2011 Kelompok 7
Dewa Purnama Sidi Putra Oka yudy prayoga Muhammad nurrudin Sriwiriawati
[PENGGUNAAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN OBAT PADA APOTEK HERBA GIANYAR
]
Tugas Proyek Uas SPK – Metode AHP
BAB I
1.1 Latar Belakang
Penggunaan teknologi komputer pada saat ini sudah semakin maju, hal ini membuat segala kebutuhan yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi berjalan semakin cepat, ditambah lagi dengan kemampuan unit hardware komputer yang semakin meningkat, salah satu imbas dampak perkembangan teknologi ini adalah perkembangan dalam munculnya berbagai metode manusia dalam menghadapi atau mengatasi masalah masalah yang ada. Salah satu misalnya adalah masalah pemilihan karyawan atau masalah pemilihan resep untuk pasien. Masalah masalah ini merupakan masalah komplek yang mana tanpa bantuan sistem komputer akan lama dan menjadi tidak efisien untuk pengerjaannya, hal ini dapat dilihat bahwa pada dasarnya masalah masalah yang muncul dalam dunia usaha tersebut selalu dapat muncul sewaktu waktu, dan apabila tidak menggunakan sistem komputer, maka proses penyelesaian masalah tersebut menjadi lama, dan rumit. Sehingga informasi yang dibutuhkan dengan cepat akhirnya gagal untuk dipenuhi. Seiring dengan pengetahuan yang semakin berkembang, maka manusia mulai memikirkan cara untuk dapat mengatasi masalah masalah yang ada dengan memanfaatkan teknologi komputasi dan pengolahan data yang dimiliki oleh sistem komputer, sehingga waktu
yang diperlukan untuk memcahkan suatu masalah
menjadi lebih cepat dan mudah. Diawali dengan berbagai metode dalam pengambilan keputusan, pengetahuan juga berkembang dalam mencari metode untuk mengatasi pemilihan yang mendasari pengambilan keputusan tersebut, selain itu dengan kemajuan teknologi teknik pengambilan keputusan juga mengalami kemajuan dari yang hanya memisahkan masalah dengan satu kriteria menjadi dapat memecahkan masalah dengan banyak kriteria, atau lebih dikenal dengan Multi Criteria Decision Making. Proses integrasi pengambilan keputusan dengan komputer inilah yang kemudian disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan atau yang lebih dikenal
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 1
BAB I
1.1 Latar Belakang
Penggunaan teknologi komputer pada saat ini sudah semakin maju, hal ini membuat segala kebutuhan yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi berjalan semakin cepat, ditambah lagi dengan kemampuan unit hardware komputer yang semakin meningkat, salah satu imbas dampak perkembangan teknologi ini adalah perkembangan dalam munculnya berbagai metode manusia dalam menghadapi atau mengatasi masalah masalah yang ada. Salah satu misalnya adalah masalah pemilihan karyawan atau masalah pemilihan resep untuk pasien. Masalah masalah ini merupakan masalah komplek yang mana tanpa bantuan sistem komputer akan lama dan menjadi tidak efisien untuk pengerjaannya, hal ini dapat dilihat bahwa pada dasarnya masalah masalah yang muncul dalam dunia usaha tersebut selalu dapat muncul sewaktu waktu, dan apabila tidak menggunakan sistem komputer, maka proses penyelesaian masalah tersebut menjadi lama, dan rumit. Sehingga informasi yang dibutuhkan dengan cepat akhirnya gagal untuk dipenuhi. Seiring dengan pengetahuan yang semakin berkembang, maka manusia mulai memikirkan cara untuk dapat mengatasi masalah masalah yang ada dengan memanfaatkan teknologi komputasi dan pengolahan data yang dimiliki oleh sistem komputer, sehingga waktu
yang diperlukan untuk memcahkan suatu masalah
menjadi lebih cepat dan mudah. Diawali dengan berbagai metode dalam pengambilan keputusan, pengetahuan juga berkembang dalam mencari metode untuk mengatasi pemilihan yang mendasari pengambilan keputusan tersebut, selain itu dengan kemajuan teknologi teknik pengambilan keputusan juga mengalami kemajuan dari yang hanya memisahkan masalah dengan satu kriteria menjadi dapat memecahkan masalah dengan banyak kriteria, atau lebih dikenal dengan Multi Criteria Decision Making. Proses integrasi pengambilan keputusan dengan komputer inilah yang kemudian disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan atau yang lebih dikenal
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 1
dengan Decision Support System. Sistem pendukung keputusan ini dapat diguanakan untuk mengatasi masalah masalah yang menyangkut pemilihan, dan estimasi ataupun pengangaran biaya, sehingga dengan menggunakan sistem ini perusahaan atau badan usaha lainnya dapat mengalami kemajuan. Perkembangan sistem pendukung keputusan ini tentu saja juga mengalami banyak hambatan, terutama masalah rumit dan akurat atau tidaknya hasil keputusan yang didapatkan oleh sistem. Namun hal ini banyak mendapat sorotan dan akirnya banyak metode metode yang digunakan untuk mendukung sistem pendukung keputusan ini, salah satu metode yang banyak digunakan adalah metode AHP (Analytic Hierarchy Process ). Sehubungan dengan kemajuan teknologi tersebut maka APOTEK HERBA gianyar juga ingin untuk menerapkan sistem yang serupa yang dapat digunakan dalam membantu pasien untuk memilih obat yang sesuai dengan kriteria penyakit dan kriteria lainya yang menjadi sumber pemilihan atau pengambilan keputusan, dengan diterapkannya sistem tersebut, maka pihak apotek dapat meningkatkan kualitas layanan terhadap konsumen. Sehingga atas dasar masalah tersebut maka dipilihlah judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN OBAT DENGAN METODE AHP UNTUK APOTEK HERBA GIANYAR” 1.2 Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang tersebut maka masalah yang dapat diambil dari pembuatau rancangan Sistem Pendukung Keputusan untuk Apotek Herba ini ad alah a. Bagaimana proses AHP dapat digunakan dalam pemilihan obat untuk mendukung pengambilan keputusan oleh dokter dengan inputan kriteria dari pasien b. Bagaimana menerapkan sistem terkomputerisasi dalam mengatasi masalah Sistem Pendukung Keputusan ini dalam apotek herba c. Bagaimana merancang data obat sehingga sesuai dan dapat digunakan untuk sistem pendukung keputusan ini.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 2
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini juga diterapkan batasan batasan yang digunakan agar topik bahasan tidak meluas dan tidak fokus kepada tujuan utama penulisan, batasan yang ada meliputi a. Sistem hanya menerapkan metode AHP kedalam sistem pendukung keputusan apotek, hasil akhir tetap keputusan pasien dan belum tentu tepat. b. Sistem hanya terbatas mengelola data dari dalam apotek, artinya kolaborasi dari sumber eksternal tidak dapat diproses oleh sistem. c. Sistem
tidak dapat melakukan proses pemilihan apabila data yang akan
digunakan sebagai kriteria pemilihan tidak ada, sehingga atribut kriteria yand dapat digunakan adalah kriteria atribut yang ada dalam data obat. d. Sistem hanya dapat digunakan dalam lingkup apotek dan tidak dapat diakses melalui jaringan diluar jaringan intra apotek 1.4 Tujuan
a. Tujuan utama sistem adalah untuk dapat meningkatkan pelayanan apotek kepada pasien yang datang dalam apotek. b. Ditujukan secara tidak langsung untuk dapat digunakan meningkatkan penghasilan apotek.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep pengambilan keputusan 2.1.1 Pengertian keputusan
Para pakar memberikan pengertian keputusan sesuai dengan sudut pandang dan latar belakang pemikirannya.
Menurut James A.F. Stoner,
keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan
pada
tujuan
tersebut.
Pengertian
keputusan
yang
lain
dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Secara sederhana keputusan dapat berarti “(1) perihal yg berkaitan dng putusan; segala putusan yg telah ditetapkan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dsb): jaksa itu sulit menerima ~ hakim; (2) ketetapan; sikap terakhir (langkah yg harus dijalankan): ia tidak berani segera mengambil ~; (3) kesimpulan (tt pendapat): dr catatan itu diambil ~ bahwa dia memberi kesempatan kpd pegawainya untuk melakukan perbuatan pidana; (4) hasil pemeriksaan (tt ujian): ~ ujian akan diumumkan melalui surat kabar; (5) cak kehabisan (tt uang, makanan, dsb): banyak pedagang yg ~ modal; (6) cak menderita kekurangan: pd waktu itu saya ~ benar-benar ” diambil dari http://kamusbahasaindonesia.org/keputusan Menurut
Ralp C. Davis (Hasan, Analisis Data Penelitian dengan
Statistik, 2004) Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 4
pertanyaan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. Menurut Mary Follet (Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, 2004) Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewengan dari hukum situasi. Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudirjo,SH. (Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, 2004) Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Dari pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari b eberapa alternatif. 2.1.2 Pengertian pengambilan keputusan
Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Menurut S.P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 5
Menurut James A.F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : Proses
Pengambilan
Keputusan
proses
pengambilan
keputusan
merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional. Secara umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut a. Penemuan Masalah Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi jelas.
b. Pemecahan Masalah Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi alterntif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah 2. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa di masa datang (state of nature) 3. Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table). 4. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 6
c. Pengambilan Keputusan Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik. Terdapat
beberapa
pendapat
para
ahli
tentang
proses
pengambilan keputusan, yang dapat dijadikan bandingan dengan pendapat di atas, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menurut Simon (1960) Simon
(1960)
mengajukan
model
yang
menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu : a) Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah. b) Design Tahap
ini
merupakan
proses
menemukan,
mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi. c) Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan.
Hasil
diimplementasikan
pemilihan dalam
tersebut proses
kemudian
pengambilan
keputusan.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 7
2.2 Sistem pendukung keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan 10 difinisi mengenai Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support Sistem yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Little (1970) sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya. Keen (1980) Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem. Bonczek (1980) sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Hick (1993) Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 8
Man dan Watson sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan modelmodel keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Moore and Chang sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Turban & Aronson (1998) sistem penunjang keputusan sebagai sistem yang digunakan
untuk
mendukung
dan
membantu
pihak
manajemen
melakukan
pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer. Raymond McLeod, Jr. (1998) sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
2.2.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Turban (1998) mengemukakan bahwa sebuah sistem pendukung keputusan terdiri atas dibangun dari beberapa subsistem, antara lain : a. Subsistem manajemen data, meliputi basis data yang mengandung data yang relevan dengan keadaan yang ada dan dikelola oleh sebuah sistem yang dikenal sebagai database management system (DBMS). b. Subsistem manajemen model, yaitu sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial , statistik, management science, atau model kuantitatif yang lain yang menyediakan kemampuan analisis sistem dan management software yang terkait.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 9
c. Subsistem manajemen pengetahuan (knowledge) yaitu subsistem yang mampu mendukung subsistem yang lain atau berlaku sebagai sebuah komponen yang berdiri sendiri (independen) d. Subsistem antarmuka pengguna (user Interface), yang merupakan media tempat komunikasi antara pengguna dan sistem pendukung keputusan serta tempat pengguna memberikan perintah kepada sistem pendukung keputusan.
Subsistem Manajemen Data Subsistem manajeman data dibangun dari elemen-elemen antara lain basis data SPK, DBMS (Database Management System), direktori data dan fasilitas query. Basis data adalah kumpulan dari data yang saling terhubung dan dikelola sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan struktur dari sebuah organisasi yang bisa digunakan oleh lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi. Data dari basis data sebuah SPK didapatkan dari sumber data internal dan sumber data eksterna l. Data internal pada umumnya berasal dari sistem pemrosesan transaksi organisasi serta berbagai data operasi dari bidang fungsional. Jenis data yang tergolong data jenis ini misalnya pembayaran bulanan, penjadwalan perawatan mesin, penaksiran penjualan yang akan datang, cost of out-stock item, dan future hiring plans. Data eksternal yaitu data-data yang berasal dari luar organisasi atau organisasi lain misalnya pemerintah atau asosiasi perdagangan , tapi mempunyai pengaruh terhadap organisasi. Data ini mungkin dimasukkan ketika SPK dipakai atau sebelumnya disimpan di dalam basis data SPK. Contoh dari data jenis ini antara lain data industri, data riset marketing, data sensus, data ekonomi nasional, dan lain-lain. Data Personal (private data) meruapkan jenis data lain yang digunakan oleh pembuat keputusan untuk penaksiran terhadapa data spesifik dalam keadaan tertentu. Organisasi data untuk SPK berbeda-beda tergantung
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 10
kebutuhan dari SPK tersebut. Organisasi berupa data warehouse sering digunakan untuk membangun aplikasi SPK. SPK yang berukuran besar biasanya memiliki mempunyai organisasi datanya sendiri yang terintegrasi, berupa basis data SPK multiple sources. Namun basis data SPK bisa juga dibangun untuk bisa berbagi dengan DBMS yang lain dan secara fisik ditempatkan di tempat yang sama dengan alasan biaya dan segi ekonomisnya. Ekstraksi data merupakan suatu proses yang dikelola oleh DBMS yang meliputi proses meng-import , meringkas, menyaring dan mempersingkat data. DBMS menyediakan fasilitas untuk proses-proses antara lain yaitu membuat database, mengakses database dan mengupdate database. DBMS juga mempunyai kemampuan tambahan seperti menghubungkan data dari sumber yang berbeda, melakukan proses query dan report dari data yang ada, menyediakan metode pengamanan data, melakukan proses manipulasi data yang kompleks, dan mengelola data lewat sebuah kamus data (data dictionary). Fasilitas query dimaksudkan agar kita bisa melakukan akses data, manipulasi data dan melakukan permintaan terhadap suatu data tertentu dalam kaitan membangun dan menggunakan SPK. Fasilitas query menerima permintaan dari komponen SPK yang lain, kemudian menentukan bagaimana permintaan tersebut bisa dipenuhi, dan kemudian melakukan formulasi terhadap detail permintaan kemudian membrikan hasil kepada komponen yang melkukan permintaan. Fasilitas query dilengkapi dengan sebuah bahasa query yang khusus, umumnya disebut Structure Query Language (SQL). Direktori data adalah katalog dari semua data yang ada di basis data. Direktori data menyediakan definisi data dan fungsi utamanya untuk menjawab pertanyaan tentang kemampuan dari item data yang ada ,sumber item data dan arti eksak item data tersebut. Direktori data akan mendukung fase intelligent dari proses pembuatan keputusan.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 11
Subsistem Manajemen Model salah satu keunggulan dari SPK adalah kemempuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan basis data sebagai mekanisme intgrasi dan komunikasi di antara model-model. Subsistem manajemen model dibentuk dari beberapa elemen antara lain : basis model (model base), sistem manajemen basis model (model base management system), bahasa pemodelan (modelling language), direktori model (model directory), dan eksekusi, intgrasi dan perintah model (model execution, integration dan command ).Di dalam basis model terdapat routine dan model-model stasistik, model-model finansial , model forecasting dan model-model kuantitif yang lain yang menyediakan kemampuan analisis dalam sebuah SPK. Kemampuan untuk meminta (invoke), menjalankan, mengubah, mengkombinasikan/mengabungkan dan memeriksa model adalah kunci kemampuan SPK yang berbeda dengan sistem berbasis komputer yang lain. Bahasa pemodelan digunakan untuk mengatasi kesulitan SPK dalam mengkostumisasi model. Bahasa pemodelan biasanya berupa high-level language misalnya COBOL, atau bahasa generasi keempat yang lain dan bahasa pemodelan khusus misalnya IFPS-Plus. Sistem manajemen basis model (model base management system) berperan dalam menciptakan model menggunakan subrutin dan building block yang lain , memebentuk routine baru dan meng-update,merubah, dan memanipulasi model data. Peran direktori model analog dengan peran direktori data pada basis data yaitu merupakan katalog dari semua model yang ada dan semua perangkat lunak lain dalam basis model. Di dalam direktori model terdapat definisi model dan fungsi utamanya untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan dari sebuah model.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 12
Eksekusi model (model execution) dalah proses pengontrolan sebuah model yang sedang berjalan. Penggabungan model (model integration) dapat diartikan sebagai penggabungan operasi dari beberapa model ketika dibutuhkan. Sedangkan sebuah pemroses perintah model (model command processor) digunakan untuk menerima dan menterjemahkan instruksi model dari komponen dialog dan melewatkannya ke model base management system, eksekusi model atau fungsi integrasi. Subsistem Manajemen Pengetahuan ( The Knowledge Subsystem) permasalahan yang dihadapi oleh SPK akan bertambah kompleks dan rumit sehingga diperlukan expertise untuk memberikan solusi yang baik di luar kemampuan SPK biasa. Expertise ini disediakan oleh sistem pakar atau sistem cerdas yang lain. SPK jenis ini dilengkapi dengan komponen yang disebut manajemen pengetahuan (knowledge management). Komponen manajemen pengetahuan menyediakan expertise yang diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek permasalahan dan meyediakan pengetahuan yang bisamenigkatkan operasi dari komponen SPK yang lain. Komponen pengetahuan bisa terdiri atas satu atau lebih sistem cerdas. SPK yang dilengkapi dengan sistem cerdas atau sistem pakar disebut intelligent DSS atau DSS/ES atau expert support system atau Knowledge- based DSS. Subsistem Antarmuka / Dialog komponen antarmuka suatu SPK (Management of the User Interface Subsytem) adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang memberi antarmuka antara pemakai dan SPK Komponen antarmuka menyajikan keluaran (output) SPK pada pemakai dan mengumpulkan masukan (input) ke dalam SPK Menurut Turban (1995).
2.3 Multi Criteria Decision Making ( MCDM )
Multi Criteria Decision Making adalah proses pengambilan keputusan dengan didasarkan pada banyak faktor, faktor yang dimaksud disini adalah faktor
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 13
faktor yang dapat bersaing dan mempengaruhi kita dalam menentukan pemilihan, salah satu contoh yang paling populer adalah kriteria harga dan kriteria kualitas produk, kedua kriteria ini kita pakai untuk menentukan apakah produk sesuai dengan apa yang kita harapkan, secara garis besar Multi Criteria Decision Making adalah ilmu bagian dari operasion research yang menggfokuskan pada struktur dari pemecahan masalah atau pembuatan rencana yang memerlukan banyak kriteria. 2.4 Analytic Hierarchy Process ( AHP )
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993). Proses hierarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Ada dua alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan lebih baik dibanding tindakan lain. Alasan yang pertama adalah
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 14
pengaruh-pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karena sutu ukuran atau bidang yang berbeda dan kedua, menyatakan bahwa pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya. Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas. AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu: a. Dekomposisi Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemenelemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru. b. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments). Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas. c. Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 15
gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
Terdapat 4 aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP a. Reciprocal Comparison artinya
pengambilan
keputusan
harus
dapat
memuat
perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x b. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru c. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh
objektif
keseluruhan.
Ini
menunjukkan
bahwa
pola
ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya d. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 16
Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP a. Kelebihan 1) Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. 2) Memperhitungkan
validitas
sampai
batas
toleransi
inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3) Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 4) Metode “pairwise comparison” AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hierarki. Jadi model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat keputusan menetukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membengun semua
prioritas
untuk
urutan
alternatif.
“
Pairwaise
comparison” AHP mwenggunakan data yang ada bersifat kualitatif berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan diamati, namun kelengkapan data numerik
tidak
menunjang
untuk
memodelkan
secara
kuantitatif. b. Kelemahan 1) Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 17
menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. 2) Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk
Contoh Kasus Adi berulang tahun yang ke-17, Kedua orang tuanya janji untuk membelikan sepeda motor sesuai yang di inginkan Adi. Adi memiliki pilihan yaitu motor Ninja, Tiger dan Vixsion . Adi memiliki criteria dalam pemilihan sepeda motor yang nantinya akan dia beli yaitu : sepeda motornya memiliki desain yang bagus, berkualitas serta irit dalam bahan bakar. Penyelesaian Tahap pertama Menentukan botot dari masing – masig kriteria.
Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas
Pair Comparation Matrix
Kriteria Desain
Desain
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Irit 1
Kualitas Priority Vector 2 3 0,5455
Halaman
| 18
Irit Kualitas Jumlah
0,5 0,333 1,833
1 0,667 3,667
1,5 1 5,5
0,2727 0,1818 1,0000 3,00 0 0,0%
Pricipal Eigen Value ( max) Consistency Index (CI) Consistency Ratio (CR)
Dari gambar diatas, Prioity Vector (kolom paling kanan) menunjukan bobot dari masing-masing kriteria, jadi dalam hal ini Desain merupakan bobot tertinggi/terpenting menurut Adi, disusul Irit dan yang terakhir adalah Kualitas. Cara membuat table seperti di atas a. Untuk perbandingan antara masing – masing kriteria berasal dari bobot yang telah di berikan ADI pertama kali. b. Sedangkan untuk Baris jumlah, merupakan hasil penjumalahan vertikal dari masing – masing kriteria. c. Untuk Priority Vector di dapat dari hasil penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan Jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan angka 3. d. Untuk mencari Principal Eigen Value (max) e. Rumusnya adalah menjumlahkan hasil perkalian antara sel pada baris jumlah dan sel pada kolom Priority Vector 1) Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus CI = (max-n)/(n1) 2) Sedangkan untuk menghitung nilai CR Menggunakan rumuas CR = CI/RI , nilai RI didapat dari n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
RI
0
0
5,8
0,9
1,12
1,24
1,32
1,41
1,45
1,49
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 19
Jadi untuk n=3, RI=0.58. Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan 10% , ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima. Tahap Kedua Kebetulan teman ADI memiliki teman yang memiliki motor yang sesuai dengan pilihan ADI. Setelah Adi mencoba motor temannya tersebut adi memberikan penilaian ( disebut sebagai pair-wire comparation ) Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas
Ninja 4 kali desainnya lebih baik daripada tiger Ninja 3 kali desainnya lebih baik dari pada vixsion tiger 1/2 kali desainnya lebih baik dari pada Vixsion
Ninja 1/3 kali lebih irit daripada tiger Ninja 1/4 kali lebih irit dari pada vixsion tiger 1/2 kali lebih irit dari pada Vixsion Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat di buat table (disebut Pair-wire comparation matrix )
Desain Ninja Tiger Vixsion
Ninja
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
1 0,25 0,333
Tiger
Vixsion 4 3 1 0,5 2 1
Priority Vector 0,6233 0,1373 0,2394
Halaman
| 20
Jumlah
1,583
7
4,5
Pricipal Eigen Value ( max) Consistency Index (CI) Consistency Ratio (CR)
Irit Ninja Tiger Vixsion Jumlah
Ninja 1 3 4 8
Tiger Vixsion 0,333 0,25 1 0,5 2 1 3,333 1,75
Pricipal Eigen Value ( max) Consistency Index (CI) Consistency Ratio (CR)
Irit Ninja Tiger Vixsion Jumlah
Ninja
Tiger 1,00 0,010 100,00 1,00 10,00 0,100 111,00 1,11
Pricipal Eigen Value ( max) Consistency Index (CI) Consistency Ratio (CR)
Vixsion 0,10 10,0 1,0 11,10
1,0000 3,025 0,01 2,2%
Priority Vector 0,1226 0,3202 0,5572 1,0000 3,023 0,01 2,0%
Priority Vector 0,0090 0,9009 0,0901 1,0000 3 0 0,0%
Tahap ketiga Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-masing kriteria bagi ketiga motor pilihannya, maka langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk ketiga motor tersebut. Untuk itu ADI akan merangkum semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight , seperti berikut.
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 21
Overall composit weight Desain Irit Kualitas Composit Weight
weight
Ninja
Tiger
Vixsion
0,5455 0,2727 0,1818
0,6233 0,1226 0,0090 0,3751
0,1373 0,3202 0,9009 0,3260
0,2394 0,5572 0,0901 0,2989
Cara membuat Overall Composit weight adalah
Kolom Weight diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix Kriteria .
Ketiga kolom lainnya (Ninja, Tiger dan Vixsion) diambil dari kolom Priority Vector ketiga matrix Desain , Irit dan Kualitas.
Baris Composite Weight diperoleh dari jumlah hasil perkalian sel diatasnya dengan weight. Berdasarkan table di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa yang memiliki skor paling tinggi adalah Ninja yaitu 0,3751 , sedangkan disusul tiger dengan skor 0,3260 dan yang terakhir adalah Vixsion dengan skor 0,2989. Akhirnya Adi akan membeli motor Ninja
2.5 Penulisan Terdahulu
Penulisan makalah dengan menggunakan metode yang serupa ditulis oleh Armadyah Amborowati dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilian Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja ( Studi Kasus Pada Universitas Gunadarma Depok )” sistem pendukung keputusan dengan metode yang sama juga ditulis oleh Luzy Luzaela dengan judul “Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)”
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Uraian Permasalahan
Apotek Herba Gianyar selain mempunyai perlengkapan obat yang banyak dan lengkap, juga memiliki beberapa ruangan khusus untuk dokter praktek, ruangan dan penyediaan dokter praktek ini tidak lain dikarenakan untuk menambahkan tingkat layanan apotek terhadap para pasien, sehingga pasien tidak perlu berpindah tempat hanya untuk memeriksakan penyakit mereka, sehingga ketika selesai bertemu dengan dokter praktek yang mereka harapkan, pasien tinggal menebus obat yang telah tertera. Dalam prakteknya proses penebusan atau pengambilan obat ini dimulai dengan pasien mempriksakan penyakit mereka pada dokter yang bersangkutan, setelah itu dokter mendiagnosa dan memberikan resep yang sesuai dengan kriteria penyakit yang ada pada pasien. Setelah mendapatkan resep maka pasien segera ke unit apotek untuk menyerahkan resep bersangkutan pada petugas apotek, petugas apotek kemudian akan memeriksa resep dan menginformasikan total biaya yang harus ditebus, dan meminta persetujuan apakah pasien mau menebus seluruh resep atau tidak, jika pasien menolak maka pasien diwajibkan untuk menghubungi dokter bersangkutan dan meminta alternatif resep yang ada. di sinilah timbul masalah, sehingga pasien harus mengulang lagi untuk kembali bertemu dengan dokter lagi, sehingga tingkat kepuasan pasien menurun, selain itu proses ini juga mengakibatkan efektivitas kerja apotek juga menurun karena banyaknya waktu yang terbuang hanya untuk melayani satu pasien 3.2 Analisis Permasalahan
Berdasarkan uraian perumusan masalah yang ada pada sub bab sebelumnya maka sebenarnya permasalahan terletak pada prosedur kerja dokter dalam memberikan resep kepada pasien, dalam prosesnya dokter tidak menerima masukan dari pasien sehingga keputusan pemilihan obat disini hanya terpacu pada diagnosa dokter semata, tanpa memperhatika kriteria lainnya yang mungkin dirasa penting bagi pasien, beberapa kriteria itu dapat saja berupa harga obat, merk, atau kualitas. Beberapa pasien mungkin lebih mementingka obat dengan kualitas yang baik dibandingan memilih obat dengan harga yang murah, selain itu beberapa orang
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 23
mungkin lebih mementingkan harga daripada kualitas obat, selain itu kriteria lain dapat berupa jenis obat, kadangkala beberapa pasien lebih memilih obat jenis tablet daripada puyer. Jadi pada dasarnya masalah terjadi karena komunikasi antara pasien dan dokter dalam pemilihan obat sangat kurang, sehingga obat hasil pemilihan dokter belum tentu cocok bagi kriteria pasien, dokter mungkin saja dapat melakukan komunikasi dengan pasien namun tanpa bantuan sebuah sistem pemilihan obat, proses ini memerlukan waktu yang lama, sehingga penggunaan sistem yang dapat membantu pemilihan obat diperlukan dalam proses ini. 3.3 Perancangan Sistem
Dari permasalahan diatas, timbul solusi pembuatan sistem pendukung keputusan dalam pemilihan obat, sedangkan untuk metode yang digunakan dalam proses pemilihan menggunakan metode AHP, pemilihan metode AHP ini didasarkan pada adanya banyak kriteria dalam pemilihan obat, namun kriteria ini sudah ditetapkan yaitu ( Merk , harga, kualitas, dan jenis obat ). Jenis obat disini dapat diartikan dengan apakah obat tersebut berbentuk tablet, sirup, atau bentuk lainnya. Perancangan sistem dimaksudkan penggunaannya oleh dokter untuk membantu proses pemilihan obat berdasarkan kriteria diatas. Setelah dokter melakukan diagnosa terhadap pasien, maka dokter akan menanyakan prioritas yang dikehendaki dari pasien, prioritas disini artinya pasien diberikan pilihan untuk mengurutkan kriteria merk, harga, kualitas, dan jenis obat dari yang paling penting hingga yang tidak terpenting, jadi pasien tidak perlu tau dunia obat secara mendalam. Yang perlu dilakukan pasien adalah memilih prioritas tertinggi hingga prioritas terendah. Setelah pasien memberikan uraian prioritas maka dokter menginputkan data prioritas tersebut kedalam sistem, untuk kemudian sistem melakukan proses pemilihan obat dengan yang sesuai dengan data penyakit dan data kriteria yang diinputkan tadi. Sedangkan untuk penggunaan data , secara singkat sistem menggunakan data data obat dan data penyakit yang sudah diinputkan terlebih dahulu, jika jenis penyakit tidak ada dalam sistem maka, keseluruhan sistem tidak akan bisa berjalan, dan alternatifnya adalah menggunakan proses manual seperti biasanya. 3.3.1 Diagram Alir Sistem
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 24
MULAI
Pasien memperiksakan diri
Dokter Mendiagnosa Penyakit
Proses AHP pemilihan obat berdasarkan data obat dan data prioritas
Tampilkan Hasil Obat Terpilih
Dokter Meninputkan data penyakit
Data Obat Terpilih Input Nilai Prioritas
Dt Penyakit
Selesai
Nilai Prioritas Data Penyakit ada ??
Tidak
ya Dt Obat
Selesai
Filter Data Obat sesuai penyakit
Dokter meminta pasien untuk menentukan prioritas kriteria ( merk Harga Kualitas )
Data Obat Terfilter
Gambar 3.1 – Diagram Alir Pemilihan Obat
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 25
Tambah Data
Edit Data
Mulai
Mulai
Mulai
Nama obat Harga Komposisi Keterangan dll
Nama obat Harga Komposisi Keterangan dll
Nama obat Harga Komposisi Keterangan dll
Ada
Tidak
Obat Sudah Ada?
Delete Data
Tidak
Obat ada??
Obat ada??
Tidak Ya ya Simpan Data Obat
Simpan Data Obat baru
Delete Data Obat
Data Obat
Data Obat
Data Obat
Selesai
Selesai
Selesai
Gambar 3.2 – Diagram Alir Maintenance Data Obat
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 26
Tambah Data
Mulai
Id Penyakit, Nama Penyakit, keterangan Ada
Data Sudah ada ??
Simpan Data Obat
Data Penyakit
Tidak
Selesai
Edit
Mulai
Id Penyakit, Nama Penyakit, keterangan Tidak
Data Sudah Ada ??
Simpan Data Obat baru
Data Penyakit
Ya
Selesai
Delete
Mulai
Id Penyakit, Nama Penyakit, keterangan Tidak
Data Sudah Ada ??
Delete Data
Data Penyakit
Ya
Selesai
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 27
Gambar 3.3 – Maintenance Data Penyakit
3.3.2 Bagan Alir Metode
Mulai
Mengambar Matrik Overall Weight data Keseluruhan Menentukan Masalah
Menentukan masing masing Priority Vector kriteria Menentukan Kriteria Peniliaan
Hasil Terpilih
Mengambarkan Matrik Pair Wise Comparasion Nilai Prioritas Kriteria [ 1 – 9 ]
Menghitung eigen Value Max , Consistency Index , dan Consistency Ratio
Mengambar Matrik Perbandingan
Selesai
Gambar 3.4 – Diagram Alir Proses AHP
3.3.3 Data Flow Diagram
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 28
Data Obat dan Data Penyakit, data jenis obat Apoteker Input obat, dan Input Penyakit. Data jenis obat
Input Kriteria SPK Pemilihan Obat
Dokter Hasil Pemilihan Dengan AHP
Gambar 3.5 – Diagram Kontek Sistem
Data Penyakit Dt Penyakit
Dt Obat
Data Obat
Pemilihan Obat
Obat Terpilih Input penyakit, dan prioritas kriteria
Konfirmasi
Data Obat
Dokter
Maintenance Data Obat Data Penyakit
Apoteker
Input, Update, Delete data Obat
Input, Update, Delete data penyakit
Maintenance Data Penyakit
Konfirmasi Konfirmasi
Input, Update, Delete data penyakit
Maintenance Data Jenis Obat
t a b O s i n e J a t a D
Data Jenis Obat
Dt Jenis Obat
Gambar 3.6 – Diagram DFD Level 0 Sistem
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 29
Input kd_obat Input Data Obat
Apoteker
Konfirmasi
Konfirmasi Edit Data
Tambah
Edit
t a b O a t a D
Simpan Data Obat
Konfirmasi
Hapus
Data obat Data baru t i d E
a t a D i r a C
Cari data
Data obat Data Obat
Data Obat
Hapus data
Gambar 3.7 – Diagram DFD Level 1 Maintenance data Obat
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 30
Input Kd _penyakit Input data Baru
Apoteker
Konfirmasi
Konfirmasi Edit Data
Tambah
Edit
t i k a y n e P a t a D
Simpan Data penyakit
Konfirmasi
Hapus
Data Penyakit Data baru t i d E
a t a D i r a C
Cari data
Data Penyakit Data Penyakit
Data Penyakit
Hapus data
Gambar 3.8 – DFD Level 1 Maintenance Data Penyakit
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 31
Input kd_jenis obat Data baru
Apoteker
Konfirmasi
Konfirmasi Edit Data
Tambah
Edit
t a b O s i n e J a t a D
Simpan Data
Konfirmasi
Hapus
Data Jenis Obat Data baru t i d E
a t a D i r a C
Cari data
Data Jenis Obat Data Jenis Obat
Data Jenis Obat
Hapus data
Gambar 3.9 – DFD level 1 Maintenance Data Jenis Obat
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 32
Dokter
t i k a y n e P h i l i P
Jenis Penyakit
i a s l i a t N i t r u o i p r P n I
h i l i t p a r b e o T t a t a a b D O
Nilai Prioritas Baca Data Penyakit
t i k a y n e P a t a D
t i k a y n e p a t a d i r a C
Pemilihan Obat
AHP Data Obat terfilter
Data penyakit Obat Terpilih
Pilih Data Obat sesuai data penyakit Data Obat
Dt Penyakit
Data Obat Data Jenis Obat Data jenis Obat
Gambar 3.10 – Gambar DFD Level 1 Pemilihan Obat
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 33
3.3.4 Entity Relationship Diagram
Apoteker
1
M
Menginputkan
1
Obat
M
Termasuk
1
1
Menginputkan
M
Bagian Dari
Penyakit Obat M M
Penyakit
1
Bagian Dari
Gambar 3.11 – ERD sistem
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 34
Jenis Obat
3.3.5 Struktur Database Jenis Obat # id_jenisobat Integer o je ni soba t Variable characters (15)
Termasuk
Obat Apo teker / Pe gawa i # o o o
id_apoteker alamat no_telp nama_pegawai
Integer Variable characters (50) Variable characters (15) Variable characters (50)
Menginputkan
# o o o o o
id_obat nama_obat merk komposisi keterangan tgl_kadaluarsa
Menginputkan
Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Variable characters (1000) Variable characters (1000) Date & Time
Berada dalam
Relationship_5
Penyakit # id_penyakit Integer o nama_penyakit Variable characters (50) o gejala_penyakit Variable characters (200)
Terlibat
# id_penyakit_obat Integer # id_obat_penyakit_obat Integer # id_penyakit_penyakit_obat Integer
Gambar 3.12 – Struktur Database Conseptual
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 35
Jenis Obat id_jenisobat INTEGER
id_obat INTEGER je nisoba t VARCHAR(15)
FK_JENIS_OB_TERMASUK_OBAT
Obat id_obat Apo teker / Pega wai id_apoteker id_apoteker INTEGER FK_OBAT_MENGINPUT_APOTEKERnama_obat merk alamat VARCHAR(50) komposisi no_telp VARCHAR(15) keterangan nama_pegawai VARCHAR(50) tgl_kadaluarsa
FK_PENYAKIT_MENGINPUT_APOTEKER
INTEGER INTEGER VARCHAR(50) VARCHAR(50) VARCHAR(1000) VARCHAR(1000) DATETIME
FK_RELATION_BERADA_DA_OBAT
Relationship_5
Penyakit
id_penyakit FK_RELATION_TERLIBAT_PENYAKIT id_penyakit INTEGER id_obat id_apoteker INTEGER id_penyakit_obat nama_penyakit VARCHAR(50) id_obat_penyakit_obat gejala_penyakit VARCHAR(200) id_penyakit_penyakit_obat
INTEGER INTEGER INTEGER INTEGER INTEGER
Gambar 3.13 – Struktur Data Physical
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 36
3.3.6 Desain Input Output
SPK – Pemilihan Obat Apotek Herba Gianyar
Maintenance
Pemilihan Obat
Keluar
Maintenance Data Obat Maintenance Data Jenis Obat
Maintenance Data Obat
Maintenance data Penyakit
ID - OTOMATIS Nama Obat
Enter Text
Merk
Enter Text
Komposisi
Enter Text
Keterangan Enter Text
Tambah
Edit
Hapus
SPK - © Kelompok 7
Gambar 3.14 – Desain Form utama dan Maintenance Obat
SPK – Pemilihan Obat Apotek Herba Gianyar
Maintenance
Pemilihan Obat
Keluar
Pemilihan Obat
Pilih Penyakit
Urutkan Kriteria Pilihan
Penyakit
Kriteria Urutkan
TBC
Merk
Demam
Kualitas
Batuk
Harga Jenis Obat
Pilih Obat Dengan AHP
SPK - © Kelompok 7
Gambar 3.15 – Desain Form Pemilihan Obat
Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP Pada Apotek Herba Gianyar
Halaman
| 37