PENANGANAN KEJADIAN PENANGANAN PASCA IMUNISASI (KIPI) No. Dokumen : 440/290/SPO/UKM/2016
No. Revisi SPO
: 00
Tanggal Terbit : 07/03/2016 Halaman
UPT PUSKESMAS GULUK GULUK
: 1/4 dr. As’ad Zainudin
NIP. 19790213 200901 1 008 Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada kejadian tertentu lama pengamatan pen gamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca
1. Pengertian
imunisasi rubella), atau sampai 6 bulan (infeksi virus campak vaccine-strain pada
resipien non imunodefisiensi atau resipien
imunodefisiensi pasca vaksinasi polio). Mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi untuk kesehatan individu 2. Tujuan
dan pada program imunisasi dan merupakan indikator kualitas program Surat Keputusan Kepala Puskesmas Guluk-Guluk Nomer
3. Kebijakan
440/014/435.102.112/2016 tentang Jenis-Jenis Pelayanan. Petunjeuk teknis pencatatan dan pelaporan upaya penguatan
4. Referensi
surveilans KIPI, Direktorat Jenderal PP & PL Kementrian Kesehatan RI,2014. 1. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch
5. Alat dan bahan
2. Pemberi imunisasi dan dokter yang bertanggung jawab 3. Blangko/format KIPI
1. Survailans KIPI : a.
Mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah kesalahan program
b.
6. Langkahlangkah
Mengidentifikasi peningkatan resiko KIPI yang tidak wajar pada batch vaksin atau merk vaksin tertentu
c.
Memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI merupakan koinsidens (suatu kebetulan)
d.
Menimbulkan kepercayaan masyarakat pada program imunisasi dan memberikan respons yang tepat terhadap perhatian
orang
tua/masyarakat
tentang
keamanan
1/4
imunisasi
di
tengah
kepedulian
(masyarakat
dan
professional) tentang adanya risiko imunisasi e.
Memperkirakan angka kejadian KIPI (rasio KIPI) pada suatu populasi
2. Pelaporan KIPI : a.
Identitas : nama anak, tanggal dan tahun lahir (umur), jenis kelamin, nama orang tua dan alamat
b.
Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa yang memberikan
c. Nama dokter yang bertanggung jawab d.
Riwayat KIPI terdahulu
e.
Gejala klinis yang timbul, pengobatan yang diberikan dan perjalanan penyakit, hasil laboratorium yang pernah dilakukan. Serta jika ada penyakit lain yang menyertai.
f.
Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)
g.
Berapa lama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan terjadinya KIPI
h.
Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh
i.
Cara menyelesaikan masalah KIPI (kronologis)
j.
Adakah tuntutan dari keluarga
3. Tatalaksana Kasus KIPI : a.
Vaksin Reaksi local ringan: kompres hangat, jika nyeri mengganggu
dapat
tablet.Pengobatan
diberikan
dapat
parasetamol,
dilakukan
oleh
-1 guru
UKS/orangtua b.
Timbul <48 jam setelah imunisasi : kompres hangat, parasetamol -1 tablet, jika tidak ada perubahan hubungi Puskesmas terdekat
c.
Reaksi Arthus : kompres, parasetamol, -1 tablet, dirujuk dan dirawat RS
d.
Reaksi umum (sismetik), kolaps/keadaan seperti syok : memberi minum hangat dan selimut, rangsang dengan wangian atau bahan yang merangsang, parasetamol, -1 tablet. Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke Puskesmas terdekat
e.
Sindrom Gullain-Barre (jarang terjadi) : rujuk segera ke
2/4
RS untuk perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut, perlu untuk survey AFP f.
Neuritis brakial : parasetamol,-1 tablet, bila gejala menetap rujuk ke RS untuk fisioterapi
g.
Syok anafilaksis : suntikan adrenalin 1:1.000, dosis 1-0,3 ml. Jika pasien membaik dan stabil dilanjutkan dengan suntikan deksametason (1amp) secara IV/IM, segera pasang infuse NaCl 0,9% 12 tetes/menit. Rujuk ke RS terdekat
4. Tatalaksana Program a. Abses dingin : kompres hangat, parasetamol,-1 tablet, jika
tidak ada perubahan hubungi Puskesmas terdekat b. Pembengkakan
:
kompres
hangat,
jika
tidak
ada
perubahan, hubungi Puskesmas terdekat c. Sepsis : kompres hangat, parasetamol,-1 tablet, rujuk ke
RS terdekat d. Tetanus : Rujuk ke RS terdekat e. Kelumpuhan/kelemahan otot : Rujuk ke RS terdekat untuk
fisioterapi 5. Faktor penerima pejamu a. Alergi : suntikan deksametason 1 amp im/iv. Jika berlanjut
pasang infuse NaCl 0,9% 12 tetes/menit, tanyakan pada orangtua adakah penyakit alergi b. Faktor psikologis : tenangkan penderita, member minum
air hangat, memberi wewangian/alcohol, setelah sadar beri minum the manis hangat c. Koinsidens (faktor kebetulan) : tangani penderita sesuai
gejala, cari informasi apakah ada kasus lain di sekitarnya pada anak yang tidak diimunisasi. Kirim ke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Survailans KIPI Melaporan kasus KIPI
7. Bagan Alir
Melakukan tatalaksana kasus KIPI
3/4
Melakukan tatalaksana program
Faktor penerima jamu
8. Unit terkait
Poli Anak
9. Dokumen terkait
Format pelaporan KIPI
10. Rekaman historis
No.
Yang diubah
Isi Perubahan Perubahan
Mulai diberlakukan Tanggal
4/4