PENGOBATAN TRADISIONAL (BATRA) No Dokumen :
SOP
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
: 1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1.Pengertian
Pengobatan tradisional (Batra) adalah suatu tindakan pengobatan dengan cara,alat dan bahan tradisional
2.Tujuan
Membantu proses kesembyhan pasien
3.Kebijakan 4.Referensi 5.Prosedur 6.Hal-hal yang perlu diperhatikan
Petugas yang berpakai rapi dan bersih 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri 2. Mengusahakan agar pasien dapat terlentang di tempat tidur 3. Petugas memberitahu kepada pasien tentang tid
7.Unit terkait
8.Dokumen Terkait
9.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
PENGUKURAN PANJANG BADAN DENGAN PAPAN PENGUKUR
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
:1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
dr.Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1.Pengertian
2.Tujuan
Panjang Badan merupakan salah satu data antropometri untuk penilaian status gizi balita dalam jangka waktu lama Diketahuinya Panjang Badan (PB) bayi/balita dengan tepat
3.Kebijakan
SK.Kepala Puskesmas Puskesmas No: tentang pelayanan di Posyandu Posyandu
4.Referensi
1. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi (PSG) Anak Balita (Depkes RI,2006)
5.Prosedur / Langkahlangkah
A. Persiapan Alat 1. Pilih meja atau tempat yang datar dan rata.Siapkan alat ukur panjang badan 2. Lepaskan kunci pengait yang berada di samping papan pengukur 3.Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat menempelnya kepala dan pastikan meteran menunjukan angka nol dengan mengatur skrup skala yang ada di bagian kaki balita 4. Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar 5.Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat menempelnya kepala dan pastikan meteran menunjuk angka nol 6. Geser kembali papan penggeser pada tempatnya B. Pelaksanaan Pengukuran Panjang Badan 1. Telentangkan balita di atas papan pengukur dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar datar dan tegak lurus 2. Pastikan puncak kepalamenempel pada bagian bagian papan yang yang statis 3.Posisikan bagian belakang kepala,punggung,pantat dan tumit menempel secara tepat pada papan pengukur 4.Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki menempel pada bagian papan yang dapat digeser 5. Baca dan catat panjang badan balita dari angka kecil ke angka besar
6.Hal-hal yang perlu diperhatikan
Setiap dilakukan pengukuran panjang badan dengan menggunakan papan pengukur maka petugas petugas wajib memeriksa kembali keadaan alat alat tersebut sehingga sehingga layak dan siap untuk digunakan serta memperhatikan presisi dan akurasi dalam standardisasi pengukuran. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
7.Unit terkait
8.Dokumen Terkait 9.Rekaman Historis Perubahan
PENILAIAN HASIL PENIMBANGAN DI POSYANDU
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
: 1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1. Pengertian
Kegiatan penimbangan balita setiap bulan merupakan salah satu kegiatan pemantauan pertumbuhan balita dengan menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan melalui konseling, penyuluhan dan atau rujukan
2. Tujuan
Diketahuinya penilaian hasil penimbangan berat badan balita pada KMS dan tindak lanjutnya
3. Kebijakan
SK.Kepala Puskesmas No:
4. Referensi
2. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi (PSG) Anak Balita (Depkes RI,2006 )
5. Prosedur / Langkahlangkah
A. Pengisian dan penilaian Naik atau Tidak Naik pada KMS
tentang pelayanan di Posyandu
1. Pada balita baru pertama kali ditimbang,isilah nama,nomor pendaftaran dan identitas balita pada KMS 2. Cantumkan tanggal,bulan dan tahun lahir anak pada kolom nol 3. Cantumkan bulan penimbangan sesuai dengan umur setiap kali balita ditimbang 4. Letakkan titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara menghubungkan garis tegak berat badan dan garis mendatar umur pada grafik KMS 5. Hubungkan titik berat badan hasil penimbangan bulan lalu dan bulan ini 6. Tentukan Naik atau Tidak Naik,lalu catat ke dalam buku register 7. Bila bulan lalu balita tidak ditimbang atau bulan ini baru pertama kali ditimbang maka tidak dapat dinilai naik atau tidak naik B. Konseling,Penyuluhan atau Rujukan 1. Berikan konseling atau penyuluhan pada ibu balita dengan menggunakan buku panduan konseling pertumbuhan balita 2. Rujuk balita ke Puskesmas, bila :balita sakit,berat badan 2 kali berturut-turut tidak naik,balita BGM, dan dicurigai gizi buruk 3. Bila dari hasil rujukan dinyatakan pertumbuhannya normal dan sehat,lalu pada penimbangan berikutnya berat badan naik,maka balita tidak perlu dirujuk lagi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
6. Unit terkait
7. Dokumen Terkait
8.Rekaman Historis Perubahan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
PENYULUHAN LUAR GEDUNG
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
:1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1. Pengertian
Penyuluhan gizi masyarakat adalah suatu upaya dalam rangka memasyarakatkan pengetahuan gizi secara luas guna meningkatkan pengetahuan gizi,menanamkan sikap dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup sehat dengan makanan yang bermutu gizi seimbang
2. Tujuan
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku gizi yang baik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi
3. Kebijakan
SK.Kepala Puskesmas No:
tentang pelayanan di Posyandu
Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas (Depkes RI,1995) 4. Referensi 5. Prosedur / Langkahlangkah
1. Menganalisa dan menentukan permasalahan gizi yang ada 2. Menentukan kelompok sasaran di semua tingkat administrtif 3. Menyiapkan rencana penyuluhan gizi 4. Menentukan materi penyuluhan gizi sesuai kelompok sasaran dan masalah gizi yang ada 5. Menetukan metode penyuluhan sesuai kondisi setempat 6. Memilih media sesuai budaya setempat 7. Waktu penyuluhan dilaksanakan secara periodik dan berkesinambungan 8. Tenaga pelaksana adalah tenaga gizi dan sector terkait 9. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil penyuluhan
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Setiap melakukan penyuluhan di luar gedung petugas harus menggunakan media yang ada,sederhana sehingga mudah dipahami,disediakan ruang tanya jawab dan dibuktikan dengan daftar hadir dan notulen
7.Unit terkait
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
8.Dokumen Terkait
9.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
KLINIK GIZI No Dokumen : SOP/UKM/ /01
SOP
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit : 01/12/2016 Halaman :1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
Sarana untuk memberikan terapi gizi melalui konsultasi/konseling gizi kepada 1. Pengertian
pasien yang memerlukan terapi gizi Meningkatkan kesehatan pasien dengan mengatur dan memberikan makanan
2. Tujuan
yang memenuhi kecukupan gizi sesuai penyakit/masalah gizinya.
3. Kebijakan
SK.Kepala Puskesmas No: tentang pelayanan di Posyandu
Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis (Depkes RI,2006) 4. Referensi 5. Prosedur / Langkahlangkah
1. Pengkajian Status Gizi a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik c. Pengukuran Antropometri d. Pemeriksaan Laboratorium e. Pengkajian Asupan Makanan Perhari 2. Diagnosis Penentuan Masalah Gizi 3. Menetukan Tujuan 4. Intervensi Gizi 5. Pemantauan dan Evaluasi
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Setiap memberikan konsultasi gizi,petugas harus menimbang BB dan TB pasien, dan mewajibkan pasien konsultasi kembali minimal jarak 1 minggu untuk mengetahui perkembangan
7.Unit terkait
Klinik BP,KIA,MTBS, Sanitarian
8.Dokumen Terkait
9.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
TATA LAKSANA KEP PADA ANAK DI PUSKESMAS PATARUMAN 1
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
:1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1.
Pengertian
Penyuluhan gizi masyarakat adalah suatu upaya dalam rangka memasyarakatkan pengetahuan gizi secara luas guna meningkatkan pengetahuan gizi,menanamkan sikap dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup sehat dengan makanan yang bermutu gizi seimbang Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan KEP BERAT/ GIZI
2. Tujuan 3. Kebijakan
BURUK di Klinik/ Pojok Gizi Puskesmas Pataruman 1.
SK.Kepala Puskesmas No: tentang pelayanan di Posyandu
Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas (Depkes RI,1995) 4. Referensi 5. Prosedur / Langkahlangkah
1.
Petugas menerima dari loket pendaftaran (rujukan posyandu)/rujukan klinik KIA/ rujukan klinik BP.
2.
Petugas melakukan anmnesa kepada pasien tentang : 1.
Identitas pasien.
2.
Status sosial ekonomi.
3.
Riwayat alergi makanan.
4.
Riwayat penyakit ( Broncho Pnemonia, Diare, ISPA, dll ).
3.
Petugas melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anmnesa.
4.
Petugas melakukan pemeriksaan : 1.
Mengukur Berat Badan.
2.
Mengukur Tinggi Badan/ Panjang Badan.
3.
Melakukan pemeriksaan khusus , tanda klinis: 1) Marasmus 2) Kwashiorkor 3) Marasmus - kwashiorkor
5.
Anak dengan tanda-tanda klinis KEP BERAT/ GIZI BURUK (Marasmus, Kwashiorkor, Marasmus-Kwashiorkor) dirujuk ke RSU untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyakit penyerta dan dirawat inap
6.
Petugas melakukan konseling / penyuluhan tentang Tata Laksana Diet
pada KEP Berat/ Gizi Buruk, memberikan contoh menu/ PMT Pemulihan dgn mempertimbangkan sosial ekonomi keluarga dan jadwal kunjungan kembali. 7.
Petugas memberikan demonstrasi dan praktek memasak makanan balita untuk ibu.
8.
Petugas merencanakan kunjungan rumah.
9.
Merencanakan pemberdayaan keluarga.
10.
Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan di Formulir Pemantauan Kasus Gizi Buruk dan Register Klinik Gizi.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan 7.Unit terkait
Setiap melakukan penyuluhan di luar gedung petugas harus menggunakan media yang ada,sederhana sehingga mudah dipahami,disediakan ruang tanya jawab dan dibuktikan dengan daftar hadir dan notulen
Klinik BP,KIA,MTBS, Sanitarian
8.Dokumen Terkait
9.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
KONSELING GIZI
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
: 1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
Konseling gizi adalah Proses Komunikasi 2 (dua) arah antara konselor dan klien untuk 1. Pengertian
membantu klien mengenali dan mengatasi masalah dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. Membantu klien agar mau nengikuti saran konselordalam pemecahan masalah dan
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
pengambilan keputusan yang mendukung terwujudnya perubahan perilaku secara positif. Surat Keputusan Kepala Puskesmas no ......... tahun ......... tentang Konseling Gizi di UPTD Puskesmas Pataruman 1 Pedoman Kerja bagi TPG Puskesmas. Dinkes Provinsi Jawa Barat :2010 Buku Pintar Konseling Kadarzi Buku Penuntun Diet JuknisTata Laksana Anak Gizi Buruk
5. Prosedur / Langkahlangkah
Persiapan: 1. 2. 3. 4.
Petugas gizi menyiapkan ruangan konseling gizi(terpadu) Menyiapkan jadwal konseling gizi di Puskesmas Menyiapkan media (food model, poster, leaflet,dsb) Menyiapkan sarana antropometri (Timbangan,Alat ukur Tinggi badan/panjang badan) 5. Menyiapkan Pencatatan Pelaksanaan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
6. .Unit terkait
Registrasi umum Melakukan pengukuran Antropometri Penentuan Status Gizi, Anamnesa Gizi (Kualitatif dan kuantitatif) Perencanaan diet (bila diperlukan) Pemberian Konseling.
Klinik BP,KIA,MTBS, Sanitarian
7. Dokumen Terkait
8.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
No Dokumen :
SOP
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
:1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1. Pengertian Sebagai acuan dalam melakukan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dan
2. Tujuan
anemia
pada kehamilan
untuk
mengatasi anemia
sebelum
persalinan
berlangsung.
3.Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas no ......... tahun ......... tentang standar operasional prosedur UPT Puskesmas Pataruman 1
3. Referensi 4. Prosedur / Langkahlangkah
Periksa konjungtiva pasien, untuk menentukan pasien anemis atau tidak. 7.2 Catat hasil pemeriksaan dalam kartu status dan KMS ibu hamil. 7.3 Isi form pemeriksaan laboratorium. 7.4 Jelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan. 7.5
Jelaskan
pada
laboratorium
pasien,
untuk
membayar
biaya
pemeriksaan
di kasir sebelum kelaboratorium dan setelah selesai
pemeriksaan membawa hasil pemeriksan kembali ke unit pelayanan kesehatan ibu. 7.6 Rujuk ke unit pelayanan gizi, jika hasil pemeriksaan Hb < 11 gr % 7.7 Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1 tablet / hari, selama 30 hari berturut-turut untuk pasien hamil pada trimester I, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia diberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet perhari ( 3 X 1 ) , hal ini sangat tergantung dengan persediaan obat yang ada 7.8 Jika tablet zat besi persediaan habis, maka akan diberikan resep luar
7.9 Beri penyuluhan gizi pada semua ibu hamil disetiap kunjungan ANC, tentang perlunya minum tablet zat besi dan vitamin C, serta menghindari minum teh / kopi / susu dalam 1 jam sebelum / sesudah makan, karena dapat mengganggu penyerapan zat besi.
Sasaran :ibu hamil 28 minggu dan pasien – pasien yang anemis.
5.
BPUmum
6. Unit terkait
KIA Laboratorium
8. Dokumen Terkait
9.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
Distribusi Vitamin A
No Dokumen : SOP/UKM/ /01
SOP
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit : 01/12/2016 Halaman :1 /1 UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
Distribusi kapsul vitamin A adalah kegiatan mendistribusikan kapsul vitamin A dosis tinggi untuk ibu nifas, balita usia 6-59 bulan kepada Posyandu, Bidan Praktek Swasta
1. Pengertian
(BPS), dan Rumah Sakit Bersalin (RSB) sesuai dengan sasaran dan balita dengan masalah kekurangan Vitamin A (KVA). Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam melaksanakan distribusi
2. Tujuan
3. Kebijakan
kapsul vitamin A di wilayah kerja UPT Puskesmas Pataruman 1 . Surat Keputusan Kepala Puskesmas no ......... tahun ......... tentang standar operasional prosedur UPT Puskesmas Pataruman 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
4. Referensi
Kesehatan
Masyarakat,
Depkes RI. Vitamin A Untuk Kesehatan Anda. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta. 1999.
5. Prosedur / Langkahlangkah
1.
Petugas gizi mendata sasaran kapsul vitamin A dari posyandu, kapsul vitamin A biru untuk bayi usia 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah untuk balita usia 1259 bulan,
2.
Petugas gizi mendata jumlah sasaran ibu nifas dari BPS, Rumah S akit dan bagian obat Puskesmas,
3.
Petugas gizi merekap kebutuhan kapsul vitamin A,
4.
Petugas gizi menyediakan kapsul vitamin A dan mendistribusikan ke Posyandu, BPS dan RSB dan bagian obat Puskesmas,
5.
Kader Posyandu, BPS dan RSB melaporkan hasil kapsul vitamin A ke P uskesmas,
6.
Petugas gizi melaporkan hasil distribusi kapsul vitamin A ke Dinas Kesehatan Kota Banjar,
7.
Petugas gizi mengevaluasi kegiatan,
8.
Petugas gizi melakukan tindak lanjut.
Posyandu BPS
6. Unit terkait
RumahSakitBersalin Bagian Obat Puskesmas
7. Dokumen Terkait
8.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
MONITORING PROGRAM GIZI No Dokumen : SOP/UKM/ /01
SOP
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit : 01/12/2016 Halaman :1 /1 UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
Monitoring adalah kegiatan melihat/mengamati secara langsung terhadap pelaksanaan tugas/kegiatan/pelayanan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gizi adalah pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan Upaya Gizi yang sudah dijadwalkan dan disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran apakah sudah tepat sasaran dan tepat waktu. Sebagai pedoman dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan kegiatan
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
Upaya Gizi Surat Keputusan Kepala Puskesmas no ......... tahun ......... tentang standar operasional prosedur UPT Puskesmas Pataruman 1
4. Referensi 5. Prosedur / Langkahlangkah
1. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi mengumpulkan informasi tentang ketepatan waktu dari tempat pelaksana Upaya Gizi masyarakat/sasaran upaya, lintas upaya dan lintas sector terkait 2. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi merekap informasi 3. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi menganalisa hasil rekapan informasi 4. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi mengidentifikasi permasalahan 5. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi melaporkan hasil identifikasi masalah kepada Kepala Puskesmas 6. Kepala Puskesmas memberikan pengarahan 7. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi mencatat hasil pengarahan dalam buku konsultasi 8. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi membuat rencana tindak lanjut pemecahan masalah yang ada 9. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi berkonsultasi dengan Kepala Puskesmas tentang rencana tindak lanjut 10. Penanggungjawab/pelaksana Upaya Gizi menyampaikan rencana tindak lanjut kepada pelaksana Upaya Gizi, sasaran, lintas upaya dan lintas sector melalui forum pertemuan di kelurahan, rapat minilokakarya bulanan di Puskesmas atau rapat koordinasi tingkat kecamatan 11. Pelaksana kegiatan Upaya mendokumentasikan semua kegiatan
6. Unit terkait
Kepala Puskesmas Penanggungjawab Upaya Gizi Pelaksana Upaya Gizi
7. Dokumen Terkait
8.Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
PELAYANAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR DI PUSKESMAS
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
: 1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1.
Pengertian
2.
Tujuan
Adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk indentifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut Agar setiap pasien dapat dipenuhi kebutuhan zat gizinya secara optimal.
3.
Kebijakan
Kebijakan Strategis status gizi dalam upaya pembangunan manusia Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai salah satu sasaran dan target Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional(RPJJMN) bidang Kesehatan 2015-2019
4.
Referensi
Buku saku asuhan gizi di Puskesmas
5.
Prosedur / Langkahlangkah
NUTRITION CARE PROSESS (NCP) A. Nutrition Assesment 1. Antropometri BB : 10,2 kg TB : 70 cm 2. Biokimia Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan DR 1 g/dl - - Feses % - - Sumber : Data laboratorium Pasien 3. Data fisik klinis Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Tekanan Darah - mmHg 120/80 Nadi Kali/menit 80-100 Suhu OC 36-37 Pernapasan Kali/ menit 20-24 Keluhan Umum Sumber : Data Rekamedik Pasien 4. Obat Tabel 5. Jenis Obat yang Di Konsumsi Jenis Obat Fungsi 5. Diet (riwayat makan) a. Riwayat makan dahulu b. Asupan makan sebelum masuk RS Tabel 6. Perhitungan Asupan Recall dengan Recall Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g) Asupan AKG % Asupan Keterangan Sumber : data primer terolah B. Nutrition Diagnosis
1. Diagnosis Medis : 2. Diagnosis Gizi : C. Nutrition Intervention 1. Perencanaan Kebutuhan Gizi (planning) a. Terapi Diet · Jenis diet : · Bentuk makanan : · Cara pemberian : b. Tujuan Diet c. Prinsip Diet : · Energi · Protein · Lemak · Karbohidrat · d. Syarat Diet · Energi · Protein · Lemak · Karbohidrat e. Perhitungan Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi f. Rencana Monitoring 1) Antropometri : 2) Biokimia : 3) Fisik dan klinis : g. Dietary : h. Rencana Konsultasi Gizi Masalah gizi : Sasaran : Waktu pelaksanaan : + 1015 menit Tempat : Media : Tujuan : Materi Konseling gizi : D. Nutrition Monitoring dan Evaluasi 1. Asupan Makan 2. Fisik 3. Klinis 4. Evaluasi/ Hasil Perkembangan Terapi Diit 5. Evaluasi Konsultasi Gizi Unit Terkait Poliklinik Rawat inap Pelaksana Petugas Gizi
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),BP,Program TB 6. Unit terkait
7. Dokumen Terkait
8. Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
PELAYANAN GIZI DI POSYANDU ( PEMANTAUAN PERTUMBUHAN )
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
: 1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033
1.
Pengertian
Kegiatan yang terdiri dari penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan dan menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan.
2.
Tujuan
Mencegah memburuknya keadaan gizi, sebagai upaya meningkatkan keadaan gizi dan mempertahankan keadaan gizi yang baik..
3.
Kebijakan
4.
Referensi
5.
Prosedur / Langkahlangkah
Pedoman bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Persiapan :
1. BersamaLintas Program membuat jadwal Posyandu 2. Merencanakan dan mendistribusikan sarana posyandu Prosedur Posyandu:
1. Memantau dan membina proses kegiatan penimbangan balitadi Posyandu 2. Penimbangan dilaksanakan secara rutin setiap bulan 3. Adanya data hasil penimbangan (SKDNTOB, BGM) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),Program Imunisasi, Promkes,Kader Posyandu 6.
Unit terkait
7.
Dokumen Terkait
8.
Rekaman Historis Perubahan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P)
SOP
No Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit : Halaman
: 1 /1
UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika Rohantika NIP.197201022006042033 1. Bahan PMT Pemulihan diberikan kepada sasaran yang tepat yaitu balita gizi buruk/sangat kurus dan daya terima tinggi.
1.
Pengertian
2. 3.
2.
Tujuan
3.
Kebijakan
4.
Referensi
5.
Prosedur / Langkahlangkah
Adanya Laporan
peningkatan PMT
status
Pemulihan
gizi
balita
yang
penerima akurat
dan
PMT
Pemulihan
tepat
waktu
Sebagai acuan dalam pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bagi balita gizi buruk dan balita sangat kurus. Kebijakan Strategis status gizi dalam upaya pembangunan manusia Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai salah satu sasaran dan target Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional(RPJJMN) bidang Kesehatan 2015-2019 Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan pengelolaan MPASI,Depkes RI,2005 Depkes RI, Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI, 2007 1. Petugas gizi Puskesmas mengirimkan data balita gizi buruk setelah dilakukan validasi terlebih dahulu ke dinas kesehatan Kota Banjar 2. Data balita gizi buruk yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Banjar dilakukan validasi ulang. 3. Jika data balita gizi buruk sudah valid dan benar maka akan diusulkan untuk mendapatkan PMT Pemulihan 4. Dilakukan crosscek antara data balita gizi buruk dan ketersediaan PMT pemulihan yang ada, kemudian dilakukan prioritas bagi balita penerima PMT 5. Setelah itu dibuat surat alokasi tiap puskesmas, dan puskesmas mengambil bahan PMT pemulihan ke dinas kesehatan sesuai alokasi. 6. Puskesmas memberikan bahan PMT Pemulihan kepada Petugas Pembina Desa (PPD) sesuai alokasi balita terpilih 7. Untuk balita gakin jamkesmas mendapatkan bahan PMT P daridana jamkesmas Puskesmas yang diberikan dalam bentuk uang kepada PPD untuk diblikan bahan PMT Pemulihan sesuai dengan daya terima balita. 8. PPD memberikan kepada balita terpilih settiap 10 hari sambil ditimbang berat badan dan diukur tinggi/panjang badannya, daya terima dan
permasalahan yang ada 9. PPD mengisi kartu monitoring PMT pemulihan sesuai dengan kondisi balita. Kartu monitoring dibuat rangkap 3, dimana satu diberikan pada ibu balita terpilih, satu untuk PPD satu lagi utk Arsip 10. PPD melaporkan hasil perkembangan status gizi balita penerima PMT P ke puksesmas setiap satu bulan sekali. 11. Puskesmas merekap hasil perkembangan status gizi balita penerima PMT Pemulihan dan melaporkan dalam bentuk laporan tiap/per nama ke Dinas Kesehatan setiap satu bulan sekali 12. Dinas kesehatan melakukan rekapitulasi dan melakukan analisa tingkat keberhasilan pelaksanaan PMT Pemulihan tiap puskesmas ataupun tingkat kabupaten 13. dari hasil analisa tersebut Dinas kesehatan membuat umpan balik ke puskesmas tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan PMT pemulihan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),BP 6. Unit terkait
1. .Data balita penerima PMT Pemulihan 7. Dokumen Terkait
8. Rekaman Historis Perubahan
2. Laporan perkembangan status gizi balita penerima PMT Pemulihan 3. Tingkat keberhasilan PMT Pemulihan
No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai Diberlakukan
ORIENTASI PETUGAS BARU
SOP
No Dokumen : SOP/UKM/ /01
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit : 01/12/2016 Halaman :1 /1 UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Ika Rika R NIP.197201022006042033 Tatacara mempersiapkan petugas baru UGD
1. Pengertian Sebagai acuan orientasi petugas UGD baru agar petugas baru mengenal,
7. Tujuan
mengetahui dan memahami cara kerja di UGD.
8. Kebijakan
Sebelum bertugas di UGD petugas baru perlu menjalani orientasi selama 1 minggu sebagai persiapan melaksanakan tugas.
9. Referensi 10.Prosedur / Langkahlangkah
Sebelum melaksanakan tugas di UGD petugas baru melaksanakan orientasi / pengenalan UGD.
2. Masa orientasi / pengenalan selama 1 minggu / 6 hari kerja.
3. Jadual orientasi petugas baru : * Hari ke I
:
Perkenalan dengan, Dokter UGD, Kep. Ruangan dan Petugas UGD lainnya.
* Hari ke II
:
Mengetahui struktur organisasi dari struktur fungsional dan mekanisme kerja UGD.
* Hari ke III
:
Mengetahui pembagian tugas dan uraian tugas petugas UGD.
* Hari ke IV
:
Mempelajari protap-protap UGD.
* Hari ke V
:
Memantapakan orientasi hari ke I sampai hari ke IV.
* Hari ke VI
:
Menyaksikan dan mengikuti pelaksanaan tugas sehari-hari di UGD.
4. Setelah menjalani orientasi selama 1 minggu, petugas baru mendapatkan tugas dalam uraian tugasnya.
5. Pada minggu ke II petugas baru melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.
TU
11.Unit terkait
PENANGANAN PENYAKIT TB PARU
SOP PENANGANAN TB PARU UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
1. Pengertian
Dr.IKA R Penatalaksanaan TB yang meliputi penemuan penderita dan pengobatan yang dikelola sesuai tatalaksana TB nasional.
2. Tujuan
Sebagai acuan pelayanan penderita dengan TB paru di ruang pemeriksaan umum.
3. Kebijakan
Penderita yang dicurigai TB paru di UPTD Pataruman 1dapat tertangani Sesuai dengan tatalaksana penanganan TB paru.
4. Prosedur
1. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. 2. Apabila pada anamnesa penderita mengatakan sudah menderita batuk lebih dari 2 minggu, maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dahak / BTA di laboratorium. 3. Petugas memberikan rujukan internal dengan menggunakan TB 05 Ke laboratorium. 4. Apabila hasil pemeriksaan dahak menunjukan hasil positif, maKa penderita diberikan pengobatan katagori I. 5. Apabila hasil dahak positif pada penderita kambuh, gagal atau putus berobat penderita diobati dengan katagori II. 6. Apabila hasil BTA negatif, penderita diberi pengobatan dengan antibiotik spektrum luas selama 2 minggu. Bila ada perbaikan bukan TB, bila tidak ada perbaikan diulang test BTA. Apabila test BTA positif langsung diobati TB, tapi bila test BTA negatif penderita diberi rujukan eksternal untuk pemeriksaan thorax foto.
5. Unit terkait
6. Refferensi
BP Umum, KIA, Laboratorium, R. Obat, Klinik Sanitasi 1. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, edisi 2 Tahun 2008.
PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU
SOP PENGOBATAN TB PARU UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Dr.IKA Rohantika
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
Tata cara memberikan pengobatan penderita TB paru sesuai tatalaksana Pengobatan TB nasional Untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan mata rantai penularan dan mencegah ter jadinya resistensi kuman terhadap OAT. Semua penderita yang sudah dinyatakan positif penyakit TB paru mendapat Pengobatan TB sampai tuntas dan sembuh, sesuai tatalaksana TB nasional
4. Prosedur
1. Peesiapan logistik: - Formulir TB 05 dari lab {hasil BTA] - Register TB 06 - Formulir TB 01 - Pormulir TB 02 - Register TB 03 - OAT { Obat Anti Tuberculosis } 2. Persiapan tempat, meja ,kursi 3. Penderita yang telah ada hasil BTA nya dan harus mendapat pengobatan, diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan. 4. Penderita ditimbang BB nya. 5. Penderita dipersilahkan masuk di ruangan yang telah disiapkan. 6. Untuk penderita dengan hasil BTA positif baru dan BTA negatif Ronsent positif diberikan pengobatan dengan katagori I, dan untuk penderita BTA positif kambuh, gagal dan lalai dibrikan pengobatan dengan katagori II sesuai dengan BB penderita. Tabel1.dosis paduan OAT KDT katagori 1: 2{HRZE}/4{HR}3 Berat Badan
Tahap intensif
Tahap Lanjutan
Tiap hari selama 56 hari
3 kali seminggu selama 16 minggu
RHZE {150/75/400/275
RH[150/150} 30 -37
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2KDT
38 - 54
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
55 - 70
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
71
5 tablet 4KDT
5 tablet 2KDT
≥
Tabel dosis paduan OAT KDT katagori 2: 2[HRZE]S/5[HR]3 [HRZE]/5[HR]3E3 Berat Badan
Tahap intensif
Tahap Lanjutan
Tiap hari selama 56 hari
3 kali seminggu selama 16 minggu
RHZE (150/75/400/275)
RH[150/150} 30 -37
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2KDT
+ 500 mg Streptomycin inj 38 - 54
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
+ 750 mg Streptomycin inj 55 - 70
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
+1000 mg Streptomycin inj ≥
71
5 tablet 4KDT
5 tablet 2KDT
+1000 mg Streptomycin inj 7. Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomycin adalah 500 mg tanpa memperhatikan BB. 8. Cara melarutkan streptomycin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest sebanyak 3,7 ml sehingga menjadi 4ml 9. ( 1ml = 250 mg ).
5. Unit terkait
6. Refferensi
BP Umum, Laboratorium, R. Obat, Klinik Sanitasi 7. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, edisi 2 Tahun 2008.
PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU
SOP PENGOBATAN TB PARU UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
8. Pengertian
9. Tujuan
Dr.IKA R Tata cara memberikan pengobatan penderita TB paru sesuai tatalaksana Pengobatan TB nasional Untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan mata rantai penularan dan mencegah ter jadinya resistensi kuman terhadap OAT.
10.Kebijakan 11.Prosedur
12. Peesiapan logistik: - Formulir TB 05 dari lab {hasil BTA] - Register TB 06 - Formulir TB 01 - Pormulir TB 02 - Register TB 03 - OAT { Obat Anti Tuberculosis } 13. Persiapan tempat, meja ,kursi 14. Penderita yang telah ada hasil BTA nya dan harus mendapat pengobatan, diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan. 15. Penderita ditimbang BB nya. 16. Penderita dipersilahkan masuk di ruangan yang telah disiapkan. 17. Untuk penderita dengan hasil BTA positif baru dan BTA negatif Ronsent positif diberikan pengobatan dengan katagori I, dan untuk penderita BTA positif kambuh, gagal dan lalai dibrikan pengobatan dengan katagori II sesuai dengan BB penderita.
Tabel1.dosis paduan OAT KDT katagori 1: 2{HRZE}/4{HR}3 Berat Badan
Tahap intensif
Tahap Lanjutan
Tiap hari selama 56 hari
3 kali seminggu selama 16 minggu
RHZE {150/75/400/275
RH[150/150} 30 -37
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2KDT
38 - 54
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
55 - 70
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
71
5 tablet 4KDT
5 tablet 2KDT
≥
Tabel dosis paduan OAT KDT katagori 2: 2{HRZE}S/5{HR}3 {HRZE}/5{HR}3E3
Berat Badan
Tahap intensif
Tahap Lanjutan
Tiap hari selama 56 hari
3 kali seminggu selama 16 minggu
RHZE (150/75/400/275)
RH[150/150} 30 -37
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2KDT
38 - 54
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
55 - 70
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
71
5 tablet 4KDT
5 tablet 2KDT
≥
18.Unit terkait
19.Refferensi
BP Umum, Laboratorium, R. Obat, Klinik Sanitasi 20. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, edisi 2 Tahun 2008.
PELACAKAN TB MANGKIR
SOP PELACAKAN TB MANGKIR UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1
Dr.IKA R