BAB II STOMATITIS AFTOSA
2.1 PENGERTIAN PENGERTIAN
merupaka kan n radang radang yang yang terjad terjadii pada pada mukos mukosa a mulut mulut Stomatitis merupa yang biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelo elompo mpok. Stomatitis yang yang terj terjad adii beru berula lang ng pada pada rong rongga ga mulu mulutt dise disebu butt Reccurent Reccurent Apthous Apthous Stomatitis Stomatitis (RAS). RAS merupakan salah satu kelainan mukosa yang paling sering terjadi dan menyerang kira– kira 15!"# populasi di $nggris. %enyakit ini umumnya terjadi dan seringkali mengenai &anita dan laki–laki. %re'alensi yang lebih tinggi juga didapatkan pada golongan sosial ekonomi atas dan di antara para mahasis&a selama &aktu–&aktu ujian. anie aniesta stasi si klinis klinis dari dari RAS adalah adalah ulser ulser tungga tunggall atau atau multip multipel* el* dangk dangkal* al* bulat* bulat* lonjon lonjong g dan sakit. sakit. %re'a %re'alen lensi si pada pada popula populasi si secara secara umum umum berkis berkisar ar 5"++# 5"++#.. ,ipote ,ipotesis sis dari dari terjad terjadiny inya a RAS bermac bermacam am macam tergantung pada aktor pemicunya* antara lain disebabkan karena alergi* aktor genetik* kekurangan kekurangan nutrisi* kelainan hematologi* hormonal* ineksi* trauma dan stres. -idalam rongga mulut* RAS merupakan kondisi yang paling banyak dijumpai pada jaringan lunak mukosa. -iperkirakan sebanyak 15# !"# populasi penduduk diseluruh dunia terserang penyakit seperti ini. %enyakit ini nampak lebih banyak di Amerika tara khususnya pada pada kelompo elompok k sosial sosial ekono ekonomi mi renda rendah* h* inside insiden n ini nampak nampak hingga hingga mendekati /"#. 2.2 KLASIFIKASI STOMATITIS
1 Stom Stomat atit itis is apth apthou ous s Recc Reccur uren ent t
Stomatitis
yang
siatnya
berulang
atau
Reccurent
Apthous
Stomatitis dapat diklasi0kasikan berdasarkan karakteristik klinis yaitu
ulser minor* ulser major* dan ulser herpetiorm a Rekuren apthous stomatitis minor
Sebagian besar pasien (2"#) yang menderita bentuk minor ditandai dengan ulser berbentuk bulat atau o'al dan dangkal dengan diameter yang kurang dari 5 mm serta pada bagian tepinya terdiri dari eritematous. lserasi bisa tunggal ataupun merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam &aktu 1"1/ hari tanpa meninggalkan bekas. 5 lkus ini mempunyai kecendrungan untuk terjadi pada mukosa bergerak yang terletak pada kelenjar sali'a minor. %ernah dilaporkan adanya gejalagejala pendahulu seperti parastesia
dan
hiperestesia.
lkus ini
sangat
ber'ariasi*
kambuh* dan pola terjadinya ber'ariasi.
3ambar 1.1 Minor apthous ulcer lkus yang berkelompok dapat menetap dalam jangka &aktu beberapa bulan. lserasi yang menetap seringkali sangat sakit dan biasanya mempunyai gambaran tak teratur. 4rekuensi RAS lebih sering pada lakilaki daripada &anita dan mayoritas penyakit terjadi pada usia antara 1" dan " tahun. %asien dengan ulser minor mengalami ulserasi yang berulang dan lesi indi'idual
dapat
terjadi
dalam
jangka
&aktu
pendek
dibandingkan dengan tiga jenis yang lain. lser ini sering muncul pada mukosa nonkeratin. 6esi ini didahului dengan rasa
terbakar* gatal dan rasa pedih dan adanya pertumbuhan makula eritematus. 7lasiknya* ulserasi berdiameter
1" mm
dan sembuh tanpa luka dalam 81/ hari. b Rekuren Apthous Stomatitis Major Rekuren apthous stomatitis major diderita kirakira 1"# dari
penderita RAS dan lebih hebat dari bentuk minor. Secara klasik* ulser ini berdiameter kirakira 1 cm dan berlangsung selama empat minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja
dari
mukosa
mulut
termasuk
daerahdaerah
yang
berkeratin. -asar ulser lebih dalam* melebihi "*5 cm dan seperti ulser minor* hanya terbatas pada jaringan lunak tidak sampai ke tulang.11
3ambar !.! Mayor apthous ulcer lser mayor dikenal sebagai periadenitis mukosa nekrosis yang rekuren atau disebut juga penyakit Sutton. %enyebabnya belum diketahui secara pasti* namun banyak bukti yang berhubungan dengan deek imun. 9anda adanya ulser seringkali dilihat pada penderita bentuk mayor. :aringan parut terbentuk karena keparahan dan lamanya lesi terjadi. A&al dari ulser mayor terjadi setelah masa puberti dan akan terus menerus tumbuh hingga !" tahun atau lebih. c Herpetiformis apthous stomatitis
$stilah herpertiformis digunakan karena bentuk klinis dari ulserasi herpetiormis (yang dapat terdiri atas 1"" ulser kecil pada satu &aktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer tetapi 'irus'irus herpes tidak mempunyai peranan
dalam etiologi ulserasi herpertiormis atau dalam setiap bentuk ulserasi aptosa.
3ambar !. Multiple herpetiform ulcers Herpertiformis apthous stomatitis menunjukkan lesi yang besar dan
rekuensi terjadinya berulang. %ada beberapa indi'idu* lesi berbentuk kecil dan berdiameter ratarata 1 mm. 3ambaran dari ulser ini adalah erosierosi kelabu putih yang jumlahnya banyak* berukuran sekepala jarum yang membesar* bergabung dan mnjadi tak jelas batasnya. %ada a&alnya ulkusulkus tersebut berdiameter 1! mm dan timbul berkelompok terdiri atas 1"1"". ukosa disekitar ulkus tampak eritematous dan diperkirakan ada gejala sakit. 2 Oral thrush ;aitu saria&an
yang
disebabkan
jamur
Cania
Albican*
biasanya banyak dijumpai di lidah. %ada keadaan normal* jamur memang terdapat di dalam mulut.
menurun*
ditambah
penggunaan
obat
antibioka
yang
berlangsung lama atau melebihi jangka &aktu pemakaian* jamur Cania Albican akan tumbuh lebih banyak lagi. ! Stomatitis Herpetik
;aitu saria&an yang disebabkan 'irus herpes simplek dan beralokasi di bagian belakang tenggorokan. Saria&an di tenggorokan biasanya langsung terjadi jika ada 'irus yang sedang me&abah dan pada saat itu daya tahan tubuh sedang rendah sehingga sistem imun tidak dapat menetralisir atau mengatasi 'irus yang masuk sehingga terjadilah ulser.1!
2.3 ETIOLOGI
Semakin banyaknya penelitian dan teoriteori baru mengenai aktor predisposisi stomatitis memungkinkan suatu saat nanti apa yang saat ini masihkita anggap aktor predisposisi telah terbukti sebagai etiologi. Seperti yang telah diketahui bah&a aktor etiologi stomatitis adalah idiopatik (belum diketahui) namun telah banyak
dugaan
mengenai
aktor
predisposisi
stomatitis"
4aktor–aktor
predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya stomatitis adalah sebagai berikut 1 3enetik Ri&ayat keluarga terdapat pada 5"# kasus. $nsiden tertinggi terdapat di antara saudara bila kedua orang tua terkena stomatitis. Beberapa peneliti menyatakan bah&a hubungan genetik berpengaruh terhadap timbulnya stomatitis. Salah satu penelitian menemukan bah&a 5# dari orang yang menderita stomatitis memiliki paling tidak satu orang tua yang juga menderita stomatitis %enelitian lain menemukan bah&a =1# kembar identik menderita stomatitis dimana untuk kembar biasa hanya 58#. ! $munologik Respon imun mungkin merupakan peran utama stomatitis umum terjadi pada pasien dengan imunode0siensi sel B dan /"# dari pasienpasien stomatitis mempunyai kompleks dari sirkulasi imun.
lserasi dapat disebabkan oleh pengendapan imonoglobulin dan komponenkomponen komplemen dalam epitel atau respons imun seluler terhadap
komponenkomponen
epitel. Antibodi
tersebut
bergantung pada mekanisme sitoksik atau proses penetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga jika sistem imunologi mengalami abnormalitas* maka dengan mudah bakteri ataupun 'irusmengineksi jaringan lunak disekitar mulut. ,ematologik 15!"# pasien stomatitis adalah penderita kekurangan >at besi* 'itamin B1! atau olid acid dan mungkin juga terdapat anemia. %enyembuhan mengatasi
stomatitis
sering
terjadi
kekurangankekurangan
sesudah
tersebut.
terapi
Seperti
untuk
rekuensi
de0siensi pada pasien a&alnya akan menjadi lebih buruk pada pertengahan usia. Banyak pasien yang de0siensinya tersembunyi* hemoglobulin dengan batasan yang normal dan ciri utama adalaah mikrositosis dan makrositosis pada sel darah merah. / 3astrointestinal ,anya sebagian kecil dari pasienpasien mempunyai gejala gastrointestinal*
terutama
penyakit
pada
usus
kecil
yang
berhubungan dengan malabsorpsi. ?alaupun hanya !/# pasien pasien stomatitis mempunyai penyakit seliak tetapi terdapat +"# pasienpasien dengan penyakit seliak yang menderita stomatitis. Stomatitis dapat dihubungan dengan penyakit @rohn dan colitis ulseratif . 5 ,ormonal %ada umumnya penyakit stomatitis banyak menyerang &anita*
khususnya terjadi pada ase stress dengan sirkulasi menstruasi. -alam sebuah penelitian* ditemukan kadar hormon progesterone yang lebih rendah dari normal pada penderita RAS sementara kadar hormone stradiol* 6,* %rolaktin* 4S, pada kedua grup adalah normal. %ada &a&ancara didapat adanya ri&ayat anggota keluarga yang mengalami RAS dibanding bukan penderita RAS. -ari penelitian
tersebut dapat disimpulkan bah&a penderita RAS pada umumnya mempunyai kadar hormon progesteron yang lebih rendah dari normal dan ada salah satu keluarganya yang menderita RAS. Stomatitis dapat berlanjut atau berhenti selama kehamilan dan karena pada sebagian kecil &anita ulserasi berkembang hanya selama ase luteal dari siklus menstruasi maka kadangkadang hal ini berhubungan dengan adanya perubahanperubahan pada hormonal. + 9rauma 9erdapat beberapa akta yang menunjukkan bah&a trauma pada bagian rongga mulut dapat menyebabkan stomatitis. -alam banyak kasus* trauma ini disebabkan oleh masalah–masalah yang sederhana. 9rauma merupakan salah satu aktor yang dapat menyebabkan ulser terutama pada pasien yang mempunyai kelainan tetapi kebanyakan stomatitis mempunyai daya perlindungan yang relati dan mukosa
mastikasi adalah salah satu proteksi yang paling umum. 4aktor lain yang dapat menyebabkan trauma di dalam rongga mulut meliputi a %emakaian gigi tiruan Rekuren apthous stomatitis disebabkan oleh pemasangan gigi palsu. Seringkali* gigitiruan yang dipasang secara tidak tepat dapat mengiritasi dan melukai jaringan yang ada di dalam rongga mulut. asalah yang sama sering pula dialami oleh orangorang yang menggunakan gigitiruan kerangka logam. 6ogam dapat melukai bagian dalam rongga mulut. b 9rauma makanan Banyak jenis makanan yang kita makan dapar menggores atau melukai jaringanjaringan yang ada di dalam rongga mulut dan menyebabkan RAS. @ontohnya adalah keripik* kue yang keras*dll. c 9rauma sikat gigi Beberapa pasien berpikir bah&a ulser terjadi karena trauma pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh cara penggunaan dari sikat gigi yang berlebihan dan cara menyikat
gigi yang salah dapat merusak gigi dan jaringan yang ada dalam rongga mulut. d enggigit bagian dalam mulut Banyak orang yang menderita luka di dalam mulutnya karena menggigit bibir dan jaringan lunak yanga da di dalam rongga mulut secara tidak sengaja. Seringkali* hal ini dapat menjadi kebiasaan yang tidak disadari atau dapat terjadi selama tidur dan luka juga disebabkan oleh tergigitnya mukosa ketika makan dan tertusuk ka&at gigi sehingga dapat menimbulkan ulser yang mengakibatkan RAS. 6uka tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur. e %rosedur dental %rosedur dental dapat mengiritasi jaringan lunak mulut yang tipis dan menyebabkan terjadinya RAS. 9erdapat inormasi bah&a hanya dengan injeksi novacaine dengan jarum dapat menyebabkan timbulnya RAS beberapa hari setelah dilakukan penyuntikan. 8 Stres Banyak orang yang menderita stomatitis menyatakan bah&a stomatitis yang mereka alami disebabkan oleh stres. 9erkadang orang
secara
objekti
menghubungkan
timbulnya
stomatitis dengan
peningkatan stres. 2 ,$ Stomatitis dapat digunakan sebagai tanda adanya ineksi ,$. Stomatitis
memiliki rekuensi yang lebih tinggi pada keadaan
de0siensi imun seperti yang telah dibahas sebelumnya.
timbulnya
stomatitis.
ntuk
pasien
yang
mengalami
stomatitis yang resisten harus mendapatkan e'aluasi dan tes dokter untuk mengetahui ada tidaknya penyakit sistemik. Beberapa kondisi medik yang dihubungkan dengan stomatitis yaitu seperti penyakit Behcet* disungsi neutro0l* radang usus* dan ,$A$-S. 11. %engobatan %enggunaan obatobatan anti peradangan* beta
bloker*
kemoterapi* dan nicorandil dilaporkan menjadi salah satu pemicu timbulnya stomatitis. 1!. $neksi 4akta bah&a >at>at kimia seperti pada penggunaan kemoterapi dan radiasi biasanya dihubungkan dengan bakteri seperti A<3 yang kaya dengan bacillus usiormis dsn spirochete* dan 'irus pada irus ,erpes Simpleks yang meliputi sitomegalo'irus* 'irus 'oricella >oster* pstein Bar ini ternyata dapat menjadi salah satu penyebab dari stomatitis. Berikut ini ada beberapa akta tentang aktor predisposisi dari
penyebab stomatitis (9abel !.1) 9abel !.1. 4aktor etiologi stomatitis apthosa rekuren 4aktor %redisposisi -e0siensi
4akta Adanya de0siensi >at besi* asam olat* 'itamin B1!* atau B kompleks
%sikologis
eningkatnya insiden stomatitis pada populasi mahasis&a menjelang ujian
9rauma
9erbentuknya
ulser
pada
daerahdaerah
setelah bekas terjadinya luka penetrasi ndokrin
9erbentuknya stomatitis pada ase luteal dari siklus haid pada beberapa penderita &anita
Alergi
7enaikan kadar $g dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser
erokok
%embentukan stomatitis pada perokok yang dahulunya bebas simtom* ketika kebiasaan merokok dihentikan
,erediter
eningkatnya insiden pada anakanak yang kedua
orantuanya
menderita
stomatitis#
kesamaan yang tinggi pada anak kembar $nunologi
4akta bertentangan* tetapi beberapa inormasi mengenai kadar imunoglobulin abnormal
2.4. GAMBARAN KLINIS
3ambaran klinis SAR penting untuk diketahui karena tidak ada metode diagnosa laboratoriam spesi0k yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa SAR. SAR dia&ali gejala prodormal yang digambarkan dengan rasa sakit dan terbakar selama !//2 jam sebelum terjadi ulser. lser ini menyakitkan* berbatas jelas* dangkal* bulat atau o'al* tertutup selaput pseudomembran kuning keabu abuan* dan dikelilingi pinggiran yang eritematus dan dapat bertahan untuk beberapa hari atau bulan. 9ahap perkembangan SAR dibagi kepada / tahap yaitu 1) 9ahap premonitori* terjadi pada !/ jam pertama perkembangan lesi SAR. %ada &aktu prodromal* pasien akan merasakan sensasi mulut terbakar pada tempat dimana lesi akan muncul. Secara mikroskopis selsel mononuklear akan mengineksi epitelium* dan edema akan mulai berkembang. !) 9ahap preulserasi* terjadi pada
128!
jam
pertama
perkembangan lesi SAR. %ada tahap ini* makula dan papula akan berkembang dengan tepi eritematus. $ntensitas rasa nyeri akan meningkat se&aktu tahap preulserasi ini. ) 9ahap ulserati akan berlanjut selama beberapa hari hingga ! minggu. %ada tahap ini papulapapula akan berulserasi dan ulser itu akan diselaputi oleh lapisan 0bromembranous yang akan diikuti oleh intensitas nyeri yang berkurang. /) 9ahap penyembuhan* terjadi pada hari ke / hingga 5. lser tersebut akan ditutupi oleh epitelium. %enyembuhan luka terjadi
dan sering tidak meninggalkan jaringan parut dimana lesi SAR pernah muncul. Semua lesi SAR menyembuh dan lesi baru berkembang. Berdasarkan hal tersebut SAR dibagi menjadi tiga tipe yaitu stomatitis atosa rekuren tipe minor* stomatitis atosa rekuren tipe mayor* dan stomatitis atosa rekuren tipe herpetiormis. 1. SAR 9ipe inor 9ipe minor mengenai sebagian besar pasien SAR yaitu 85# sampai dengan 25# dari keseluruhan SAR* yang ditandai dengan adanya ulser berbentuk bulat dan o'al* dangkal* dengan diameter 11" mm* dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematous. lserasi dari tipe minor cenderung mengenai daerahdaerah nonkeratin* seperti mukosa labial* mukosa bukal dan dasar mulut. lserasi biasa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas /5 ulser dan akan sembuh dalam &aktu 1"1/ hari tanpa meninggalkan bekas jaringan parut.
3ambar 1. Stomatitis atosa rekuren tipe minor. !.
SAR 9ipe ayor 9ipe mayor diderita 1"#15# dari penderita SAR dan lebih parah dari tipe minor. lser biasanya tunggal* berbentuk o'al dan berdiameter sekitar 1 cm* berlangsung selama ! minggu
atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut* termasuk daerahdaerah berkeratin. lser yang besar* dalam serta bertumbuh dengan lambat biasanya terbentuk dengan bagian tepi yang menonjol serta eritematous dan mengkilat* yang menunjukkan bah&a terjadi edema. Selalu meninggalkan jaringan parut setelah sembuh dan jaringan parut tersebut terjadi karena keparahan dan lamanya ulser.
3ambar !. Stomatitis atosa rekuren tipe mayor.
. SAR 9ipe ,erpetiormis $stilah herpetiormis pada tipe ini dipakai karena bentuk klinisnya (yang dapat terdiri dari 1"" ulser kecilkecil pada satu &aktu) mirip dengan gingi'ostomatitis herpetik primer* tetapi 'irus'irus herpes tidak mempunyai peran etiologi pada SAR tipe herpetiormis. SAR tipe herpetiormis jarang terjadi yaitu sekitar 5#1"# dari kasus SAR. Setiap ulser berbentuk bulat atau o'al* mempunyai diameter "*5 *" mm dan bila ulser bergabung bentuknya tidak teratur. Setiap ulser berlangsung selama satu hingga dua minggu dan tidak akan meninggalkan jaringan parut ketika sembuh.
3ambar . Stomatitis atosa rekuren tipe herpetiormis.
3ambar /. 7arateristik gambaran klinis dari stomatitis atosa rekuren. 2.5. PATOFISIOLOGI
%ada a&al lesi terdapat in0ltrasi limosit yang diikuti oleh kerusakan epitel dan in0ltrasi neutro0l ke dalam jaringan. Sel mononuclear juga mengelilingi pembuluh darah (peri'askular)* tetapi 'asculitis tidak terlihat.
Bila dasar ulkus berubah &arna menjadi merah muda tanpa eksudat 0brin* menandakan lesi sedang memasuki tahap penyembuhan. 2.6. DIAGNOSIS
Anamnesis dan pemeriksaan klinis yang teliti dari klinisi yang berpengalaman dapat membedakan jenis stomatitis atosa* sama halnya dari penyebab terjadinya ulser rekuren* seperti penyakit jaringan ikat* reaksi obatobatan* dan penyakit kulit. Anamnesis harus ditekankan pada gejala kelainan darah* keluhankeluhan sistemik* dan lesi yang berhubungan dengan kulit* mata* genital* atau rektal. %emeriksaan laboratorium harus digunakan saat ulser bertambah parah atau terjadi pada usia di atas !5 tahun. Biopsi hanya dilakukan untuk menunjang kesembuhan penyakit lain yang menyertainya* khususnya penyakit granulomatosa seperti Chron$s isease atau sarcoiosis.
%asien
dengan ulser minor
atau
mayor
yang parah harus
mengetahui aktor penyebab yang diperiksa* termasuk penyakit jaringan ikat dan kadar abnormal >at besi* olat* 'itamin B1!* dan ferritin. %asien dengan kelainan tersebut harus dirujuk ke bagian
penyakit dalam untuk penanganan gangguan absorpsi atau terapi pengganti yang tepat. 7linisi juga harus dapat memutuskan makanan apa yang membuat alergi atau sensiti terhadap gluten yang ditemukan pada kasuskasus dimana lesi parah dan resisten terhadap terapi lain. %asien dengan ineksi ,$* khususnya mereka dengan kadar @-/ di ba&ah 1""Cmm* dapat menderita ulser atosa mayor.
2.7. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
-iagnosa banding dari RAS adalah 9raumatic ulcer* %eh&et$s synrome# recurrent HS' infection# recurrent erythema multiforme.
1 9raumatic ulser
6esi SAR berbentuk bulat atau o'al* sedangkan traumatic ulcer irregular. SAR biasanya mengenai mukosa non keratin seperti mukosa bukal dan labial* sedangkan traumatic ulcer bisa mengenai palatum* gingi'a* dan lidah. %ersamaannya dengan SAR adalah etiologinya yaitu trauma pada mukosa. ! BehcetDs Syndrome BehEets Syndrome* ditemukan oleh dermatologis 9urki ,ulFsi BehEet* secara klasik digambarkan sebagai trias gejala yang meliputi ulser oral rekuren* ulser genital rekuren* dan lesi mata. BehEetDs syndrome disebabkan oleh imunokompleks yang mengarah pada vasculitis dari pembuluh darah kecil dan sedang dan inGamasi dari
epitel yang disebabkan oleh limosit 9 dan plasma sel yang imunokompeten. 6esi tunggal yang paling umum terjadi pada BehEetDs syndrome terjadi di mukosa oral. lser oral rekuren muncul pada lebih dari ="# pasienH lesi ini tidak dapat dibedakan dari RAS. Beberapa pasien memiliki ri&ayat lesi oral ringan yang rekurenH beberapa pasien lainnya memiliki lesi yang besar dan dalam serta meninggalkan jaringan parut yang mirip dengan lesi RAS mayor. ! Recurrent HS' infection $neksi herpes rekuren dalam rongga mulut ( recurrent herpes labialis IR,6JH recurrent intraoral herpes simple( infection IR$,J)
muncul pada pasien yang pernah terineksi herpes simpleks dan memiliki serum antibodi untuk mela&an ineksi eksogen primer. ,erpes rekuren bukan merupakan ineksi berulang melainkan re akti'asi 'irus yang menjadi laten dalam jaringan sara antara episodeepisode dan masa replikasi. ,erpes simpleks dapat dikultur dari ganglion trigeminal pada jasad manusia* dan lesi herpes rekuren bisaanya muncul setelah pembedahan yang melibatkan ganglion tersebut. ,erpes rekuren dapat juga diakti'asi oleh trauma pada bibir* demam* sinar matahari* imunosupresan* dan menstruasi. irus
berjalan ke ba&ah menuju batang sara untuk mengineksi sel epitel* menyebar dari sel ke sel dan menyebabkan lesi. ) Recurrent erythema multiforme *rythema multiforme () adalah penyakit inGamasi akut pada
kulit dan membran mukosa yang menyebabkan berbagai macam lesi kulitkarenanya dinamakan K multiforme L. 6esi pada mulut pada umumnya adalah inGamasi yang dibarengi 'esikel dan bulla yang ruptur dengan cepat dan bisanya adalah komponen penting dari gambaran khas dan seringkali adalah satusatunya komponen " *rythema multiforme dapat terjadi sekali atau kambuh an harus
dipertimbangkan dalam diagnosa multiple acute oral ulcers* ada atau tidaknya ri&ayat dari lesi yang sama.
2.8. PENANGANAN STOMATITIS
9erapi stomatitis aftosa rekuren tidak memuaskan dan tidak ada yang pasti. 9erapi dilakukan secara siptomatik. 9elah banyak obat yang dicoba menanggulangi stomatitis namun tidak ada yang eekti. %enatalaksanaan
stomatitis
aftosa
rekuren
ditujukan
untuk
mengurangi rasa sakit* atau mencegah timbulnya lesi baru. Rasa sakit dapat dikurangi dengan cara menghindari makanan yang berbumbu* asam* atau minuman beralkohol. Anastetikum topikal merupakan obat yang umumnya digunakan dalam pengobatan stomatitis.
%engolesan
anastetikum
sebelum
makan
dapat
mengurangi rasa sakit. 4aktor predisposisi yang berperan perlu ditelusuri agar dapat meringankan penderitaan pasien. 9ujuan dari pengobatan adalah untuk meringankan penderitaan pasien yang harus berdampingan engan ulserasi sepanjang hidupnya. %asien perlu diyakinkan bah&a stomatitis aftosa rekuren bukan suatu penyakit yang berbahaya
&alaupun
merepotkan.
-engan
adanya
keyakinan
tersebut
kemungkinan tidak diperlukan pengobatan sistemik* covering agent atau kumur antiseptik. asa
perjalanan
dapat
dipersingkat
dengan
pemberian
kortikosteroid topikal* seperti triamcinolone acetonie "*1# dalam orabase yang bersiat adesi. @ontoh lain adalah +uocinonie gel yang lebih kuat dan rasanya lebih enak. Mbat dioleskan pada ulserasi /–2 kali sehari. ntuk lesi yang parah dapat diberikan kortikosteroid sistemik.
6esi
akan
segera
sembuh
sehingga
memperpendek
perjalanan lesi selama obat digunakan. %enggunaan secara sistemik perlu berhati–hati karena apabila terlalu lama digunakan dapat menimbulkan eek samping. Beberapa ahli ada yang mencoba tetrasiklin yang dipakai secara topikal atau sistemik. %enggunaan secara topikal dilakukan dengan melarutkan obat dalam " m6 air dan digunakan sebagai obat kumur. Mbat–obat
sistemik
seperti
le'amisole*
inhibitor
monoamine
oksidase* thalidomide atau dapsone digunakan untuk penderita yang sering mengalami ulserasi oral yang serius. 9etapi* penggunaan obat– obat ini harus dipertimbangkan eekti0tas serta eek sampingnya. ntuk pasien dengan gangguan hematologi maka terapi yang diberikan kepada pasien anemia karena kekurangan >at besi adalah tablet >at besi yang berisi ferrous sulfate# ferrous gluconate# dan ferrous fumarate yang diberikan peroral. Respon tubuh pada terapi
biasanya cepat* sel darah merah akan kembali normal setelah 1! bulan. Mleh sebab itu pasien diberikan sulemen yang berisi >at besi !N1 sehari yang diminum selama dua minggu. Beberapa literatur menyebutkan bah&a lidah buaya memiliki khasiat bagi kesehatan terutama untuk mukosa mulut antara lain sebagai analgesik* antiseptik* dan antiinGamasi karena bahan yang terkandung antara lain aloktin A dan asam salisilat.