GINGIVA Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada prosesus alveolaris dan gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari bakteri-bakteri dalam mulut. Dalam istilah awam disebut gusi (gum) (Irlinda, 2014). Struktur gingiva Secara anatomis gingiva dibagi menjadi dua bagian, yaitu gingiva tidak cekat (unattached gingiva) dan gingiva cekat (attached gingiva). Unattached gingiva atau yang biasa disebut free gingiva merupakan bagian yang gingiva yang tidak melekat erat pada gigi dan mengelilingi daerah leher gigi sehingga membuat lekukan seperti kulit kerang. Pada bagian ujung atas gingiva cekat tersebut terdapat marginal gingiva yang berbentuk agak condong ke arah gigi dengan ujung tepinya tipis serta membulat. Karena marginal gingiva tidak melekat erat ke gigi, maka dinding lateral dari marginal gingival ini merupakan dinding dari sulkus gingiva. Sulkus gingiva merupakan suatu celah antara gigi dan marginal gingiva yang dapat dimasukkan sonde atau probe di dalamnya dengan jalan meregangkan gingiva secara hati-hati. Sedangkan untuk bagian ujung bawah gingiva cekat dibatasi oleh suatu lekukan dangkal yang dinamai free gingival groove. Free gingival groove ini berjalan sejajar dengan margin gingiva. Dalam keadaan normal free gingival groove ini dapat dipakai sebagai petunjuk dasar sulkus gingiva (Putri, 2013). Bagian gingiva yang lainnya yaitu gingiva cekat atau biasa disebut attached gingiva. Bagian tersebut merupakan lanjutan marginal gingiva yang meluas dari free gingiva groove sampai ke pertautan mukogingival. Gingiva cekat ini melekat erat ke sementum mulai dari sepertiga bagian akar ke periosteum tulang alveolar. Fungsi dari gingiva cekat tersebut adalah menahan jika ada tekanan mekanik yang terjadi selama pengunyahan, bicara, dan sikat gigi. Selain itu juga berfungsi melindungi lepasnya gingiva bebas pada saat ada tekanan yang menuju ke mukosa alveolar (Putri, 2013).
Gambar 1.1 Struktur anatomi gingiva (Francis, 2015)
HISTOLOGI GINGIVA Tepi gingiva terdiri dari jaringan ikat fibrous, terbungkus oleh epitel squamous komplek. Epitel ini mengalami pembaharuan konstan oleh sel reproduksi pada lapisan terdalam dan peluruhan dari lapisan superfisial. Kedua aktivitas tersebut terjadi secara seimbang sehingga ketebalan epitel akan tetap (Irlinda, 2014). Karakteristik dari lapisan epitel squamous : 1. Lapisan basal atau sel formatif terdiri dari sel kolumner dan kuboid. 2. Lapisan spinosum (stratum spinosum) atau sel-sel runcing terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal. 3. Lapisan granuler (stratum granulosum) sel-selnya tersebar terdiri dari banyak partikel keratohialin. 4. Lapisan tanduk (stratum corneum) sel-selnya pipih dan berkeratin ataupun berparakeratin.
DAFTAR PUSTAKA Francis J. Hughes, in Stem Cell Biology and Tissue Engineering in Dental Sciences, 2015. Putri D.I., Pengaruh Warna Kulit dan Tingkat Peradangan Gingiva Perokok terhadap Perubahan Warna
Gingiva,
2013.
Diakses
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/16822/SKRIPSI.pdf?sequence=1. Pada 24 Maret 2017. Pukul 23:40 WIB. Irlinda R., Hubungan Antara Paparan Asap Dengan Kejadian Pembesaran Gingiva, 2014. Diakses http://eprints.undip.ac.id/44869/3/Riva_Irlinda_22010110110073_BabIIKTI.pdf. Pada 25 Maret 2017. Pukul 10.45 WIB.