SPESIFIKASI TEKNIS 2013
SPESIFIKASI TEKNIS
1. 1.1.
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN TEKNIS
Dalam Syarat-Syarat Syarat-Syarat dan Peraturan Peraturan Teknis pekerjaan ini termasuk term asuk : 1.1.1.
Tenaga yang yang cukup dan ahli sesuai sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditugaskan.
1.1.2. Bahan lain yang cukup dan berkualitas baik yang didatangkan ke tempat pekerjaan tepat pada waktunya waktun ya sehingga pek erjaan bisa berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan. 1.1.3. Kontraktor diharuskan menghitung dan mengajukan permintaan barang/material kepada logistik atas barang yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan. 1.1.4. Pekerjaaan harus diselesaikan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian dan syarat – syarat syarat gambar serta keputusan Direksi. 1.2.
Pengaturan Teknis Pembangunan Pembang unan Dalam melaksanakan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana dan Syarat- syarat (RKS) ini, sesuai Peppres No. 54 tahun
2010
dengan
lampiran-lampirannya, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di dalam ini termasuk segala perubahan dan tambahannya, dan berdasarkan ketentuan : 1.2.1. Undang – undang undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Te ntang Jalan dan Jembatan; 1.2.2. Undang – undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
daya alam dan hayati; 1.2.3. Undang – undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 1.2.4.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
1.2.5.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;
1.2.6. Peppres No. 54 tahun 2010
tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah; 1.2.7.
Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI 1.2.53.1987)
1.2.8.
Peraturan Semen Portland Indonesia SNI. 8 Tahun 1972
1.2.9. Peraturan
Beton
Bertulang
Indonesia
Tahun
1971
yang
diterbitkan Yayasan Normalisasi Indonesia SKSN I>I-15 1991-03; 1.2.10. Peraturan um um tentang pelaksanaan pembangunan Indonesia Algemene Voorwaaden Voor de Uitvoering bij aaneming van open Werken (AV) 1941. 1.2.11. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990. 1.2.12. Revisi SNI 03-2835-2002 dan Revisi SNI DT - 91- 0006 - 2007.
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Pembersihan Areal Pekerjaan. Sebelum memulai pekerjaan yang
ada
dalam
kontrak, terlebih dahulu
membersihkan lokasi pekerjaan dari segala macam tumbuh-tumbuhan dan rintangan
yang
terdapat disekitar daerah tersebut, demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampahsampah, akar-akaran dan lain sebagainya. 2.2. Direksi Keet, Barak Kerja dan Gudang Kontraktor membuat Direksi Keet sebagai pelayanan Kantor dari Kontraktor, Barak Kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-barang yang dapat dikunci dan tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas, dimana pembongkaran bangunan Direksi Keet, Barak Kerja dan Gudang menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2.3. Jalan Penghubung Sementara dan Jalan Inspeksi 2.3.1. Jika
tidak
terdapat
jalan
penghubung
untuk
mencapai
lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuat dan memelihara jalan penghubung sementara kearah lokasi tersebut pada tempat yang disetujui Direksi. Penyedia Jasa juga harus membuat fasilitas yang diperlukan untuk melintasi sungai, aliran atau jalan air yang ada atau harus memperbaiki dan memperkuat suatu fasilitas yang ada untuk digunakan menuju lokasi pekerjaan, jika diperlukan. 2.3.2. Penyedia Jasa boleh menggunakan jalan umum, jalan desa dan jalan inspeksi pada saluran yang ada atau saluran baru atau saluran pembuang dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus membayar pembuatan, pemeliharaannya dan perbaikannya berdasarkan perjanjian bersama antar Penyedia Jasa. 2.3.3. Direksi atau Pemberi Tugas tidak akan menerima tuntutan terhadap pemakaian bersama pada jalan penghubung yang dibuat oleh Penyedia Jasa.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
2.4. Papan nama Proyek Papan Nama Proyek da n Bedeng kerja dibua t pada lokasi pekerjaan.
2.5. Mobilitas Peralatan Pekerjaan
menggunakan
alat
angkut
yang
sesuai
dengan
karakter
peralatan dan bahan-bahan yang diangkut serta kondisi lokasi yang dilalui.
2.6. Peil dan Pengukuran ; 2.6.1. Pemborong memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi Proyek tentang setiap perbedaan yang ditemukan didalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan (kondisi lapangan), pemborong baru diijinkan membetulkan kesalahan dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Proyek. 2.6.2. Pemborong bertanggung jawab atas
tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut Peil- Peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja. 2.6.3. Mengingat
setiap
kesalahan
selalu
akan
mempengaruhi
bagian-
bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak ditolerir dan Direksi Proyek berhak membongkar pekerjaan atas biaya Pemborong. 2.6.4.
Pengambilan didalam
ukuran-ukuran
yang
keliru
dalam
pelaksanaan,
hal apapun menjadi tanggung jawab Pemborong. Oleh karena
itu sebelumnya kepadanya diwajibkan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
2.7. Jadwal Pelaksanaan, Pengadaan, Penggunaan
2.8. Pengajuan Bahan / Material dan Barang : Pemborong harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek sebagai dasar / patokan Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan dan pemborong wajib mengikutinya. 2.8.1. Semua bahan & barang untuk proyek ini harus memenuhi standar / mutu yang disebut dalam gambar rencana & RKS. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka ini dimaksudkan menunjukkan standard minimal mutu / kualitas bahan dan barang yang digunakan. 2.8.2. Bila Direksi Proyek meragukan kualitas bahan dan barang dimaksud, maka dapat mengeluarkan kualitas bahan dan
barang dimaksud, maka
dapat mengeluarkan perintah untuk mengadakan pengujian melalui test laboratorium atas biaya Pemborong. 2.8.3.
Setiap bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui
Direksi
Proyek
secara
tertulis,
waktu
penyampaiannya
dilaksanakan jauh sebelum pek erjaannya dimulai. 2.8.4.
Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui oleh Direksi proyek, maka bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
2.8.5.
Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Proyek untuk dijadikan dasar penolakan apabila ternyata bahan dan barang yang PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya. 2.8.6. Dalam pengajuan harga penawaran. Pemborong harus sudah memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. 2.8.7.
Tanpa mengingat jumlah tersebut, Pemborong tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Direksi Teknis.
2.8.8.
Pada waktu mengajukan penawaran, Rekanan harus menyertakan / melampirkan
Daftar Material” yang lebih terperinci dari semua bahan
“
yang akan dipasang pada proyek dan harus disebutkan nama pabrik, merk, spesifikasi teknis lengkap dengan brosur / katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian. 2.8.9.
Direksi Proyek akan mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan bahan / barang yang tidak disetujui dalam tempo 1 x 24 jam keluar lapangan pekerjaan, atas biaya Pemborong.
2.9. Pengukuran & Pematokan : 2.9.1. Pemborong harus mengerjakan pematokan dan pengukuran ulang untuk menentukan batas-batas pekerjaan. 2.9.2. Sebelum
pelaksanaan pematokan, Pemborong wajib
memberitahukan
secara tertulis kepada Direksi Proyek. 2.9.3. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Pemborong, dimintakan persetujuan untuk dasar pekerjaan selanjutnya. 2.9.4. Pemborong
bertanggung
jawab
penuh
atas
tepatnya
pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar rencana dan RKS.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
2.9.5.
Mengingat
setiap
kesalahan
selalu
mempengaruhi
Mengingat
setip
kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak ditolerir dan Direksi Proyek berhak membongkar pekerjaan atas biaya Pemborong. 2.9.6. Pemborong diwajibkan mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan melaporkan kepada Direksi Proyek setiap terdapat selisih / perbedaan-perbedaan
ukuran,
pembetulannya. Tidak
dibenarkan
untuk Pemborong
diberikan
keputusan
membetulkan
sendiri
kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan Direksi Proyek.
3. PEKERJAAN STRUKTUR 3.1. Galian Tanah, Urugan Kembali Dan Pemadatan 3.1.1. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan sementara jika diperlukan. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan pengurugan
kembali
dalam
Gambar
Kerja.
Penggalian,
dan pemadatan di lokasi dimana terdapat sisa
konstruksi atau instalasi yang berada di bawah tanah yang sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan petunjuk Pengawas. Membuang semua bahanbahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian dan melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini. PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
3.1.2. Pelaksanaan Pekerjaan Penggalian : a) Penggalian
harus
dikerjakan
sesuai
garis
dan
kedalaman seperti
ditunjukkan Kuntur Permukaan Tanah. b) Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan. c) Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap
perlu. d) Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
e) Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar
Kerja
atau
sesuai
petunjuk
Pengawas
Lapangan
sebelum
menempatkan bahan urugan. f) Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Pengawas, sampai kedalaman yang memiliki perm ukaan yang sesuai. g) Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tanah
tidak
lunak, Kontraktor
sementara Kontraktor
merusak harus
permukaan galian. memasang
dinding
untuk mencegah longsornya tanah ke
Untuk
menggali
penahan
dalam
tanah
lubang galian.
harus melindungi galian dari genangan air atau
air hujan
dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa. h) Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek. PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
3.1.3. Urugan dan Timbunan. a) Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Pengawas. b) Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas. c) Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Pengawas. d) Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas. e) Urugan kembali lubang pondasi / pasangan harus dilakukan dengan persetujuan Pengawas. f) Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis dipadatkan, Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai pemadatan sesuai ketentuan.
Bahan
yang
ditempatkan di
atas
lapisan
yang
tidak
dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan atau harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pengawas.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
3.2. Beton Bertulang 3.2.1. Lingkup Pekerjaan. Lingkup
pekerjaan
ini
meliputi
pengangkutan,
pengadaan
bahan, peralatan dantenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada
tempat- tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada Lantai Kerja dan Pondasi dari pada pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan alam Gambar Kerja. 3.2.2. Prosedur Umum. a) Gambar Detail Pelaksanaan. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan Kontraktor kepada Pengawas untuk disetujui. Diagram penulangan yang m enunjukkan pembengkokan, kait, lewatan, sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Persyaratan teknis Baja Tulangan Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait. b)
Contoh Bahan. Sebelum
pelaksanaan,
Kontraktor
harus
memberikan
contoh-
contoh material, misalnya PC, Pasir, Split (Kerikil) atau Besi Tulangan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. c)
Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, akan dipakai
sebagai
standard/pedoman
untuk
memeriksa/
menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site. d)
Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengecoran.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
3.2.3. Syarat Pengiriman dan Penyimpanan.
a)
Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/ kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b)
Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c)
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
d)
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor sendiri.
3.2.4. Bahan – Bahan
a)
Mutu Beton. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah sesuai dengan
gambar
kerja
yakni
beton
K300,
dan
harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971. Adapun beton ini dipakai untuk pekerjaan beton dan beton bertulang pada gorong-gorong dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja. b)
Semen. Semen harus dari Type I
dan memenuhi persyaratan SII-0013.
Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus
diserahkan
kepada
dan
Pengawas
untuk
disetujui,
termasuk
metoda
cara
pengangkutan harus disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
besar atau zak, dengan persetujuan dari Pengawas. c)
Pasir & Batu Pecah. Pasir / batu pecah harus memenuhi NI-3
d)
Air. Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan anorganik lainnya. Air yang kualitas untuk dikonsumsi
manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan disetujui Pengawas. a) b)
Cara pengadukan harus tunduk ketentuan PBI 1971. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
c)
Hanya
untuk
beton
praktis,
lantai
kerja,
beton
tumbuk
yang
diperkenankan memakai mesin pengaduk beton/molen, mengaduk dengan sekop/cangkul dilarang. d)
Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian yang penting, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton percobaan/ pengetesan, sedangkan jumlah serta cara pengam bilan kubus-kubus beton tersebut harus sesuai dengan peraturan PBI 1971.
e)
Pengetesan terhadap kubus-kubus beton tersebut dilakukan pada laboratorium yangdisetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3.2.9. Pengecoran Beton. a) Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan
menyiram
cetakan-cetakan sampai
jenuh,
pemeriksaan ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
penempatan penahan jarak. b)
Pengecoran
beton
hanya
dapat
dilaksanakan
atas
persetujuan Pengawas Lapangan. c)
Pengecoran
harus
dilakukan
dengan
sebaik
mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindrkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos, dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. d)
Apabila
pengecoran
beton
akan
dihentikan,
dan
diteruskan
pada hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. e)
Beton
harus
dilindungi
dari
pengaruh
panas,
sehingga
tidak
terjadi penguapan cepat.Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan. f)
Beton harus dibasahi paling sedikit 10 ( sepuluh ) hari setelah pekerjaan pengecoran.
3.2.10. Pembongkaran Perancah/Acuan
Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari Pengawas Pekerjaan.
Setelah
bekesting
dibuka
tidak
diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton, tanpa persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. 3.2.11. Syarat Pengamanan Pekerjaan a)
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
b) Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan- pekerjaan lain. c)
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi
mutu
pekerjaan.
Seluruh
biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri. d)
Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 ( satu ) minggu atau lebih ( sesuai dengan ketentuan PBI 1971 ).
3.3. Pasangan Batu Kali
3.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali, seperti pondasi, turap dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan ini meliputi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan
sesuai
batas, tingkat, bagian dan
dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja 3.3.2. Prosedur Umum a)
Contoh Bahan. Contoh
bahan
batu
seberat
minimal
5
kg
dengan
ukuran
terpanjang maksimal 15 cm, harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk disetujui.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
b)
Gambar Detail Pelaksanaan.Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup dimensi, elevasi, kemiringan dan detail-detail lain yang diperlukan, untuk disetujui Pengawas Lapangan.
3.3.3. Bahan – Bahan. a)
Batu Kali. Batu kali harus memiliki m inimal 3 bidang kontak. Batu kali harus keras bersifat kekal dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak.
b)
Adukan dan Pelesteran. Adukan yang dipakai harus memenuhi uraian Persyaratan teknis Adukan & Plesteran.
3.3.4. Pelaksanaan Pekerjaan
a)
Umum. Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk dimulai bila semua pekerjaan galian dan urugannya telah diperiksa serta disetujui Pengawas Pekerjaan galian dan urugan kembali dilaksanakan sesuai Persyaratan teknis Galian, Urugan kembali, dan Pemadatan.
b)
Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air/air hujan ataupun air tanah yang berada dalam galian harus dipompa dan dikeluarkan.
c)
Pemasangan. Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang terendam air dan adukan 1 semen dengan 4 pasir untuk pasangan batu PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
kali yang tidak terendam air. d)
Adukan
harus
membungkus
batu
kali
pada
bagian
tengah pasangan sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang berongga/tidak padat. e)
Tidak
diperbolehkan sama sekali memukul batu kali di
tempat
pekerjaan (pada bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali di luar papan patok ukur/bow plank. f)
Pasangan batu kali di atas dasar galian harus diurug lapisan pasir setebal 5 dan di anstamping batu kali 10 cm.
g)
Bagian yang
akan diberi
pasangan batu
kali
harus
sudah
dibentuk sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk Pengawas. h)
Pasangan batu kali harus saling menyilang dan terkait, sehingga tidak ada siar yang merupakan garis lurus.
i)
Pembersihan Permukaan. Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
j)
Perawatan. Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus- menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama tiga hari setelah pekerjaan selesai.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR
SPESIFIKASI TEKNIS 2013
5. PEKERJAAN FINISHING / LAIN – LAIN
5.1.
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada petunjuk Teknis dan ternyata diperlukan, maka akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
5.2.
Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan dibicarakan dengan pemberi tugas.
5.3.
Meskipun dalam bestek pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan ini dinyatakan kata- kata yang harus disediakan oleh Kontraktor tetapi disebutkan dalam penjelasan pembangunan ini pekerjaan tersebut tetap dianggap ada di muat dalam bestek ini.
5.4. Pekerjaan yang dinyatakan menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini harus diselenggarakan/dilaksanakan dan diselesaikan oleh Kontraktor, harus dianggap seakan
akan pekerjaaan itu diuraikan dan dimuat dalam berstek ini, itu
–
menuju penyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Pengelola Kegiatan.
PEMBANGUNAN TALUD/TEBING PASANGAN BATU/MORTAR