KONSELING MENYUSUI No.Dokumen : SPO
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
1. Pengertian
: 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan :
Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Konseling dalam upaya untuk memberikan informasi dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi ibu dalam proses menyusui
2. Tujuan
1. Sebagai kerangka acuan dalam melakukan konseling menyusui 2. Meningkatkan pengetahuan ibu dalam proses menyusui menyusui 3. Membantu menyelesaikan menyelesaikan masalah menyusui menyusui pada pada ibu menyusui yang dihadapi
3. Kebijakan
1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah RI RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif 3. Rencana Aksi Pembinaan Pembinaan Gizi Tahun Tahun 2014 2014
4. Referensi
5. Alat dan Bahan
Paket Peragaan laktasi,botol untuk menampung susu
6.Prosedur/Langkah- 1. Petugas menerima pasien pasien yang mempunyai masalah langkah
dalam menyusui yang dirujuk dari BP Umum, Poliklinik MTBS, Poliklinik KIA, Posyandu dan klien umum 2. Petugas melakukan wawancara untuk mencari mencari faktor penyebab masalah pasien 3. Mengetahui dan menetapkan faktor-faktor penyebab penyebab masalah pasien dalam proses menyusui m enyusui 4. Bila diperlukan tindakan dan intervensi intervensi lebih lanjut lanjut pasien
dapat dirujuk kembali ke poliklinik yang merujuk Rumah Sakit (apabila menolak dirujuk pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani menandatangani Blangko Penolakan) Penolakan) 5. Petugas memberikan penyuluhan terkait faktor gizi yang yang menjadi kemungkinan penyebab masalah pada pasien dengan metode Konsultasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) 6. Memberikan brosur gizi terkait masalah pasien (bila perlu) 7. Petugas bersama pasien menetapkan menetapkan jadwal kunjungan rumah pasien (bila perlu) 8. Data pasien dicatat dlam Buku Buku Register Kunjungan Kunjungan Klinik Gizi 9. Laporan Kunjungan Kunjungan Klinik Klinik Gizi dilaporkan secara secara rutin ke ke Dinas Kesehatan 7. Dokumen
1. Buku Pedoman Konseling Menyusui Menyusui
Pendukung
2. Modul WHO Konseling Menyusui Menyusui 3. Format Konseling Menyusui Menyusui 4. Buku Pedoman Klinik Gizi 5. Buku Register Kunjungan Kunjungan Klinik Gizi
8..Unit Terkait
Poskesdes,Posyandu, Poskesdes,Posyandu, Pustu, BPA, BPU,KIA
BULAN PENIMBANGAN BALITA
SOP
No dokumen
:
No revisi
:
Tanggal terbit
:
Halaman
:
Pemerintah
Kepala Puskesmas
Kabupaten
Perawatan Menawi
Kepulauan Marthen Sembai, S.Kep
Yapen
NIP.196210311987031011
1. Pengertian
Bulan dimana dilakukan pengukuran antropometri (penimbangan berat
badan,dan
pengukuran
tinggi
badan/Panjang
badan)terhadap seluruh balita yang ada di wilayah puskesmas 2. Tujuan
Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita di wilayah kerja secara berkala Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan alamat,kelompok umur,jenis kelamin dan status ekonomi
3. Kebijakan
Peraturan Menkes no 741/Mekes/PER/VII/2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
4. Referensi
Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan oleh seksi gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
5. Alat dan
Pengukur tinggi Badan(Microtoice),Panjang Badan, Dacin, standar
Bahan
WHO 2005
6.Prosedur/Lan
1.Persiapan
gkah-langkah
membuat jadwal posyandu Sosialisasi lintas program dan Lintas sektor Menyiapkan form pencatatan dan pelaporan BPB Menyiapkan sarana dan prasarana di posyandu (dacin, microtoice, alat ukur panjang badan) Penyiapan standar WHO 2005
2.Pelaksanaan -Memantau dan membina pelaksanaan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang / tinggi badan pada hari buka posyandu -Menentukan status balita berdasarkan standart WHO 2005 -Membuat rekap dan mengolah data hasil pengukuran - merekap data balita gizi buruk -Memvalidasi data balita gizi buruk -Membuat laporan hasil 3.Evaluasi -Tersedianya datastatus Gizi (BB/U,BB/PB/TB,TB/U Atau PB/U) -Tersedianya
data
balita
gizi
buruk
berdasarkan
alamat,kelompok umur,jens kelamin dan status ekonomi
7. Dokumen
Standar WHO 2005
Pendukung
Form Pencatatan & Pelaporan BPB
8..Unit Terkait
Kader,Bidan Desa,Ket,Penggerak Desa,Ket,Penggerak PKK desa,Linsek
nama
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN MENYUSUI : No dokumen : No revisi SOP Tanggal terbit : : Halaman Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen 1. Pengertian
Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Teknik menyusui yang benar adalah cara memberi ASI kepada bayi dengan pelekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
2. Tujuan
Persiapan ASI Persiapan memberi asi dilakukan bersamaan dengan kehamilan.persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1.Membersihkan puting susu dengan air atau minyak sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk 2.Puting susu ditarik-tarik setiap mandi,sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi
3. Kebijakan
1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif 3. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Tahun 2014
4. Referensi
1. Buku Pedoman Konseling Menyusui 2. Modul WHO Konseling Menyusui
5. Alat dan
Lembar balik Menyusui
Bahan 6.Prosedur/L
1. Cuci tangan bersih dengan sabun
angkah-
2. Atur posisi bayi
langkah
a. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi b. Lengan ibu pada belakang bahu bayi ,tidak pada dasar kepala,leher tidak menengadah c. hadapkan bayi ke dada ibu,sehingga ibu,sehingg a hidung bayi berhadapan dengan
puting susu,sedangkan telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. d. Dekatkan badan bayi ke badan ibu ( Menempel pada perut Ibu) 3. Pegang payudara kanan dengan tangan kiri,dan sebaiknya.ibu sebaiknya.i bu jari pada ibu
berada
diatas
puting,sedangkan
empat
jari
lain
di
bawah
puting.jangan menjepit menjepit puting dengan jari telunjuk dan jari tengah ,karena posisi puting dalam mulut bayi yg tidak benar mengakibatkan ASI yg keluar tidak lancar 4. Beri rangsangan bayi untuk membuka mulut dgn cara menyentuhkan menyentuhka n puting susu pada pipi atau sudut mulut bayi terbuka lebar,cepat masukkan putinBg ke mulut bayi.usahakan aerola dapat masuk ke dalam mulut bayi .dagu bayi menempel payudara ,hidung dekat dengan payudara,tetapi lubang hidung jangan sampai tertutup payudara 5. Setelah selesai pada satu payudara.lepaskan dgn menggunakan jari kelingking ibu yg bersih.Jari dimasukkan dalam sudut mulut bayi,cara lain adalah dengan menekan dagu bayi ke bawah atau menutup lubang hidung bayi,jangan menarik puting untuk melepasnya. 6. Susui bayi dengan dua payudara secara bergantian 7. Sendawakan bayi dengan cara : 1. Menyandarkan Menyandarka n bayi di pundak ibu lalu ditepuk –tepuk –tepuk punggungnya pelan2. 2. Bayi ditengkurapkan ditengkur apkan di pangkuan ibu sambil di gosok2 punggungnya 7. Dokumen
Buku Pedoman Konseling Menyusui
Pendukung
Modul WHO Konseling Konseling Menyusui Format Konseling Menyusui Buku Pedoman Klinik Gizi Buku Register Kunjungan Klinik Gizi
8..Unit Terkait
Kader,Bidan Desa,Tenaga Pelaksana Gizi,Ket,Penggerak PKK desa,Linsek desa,Linsek
PENGELOLAHAN PENGELOLAHAN SARANA S ARANA DAN OBAT PPELAYANAN GIZI : No dokumen : No revisi SOP Tanggal terbit : : Halaman Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen 1. Pengertian
Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Sarana
dan obat gizi adalah alat dan bahan
penunjang dalam
mengoptimalisasikan kegitan pelayanan gizi, terdiri dari : 1. Sarana / alat gizi :
Dacin, Timbangan ibu Hamil, Alat Ukur
Panjang/Tinggi Badan, KMS, Iodina Test, Food Model,APE, balok SKDN, Poster, leaflet 2. Obat Gizi : Vitamin A 100.000 IU, Vitamin A 200.000 IU dan Tablet Tambah Darah,
2. Tujuan
Terpenuhinya Terpenuhinya kebutuhan sarana/obat gizi di tingkat puskesmas
3. Kebijakan
-Undang-undang -Undang-und ang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan -Undang-undang no 23 tahun 2014 tentang Kesehatan
4. Referensi
Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan diterbitk an oleh seksi gizi Dias Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
5. Alat dan Bahan
6.Prosedur/La
TINGKAT PUSKESMAS PUSKESMAS
ngkah-langkah A. Persiapan/Perencanaan Persiapan/Perencanaan :
Menyiapkan data sasaran
Menghitung/menginventar Menghitung /menginventariskebutuh iskebutuhan an memperhitungkan memperhitungk an stok
Mengajukan
surat permintaan permint aan kebutuhan kebutuh an ke seksi gizi
kesehatan
Menyiapkan tempat penyimpanan
B. Pelaksanaan
dinas
Sarana/obat Sarana/ob at diterima oleh bendahara barang/obat dan dicatat di buku penerimaan sarana dan kartu sarana
Sarana/obat Sarana/ob at dikeluarkan oleh bendahara barang/obat dan dicatat di buku pengeluaran sarana/obat dan kartu sarana
Pengelola gizi menerima sarana/obat dan dicatat di kartu persediaan sesuai jenis saran/obat
Membuat alokasi alokasi sarana/obat sarana/obat sesuai sesuai permintaan/sasaran permintaan/sasaran
C. Monitoring,Pelaporan Monitoring,Pelaporan dan Evaluasi Sarana/obat dilaporkan secara berkala setiap 6 bulan sekali dengan menggunakan format laporan mutasi sarana
TINGKAT DESA A. Persiapan/Perencanaan Persiapan/Perencanaan :
Menyiapkan data sasaran
Menghitung/menginventaris Menghitung/menginventaris kebutuhan memperhitungkan memperhitungkan stok stok
Mengajukan permintaan kebutuhan ke pengelola gizi puskesmas puskesmas
B. Pelaksanaan
Sarana/obat Sarana/ob at diterima oleh bidan desa dan dicatat di buku buku penerimaan sarana dan kartu sarana
Sarana/obat dikeluarkan oleh bidan desa dan dicatat di buku
pengeluaran sarana/obat
Bidan desa menerima sarana/obat dan dicatat di buku bantu
Membuat alokasi alokasi sarana/obat sarana/obat sesuai permintaan/sa permintaan/sasaran saran dari kader
C. Monitoring,Pelaporan Monitoring,Pelaporan dan Evaluasi
Sarana/obat dilaporkan secara berkala setiap 6 bulan sekali dengan menggunakan menggunakan format laporan mutasi sarana tk desa.
7Unsur
1. Tenaga Pelaksana Gizi
Pelaksana
2. Pembina Desa 3. Kader Posyandu 4. Petugas terkait Bendahara barang, bendahara obat
8.Unit Terkait
Poskesdes,Posyandu, Poskesdes,Posyandu, Pustu, BPA, BPU,KIA,Farmasi
POJOK GIZI (POZI)
SOP Pemerintah
No dokumen
:
No revisi
:
Tanggal terbit
:
Halaman
:
Kabupaten
Kepala Puskesmas
Kepulauan
Perawatan Menawi
Yapen Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 1. Pengertian
Pojok gizi adalah pelayanan gizi profesional profesio nal yang diberikan di puskesmas oleh tenaga terdidik/terlatih kepada setiap pengunjung puskesmas yang membutuhkan, bertujuan untuk pencegahan dan pemulihan penyakit yang berkaitan dengan gizi
2. Tujuan
Meningkatkan Meningkatk an mutu pelayanan gizi di puskesmas dalam rangka upaya perbaikan gizi masyarakat, sebagai bagian dari quality assurance pelayanan kesehatan dasar di puskesmas
3. Kebijakan
-Undang-undang -Undang-und ang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Referensi
Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan diterbitkan oleh seksi gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
5. Alat dan
Hb meter, tensimeter, timbangan, alat ukur tinggi/panjang badan, pita lila,
Bahan
alat/reagen reduksi urin, alat tes gula darah, mikroskop dan f illing kabinet
6.Prosedur/La
Mekanisme Pelayanan Pojok Gizi
ngkah-langkah
1. Adanya jadwal Pozi minimal satu minggu satu kali ( Setiap Kamis) 2. Adanya standar pelayanan gizi di puskesmas yang meliputi : - Bahan penyuluhan konseling gizi yang terdiri dari protap, brosur diit, pedoman pemanfaatan ASI,pedoman MP ASI,Pedoman makanan ibu hamil dan menyusui, pedomanmakanan Usila,KMS balita,Anak sekolah,Ibu hamil dan usila, poster IMT, PUGS, pedoman penanggulan pelayanan gizi,AKG daftar bahan makanan penukar, DKBM, food Model,Formulir kajian kebiasa an makan dan asupan makan sehari, sehari, kartu status/formulir status/formulir registrasi dan formulir rekapitulasi.
- Bahan paket pertolongan gizi meliputi kapsul yodium, kapsul vitamin A, tablet/sirop besi, obat cacing, oralit dan pelayanan dietetik makanan khusus untuk pasien rawat inap - Alat – – alat meliputi Hb meter, tensimeter, timbangan, alat ukur tinggi/panjang badan, pita lila, alat/reagen reduksi urin, alat tes gula darah, mikroskop dan filling kabinet 3. Waktu Penyelesaian Penyelesaian Pelayanan Pelayanan : 15 Menit 4. Pencatatan dan dan pelaporan pelaporan meliputi: - Kartu status yang terdiri dari no. no. Register, identitas pengunjung, pengunjung, rujukan, diagnosa Penyakit,assesmen,anamnesa dan terapi gizi - Catatan harian - Laporan triwulan 7.Diagram Alir
Rujuk RS
8.Unsur
1. Dokter
Pelaksana
2. Tenaga Pelaksana Gizi 3. Perawat 4. Bidan 5. Promkes
TATALAKSANA DIET GIZI BURUK No dokumen : SOP
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
1. Pengertian
No revisi
:
Tanggal terbit Halaman
: : Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031 011 Gizi buruk adalah Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih
tanda
berikut:Sangat
kurus,edema
minimal
pada
kedua
punggung kaki indeks BB menurut TB/PB (BB/TB) <-3 SD,lingkar lengan atas < 11.4cm(ntuk anak usia 6 -59 bulan) dan atau dengan tanda klinis marasmus, kwasiorkor dan marasmuk-kwasiorkor. 2. Tujuan
Meningkatkan status gizi anak gizi buruk
3. Kebijakan
-Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan -PP MENKES RI NO 75 TH 2013.Ttg AKG yang dianjurkan bagi bangsa indonesia - Kep Men Kes RI No 1995/Menkes/SK/XII/2010 1995/Menkes/SK/XII/2010 Ttg Standar Antromometri penilaian penilaian Status Gizi Anak
4. Referensi
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Th 2014 Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Th 2014 Buku Pedoman Tata laksana gizi gizi buruk Jilid 1 & 2 Th 2014 Buku Pedoman Tata Laksana KEP pd anak di Puskesmas & Rumah Tangga Th 2014 Pedoman Gizi Seimbang Th 2014
5. Alat dan Bahan
6.Prosedur/Langkah -langkah
Formula 75 & Formula 100
TATALAKSANA DIET ANAK GIZI BURUK I. PRINSIP PEMBERIAN MAKAN
1. Memenuhi energi, protein dan zat gizi lainnya 2. Pemberian diberikan secara bertahap 3. Tidak memberatkan usus dan organ tubuh lainnya 4. Mencapai berat badan normal 5. Porsi kecil dan sering 6. Jenis makanan : a. F 75 b. F 100 c. Makanan lumat d. Makanan lembek e. Makanan padat II. INDIKASI I NDIKASI PENGATURAN MAKANAN 1. Tahap stabilitasi a. Syarat diit : - Energi : 80 – 80 – 100 100 kkal/kg BB/hari - Protein : 1 – 1 – 1,5 1,5 gr/kg BB/hari - Cairan : 130 ml/kg BB/hari ( jika ada odema berat 100 ml/kg BB/hari ) b. Jenis diit
: Formula 75
c. Waktu pemberian pemberian : Hari ke 1 -3 atau 7 ( tergantung tergantung kondisi anak ) d. Indikasi perubahan : - Odema menghilang menghilang - Nafsu makan meningkat ( dapat menghabiskan F 75 sesuai Porsi yg dianjurkan dianjurkan / minimal ½ - ¾ Porsi 2. Tahap rehabilitasi a. Syarat dii :
- Energi : 100 – 100 – 150 150 kkal/kg BB/hari - Protein 2 – 2 – 3 3 gr/kg BB/hari - Cairan : 150 ml/kg BB/hari
b. Jenis diit :
- Formula 100 - Makanan lumat ( bubur saring )
c. Waktu pemberian pemberian : - Minggu ke 2 sampai sampai ke 6 d. Indikasi perubahan - Kenaikan BB > 5gr/kg BB/hari dan arah grafik naik - Nafsu makan membaik - Anak tidak rewel dan ceria - Aktifitas motorik bertambah
- Keluhan sakit berkurang 3. Tahap lanjutan a. Syarat diit - Energi : 150 – 150 – 220 220 kkal/gr BB/hari - Protein : 3 -4 gr/kg BB/hari - Cairan : 1150 – 1150 – 200 200 ml/kg BB/hari b. Jenis diit
Dibedakan menurut kelompok umur ( < 2 tahun dan >= 2 Tahun )
Berangsur menuju ke makanan anak balita sehat (besar
porsi
Macam
pemberian) 7.Diagram Alir
8.Unsur Pelaksana
1. Dokter 2. Tenaga Pelaksana Gizi 3. Perawat 4. Bidan 5. Promkes
makanan,
frekuensi
DISTRIBUSI TABLET BESI FE No.Dokumen : SPO
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman
Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
1. Pengertian
2. Tujuan
: 1-3
Tanda Tangan :
Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Distribusi tablet Fe adalah pemberian tablet Fe untuk ibu hamil sebanyak minimal 90 tablet. Semua ibu hamil mendapatkan tablet tambahan darah minimal 90 tablet.
3. Kebijakan
Merupakan upaya pencegahan terhadap masalah gizi (anemia).
4. Referensi
: Buku Pedoman Distribusi Tablet Fe.
5.Alat & Bahan 6. Prosedur1.
: Buku KIA,Tablet FE 7 Diagram Alir
I. Langkah-langkah
Melakukan registrasi untuk ibu hamil Melakukan pengajuan/permintaan pengajuan/permintaan tablet fe fe dengan berkoordinasi dengan petugas obat melalui bon tambahan obat. Menyiapkan tablet Fe Mendistribusikan tablet Fe Memantau jumlah tablet tambah darah yang diberikan Mencatat dan melaporkan hasil distribusi tablet Fe Mengevaluasi hasil pemberian tablet Fe (cakupannya)
8. Unit terkait
Bidan Desa ,Pengelola Obat
Pengelola Obat
Petugas Gizi
Bidan Desa
INFOKES/SOSIALISASI /PENYULUHAN PROGRAM GIZI No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
1. Pengertian
Infokes/sosialisasi gizi adalah suatu proses untuk menyamakan persepsi dalam menjelaskan informasi program gizi.
2. Tujuan
Semua sasaran memperoleh informasi program-program gizi.
3. Kebijakan
Terselenggaranya tindaklanjut penyampaian informasi untuk menyamakan persepsi kegiatan program gizi.
4. Referensi 5.PROSEDUR/Lan gkah – langkah
7. Ruang Lingkup
kejelasan
tentang
Hasil rapat/pertemuan di tingkat Kabupaten dan Buku Pedoman yang terbaru.
I. Langkah-langkah 1.
Menyiapkan bahan rapat/sosialisasi
2.
Menjelaskan/sosialisasii program gizi Menjelaskan/sosialisas
3.
Membuat kesepakatan dan tindak tindak lanjut
4.
Membuat notulen
5.
Membuat hasil rapat
6.
Memberikan umpan balik
Semua sasaran stakeholder baik lintas program maupun lintas sektor terkait.
8. alat dan bahan
Materi, Handout,Referensi Handout,Referensi terkait dan terkini
9. Dokumen Terkait
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Program Rutin.
10. Formulir yang dipergunakan
Buku Pedoman SPM
11. Unit Terkait
Lintas sektor dan lintas program.
PENDATAAN KELUARGA MANDIRI SADAR GIZI ( KADARZI)
No.Dokumen : SPO
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
1. Pengertian
Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
: Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi) adalah Keluarga yang telah mempraktekkan perilaku gizi yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu gizi, dapat mengenali masalah gizi yang ada dalam keluarga, mampu mengidentifikasi potensi yang dimiliki keluarga/lingkungan, serta mampu melakukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah gizi yang ada berdasarkan potensi yang dimilikinya.
2. Tujuan
Untuk mendapatkan data kadarzi yang akurat dalam rangka peningkatan status gizi, pencegahan dan penanggulangan masalah gizi melalui wawancara dan pengamatan.
3. Kebijakan
Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Referensi
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Th 2014 Buku Pedoman Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi). Pedoman Gizi Seimbang Th 2014
5. Alat dan Bahan
Kuesioner berisi indikator Kadarzi
6.Prosedur/Langkah
I.Langkah-langkah
-langkah
Menentukan desa sampel.
Menentukan kelurga sampel yang akan dikunjungi.
Menyiapkan kuesioner Kadarzi.
Melakukan kunjungan ke rumah – rumah – rumah rumah yang dijadikan sampel.
Menanyakan / melakukan wawancara tentang indikator Kadarzi.
Mencatat hasil wawancara di kuesoner Kadarzi.
Menempel hasil wawancara di papan rumahnya.
Merekap hasil kunjungan rumah.
Membuat laporan.
7.Diagram Alir Petugas Kesehatan Promkes,TPG
* Membagikan Format Pendataan Kadarzi
Bidan Desa
* Membagikan Format Pendataan Kadarzi * 1 Kader Mendata 10 = 20 RT
Kader Dasa Wisma/Kadarzi
Rumah Tangga yg didata
8.Unsur Pelaksana
: Bidan Desa,Kader kadarzi
MONITORING GARAM BERYODIUM No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
1. Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
: Monitoring garam adalah kegiatan yang dilakukan secara
berkala minimal setiap tahun sekali melalui pemeriksaan garam (NaCl) baik jenis maupun mutu yang dikonsumsi oleh rumah tangga. 2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5.PROSEDUR /Langkah – langkah
: Sebagai acuan petugas gizi Puskesmas dalam melaksanakan monitoring garam tingkat rumah tangga di wilayahnya minimal sekali setahun. :Monitoring garam adalah proses kegiatan yang dilakukan secara berkala ber kala pada keadaan ke adaan (baik jenis maupun mutu,dll mutu, dll ) garam (NaCl) yang dikonsumsi oleh rumah tangga. : Buku Petunjuk Monitoring Garam Tingkat Rumah Tangga.
A Persiapan : 1. Metode pemantauan dilakukan dengan cara Survey Cepat dan pengambilan sampelnya dilakukan dengan metode sampel kluster 2. Wawancara dilakukan kepada ibu rumah tangga B Pelaksanaan : 1. Petugas memeriksa garam kepada ibu rumah tangga yg menjadi sampel Dgn cara meneteskan 2 tetes yodium tes pada garam 2. Perubahan warna garam setelah ditetesin yodium tes Ungu Pekat : Garam mengandung cukup yodium Ungu Pucat :Garam tidak mengandung cukup yodium Putih Tidak Berubah : garam tidak mengandung mengandung yodium 3.Penentuan warna pada pemetaan : - Warna Hitam : Apabila hasil pengujian garam yg kurang dan tidak
Beryodium > 30 % - warna Merah : Apabila hasil pengujian garam yang kurang dan tidak Beryodium 20 – 20 – 29,9 29,9 % - Warna Kuning : Apabila hasil pengujian garam yang kurang dan tidak Beryodium 5 19,9 % - Warna Hijau : Apabila hasil pengujian garam yang kurang dan tidak Beryodium < 5 % C. Waktu pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Pemantauan Garam Yodium : Bulan Februari dan Agustus 2013 D.Monitoring D.Monitoring & Evaluasi 1. Monitoring Dan Evaluasi 2. Pencatatan dan Pelaporan Pemetaan: Rumah tangga dari populasi posyandu terpilih.
: Garam dapur, Iodina tes
6.Alat dan bahan
Register sasaran Laporan hasil monitoring garam tingkat rumah tangga Leaflet, poster
: Formulir Laporan Hasil Monitoring Garam Tingkat Rumah 7.Dokumen Terkait
Tangga.
: Bidan Desa,Kader Posyandu 8Formulir yang dipergunaka n
9.Unit Terkait .
PENGOLAHAN PROGRAM GIZI
No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Suatu
Kegiatan
Pengumpulan,Pengelolaan,Analisa
Merumuskan Masalah, Mengidentifikasi Mengidentif ikasi
data,
Sasaran dan merumuskan
tujuan serta Target Kegiatan dalam rangka menentukan kegiatan gizi sesuai dengan masalah yg ada. tenaga dan sarana untuk mencapai tujuan yang ditentukan Tujuan
Tersusunnya kegiatan berdasarkan hasil,analisa hasil,analisa masalah disesuaikandengan sumber daya yang ada
3. Kebijakan 4. Referensi 5.Prosedur/Langkahlangkah
A Persiapan : 1.
Mengidentifikasi masalah (Mengumpulkan,Mengolah,Menganalisa data)
2.
Menganalisis Masalah ( Membuat Peringkat Membandingkan dengan Target,Melihat Kecenderungan
3.
Menentukan Kegiatan
B Pelaksanaan 1.
Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
2.
Menyusun Plan of Action (POA)Atau Rencana Rencana Pelaksanaan Kegiatan(RPK)
C Monitoring & Evaluasi : 1.
6.Unsur Pelaksana
Tersusunnya RUK dan POA
: Bidan Desa,Kader kadarzi
PELACAK KASUS GIZI BURUK
No.Dokumen : SPO
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Inap Balita Gizi Buruk (BB/TB atau BB/PB<- 3 SD ) dengan atau tanpa gejala klinis.
Tujuan
Balita gizi buruk (BB/U <-3 SD dengan tanda klinis
Balita Gizi buruk Pasca Rawat
Meningkatkan berat badan dan status gizi balita melalui tata laksana Gizi Buruk
3. Kebijakan
-1. Buku Penanganan SKD/KLB Gizi Buruk Depkes RI tahun 2008 2. Buku WHO Antropometri Antropometri tahun 2005 Depkes RI tahun 2010 3. Balita Gizi Buruk Pasca Rawat Inap
4. Referensi
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Th 2014 Petunjuk teknis kegiatan Gizi tahun2015 Pedoman Gizi Seimbang Th 2014
5. Alat dan Bahan
Format W1
6.Prosedur/Langkah A Persiapan : -langkah
1.
Mempersiapkan Mempersiapk an data gizi buruk yang ada dan ditangani (berdasarkan laporan kronologis,LSM,Media kronologis,LSM,Media ,Desa )
2. Lead B Pelaksanaan : 1. Validasi Hasil Berat Badan danTinggi Badan Balita Gizi Buruk untuk penentuan kasus 2. Mengunjungi Rumah Kasus 3. Wawancara dan Mengisi format kronologis temuan kasus dengan melakukan pengukuran antropometri,wawancara identitas kasus sesuai dengan format kronologis dengan konseling.
4. Pemberian PMT sesuai dengan tatalaksana tatalaksa na gizi buruk /sesuai tahapan. C Monitoring & Evaluasi 1. Pencatatan Pencatata n & Pelaporan /Memantau hasil pertumbuhan & Perkembangan TB/BB kasus dengan melaporkan perkembangan BB dan status Gizi 2. Merujuk kasus dengan dengan kegawat kegawat darurstan medis atau dengan penyakit yang beresiko ke RS/Membuat surat Pernyataan untuk kasus yang tidak mau dirujuk. 7.Unsur Pelaksana
: Dokter,TPG,Promkes,Surveile Dokter,TPG,Promkes,Surveilen,Kesling,Tokoh n,Kesling,Tokoh Masyarakat,PKK desa,Kader,LSM,
DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A
No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
1. PENGERTIAN
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Vitamin A merupakan merupakan zat gizi yg penting penting (asensial) bagi bagi manusia tentang zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh.sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh .prinsip dasar untuk mencegah dan menanggulangi masalah KVA adalah menyediakan vit A yg cukup untuk tubuh
2. TUJUAN
Menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada anak balita
3. Kebijakan
-Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Referensi
Buku Pedoman Distribusi Vitamin A. Petunjuk teknis kegiatan Gizi tahun2015
5. Alat dan Bahan
Kapsul Vit A 100.000 IU Kapsul Vitamin A 200.000 IU
6.Prosedur/Langkah -langkah
1. Penentuan jumlah sasaran A. Tingkat posyandu posyandu - Anak balita dasar penentuan jumlah sasaran adalah registrasi di seluruh wilayah kerja posyandu.Registrasi posyandu.Registrasi dilakukan sebulan memjelang bulan kapsul vitamin A olek kader posyandu /PKK Ibu nifas Jumlah sasaran ditentukan berdasarkan jumlah ibu bersalin .Angka tersebut dapat diperoleh dari registrasi sasaran dan laporan persalinan oleh tenaga kesehatan dan dukun bayi. B. Tingkat Puskesmas - Anak balita : Petugas puskesmas puskesmas dibantu oleh kader dan bidan desa mengumpulkan mengumpulkan hasil registrasi di posyandu hasil registrasi tersebut dijumlahkan hasil yang diperoleh merupakan jumlah sasatanuntuk
tingkat puskesmas atau kecamatanyang kemudian dikirim di tingkat kabupaten - Ibu nifas : petugas puskesmas puskesmas mengumpulkan hasil registrasi sasaran KIA tiap desa ,laporan persalinan oleh nakes dan dukun bayiserta kohor ibu yg ada di puskesmas hasil perolehan merupakan jumlah sasaran untuk puskesmas. puskesmas. 2. Pengadaanm kapssul vitsmin A Di posyandu/tempat lain yg sudah disepakati.Kapsul disepakati.Kapsul vitamin A sudahharus tersedia dalam jumlah yang cukup sebelum bulan pembagian kapsul a. Jumlah sasaran ,ditentukan berdasarkan registrasi ditingkat posyandu b. Stok kapsul dan penggunaannya dalam memesan kapsul harus memperhatikan stok yg masih ada.dalam penggunaannya penggunaannya hendaknya menggunakan sistim fifo c. Kemasan untuk pengiriman ke posyandu hendaknya tetap dalam kemasan botol ( jangan dibuka) dan sisanya tetap disimpan dalam botol di posyandu/tempat yg disepakati d. D jalur pengiriman pengiriman ke posyandu/tempat lain yg disepakati dilakukan menjelang bulan kapsul vitamin dilakukan oleh tenaga puskesmas dibantu bidan desa dan kader e. Penyimpanan kapsul agar tidak cepat rusak penyimpanan harus tetap dalam botol kemasan yang ditutup rapat dan disimpan di tempat teduh 7.Unsur Pelaksana
: Kader,Bidan desa
8.DOKUMEN
Laporan Vitamin A di Posyandu
PENDUKUNG
Laporan Vitamin A di puskesmas Laporan Vitamin A di tk Dinas kesehatan
DIET PADA PENYAKIT TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI) No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet rendah garam kepada pasien hipertensi
Tujuan
Memberikan kosultasi gizi pada pasien hipertensi
Kebijakan
Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi sebagai standar pelayanan gizi
Prosedur
PROTAP DIET PADA PENYAKIT TEKANAN DARAH TINGGI ( HIPERTENSI ) 1. Baca catatan medik pengunjung 2. Lakukan riwayat gizi dan Anamnesa Diet 3. Buat rencana diet sehari sesuai dengan hasil anamnesis diet dan pola kebiasaan makan Pasien 4. Jika dokter tidak menentukan diet, maka pasien untuk sementara diberikan diet rendah Garam III ( RG III ) 5. Isilah leaflet Rg 6. Berikan penjelasan diet ; a. Jika diet RG III ( 2 gr garam dapur = ½ sendok sendok teh ). Beri penjelasan bahwa 2 jenis masakan dapat diberikan garam , yaitu 1 Jenis Masakan siang hari dan 1 Jenis masakan malam hari sedangkan yang lainnya tidak boleh. b. Bila diet RG II ( 1 gr garam dapur = ¼ gram teh ) hanya 1 jenis masakan yg diberi garam untuk siang atau malam .
c. Bila diet RG I , semua hidangan tidak boleh diberikan garam dapur 7. Tunjukan dan berikan leafet diet RG, jelaskan kelompok bahan makanan yg rendah garam , bahan makanan yang boleh dimakan dan yg tidak boleh dimakan dan makanan yg dibatasi 8. Beri kesempatan k esempatan pasien untuk bertanya 9. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu kemudian untuk evaluasi asupan makan, BB dan tekanan darah 10. Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
DIRT PADA GIZI LEBIH (OBESITAS) No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet RENDAH ENERGI kepada pasien OBERITAS ( KEGEMUKAN )
Tujuan
Memberikan kosultasi gizi pada pasien OBESITAS
Kebijakan
Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi sebagai standar pelayanan gizi
Prosedur
PROTAP DIET PADA GIZI LEBIH ( OBESITAS ) 1. Baca catatan medik pengunjung , Timbang BB pengunjung 2. Lakukan riwayat gizi, Anamnesa Diet dan pola makan 3. Buat rencana diet sehari sesuai dengan hasil anamnesis diet dan pola kebiasaan makan pasien 4. Jika dokter tidak mementukan diet, maka pasien untuk sementara diberikan diet rendah Kalori dengan energi yg di berikan 85 % - 90 % dari hasil anamnesis diet. 5. Bila diet permintaan dokter adalah o
Diet Rendah Enrgi I artinya energi yang diberikan adalah 1200 kal
o
Diet Rendah Enrgi II artinya energi yang diberikan adalah 1500 kal
o
Diet Rendah Enrgi III artinya energi yang diberikan adalah 1700 kal
6. Tulis perencanaan diet yang diminta pada leafet 7. Jelaskan diet sesuai dengan permintaan , pembagian makan dalam sehari, daftar penukar dan food model 8. Diskusikan dengan pasien pengganti bahan makanan samapai
pasien dapat memahami termasuk penjelasan makanan yg dapat dimakan 9. Anjurkan banyak maknan yg dapat memberikan rasa kenyang serti sayuran dan buah buahan 10. Sarankan untuk mencatat makanan sehari hari baik jenis maupun jumlahnya 11. untuk mempercepat penurunan BB, disarankan untul melakukan olah raga sacara teratur 3 kali seminggu salama 30 menit1 12.. Beri kesempatan k esempatan pasien untuk bertanya 13 Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu kemudian untuk/ evaluasi asupan makan, BB 10. Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
DIET PADA PADA GIZI KEKURANGAN ENERGI PROTEIN ( KEP ) No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet TETP kepada pasien KEKURANGAN ENERGI PROTEIN ( KEP )
Tujuan
Memberikan kosultasi gizi pada pasien KEP
Kebijakan
Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi sebagai standar pelayanan gizi
Prosedur
PROTAP DIET TETP PAD 1. Kaji hasil pengukuran BB dan Umur berdasarkan KMS 2. Amati keadaan kesehatan balita a. Bila balita mempunyai mempunyai penyakit penyerta atau komplikasi, balita Dirujuk Ke dokter b. Bila balita BB nya pada KMS berada di diatas garis merah dan dibawah pita kuning berilah penyuluhan gizi yg ditekankan pada jumlah porsi, frekuensi atau variasi makana nan dan anjurkan rajin ke Posyandu. 3. Bila tidak sakit dan pada KMS anak berada di bawah garis merah, maka pelayanan gizi Mengikuti : a. Lakukan anamnesis dan riwayat gizi balita, amati jumlah porsi, frekuensi dan jenis makanan yg diberikan b. Siapkan diet lunak/ Lumat untuk anak balita berdasarkan berdasarka n macam jumlah gizi sesuai umur ( AKG ) 4. Bila balita sakit dan KMS berada di bawah garis merah , maka langkah-langkahnya langkah-langkahnya :
a. Lakukan anamnesis dan riwayat gizi balita b. Tentukan status gizinya jika masuk dalam giizi buruk berat lakukan rujukan ke rumah sakit, tetapi jika ringan layani di POZI c. Tentukan kebutuhan kalori dan protein anak KEP ringan dengan memberikan diet TETP ( Tinggi T inggi Eniergi Tinggi Protein ) yaitu Kalori : 100-150 Kal/Kg BB dan protein 2-3 gr/ kg BB. 5. Tulis diet anak pada leaflet maknanan anak, dengan memperhatikan frekuensi, jumlah Dan jenis 6. Jelaskan makanan anak saat ini perlu ditambah dengan cara meningkatkan jumlah Porsi, frekwensi dan menambah variasi bahan makanan. 7. Anjurkan diet anak selalu terdiri dari aneka ragam bahan makanan tetapi disiapkan dalam Bentuk lumat atau lunak. 8. Sarankan ibu menyiapkan makanan dalam porsi kecil yaitu 3 kali makanan untuk bayi Umur sampai 9 bulan dan ditambah 2 kali makanan selingan untu umur 9-24 bulan. ASI tetap diberikan diberikan 9. Beri kesempatan k esempatan pasien untuk bertanya 10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu kemudian untuk evaluasi Asupan makanan,BB makanan,BB 11. Catat pada kartu status jenis diet dan dan hasil konseling konseling
DIET PADA PENYAKIT KENCING MANIS (DM) No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet DM kepada pasien KENCING MANIS
Tujuan
Memberikan kosultasi gizi pada pasien DM
Kebijakan
Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi sebagai standar pelayanan gizi
Prosedur
PROTAP DIET PADA PENYAKIT DM 1. Baca catatan medik pengunjung , Timbang BB pengunjung 2.Tentukan kategori BB pada kurus/normal/ k urus/normal/gemuk gemuk dan hitung kebutuhan kalori sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitas 3. Lakukan riwayat gizi, Anamnesa Diet dan pola makan 4. Jika dokter tidak menentukan jenis Diet DM maka gunakan patokan sebagai berikut ; a. BB Kurus diberikan diet 2300-2500 kalori b. BB normal diberikan 1700- 2100 kalori c. Gemuk diberikan 1300-1500 kalori 5. Pengunjung yg diberikan pelayanan gizi adalah pengunjung dengan kriteria berikut ; a. Reduksi urine positif 1 ( + ) dan 2 ( ++ ) b. Tidak ada komplikasi 6. Jika dijumpai pengunjung diluar kriteria ini langsung rujuk ke RS 7. Rencanakan diet pengunjung sesuai permintaan dokter perhitungkan kebutuhan kalori dan pola makan pengunjung 8. Siapkan laflet diet DM ( yg sesuai ) dan standar diet DM( I,II,II,IV,V,VI,VII,VIII) kemudian tulis susun menu sehari dalam daftar diet DM sesuai standar diet DM 9. Siapkan daftar pengganti bahan makanan, food model dan laeflet
yg telah diisi 10. jelaskan diet DM sesuai permintaan dokter dan porsi makan sesuai dengan pembagian makan sehari, dengan menggunakan food model 11. jelaskan kelompok bahan makanan yang boleh, tidak boleh dan yg dibatasi 12. Anjurkan untuk mencatat makanan yg dimakan baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 13 . Jika memungkinkan timbang timbang makanan yg dimakan 14. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu kemudian untuk evaluasi asupan makan, BB 15 . Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
PROSEDUR TETAP PELAYANAN GIZI PASIEN RAWAT INAP No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
1. PENGERTIAN
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Pelayanan gizi rawat inap
merupakan serangkaian kegiatan yang
terdiri dari kegiatan asuhan gizi pasien ranap yg meliputi kegiatan pengelolaan makanan ranap dan konsultasi gizi
serta kegiatan
penyuluhan kelompok /missal pasien ranap sebagai tindak lanjut fungsi kegiatan pengadaan atau penyediaan makanan pasien guna mencapai tujuan pelayanan gizi 2. TUJUAN
Mewujudkan fungsi pelayanan gizi untuk mempercepat penyembuhan melalui pemenuhan asupan gizi,upaya edukasi (Perubahan sikap terhadap gizi)selama perawatan.dan Upaya preventif/pecegahan penyakit dengan gizi seimbang
3. KEBIJAKAN
Dokter,Perawat,Ahli Dokter,Perawat,Ahli Gizi
4. PROSEDUR
5.1 Pengkajian Status Gizi - Antropometri : * Untuk pasien aktif diukur BB dan TB * Untuk Pasien Pasif diukur LLA dan TB
- KLINIS - BIOKIMIA - - PENGKAJIAN DIET *Anamnesis *Anamnesis Gizi * Analisa diet 5.2 INTERVENSI - Penentuan preskripsi diet awal/sementara - Penentuan preskripsi diet definitif
- Perubahan preskripsi diet 5.3 Penyuluhan pada pasien dan keluarganya ttg diet pasien selama dirawat 5.4 Pemantauan Konsumsi Makanan 5.5 Pemantauan Status Gizi : * Berat badan dewasa * Berat badan anak dan bayi * Tinggi badan * Lingkar lengan atas * Pemeriksaan Klinis * Kunjungan * Pemeriksaan Biokimia Apabila diperlukan 5.6 Penyuluhan gizi pada pasien dan keluarga saat akan pulang
5. RUANG LINGKUP
BPU,BPA,VK ,RAWAT INAP
PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan makanan yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam dll.
Tujuan
Mempersiapkan bahan-bahan makanan serta bumbu-bumbu sebelum dilakukan pemasakan
Sasaran
Langsung : Tidak Langsung :
Prosedur
Prasyarat dari penerimaan bahan makanan : 1. Tersediannya bahan makanan yang akan disiapkan 2. TersedianyaPeralatan TersedianyaPe ralatan persiapan 3. Tersediannya protap persiapan 4. Tersediannya aturan proses-proses proses-p roses persiapan 6.1 Persiapan bahan makanan ada 3 macam yaitu : 1.
Persiapan makanan pokok ( beras )
2.
Persiapan Lauk hewani
3.
Persiapan Sayuran
Makanan pokok disiapkan berdasarkan standar beras dikali dengan standar porsi makanan pokok STANDAR PORSI MAKANAN POKOK : Makanan pokok
siang
sore
sarapan
Nasi (gram)
110
100
75
Tim (gram)
65
65
65
Bubur (gram)
50
50
50
6.2 Persiapan lauk hewani berdasarkan standar porsi yang ditetapkan
6.3 Persiapan Sayur klas III . - Sayur disiapkan sesuai dgn jenis dan Jumlah yang dibutuhkan. - Daftar jenis dan jumlah yang harus disiapkan dicantumkan pada Papan persiapan. -Pemotongan bentuk sayuran berdasarkan standar resep
6. RUANG LINGKUP
VK ,RAWAT INAP INAP
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
No.Dokumen : SPO
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen Pengertian
Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Serangkaian kegiatan Mengubah ( Memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,berkualitas dan aman untuk dikonsumsi
Tujuan
Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan,meningkatkan nilai cerna,meningkatkan dan mempertahankan warna,rasa,keempukan,danpenampilan makanan,Bebas dari organism dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
Prosedur
Prasyarat 1. Tersediannya Siklus Menu 2. Tersediannya peraturan penggunaan bahan Tambahan Pangan( BTP ) 3. Tersediannya bahan makanan yg akan diolah 4. Tersediannya peralatan pengolahan bahan makanan 5. Tersedia aturan penilaian 6. Tersedianya Protap Pengolahan Pengolahan makanan di DTP Jonggol -
Tenaga Pengolahan hanya 1 org dimulai dari pengolahan makanan pokok,lauk & sayur,pengolahan snack berkuah
PENDISTRIBUSIHAN MAKANAN
No.Dokumen : SPO
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan Konsumen yang dilayani,khususnya pasien tergantung jenis diitnya.
Tujuan
Penampilan menarik mengguggah selera makan pasien
Prosedur
Syarat distribusi /penyaluran makanan: -
Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit yang menyangkut standar penyediaan energy dan zat gizi lainnya sesuai dietetika
-
Tersedianya standar porsi yang ditetapkan Puskesmas
-
Adanya peraturan peratura n pengambilan makanan
-
Adanya bon permintaan makanan
-
Tersediannya Tersediannya makanan sesuai ketentuan diet pasien
-
Tersediannya Tersediannya peralatan makanan
-
Tersediannya sarana pendistribusian pendistribu sian makanan
-
Adanya jadwal pendistribusian pendistrib usian makanan di dapur utama
Puskesmas Jonggol Memakai Sistim Distribusi/Penyaluran makanan yang dipusatkan ( SENTRALISASI)Dimana makanan pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan sekaligusdi tempat pengolahan makanan. Keuntungan : Keuntungan : Menggunakan sistim distribusi SENTRALISASI diantaranya adalah menghemat tenaga dan biaya,pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti,ruangan pasien terhindar dari keributan dan bau masakan yang menyebar saat pembagian makanan dan pekerjaan dilakukan lebih cepat.
Kelemahannya : Kelemahannya : Butuh tempat (troli) yang lebih luas/besar, luas/besar, tambahan biaya untuk peralatan,perlengkapan serta pemeliharaan,makanan sdh dingin saat sampai ke tangan konsumen,makanan mungkin sudah tercampur sehingga tampilan kurang menarik.
DIET ASAM URAT
No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet Asam Urat kepada pasien dengan kadar asam urat tinggi
Tujuan
Memberikan konsultasi gizi pada pasien dengan kadar asam urat tinggi
Prosedur
PROTAP DIET ASAM URAT 1. Baca catatan medik pasien, pasien, timbang BB, ukur TB pasien 2. Tentukan kategori BB pada sangat kurus/ kurus/ normal/ gemuk/ obesitas dan hitung kebutuhan kalori sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitasnya. 3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 4. Syarat – Syarat – syarat syarat Diet Asam Urat : a. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh b. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total c. Lemak sedang, yaitu yaitu 10-25% dari kebutuhan kebutuhan energi total d. Karbohidrat, sisa dari dari kebutuhan energi energi total e. Hindari bahan makanan sumber protein yang mengandung purin
> 100 mg/ 100 g bahan makanan
f. Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi diutamakan, dan yang menghasilkan sisa asam tinggi dibatasi g. Cairan tinggi, tinggi, yaitu 2,5 – 2,5 – 3 3 liter / hari, separonya berasal dari air putih h. Mineral dan vitamin cukup 5. Siapkan leaflet Diet Asam Urat yang sudah diisi, Daftar Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 6. Jelaskan Diet Asam Urat, porsi makan dan makanan pengganti
dengan food model 7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta makanan yang dibatasi 8. Anjurkan untuk unt uk mencatat makanan yang dimakan dimak an baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien pasien 10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu kemudian untuk evaluasi asupan makanan, BB dan kadar asam urat 11. Pasien yang diberikan pelayanan pelayanan gizi adalah pasien dengan kadar asam urat melebihi batas normal dan tanpa komplikasi, apabila ada komplikasi langsung dirujuk ke rumah sakit.
DIET RENDAH PURIN
No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Petugas gizi memberikan konsultasi konsult asi dan memberikan Diet Asam Urat kepada pasien dengan kadar asam urat tinggi ( > 7,5 mg/dl )
Tujuan
Memberikan konsultasi konsultas i gizi pada pasien dengan kadar asam urat tinggi
Prosedur
( > 7,5 mg/dl )
PROTAP DIET RENDAH PURIN 1. Baca catatan medik pasien, pasien, timbang BB, ukur TB pasien 2. Tentukan
kategori
BB
pada
sangat
kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitasnya. 3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 4. Syarat – Syarat – syarat syarat Diet Rendah Purin : a. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh b. Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi total c. Lemak sedang, yaitu yaitu 10-20% dari kebutuhan kebutuhan energi total d. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65 – – 75% dari kebutuhan energi e. Hindari bahan makanan sumber protein yang mengandung purin
> 150 mg/ 100 g bahan makanan
f. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari. Rata – Rata – rata rata cairan yang dianjurkan adalah 2 - 2,5 liter / hari g. Mineral dan vitamin cukup 5. Siapkan leaflet leaf let Diet Rendah Purin yang sudah s udah diisi, Daftar Daf tar Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 6. Jelaskan Diet Asam Urat, porsi makan dan makanan pengganti dengan food model
7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta makanan yang dibatasi 8. Anjurkan untuk unt uk mencatat makanan yang dimakan dimak an baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien 10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu kemudian untuk evaluasi asupan makanan, BB dan kadar asam urat. 11. Pasien yang diberikan pelayanan pelayanan gizi adalah pasien dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl dan tanpa komplikasi, apabila ada komplikasi langsung dirujuk ke rumah sakit.
DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN (DIET HIPEREMESIS) No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Petugas gizi memberikan konsultasi konsult asi dan memberikan Diet Hiperemesis kepada pasien / ibu hamil yang mengalami rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatife lama ( sampai trimester II )
Tujuan
Memberikan konsultasi konsulta si gizi pada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala hiperemesis
Prosedur
PROTAP DIET HIPEREMESIS HIPEREMESIS 1. Baca catatan medik pasien, pasien, timbang BB pasien, ukur ukur LiLA 2. Tentukan kategori BB pada sangat kurus/ kurus/ normal/ gemuk/ obesitas dan hitung kebutuhan kalori 3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 4. Syarat – Syarat – syarat syarat Diet Hiperemesis : a. Karbohidrat tinggi, yaitu 75 – 75 – 80% 80% dari kebutuhan energy total b. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan kebutuhan energi total c. Lemak rendah, yaitu ≤ 10% dari kebutuhan k ebutuhan energi total d. Makanan diberikan dalam bentuk kering e. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7 – 10 – 10 gelas per hari f. Makanan mudah cerna dan tidak merangsang saluran cerna g. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan ditingkatkan sesuai keadaan dan kebutuhan pasien 5. Siapkan leaflet leafl et Diet Hiperemesis Hiperemes is yang sudah diisi,
Daftar
Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 6. Jelaskan Diet Hiperemesis, porsi makan dan makanan pengganti dengan food model 7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan
8. Anjurkan untuk unt uk mencatat makanan yang dimakan dimak an baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien pasien 10. Buat kesepakatan dengan dengan pasien untuk berkunjung kembali kembali untuk evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA 11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil yang mengalami mengalami tanda dan gejala hiperemesis hiperemesis 12. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit
DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN ( DIET PREEKLAMPSIA ) No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Petugas
gizi
memberikan
konsultasi konsult asi
dan
memberikan
Diet
Peeklampsia kepada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala hipertensi, proteinuria, oedema, mudah timbul kemerah – merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah dan kesadaran menurun pada saat usia kehamilan masuk minggu ke dua puluh Tujuan
Memberikan konsultasi konsulta si gizi pada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala preeklampsia
Prosedur
PROTAP DIET PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA 1. Baca catatan medik pasien, timbang BB pasien, ukur LiLA 2. Tentukan kategori BB pada sangat kurus/ kurus/ normal/ gemuk/ obesitas dan hitung kebutuhan kalori 3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 4. Syarat – Syarat – syarat syarat Diet Preeklampsia : a. Energi dan semua semua zat gizi cukup. cukup. b. Protein tinggi, tinggi, yaitu 1,5 – 1,5 – 2 2 g/kg BB c. Lemak sedang d. Vitamin cukup; vitamin C dan dan B6 diberikan sedikit sedikit lebih tinggi e. Mineral cukup terutama terutama kalsium dan kalium kalium f. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam /air. g. Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau dibawah
1 kg/ minggu
h. Bentuk makanan m akanan disesuaikan dis esuaikan dengan kemampuan kemampu an makan pasien
i. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urine, muntah, keringat, dan pernapasan. pernapasan. 5. Siapkan leaflet leaf let Diet Preeklampsia Pr eeklampsia yang sudah diisi, diisi , Daftar Daft ar Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 6. Jelaskan
Diet Preeklampsia, Preeklampsia ,
porsi makan
dan makanan
pengganti dengan food model 7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan 8. Anjurkan untuk unt uk mencatat makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien pasien 10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung kembali untuk evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA 11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala preeclampsia 12. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit
DISTRIBUSI MP-ASI No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011 Serangkaian kegiatan yang terdiri dari : 1.Pemberian makanan bergizi bergizi di samping Air Susu Ibu ( ASI ) kepada bayi umur 6 -11 bulan dalam bentuk MP ASI bubuk atau tepung 2.Pemberian makanan bergizi disamping ASI (ASI) kepada bayi usia 12-24 bulan dalam bentuk MP-ASI padat 3. Pemberian makanan bergizi Kepada ibu hamil dgn KEK Lila < 23,5 Usia Kehamilan Trimester IV.
Tujuan
Untuk Menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik pada bayi ( 6-11 bulan) dan anak (12-24 bulan )
Prosedur
1. Menyiapkan data jumlah sarana ,membuat rencana kebutuhan serta rencana distribusi MP-ASI kepada sasaran. 2. Mendistribusikan MP-ASI Kepada sasaran melalui bantuan kader posyandu atau bidan desa. 3. Melakukan Pemantauan BB dan TB/PB sasaran di posyandu setiap bulannya selama 3 bulan berturut-turut. 4. Melakukan penentuan status gizi sasaran setelah dilaksanakan dilaksanak an pemberian MP – MP – ASI ASI Selama 90 hari. 5. Memperoleh hasil status gizi sasaran berdasarkan standar 6. Membuat pencatatan berupa hasil komunikasi selama 90 hari perkembangan BB,Penilaian status gizi awal dan akhir sasaran serta format laporan tingkat puskesmas.. 7. Pelaporan Kegiatan MP-ASI Tingkat Puskesmas Ke Dinas Kesehatan.
Unsur Pelaksana
Bidan Desa dan kader Posyandu
Dokumen Pendukung
Pedoman Pelaksanaan pendistribusian pendistrib usian dan pengelolaan MP ASI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA No.Dokumen : SPO
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
Pengertian
No. Revisi :1 Tanggal Terbit : Halaman : 1-3 Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Tanda Tangan : Marthen Sembai, S.Kep NIP.196210311987031011
Serangkaian kegiatan pemantauan dan Pembinaan proses kegiatan penimbangan balita di posyandu yang terdiri dari :
1.
Penilaian
pertumbuhan
penimbangan
berat
menentukan
status
anak
badan
secara
setiap
teratur
melalui
bulan,pengisian
KMS
berdasarkan
hasil
pertumbuhan
penimbangan berat badan dibandingkan dengan umur.
Tujuan
2.Menindak lanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan
Mencegah memburuknya keadaan gizi sebagai upaya meningkatkan keadaan gizi dan mempertahankan keadaan gizi yang baik
3. Kebijakan
Buku Pemantauan Pertumbuhan balita Depkes RI Kartu Menuju Sehat ,Depkes RI Tahun 2009 Buku WHO Antropometri tahun 2005 Depkes RI tahun 2008
4. Referensi
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Petunjuk teknis kegiatan Gizi tahun2015
5. Alat dan Bahan
KMS,Dacin,Microtoic KMS,Dacin, Microtoice,Pengukur e,Pengukur Panjang Badan
6.Prosedur/Langkah-
1.Membuat jadwal posyandu
langkah
2. Mengikuti proses pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di Posyandu 3.Mengecek kelengkapan sarana ,peralatan,dan form pencatatan pelaporan di posyandu. 4.Mengecek Pemasangan dacin dan microtoice 5. Mengecek cara kader menimbang dan mengukur balita 6. Mengecek cara pengisian KMS dan cara penentuan status pertumbuhan balita
7.Mengecek cara pencatatan dan pelapran hasil pemantauan pertumbuhan pertumbuha n pada buku SIP dan F1 Gizi 8.Bersama kader merekap balita BGM,2T dan gizi buruk 9.Memvalidasi balita BGM,2T dan gizi Buruk 10.Mendata balita 2 T dan Gizi Buruk 11.Merujuk balita 2 T dan Gizi G izi Buruk 12.Mengevaluasi 12.Mengevaluas i hasil pemantauan pertumbuhan (N,T,O,B,K/S,D/S,N/S,N/D) 13.Memberi masukan dan saran kepada kader tentang hal-hal yang berkaitan dengan Proses Pelaksanaan Pemantauan di Posyandu 7.Unsur Pelaksana
: Kader,Bidan Kader,Bidan desa,Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas
Dokumen Pendukung
Buku SIP,KMS,F1 SIP,KMS, F1 Gizi,Form Gizi,For m Rujukan Balita 2T atau Gizi Buruk,Standar Buruk,St andar WHO 2005