menular seksual akibat perilaku seksual yang tidak sehat maupun luka infeksi akibat dugaan gigitan anjing gila (rabies). Program P2M juga terwujudkan melalui pelayanan imunisasi dasar dan lanjutan secara rutin kepada sasaran bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Abeli. 6. Upaya Kesehatan Selama ini Puskesmas Abeli telah menyelenggarakan semua Upaya Kesehatan Wajib, terdiri dari: 13
a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Untuk meningkatkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Abeli
juga
dilaksanakan
program
tambahan
berdasarkan program pokok tersebut, yakni : a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat c.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
d. Upaya Kesehatan Jiwa e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut f.
Upaya Pengobatan Tradisional (Akupressur dan TOGA) Dari sekian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Abeli, salah satu fungsi manajemen yang harus ada adalah pertanggungjawaban. Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan pertanggung jawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, evaluasi kinerja berdasarkan
hasil
cakupan
kegiatan,
serta
perolehan
dan
penggunaan sumberdaya termasuk keuangan. Laporan ini akan menjadi tolak ukur efektifitas dan efesiensi kinerja Puskesmas selama satu tahun kalender. Hal ini akan menjadi acuan dalam mengambil kebijakan dan penyusunan Rencana Kerja Operasional tahun berikutnya. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan kota Kendari. 7. Pendanaan Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat. 14
Di negara berkembang seperti Indonesia beaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatanantara lain: a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah b. Sebagian ditanggung masyarakat c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun bantuan luar negeri Pada pelayanan
era
desentralisasi,
kesehatan
yang
fungsi
dilakukan
pembiayaan pemerintah
usaha memiliki
pembagian yang terperinci antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber pembiayaan antara lain: a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota b. Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan pemerintah kabupaten atau kota setempat c.
Sumber lain dari BPJS Kesehatan Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan
pemerintah datang dari APBD.Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan
dari
Operasional
alokasi
APBD
provinsi
Kesehatan/BOK).Dana
yang
dan
APBN
(Biaya
disediakan
oleh
pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni dana anggaran pembangunan
yang
mencakup
dana
pembangunan
gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional. Anggaran
tersebut
disusun
oleh
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah Kabupaten/Kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD Kabupaten/Kota.Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui 15
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas adalah Kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
16
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH
A. Analisis Masalah Menggunakan Pohon Masalah
Belum adanya format pencapaian program yang sesuai
Tidak tersedianya laporan lengkap tentang cakupan program.
Wilayah kerja puskesmas yang cukup luas, sehingga sulit untuk diadakan survey langsung.
Masih kurangnya tenaga kesehatan yang di beri pelatihan tentang pemanfaatan pengobatan tradisional
Program Pengobatan Tradisional
Kurangnya tenaga kesehatan
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di PKM Abeli
Masyarakat di perkotaan menganggap TOGA adalah program kegiatan PKK di pedesaan Kurangnya alat peraga/gambar bagi masyarakatmengenai tanaman-tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai TOGA
Kurangnya minat pemberdayaan tanaman TOGA di masyarakat
Masyarakat kurang memiliki peran aktif dalam penanaman dan pemberdayaan tanaman TOGA
17
B. Analisis Penyebab Masalah Analisis
kemungkinan
penyebab
masalah
dengan
menggunakan pendekatan sistem. Tabel
4.
Analisis
kemungkinan
penyebab
masalah
program
pengobatan tradisional Komponen Input
MAN
Kemungkinan Penyebab Kurangnya
jumlah
petugas
kesehatan MONEY
MATERIAL
Tidak ada masalah
Kurangnya yang
media
penyuluhan
berhubungan
dengan
adanya
terbaru
program Belum
format
tentang cakupan program
B. Analisis Penyebab Masalah Analisis
kemungkinan
penyebab
masalah
dengan
menggunakan pendekatan sistem. Tabel
4.
Analisis
kemungkinan
penyebab
masalah
program
pengobatan tradisional Komponen Input
Kemungkinan Penyebab
MAN
Kurangnya
jumlah
petugas
kesehatan MONEY
MATERIAL
Tidak ada masalah
Kurangnya yang
media
penyuluhan
berhubungan
dengan
adanya
terbaru
program Belum
format
tentang cakupan program
METODE
Kurangnya petugas
peran
aktif
kesehatan
dari
karena
keterbatasan tenaga.
Tingkat kesadaran dan peran aktif masyarakat masih cukup rendah dalam
penanaman
dan
pemberdayaan tanaman TOGA.
MARKETING
Tidak ada masalah
Kurangnya pengetahuan masyarakat
Lingkungan
tentang
pentingnya
pemanfaatan
tanaman tertentu sebagai pengobatan tradisional Proses
P1
Belum adanya kegiatan sosialisasi
18
(Perencanaan)
atau seminar secara berkala bagi masyarakat khusus tentang pengobat tradisional. Kurang optimalnnya pembinaan bagi
para pengobat tradisional
Belum optimalnya koordinasi lintas sektor
dalam
upaya
kesehatan
pengobatan tradisional P2
(Pelaksanaan)
Kurangnya jumlah kader atau petugas kesehatan yang berperan aktif di wilayah kerja dalam hal mengunjungi tempat
perberdayaan
pengobatan
tradisional. Kurangnya media penyuluhan yang
berhubungan tersebut,
dengan
Misalnya
program flip
chart,
pamphlet, leaflet, dll Tingkat kesadaran, pengetahuan dan
peran aktif masyarakat masih cukup rendah
dalam
penanaman
dan
pemberdayaan tanaman TOGA. P3
(Pengawasan)
Optimalisasi koordinasi lintas sektor dalam melakukan pengawasan dan evaluasi
program
agar
diketahui
capaian keberhasilan program kerja.
C. Prioritas Penyebab Masalah Adapun prioritas penyebab masalah pada program pengobatan tradisional adalah: a. Kurangnya jumlah petugas kesehatan b. Belum adanya format terbaru tentang cakupan program
19
c. Kurangnya media penyuluhan yang berhubungan dengan program d. Tingkat kesadaran dan peran aktif masyarakat masih cukup rendah dalam hal penanaman dan pemberdayaan tanaman TOGA e. Kurang optimalnnya pembinaan bagi para pengobat tradisional f.
Belum optimalnya koordinasi lintas sektor dalam upaya kesehatan pengobatan tradisional
D. Alternatif Pemecahan Masalah Adapun alternatif pemecahan masalah, yaitu: a. Menambah jumlah petugas kesehatan yang diberi pembinaan tentang pengobatan tradisional. b. Mengkoordinasikan dengan pihak dinas kesehatan mengenai cakupan program kegiatan. c. Membuat media penyuluhan yang berhubungan dengan program tersebut, Misalnya flip chart, pamphlet, leaflet, dan lain-lain. d. Meningkatkan peran aktif petugas kesehatan misalnya: secara aktif mengunjungi masyarakat melakukan penanaman TOGA. e. Mengoptimalkan pembinaan masyarakat tentang pengobatan tradisional. f.
Melakukan
koordinasi
pendataan
capaian
antar program
kelurahan dan
untuk
melakukan
pengawasan
kegiatan
pemberdayaan tanaman tradisional.
Dari alternatif pemecahan masalah diatas, maka dibuat kriteria mutlak, yaitu : Tabel 5. Kriteria mutlak dapat atau tidaknya RUK dilakukan Input Kegiatan
Output
Ket.
Man
Money
Material
Meth
Mark
A
1
1
1
1
1
1
dapat dilakukan
B
1
1
1
1
1
1
dapat dilakukan
20
C
1
1
1
1
1
1
dapat dilakukan
D
1
1
1
1
1
1
dapat dilakukan
E
1
1
1
1
1
1
dapat dilakukan
F
1
1
1
1
1
1
dapat dilakukan
E. Pengambilan Keputusan Tabel
paired
comparison
dan
tabel
kumulatif
untuk
menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan program pengendalian penyakit kronis. Tabel 6. Paired Comparison A A
B
C
D
E
F
Total
A
A
D
E
F
2
B
D
E
F
1
C
E
F
1
E
F
0
F
0
B C D E F
0
Total Vertikal
0
1
0
2
4
5
Total Horizontal
2
1
1
0
0
0
Total
2
2
1
2
4
5
16
Tabel 7. Tabel Kumulatif
A
2
2/16 x 100%
12,5
12,5%
B
2
2//16 x 100%
12,5
12,5%
C
1
1/16 x 100%
6,25
6,25%
D
2
2/16x 100%
12,5
12,5%
21
E
4
4/16 x 100%
25
25%
F
5
5/16 X 100%
31,25
31,25%
Jumlah
16
100%
Berdasarkan nilai kumulatif, untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan program pengobatan tradisional sesuai standar dengan menyelesaikan 3 penyebab masalah yaitu : 1. Tingkat kesadaran dan peran aktif masyarakat masih cukup rendah dalam melakukan penanaman dan pemberdayaan tanaman tradisional. 2. Masih kurangnya jumlah tenaga ahli dalam melakukan pembinaan penanaman tanaman tradisional. 3. Belum adanya format pencapaiaan program yang sesuai standar.
F. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan kriteria mutlak, maka rencana kegiatan di atas yang dapat dijadikan rencana kegiatan/ Plan Of Action (POA) ialah: 1. Meningkatkan peran aktif petugas kesehatan dalam mengunjungi masyarakat dan memberikan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat dalam melakukan penanaman dan pemberdayaan tanaman tradisional. 2. Menambah jumlah tenaga kesehatan yang diberi pelatihan tentang cara penanaman dan pemberdayaan serta pemanfaatan tanaman tradisional. 3. Mengkoordinasikan
segera
dengan
mengenai cakupan program kegiatan.
22
pihak
dinas
kesehatan
Tabel 8.
Plan Of Action (POA)
Tujuan
masalah di Puskesmas Perumnas Kadia tahun 2017
Kegiatan
Sasaran
Lokasi
Waktu
Personil
Biaya
Meningkatkan peran aktif
Masyarakat di
Rumah Warga
1x sebulan
3 orang
3 x Rp. 100.000
petugas kesehatan dalam
wilayah kerja
(transportasi) =
Puskesmas
Rp. 300.000
mengunjungi
masyarakat
dan memberikan sosialisasi secara
berkala
kepada
masyarakat Meningkatkan pelaksanaan program pengobatan tradisional di wilayah
Abeli
dalam
melakukan penanaman dan pemberdayaan
tanaman
tradisional Menambah jumlah tenaga
Petugas
Puskesmas Abeli
1x setahun
5 orang
kerja Puskesmas
kesehatan
yang
diberi
Perumnas Abeli
pelatihan
tentang
cara
Rp. 200.000
dan
(peralatan dan alat
serta
peraga)
penanaman pemberdayaan pemanfaatan
kesehatan
Rp. 500.000 (konsumsi)
tanaman
tradisional Mengkoordinasikan segera
Kepala Dinas
Kantor Dinas
Februari
Kesehatan
2018
3 orang
Rp. 200.000
23
dengan kesehatan
pihak
dinas mengenai
cakupan program kegiatan
Kesehatan dan Penanggung jawab program
24
(transportasi)
dengan kesehatan
pihak
dinas mengenai
cakupan program kegiatan
Kesehatan dan
Kesehatan
2018
(transportasi)
Penanggung jawab program
24
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder,
prioritas
penyebab masalah pada program pengobatan tradisional Puskesmas Perumnas Kadia tahun 2017 adalah : 1.
Kurangnya jumlah petugas kesehatan.
2.
Belum adanya format pencapaian program.
3. Kurangnya media penyuluhan yang berhubungan dengan program. 4.
Tingkat kesadaran dan peran aktif masyarakat masih cukup rendah dalam melakukan penanaman dan pemberdayaan tanaman tradisional.
5.
Kurangnya
optimalisasi
pembinaan
masyarakat
dalam
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder,
prioritas
penyebab masalah pada program pengobatan tradisional Puskesmas Perumnas Kadia tahun 2017 adalah : 1.
Kurangnya jumlah petugas kesehatan.
2.
Belum adanya format pencapaian program.
3. Kurangnya media penyuluhan yang berhubungan dengan program. 4.
Tingkat kesadaran dan peran aktif masyarakat masih cukup rendah dalam melakukan penanaman dan pemberdayaan tanaman tradisional.
5.
Kurangnya
optimalisasi
pembinaan
masyarakat
dalam
pemanfaatan tanaman tradisional. 6.
Belum
optimalnya
pendataan
capaian
koordinasi program
lintas dan
sektor
dalam
pengawasan
upaya
kegiatan
penanaman dan pemberdayaan tanaman tradisional.
B. Saran Adapun saran sebagai alternatif pemecahan masalah, yaitu: 1.
Menambah
jumlah
petugas
kesehatan
yang
dilakukan
pembinaan tentang pemanfaatan tanaman tadisional. 2. Mengkoordinasikan segera dengan pihak dinas kesehatan mengenai cakupan program kegiatan. 3.
Membuat media penyuluhan yang berhubungan dengan program tersebut, Misalnya flip chart, pamphlet, leaflet, dan lain-lain.
4.
Meningkatkan peran aktif petugas kesehatan dalam mengunjungi kegiatan penanaman tanaman tadisional.
25
5.
Mengoptimalkan pembinaan masyarakat dalam pemanfaatan tanaman tradisional.
Melakukan koordinasi antar kelurahan untuk melakukan peran pendataan langsung dan pengawasan kegiatan penanaman dan
26