Syarat Pembentukan Paragraf
Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu. Dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsurunsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Cermati Paragraf Berikut Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat
tergantung dari besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat me nyumbangkan sebagian penghasilannya untuk pembangunan tempat-tempat beribadah atau untuk ke giatan sosial lainnya. Tempat-tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Kepaduan: hubungan antara kalimat dengan kalimat Kepaduan/Koherensi
Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tu mpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami mem ahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Kepaduan dalam paragraf dibangun dengan:
Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan: a. Repetisi atau pengulangan kata kunci b. Kata ganti c.
Kata transisi
Pemerincian dan urutan paragraf: Hubungan antara pikiran utama dan pikiran penjelas dapat dilihat dari urutan per inciannya
Repetisi Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah diterapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang kita ajarkan . Kata atau Frase Transisi
Perkuliahan bahasa Indonesia seing kali sangat membosankan sihingga tidak mendapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan, bahkan kuliah yang disajikan dosen sebenarnya mrupakan masalah yang sudah diketahui ole h mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Disamping itu, mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa
Indonesia sejak mereka . Ak ibatnya ibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan dibrikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia. Pemakaian kata Ganti
I bu bu
Sud dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat, pada 26 Maret 1907. I bu bu Sud merupakan puteri
bungsu dari keluarga A.M. Niung yang berasal dari UjungPandang. Darah seni yang ada pada orang tua I bu bu Sud telah mengalir pada I bu bu Sud . Hal ini terlihat ketika I bu bu Sud masih duduk di sekolah dasar, menunjukkan kegemaran I bu bu Sud menyanyi dan bermain sandiwara. I bu bu Sud rajin mengikuti latihan-latihan musik, seni suara, dan seni drama yang diberikan oleh guru-guru I bu bu Sud . Kegemaran I bu bu Sud akan seni suara mendorong I bu bu Sud untuk mempelajarinya terus.
Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan serangkaian peristiwa atau kejadian
nurut urutan t erjadinya (kronologis) , dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau
me
serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari kejadian tersebut. Macam Narasi
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi fiksi.. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal tengah akhir.
Aw al al narasi
biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal
harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian t engah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita
yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang
menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri. Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide ide.. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.
[rujukan? ]
1. (What) Apa yang akan diceritakan, 2. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya, 3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, 4. (Who) Siapa pelaku ceritanya, 5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan 6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan. Contoh Narasi (fakta)
Yang mendiami pulau-pulau di Indonesia pada zaman purba ialah penduduk asli. Kemudian
antara 1500-1000 tahun SM, bangsa yang hidup di Hindia Belakang ( Kamboja) lalu berpindah ke selatan. Setelah itu mereka datang secara bergelombang. Lalu mereka menetap di pulau-pulau Indonesia itu dan bercampur dengan penduduk asli. Kemudian inilah bangsa Indonesia.
Narasi (Pengalaman Hidup)
Selama liburan ujian akhir nasional banyak hal yang sudah aku lakukan mulai dari mengerjakan tugas sampai dengan menyenangkan diriku sendiri. Aku di hari pertama mengerjakan tugas matematika membuat rumus bangun-bangun ruang dan bangun datar. Aku juga menyelesaikan tugas membuat ringkasan sejarah. Aku juga sempat membuat kliping untuk mata pelajaran geografi.
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulangtulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.