SIH 20115.1:2016
SIH Standar Industri Hijau
INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR BERSUMBER DARI MINYAK NABATI
SIH 20115.1:2016
Daftar Isi
1
Ruang Lingkup ......................................................................................................... 3
2
Acuan ...................................................................................................................... 3
3
Definisi .................................................................................................................... 3
4
Simbol dan Singkatan Istilah ..................................................................................... 5
5
Persyaratan Teknis ................................................................................................... 6
6
Persyaratan Manajemen .......................................................................................... 13
7
Bibliografi............................................................................................................... 16
8
Diagram Alir ........................................................................................................... 16
1/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
Prakata
Standar Industri Hijau (SIH) industri Fatty Acid, Methyl Ester, Fatty Alcohol, dan Glycerin disusun dengan maksud untuk menunjang pengembangan industri oleokimia dasar di Indonesia yang berdaya saing, handal dan berkelanjutan. Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Tim Teknis Fatty Acid, Methyl Ester, Fatty Alcohol, dan Glycerin melalui proses telaahan yang melibatkan stake holder, diantaranya wakil-wakil dari pihak produsen, asosiasi, dan instansi pemerintah, serta merupakan hasil konsensus bersama.
2/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
Industri Oleokimia Dasar Bersumber Dari Minyak Nabati
1
Ruang Lingkup
Standar ini menguraikan definisi, persyaratan kriteria, batasan, metode verifikasi, serta persyaratan manajemen bagi industri oleokimia dasar yang bersumber dari minyak nabati yang meliputi produk Fatty Acid, Methyl Ester, Fatty Alcohol, dan Glycerin. Ruang lingkup standar industri hijau yang berlaku untuk industri oleokimia dasar mencakup aspekaspek: A. Persyaratan Teknis 1. Bahan baku 2. Bahan penolong 3. Energi 4. Air 5. Proses produksi 6. Produk 7. Kemasan 8. Limbah 9. Emisi CO2 B. Persyaratan Manajemen 1. Kebijakan dan organisasi 2. Perencanaan strategis 3. Pelaksanaan dan pemantauan 4. Tinjauan manajemen
2 Acuan
3 3.1
EN14214, ASTM 6751-12 dan SNI 100K/10/DJE/2016 (Biodiesel) atau revisinya USP (United States Pharmacopoeia) atau EP (European Pharmacopoeia), atau JP (Japan Pharmacopoeia) untuk Glycerin National Formulation, USP (United States Pharmacopoeia) dan/atau sesuai dengan spesifikasi dari konsumen untuk Fatty Acid National Formulation untuk Fatty Alcohol Standar spesifikasi produk perusahaan atau revisinya
Definisi Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektifitas pemakaian sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
3/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
3.2
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang ditetapkan berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
3.3
Standar Industri Hijau adalah standar industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat yang memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis dan manajemen.
3.4
Perusahaan Industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan di Indonesia.
3.5
Bahan Baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
3.6
Bahan Baku Industri Oleokimia adalah bahan baku yang berasal dari minyak nabati.
3.7
Bahan Penolong (Auxiliaries) adalah bahan kimia yang berfungsi membantu dalam proses pengolahan oleokimia baik menjadi bagian dari produk ataupun tidak.
3.8
Reduce (Pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan limbah pada sumbernya.
3.9
Reuse (Penggunaan Kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi.
3.10 Recycle (Daur Ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semula melalui perlakuan fisika, kimia, dan biologi. 3.11 Recovery (Ambil Ulang) adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi. 3.12 Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. 3.13 Verifikasi adalah proses atau prosedur konfirmasi melalui penyediaan bukti obyektif, bahwa persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi. 3.14 Daya Biodegradasi adalah indikator tingkat kemudahan suatu senyawa terurai secara alamiah karena kegiatan mikroorganisme menjadi unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
4/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
3.15 Safety Data Sheet (SDS) adalah lembar keselamatan data bahan yang berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas di dalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 3.16 Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran terhadap kinerja yang berhubungan dengan ketersediaan (availability) proses, produktivitas dan kualitas yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di industri. 3.17 Fatty Acid (Asam Lemak) adalah suatu senyawa golongan asam karboksilat yang mempunyai rantai alifiatik panjang baik jenuh maupun tak jenuh dan mempunyai rantai dengan jumlah atom karbon genap dari 6 hingga 22. 3.18 Methyl Ester adalah ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam lemak dengan metanol atau transesterifikasi minyak nabati (seperti CPO, CPKO) dengan metanol. 3.19 Fatty Alcohol (Alkohol Lemak) adalah suatu senyawa golongan alkohol yang mempunyai rantai alifatik panjang baik jenuh maupun tak jenuh dan mempunyai rantai dengan jumlah atom karbon genap dari 6 hingga 22. 3.20 Whole Cut adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 6 hingga 22 untuk senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol. 3.21 Short Chain adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 6 hingga 10 untuk senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol. 3.22 Mid Cut adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 12 hingga 16 untuk senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol. 3.23 Long Chain adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 16 hingga 22 untuk senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol. 3.24 Glycerin (Gliserin) adalah senyawa Trihidroksi Alkohol yang bersifat hidrofilik dan higroskopik dan merupakan komponen yang menyusun berbagai macam gliserida.
4
Simbol dan Singkatan Istilah CNO CoA CPKO CPKL CPO FFA FOSFA IPAL IPLC KPI
: Coconut Oil : Certificate of Analysis : Crude Palm Kernel Oil : Crude Palm Kernel Olein : Crude Palm Oil : Free Fatty Acid : Federations of Oils, Seeds and Fats Associations : Instalasi Pengolahan Air Limbah : Izin Pembuangan Limbah Cair : Key Performance Indicator 5/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
kWh MEOMA GJ NIOP OEE PFAD PKFAD PORAM RBDCNO RBDPKL RBDPKS RBDPKO RBDPO RBDPOL RBDPS SDS EN ASTM
5 No 1
: KiloWatt Hour : Malayan Edible Oil Manufacturer’s Association : Giga Joule : National Institute of Oil seed Products : Overall Equipment Effectiveness : Palm Fatty Acid Distillate : Palm Kernel Fatty Acid Distillate : Palm Oil Refiners Association of Malaysia : Refined Bleached Deodorized Coconut Oil : Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Olein : Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Sterein : Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil : Refined Bleached Deodorized Palm Oil : Refined Bleached Deodorized Palm Olein : Refined Bleached Deodorized Palm Stearin : Safety Data Sheet : European Standard : American Society for Testing and Materials
Persyaratan Teknis Aspek Bahan baku: Lauric Oils (CPKO, CPKL, RBDPKO, RBDPKL, CNO, RBDCNO, PKFAD) atau Palmitic Oils (CPO, RBDPO, RBDPS, RBDPOL PFAD)
Kriteria 1.1. Sumber bahan baku
Batasan Terdapat bukti asal bahan baku
Metode Verifikasi Periksa bukti asal bahan baku, baik dari sumber internal maupun eksternal
1.2. Spesifikasi bahan baku
- Market Spec (FOSFA, NIOP, MEOMA, PORAM), dan Spesifikasi Pembelian - Parameter utama: Iodine Value Moisture and Impurities FFA Lovibond Colour
- Periksa bukti hasil uji dari laboratorium terakreditasi ISO 17025. Bagi yang tidak memiliki laboratorium yang terakreditasi, bukti hasil uji minimal 1 kali setahun oleh laboratorium terakreditasi ISO 17025 - Periksa bukti persetujuan manajemen untuk penerimaan bahan baku di luar spesifikasi yang dipersyaratkan (out of spec)
Mengikut batasan yang ditetapkan dalam
- Periksa dokumen prosedur
1.3. Penanganan bahan baku
6/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
Aspek
Kriteria
Batasan prosedur penanganan bahan baku
Metode Verifikasi penanganan bahan baku (prosedur penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian) - Periksa dokumen SDS dan pelaksanaannya di lapangan
1.4. Rasio produk terhadap pemakaian bahan baku
Periksa perhitungan rasio produk terhadap pemakaian bahan baku 1 tahun terakhir sesuai dengan lampiran pada dokumen ini
1.4.1. Fatty Acid dan Gliserin
Periksa perhitungan rasio produk terhadap pemakaian bahan baku 1 tahun terakhir sesuai dengan lampiran pada dokumen ini
1.4.1.1. Bahan baku dari Lauric Oils
a. Rasio Fatty Acid:Oils minimum 93% b. Refined Gliserin minimum 11%.
1.4.1.2.Bahan baku dari Palmitic Oils
a. Rasio Fatty Acid:Oils minimum 93% b. Refined Gliserin minimum 9%
1.4.2. Methyl Ester dan Gliserin 1.4.2.1. Bahan baku dari Lauric Oils
a. Rasio Crude Methyl Ester:Oils minimum 98% b. Crude Gliserin (basis 80%) minimum 15%
Periksa perhitungan rasio produk terhadap pemakaian bahan baku 1 tahun terakhir sesuai dengan lampiran pada dokumen ini
1.4.2.2.Bahan baku a. Rasio Crude Methyl dari Ester:Oils minimum Palmitic Oils 97% b. Crude Gliserin 7/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
Aspek
Kriteria
Batasan (basis 80%) minimum 12%
1.4.3. Fatty Alcohol 1.4.3.1.Bahan baku Rasio Fatty dari Fatty Alcohol:Fatty Acid Acid a. Short Chain minimum 91% b. Mid Cut minimum 92% c. Long Chain minimum 93%
Metode Verifikasi
Periksa perhitungan rasio produk terhadap pemakaian bahan baku 1 tahun terakhir sesuai dengan lampiran pada dokumen ini.
1.4.3.2.Bahan baku Rasio Fatty dari Methyl Alcohol:Methyl Ester Ester a. Short Chain minimum 79% b. Mid Cut minimum 84% c. Long Chain minimum 86% 2
3
Bahan penolong (lihat di Lampiran)
Energi
2.1. Sumber bahan penolong
Terdapat bukti asal bahan penolong
- Periksa bukti dokumen SOP yang meliputi : pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian - Perusahaan industri menunjukkan bukti pemasok bahan penolong
2.2. Spesifikasi bahan penolong
Sesuai dengan Market Spec dan/atau Buying Spec
Periksa CoA dari pemasok atau hasil pengujian laboratorium internal
2.3. Penanganan bahan penolong
Sesuai dengan SDS
Periksa SDS
3.1. Konsumsi energi 8/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
4
5
Aspek
Air
Proses produksi
Kriteria 3.1.1. Konsumsi panas (Steam dan Hot Oil)
Batasan a. Fatty Acid dan Gliserin: maksimum 2,6 GJ/ton b. Methyl Ester dan Gliserin: maksimum 3,1 GJ/ton c. Fatty Alcohol: maksimum 3 GJ/ton
Metode Verifikasi Periksa laporan perhitungan pemakaian energi panas spesifik 1 tahun terakhir sesuai dengan Lampiran pada dokumen ini
3.1.2. Konsumsi listrik
a. Fatty Acid dan gliserin: maksimum 57,5 kWh/ton b. Methyl Ester dan gliserin: maksimum 100 kWh/ton c. Fatty Alcohol: maksimum 250 kWh/ton
Periksa laporan perhitungan pemakaian energi listrik spesifik 1 tahun terakhir sesuai dengan Lampiran pada dokumen ini
4.1. Pemakaian air untuk menunjang proses produksi
a. Fatty Acid dan Gliserin: maksimum 3,1 m3/ton b. Methyl Ester dan Gliserin: maksimum 3,6 m3/ton c. Fatty Alcohol: maksimum 3,6 m3/ton
Periksa laporan pemakaian air spesifik 1 tahun terakhir sesuai dengan Lampiran pada dokumen ini
4.2. Rasio daur ulang (recycle, reuse) air
a. Fatty Acid dan Gliserin: minimum 17% b. Methyl Ester dan Gliserin: minimum 13% c. Fatty Alcohol: minimum 14%
Periksa laporan pemakaian air spesifik 1 tahun terakhir sesuai dengan Lampiran pada dokumen ini
Kinerja peralatan yang dinyatakan dalam Overall Equipment Effectiveness (OEE)
minimum 95%
Periksa kinerja peralatan/operasional yang disediakan oleh perusahaan industri periode 1 tahun terakhir sesuai dengan Lampiran pada dokumen ini. Nilai OEE tersebut terpenuhi pada kondisi
9/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
6
Aspek
Produk
Kriteria
Stand ar mutu
Batasan
a. Fatty Acid: National Formulation, USP (United States Pharmacopoeia) dan/atau sesuai dengan spesifikasi dari konsumen
Metode Verifikasi proses normal/tidak ada gangguan kapasitas. Jika ada gangguan kapasitas maka nilai OEE dihitung berdasarkan data-data kapasitas produksi pada saat periode penilaian. Periksa mutu produk berdasarkan laporan hasil uji laboratorium yang terakreditasi, berdasarkan standar SNI atau revisinya serta standar lainnya dan bandingkan dengan standar yang diacu
b. Methy Ester: 1. Palm Methyl Ester (Biodiesel): EN 14214, ASTM 6751 – 12, SNI Biodiesel (100K/10/DJE/2 016) 2. Palm Kernel Methyl Ester: sesuai dengan spesifikasi dari konsumen c. Gliserin: USP (United States Pharmacopoeia) atau EP (European Pharmacopoeia), atau JP (Japan Pharmacopoeia) d. Fatty Alcohol: National Formulation 7
Kemasan
a. Fatty Acid
-
Cair: stainless steel, HDPE, flexy bag, IBC (Intermediate Bulk Container)
Periksa mutu kemasan produk berdasarkan laporan CoC atau CoA
10/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
Aspek
Kriteria
-
b. Methyl Ester
Cair: stainless steel, HDPE, flexy bag, coated steel, IBC (Intermediate Bulk Container)
c. Fatty Alcohol
-
-
8
Limbah
Batasan Padat (bentuk flake atau bead): kantong kertas, PP/PE bag
Metode Verifikasi
Cair: stainless steel, HDPE, flexy bag, coated steel, IBC (Intermediate Bulk Container) Padat (bentuk flake, bead dan pastiles): kantong kertas, PP/PE bag
d. Gliserin
Cair: stainless steel, HDPE, flexy bag, coated steel, IBC (Intermediate Bulk Container)
Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri oleokimia dasar meliputi:
Memenuhi baku mutu lingkungan dan perijinan sesuai ketentuan perundangundangan
Periksa baku mutu lingkungan berdasarkan hasil uji laboratorium yang terakreditasi, serta dokumen pengelolaan dan/atau pemantauan limbah periode 1 tahun terakhir dan bandingkan dengan standar yang diacu
8.1. Pengelolaan limbah cair
Memiliki IPAL mandiri atau IPAL pihak lain (kawasan atau pihak ketiga yang memiliki izin)
Periksa keberadaan IPAL, kondisi operasional IPAL (berfungsi atau tidak), serta bukti kepemilikan izin pembuangan limbah cair periode 1 tahun terakhir
11/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
9
Aspek
Emisi GRK
Kriteria 8.2. Pengelolaan limbah B3
Batasan Memiliki izin pengelolaan atau diserahkan pada pihak lain yang memiliki izin
Metode Verifikasi Periksa cara pengelolaan limbah B3 dan izin pengelolaan periode 1 tahun terakhir
8.3. Pengelolaan limbah padat
Mengacu pada rencana pengelolaan limbah padat yang tertuang dalam dokumen lingkungan yang telah disetujui
Periksa cara pengelolaan limbah padat dan ketentuan yang tertuang dalam dokumen pengelolaan lingkungan periode 1 tahun terakhir
8.4. Pengelolaan limbah gas
Mengacu pada rencana pengelolaan kualitas udara (udara ambient dan emisi gas buang) sebagaimana tertuang dalam dokumen lingkungan hidup, dan memastikan parameter kualitas udara sesuai BML
Periksa implementasi program dan data hasil pemantauan kualitas udara (ambient dan emisi), bandingkan dengan peraturan yang berlaku
Emisi CO2 spesifik
Tingkat emisi maksimal 1,36 ton CO2 /ton produk
Periksa hasil perhitungan emisi CO2, dan/atau laporan pengukuran atau pemantauan emisi GRK sesuai dengan Lampiran pada dokumen ini
12/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
6
Persyaratan Manajemen
No 1
2
Aspek Kebijakan dan organisasi
Perencanaan strategis
Kriteria 1.1. Kebijakan industri hijau
Batasan Perusahaan wajib memiliki kebijakan tertulis penerapan industri hijau
Metode Verifikasi Periksa dokumen kebijakan penerapan industri hijau yang ditandatangani oleh pimpinan puncak
1.2. Organisasi industri hijau
a. Keberadaan organisasi dan tim pelaksana penerapan industri hijau di perusahaan
Periksa dokumen penetapan organisasi dan tim pelaksana penerapan industri hijau yang ditandatangani oleh pimpinan puncak
b. Program pelatihan/ peningkatan kapasitas SDM tentang industri hijau
Periksa sertifikat/bukti pelatihan/peningkatan kapasitas SDM tentang industri hijau
1.3. Sosialisasi kebijakan dan organisasi industri hijau
Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan dan organisasi industri hijau di perusahaan
Periksa bukti kehadiran atau dokumentasi atau fotokopi media sosialisasi tentang kebijakan dan organisasi industri hijau di perusahaan
2.1. Tujuan dan sasaran industri hijau
Perusahaan memiliki Rencana Strategis (Renstra) dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan industri hijau
Periksa dokumen tujuan dan sasaran penerapan industri hijau di perusahaan
2.2. Perencanaan strategis dan program
Perusahaan memiliki Rencana Strategis (Renstra) dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan industri
Periksa dokumen Renstra dan program yang mencakup: - Efisiensi penggunaan bahan baku - Efisiensi penggunaan energi - Efisiensi penggunaan air - Konservasi energi - Konservasi air - Pengurangan emisi GRK
13/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
Aspek
Kriteria
Batasan hijau
Metode Verifikasi - Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) - Jadwal pelaksanaan, penanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan program ditandatangani oleh pimpinan puncak
3
Pelaksanaan dan pemantauan
3.1. Pelaksanaan program
Program dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen serta mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak
Periksa bukti pelaksanaan program: - Dokumentasi pelaksanaan program Efisiensi penggunaan bahan baku Efisiensi penggunaan energi Efisiensi penggunaan air Konservasi energi Konservasi air Pengurangan emisi GRK Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) - Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan - Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak
3.2. Pemantauan program
4
Tinjauan manajemen
4.1. Pelaksanaan tinjauan manajemen
Pemantauan program dilaksanakan secara berkala dan hasilnya dilaporkan sebagai bahan tinjauan manajemen puncak dan masukan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan
Periksa laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal
Perusahaan melakukan tinjauan manajemen secara
Periksa bukti hasil pelaksanaan tinjauan manajemen secara berkala (minimal setahun sekali)
Laporan yang dilakukan secara internal, divalidasi oleh manajemen puncak
14/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
No
Aspek
Kriteria
4.2. Konsistensi perusahaan terhadap pemenuhan persyaratan teknis dan persyaratan manajemen sesuai Standar Industri Hijau (SIH) yang berlaku
Batasan berkala Perusahaan menggunakan laporan hasil pemantauan, atau hasil review, atau hasil audit, atau hasil tinjauan manajemen sebagai pertimbangan dalam upaya perbaikan dan peningkatan kinerja industri hijau secara konsisten dan berkelanjutan
Metode Verifikasi
Periksa bukti tindak lanjut perusahaan berupa pelaksanaan perbaikan atau peningkatan kinerja standar industri hijau Dokumen pelaksanaan tindak lanjut ditandatangani oleh pimpinan puncak
15/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati
SIH 20115.1:2016
7
Bibliografi
8
Undang - Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian Undang - Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi Undang - Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi Kementerian Lingkungan Hidup, Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi GRK Proses Industri, dan Penggunaan Produk Kementerian Perindustrian, Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, 2012 SNI ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan atau revisinya SNI ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan – Persyaratan dan Panduan Penggunaan atau revisinya SNI ISO 50001: Sistem Manajemen Energi atau revisinya
Diagram Alir
Gambar 1. Pohon Industri Oleokimia dan Diagram Blok Proses
16/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r Bersumber Dari Minyak Nabati