KIPI
S O P
No. Dokumen
: SOP/UKP/SNP/ADM
Tgl.Pembuatan
: :
No. Revisi TanggalTerbit
: : 1/3
Halaman KLINIK SANSANI
Dr. DIAN ASTUTI
1. Pengertian
suatu prosedur penatalaksanaan KIPI
2. Tujuan
Agar segala kasus KIPI tertangani dengan baik dan sesuai standar
3. Kebijakan
SK Penanggung jawab klinik Sansani tentang kebijakan mutu dan keselamatan pasien
4. Referensi 5. Prosedur
Akibat Vaksin 1. Reaksi lokal
ringan(nyeri,eritem,bengkak
dekat bekas be kas
suntikan <1cm)
Kompres hangat
Jika
nyeri
mengganggu
dapat
diberikan
parasetamol
Pengobatan dapat dilakukan oleh guru UKS atau orang tua
2. Reaksi lokal berat(jarang terjadi)
Konsul ke dokter
3. Timbul< 48 jam setelah imunisasi
Kompres hangat
Parasetamol
Konsul ke dokter
4. Reaksi arthus
Kompres hangat
Parasetamol
Konsul ke dokter
5. Reaksi umum(sistemik) a. Kolaps/keadaan seperti syok
Berikan minum hangat dan selimut
Rangsang dengan wewangian atau bahan yang
merangsang
Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera dirujuk ke puskesmas terdekat.
Konsul ke dokter
b. Sindrom gullain-barre
Rujuk ke RS
c. Neuritis brakial Paracetamol
Bila gejala menetap rujuk ke RS untuk fisioterapi
d. Syok anafilaksis
Tatalaksana syok anafilaktik
Rujuk ke RS
Akibat tatalaksana program 1. Abses dingin
Kompres hangat
Paracetamol
Jika tidak ada perubahan , konsul ke dokter
2. Pembengkakan
Kompres hangat
Paracetamol
Jika tidak ada perubahan , konsul ke dokter
3. Sepsis
Kompres hangat
Paracetamol
Jika tidak ada perubahan , konsul ke dokter
4. Tetanus
Rujuk ke RS terdekat
5. Kelumpuhan/ kelemahan otot
Rujuk ke RS terdekat
Akibat faktor penjamu 1. Alergi
Tanyakan riwayat alergi di orang tua
Inj. Dexametasone 1 amp.iv/im
2. Faktor psikologi
Tenangkan penderita
Beri minum air hangat
Beri wewangian
Setelah sadar beri minum teh manis hangat
3. Koinsidens/kebetulan
Tangani penderita sesuai gejala
Cari informasi apakah ada kasus lain di sekitarnya pada anak yang tidak diimunisai
6. Unit Terkait
Kirim ke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut
Penanggung jawab klinik Sansani Tim peningkatan mutu pelayanan klinis Dokter, Penanggung jawab
7. Rekam Historis No
Halaman
Yang Dirubah
Perubahan
DiberlakukanTgl
KIPI No. Dokumen Tgl. Pembuatan Daftar No. Revisi Tilik
TanggalTerbit Halaman
: SOP/UKP/SNP/ADM : :
: :
Dr. Dian Astuti
KLINIK SANSANI
PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pedoman C. Ruang Lingkup Pelayanan D. Batasan Operasional E. Landasan Hukum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia B. Distribusi Ketenagaan C. Jadwal Kegiatan, termasuk pengaturan jaga ( Rawat Inap)
BAB III
STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang B. Standar Fasilitas
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
KERANGKA ACUAN KERJA
Pendahuluan Dalam pendekatan menyeluruh terhadap perbaikan mutu dan keselamatan pasien. Untuk memperbaiki mutu secara keseluruhan, kita perlu secara terus -menerus mengurangi risiko terhadap pasien dan staf. Risiko semacam itu dapat muncul dalam proses klinis maupun lingkungan fisik Klinik.
Pendekatan ini meliputi:
Bagaimana
memimpin
dan
merencanakan
program
perbaikan
mutu
dan
keselamatan pasien
Bagaimana merancang suatu proses Klinis dan manajerial yang baru dengan baik
Bagaimana mengases seberapa baiknya proses berjalan melalui pengumpulan data
Bagaimana menganalisis data
Bagaimana menerapkan dan mempertahankan perubahan yang ditimbulkan dalam proses perbaikan mutu.
Program perbaikan mutu dan keselamatan pasien
Perlu mendapat dorongan dari pemimpin
Bertujuan mengubah budaya rumah sakit
Secara proaktif mengidentifikasi dan mengurangi risiko danvariasinya;
Menggunakan data untuk memfokuskan diri pada masalah-masalah yang menjadi prioritas
Bertujuan mempertunjukkan terjadinya perbaikan yang berkelanjutan.
Mutu dan keselamatan berakar pada pekerjaan sehari-hari setiap profesional perawatan kesehatan dan staf lainnya. Pada saat dokter atau perawat melakukan asessmen tentang kebutuhan pasien dan memberikan perawatan kepadanya, bab ini dapat membantu mereka memahami bagaimana cara membuat perbaikan nyata yang dapat menolong si pasien dan mengurangi risiko yang dihadapi. Demikian pula, para manajer, staf pendukung dan Iain-lain dapat menerapkan standar-standar tersebut
dalam pekerjaan sehari-hari untuk memahami bagaimana membuat proses lebih efisien, memanfaatkan sumber daya lebih bijaksana, dan mengurangi risiko-risiko fisik. Bab ini menekankan bahwa upaya terus-menerus merencanakan, merancang, mengukur, menganalisis dan meningkatkan proses klinis maupun manajerial harus diatur dengan baik dan membutuhkan kepemimpinan yang jelas agar dicapai hasil maksimal. Pendekatan ini telah memperhitungkan fakta bahwa sebagian besar proses perawatan klinis melibatkan lebih dari satu departemen atau unit dan dapat melibatkan banyak invididu. Pendekatan ini juga memperhitungkan bahwa sebagian besar masalah Klinis dan manajerial itu saling berhubungan. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan proses tersebut harus dipandu dengan kerangka kerja yang menyeluruh baik bagi kegiatan manajemen maupun kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan mutu di rumah sakit, juga dipantau oleh kelompok atau panitia pengawasan perbaikan mutu dan keselamatan pasien. Standar akreditasi internasional ini membahas kegiatan manajerial dan klinis dalam suatu rumah sakit secara mendetail, termasuk kerangka kerja untuk meningkatkan kegiatan tersebut dan mengurangi risiko yang terkait dengan proses-proses yang bervariasi. Dengan demikian, kerangka kerja yang disajikan dalam standar ini tidak hanya sesuai untuk berbagai macam program yang terstruktur tetapi juga sesuai dengan pendekatan terhadap perbaikan mutu dan keselamatan pasien yang sifatnya tidak begitu formal. Kerangka kerja ini juga dapat menggabungkan program pengukuran tradisional, seperti yang berkaitan dengan peristiwa yang tidak terduga (manajemen risiko) dan penggunaan sumber daya (manajemen pemanfaatan).
Sejalan dengan waktu, rumah sakit yang mengikuri kerangka kerja tersebut akan dapat :
Mengembangkan dukungan kepemimpinan yang lebih besar untuk program di tingkat rumah sakit;
Melatih dan melibadean lebih banyak staf;
Menetapkan prioritas yang lebih jelas mengenai apa yang harus diukur;
Mengambil keputusan berdasarkan pengukuran data; dan
Membuat perbaikan atas dasar perbandingan terhadap rumah sakit lain, di tingkat nasional maupun
Internasional.
Standar Berikut adalah daftar semua standar untuk fungsi ini. Untuk memudahkan, standarstandar berikut disajikan tanpa maksud dan tujuan mereka ataupun elemen penilaian. Tentang informasi lebih lanjut mengenai standar tersebut, silahkan lihat bagian berikutnya dalam bab ini, Standar, Maksud dan Tujuan, serta Elemen Penilaian.
PMKP.1
Mereka yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola klinik berpartisipasi dalam perencanaan dan pengukuran program perbaikan mutudankeselamatan pasien.
PMKP.1.1 Pemimpin klinik bekerja sama melaksanakan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien. PMKP.1.2 Pemimpin menetapkan mana prioritas yang harus diukur dan kegiatan perbaikan serta keselamatan pasien mana yang harus dilaksanakan. PMKP.1.3 Pemimpin menyediakan dukungan teknologi dan Iain-lain bagi program perbaikan mutu dan keselamatan pasien.
Informasi perbaikan mutu dan keselamatan pasien dikomunikasikan kepadastaf. Staf dilatih untuk berpartisipasi dalam program.
Rancangan Proses Klinis dan Manajerial PMKP.2
Klinik merancang sistem dan proses, baik yang baru maupun dari hasil modifikasi berdasarkan prinsip-prinsip perbaikan mutu.
PMKP.2.1
Clinical practice guidelines (pedoman praktik klinis), clinicalpath ways (alur klinis), dan/atau protokol klinis digunakan untuk memandu perawatan klinis.
Penqumpulan Data untuk Pengukuran Mutu PMKP3
Pemimpin Klinik mengidentifikasi ukuran-ukuran penting dalam struktur, proses, dan hasil kerja klinik untuk digunakan dalam rencana perbaikan mutu dan keselamatan pasien di tingkat keseluruhan organisasi.